Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
8, Agustus 2024
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA BIOLOGI KELAS VIII SEMESTER I SELAMA
MASA PANDEMI DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN SUMPUR KUDUS
Wardah Hayati1*,
Irdawati2, Abdul Razak3
Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]*
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan
praktikum yang dilaksanakan di sekolah dan kendala yang dihadapi dalam membantu
peserta didik untuk melakukan kegiatan praktikum IPA Biologi selama masa
pandemi di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan
Sumpur Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dimana baik kualitatif maupun pendekatan
kuantitatif digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Studi ini dilakukan di
kelas VIII SMP di Sijunjung, Sumpur Kudus pada
semester pertama dari 2021/2022. Data dan sumber data dalam penelitian ini
diambil dari perencanaan praktikum, pelaksanaan praktikum, evaluasi praktikum,
dan permasalahan kegiatan praktikum Biologi. Data tentang perencanaan diambil
dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), penilaian skor dan data catatan
lapangan. Untuk pelaksanaan praktikum data diambil dari observasi terhadap
kinerja guru, aktivitas guru dan aktivitas peserta didik serta catatan
lapangan. Evaluasi praktikum dilakukan dengan melakukan wawancara kepada guru
dan dari beberapa peserta didik. Selain itu, data tentang kendala yang dihadapi
guru dan peserta didik berasal dari angket dan wawancara. Hasil studi
menunjukkan bahwa rencana praktis cukup kompatibilitas dengan kurikulum yang
tersedia. Dalam pelaksanaannya, ditemukan bahwa pelaksanaan praktikum masuk
dalam indikator sedang. Selain itu juga terdapat beberapa kendala dalam
pelaksanaan praktikum kegiatan. Beberapa di antaranya adalah manajemen alokasi
waktu, kontrol guru, dan ketidaklengkapan alat dan
bahan praktikum.
Kata kunci: Kegiatan
Praktikum Biologi, Pandemi
Abstract
This study aims to analyze
the implementation of the practicum
carried out in schools and the
obstacles faced in helping students to carry out
Biology Science practicum activities during the pandemic
in class VIII of State
Junior High Schools in Sumpur Kudus District. This research is
a descriptive study in which
both qualitative and quantitative approaches are used as data collection techniques. This study was conducted in class VIII SMP in
Sijunjung, Sumpur Kudus in the
first semester of
2021/2022. The data and data sources
in this study were taken from practicum planning, practicum implementation, practicum evaluation, and problems of Biology
practicum activities. Data on planning are taken from the
lesson plan (RPP), score assessment and field note data. For the implementation of the practicum,
the data was taken from observations
on teacher performance, teacher activities and student activities as well as field notes. The practicum evaluation is done by
conducting interviews with the teacher
and from several students. In addition, data on the obstacles faced
by teachers and students came
from questionnaires and interviews. The results of the
study show that the practical plan is quite compatible
with the available curriculum. In its implementation, it was found
that the implementation of the practicum was
included in the medium indicator. In addition, there are also some obstacles in the implementation of practical activities.
Some of them
are time allocation management, teacher control, and the
incompleteness of tools and practicum
materials.
Keywords: Biology Practicum Activities, Pandemic
Pendahuluan
Pembelajaran IPA di SMP dikembangkan sebagai mata
pelajaran Integrative science
yang mempunyai makna memadukan berbagai aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (Prasetyowati, 2014; Setiawati, 2013). Dalam
mengasah keterampilan peserta didik dapat melakukan praktikum. Praktikum
merupakan salah satu pengajaran yang berpusat pada peserta didik yang mengambarkan strategi-strategi pengajaran dimana guru lebih memfasilitasi daripada mengajar langsung.
Biologi merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pendidikan
Alam (IPA) yang mempelajari tentang makhluk hidup termasuk di dalamnya yaitu manusia hewan dan tumbuhan. Mata pelajaran biologi
merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang banyak berhubungan ranah
psikomotorik atau keterampilan, contohnya dalam kegiatan praktikum (Hasmiati et al., 2017). Kegiatan
praktikum ini sangat penting dalam pembelajaran biologi. Melalui kegiatan
praktikum diharapkan peserta didik dapat lebih memahami konsep-konsep yang
telah dipelajarinya di teori, terbangkitkan motivasinya untuk belajar lebih
jauh serta berkembangnya keterampilan proses sains yang dapat menumbuhkan sikap
ilmiah dalam diri peserta didik.
Praktikum merupakan kegiatan proses belajar untuk
menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang
dikembangkan (Pertiwi et al., 2024). Praktikum
menjadi sarana pengenalan bahan dan peralatan yang semula dianggap abstrak
menjadi lebih nyata (Sastria & Haryanto, 2020). Menurut Rustaman et al. (2005) umumnya para pakar
berpendapat bahwa praktikum dapat menunjang pemahaman peserta didik terhadap
materi. Praktikum memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk membuktikan
teori, menemukan teori atau mengeludasi teori.
Rahayuningsih dan Dwiyanto (2005)menjelaskan cara
pembelajaran di laboratorium dapat dikelompokkan menjadi 5 yaitu peragaan
(demonstrasi), latihan (exercise), penyelidikan
terstruktur (structured enquiries),
penyelidikan secara terbuka (open ended enquiries) dan proyek (project).
Kegiatan praktikum juga menggunakan metode eksperimen, demonstrasi dan
observasi.
Kegiatan Praktikum pada pembelajaran biologi dapat
membantu tenaga pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan membantu
peserta didik untuk lebih memahami materi. Menurut Rustaman et al. (2005) Praktikum memiliki
beberapa tujuan: (1) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dengan
pendekatan ilmiah; (2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan dasar dan kemampuan berpikir logis; (3) Sarana untuk meningkatkan
pemahaman konsep; (4) Meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk mempelajari
sains; (5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif
sehingga memperoleh kecakapan sains dan informasi dengan cara observasi. (6)
Melatih kemampuan bekerja sama dan menumbuhkan sifat positif; dan (7)
Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan et al. (Rustaman et al., 2005).
Pandemi Covid-19 yang saat ini sedang mewabah di seluruh
dunia membuat pelaksanaan praktikum pembelajaran mengalami hambatan yang sangat
berat. Pemerintah mulai mengeluarkan beberapa kebijakan untuk menghentikan laju
penyebaran Covid-19, salah satunya mengalihkan pembelajaran di sekolah menjadi
pembelajaran di rumah masing-masing. Pandemi Covid-19 yang sedang melanda saat
ini telah mengubah pola pembelajaran yang seharusnya tatap muka menjadi
pembelajaran jarak jauh atau yang biasa disebut dengan daring (Sukanto, 2020).
Pembelajaran daring di Indonesia diselenggarakan dengan
aturan dan sistem yang terpusat pada peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Ketentuan pembelajaran daring diatur oleh peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia melalui surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang
batasan- batasan dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring (Darise, 2022; Fadzilah, 2021). Dengan
ketentuan tersebut maka praktikum yang semula dilaksanakan dengan tatap muka
harus dialihkan menjadi tatap maya atau daring.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal
30 – 31 Agustus 2021 dengan tiga orang guru IPA Biologi kelas VIII SMP Negeri
di kecamatan Sumpur
Kudus yaitu SMPN 15, SMPN 24 dan SMPN 47 diketahui bahwa kegiatan praktikum
tercantum di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tetapi selama
pandemi ada beberapa praktikum yang tidak terlaksana karena keterbatasan alat,
bahan dan waktu dalam pelaksanaannya. Untuk praktikum yang bisa terlaksana,
langkah kerja yang dilakukan mengambil acuan dari buku pegangan guru dan
peserta didik. Pemberian informasi dilaksanakan secara daring, dan untuk
pelaksanaan praktikumnya dilaksanakan secara mandiri oleh peserta didik. Hasil
laporan pelaksanaan praktikum dikirimkan melalui whatssApp group
oleh para peserta didik dan guru akan menilai dari hasil pelaporan tersebut dan
dari video yang dikirimkan oleh peserta didik. Namun dari pelaksanaan praktikum
secara mandiri tersebut muncul beberapa permasalahan yang mengakibatkan
pelaksanaan praktikum tersebut tidak berjalan secara baik.
Beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan
praktikum adalah tidak semua peserta didik dapat berpartisipasi di dalamnya
disebabkan kendala-kendala diluar dari yang
diharapkan seperti ketersediaan jaringan, ketiadaan atau berbagi perangkat handphone di rumah. Peserta didik kurang memahami materi
dan langkah – langkah praktikum yang disampaikan secara online
karena mengalami banyak kendala seperti alat dan bahan sulit ditemukan,
jaringan yang tidak stabil dan kuota internet yang terbatas, kurangnya
penguasaan materi praktikum, kesulitan dalam berinteraksi dengan guru dan tidak
dapat mempraktekkan secara langsung teori praktikum
tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara kepada peserta didik,
didapatkan data bahwa pelaksanaan praktikum selama pandemi dilaksanakan secara
mandiri (37,5%) dengan menggunakan platform Whatssapp
(62,5%). Namun di dalam pelaksanaannya banyak siswa yang mengalami kendala
dalam pelaksanaan praktikum online tersebut (81,25%).
Kendala yang dihadapi peserta didik adalah peserta didik kurang memahami
prosedur atau langkah-langkah praktikum (62,5%). Selain itu berdasarkan
praktikum online yang dilaksanakan belum membantu
peserta didik dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran (68,75%).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khusnah (2020) tentang Persepsi Guru IPA SMP/MTS Terhadap Praktikum IPA Selama Pandemi
COVID 19 dimana Kegiatan praktikum IPA selama masa
pandemi tidak dapat terlaksana (67%) karena beberapa faktor dan permasalahan
yang muncul seperti kesulitan dalam merancang pelaksanaan praktikum,
keterbatasan pengetahuan dan keterampilan teknologi, serta keterbatasan alat
dan bahan praktikum di rumah. Dari penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Jumadi (2021) tentang Analisis
Pembelajaran IPA Secara Daring pada Masa Pandemi Covid-19 menyatakan bahwa Guru
IPA di SMPN 2 Bungkal terkendala dalam pelaksanaan praktikum sehingga peserta
didik diminta untuk melihat video percobaan di Youtube, dan melaksanakan praktikum
sederhana dengan menggunakan alat dan bahan yang ada di sekitar rumah.
Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan dari penelitian
ini adalah: 1) Mengetahui
bagaimana perencanaan kegiatan praktikum IPA Biologi selama masa pandemi pada
peserta didik kelas VIII Semester I se-Kecamatan Sumpur Kudus. 2) Mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan praktikum IPA Biologi selama
masa pandemi pada peserta didik kelas VIII Semester I se-Kecamatan
Sumpur Kudus. 3) Mengetahui bagaimana evaluasi kegiatan praktikum IPA Biologi selama masa
pandemi pada peserta didik kelas VIII Semester I se-Kecamatan
Sumpur Kudus. 4) Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
selama masa pandemi (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) yang dihadapi oleh
guru IPA SMP se-Kecamatan Sumpur
Kudus. 5) Mengidentifikasi
permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum selama masa pandemi
(perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) yang dihadapi oleh Peserta didik kelas
VIII Semester I se-Kecamatan Sumpur
Kudus.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan atau mendeskripsikan kegiatan
Praktikum IPA Biologi selama masa pandemi di kelas VIII Semester I di SMP
Negeri se Kecamatan Sumpur
Kudus tahun pelajaran 2021/2022.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII Semester I SMP
Negeri 9, SMPN Negeri 15, SMP Negeri 24 di Kecamatan Sumpur
Kudus Kabupaten Sijunjung. Penelitian dilaksanakan pada Semester I Tahun
Pelajaran 2021/2022 dengan dua Kompetensi Dasar. Materi dalam Penelitian ini
adalah Struktur dan Fungsi Tumbuhan dan Sistem Pencernaan. Penelitian dilakukan
pada saat dilaksanakannya kegiatan praktikum.
Hal-hal yang menjadi data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1) Data yang terkait dengan perencanaan Praktikum. Data ini di
dapatkan melalui penilaian dari perencanaan pembelajaran guru, berupa RPP.
Perencanaan ini meliputi kesesuaian RPP dengan kurikulum, penetapan jadwal
Praktikum dan persiapan panduan Praktikum sebelum Praktikum dilaksanakan.
Sumber datanya adalah lembar penilaian RPP. 2) Data yang terkait dengan proses
pelaksanaan Praktikum. Data ini didapatkan melalui observasi pelaksanaan Praktikum
meliputi pengamatan kinerja Guru dan pengamatan aktivitas Peserta didik. Sumber
datanya adalah lembar observasi kinerja guru dan aktivitas Peserta didik. 3)
Data yang terkait dengan evaluasi Praktikum. Data ini didapatkan melalui
observasi dan wawancara terhadap Guru IPA Biologi dan melihat kesesuaiannya
dengan kurikulum. Sumber datanya adalah hasil wawancara dan catatan lapangan.
4) Data yang terkait dengan permasalahan Praktikum. a) Permasalahan kegiatan
Praktikum (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) yang dihadapi oleh guru yang
melaksanakan Praktikum. Data ini di dapat melalui penyebaran angket dan
wawancara terhadap guru yang melaksanakan kegiatan Praktikum. b) Permasalahan
kegiatan Praktikum (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) yang dihadapi oleh
Peserta didik yang melaksanakan Praktikum. Data ini didapat melalui penyebaran
angket dan wawancara terhadap Peserta didik kelas VIII yang melaksanakan
Praktikum.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan
data berupa observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Instrumen kunci dari
penelitian ini adalah diri peneliti sendiri yang secara langsung terlibat dalam
penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama
dalam pengumpulan data dan penginterpretasian data. Pengumpulan data dilakukan
oleh peneliti dan dibantu oleh pihak perantara sebagai observer
(Sugiyono, 2017).
Teknik yang digunakan untuk mengetahui keabsahan dari
data yang diambil adalah teknik triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2017). Pada penelitian ini dilakukan teknik triangulasi sumber data yaitu
proses penguatan bukti dari individu berbeda (guru dan peserta didik) serta
dokumen. Selain itu juga dilakukan triangulasi teknik pengumpulan data yaitu
menggabungkan teknik kuantitatif dengan kualitatif (lembar penilaian, observasi
dan wawancara). Hal ini menjamin bahwa informasi yang didapat lebih akurat.
Data yang diperoleh dari berbagai instrumen berupa lembar
penilaian, lembar observasi, wawancara, angket, catatan lapangan, foto dan
rekaman video diolah menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif diperoleh berupa angka dari lembar penilaian,
lembar observasi serta angket dianalisis menggunakan perhitungan statistik.
Data perencanaan Praktikum dari lembar penilaian RPP
Praktikum dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
R = Nilai instrumen penilaian kinerja
A = Nilai tujuan
B = Nilai bahan belajar/materi
C = Nilai strategi/metode Praktikum
D = Nilai media Praktikum
E= Nilai evaluasi Praktikum
Untuk menentukan kriteria hasil penilaiannya, digunakan
klasifikasi sebagai berikut: (Arikunto, 2005)
80% - 100% =
Sangat baik
70% - 79% =
Baik
60% - 69% =
Sedang
<59% =
Kurang baik
Data proses pelaksanaan
Praktikum dari lembar observasi dianalisis dengan menganalisa
penilaian kinerja guru yang terdiri dari 8 item, aktivitas guru yang terdiri
dari 2 item membuka dan menutup pelajaran, 1 item variasi pada pelajaran, 1
item dalam keterampilan bertanya dan 2 item penguatan verbal dan non-verbal
guru pada pelaksanaan pembelajaran, serta aktivitas peserta didik yang terdiri
dari 3 item (pendahuluan, inti dan penutup).
Data permasalahan kegiatan
Praktikum diperoleh dari angket guru dan peserta didik yang kemudian dianalisis
menggunakan statistik persentase. Kriteria yang digunakan dalam skor angket
guru adalah sebagai berikut:
Selalu (SL) : 3
Sering (SR) : 2
Jarang (JR) : 1
Tidak pernah (TP) : 0
Sedangkan
kriteria yang digunakan dalam skor angket peserta didik adalah sebagai berikut:
Ya : 1
Tidak : 0
Selanjutnya data diolah menggunakan
rumus sebagai berikut (Zahir, 2000).
P= f/n×100%
Untuk mengetahui permasalahan
yang dihadapi guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Praktikum, digunakan
klasifikasi sebagai berikut (Arikunto, 2005).
81% - 100%= Sangat bermasalah
61% - 80%= Bermasalah
41% - 60%= Cukup bermasalah
21% - 40%= Kurang bermasalah
0% - 20%= Tidak bermasalah
Data yang diolah menggunakan
teknik kualitatif didapat dari hasil wawancara, rekaman dan catatan lapangan.
Data diolah menggunakan metode Miles & Huberman.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Hasil Penilaian RPP
yang dibuat Guru di Kec. Sumpur Kudus
Aspek yang diamati |
Nilai RPP |
|
% |
Kriteria |
|
Merumuskan tujuan praktikum dengan jelas dan lengkap |
75 |
Baik |
Materi praktikum |
69 |
Sedang |
Kegiatan praktikum |
61 |
Sedang |
Alat dan Bahan praktikum |
63 |
Sedang |
Evaluasi praktikum |
63 |
Sedang |
Rata2 |
66 |
Sedang |
Dari tabel ini
dapat dilihat kesesuaian RPP tiga orang guru di
kecamatan Sumpur Kudus bernilai sedang. Aspek perumusan tujuan termasuk ke dalam kategori
baik. Sedangkan ke empat aspek
lainnya yaitu pemilihan materi praktikum, perumusan kegiatan praktikum, penyesuaian alat dan bahan pratikum dan perencanaan evaluasi termasuk kedalam kriteria sedang.
Pelaksanaan Praktikum
Tabel 2. Nilai proses
pelaksanaan praktikum biologi guru di kecamatan Sumpur Kudus
Aspek yang diamati |
Nilai proses pelaksanaan kegiatan praktikum |
|
% |
Kriteria |
|
Kinerja Guru |
71 |
Baik |
Aktivitas Guru |
69 |
Sedang |
Aktivitas
Peserta didik |
68 |
Sedang |
Rata- rata |
69 |
Sedang |
Berdasarkan
tabel 2 dapat diketahui
bahwa kinerja guru termasuk pada kriteria baik, aktivitas guru berada pada kriteria sedang dan aktivitas peserta didik termasuk
pada kriteria sedang sehingga didapatkan bahwa proses pelaksanaan praktikum termasuk pada kriteria sedang.
Evaluasi Praktikum
Tabel 3. Penilaian praktikum yang dilakukan oleh Guru
Aspek yang digunakan |
Bentuk penilaian yang digunakan |
||
Guru YH |
Guru BA |
Guru T |
|
Pengetahuan |
Tes |
Tes |
Tes |
Keterampilan |
Unjuk Kerja |
Unjuk Kerja |
Unjuk Kerja |
Sikap |
ada instrumen |
Ada instrumen |
ada instrumen |
Berdasarkan tabel
3 didapatkan bahwa penilaian yang dilakukan oleh ketiga orang guru berada pada penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan dan penilaian sikap.
Pada penilaian pengetahuan, guru menggunakan bentuk penilaian dengan penugasan. Peserta didik menjawab
soal yang berada pada buku paket peserta
didik dan mengumpulkan jawaban hasil diskusi
kelompoknya. Penilaian keterampilan yang dilakukan oleh
guru menggunakan penilaian secara umum dalam
kelompok.
Guru mempunyai instrumen penilaian sikap, tetapi pada saat proses pelaksanaan praktikum guru menilai dengan menandai nama peserta didik.
Setelah kegiatan berlangsung, guru memberikan nilai pada format penilaian berdasarkan tanda yang telah diberikan oleh guru sebelumnya.
Permasalahan Praktikum
a) Permasalahan yang dihadapi
Guru
Tabel 4. Permasalahan kegiatan praktikum
IPA biologi yang dihadapi oleh Guru yang
melaksanakan praktikum
Kegiatan praktikum |
Permasalahan yang dihadapi guru |
|
Rata-rata |
||
% |
Kriteria |
|
Perencanaan |
63 |
Bermasalah |
Proses pelaksanaan |
70 |
Bermasalah |
Evaluasi |
67 |
Bermasalah |
Rata-rata |
67 |
Bermasalah |
Berdasarkan tabel 4 didapatkan
bahwa guru memiliki permasalahan pada kegiatan
perencanaan, proses pelaksanaan,
dan evaluasi dimana kriteria yang diperoleh berdasarkan angket yang diberikan adalah bermasalah.
b) Permasalahan yang dihadapi
Peserta Didik
Tabel 5. Permasalahan kegiatan praktikum yang dihadapi oleh peserta
didik yang melaksanakan praktikum
Kegiatan praktikum |
Permasalahan yang dihadapi peserta didik |
|
Rata-rata |
||
% |
Kriteria |
|
Perencanaan |
69 |
Bermasalah |
Proses Pelaksanaan |
66 |
Bermasalah |
Evaluasi |
68 |
Bermasalah |
Rata –rata |
67 |
Bermasalah |
Berdasarkan pada tabel 5 didapatkan bahwa ketiga aspek kegiatan
praktikum yaitu perencanaan, proses pelaksanaan
dan evaluasi kegiatan berada pada kriteria bermasalah. Pada perencanaan praktikum, peserta didik memiliki permasalahan pada mempersiapkan bahan praktikum dan peserta didik tidak
mempelajari materi yang akan di bahas pada kegiatan praktikum. Pada saat proses pelaksanan praktikum peserta didik sulit memahami
langkah kerja praktikum dan membuat kerja peserta didik
dalam mengamati objek menjadi lama. Pada saat evaluasi peserta
didik mengalami permasalahan dalam menyimpulkan kegiatan praktikum dan membuat laporan mengenai hasil praktikum.
Pembahasan
Perencanaan Praktikum
1) Perencanaan
praktikum yang dilakukan oleh Guru YH (Guru IPA SMPN 9 Sijunjung)
Guru YH tidak
memiliki RPP Khusus dalam praktikum. RPP yang dimiliki guru berdasarkan buku
guru dan buku siswa yang dikeluarkan pemerintah. Mulyasa
(2013:181) menyatakan bahwa pemerintah sudah membuat buku panduan, baik panduan
guru maupun panduan peserta didik yang pelaksanaannya juga nanti akan dilakukan
pendampingan.
Hasil
analisis perencanaan kegiatan praktikum yang dimiliki guru YH pada perumusan
tujuan praktikum termasuk kriteria sedang karena RPP belum membuatkan indikator
untuk KI 4. Aspek pemilihan materi praktikum berada pada kriteria sedang karena
materi yang diberikan belum lengkap dan tidak sistematis. Pada RPP struktur dan
fungsi jaringan tumbuhan dengan kegiatan praktikum yang direncanakan adalah
mengidentifikasi organ penyusun tumbuhan.
Aspek
perumusan kegiatan praktikum dan penyesuaian alat dan bahan berada pada
kriteria kurang, karena belum jelasnya pembagian waktu yang diberikan didalam RPP. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Direktorat
Tenaga Kependidikan (2008:9) yaitu hal yang harus menjadi perhatian guru diantaranya mengatur waktu”. Kegiatan praktikum dilakukan
setelah pemberian materi yang sesuai dengan materi yang diajarkan di dalam
kelas.
Aspek
perencanaan evaluasi berada pada kriteria kurang karena guru mengggunakan metode penilaian dengan menandai nama peserta
didik, Hal tersebut menandai kurangnya kesiapan guru dalam melaksanakan
kegiatan praktikum. Tidak adanya kerjasama guru dalam
membuat instrumen penilaian, sehingga guru tidak memiliki instrumen khusus
dalam menilai kegiatan praktikum. Seharusnya guru memiliki format penilaian
untuk memudahkan guru dalam menilai peserta didik dan memiliki panduan kegiatan
sendiri dengan kata yang memudahkan peserta didik dalam memahami kegiatan yang
akan dilakukan.
2)
Perencanaan praktikum yang dilakukan oleh
Guru BA (Guru IPA SMPN 24 Sijunjung)
Perencanaan
kegiatan praktikum yang dimiliki BA sama dengan guru YH, dimana
guru tidak memiliki RPP khusus dalam kegiatan praktikum. Kegiatan yang
direncanakan dua KD berjumlah dua kegiatan. Kegiatan praktikum yang dilakukan
adalah mengidentifikasi organ penyusun tumbuhan beserta fungsinya dan
menyelidiki kandungan nutrisi pada makanan.
Hasil
analisis perencanan praktikum guru BA berada pada
kriteria sedang. Aspek perumusan tujuan berada pada kriteria baik, karena
memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar yang sesuai dengan kurikulum. Aspek
materi praktikum berada pada kriteria baik, karena materi yang diberikan guru
sudah terdapat pada RPP.
Perumusan
kegiatan praktikum berada pada kategori kurang. Aspek alat dan bahan praktikum
termasuk kriteria kurang sedangkan aspek perencanaan evaluasi termasuk kriteria
sedang, karena penilaian yang dilakukan oleh guru digabungkan dengan format
penilaian di kelas.
Dari
penjelasan diatas dapat diketahui bahwa kesesuaian
RPP dengan kurikulum yang dibuat oleh guru memenuhi kriteria sedang.
3) Perencanaan
praktikum yang dilakukan oleh Guru T(Guru IPA SMPN 15 Sijunjung)
RPP yang
digunakan oleh guru T juga menggabungkan kegiatan praktikum dengan pembelajaran
di kelas. Hasil analisis kesesuaian RPP yang dibuat guru berada pada kriteria
sedang karena sudah memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar yang sesuai
dengan kurikulum. Aspek pemilihan materi termasuk pada kriteria sedang karena
materi yang digunakan tercantum dalam RPP. Aspek perumusan kegiatan praktikum
berada pada kriteria sedang. Aspek alat dan bahan praktikum berada pada
kriteria baik karena sudah tercantum di dalam RPP tetapi langkah-langkah dalam
melaksanakan kegiatan praktikum belum tergambar jelas dalam RPP.
Aspek
perencanaan evaluasi berada pada kriteria sedang, karena sebelum memasukkan
nilai ke dalam buku nilai, guru menandai nama peserta didik pada absen. Menurut
permendiknas nomor 41 tahun 2007 bahwa satuan guru
pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik berpartisipasi aktif serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum dari ketiga SMP yang diamati, dapat
dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori kinerja guru, kategori aktivitas
guru dan kategori aktivitas peserta didik. Pada pelaksanaan praktikum pada
kategori kinerja guru diketahui bahwa dari ketiga guru yang diamati masih
ditemukan beberapa kekurangan yang sama yaitu guru tidak menyampaikan
pentingnya kegiatan praktikum dan motivasi.
Kekurangan guru pada aspek lainnya adalah waktu dalam
melaksanakan kegiatan praktikum. Tidak semua praktikum bisa dilaksanakan, hal
ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka terbatas,
sehingga rombongan belajar dibagi sesuai anjuran pemerintah yaitu maksimal 50%
kapasitas perkelas, yang berarti dalam satu rombongan
belajar terdapat dua kelompok belajar. Masing- masing kelompok belajar melakukan pembelajaran tatap muka terbatas sebanyak dua kali dalam satu
minggu. Karena jam belajar tatap muka yang berkurang, maka ditambahkan
pembelajaran jarak jauh dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk
dikerjakan di rumah.
Kurikulum yang digunakan di sekolah adalah kurikulum
kondisi khusus, dimana setiap satuan pendidikan
memilih satu dari tiga pilihan kurikulum, yaitu kurikulum 2013, kurikulum
kondisi khusus dan kurikulum mandiri. Berdasarkan Permendikbud Nomor 719 tahun
2020 tentang pedoman pelaksanaan kurikulum menyatakan bahwa satuan pendidikan
dalam kondisi khusus tidak diwajibkan untuk menuntaskan seluruh capaian
kurikulum tetapi memastikan peserta didik mengalami pembelajaran.
Dari hal ini, pelaksanaan praktikum yang dilakukan oleh
ketiga orang guru yang diamati terdapat kekurangan dalam hal penilaian dan
evaluasi pelaksanaan praktikum serta tindak lanjutnya. Hal itu terlihat saat
guru meminta peserta didik untuk menuliskan laporan praktikum dari hasil
pelaksanaan praktikum yang telah dilaksanakan. Kebanyakan para peserta didik
mengalami kesulitan dalam membuat laporan praktikum tersebut dikarenakan
kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Hal lainnya
yaitu kurangnya waktu praktikum bagi peserta didik sehingga tidak semua peserta
didik memahami praktikum tersebut.
Selain hal diatas, kekurangan
yang ditemukan dalam proses evaluasi dan tanya jawab terhadap peserta didik
diketahui bahwa beberapa peserta didik belum mengerti terhadap hasil dari
pelaksanaan praktikum tersebut. Meskipun peserta didik telah mengikuti
langkah-langkah dan mengikuti arahan dari guru namun masih terdapat peserta
didik yang kurang perhatian dan tidak memahami materi yang disampaikan. Hal ini
mengakibatkan di saat pelaksanaan tes tertulis maupun tanya jawab, para peserta
didik kurang mampu menjawabnya.
Evaluasi Praktikum
Analisis evaluasi praktikum yang dilakukan berdasarkan
hasil observasi dan wawancara di lapangan. Penilaian yang dilakukan oleh Guru
sudah melakukan penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Penilaian pengetahuan, guru menggunakan bentuk penilaian
dengan penugasan. Peserta didik menjawab soal yang berada pada buku paket
peserta didik dan mengumpulkan jawaban hasil diskusi kelompoknya. Penilaian
keterampilan yang dilakukan oleh guru menggunakan penilaian secara umum dalam
kelompok.
Guru mempunyai instrumen penilaian sikap, tetapi pada
saat proses pelaksanaan praktikum guru menilai dengan menandai nama peserta
didik. Setelah kegiatan berlangsung, guru memberikan nilai pada format
penilaian berdasarkan tanda yang telah diberikan oleh guru sebelumnya. Sesuai
dengan pernyataan yang terdapat dalam Direktorat Tenaga Kependidikan yaitu pada
tahap penilaian seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan
pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan dan
penggunaan hasil evaluasi (Trisnawati et al., 2022).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam
melakukan evaluasi. Faktor utamanya adalah adanya keterbatasan waktu yang
dimiliki oleh guru. Pada saat mengajar, guru harus membagi waktu antara
penyampaian materi, pemberian tugas dan proses evaluasi. Untuk mengatasi
kendala tersebut guru menilai sikap peserta didik yang sangat dominan selama
proses pembelajaran.
Berdasarkan kurikulum penilaian yang digunakan dalam
kegiatan praktikum yaitu penilaian keterampilan. Direktorat Tenaga Kependidikan
(2008) menyatakan bahwa
penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu
tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belum
oleh peserta didik dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.
Permasalahan Pelaksanaan Kegiatan
Praktikum IPA Biologi Kelas VIII
1) Permasalahan
Pelaksanaan Praktikum yang dihadapi Guru Kelas VIII
Pada
tahap perencanan praktikum permasalahan pertama yang
dihadapi oleh guru yaitu dalam penyusunan RPP, dimana
guru tidak mempersiapkan RPP khusus untuk pelaksanaan praktikum. Hal ini
menunjukkan perencanaan praktikum belum dilaksanakan oleh guru sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. Seharusnya guru membuat RPP sebagai acuan
pelaksanaan praktikum. Hal ini sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun 2007
tentang standard proses, bahwa RPP dijabarkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar.
Permasalahan
kedua dalam perencanan praktikum adalah permasalahan
dalam merencanakan kegiatan praktikum yang sesuai dengan tuntutan kurikulum,
karena efek dari Pandemi Covid 19 yang membuat guru
tidak semuanya melaksanakan praktikum. Menurut buku panduan yang dikeluarkan
oleh Kemenristek konsep pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19 ini mengacu kepada kurikulum kondisi khusus, dimana
satuan pendidikan memilih dari tiga pilihan kurikulum yaitu kurikulum 2013,
kurikulum kondisi khusus, dan kurikulum mandiri yang disesuaikan dengan kondisi
dan kemampuan satuan pendidikan (Jojor & Sihotang, 2022; Suryadien et
al., 2022).
Prioritas
utama satuan pendidikan saat ini adalah bukan untuk menuntaskan kurikulum
tetapi memastikan peserta didik mengalami pembelajaran. Dengan demikian,
praktikum tetap dilaksanakan dengan melaksanakan praktikum yang sederhana, alat
dan bahan yang mudah didapatkan, peserta didik dapat melaksanakan. Sehingga
keterbatasan waktu dalam melaksanakan praktikum bisa diminimalisir
dan peserta didik mendapat pembelajaran yang bermakna. Serta guru bisa tetap
melaksanakan penilaian terhadap peserta didik.
Permasalahan
yang ketiga yaitu dalam menyusun panduan praktikum, guru tidak membuat panduan
praktikum sehingga dalam pelaksanaan praktikum guru menggunakan panduan pada
buku siswa dan buku guru. Panduan praktikum adalah salah satu komponen yang
menentukan kelancaran pelaksanaan praktikum.
Penuntun
praktikum dapat dirancang dan disusun sendiri oleh guru sehingga mudah
dipahami. Dengan demikian, terciptanya penuntun praktikum standard
yang sesuai dengan kebutuhan sekolah akan menghasilkan kegiatan praktikum yang
optimal untuk meningkatkan kompetensi peserta didik.
Pada
tahap pelaksanaan praktikum permasalahan yang dihadapi oleh guru adalah mengkondisikan peserta didik agar tetap fokus dalam
melaksanakan kegiatan praktikum.
Permasalahan
kedua adalah alokasi waktu yang tidak cukup dalam pelaksanaan praktikum. Hal
ini dikarenakan perencanaan praktikum masih mengacu pada buku guru dan buku
siswa dan belum disesuaikan dengan kondisi sekolah dan kondisi peserta didik.
Pada
tahap evaluasi penilaian praktikum terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi
oleh Guru. Pertama adalah kesulitan dalam menentukan bentuk penilaian yang akan
dilakukan dan yang kedua adalah guru sulit melakukan evaluasi setelah
pelaksanaan praktikum karena adanya keterbatasan waktu.
2) Permasalahan
Pelaksanaan Praktikum yang dihadapi Peserta Didik Kelas VIII
Permasalahan
yang dihadapi pada perencanaan praktikum yaitu peserta didik memiliki
permasalahan pada mempersiapkan bahan praktikum dan peserta didik tidak
mempelajari materi yang akan di bahas pada kegiatan praktikum. Menurut
penelitian yang dilakukan Nerita et al. (2018) yaitu peserta didik yang tidak belajar sebelumnya di rumah tentang
materi yang akan dipraktikumkan akan menyulitkan
peserta didik dalam memahami kegiatan praktikum.
Pada
saat proses pelaksanaan praktikum
peserta didik sulit memahami langkah kerja praktikum dan membuat kerja
peserta didik dalam mengamati objek menjadi lama. Panduan kegiatan praktikum
yang digunakan oleh guru dengan menggunakan buku paket peserta didik, dan guru
menjelaskan kepada peserta didik langkah-langkah pembelajaran sebelum
dimulainya kegiatan praktikum.
Permasalahan
selanjutnya yang ditemukan adalah adanya peserta didik yang tidak mengikuti
kegiatan praktikum dengan baik, sehingga mengganggu peserta didik lainnya. Guru
sebaiknya mengkondisikan kegiatan praktikum dengan
baik dan lancar agar peserta didik seluruhnya terlibat aktif dalam kegiatan
praktikum.
Permasalahan
selanjutnya adalah peserta didik mengalami kendala waktu pelaksanaan praktikum.
Waktu yang ada tidak cukup untuk melaksanakan langkah-langkah kegiatan
praktikum. Permasalahan ini dapat diatasi dengan memberikan batasan waktu
kepada peserta didik untuk melaksanakan tahapan kerja praktikum. Hal ini
berkaitan dengan kinerja guru dalam mempersiapkan praktikum sebaik mungkin. Dan
panduan yang terstruktur sehingga membantu proses pelaksanaan praktikum
berjalan dengan baik.
Pada saat evaluasi peserta didik mengalami
permasalahan dalam menyimpulkan kegiatan praktikum dan membuat laporan mengenai
hasil praktikum. Hal ini dikarenakan peserta didik belum terlatih dalam membuat
kesimpulan dan laporan praktikum. Dalam membuat kesimpulan peserta didik kurang
memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang telah di jawab sebelumnya. Kesimpulan
atau dengan bahasa Inggris disebut dengan generalization.
Kemampuan generalisasi merupakan tahapan yang sangat penting, sebab melalui
tahap ini peserta didik dapat mengambil inti sari dari proses pembelajaran yang
telah mereka lakukan (Yuni & Fisa, 2020).
Untuk
menyiasati kendala ini, guru bisa membuat pertanyaan-pertanyaan yang saling
bertautan dan makin mengerucut, sehingga peserta didik menjadi lebih mudah
dalam menyimpulkan konsep.
Dari
penjelasan diatas dapat dianalisis bahwa permasalahan
yang dialami oleh peserta didik mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi praktikum saling berkaitan. Dari hasil wawancara yang dilakukan,
sebagian besar peserta didik menyatakan bahwa kegiatan praktikum sangat
membantu mereka dalam memahami konsep. Namun, beberapa peserta didik menyatakan
bahwa kesulitan dalam memahami penjelasan yang diberikan oleh guru.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Perencanaan kegiatan praktikum yang dilakukan oleh
Guru IPA Biologi Kelas VIII
termasuk dalam kriteria sedang, dengan nilai rata-rata 65% dari segi kesesuaian
RPP dengan kurikulum, menunjukkan bahwa belum adanya RPP khusus untuk kegiatan
praktikum. Proses pelaksanaan
kegiatan praktikum dinilai melalui tiga aspek: kinerja
guru, aktivitas guru, dan aktivitas
peserta didik. Aspek kinerja guru termasuk dalam kriteria baik dengan
nilai rata-rata 73%, aspek aktivitas guru juga termasuk dalam kriteria baik dengan nilai
rata-rata 70%, sedangkan aspek
aktivitas peserta didik termasuk dalam kriteria sedang dengan nilai
rata-rata 68%, sehingga kualitas
pelaksanaan kegiatan praktikum secara keseluruhan berada pada kriteria sedang dengan persentase 69%. Evaluasi kegiatan praktikum yang dilakukan oleh
guru IPA Kelas VIII SMP Negeri Se Kecamatan
Sumpur Kudus mencakup penilaian aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Permasalahan kegiatan praktikum di Kelas VIII SMP Negeri se Kecamatan
Sumpur Kudus pada Semester I tahun
pelajaran 2021/2022 meliputi
tiga indikator: perencanaan praktikum dengan persentase 63% (bermasalah), pelaksanaan praktikum dengan persentase 70% (bermasalah), dan evaluasi kegiatan praktikum dengan persentase 67% (bermasalah). Permasalahan yang dihadapi peserta didik meliputi
tahap perencanaan praktikum (69%, bermasalah), pelaksanaan praktikum (66%, bermasalah), dan evaluasi praktikum (67%, bermasalah).
BIBLIOGRAFI
Darise, G. N. (2022). Implementasi
Pembelajaran Daring Berbasis WhatsApp Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) Kelas X di MAN Model Manado. Jurnal Pendidikan: Riset &
Konseptual, 6(2), 226–235.
Fadzilah, N. (2021). Evaluasi Penggunaan Whatsapp Dalam Pembelajaran
Daring Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di Kelas VII MTsN 3 Kediri.
IAIN Kediri.
Handayani, N. A., & Jumadi, J. (2021). Analisis pembelajaran IPA
secara daring pada masa pandemi covid-19. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia
(Indonesian Journal of Science Education), 9(2), 217–233.
Hasmiati, H., Jamilah, J., & Mustami, M. K. (2017). Aktivitas dan
hasil belajar siswa pada pembelajaran pertumbuhan dan perkembangan dengan
metode praktikum. Jurnal Biotek, 5(1), 21–35.
Jojor, A., & Sihotang, H. (2022). Analisis kurikulum merdeka dalam
mengatasi learning loss di masa pandemi Covid-19 (analisis studi kasus
kebijakan pendidikan). Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4),
5150–5161.
Kependidikan, D. T., Mutu, D. J. P., Kependidikan, P. D. T., &
Nasional, D. P. (2008). Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Tenaga
Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Khusnah, L. (2020). Persepsi guru IPA SMP/MTs terhadap praktikum IPA
selama pandemi COVID-19. Science Education and Application Journal, 2(2),
112.
Nerita, S., Hartati, Y. S., Maizeli, A., & Afza, A. (2018). Validitas
handout berbasis penemuan terbimbing pada perkuliahan evaluasi proses dan hasil
belajar biologi. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 4(2).
Pertiwi, S. J., Arsih, F., Fadilah, M., & Fajrina, S. (2024).
Validitas dan Keterbacaan LKPD Eksperimen Pembuatan Nata de Pinnata Berbasis
Proyek Pemanfaatan Air Nira sebagai Potensi Lokal Payakumbuh untuk Fase E SMA. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 8(1), 9275–9285.
Prasetyowati, R. (2014). Pembelajaran IPA SMP Menurut Kurikulum 2013. Makalah
PPM, 1–8.
Rahayuningsih, E., & Dwiyanto, D. (2005). Pembelajaran di
laboratorium. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gajah
Mada.
Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti,
R., Rochintaniawati, D., & Nurjhani, M. (2005). Strategi belajar
mengajar biologi. Malang: UM press.
Sastria, E., & Haryanto, T. (2020). Pengembangan penuntun praktikum
biologi umum berbasis problem solving dengan menggunakan 3d pageflip untuk
menumbuhkan keterampilan kerja ilmiah mahasiswa biologi. Tarbawi: Jurnal
Ilmu Pendidikan, 16(1), 95–103.
Setiawati, G. A. D. (2013). Pemanfaatan Subak dalam Pembelajaran IPA
(Upaya Mewujudkan Pembelajaran IPA yang Mendukung Implementasi Kurikulum 2013).
Prosiding Seminar Nasional MIPA.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta, CV.
Sukanto, D. (2020). Pembelajaran Jarak Jauh Dengan Media E-Learning
Sebagai Solusi Pembelajaran Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19). Syntax, 2(11), 835.
Suryadien, D., Dini, R., & Dewi, A. A. (2022). Rencana implementasi
kurikulum prototipe pada masa pandemi covid-19 di Indonesia. Jurnal Pgmi
Uniga, 1(01).
Trisnawati, N., Suratman, B., & Wulandari, S. S. (2022). Peran
Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Administrasi Perkantoran Dan
Prestasi Siswa Smk Administrasi Perkantoran Di Surabaya.
Yuni, Y., & Fisa, L. (2020). Pembelajaran penemuan terbimbing terhadap
kemampuan generalisasi matematis siswa sekolah menengah pertama. Journal of
Instructional Mathematics, 1(1), 20–30.
Copyright holder: Wardah Hayati, Irdawati, Abdul Razak (2024) |
First publication
right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |