Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 8, Agustus 2024
ANALISIS
PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR JARINGAN PIPA DISTRIBUSI PDAM KOTA DEPOK
Nur
Zulya Madinah1*, Budi Santosa2
Universitas Gunadarma, Jakarta, Indonesia1,2
Email: [email protected]1*, [email protected]2
Abstrak
Kehilangan air merupakan suatu angka dalam persentase
yang menunjukkan besarnya jumlah air yang didisribusikan
tetapi tidak bisa tertagih atau tidak bisa menjadi pendapatan bagi perusahaan.
Menekan besaran kehilangan air sebenarnya merupakan upaya untuk meningkatkan
pelayanan dan sumber peningkatan PDAM kota Depok. PDAM kota Depok memiliki
target berdasarkan Peraturan yakni dalam kurun waktu 5 tahun mendatang prosentase kehilangan air dapat turun menjadi 25%. Metode
dan Strategi penurunan kehilangan air yang dilakukan PDAM kota Depok mulai dari
mengindentifikasi masalah kehilangan air secara fisik
ataupun non-fisik, faktor penyebab kehilangan air, metode pengendalian, metode
aksi dan monitoring dan pelaporan. Hasil Penurunan
dan Pengendalian Kehilangan air pada Tahun 2021 sebesar 8.090.305 m3/tahun
(33,58%). Kehilangan air pada Tahun 2022 sebesar 7.643.942 m3/tahun
(31,44%). Penurunan kehilangan air terjadi dengan melakukan pengendalian
kehilangan air. Perbandingan penurunan kehilangan air di tahun 2021 ke tahun
2022 sebesar –382.576 m3/tahun (–2,14%), penurunan kehilangan air
tidak terlalu signifikan dalam persen, jika dihitung secara finansial penghematan
biaya air tak berekening sebesar 3.404.926.960.
Pengendalian kehilangan air jika tidak dilakukan akan mengurangi volume yang
dapat di konsumsi konsumen dan dapat mengurangi pendapatan. Kehilangan air yang
tinggi dapat meningkatkan satuan biaya operasional distribusi dan produksi,
tarif menjadi mahal atau lebih tinggi. Menurunkan tekanan air dan bisa
mempengaruhi kualitas air. Meningkatkan biaya investasi untuk penambahan
kapasitas.
Kata kunci: Pengendalian, Kehilangan air, Jaringan, Penurunan.
Abstract
Non-Revenue Water is a figure in percentage that shows the
amount of water that is distributed but cannot be collected or cannot become
income for the company. Reducing the
amount of Non-Revenue Water is actually an effort to improve services and
increase sources for Depok PDAM. Depok PDAM has a target based on regulations,
namely that within the next 5 years the percentage of Non-Revenue Water can
decrease to 25%. Methods and strategies for reducing Non-Revenue Water carried
out by Depok PDAM start from identifying physical and non-physical water loss
problems, factors causing Non-Revenue Water, control methods, action methods
and monitoring and reporting. The
results of reducing and controlling strategy in 2021 amounted to 8,090,305 m3/year
(33.58%). Non-Revenue Water in 2022 will be 7,643,942 m3/year
(31.44%). Reducing non-revenue water
occurs by controlling Non-Revenue Water.
Comparing the reduction in from 2021 to 2022 of –382,576 m3/year
(–2.14%), the reduction in Non-Revenue Water is not very significant, if calculated
financially, the cost savings for Non-Revenue
Water is 3,404,926,960. If control Non-Revenue
Water is not carried out in percent, it will reduce the volume that consumers
can consume and can reduce income. High Non-Revenue
Water can increase the unit operational costs of distribution and production,
making tariffs expensive or higher. Reduces water pressure and can affect water
quality. Increase investment costs for additional capacity
Keywords:
Control, Non Revenue Water, Network, Reducing.
PDAM Depok adalah badan usaha milik daerah pengelola air minum yang
berkomitmen menyediakan air bersih untuk warga Depok. Air merupakan salah satu kebutuhan pokok
untuk kelangsungan hidup. Air dapat diperoleh dari berbagai sumber di sekitar
tempat tinggal, tidak semua tempat memiliki air bersih dan layak konsumsi.
Ketersediaan air bersih semakin hari semakin berkurang. Meningkatkan kemampuan
dalam Jaringan distribusi dan transmisi merupakan usaha yang harus terus dilakukan,
supaya pelayanan air kepada masyarakat tidak terganggu dan dapat mencapai
standar pelayanan, maka harus memperhatikan faktor yang berpengaruh terhadap
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Faktor penyebab yang menggangu
proses distribusi salah satunya tinggi tingkat kebocoran yang terjadi pada pipa
distribusi
Kehilangan air, dapat
diartikan sebagai perbedaan yang tercatat atau selisih antara
air yang diproduksi dan masuk
sistem, dengan jumlah air yang tercatat pada
meter pelanggan
Cangkup Pelayanan sistem penyediaan air minum PDAM Kota
Depok sampai dengan tahun 2023 baru mencapai 20,22% dengan tingkat NRW sebesar 31,45% dari air yang didistribusikan (Evaluasi Kinerja PT. Tirta Asasta
Depok (Perseroda) Tahun Buku 2022, BPKP 2022). Menekan besaran kehilangan air sebenarnya merupakan upaya untuk meningkatkan
pelayanan dan sumber peningkatan PDAM kota Depok, akan tetapi PDAM kota Depok memiliki target berdasarkan Peraturan yakni dalam kurun
waktu 5 tahun mendatang prosentase kehilangan air dapat turun menjadi 25%. Penurunan kehilangan air bukanlah pekerjaan yang dapat selesai 1 sampai dengan 2 tahun, melainkan pekerjaan yang harus dilakukan secara terus menerus. Maka sebaiknya dibentuk unit khusus untuk tim penurunan
kehilangan air yang merupakan
bagian resmi dari struktur organisasi
PDAM (BPPSPAM, 2008). PDAM Kota Depok telah memiliki sebuah tim untuk menangani
kehilangan air dari unit bagian distribusi yang melakukan mengidentifikasi kehilangan air, pengumpulan data,
Analisis Data, bentuk kehilangan air, faktor penyebab, metode pengendalian, metode aksi (penyelesaian) serta melakukan monitoring dan pelaporan dalam penelitian ini penulis menganalisis kegiatan yang dilakukan dalam upaya pengendalian
kehilangan air PDAM kota
Depok.
Metode yang digunakan pada penelitian
analisis pengendalian kehilangan air jaringan pipa distribusi PDAM kota Depok dibawah ini:
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dan pengumpulan data
dilakukan di PDAM Depok. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder dan primer.
Data berupa gambaran umum PDAM Depok, lokasi penelitian, data air distribusi,
air terjual, jumlah pelanggan, serta peta jaringan.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data ada dua jenis
data yang diperlukan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek
penelitian dilakukan. Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpulan data didapat dari sumber data
Perhitungan Kehilangan Air
Kehilangan air merupakan jumlah air yang tidak tercatat
dan air yang tidak menjadi penghasilan. Pengendalian kehilangan air jika tidak
dilakukan akan mengurangi volume yang dapat di konsumsi konsumen dan dapat
mengurangi pendapatan. Meningkatkan satuan biaya operasional distribusi dan
produksi, tarif menjadi mahal atau lebih tinggi. Penurunan kehilangan air dari
PDAM kota Depok tidaklah mudah melalui rangkaian kegiatan dengan target pertahunnya. Perhitungan kehilangan air PDAM kota Depok
adalah sebagai berikut.
Diketahui:
Air Distiribusi =
24.092.622 m3 (Tahun 2021)
Air Terjual = 16.002.317 m3
(Tahun 2021)
Air Distiribusi =
24.311.788 m3 (Tahun 2022)
Air Terjual = 16.667.846 m3
(Tahun 2022)
Tarif Pelanggan = 8.500 (PDAM Depok Tahun 2022)
x 100
Tingkat Kehilangan Air = Jml Air
Didistribusikan – Air Terjual
x 100
Tingkat Kehilangan Air = 24.092.622 – 16.002.317
x 100
24.092.622
Tingkat Kehilangan Air = 33,58%
Penurunan Tingkat Kehilangan
air = (Rasio Tahun ini) – (Rasio Tahun Lalu)
x 100
Jml Air Didistribusikan
x 100
x 100
24.311.788
Tingkat Kehilangan Air = 31,44%
*Perbandingan Penurunan
Kehilangan air di Tahun 2021 dan 2022
Penurunan Tingkat
Kehilangan air =
(Rasio Tahun ini) – (Rasio Tahun Lalu)
Penurunan Tingkat
Kehilangan air =
(7.643.942) – (8.090.305)
Penurunan Tingkat
Kehilangan air =
– 382.576 m3
Penurunan Tingkat
Kehilangan air =
31,44 % –33,58 %
Penurunan Tingkat
Kehilangan air =
– 2,14%
Jika di rupiah kan dengan
tarif pelanggan mengurangi kerugian kehilangan air yang tidak berekening atau sebesar adalah sebagai berikut.
Air Tak Berekening
= Penurunan Tingkat
kehilangan air x 8.500 (Tarif
Pelanggan)
= 382.576 x 8.500
= 3.404.926.960,00 (Cost Saving)
Nilai – (minus) diatas merupakan penurunan tingkat
kehilangan air yang berhasil diturunkan
Gambar 2. Grafik Kehilangan Air Tahun 2021-2022 PDAM Depok
Gambar 3. Grafik Persentase Kehilangan Air Tahun 2021-2022
PDAM Depok
Analisis pengendalian kehilangan air, perhitungan yang
didapat dari menerapkan metode pengendalian kehilangan air. Perbandingan penurunan
kehilangan air pada Tahun 2021 (Garis yang berwarna biru) dan 2022 (Garis yang
berwarna orange) dapat dilihat pada Gambar 2.
Perbandingan Penurunan persentase kehilangan air pada Tahun 2021 (Garis yang
berwarna biru) dan 2022 (Garis yang berwarna orange)
dapat dilihat pada Gambar 3.
Pengendalian Kehilangan
Air
Kehilangan air
terjadi pada semua sistem jaringan pipa distribusi, volume air yang hilang
tergantung pada karakteristik jaringan pipa, kondisi setempat, praktik
operasional serta tingkat teknologi dan keahlian yang diaplikasikan oleh
pengelola sistem penyedia air bersih dalam mengendalikan kehilangan air
1. Kehilangan
Fisik
Kehilangan Air
fisik merupakan kebocoran yang secara nyata akan menyebabkan air tidak dapat
disalurkan (dijual) kepada pelanggan, karena air keluar dari jaringan pipa.
Klasifikasi kehilangan air secara fisik ataupun kebocoran berdasarkan
infrastruktur yang terkena. Kebocoran melalui perpipaan, joint,
fitting, pipa (transmisi-distribusi) dan
peralatannya. Kebocoran pada pipa dinas sampai meter pelanggan. Kebocoran dan
luapan pada tangki dan reservoir. Limpahan air yang keluar dari reservoir serta
open drain dan sistem blow-offs
yang tidak memadai. Karakteristik kebocoran terbagi menjadi tiga yaitu
kebocoran yang dilaporkan karena terlihat dan dilapor segera oleh masyarakat
atau staf PDAM waktu respon kebocoran singkat
2. Kehilangan
Non-Fisik
Kehilangan air
non-fisik menyebabkan air tidak terukur tercatat dengan baik dan tepat sehingga
tidak menjadi pendapatan bagi jasa penyedia air dan tidak bisa direkeningkan. Klasifikasi kehilangan air non-fisik ataupun
komersial ada dua jenis yaitu sambungan tidak diizinkan (illegal
connection) dan Konsumsi tidak diizinkan (illegal consunrwmption).
Faktor
Penyebab Kehilangan Air
Faktor terjadinya kehilangan air terbagi menjadi 2 yaitu: kehilangan air secara fisik dan kehilangan air non-fisik adalah sebagai
berikut.
1.
Faktor Penyebab Kehilangan Air Fisik
Kehilangan air secara fisik
dapat disebabkan dalam beberapa faktor kebocoran mulai dari konstruksi
yang tidak sesuai dengan ketentuan standar (galian, perakitan, urugan dan lain-lainnya. Pemilihan material tidak sesuai standar
kualitas pipa dan accessories yang digunakan terdapat cacat pada pipa (retak, lengkung, gelembung udara atau permukaan
pipa yang kurang halus). Pengurasan membuka WO (Wash
Out). Luapan atau limpasan dari reservoir atau booster pump dan over pressure. Kehilangan
air fisik ada beberapa jenis, diantaranya:
a)
Semburan/kebocoran yang dilaporkan (reported brust)
Semburan airnya terlihat
dan muncul di permukaan tanah, sehingga mudah dilaporkan oleh masyarakat.
b)
Semburan/kebocoran yang tidak dilaporkan (unreported brust)
Kebocoran terletak di bawah
tanah dan tidak terlihat di permukaan. Semburan/kebocoran jenis ini dapat
ditemukan dengan melakukan survey deteksi kebocoran menggunakan alat leak detector.
c)
Semburan/kebocoran kecil (background leakage)
Kebocoran merupakan rembesan
yang sangat kecil dan sangat sulit
terdeteksi meskipun menggunakan alat leak detector.
Gambar
4.
Pipa Pecah
2. Faktor Penyebab Kehilangan Air Non-Fisik
Kehilangan air secara
non-fisik dapat disebabkan dalam beberapa faktor Pencurian sambungan illegal, pemakai air illegal
seperti pipa by pass
dan meter air dirusak/ diperlambat. Kesalahan pada meter pelanggan (akurasi
meter pelanggan air) dan posisi meter air yang sulit dibaca. Kesalahan pembaca
meter air pelanggan. Kesalahan administrasi/ handling
data seperti kesalahan mencatat hasil pembacaan meter, kesalahan
pengumpulan dan transfer data, kesalahan pembuatan rekening, kesalahan data base pelanggan. Keakuratan meter pencatat debit
dan air masuk (flow meter) produksi
sangat menentukan untuk menghitung NRW sistem. Ada berbagai jenis meter yang mempunyai keakuratan bervariasi.
Gambar 5. Meter Air Tertanam Gambar 6. Meter Air Buram
Gambar 7. Pemasangan Sambungan Tidak sesuai Standar
Metode
Pengendalian Kehilangan Air
Pencegahan
dan pengendalian kehilangan air merupakan suatu keharusan bagi Perusahaan Air
Minum (PDAM) karena masalah kebocoran air dalam sistem jaringan air bersih
sangat merugikan baik dari segi teknik maupun segi administrasi
Gambar 8. Perbaikan Pipa HDPE Gambar
9. Pemasangan PRV (Pressure
Reducing Valve)
Gambar
10.
Pemasangan Data Logger Gambar
11. Pemrograman Data Logger
Metode Aksi
Permasalahan kehilangan air mengakibatkan kerugian yang cukup besar baik
untuk perusahaan maupun bagi masyarakat
sebagai konsumen PDAM. Perlu adanya Penanganan
yang langsung dalam penurunan kehilangan air dengan metode aksi.
Aksi merupakan gerakan untuk penanganan
masalah yang terjadi. Metode aksi dalam
hal ini terbagi
menjadi 2 yaitu metode aksi kehilangan
fisik dan metode aksi kehilangan air non-fisik. Metode aksi
yang dilakukan berasal dari permasalah yang ada melalui faktor
penyebab terjadinya kehilangan air di PDAM kota
Depok.
1.
Metode aksi kehilangan air secara fisik yang dilakukan menggunakan alat yang dimiliki PDAM kota Depok sebagai berikut:
a)
Alat UFM (Ultrasonic
Flow Meter)
UFM (Ultrasonic Flow
Meter) merupakan alat pengukur kecepatan dari aliran seperti
cairan atau pun gas dengan menggunakan prinsip kerja ultrasonik.
Alat UFM dapat mengetahui kecepatan aliran, maka laju aliran
dapat dihitung dengan mengetahui luasan penampang/ diameter pipa suatu jalur aliran.
b)
DMA (District Metered
Area)
Zona Distribusi suatu sistem penyediaan
air adalah suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air yang dibatasi oleh
pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer), dan
DMA. DMA (District Metered Area) adalah wilayah terisolasi baik permanen maupun
non permanen dan dilengkapi
dengan instrument pembentuk
DMA seperti meter air induk
DMA dan katup batas DMA serta
instrument kontrol DMA (Kemen
PUPR, 2016).
c)
Hydrolux Leak Detector
Hydrolux
Leak Detector merupakan alat
pencari kebocoran yang
sensitive dengan menghasilkan
suara. Pencarian kebocoran sedang dilakukan terdengar suara air. Penggunaan alat ini sangat sensitive dengan suara kebisingan.
Alat ini digunakan pada saat malam hari
agar mendapatkan hasil yang
optimal, karena pada saat aktifitas yang meningkat akan mempengaruhi proses alat.
d)
Pressure Management
Manajemen
tekanan merupakan salah satu elemen yang paling mendasar dalam strategi pengelolaan kehilangan air yang kuat. Laju kehilangan
air dalam jaringan distribusi air merupakan satu fungsi tekanan
pompa atau menurut gravitasi. Metode untuk mengurangi
tekanan dalam sistem, termasuk pompa pengendali kecepatan variabel dan zoning tekanan berdasarkan elevasi. Namun yang paling umum dan efektif dari segi biaya
adalah katup pengurang tekanan otomatis (Pressure
Reducing Valve) atau PRV. Alat tersebut nantinya akan dipasang pada titik-titik strategis dalam jaringan untuk mengurangi atau mempertahankan tekanan jaringan pada tingkat tertentu yang sudah ditetapkan.
Gambar 12. Alat UFM (Ultrasonic
Flow Meter) Gambar 13. DMA Area PDAM Depok
(District Metered Area)
Gambar 14. Alat Hydrolux
Leak Detector Gambar 15. Pemasangan PRV dalam
Meter Induk
2.
Metode aksi kehilangan air secara non-fisik yang dilakukan PDAM kota Depok adalah sebagai berikut.
a)
Pemasangan dan Pengantian
Water Meter Air yang belum terpasang,
rusak, buram (sulit dibaca), yang umur teknisnnya sudah habis.
b)
Pembongkaran pada instalasi pelanggan yang melakukan sambungan illegal.
c)
Pembongkaran pada instalasi pelanggan yang status putus.
d)
Bila ditemukan meter air yang tidak normal, mengganti dengan meter air yang baru.
e)
Pemindahan penempatan meter
air (relokasi) yang mudah terbaca dan terkontrol.
f)
Perbaikan Rekening hasil Pembacaan.
Gambar 16. Pemasangan Meter Air Sesuai Standar Perusahaan
Monitoring dan
Pelaporan
Kegiatan Pengendalian kehilangan air dilakukan dengan
berbagai proses dan tahapan, sebelum terjadi adanya masalah kebocoran air,
perbaikan ada yang dinamakan monitoring dan pleaporan. Monitoring atau
pemantauan dengan mengumpulkan informasi untuk melakukan tindakan yang harus
diambil. Pelaporan merupakan kegiatan dengan menghasilkan catatan yang
memberikan informasi tentang kegiatan berbentuk dokumen atau koordinasi dengan
pihak terkait.
1.
Monitoring dan Pelaporan Pengendalian Kehilangan Air Fisik
Kegiatan monitoring
dan pelaporan kehilangan air fisik selalu dilakukan setiap hari untuk pelayanan
air kota Depok. Monitoring mulai dari pipa dinas dan retikulasi lainnya berdasarkan data yang sudah dihasilkan
dari alat yang sudah dipasangakan dilapangan.
Pemasangan logger di titik sumber, kritikal dan
setiap ujung pengaliran. Distribusi memiliki jam operasional pengiriman air
bisa dilakukan pemantauan dari jenis karakteristik area pengaliaran
air. Proses monitoring dan pelaporan, jika ada
masalah debit air dalam pipa terlihat konstan dan tiba-tiba naik di jam yang
tidak wajar, bisa menjadi peringatan ada yang perlu pengecekan dan pelaporan ke
bagian teknik agar diketahui apa yang menyebabkan debit tiba-tiba melonjak.
2.
Monitoring dan Pelaporan Pengendalian Kehilangan Air Non-Fisik
Kegiatan monitoring
dan pelaporan kehilangan air non-fisik selalu dilakukan setiap hari untuk
pelayanan air kota Depok. Perusahan memiliki aplikasi
sistem disebut Billing akun. Aplikasi ini dapat
menghasilkan data yang dibutuhkan perusahaan dalam operasional, data diambil
berdasarkan dari pembaca meter. Monitoring dan
pelaporan yang dilakukan bisa melalui akun sistem yang menghasilkan kubikasi dan keterangan masalah meter. Status meter air
normal, tertimbun, rumah terkunci, buram dan lainnya sesuai kondisi di
lapangan. Pelaporan disana dapat divalidasi dengan
foto yang diupload.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian analisis pengendalian kehilangan
air jaringan pipa distribusi PDAM kota Depok yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut: (1) Hasil dari analisis pengendalian
kehilangan air, perhitungan yang didapat dari menerapkan metode pengendalian
kehilangan air pada Tahun 2021 sebesar 8.090.305 m3 dengan
persentase kehilangan air 33,58%. Kehilangan air pada Tahun 2022 sebesar
7.643.942 m3 dengan persentase kehilangan air 31,44%. Penurunan
kehilangan air terjadi dengan melakukan pengendalian kehilangan air.
Perbandingan penurunan kehilangan air di tahun 2021 ke tahun 2022 sebesar –382.576
m3 dengan persentase kehilangan air –2,14%
penurunan kehilangan air tidak terlalu signifikan dalam
persen, jika dihitung secara finansial penghematan biaya air tak berekening sebesar 3.404.926.960. Pengendalian kehilangan air PDAM kota Depok
terbagi menjadi 2 yaitu kehilangan air secara fisik dan kehilangan air secara non-fisik. (2) Strategi pengendalian penurunan kehilangan air yang dilakukan
PDAM kota Depok mulai dari mengindentifikasi masalah
kehilangan air secara fisik ataupun non-fisik, faktor penyebab kehilangan air,
metode pengendalian, metode aksi dan monitoring dan
pelaporan. Pengendalian kehilangan air jika tidak dilakukan akan mengurangi
volume yang dapat di konsumsi konsumen dan dapat mengurangi pendapatan.
Kehilangan air yang tinggi dapat meningkatkan satuan biaya operasional
distribusi dan produksi, tarif menjadi mahal atau lebih tinggi. Menurunkan
tekanan air dan bisa mempengaruhi kualitas air. Meningkatkan biaya investasi
untuk penambahan kapasitas.
Aminuddin. (2017). Analisis Kehilangan
Air PDAM Kabupaten Padang Pariaman
Unit Batang Anai.
Andayani, R. (2019). Analisis Kehilangan Fisik Dan Tingkat Kepuasan Pelangganpada DMA UNIT 3 ILIRPDAM Tirta Musi Palembang. Jurnal Teknik Sipil,
9(1). https://doi.org/10.36546/tekniksipil.v9i1.268
Asih, R., & Widjajanti,
R. (2008). Kajian Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Penyediaan Air Bersih Secara Individual di
Kawasan Kaplingan Kota Blora.
Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Kota, 4(1).
Diasa, I. W., Soriarta,
I. K., Bagus, I., & Suryawan,
G. (2019). Analisa kehilangan Air (Non Revenued Water) Pada jaringan Sistem Penyediaan Air minum (SPAM) Studi Kasus: Kecamatan Mengwi. Jurnal Gradien Fakultas Teknik UNR,
11(2).
Harlini, D., Fuad, I. S., & Andayani, R. (2016). Perhitungan
Non Revenue Water (NRW) Dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Pada Pdam Lematang Enim Unit Pelayanan Pendopo Kabupaten Pali. Jurnal Desiminasi Teknologi, 4(1).
Heston,
Y. P., & Pasawati, N. A. (2016). Analisis Faktor Penyebab Kehilangan Air PDAM
(PDAM Water Loss Factors Analysis). Pros. Temu Ilm. IPLBI, 2016, 1–6.
Melati.
(2019). Kualitas Pelayanan
Publik Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) TIRTA
Daroy Kota Banda Aceh. Ilmu
Administrasi Negara, 1(4).
Mu’min,
M. A. (2020). Penurunan Kehilangan
Air Pada Perumahan Di Sistem Distribusi Cikokol Dengan Metode Neraca Air-Water Loss
Reduction In Housing at Cikokol Distribustion
System With Water Balannce Method. Jurnal Teknik, 9(2).
Mustakim,
M., & Pratama, D. T. (2020). Analisis
Non Revenue Water (NRW) pada Jaringan
Pipa Air Bersih PDAM Kota Balikpapan: Analysis of Non Revenue Water (NRW) in PDAM Clean Water Pipe Network
Balikpapan City. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA,
3(1), 25–33.
Permatasari, A. O., Auliandri,
T. A., & Setyawan, A. (n.d.). Analisa Proses Distribusi Dan Identifikasi Faktor Penentu Kehilangan Air Pada Perusahaan Daerah Air Minum Di Sidoarjo. Peningkatan Nilai Tambah
Re y, 81.
Sari,
A. K. (2019). Studi Kehilangan
Air PDAM Tirta Bukae Luwu
Utara (Studi Kasus Kec. Masamba) Tahun 2017-2018. Journal
Dynamic Saint, 4(1), 725–733.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Alfabeta.
Syarif, M. N., & Ridwan, A. (2020). Studi Kasus Penurunan
Kehilangan Air Pada Sistem
Distribusi Air PDAM di DMA Pondok
Mutiara Payung Sekaki Dengan Metode Steptest. Jurnal Surya
Teknika, 7(1), 130–134.
Taini, I. P., & Purnomo, A. (2017). Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara).
Jurnal Teknik ITS, 6(2),
F355–F360.
Yekti, M. I., Pratama,
I. B. G. P., & Purbawijaya, I. B. N. (2020). Mitigasi Non Revenue Water (NRW) Sistem Jaringan Distribusi pada District Meter Area (DMA) Zona Kota Blahbatuh PDAM Gianyar. Media
Komunikasi Teknik Sipil,
25(2), 180–190.
Copyright holder: Nur Zulya Madinah, Budi Santosa (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |