Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 8, Agustus 2024

 

PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENDUDUK DAN KESENJANGAN TERHADAP ANGKA KEMISKINAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

 

Prio Jatmiko Hadiluhung

Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk dan Kesenjangan terhadap angka Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan. Data yang digunakan yaitu data sekunder dengan menggunakan alat analisis regresi data panel, data yang diambil tahun 2012-2022 pada 13 kabupaten kota di Provinsi Kalimantan Selatan.. Hasil yang diperoleh yaitu secara simultan hipotesis penelitian ini terbukti dengan hasil uji f menunjukkan semua variabel bebas yaitu Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk, dan Kesenjangan secara bersama–sama berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan. karena Probabilitas F-Statistik sebesar 0.000000 di mana nilai tersebut < signifikansi 0.05. kedua secara individu (parsial) hipotesis penelitian ini terbukti dengan hasil uji t untuk setiap variabel menunjukkan variabel pertumbuhan ekonomi dan Jumlah Penduduk berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kemiskinan. hanya variabel kesenjangan (Gini Ratio) yang tidak memiliki pengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan. Saran dalam perbaikan adalah memasukkan variable lain dalam menganalisis kemiskinan karena koefisien determinasi hanya 20 persen. Masih terdapat 80 persen faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Provinsi Kalsel, antara lain, angka pernikan dini, Tingkat Pendidikan, Keberadaan tanah dan mineral (SDA), Organisasi, Akumulasi Modal dan kemajuan teknologi, serta rendahnya sumberdaya manusia.

Kata kunci: Laju pertumbuhan ekonomi, Jumlah Penduduk, Kesenjangan, Kemiskinan

 

Abstract

The study aims to analyze the effect of economic growth rate, population growth and inequality on poverty rate in South Kalimantan Province. The data used is secondary data using panel data regression analysis tools, data taken from 2012-2022 in 13 city districts in South Kalimantan Province. The results obtained are that simultaneously the hypothesis of this study is proven by the results of the f test showing all independent variables, namely Economic Growth, Population, and Gap together have a significant effect on the Poverty Level. because the F-Statistic Probability is 0.000000 where the value is <0.05 significance. second individually (partially) the hypothesis of this study is proven by the results of the t test for each variable showing the variables of economic growth and Population have a partial effect on the poverty rate. only the gap variable (Gini Ratio) has no effect on the Poverty Level. Suggestions for improvement are to include other variables in analyzing poverty because the coefficient of determination is only 20 percent. There are still 80 percent factors that influence poverty in South Kalimantan Province, including early marriage rates, education levels, the existence of land and minerals (natural resources), organization, capital accumulation and technological progress, and low human resources.

Keywords: Economic growth rate, Population, Gap, Poverty

 


Pendahuluan

Kemiskinan merupakan suatu kondisi seseorang atau sekelompok orang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran yang dianggap sebagai kebutuhan mendasar dari standar hidup tertentu. Kemiskinan menjadi suatu permasalahan kompleks yang mempengaruhi negara berkembang seperti Indonesia. Ketidakmerataan pembangunan, lonjakan jumlah penduduk, pengangguran, dan rendahnya investasi menjadi problema dalam kemiskinan di Indonesia (Afandi et al., 2017; Agusalim, 2016; Ahmad Ma’ruf, 2008; Wihastuti, 2008).

Kemiskinan menjadi masalah mendasar yang kompleks dan dapat memicu permasalahan lain seperti pertumbuhan ekonomi yang lambat (Saputri & Udjianto, 2023; Vania Grace Sianturi et al., 2021).  Syihab dan Utomo (2022) dalam penelitiannya mengatakan semakin meningkat jumlah penduduk maka sumberdaya alam semakin berkurang dan menyebabkan kelangkaan (scarcity) hingga meluasnya kemiskinan. Hal tersebut berkorelasi secara positif antara laju Jumlah Penduduk dengan kemiskinan.

Faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya kemiskinan adalah laju Jumlah Penduduk. Laju pertumbuhan penduduk menjadi pemicu meningkatnya angka kemiskinan. Tingkat kemiskinan dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang pesat akan mempengaruhi tingkat kemiskinan di suatu wilayah (Puspa & Inggit, 2016).

Di Indonesia tiga provinsi dengan angka kemiskinan terendah yaitu Provinsi Bali, Provinsi Kalsel, dan Provinsi Bangka Belitung. Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki angka kemiskinan yang rendah. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakatnya Provinsi Kalsel. Namu belakangan ini  untuk Provinsi Kalimantan Selatan, angka kemiskinan justru meningkat yang sebelumnya 197,76 ribu naik menjadi 201,95 ribu jiwa di tahun 2022.

Berkembangnya sektor industri, pertanian, pertambangan dan pariwisata memperlihatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami perkembangan yang pesat (Pragmadeanti & Rahmawati, 2022; Riswan et al., 2018). Terutama pasca pandemi Covid-19 tahum 2021, pariwisata mulai bangkit kembali dan antuasisme dari masyarakat yang cukup tinggi untuk kembali berkunjung dan keinginan yang tinggi dari pengelola untuk kembali membuka objek wisata (Hidayat & Rahmini, 2022). Pada sisi lain laju Jumlah Penduduk juga meningkat, sehingga faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi angka kemiskinan. Laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan cenderung masih fluktuatif dan belum stabil, dan dilihat dari data tingkat kemiskinan di Provinsi Kalsel masih cenderung naik. Tujuan pada penelitian ini sebagai berikut:

1)    Untuk mengidentifikasi laju pertumbuhan ekonomi, Jumlah Penduduk, dan kesenjangan berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan.

2)    Untuk mengidentifikasi laju pertumbuhan ekonomi, Jumlah Penduduk, dan kesenjangan berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan.

3)    Untuk mengidentifikasi faktor apa yang paling dominan mempengaruhi angka kemiskinan di Provinsi Kalsel.

 

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara laju pertumbuhan ekonomi, peningkatan jumlah penduduk, dan kesenjangan terhadap tingkat kemiskinan di Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Sugiyono, 2019).

 

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Selatan, dengan data yang digunakan yaitu data Angka Kemiskinan, angka Pertumbuhan Ekonomi, angka jumlah penduduk, dan Kesenjangan dari periode tahun 2012-2022.

 

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian yaitu dengan cara melakukan studi kepustakaan dan eksplorasi serta mengakses website resmi BPS (Badan Pusat Statistika) kemudian dianalisis dengan metode kuantitatif. Selain itu data perpustakan, jurnal dan laporan-laporan penelitian terdahulu maupun literatur lainnya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, dan kesenjangan mulai tahun 2012 sampai 2022. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi pemerintah lingkup Provinsi Kalsel seperti BPS, dan Bapedda, selain itu data dari website resmi Website resmi Bank Indonesia (BI), serta website resmi Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel.

 

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis regresi linear berganda. Untuk mengukur variabel dependen atau terikat dapat dipengaruhi variabel independen atau bebas dengan menggunakan regresi data panel. Perangkat lunak yang pakai adalah aplikasi komputer Eviews10. Merupakan gabungan data urutan waktu dengan data urutan tempat.

Dengan model:

 Yit = B0 + B1X1it + B2X2it + B3X3it + eit

Keterangan:

Y   = Timgkat Kemiskinan

X1 = Pertumbuhan Ekonomi (persen)

X2 = Jumlah penduduk (persen)

X3 = Kesenjangan (persen)

i = Urutan Tempat

t = Urutan Waktu

𝛽 = Koefisien

 e = Error

 

Hasil dan Pembahasan

Analisa Hasil

Penelitian ini menganilis pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, laju jumlah pertumbuhan penduduk, dan kesenjangan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Kalsel, data meliputi 13 Kabupaten Kota dari tahun 2012 sampai dengan 2022. analisa data panel menggunakan statistik komputer eviews 10 dengan hasil sebagai berikut:

 

Tabel 1. Hasil Uji Deskriptif Statistik

 

Y

X1

X2

X3

Mean

4.986713

4.304266

5.453248

0.314287

Median

4.860000

4.760000

5.420065

0.318000

Maximum

7.070000

8.040000

5.850405

0.413000

Minimum

2.550000

-2.500000

5.068512

0.228000

Std. Dev.

1.088929

2.231991

0.182935

0.036540

Observations

143

143

143

143

Sumber: Hasil Ouput Eviews 10

 

Berdasarkan hasi Uji Deskriptif Statistik 13 kabupaten Kota di Provinsi Kalsel diperoleh:

1)    Nilai rata-rata Tingkat Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan 4,99 %, nilai maksimumnya 7,07 %, nilai minimumnya 2,55 %, dan standar deviasinya 1,09 %. Dengan jumlah sampel data 143 buah.

2)    Nilai rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan 4,30 %, nilai maksimumnya 8,04 %, nilai minimumnya -2,50%, dan standar deviasinya 2,23 %. Dengan jumlah sampel data 143 buah.

3)    Nilai rata-rata Jumlah penduduk di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan 311414.7 jiwa, nilai maksimumnya 708606.0 jiwa, nilai minimumnya 117088.0 jiwa, dan standar deviasinya  145474.6 jiwa. Dengan jumlah sampel data 143 buah.

4)    Nilai rata-rata Gini Ratio di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan 0.31, nilai maksimumnya 0.41, nilai minimumnya 0.23, dan standar deviasinya 0.04. Dengan jumlah sampel data 143 buah.

 

Hasil Pemilihan Model Data Panel

Pada regresi data panel perlu dilakukan beberapa uji untuk menentukan model terbaik untuk digunakan ditahap selanjutnya, ada tiga model yang perlu dibandingkan yaitu: Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Mode (FEM), atau Random Effect Model (REM). Ketiga model tersebut dilakukan Uji Chow dan Uji Hausman setelah dilakukan uji tersebut model yang paling banyak terpilih adalah model terbaik yang akan digunakan untuk langkah selanjutnya.

1)    Uji Chow

Berdasarkan hasil dari Uji Chow nilai Cross-section Chi-square 0.0000 < 0.05, menandakan menolak H0 dan menerima Hi. Berarti bahwa model yang tepat digunakan dalam uji chow adalah estimasi Fixed Effect Model (FEM).

2)    Uji Hausman

Berdasarkan hasil dari Uji Hausman nilai Cross-section 0.3545 > 0.05, Maka model yang terpilih adalah REM.

3)    Uji Lagrange Multiplier (LM)

Berdasarkan hasil dari Uji Lagrange Multiplier nilai Breusch-Pagan 0.0000 < 0.05, Maka model yang terpilih digunakan adalah REM. Kesimpulannya setelah dilakukan uji pemilihan model maka model terbaik adalah Random Effect Model (REM), karena terpilih dua kali yaitu pada Uji Hausman dan Uji Lagrange Multiplier

 

 

Hasil Uji Hipotesis

Pembuktian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji r2, uji t, dan uji F:

1)    Uji Koefisien determinasi (R2)

Berdasarkan hasil Uji Koefisien Determinasi atau R-Squared dengan menggunakan estimasi Random Effect Model (REM) di peroleh nilai 0.20 atau 20%. Yang berarti bahwa pengaruh variabel bebas yaitu Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2), dan Gini Ratio (X3) terhadap variabel terikat Tingkat Kemiskinan (Y) adalah sebesar 20% ( Adjusted R-Squared = 0.20), sedangkan sisanya 80% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.

2)    Uji Simultan (uji F)

Berdasarkan Hasil Uji F dengan menggunakan Estimasi Random Effect Model (REM) pada tabel 5.1.6 Semua variabel bebas yaitu Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2), dan Gini Ratio (X3) secara bersama–sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu: Tingkat Kemiskinan (Y). karena Probabilitas F-Statistik sebesar 0.000000 di mana nilai tersebut < signifikansi 0.05.

3)    Uji T (Uji Parsial)

Uji t atau uji parsial adalah uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh secara individual variabel bebas yaitu Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2), dan Gini Ratio (X3) terhadap variabel terikat Tingkat Kemiskinan (Y).

a)     Pertumbuhan Ekonomi (X1)

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa nilai t-statistik pertumbuhan ekonomi memiliki nilai sebesar 4.126513 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0001 (nilai ini lebih kecil dari α = 0,05) atau 0.0001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Kemiskinan.

b)    Jumlah penduduk (X2)

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa nilai t-statistik jumlah penduduk memiliki nilai sebesar -4.286568 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000 (nilai ini lebih kecil dari α = 0,05) atau 0.000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah penduduk berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Kemiskinan.

c)     Kesenjangan (X3)

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa nilai t-statistik gini ratio memiliki nilai sebesar 0.502355 dengan nilai probabilitas sebesar 0. 6162 (nilai ini lebih kecil dari α = 0,05) atau 0.6162 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel gini ratio tidak berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Kemiskinan.

 

Hasil Uji Asumsi Klasik

 Pada data regresi panel diperlukan pengujian statistik untuk memeriksa apakah model regresi linear memenuhi asumsi klasik. Jika asumsi klasik tidak terpenuhi, intepretasi koefisien regresi dan hasil pengujian statistik dapat menjadi tidak valid. Pada pengujian ini hanya menggunakan uji Normalitas, uji Multikolinearitas dan uji Heterokedesitas.

 

 

 

Uji Normalitas

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas

Sumber: Hasil Ouput Eviews 10

 

Dari Gambar 2 dapat dilihat nilai probalilitas sebesar 0,307724, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai probalilitas lebih besar dari taraf signifikan (α = 5%) yang berarti tidak signifikan, maka menerima H0 atau menolak Ha yang berarti bahwa residualnya berdistribusi normal.

 

Uji Multikolinieritas

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel

X1

X2

X3

X1

1.000000

0.044527

0.145757

X2

0.044527

1.000000

0.269677

X3

0.145757

0.269677

1.000000

Sumber : Hasil Ouput Eviews 10

 

Berdasarkan Hasil Uji Multikolinieritas pada tabel 2 semua variabel bebas yaitu: Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2), dan Kesenjangan (Gini Ratio) (X3) lolos uji multikolineritas, karena semua nilai koefisien korelasinya <0.85.

 

Uji Heteroskedastisit

Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil Ouput Eviews 10

 

Dari Grafik residual dapat dilihat tidak melewati batas (500 dan -500), artinya varian residual sama. Oleh sebab itu tidak terjadi gejala heteroskedastisitas atau lolos Uji Heteroskedastisitas.

 

Pembahasan

Berdasarkan hasil uji f, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan angka kesenjangan (Gini Ratio) berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap tingkat kemiskinan. pertumbuhan ekonomi yang kuat diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat semakin merata. Begitu juga dengan jumlah penduduk yang cepat dapat memberikan tekanan tambahan pada sumberdaya manusia yang ada, terutama pada daerah-daerah dengan sumberdaya terbatas, pertumbuhan penduduk yang tidak dibarengi oleh kemampuan perekonomian maka akan menciptakan stagnasi ekonomi melalui pengangguran hingga kemiskinan.

Berdasarkan hasil uji t sebelumnya menggunakan estimasi Random Effect Model (REM). Didapat Untuk membuat sebuah peramalan maka dibuatlah persamaan Yit = B0 + B1X1it + B2X2it + B3X3it + B4X4it + eit. Kemudian nilai koefisien dapat dilihat dan dimasukkan ke dalam persamaan berikut ini:

Yit = 6,55  + 0,05 X1it – 6,30 X2it + 0,52 X3it + eit

Makna dari persamaan Regresi tersebut yaitu : Konstanta  sebesar 6,55

Konstanta dalam persamaan di atas mempunyai arah positif. Hal ini menunjukkan jika variabel pertumbuhan ekonomi (X1), jumlah penduduk (X2) dan gini ratio (X3) sama dengan nol. Maka, variabel terikat yaitu Tingkat Kemiskinan (Y) sebesar 6,55.

 

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan

Koefisien Pertumbuhan Ekonomi = 0,05. Bernilai positif yang berarti apabila variabel Pertumbuhan Ekonomi (X1) mengalami kenaikan sebesar 1 %, dengan asumsi variabel Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2) dan Kesenjangan (Gini Ratio) (X3) sama dengan nol. Maka variabel terikat yaitu Tingkat Kemiskinan (Y) akan meningkat menjadi 0,05 %. artinya jika pertumbuhan ekonomi naik satu persen maka kemiskinan akan meningkat 0,05 persen.

 

Pengaruh Jumlah penduduk terhadap Tingkat Kemiskinan

Koefisien Jumlah penduduk = – 6,30E atau 0,000006. Bernilai negatif yang berarti apabila variabel Jumlah penduduk (X2) mengalami kenaikan sebesar 1 jiwa, dengan asumsi variabel Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2) dan Kesenjangan (Gini Ratio) (X3) sama dengan nol. Maka variabel terikat yaitu Tingkat Kemiskinan (Y) akan menurun menjadi 0,000006 persen. Hasil pada penghitungan regresi pengaruh laju jumlah penduduk terhadap tingkat kemiskinan menunjukan semakin tinggi laju jumlah penduduk maka semakin berpotensi menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan.

 

Pengaruh Kesenjangan (Gini Ratio) terhadap Tingkat Kemiskinan

Koefisien Gini Ratio = 0,52. Bernilai positif signifikan yang berarti apabila variabel Gini Ratio (X2) mengalami kenaikan sebesar 1, dengan asumsi variabel Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah penduduk (X2) dan Kesenjangan (Gini Ratio) (X3) sama dengan nol. Maka variabel terikat yaitu Tingkat Kemiskinan (Y) akan menurun menjadi 0,52.

 

Implikasi Hasil Penelitian

Variabel pertumbuhan ekonomi, variabel jumlah penduduk dan kesenjangan berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan. Walaupun berpengaruh namun terdapat yang nilainya positif dan negatif. Untuk variabel pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan positif terhadap tingkat kemiskinan, yang artinya pertumbuhan ekonomi akan menambah angka kemiskinan. Ada beberapa faktor yang membuat angka kemiskinan tetap meningkat walaupun terdapat pertumbuhan ekonomi, yakni seperti terjadi ketidakmerataan pembangunan, sehingga distribusi pendapatan tidak merata dan hanya terpusat pada segelintir kelompok masyarakat tertentu.  Selain itu terdapat juga faktor tidak berjalan efektif program penanggulangan kemiskinan yang dijalankan pemerintah,

Variabel laju jumlah penduduk berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan maka dengan itu argumennya bertambahnya jumlah penduduk dapat mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Kalsel. Hal tersebut dapat prasyarat kualitas SDM sudah baik maka akan tercipta angkatan kerja yang siap terserap oleh industrialisasi.  Kemiskinan merupakan permasalahan multi sektor dimana dalam upaya pengentasan kemiskinan harus melibatkan semua sektor baik pemerintah maupun swasta. Pertumbuhan ekonomi hanya salah satu pendekatan yang umum dalam mengurangi angka kemiskinan, pada teori pembangunan dependensi, pertumbuhan ekonomi bukanlah yang utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terdapat beberapa faktor lain yaitu Budaya imperialisme, alih teknologi, serta hubungan antara Negara Core dan peri-peri.

Pada teori pembangunan modernisasi, tahapan tahapan untuk menuju negara maju adalah tahapan lepas landas dengan mengedepankan industrilisasi (Ermawati et al., 2015; Kartono & Nurcholis, 2016). Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka akan terjadi trickledown effect, sehingga ekonomi inklusif akan terjadi di semua wilayah (Wahyudi, 2020). Dengan mengedepankan hal tersebut, pemerintah Provinsi Kalsel perlu mengedepankan industrilisasi dan sektor perdagangan. Dan tidak hanya tergantung pada sektor pertambangan dan mineral.

 

Kesimpulan

Berdasarkan bahasan pada bagian-bagian sebelumnya dapat ditarik kesimpulan. Secara simultan Pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk dan kesenjangan memiliki pengaruh signifikan terhadap angka kemiskinan di Provinsi Kalsel. Secara individu (parsial) variable pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap angka kemiskinan, namun argumennya jika terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 1% maka angka kemiskinan juga meningkat sebesar 0,05%. Hal tersebut bertolak belakang dengan teori dimana seharusnya meningkatnya pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan menurunnya kemiskinan. Sedangkan pada variable jumlah penduduk, memiliki pengaruh negatif terhadap angka kemiskinan. Dengan argumen bahwa jika terjadi pertambahan penduduk sebanyak 1 jiwa maka tingkat kemiskinan akan menurun 0,0000063 persen. Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan logika dan teori pertumbuhan dimana seharusnya pertambahan penduduk berbanding lurus dengan bertambahnya kemiskinan. Sedangkan variable Gini Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap kemiskinan, dengan argument meningkatnya angka gini ratio sebesar 1 tidak akan berpengaruh pada tingkat kemiskinan.

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Afandi, A., Wahyuni, D., & Sriyana, J. (2017). Policies to Eliminate Poverty Rate in Indonesia. International Journal of Economics and Financial Issues, 7(1).

Agusalim, L. (2016). Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pedapatan Dan Desentralisasi Di Indonesia. Kinerja, 20(1). https://doi.org/10.24002/kinerja.v20i1.697

Ahmad Ma’ruf. (2008). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Determinan dan Prospeknya. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 9(1).

Ermawati, K. C., Sari, J. A., Tinggi, S., Sahid, P., Tinggi, S., Sahid, P., & Belakang, L. (2015). Perubahan Sosial Budaya (Studi Kasus: Perubahan Gaya Hidup Anak Muda Di Desa Wironanggan). JPI: Jurnal Pariwisata Indonesia, 10(2).

Hidayat, R., & Rahmini, N. (2022). Strategi Pemulihan Sektor Pariwisata Pada Era Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal) di Kalimantan Selatan. 5(2), 129–141.

Kartono, D. T., & Nurcholis, H. (2016). Konsep dan Teori Pembangunan. Pembangunan Masyarakat Desa Dan Kota, IPEM4542/M.

Pragmadeanti, H. Z., & Rahmawati, F. (2022). Analisis Sektor Unggulan Dan Potensi Pengembangan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Di Kawasan Strategis Malang Raya. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JURKAMI), 7(1). https://doi.org/10.31932/jpe.v7i1.1512

Puspa, D., & Inggit, K. (2016). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk dan Inflasi terhadap Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur tahun 2004-2014. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 1(2).

Riswan, S., Fitriyanti, A. Z., Maulana, Y., Putryanda, T. F., Puspitasari, H. A., Pradana, B., Penelitian, D., Pengembangan, D., Provinsi, K., Selatan, J., Dharma Praja, I., Perkantoran, K., & Kalsel, P. P. (2018). Problematika Pengembangan Ekonomi Kreatif Dalam Menunjang Sektor Pariwisata Di Kalimantan Selatan. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 13.

Saputri, K., & Udjianto, D. W. (2023). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan, Investasi Domestik, Pendidikan, Swamedikasi, dan Pengangguran Terbuka terhadap Kedalaman Kemiskinan di Indonesia. Ekopem: Jurnal Ekonomi Pembangunan, 5(1). https://doi.org/10.32938/jep.v5i1.3948

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Syihab, M. B., & Utomo, Y. T. (2022). Mengatasi Ancaman Pasar Bebas Pada Ketahanan Pangan Nasional dengan Ekonomi Islam. Youth & Islamic Economic Journal, 3(01s).

Vania Grace Sianturi, M. Syafii, & Ahmad Albar Tanjung. (2021). Analisis Determinasi Kemiskinan di Indonesia Studi Kasus (2016-2019). Jurnal Samudra Ekonomika, 5(2). https://doi.org/10.33059/jse.v5i2.4270

Wahyudi. (2020). Pengeluaran Pemerintah dan Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan di Indonesia. Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan.

Wihastuti, L. (2008). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Determinan dan Prospeknya. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 9(1).

 

 

Copyright holder:

Prio Jatmiko Hadiluhung (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: