Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
8, Agustus 2024
Prio Jatmiko Hadiluhung
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian bertujuan
untuk menganalisis Pengaruh Laju Pertumbuhan
Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk
dan Kesenjangan terhadap angka Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan. Data yang digunakan
yaitu data sekunder dengan menggunakan alat analisis regresi
data panel, data yang diambil tahun
2012-2022 pada 13 kabupaten kota
di Provinsi Kalimantan Selatan.. Hasil yang diperoleh yaitu secara simultan hipotesis penelitian ini terbukti dengan
hasil uji f menunjukkan semua variabel
bebas yaitu Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk, dan Kesenjangan secara
bersama–sama berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan. karena Probabilitas F-Statistik
sebesar 0.000000 di mana nilai tersebut < signifikansi 0.05. kedua secara individu (parsial) hipotesis penelitian ini terbukti dengan
hasil uji t untuk setiap variabel menunjukkan variabel pertumbuhan ekonomi dan
Jumlah Penduduk berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kemiskinan. hanya variabel kesenjangan (Gini
Ratio) yang tidak memiliki pengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan. Saran dalam
perbaikan adalah memasukkan variable lain dalam menganalisis kemiskinan karena koefisien determinasi hanya 20 persen. Masih terdapat 80 persen faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Provinsi Kalsel, antara lain, angka pernikan dini, Tingkat
Pendidikan, Keberadaan tanah
dan mineral (SDA), Organisasi, Akumulasi
Modal dan kemajuan teknologi,
serta rendahnya sumberdaya manusia.
Kata kunci: Laju pertumbuhan ekonomi, Jumlah Penduduk, Kesenjangan, Kemiskinan
Abstract
The study aims to analyze
the effect of economic growth rate, population growth and inequality on poverty
rate in South Kalimantan Province. The data used is secondary data using panel
data regression analysis tools, data taken from 2012-2022 in 13 city districts
in South Kalimantan Province. The results obtained are that simultaneously the
hypothesis of this study is proven by the results of the f test showing all
independent variables, namely Economic Growth, Population, and Gap together
have a significant effect on the Poverty Level. because the F-Statistic
Probability is 0.000000 where the value is <0.05 significance. second
individually (partially) the hypothesis of this study is proven by the results
of the t test for each variable showing the variables of economic growth and
Population have a partial effect on the poverty rate. only the gap variable
(Gini Ratio) has no effect on the Poverty Level. Suggestions
for improvement are to include other variables in analyzing
poverty because the coefficient of determination is only 20 percent. There are
still 80 percent factors that influence poverty in South Kalimantan Province,
including early marriage rates, education levels, the existence of land and
minerals (natural resources), organization, capital accumulation and
technological progress, and low human resources.
Keywords: Economic growth rate, Population, Gap, Poverty
Pendahuluan
Kemiskinan merupakan suatu kondisi seseorang atau sekelompok orang tidak mampu mencukupi
tingkat kemakmuran yang dianggap sebagai kebutuhan mendasar dari standar hidup
tertentu. Kemiskinan menjadi suatu permasalahan
kompleks yang mempengaruhi
negara berkembang seperti
Indonesia. Ketidakmerataan pembangunan,
lonjakan jumlah penduduk, pengangguran, dan rendahnya investasi menjadi problema dalam kemiskinan di Indonesia
Kemiskinan menjadi masalah mendasar yang kompleks dan dapat memicu permasalahan
lain seperti pertumbuhan ekonomi yang lambat
Faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya kemiskinan adalah laju Jumlah Penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk menjadi pemicu meningkatnya angka kemiskinan. Tingkat kemiskinan dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang pesat akan mempengaruhi tingkat kemiskinan di suatu wilayah
Di Indonesia tiga provinsi
dengan angka kemiskinan terendah yaitu Provinsi Bali, Provinsi Kalsel, dan Provinsi Bangka Belitung. Provinsi
Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki angka kemiskinan yang rendah. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakatnya Provinsi Kalsel. Namu belakangan ini untuk Provinsi Kalimantan Selatan, angka
kemiskinan justru meningkat yang sebelumnya 197,76 ribu naik menjadi 201,95 ribu jiwa di tahun
2022.
Berkembangnya sektor industri,
pertanian, pertambangan dan
pariwisata memperlihatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami
perkembangan yang pesat
1)
Untuk mengidentifikasi
laju pertumbuhan ekonomi, Jumlah Penduduk, dan kesenjangan berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan.
2)
Untuk mengidentifikasi
laju pertumbuhan ekonomi, Jumlah Penduduk, dan kesenjangan berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan.
3)
Untuk mengidentifikasi
faktor apa yang paling dominan mempengaruhi angka kemiskinan di Provinsi Kalsel.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara laju pertumbuhan
ekonomi, peningkatan jumlah penduduk, dan kesenjangan terhadap
tingkat kemiskinan di
Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Provinsi Kalimantan Selatan, dengan
data yang digunakan yaitu
data Angka Kemiskinan, angka
Pertumbuhan Ekonomi, angka jumlah penduduk, dan Kesenjangan dari periode tahun 2012-2022.
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian yaitu dengan cara melakukan
studi kepustakaan dan eksplorasi serta mengakses website resmi BPS
(Badan Pusat Statistika) kemudian
dianalisis dengan metode kuantitatif. Selain itu data perpustakan, jurnal dan laporan-laporan penelitian terdahulu maupun literatur lainnya.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, dan kesenjangan mulai tahun 2012 sampai 2022. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi pemerintah lingkup Provinsi Kalsel seperti BPS, dan Bapedda, selain itu data dari website resmi Website resmi Bank Indonesia (BI), serta
website resmi Badan Pusat Statistik
Provinsi Kalsel.
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis
regresi linear berganda. Untuk mengukur variabel dependen atau terikat dapat
dipengaruhi variabel independen atau bebas dengan menggunakan
regresi data panel. Perangkat
lunak yang pakai adalah aplikasi komputer Eviews10. Merupakan gabungan data urutan waktu dengan data urutan tempat.
Dengan model:
Yit = B0 + B1X1it +
B2X2it + B3X3it + eit
Keterangan:
Y = Timgkat Kemiskinan
X1 = Pertumbuhan Ekonomi (persen)
X2 = Jumlah penduduk (persen)
X3 = Kesenjangan (persen)
i = Urutan
Tempat
t = Urutan Waktu
𝛽 = Koefisien
e = Error
Hasil dan Pembahasan
Analisa
Hasil
Penelitian ini menganilis pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, laju jumlah pertumbuhan penduduk, dan kesenjangan terhadap tingkat
kemiskinan di Provinsi Kalsel, data meliputi 13 Kabupaten Kota dari tahun 2012 sampai dengan 2022. analisa data
panel menggunakan statistik komputer eviews 10 dengan
hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Uji Deskriptif Statistik
|
Y |
X1 |
X2 |
X3 |
Mean |
4.986713 |
4.304266 |
5.453248 |
0.314287 |
Median |
4.860000 |
4.760000 |
5.420065 |
0.318000 |
Maximum |
7.070000 |
8.040000 |
5.850405 |
0.413000 |
Minimum |
2.550000 |
-2.500000 |
5.068512 |
0.228000 |
Std. Dev. |
1.088929 |
2.231991 |
0.182935 |
0.036540 |
Observations |
143 |
143 |
143 |
143 |
Sumber:
Hasil Ouput Eviews 10
Berdasarkan hasi Uji Deskriptif Statistik 13 kabupaten Kota di Provinsi Kalsel
diperoleh:
1) Nilai rata-rata Tingkat Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan
Selatan 4,99 %, nilai
maksimumnya 7,07 %, nilai minimumnya
2,55 %, dan standar
deviasinya 1,09 %. Dengan jumlah
sampel data 143 buah.
2) Nilai rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi
Kalimantan Selatan 4,30 %, nilai maksimumnya 8,04 %, nilai minimumnya -2,50%,
dan standar deviasinya 2,23 %. Dengan jumlah sampel data 143 buah.
3) Nilai rata-rata Jumlah penduduk di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan
Selatan 311414.7 jiwa, nilai maksimumnya 708606.0 jiwa, nilai minimumnya 117088.0 jiwa, dan standar deviasinya 145474.6 jiwa. Dengan jumlah sampel data 143 buah.
4) Nilai rata-rata Gini Ratio di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan 0.31, nilai maksimumnya 0.41, nilai minimumnya 0.23, dan standar deviasinya 0.04. Dengan jumlah sampel
data 143 buah.
Hasil Pemilihan
Model Data Panel
Pada regresi data panel perlu
dilakukan beberapa uji untuk menentukan model terbaik untuk digunakan ditahap
selanjutnya, ada tiga model yang perlu dibandingkan yaitu: Common
Effect Model (CEM), Fixed Effect Mode (FEM), atau Random Effect Model (REM). Ketiga model tersebut dilakukan Uji Chow dan Uji Hausman setelah
dilakukan uji tersebut model yang paling banyak terpilih adalah model terbaik
yang akan digunakan untuk langkah selanjutnya.
1) Uji Chow
Berdasarkan hasil dari Uji Chow
nilai Cross-section Chi-square
0.0000 < 0.05, menandakan menolak H0 dan menerima Hi. Berarti bahwa model
yang tepat digunakan dalam uji chow adalah estimasi Fixed Effect Model
(FEM).
2) Uji Hausman
Berdasarkan hasil dari Uji Hausman
nilai Cross-section
0.3545 > 0.05, Maka
model yang terpilih adalah REM.
3) Uji Lagrange Multiplier (LM)
Berdasarkan hasil dari Uji Lagrange
Multiplier nilai Breusch-Pagan
0.0000 < 0.05, Maka model yang terpilih digunakan adalah REM. Kesimpulannya setelah dilakukan uji pemilihan model maka
model terbaik adalah Random Effect Model (REM),
karena terpilih dua kali yaitu pada Uji Hausman dan
Uji Lagrange Multiplier
Hasil Uji Hipotesis
Pembuktian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan uji r2, uji t, dan uji F:
1)
Uji Koefisien determinasi (R2)
Berdasarkan hasil Uji Koefisien Determinasi atau R-Squared dengan menggunakan estimasi Random Effect Model (REM) di peroleh nilai 0.20 atau 20%. Yang berarti bahwa pengaruh variabel bebas yaitu Pertumbuhan Ekonomi
(X1), Jumlah penduduk (X2), dan Gini Ratio (X3) terhadap variabel terikat Tingkat Kemiskinan (Y)
adalah sebesar 20% ( Adjusted R-Squared = 0.20), sedangkan sisanya 80% dipengaruhi oleh faktor lain
di luar model.
2)
Uji Simultan (uji F)
Berdasarkan Hasil Uji F dengan menggunakan Estimasi Random Effect Model (REM) pada tabel 5.1.6 Semua variabel bebas yaitu
Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2), dan Gini
Ratio (X3) secara bersama–sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat yaitu: Tingkat Kemiskinan (Y). karena Probabilitas
F-Statistik sebesar 0.000000 di mana nilai tersebut < signifikansi 0.05.
3) Uji T (Uji Parsial)
Uji t atau uji parsial adalah uji statistik yang
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh secara individual
variabel bebas yaitu Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2), dan Gini Ratio (X3) terhadap variabel
terikat Tingkat Kemiskinan (Y).
a) Pertumbuhan Ekonomi (X1)
Berdasarkan hasil pengolahan
data dapat diketahui bahwa nilai t-statistik
pertumbuhan ekonomi memiliki nilai sebesar 4.126513 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0001 (nilai ini
lebih kecil dari α = 0,05) atau 0.0001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Kemiskinan.
b) Jumlah penduduk (X2)
Berdasarkan hasil pengolahan
data dapat diketahui bahwa nilai t-statistik
jumlah penduduk memiliki nilai sebesar -4.286568 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000 (nilai ini
lebih kecil dari α = 0,05) atau 0.000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah penduduk berpengaruh
secara parsial terhadap Tingkat Kemiskinan.
c) Kesenjangan (X3)
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa nilai
t-statistik gini ratio memiliki nilai
sebesar 0.502355 dengan nilai probabilitas sebesar 0. 6162 (nilai ini lebih kecil dari α = 0,05) atau 0.6162 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel gini ratio tidak berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat
Kemiskinan.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Pada
data regresi panel diperlukan
pengujian statistik untuk memeriksa apakah model regresi linear memenuhi asumsi klasik. Jika asumsi klasik tidak terpenuhi,
intepretasi koefisien regresi dan hasil pengujian statistik dapat menjadi tidak
valid. Pada pengujian ini hanya menggunakan uji Normalitas, uji Multikolinearitas
dan uji Heterokedesitas.
Uji Normalitas
Gambar 1. Hasil
Uji Normalitas
Sumber: Hasil Ouput Eviews 10
Dari Gambar 2 dapat dilihat
nilai probalilitas sebesar 0,307724, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai probalilitas lebih besar dari taraf signifikan (α = 5%)
yang berarti tidak signifikan, maka menerima H0 atau menolak Ha
yang berarti bahwa residualnya berdistribusi
normal.
Uji Multikolinieritas
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel |
X1 |
X2 |
X3 |
X1 |
1.000000 |
0.044527 |
0.145757 |
X2 |
0.044527 |
1.000000 |
0.269677 |
X3 |
0.145757 |
0.269677 |
1.000000 |
Sumber :
Hasil Ouput Eviews 10
Berdasarkan Hasil Uji Multikolinieritas pada
tabel 2 semua variabel bebas yaitu: Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk
(X2), dan Kesenjangan (Gini Ratio) (X3) lolos uji multikolineritas,
karena semua nilai koefisien korelasinya <0.85.
Uji Heteroskedastisit
Gambar
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Ouput Eviews 10
Dari Grafik residual dapat dilihat tidak melewati batas (500 dan -500), artinya varian residual sama. Oleh sebab itu tidak terjadi gejala heteroskedastisitas atau lolos
Uji Heteroskedastisitas.
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji f, menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan angka kesenjangan (Gini Ratio) berpengaruh
signifikan secara bersama-sama terhadap tingkat kemiskinan. pertumbuhan ekonomi yang kuat diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat semakin merata. Begitu juga dengan jumlah penduduk yang cepat dapat memberikan
tekanan tambahan pada sumberdaya manusia yang ada, terutama pada daerah-daerah dengan sumberdaya terbatas, pertumbuhan penduduk yang tidak dibarengi oleh kemampuan perekonomian maka akan menciptakan
stagnasi ekonomi melalui pengangguran hingga kemiskinan.
Berdasarkan hasil uji t sebelumnya menggunakan estimasi Random Effect Model (REM). Didapat Untuk membuat sebuah
peramalan maka dibuatlah persamaan Yit = B0 + B1X1it + B2X2it + B3X3it + B4X4it + eit. Kemudian nilai
koefisien dapat dilihat dan dimasukkan ke dalam persamaan
berikut ini:
Yit = 6,55 + 0,05 X1it – 6,30 X2it + 0,52 X3it + eit
Makna dari
persamaan Regresi tersebut yaitu : Konstanta sebesar 6,55
Konstanta dalam persamaan di atas mempunyai arah positif. Hal ini menunjukkan jika variabel pertumbuhan ekonomi (X1), jumlah penduduk (X2) dan gini ratio (X3) sama dengan nol. Maka, variabel terikat yaitu Tingkat Kemiskinan (Y) sebesar 6,55.
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Kemiskinan
Koefisien Pertumbuhan Ekonomi = 0,05. Bernilai positif yang berarti apabila
variabel Pertumbuhan Ekonomi (X1) mengalami kenaikan sebesar 1 %, dengan asumsi
variabel Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2) dan Kesenjangan (Gini Ratio) (X3) sama dengan nol.
Maka variabel terikat yaitu Tingkat Kemiskinan (Y) akan meningkat menjadi 0,05
%. artinya jika pertumbuhan ekonomi naik satu persen maka kemiskinan akan
meningkat 0,05 persen.
Pengaruh Jumlah penduduk terhadap Tingkat Kemiskinan
Koefisien Jumlah penduduk = – 6,30E atau 0,000006. Bernilai negatif yang
berarti apabila variabel Jumlah penduduk (X2) mengalami kenaikan sebesar 1
jiwa, dengan asumsi variabel Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2) dan
Kesenjangan (Gini Ratio)
(X3) sama dengan nol. Maka variabel terikat yaitu Tingkat Kemiskinan (Y) akan
menurun menjadi 0,000006 persen. Hasil pada penghitungan regresi
pengaruh laju jumlah penduduk terhadap tingkat kemiskinan menunjukan
semakin tinggi laju jumlah penduduk maka semakin berpotensi menurunkan angka
kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan.
Pengaruh Kesenjangan (Gini Ratio) terhadap
Tingkat Kemiskinan
Koefisien Gini Ratio = 0,52. Bernilai positif signifikan yang berarti apabila variabel Gini Ratio
(X2) mengalami kenaikan sebesar 1, dengan asumsi
variabel Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2) dan Kesenjangan (Gini Ratio)
(X3) sama dengan nol. Maka variabel terikat yaitu Tingkat Kemiskinan (Y) akan menurun menjadi 0,52.
Implikasi Hasil Penelitian
Variabel pertumbuhan ekonomi, variabel jumlah penduduk dan kesenjangan
berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan.
Walaupun berpengaruh namun terdapat yang nilainya positif dan negatif. Untuk
variabel pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan positif terhadap tingkat
kemiskinan, yang artinya pertumbuhan ekonomi akan menambah angka kemiskinan.
Ada beberapa faktor yang membuat angka kemiskinan tetap meningkat walaupun
terdapat pertumbuhan ekonomi, yakni seperti terjadi ketidakmerataan
pembangunan, sehingga distribusi pendapatan tidak merata dan hanya terpusat
pada segelintir kelompok masyarakat tertentu.
Selain itu terdapat juga faktor tidak berjalan efektif program
penanggulangan kemiskinan yang dijalankan pemerintah,
Variabel laju jumlah penduduk berpengaruh negatif terhadap tingkat
kemiskinan maka dengan itu argumennya bertambahnya jumlah penduduk
dapat mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Kalsel. Hal tersebut dapat prasyarat kualitas SDM sudah baik maka akan
tercipta angkatan kerja yang siap terserap oleh industrialisasi. Kemiskinan merupakan
permasalahan multi sektor dimana
dalam upaya pengentasan kemiskinan harus melibatkan semua sektor baik
pemerintah maupun swasta. Pertumbuhan ekonomi hanya salah satu pendekatan yang umum dalam mengurangi angka kemiskinan,
pada teori pembangunan dependensi, pertumbuhan ekonomi bukanlah yang utama dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terdapat beberapa faktor lain yaitu
Budaya imperialisme, alih teknologi, serta hubungan antara Negara Core dan peri-peri.
Pada teori pembangunan modernisasi, tahapan tahapan
untuk menuju negara maju adalah tahapan lepas landas dengan mengedepankan industrilisasi
Kesimpulan
Berdasarkan bahasan pada bagian-bagian sebelumnya dapat ditarik kesimpulan. Secara simultan Pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk dan kesenjangan memiliki pengaruh signifikan terhadap angka kemiskinan di Provinsi Kalsel. Secara individu (parsial) variable pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap angka kemiskinan, namun argumennya jika terjadi pertumbuhan
ekonomi sebesar 1% maka angka kemiskinan
juga meningkat sebesar
0,05%. Hal tersebut bertolak
belakang dengan teori dimana seharusnya
meningkatnya pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan menurunnya
kemiskinan. Sedangkan pada
variable jumlah penduduk, memiliki pengaruh negatif terhadap angka kemiskinan. Dengan argumen bahwa jika terjadi
pertambahan penduduk sebanyak 1 jiwa maka tingkat kemiskinan
akan menurun 0,0000063 persen. Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan logika dan teori pertumbuhan dimana seharusnya pertambahan penduduk berbanding lurus dengan bertambahnya
kemiskinan. Sedangkan
variable Gini Ratio tidak memiliki
pengaruh terhadap kemiskinan, dengan argument meningkatnya angka gini ratio sebesar 1 tidak akan berpengaruh
pada tingkat kemiskinan.
BIBLIOGRAFI
Afandi,
A., Wahyuni, D., & Sriyana, J. (2017). Policies
to Eliminate Poverty Rate in Indonesia. International Journal of Economics
and Financial Issues, 7(1).
Agusalim, L. (2016). Pertumbuhan
Ekonomi, Ketimpangan Pedapatan
Dan Desentralisasi Di Indonesia. Kinerja, 20(1).
https://doi.org/10.24002/kinerja.v20i1.697
Ahmad
Ma’ruf. (2008). Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia: Determinan dan Prospeknya. Jurnal
Ekonomi & Studi Pembangunan, 9(1).
Ermawati, K. C., Sari, J. A., Tinggi, S.,
Sahid, P., Tinggi, S., Sahid, P., & Belakang, L.
(2015). Perubahan Sosial Budaya
(Studi Kasus: Perubahan Gaya Hidup Anak Muda
Di Desa Wironanggan). JPI:
Jurnal Pariwisata
Indonesia, 10(2).
Hidayat, R., & Rahmini,
N. (2022). Strategi Pemulihan Sektor Pariwisata Pada Era Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal) di Kalimantan Selatan. 5(2),
129–141.
Kartono, D. T., & Nurcholis,
H. (2016). Konsep dan Teori
Pembangunan. Pembangunan Masyarakat Desa Dan Kota,
IPEM4542/M.
Pragmadeanti, H. Z., & Rahmawati,
F. (2022). Analisis Sektor Unggulan
Dan Potensi Pengembangan
Pusat Pertumbuhan Perekonomian
Di Kawasan Strategis Malang Raya. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JURKAMI), 7(1).
https://doi.org/10.31932/jpe.v7i1.1512
Puspa,
D., & Inggit, K. (2016). Analisis
Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk
dan Inflasi terhadap
Tingkat Kemiskinan di Jawa
Timur tahun 2004-2014. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis, 1(2).
Riswan, S., Fitriyanti,
A. Z., Maulana, Y., Putryanda, T. F., Puspitasari, H. A., Pradana, B.,
Penelitian, D., Pengembangan,
D., Provinsi, K., Selatan, J., Dharma Praja, I., Perkantoran, K.,
& Kalsel, P. P. (2018). Problematika
Pengembangan Ekonomi Kreatif
Dalam Menunjang Sektor Pariwisata Di Kalimantan Selatan. Jurnal
Kebijakan Pembangunan, 13.
Saputri, K., & Udjianto,
D. W. (2023). Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan,
Investasi Domestik,
Pendidikan, Swamedikasi, dan Pengangguran
Terbuka terhadap Kedalaman
Kemiskinan di Indonesia. Ekopem:
Jurnal Ekonomi Pembangunan, 5(1).
https://doi.org/10.32938/jep.v5i1.3948
Sugiyono. (2019). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Syihab, M. B., & Utomo, Y. T. (2022).
Mengatasi Ancaman Pasar Bebas Pada Ketahanan Pangan Nasional dengan Ekonomi
Islam. Youth & Islamic Economic Journal, 3(01s).
Vania
Grace Sianturi, M. Syafii,
& Ahmad Albar Tanjung. (2021). Analisis Determinasi Kemiskinan di Indonesia Studi Kasus (2016-2019). Jurnal
Samudra Ekonomika, 5(2).
https://doi.org/10.33059/jse.v5i2.4270
Wahyudi.
(2020). Pengeluaran Pemerintah
dan Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan
di Indonesia. Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi Dan Studi
Pembangunan.
Wihastuti,
L. (2008). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Determinan dan Prospeknya. Jurnal Ekonomi & Studi
Pembangunan, 9(1).
Copyright holder: Prio Jatmiko Hadiluhung (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |