Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
9, No. 12, Desember 2024
STRATEGI PENGEMBANGAN
KARIR DI SEKTOR JASA KEUANGAN: STUDI LITERATUR DI ERA DIGITAL
Pristiwanto Bani
Universitas
Siber Asia, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menjelaskan strategi pengembangan
karir pada sektor jasa keuangan di era digital yang
dapat digunakan untuk menghadapi tantangan dalam mengembangkan berbagai program peningkatan kapasitas dan kompetensi. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan tinjauan pustaka yang sistematis. Data penelitian ini diperoleh melalui beberapa artikel, jurnal nasional dan internasional bereputasi dengan kata kunci pengembangan karir dan sumber daya manusia
di era digital khususnya sektor
jasa keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan karir pada sektor jasa keuangan di era digital, antara lain: kemampuan dalam penguasaan teknologi informasi, kepatuhan
terhadap standar etika dan regulasi yang berpusat pada pelanggan, kemampuan dalam hal mengeksplorasi keterkaitan antara teknologi yang sedang berkembang, seperti Fintech, AI, blockchain dan digitalisasi,
serta meningkatnya kebutuhan akan keterampilan baru, pertimbangan etis, dan kepemimpinan inovatif. Selain hal tersebut
semakin pentingnya soft
skill seperti kemampuan beradaptasi, pembelajaran berkelanjutan, dan kolaborasi lintas fungsi bersamaan
dengan kemahiran teknis. Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi tantangan dalam mengembangkan kemampuan ini, termasuk pesatnya
perubahan teknologi, kompleksitas peraturan, dan perlunya transformasi budaya dalam lembaga
keuangan. Penelitian ini berkontribusi pada pengetahuan yang ada dengan memberikan gambaran komprehensif tentang kemampuan digital yang diperlukan di sektor jasa keuangan. Studi ini memberikan
wawasan berharga bagi lembaga keuangan,
lembaga pendidikan, dan pembuat kebijakan dalam mengembangkan strategi untuk mengatasi kesenjangan keterampilan digital
di industry sektor jasa keuangan.
Kata kunci: Manajemen Sumber
Daya Manusia, Era Digital, Sektor Jasa Keuangan, Pengembangan Karir, Kompetensi Digital
Abstract
The aim of this
research is to explain career development strategies in the financial services
sector in the digital era that can be used to face challenges in developing
various capacity and competency improvement programs. The research method in
this study uses a systematic literature review. This research data was obtained
through several articles, reputable national and international journals with
the keywords career development and human resources in the digital era,
especially the financial services sector. Data analysis in this research uses
qualitative data analysis. The research results show that there are several
challenges faced in developing a career in the financial services sector in the
digital era, including: ability to master information technology, compliance
with ethical standards and customer-centered regulations, ability to explore
the relationship between developing technologies ,
such as Fintech, AI, blockchain and digitalization, as well as the increasing
need for new skills, ethical considerations and innovative leadership. Apart
from this, the increasing importance of soft skills such as adaptability,
continuous learning, and cross-functional collaboration along with technical
proficiency. Additionally, the research identifies challenges in developing
these capabilities, including rapid technological change, regulatory
complexity, and the need for cultural transformation within financial
institutions. This research contributes to existing knowledge by providing a
comprehensive picture of the digital capabilities required in the financial
services sector. This study provides valuable insights for financial
institutions, educational institutions, and policy makers in developing
strategies to address the digital skills gap in the financial services sector.
Keywords: Human Resource Management, Digital Era,
Financial Services Sector, Career Development, Digital Competence
Pendahuluan
Munculnya era digital telah mengubah lanskap kemajuan karier di berbagai industri. Ketika dunia semakin bergantung pada saluran digital untuk komunikasi, jaringan, dan operasi bisnis, para profesional terpaksa beradaptasi dan mengembangkan
strategi mereka untuk berkembang di lingkungan baru ini perlu
mengekplorasi teknologi informasi. Pentingnya eksplorasi tersebut terlihat dari dampak
besar transformasi digital terhadap pasar kerja, yang mengubah tidak hanya cara individu
mencari pekerjaan namun juga cara mereka memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan citra profesional mereka. (Kanasan, 2024) menyoroti peran penting personal branding
di media sosial bagi lulusan, menekankan korelasi kuat antara
kehadiran media sosial dan keberhasilan pencarian kerja. Hal ini menggarisbawahi perlunya individu memanfaatkan media sosial secara strategis
untuk menavigasi pasar kerja digital yang kompleks.
Selain itu, era digital juga membawa tantangan dan peluang yang signifikan bagi kelompok profesional tertentu. Misalnya, profesional teknologi informasi menghadapi suatu lingkungan ditandai dengan pertumbuhan eksponensial kecerdasan buatan dan digitalisasi, yang menuntut perumusan strategi adaptif untuk keberlanjutan karir (Bushuyev et al., 2024). Demikian
pula, transformasi digital dalam
sektor pendidikan tinggi di Rusia mengharuskan pengembangan kompetensi
khusus untuk kemajuan karir di kalangan karyawan ilmiah dan pedagogis
Sektor jasa keuangan mempunyai
peranan penting dalam perekonomian Indonesia, memfasilitasi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Ini mencakup berbagai
institusi dan kegiatan, termasuk perbankan, asuransi, investasi, dan pasar
modal. Sektor ini berfungsi
sebagai perantara penting antara penabung dan peminjam, menyalurkan dana dari individu dan dunia usaha ke investasi produktif.
Sektor jasa keuangan
Indonesia telah mengalami transformasi signifikan dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh pesatnya adopsi teknologi digital. Revolusi digital ini telah membawa peluang
dan tantangan baru bagi sektor ini,
yang berdampak pada operasional,
model bisnis, dan keterampilan
yang dibutuhkan tenaga kerja.
Sektor jasa keuangan di Indonesia, seperti banyak industri lain di dunia, sedang mengalami transformasi digital
yang besar.Transformasi ini didorong oleh pesatnya adopsi teknologi digital, termasuk
fintech, perbankan online, dan analisis
data, yang secara mendasar mengubah cara penyampaian
dan konsumsi layanan keuangan. Transformasi digital
pada layanan keuangan di
Indonesia menghadirkan tantangan
dan peluang.Meskipun teknologi baru menawarkan efisiensi, aksesibilitas, dan pengalaman pelanggan yang lebih baik, teknologi baru juga menimbulkan kekhawatiran mengenai privasi data, keamanan, dan inklusi keuangan.Bagian selanjutnya akan mengeksplorasi kebutuhan pengembangan sumber daya manusia yang diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini dan memanfaatkan peluang yang ada di era digital.
Pesatnya adopsi teknologi digital di sektor jasa keuangan telah
menciptakan lanskap baru yang memerlukan perubahan mendasar dalam strategi pengembangan sumber daya manusia.
Untuk menavigasi lingkungan yang terus berkembang ini, para profesional jasa keuangan memerlukan serangkaian keterampilan dan kompetensi unik yang mencakup keahlian keuangan tradisional dan kemahiran digital.
Dalam rangka pengembangan
sektor jasa keuangan yang dihadapkan pada berbagai tantangan baik dari ketidakpastian
ekonomi global dan domestik
maupun perkembangan teknologi yang begitu pesat, OJK telah Menyusun Master
Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI)
2021-2025 sebagai kerangka dasar arah kebijakan
strategis sektor jasa keuangan sehingga
sektor jasa keuangan mampu tumbuh secara berkelanjutan,
resilient, berdaya saing serta berperan optimal bagi pembangunan nasional (OJK, 2021).
Menurut Santoso dalam (OJK, 2021) pengembangan
sektor jasa keuangan yang berdaya saing perlu didukung
oleh kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) sektor jasa keuangan yang profesional, berintegritas, dan berdaya saing global. Lembaga jasa keuangan dituntut
untuk terus meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan menciptakan layanan keuangan yang cepat, mudah, murah, andal,
dan berorientasi pada konsumen
sehingga mampu bersaing secara nasional dan global. Untuk itu, sektor jasa
keuangan yang didukung dengan kapasitas SDM yang berdaya saing akan
sangat dibutuhkan dalam menghadapi kompetisi yang begitu tinggi dengan
semakin kompleks dan
borderless-nya produk keuangan serta masifnya pemanfaatan teknologi (OJK, 2021).
Pengembangan karir di sektor jasa keuangan
sangat penting untuk pertumbuhan karyawan dan kesuksesan organisasi. Pendidikan
dan pelatihan memainkan peran penting dalam
meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan dalam
industry sektor jasa keuangan, dengan fokus pada bidang-bidang seperti penjualan, anti-pencucian uang, dan keterampilan manajerial. Kompleksitas sektor keuangan dan sifat berisiko tinggi memerlukan pendidikan dan pelatihan khusus untuk memastikan
kepatuhan terhadap peraturan dan mempertahankan kualifikasi karyawan. Selain itu, inisiatif
pembelajaran dan pengembangan
yang berkelanjutan mengarah
pada peningkatan produktivitas
karyawan, kepuasan pelanggan, dan kepemimpinan
pasar, menyoroti pentingnya
pertumbuhan karir yang berkelanjutan di sektor ini. Lestari (2023) perencanaan sumber daya manusia
dan peluang pengembangan profesional adalah faktor kunci dalam
menarik dan mempertahankan bakat di lembaga keuangan, menekankan pentingnya kemajuan karir dan kemajuan bagi karyawan di industri jasa keuangan.
Tujuan dari studi
ini adalah untuk mengeksplorasi berbagai strategi yang dapat diterapkan individu untuk kemajuan karir dalam konteks
pertumbuhan teknologi dan digitalisasi yang pesat, yang telah secara dramatis mengubah lintasan dan paradigma karir tradisional.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur
yaitu sebuah teknik penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan menyimpulkan informasi
yang relevan dari literatur yang ada mengenai topik tertentu Penelitian ini menggunakan jenis studi literatur
yaitu literature review dengan
model review yang dipilih adalah
narrative review. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan model narrative
review yaitu membandingkan
data dari beberapa artikel, buku, jurnal nasional dan internasional bereputasi yang telah dianalisis dan dirangkum berdasarkan pengalaman penulis, teori dan model yang ada. Literatur yang dipilih dianalisis secara mendalam untuk mengidentifikasi tema utama, metode, hasil, dan kesimpulan. Sintesis dilakukan dengan mengelompokkan studi berdasarkan tema atau aspek
yang serupa (Denzin
& Lincoln, 2011; Bowen, 2009).
Hasil dan Pembahasan
Keterampilan dan Kompetensi Era Digital untuk Pengembangan Karir
Tantangan dan Peluang dalam Mengembangkan
Keterampilan Kerja di
Sektor Jasa Keuangan,” yang mengungkapkan
kemanjuran pelatihan di tempat kerja (On Job Training)
dan pentingnya keterampilan
lunak dan kemampuan digital
dalam mendorong produktivitas dan keterlibatan.
Model OJT yang inovatif telah
menunjukkan peningkatan produktivitas yang signifikan di berbagai situasi, menyoroti peran otomatisasi dan pengembangan soft
skill dalam meningkatkan kompetensi kerja. Selain itu, keterlibatan
karyawan dikaitkan dengan kesukarelaan dan pemberdayaan psikologis, dengan kepemimpinan transformasional dan iklim etika bertindak sebagai moderator utama. Sektor jasa keuangan menghadapi
kebutuhan untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan transformasi digital, dimana perubahan yang disebabkan oleh AI
mendorong fokus strategis pada peningkatan dan pelatihan ulang keterampilan pekerja untuk mempertahankan daya saing dan memastikan transisi yang lancar ke lingkungan
kerja yang didukung AI.
Sintesis literatur terkini menunjukkan bahwa digitalisasi ekonomi modern memerlukan beragam keterampilan dan kompetensi untuk pengembangan karir yang efektif. Penelitian Loan (2024) mengemukakan
bahwa kesiapan kerja di era digital dipengaruhi
oleh berbagai bentuk modal,
antara lain literasi manusia, sosial, budaya, psikologis, dan digital. Faktor-faktor ini sangat penting bagi lulusan
untuk memenuhi persyaratan pekerjaan yang terus berkembang di tempat kerja digital. Shah et al.
(2023) menunjukkan dampak signifikan dari soft skill, seperti efikasi diri kreatif, kepercayaan
diri dalam memecahkan masalah, dan kerja tim, dalam
mendorong pengembangan karir siswa dan membentuk niat karir mereka. Temuan
mereka memperkuat bahwa keterampilan ini sangat penting dalam mempersiapkan lulusan menghadapi pasar kerja yang tidak dapat diprediksi.
Omar et al.
Temuan utama dari studi
yang diteliti menyoroti peran penting dari
kepercayaan, empati, dan orientasi pelanggan dalam meningkatkan kinerja karyawan garis depan di bidang jasa keuangan, serta nilai tambah
yang diberikan oleh penerjemah
melalui memastikan akurasi dan membantu kepatuhan
Dalam penelitian Irawan et al.
Dukungan organisasi dan pengembangan karir sangat penting untuk meningkatkan komitmen organisasi di industri jasa keuangan
Indonesia (Stack Overflow, n.d.). Studi yang dilakukan oleh Sinaga et
al. (2024) memberikan bukti
empiris mengenai pengaruh positif dukungan organisasi dan pengembangan karir terhadap komitmen organisasi dalam sektor keuangan di Indonesia. Hal
ini menunjukkan bahwa faktor-faktor ini tidak hanya
berkontribusi secara individu terhadap tingkat komitmen yang lebih tinggi, namun
terdapat juga pengaruh berurutan dimana dukungan organisasi berdampak positif terhadap pengembangan karir, yang pada gilirannya mengarah pada peningkatan komitmen organisasi. Wawasan ini menggarisbawahi
pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan menawarkan peluang kemajuan karir sebagai strategi untuk meningkatkan retensi dan keterlibatan karyawan.
Studi yang dilakukan
Temuan lain menyoroti sub-kemampuan penting yang diperlukan untuk transformasi digital berkelanjutan di sektor jasa keuangan
Transformasi digital memerlukan perpaduan antara kemampuan dinamis, kesiapan teknologi, dan pemahaman mendalam tentang nilai digital untuk meningkatkan kinerja di sektor jasa keuangan.
Penelitian Schallmo et al.
(2017) menetapkan bahwa meskipun transformasi digital
(DT) pada model bisnis telah
diakui secara luas, terdapat kurangnya pendekatan terstruktur terhadap DT yang menyiratkan perlunya pengembangan keterampilan terstruktur dan bertahap di bidang keuangan. Sebuah makalah Anonim (2015) memperluas hal ini dengan menggambarkan
delapan dimensi penting untuk digitalisasi,
termasuk sentrisitas pelanggan dan landasan teknologi, yang mengisyaratkan beragam keahlian yang diperlukan untuk transformasi digital. Karimi dan Walter (2015) menyoroti pentingnya kemampuan dinamis tingkat pertama, seperti mengadaptasi sumber daya dan proses yang ada, untuk membangun
kemampuan platform digital, yang secara
langsung relevan dengan respons sektor keuangan terhadap disrupsi digital. Indriastuti et al. (2022) menunjukkan
bahwa kemampuan dinamis memediasi pengaruh digitalisasi terhadap kinerja keuangan, menunjukkan bahwa profesional keuangan perlu mengembangkan kemampuan tersebut untuk memanfaatkan digitalisasi secara efektif. Kohli dan
Melville (2019) mengidentifikasi pengetahuan
dan sdigital, yang berarti perlunya peningkatan keterampilan berkelanjutan dalam angkatan kerja keuangan. Terakhir, penelitian Panjaitan et
al. (2021) menunjukkan bahwa
resonansi nilai digital,
yang difasilitasi oleh kesiapan
teknologi dan kemampuan bersaing digital, sangat penting untuk inovasi produk,
yang menyiratkan bahwa profesional jasa keuangan harus memiliki kompetensi ini untuk bersaing
dalam ekonomi digital.
Dalam OJK (2021)
untuk merespons perilaku konsumen, sektor jasa keuangan
perlu sumber daya manusia yang kompeten dalam rangka meningkatkan kualitas dan ragam layanan produk jasa keuangan
yang berbasi teknologi
digital, perkembangan teknologi
digital menuntut sektor jasa keuangan menyediakan
layanan baru dalam bentuk aplikasi
digital. Adopsi teknologi
digital mengakibatkan terjadinya
perubahan kebutuhan profesi pada sektor jasa keuangan. Beberapa profesi yang bersifat manual akan semakin berkurang kebutuhannya, sebaliknya akan muncul beberapa
profesi baru yang sebelumnya tidak ada. Program pengembangan SDM di sektor jasa keuangan
harus mengantisipasi kemungkinan munculnya profesi-profesi baru. Perubahan kebutuhan profesi pada Industri Jasa Keuangan
berdasarkan (2020), beberapa
kegiatan pekerjaan akan berkurang seperti; staf entri
data, staf penggajian, staf pembukuan, akuntan, sekertaris eksekutif, staf administrasi, auditor, staf pelayanan dan informasi pelanggan, kasir bank & staf terkait, staf statistic, staf keuangan, staf asuransi,
underwriter asuransi, manager operasional
dan umum dan analis keuangan. Kegiatan pekerjaan yang diperkirakan akan meningkat yaitu; analis data
dan scientist, spesialis
big data, spesialisasi
strategi dan pemasaran digital, spesialis AI dan
machine learning, spesialisasi
transpormasi digital,
analis keamanan informasi, ahli data base dan jaringan, ahli pengembangan bisnis, fintech engineer, dan spesialis
keamanan siber.
Cetak Biru Pengembangan Sumber Daya Manusia Sektor Jasa Keuangan 2021
- 2025
Menurut OJK, SDM
yang memiliki keterampilan
digital (digital skills) sangat dibutuhkan oleh sektor jasa keuangan,
tidak hanya mendukung keberlangsungan kegiatan usaha industri jasa keuangan,
namun diharapkan juga mampu mempercepat transformasi digital, imana Laporan dari World Economic Forum
(2020) menunjukkan bahwa keterampilan digital di Indonesia (61%) masih
tertinggal dibandingkan dengan Singapura (77%) dan Malaysia (66%). Oleh karena itu perlu
dilakukan berbagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan kompetensi SDM di
bidang teknologi digital melalui pengembangan SDM sektor jasa keuangan
yang terencana, terukur,
dan berkelanjutan. Cetak
Biru Pengembangan SDM Sektor Jasa Keuangan 2021-2025 memiliki visi mewujudkan sumber daya manusia sektor
jasa keuangan yang
professional, berintegritas, dan berdaya saing gglobal dalamrangka meningkatkan kenerja dalam sektor jasa
keuangan. Misi dalam kompetensi SDM di era digital adalah mengembangkan
SDM sektor jasa keuangan yang memiliki kompetensi digital dengan strategi pencapaian mengidentifikasi kebutuhan digital talent , mengembangkan
kurikulum
Pendidikan dan pelatihan terkait digital
talent dan melaksanakan
pengembangan kemampuan
digital.
Kemampuan Digital
Sejalan dengan OJK, terdapat beberapa tinjauan literatur yang mengeksplorasi
pentingnya kemampuan
digital di sektor jasa keuangan di area utama seperti pengalaman pelanggan, efisiensi operasional, kepatuhan regulasi, dan inovasi. Kemampuan digital memungkinkan lembaga keuangan untuk menawarkan pengalaman pelanggan yang
personal dan mulus. Teknologi
seperti kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) memfasilitasi rekomendasi yang dipersonalisasi
dan analitik prediktif, meningkatkan keterlibatan dan kepuasan pelanggan (Gomber et
al., 2018). Pelanggan saat ini mengharapkan akses ke layanan
keuangan melalui berbagai saluran, termasuk aplikasi seluler, platform online, dan layanan
di cabang. Kemampuan
digital memastikan pengalaman
yang konsisten dan terintegrasi
di semua titik kontak (Gerrard & Cunningham, 2003). Layanan perbankan digital meningkatkan inklusi keuangan dengan menyediakan akses ke layanan perbankan
bagi populasi yang kurang terlayani. Perbankan seluler dan dompet digital, misalnya, telah memungkinkan orang-orang di
daerah terpencil untuk berpartisipasi dalam sistem keuangan
(Ozili, 2018). Otomatisasi
proses robotik (RPA) dan alat-alat
yang didorong oleh AI menyederhanakan
tugas-tugas rutin, mengurangi
biaya operasional dan meminimalkan kesalahan manusia. Peningkatan efisiensi ini memungkinkan
lembaga keuangan untuk mengalokasikan sumber daya dengan
lebih strategis (Davenport
& Ronanki, 2018). Analitik
data canggih memberikan wawasan tentang perilaku pelanggan, manajemen risiko, dan tren pasar. Wawasan ini membantu dalam
membuat keputusan yang terinformasi, mengoptimalkan operasi, dan meningkatkan penyampaian layanan (Kumar et
al., 2020). Komputasi awan
dan infrastruktur digital yang dapat
diskalakan memungkinkan lembaga keuangan untuk cepat beradaptasi
dengan kondisi pasar yang berubah dan kebutuhan pelanggan. Kelincahan ini sangat penting untuk mempertahankan daya saing dalam
lingkungan yang dinamis
(Chishti & Barberis, 2016). Teknologi
regulasi (RegTech) memanfaatkan alat digital untuk memastikan kepatuhan terhadap standar regulasi. Pemeriksaan kepatuhan otomatis, pemantauan waktu nyata, dan kemampuan pelaporan mengurangi risiko ketidakpatuhan dan penalti yang terkait (Arner et al., 2017). Kemampuan
digital meningkatkan langkah-langkah
keamanan siber, melindungi data keuangan sensitif dari pelanggaran
dan penipuan. Enkripsi, autentikasi biometrik, dan teknologi blockchain adalah beberapa alat yang digunakan untuk mengamankan transaksi keuangan (Zhang et al., 2020). Pencatatan
digital dan teknologi blockchain mendorong
transparansi dan akuntabilitas
dalam transaksi keuangan. Teknologi ini memfasilitasi jejak audit dan mengurangi risiko penyimpangan keuangan (Tapscott & Tapscott, 2016). Kemitraan dengan perusahaan fintech mendorong inovasi di sektor jasa keuangan. Perusahaan fintech
membawa solusi dan teknologi inovatif yang meningkatkan layanan perbankan tradisional, seperti pinjaman peer-to-peer, robo-advisor, dan keuangan terdesentralisasi (Gomber et al., 2017). Kemampuan digital memungkinkan pengembangan produk dan layanan keuangan baru. Misalnya, platform investasi berbasis AI, produk asuransi digital, dan kontrak pintar berbasis blockchain menawarkan peluang baru untuk
pertumbuhan dan diferensiasi
(PwC, 2019). Alat digital memungkinkan lembaga keuangan untuk mengumpulkan dan menganalisis umpan balik pelanggan, mendorong budaya perbaikan dan inovasi berkelanjutan. Pendekatan berfokus pada pelanggan ini memastikan bahwa produk dan layanan baru sesuai
dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan (Deloitte,
2018).
Keterampilan digital memiliki peran penting, dengan fokus khusus pada analisis dan interpretasi data, dalam meningkatkan kinerja dan menyelaraskan kurikulum pendidikan di sektor jasa keuangan.
Dalam konteks Afrika
Selatan, studi yang dilakukan
Civilcharran et al. (2023) mengidentifikasi penekanan yang signifikan pada keterampilan digital, seperti penerapan langkah-langkah keamanan dan sistem informasi dalam sektor Real Estat, Keuangan, dan Layanan Bisnis. Hal ini menyoroti kebutuhan industri akan lulusan
yang mahir dalam melindungi lingkungan digital,
yang sangat penting untuk peran analisis dan manajemen data. Sementara itu, penelitian Giang (2023) di Banking Academy of Vietnam menekankan pentingnya mata pelajaran Kompetensi Digital untuk menumbuhkan kemampuan digital di kalangan siswa, sehingga mempersiapkan mereka menghadapi kemajuan teknologi di sektor perbankan, termasuk analisis data. Terakhir, penelitian yang dilakukan oleh Thuda et al. (2023)
menunjukkan bahwa talenta dan kapabilitas digital secara signifikan meningkatkan kinerja bank di
Indonesia, dengan kapabilitas
digital, termasuk kemahiran
analisis data, yang memberikan
dampak yang lebih besar. Temuan-temuan ini secara kolektif
menunjukkan bahwa lembaga jasa keuangan
memprioritaskan kompetensi
digital, khususnya analisis
dan interpretasi data, untuk
mempertahankan daya saing dan mendukung pertumbuhan sectoral. Pengaruh inovasi digital pada pekerjaan konsultasi dalam jasa keuangan, seperti yang dieksplorasi oleh Eden
et al. (2022), lebih jauh menggarisbawahi perlunya perubahan budaya untuk mengintegrasikan teknologi baru secara efektif. Selain itu, Chahal (2023) merinci
perlunya menyeimbangkan inovasi dengan kepatuhan terhadap peraturan, sebuah tugas yang memerlukan budaya organisasi yang kooperatif dan mudah beradaptasi untuk menghadapi kompleksitas transformasi digital.
Peran penting literasi keuangan digital (DFL) dalam mendorong inklusi keuangan dan penggunaan layanan keuangan digital secara efektif, serta menyoroti inisiatif pendidikan konsumen sebagai faktor penting dalam proses ini, dalam konteks
Indonesia, Rahayu (2022) mengamati korelasi positif antara DFL dan perilaku keuangan di kalangan generasi Milenial, dimana DFL yang lebih tinggi mengarah pada perilaku menabung, belanja, dan investasi yang lebih bijaksana. Hal ini mendukung gagasan
bahwa DFL penting bagi kesejahteraan finansial generasi muda. Lerman (2006) membahas pentingnya literasi keuangan dalam ekonomi pasar yang kompleks dan mengulas strategi pendidikan keuangan di AS dan luar negeri. Makalah ini mengusulkan penggabungan kurikulum keuangan yang luas dengan 'momen pembelajaran'
yang ditargetkan untuk secara efektif menyampaikan pengetahuan keuangan ke berbagai
kelompok demografis.
Erlianta et al.
(2021) menekankan dampak
FinTech terhadap inklusi keuangan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Palembang, menunjukkan
bahwa adopsi FinTech mendorong penggunaan produk dan layanan keuangan dan meningkatkan kinerja bisnis melalui peningkatan pengetahuan, kepercayaan diri, dan keterampilan teknologi. Rastogi (2018) mengidentifikasi
perbankan online, pemahaman
tentang layanan perbankan, dan literasi keuangan sebagai pendorong utama inklusi keuangan, yang pada gilirannya mengarah pada pembangunan ekonomi. Model struktural ini mendukung gagasan bahwa inklusi keuangan
berperan sebagai katalisator yang kuat bagi kemajuan sosial-ekonomi.
Gálvez-Sánchez et al. (2021) melakukan analisis bibliometrik untuk menyoroti meningkatnya minat terhadap penelitian inklusi keuangan, khususnya dalam konteks fintech dan uang digital sebagai
alat untuk meningkatkan aksesibilitas ke sistem keuangan.
Kesimpulan
Dampak Transformasi Digital terhadap Keterampilan Kerja di Sektor Jasa
Keuangan, menyimpulkan bahwa transformasi digital memerlukan peningkatan keterampilan multifaset di kalangan profesional keuangan untuk mencapai efisiensi operasional dan keunggulan kompetitif. Hal ini menyoroti perlunya kombinasi kemahiran teknologi, orientasi strategis, kemampuan beradaptasi, dan pemahaman holistik tentang strategi digital
untuk menavigasi kompleksitas dan peluang yang ditimbulkan oleh digitalisasi di industri jasa keuangan.
Ketika sektor jasa keuangan memasuki
era digital, tenaga kerja harus beradaptasi agar tetap relevan dan kompetitif. Literatur yang dikaji menggarisbawahi pentingnya fintech dalam mendorong inklusi keuangan dan peran penting keterampilan tenaga kerja dalam
menavigasi transformasi
digital serta peran penting dari kemampuan
digital di sektor jasa keuangan, serta menyoroti bahwa integrasi analisis data, AI,
blockchain, dan keamanan siber
bukan lagi sebuah pilihan tetapi sebuah keharusan
untuk mencapai kesuksesan. Namun, terdapat kesenjangan yang mencolok dalam memahami dampak jangka panjang dari perubahan ini terhadap keterampilan
kerja dan kemanjuran metodologi pelatihan saat ini.
BIBLLIOGRAFI
Anonim. (2015). Shaping the digital enterprise.
Arner, D. W., Barberis, J., & Buckley, R. P. (2017). FinTech, RegTech, and the reconceptualization of financial
regulation. Northwestern Journal of International Law & Business, 37(3),
371-413.
Bondarenko, V. V., Polutin,
S. V., Yudina, V. A., Tanina, M. A., & Penzina, D. P. (2023). Impact of Digital Transformation of
the Russian Higher Education System on the Need to Develop Competencies and
Career Advancement of Scientific and Pedagogical Employees. Integration of
Education, 27(3).
https://doi.org/10.15507/1991-9468.112.027.202303.490-505
Bowen, G. A. (2009). Document
analysis as a qualitative research method. Qualitative Research Journal, 9(2),
27-40.
Brynjolfsson, E., & McAfee,
A. (2014). The second machine age: Work, progress, and prosperity in a time
of brilliant technologies. WW Norton & Company.
Bushuyev, S., Duhskin, A., Kozlov,
V., Chernova, O., Osadchiy, V., & Takhmazov, S. (2024). The evolution of the IT profession
navigating exponential growth in the era of AI and digitalization. Управління розвитком складних систем, 56.
Chahal, S. (2023). Navigating
financial evolution: Business process optimization and digital transformation
in the finance sector.
Chishti, S., & Barberis, J. (2016). The FINTECH book: The financial
technology handbook for investors, entrepreneurs, and visionaries. John
Wiley & Sons.
Civilcharran, S., & Maharaj, M. (2023). Digital skills
requirements of the real estate, finance, and business services sector in
South Africa.
Davenport, T. H., & Kirby,
J. (2016). Only humans need apply: Winners and losers in the age of smart
machines. New York: Harper Business.
Davenport, T. H., & Ronanki, R. (2018). Artificial intelligence for the real
world. Harvard Business Review, 96(1), 108-116.
Deloitte. (2018). Digital
banking: Enhancing customer experience; Generating long-term loyalty.
Deloitte Insights.
Denzin, N. K., & Lincoln,
Y. S. (2011). The SAGE handbook of qualitative research. Sage
Publications.
Eden, T., Werth, O., Cardona,
D., Schwarzbach, C., Breitner, M., &
Schulenburg, J. (2022). Influences of digital innovations on advisory work in
the financial services sector.
Erlianta, N., Lupikawaty, M., &
Andriyani, T. (2021). The effect of financial
technology on financial inclusion SMEs in Palembang City.
Gálvez-Sánchez, F., Lara-Rubio,
J., Verdú-Jover, A., & Meseguer-Sánchez,
V. (2021). Research advances on financial inclusion: A bibliometric analysis.
Gerrard, P., & Cunningham,
J. B. (2003). The diffusion of internet banking among Singapore consumers. International
Journal of Bank Marketing, 21(1), 16-28.
Giang, T. (2023). Digital
competence: A fundamental subject for developing digital competence of Banking
Academy of Vietnam's students.
Gomber, P., Koch, J. A., & Siering, M. (2017). Digital finance and FinTech: Current
research and future research directions. Journal of Business Economics, 87(5),
537-580.
Indriastuti, M., & Kartika, I. (2022). The impact of
digitalization on MSMEs’ financial performance: The mediating role of dynamic
capability.
Irawan, B. A., Tjakraatmadja, J. H., Ghazali, A., & Mulyono, N. B. (2022). Corporate Digital Competencies for
Digital Banking Innovation: Case Studies in Indonesian Banking Sector. Journal
of Educational, Health and Community Psychology, 11(4).
https://doi.org/10.12928/jehcp.v11i4.24856
Karimi, J., & Walter, Z.
(2015). The role of dynamic capabilities in responding to digital disruption:
A factor-based study of the newspaper industry.
Kanasan, M., & Rahman, T. (2024). Personal branding in
the digital era: Social media strategies for graduates. Journal of
Communication, 5(1), 40-59.
Kohli, R., & Melville, N.
(2019). Digital innovation: A review and synthesis.
Kumar, V., Ramachandran, D., & Kumar, B.
(2020). Influence of new-age technologies on marketing: A research agenda.
Journal of Business Research, 106, 76-89.
Lerman, R. (2006). Financial
literacy strategies: Where do we go from here?
Lestari, M. I. (2023). A
fundamental knowledge for accelerating career in financial industry. Jurnal Abdi Mandala, 2(1), 28-40.
Loan, P. T. T. (2024). Work
readiness of graduates in the digital age: A literature review.
Lydiana, Y. F., Gustomo, Prof. A., & Bangun,
Dr. Y. R. (2022). Future Banking: A Literature Review. Global Conference on
Business and Social Sciences Proceeding, 13(1).
https://doi.org/10.35609/gcbssproceeding.2022.1(30)
Mahmud, M. M., & Wong, S. F. (2022).
Digital age: The importance of 21st century skills among the undergraduates. Frontiers
in Education, 7. https://doi.org/10.3389/feduc.2022.950553
Morandini, S., Fraboni, F., Angelis, M., Puzzo,
G., Giusino, D., & Pietrantoni,
L. (2023). The impact of artificial intelligence on workers' skills:
Upskilling and reskilling in organisations.
Munns, B., Toorn,
C., Finnegan, P., Kalgovas, B., & Benlian, A. (2022). Sustaining digital transformation: The
imperative to innovate continuously in the Australian financial services
sector.
OJK (Otoritas
Jasa Keuangan). (2021). Cetak
biru pengembangan sumber daya manusia
sektor jasa keuangan 2021-2025. Jakarta: OJK Institute.
Olmos-Gómez, M. del C., García-Garnica, M.,
& Romero-Díaz de la Guardia, J. J. (2022). Promoting future work skills in
vocational training and baccalaureate setting through engagement in
volunteering. Frontiers in Education, 7.
https://doi.org/10.3389/feduc.2022.1065251
Omar, M. K., Muhamad, W. M. W.,
Ismail, N., Zakaria, A., & Kadir, K. M. (2023). Employability skills and
career development self-efficacy as indicators for workforce success. Journal
of Technical Education and Training, 15(3), 118-130.
Ozili, P. K. (2018). Impact of digital finance on financial
inclusion and stability. Borsa Istanbul Review, 18(4), 329-340.
Panjaitan, R., Moonti, A., & Adam, E. (2021). Technology readiness
and digital competing capabilities: Digital value resonance.
PwC. (2019). Financial Services Technology 2020
and Beyond: Embracing Disruption. PwC Financial Services.
Rahayu, R., Ali, S., Aulia, A.,
& Hidayah, R. (2022). The current digital
financial literacy and financial behavior in
Indonesian millennial generation.
Rastogi, S., & E., R.
(2018). Financial inclusion and socioeconomic development: Gaps and solution.
Raza, B., St-Onge, S., & Ali, M. (2023).
Frontline employees’ performance in the financial services industry: the
significance of trust, empathy and consumer orientation. International
Journal of Bank Marketing, 41(3). https://doi.org/10.1108/IJBM-06-2022-0237
Sahi, G. K.,
Roy, S. K., & Singh, T. (2022). Fostering engagement among emotionally
exhausted frontline employees in financial services sector. Journal of
Service Theory and Practice, 32(3).
https://doi.org/10.1108/JSTP-08-2021-0175
Schallmo, D., Williams, C., & Boardman, L. (2017).
Digital transformation of business models: Best practices, enablers, and
roadmap.
Shah, N., Bano, S., Saraih, U. N., Abdelwahed, N. A.
A., & Soomro, B. A. (2023). Leading towards the students’ career
development and career intentions through using multidimensional soft skills
in the digital age. Education+ Training, 65(6/7), 848-870.
Sinaga, H., Khuan,
H., Supardi, S., & Irdhayanti, E. (2024). Dukungan organisasi dan pengembangan karir terhadap komitmen organisasi: Kajian pada industri
jasa keuangan di
Indonesia.
Stack Overflow. (n.d.).
Retrieved from https://stackoverflow.com.
Tapscott, D., & Tapscott, A. (2016).
Blockchain Revolution: How the Technology Behind Bitcoin Is Changing Money,
Business, and the World. Penguin.
Thuda, A., Kartono, R., Hamsal, M., & Furinto, A.
(2023). The Effect of Digital Talent and Digital Capability on Bank
Performance: Perspective of Regional Development Bank Employees. In Proceedings
of the International Conference on Business Excellence (Vol. 17, No.
1, pp. 2053-2069). Sciendo.
Trang, H. T., Mai, N. H., &
Duyen, H. N. (2023). Librarians’ professional development needs in the digital
age: A case study at the Learning Resource Centre - Can Tho University,
Vietnam. The VMOST Journal of Social Sciences and Humanities, 65(3),
82-88.
Williamson, P. (2021). The value added of
the translator in the financial services industry. Cultus, 14,
83–99.
Zhang, Y., Wang, L., &
Wang, S. (2020). The role of blockchain technology in enhancing customer
experience: Evidence from financial services. Journal of Retailing and
Consumer Services, 52, 101947.
Copyright holder: Pristiwanto Bani (2024) |
First publication
right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article
is licensed under: |