Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 9, September 2024

 

EVALUASI PENERIMAAN PENGGUNA SISTEM DALAM PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN KERJA ANGGARAN PADA PT ABC

 

Asa Belani Cesarima Basuki1, Tubagus Muhamad Yusuf Khudri2

Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia1,2

Email: [email protected]1

 

Abstrak

Kompetisi bisnis membawa perusahaan kepada perkembangan bisnis yang diikuti dengan peningkatan produktivitas beserta tantangannya. Perkembangan tersebut perlu diakomodasi dengan sistem informasi yang dapat mengintegrasikan seluruh bagian dan unit bisnis perusahaan. Sistem informasi yang umum diterapkan perusahaan adalah Enterprise Resource Planning (ERP). Penerapan ERP dapat memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan termasuk meningkatkan produktivitas. Namun proses pengembangan sistem yang kompleks menjadi tantangan. Kompleksitas tersebut tidak hanya dari aspek teknis, melainkan aspek penerimaan pengguna juga berperan penting. Teknologi dapat dikatakan berhasil jika dapat diterima oleh penggunanya. Evaluasi perlu dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui penerimaan pengguna dan variabel pendukungnya sehingga dapat dilakukan pengembangan dan penyempurnaan sistem. PT ABC merupakan perusahaan yang mengadopsi ERP sejak akhir tahun 2022 yang diawali dengan penggunaan modul Planning and Budgeting Cloud Service (PBCS) pada proses penyusunan Rancangan Kerja Anggaran (RKA) untuk tahun anggaran 2023. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA di PT ABC dari sudut pandang penggunanya. Rerangka penelitian ini menggunakan empat variabel kunci dari Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, dan kondisi yang memfasilitasi. Analisis dilakukan dengan triangulasi hasil kuesioner dan wawancara kepada pengguna PBCS di PT ABC. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa berdasarkan keempat variabel UTAUT, penggunaan PBCS dalam penyusunan RKA PT ABC telah berjalan dengan baik.

Kata kunci: Proses penyusunan anggaran, modul anggaran, faktor pengguna, UTAUT

 

Abstract

Business competitiveness brings the company to development of business followed by increased productivity along with its challenges. These developments need to be accommodated with an information system that can integrate all parts and business units of the company. The information system that is commonly applied by companies is Enterprise Resource Planning (ERP). ERP implementation can provide various benefits for the company including increasing productivity. However, the complex system development process is a challenge. The complexity is not only from the technical aspect, but the user acceptance aspect also plays an important role. Technology can be considered successful if it is well accepted by its users. Evaluation needs to be carried out by the company to determine user acceptance and supporting variables in order to develop and improve the system. PT ABC is a company that has adopted ERP since the end of 2022, which began with the use of the Planning and Budgeting Cloud Service (PBCS) module in the process of preparing the Budget Work Plan for the 2023 fiscal year. This research was conducted to evaluate the use of PBCS in the Budget Work Plan preparation process at PT ABC from the perspective of its users. This research framework uses four key variables from the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), consisting of performance expectations, effort expectations, social influence, and facilitating conditions. The analysis was conducted by triangulating the results of questionnaires and interviews with PBCS users at PT ABC. The results of the study show that based on the four UTAUT variables, the use of PBCS in the preparation of PT ABC's RKA has been well implemented.

Keywords: Budgeting process, budget module, user factors, UTAUT

 

Pendahuluan

Tantangan dari tekanan globalisasi membuat organisasi bisnis berkembang menjadi lebih dinamis, kompleks, dan kompetitif (Dahal, 2019). Perkembangan bisnis seringkali diikuti dengan peningkatan produktivitas beserta tantangan pengendalian internal, sehingga diperlukan data keuangan yang akurat untuk menilai kemajuan, mendeteksi kecurangan, menghindari kebocoran, serta membuat keputusan yang tepat terkait kinerja ekonomi dan non-keuangan (Balić et al., 2022). Untuk memenuhi tuntutan perkembangan bisnis perusahaan, salah satu strategi yang bisa diambil adalah menerapkan sistem informasi yang mampu memberikan manfaat positif yang signifikan dalam mengoptimalkan potensi bisnis serta menciptakan lingkungan kerja yang berbasis teknologi, yang dapat mengintegrasikan aliran informasi dalam perusahaan (Obrenovic et al., 2020). Salah satu sistem informasi yang dapat diterapkan perusahaan adalah Enterprise Resource Planning (ERP). ERP dirancang untuk mengintegrasi seluruh informasi yang digunakan oleh unit bisnis dan bagian perusahaan sehingga tidak perlu dilakukan sinkronisasi informasi secara terpisah (Alienta et al., 2023).

Penerapan sistem ERP dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. ERP berkontribusi dalam pengembangan bisnis, termasuk meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya, meningkatkan nilai pasar, meningkatkan produktivitas, membantu pengambilan keputusan yang berkualitas, dan proses organisasi lainnya (Yang & Su, 2009; Beheshti & Beheshti, 2010; Ouiddad et al., 2020). Meskipun sistem ERP memiliki manfaat, banyak proyek pengembangan sistem yang gagal mencapai hasil yang diharapkan (Marsintauli & Sari, 2023). Menurut Chatti et al. (2021), implementasi sistem ERP diikuti oleh kompleksitas penerapan, sehingga transisinya sulit dan mahal serta tanpa pengembalian investasi yang terjamin. Masalah pada kegagalan implementasi ERP tidak hanya bersifat teknis namun mencakup faktor pengguna (Zaimović et al., 2020). Pengaruh keberhasilan penerapan teknologi cenderung pada aspek perilaku pengguna, sehingga teknologi baru dikatakan berhasil bila dapat diterima oleh penggunanya (Shin & Kim, 2008).

PT ABC merupakan perusahaan privat yang menyediakan layanan business-to-business dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. PT ABC memiliki visi untuk menjadi pemimpin dalam solusi informasi dan komunikasi bisnis di Indonesia, serta misi untuk membuat bisnis pelanggan lebih mudah dan bernilai tambah melalui solusi teknologi informasi dan komunikasi yang inovatif. PT ABC mengembangkan proses bisnisnya secara berkelanjutan agar dapat memberikan service excellence kepada pelanggannya dan dapat bersaing di industri. Salah satu strategi yang dilakukan PT ABC yaitu mengimplementasikan sistem ERP dalam proses bisnisnya. Sistem ERP pada PT ABC mulai digunakan sejak akhir tahun 2022. Implementasi sistem diawali dengan penggunaan modul Planning and Budgeting Cloud Service (PBCS) pada proses penyusunan Rancangan Kerja Anggaran (RKA) untuk tahun anggaran 2023.

RKA merupakan penjabaran dari program kerja perusahaan, analisis lingkungan usaha, serta sasaran dan strategi jangka panjang perusahaan. RKA berbentuk laporan laba rugi yang berisi target pendapatan dan anggaran beban, serta nilai anggaran modal yang akan dicapai selama satu tahun anggaran. RKA merupakan salah satu alat perencanaan dan pengendalian pada PT ABC. Target pendapatan menjadi nilai yang perlu dihasilkan oleh PT ABC dari program kerja dan strategi yang dilaksanakan dalam periode anggaran. Anggaran beban dan anggaran modal menjadi pagu maksimum yang dapat dibebankan atau dikeluarkan dalam periode anggaran. RKA juga menjadi basis pengukuran pencapaian kinerja PT ABC setiap bulan, kuartal, dan tahun.

RKA berperan penting sebagai alat perencanaan dan pengendalian yang melibatkan seluruh bagian pada perusahaan serta memiliki jumlah data anggaran yang besar. Berdasarkan wawancara awal dengan Departemen Anggaran PT ABC, penggunaan PBCS pada proses penyusunan RKA telah berjalan dengan baik walaupun masih memerlukan pengembangan dan penyempurnaan sistem kedepannya. Menurutnya, peningkatan data jumlah mata anggaran seiring dengan perkembangan perusahaan akan menjadi tantangan dalam proses penyusunan RKA karena load data yang besar dengan level of detail yang dibutuhkan usaha lebih bagi pengguna sistem PBCS. Namun selama penggunaan sistem PBCS pada proses penyusunan RKA, PT ABC belum melakukan evaluasi terhadap penerimaan pengguna sistem PBCS.

Kerangka kerja yang dapat digunakan untuk mengevaluasi penerimaan pengguna terhadap teknologi salah satunya, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang dikembangkan oleh Venkatesh et al. (2003). Menurut Venkatesh et al. (2003), penerimaan seseorang terhadap teknologi informasi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, dan kondisi yang memfasilitasi. Model UTAUT bertujuan untuk menjelaskan tingkat penerimaan pengguna dan perilaku pengguna dalam menggunakan teknologi informasi. Model UTAUT dapat digunakan untuk meningkatkan penerimaan dan penggunaan teknologi dengan cara meningkatkan determinan-determinan inti dari model tersebut.

Penelitian oleh Andwika et al. (2020) tentang penerimaan pengguna ERP pada sebuah perusahaan dealer kendaraan di Indonesia menggunakan model UTAUT menunjukan bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, dan kondisi yang memfasilitasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan pengguna ERP. Penelitian lain oleh Zain et al. (2023) tentang penerimaan pengguna ERP di Malaysia pada tahap pasca implementasi menggunakan model UTAUT menunjukan bahwa faktor ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, dan kondisi yang memfasilitasi memiliki pengaruh signifikan terhadap penggunaan ERP. Penelitian tersebut juga memberikan rekomendasi kepada organisasi untuk mengumpulkan umpan balik dari pengguna sepanjang tahap pasca implementasi dan menyesuaikan sistem guna meningkatkan fleksibilitas dan kemudahan penggunaan ERP. Menurut Venkatesh et al. (2003) perusahaan dapat melakukan mekanisme kepatuhan, internalisasi, dan identifikasi, untuk membuat pengguna merespon potensi manfaat dan tekanan sosial yang membuat mereka menerima sistem ERP (Zain et al., 2023).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penerimaan pengguna PBCS pada proses penyusunan RKA di PT ABC menggunakan empat variabel Utama dari UTAUT. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT ABC untuk melakukan pengembangan dan penyempurnaan sistem PBCS dalam proses penyusunan RKA. Selain itu, bagi praktisi atau perusahaan lain dapat menggunakan hasil dari penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam pengadopsian sistem berbasis cloud dalam proses penyusunan anggarannya.

 

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif untuk mengeksplorasi dan memahami penerimaan pengguna terhadap penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA berdasarkan framework UTAUT. Data yang digunakan adalah data primer, yang diperoleh secara langsung dari sumbernya melalui kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Populasi penelitian terdiri dari 101 pengguna sistem PBCS di PT ABC. Instrumen kuesioner yang dikembangkan dari penelitian terdahulu digunakan untuk mengumpulkan data, dengan pertanyaan yang dinilai menggunakan skala Likert 1-5. Metode analisis data yang digunakan adalah triangulasi, di mana hasil kuesioner dikonfirmasi melalui wawancara dengan sampel narasumber yang dipilih. Penilaian dilakukan dengan menghitung rata-rata nilai masing-masing pernyataan dan variabel, kemudian mengklasifikasikan hasil berdasarkan skala pengukuran untuk menentukan interval dalam alat ukur.

 

Hasil dan Pembahasan

Analisis Penggunaan PBCS dalam Proses Penyusunan RKA dengan UTAUT

Penggunaan PBCS dimulai sejak akhir tahun 2022 pada proses penyusunan RKA tahun anggaran 2023. Sejak menggunakan PBCS, proses penyusunan RKA dapat langsung dilakukan melalui sistem kecuali untuk proses pengajuan ke PT XYZ, Tbk.

Dalam analisis UTAUT, pengukuran dan evaluasi variabel yang mendukung penerimaan pengguna membantu memahami cara pengguna menerima sistem teknologi. Sehingga, implementasi sistem teknologi dapat ditingkatkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan sistem tersebut. Analisis menggunakan data hasil kuesioner yang diulas dengan wawancara untuk dapat memberikan hasil yang komprehensif. Kuesioner diberikan kepada 101 pengguna PBCS di PT ABC dengan pengembalian kuesioner 53% atau sebanyak 53 responden. Wawancara dilakukan dengan 4 narasumber pengguna sistem PBCS di PT ABC yang juga responden dari kuesioner.

 

Tabel 1. Hasil Kuesioner

Variabel

Nilai

Hasil

Ekspektasi kinerja (performance expectancy)

3,6

Tinggi

Ekspektasi usaha (effort expectancy)

3,7

Tinggi

Pengaruh sosial (social influence)

4,2

Tinggi

Kondisi yang memfasilitasi (facilitating condition)

4,1

Tinggi

Rata-rata penilaian

3,9

Tinggi

Sumber: Disusun oleh penulis

 

Hasil penilaian kuesioner pada tabel 1 terhadap keempat variabel menunjukkan rata-rata dari keseluruhan variabel dinilai sebesar 3,9 dengan hasil tinggi. Hasil yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa keempat variabel mendukung penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA di PT ABC. Variabel ekspektasi kinerja dan ekspektasi usaha mendapatkan nilai di bawah rata-rata penilaian dengan nilai masing-masing 3,6 dan 3,7. Hal tersebut dapat mengintepretasikan bahwa penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA belum memberikan dampak signifikan terhadap kinerja pengguna dan memerlukan upaya lebih untuk digunakan.

 

Ekspektasi Kinerja

Ekspektasi kinerja merupakan harapan pengguna terhadap sistem atau teknologi dalam hal peningkatan kinerjanya. (Venkatesh et al., 2003).

 

Tabel 2. Hasil Kuesioner pada Ekspektasi Kinerja

No.

Pernyataan

Nilai

Hasil

1.

Saya merasa penggunaan PBCS berguna bagi pekerjaan saya

3,9

Tinggi

2.

Penggunaan PBCS memungkinkan saya untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dibandingkan dengan sistem yang lama.

3,8

Tinggi

3.

Penggunaan PBCS meningkatkan produktivitas saya dibandingkan dengan sistem yang lama.

3.9

Tinggi

4.

Penggunaan PBCS meningkatkan kemungkinan saya mendapatkan promosi atau bonus

2,9

Cukup

 

Rata-rata penilaian

3,6

Tinggi

Sumber: Disusun oleh penulis

 

Pada tabel 2, rata-rata penilaian untuk variabel ekspektasi kinerja dinilai sebesar 3,6 dengan hasil tinggi. Nilai tersebut dapat menggambarkan bahwa pengguna merasa bahwa penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA dapat membantu kinerjanya. Pernyataan kuesioner yang berkaitan dengan kegunaan, kecepatan, dan peningkatan produktivitas mendapat hasil tinggi, namun pernyataan kuesioner yang berkaitan dengan promosi atau bonus mendapat hasil cukup.

Berdasarkan wawancara dengan narasumber, penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA dapat memberikan kemudahan, kecepatan, dan level of detail  dalam pekerjaan. Hasil wawancara dengan narasumber menyebutkan bahwa penggunaan PBCS dalam proses RKA dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas pekerjaan. Berikut kutipan dari narasumber tersebut.

“Proses penyusunan RKA dapat dilakukan dengan lebih cepat menggunakan PBCS, sehingga pekerjaan lebih produktif dengan ketersediaan waktu untuk memeriksa lebih detail mata anggaran pada proses verifikasi atau melakukan pekerjaan lain” (Narasumber 1, 2024).

 

“Penggunaan PBCS meningkatkan kualitas pekerjaan karena pengajuan anggaran langsung dilakukan di dalam sistem, data yang dimiliki oleh Departemen Anggaran dan Departemen user sama sehingga memudahkan proses verifikasi. Lebih mudah dalam mengajukan anggaran, karena tersedia database tahun sebelumnya yang dapat digunakan kembali dengan menyesuaikan nominalnya” (Narasumber 2, 2024).

 

Mapping transaksi rutin menjadi lebih mudah karena data historis dapat digunakan” (Narasumber 4, 2024).

Pendapat yang berbeda ditemukan pada narasumber lain yang berpendapat bahwa penggunaan PBCS dalam proses RKA tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja. Berikut kutipan dari narasumber tersebut.

“Tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja, karena proses penyusunan RKA dilakukan secara rutin setahun sekali” (Narasumber 3, 2024).

 

Penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA juga dapat membantu pengguna pada pekerjaan setelah penyusunan RKA dalam perencanaan dan pengendalian anggaran. Berikut kutipan narasumber.

“Pada tahap lebih lanjut, perencanaan dan pengendalian anggaran dapat dilakukan dengan lebih baik karena PBCS dapat mengakomodir level of detail anggaran sehingga analisis dapat dilakukan dengan lebih baik” (Narasumber 1, 2024).

 

“Penggunaan PBCS dapat mengakomodasi kebutuhan atas level of detail dari anggaran yang ingin dicapai untuk dapat melakukan analisis dan kontrol yang lebih baik” (Narasumber 3, 2024).

Walaupun penggunaan PBCS dalam penyusunan RKA dapat membantu pekerjaan, namun tidak memengaruhi promosi atau bonus secara langsung karena proses penyusunan RKA tidak menjadi indikator kerja utama. Berikut kutipan dari narasumber terkait hal tersebut.

“Tidak, karena tidak proses penyusunan RKA tidak menjadi KPI (key performance indicator) secara langsung” (Narasumber 1, 2024).

 

“Tidak, karena tidak berdampak secara langsung pada KPI” (Narasumber 2, 2024).

 

“Promosi atau bonus tidak secara langsung berkaitan dengan proses penyusunan RKA. Namun dengan penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA dapat membantu karyawan untuk mencapai target kinerja” (Narasumber 3, 2024).

 

“Tidak berpengaruh secara langsung, namun diharapkan dengan peningkatan kualitas pekerjaan dapat meningkatkan kemungkinannya” (Narasumber 4, 2024).

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dapat disimpulkan bahwa dari variabel ekspektasi kinerja, penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA dapat membantu meningkatkan kinerja penggunanya walaupun proses penyusunan RKA hanya dilakukan setahun sekali dan tidak secara langsung meningkatkan kemungkinan pengguna mendapatkan bonus atau promosi.

 

Ekspektasi Usaha

Ekspektasi usaha berkaitan dengan kemudahan penggunaan teknologi yang dapat meningkatkan penggunaan (Venkatesh et al., 2003).

 

Tabel 3. Hasil Kuesioner pada Ekspektasi Usaha

No.

Pernyataan

Nilai

Hasil

1.

Interaksi saya dengan PBCS jelas dan mudah dimengerti.

3,7

Tinggi

2.

Mudah bagi saya untuk menjadi terampil dalam menggunakan PBCS

3,6

Tinggi

3.

Saya merasa PBCS mudah digunakan

3,6

Tinggi

4.

Saya merasa penggunaan PBCS mudah dipelajari

3,8

Tinggi

 

Rata-rata penilaian

3,7

Tinggi

Sumber: Disusun oleh penulis

 

Pada tabel 3, rata-rata penilaian untuk variabel ekspektasi usaha dinilai sebesar 3,7 dengan hasil tinggi. Seluruh pernyataan kuesioner mendapat hasil tinggi. Nilai tersebut dapat menggambarkan bahwa pengguna merasa bahwa PBCS mudah digunakan dalam proses penyusunan RKA.

Berdasarkan wawancara dengan narasumber, kemudahan yang dirasakan oleh pengguna karena tampilannya yang user friendly, dapat diakses melalui add-ins pada Microsoft Excel dan data yang sudah tersentralisasi sehingga memudahkan dalam proses input, verifikasi, dan penyesuaian. Berikut kutipan dari narasumber.

“Mudah, karena tampilannya user friendly dan dapat diakses baik melalui browser atau add-in pada Microsoft Excel. PBCS juga dapat diakses tanpa jaringan kantor.” (Narasumber 1, 2024).

 

“Penggunaannya cenderung mudah, karena dapat diakses melalui Microsoft Excel dan tampilan menunya berurutan sesuai dengan tahap proses penyusunan RKA” (Narasumber 2, 2024).

 

“Mudah, karena semua data telah tersentralisasi di dalam sistem dan sistem dapat mengakomodasi proses verifikasi dan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan” (Narasumber 3, 2024).

Namun masih terdapat kesulitan yang ditemui oleh pengguna ketika mengajukan mata anggaran baru yang kombinasi dimensinya belum ada di tahun anggaran sebelumnya, pengguna perlu menentukan dimensi mata anggaran karena tingginya level of detail dari mata anggaran. Berikut kutipan narasumber tersebut.

“Namun pada saat mengajukan mata anggaran baru, user harus hati-hati karena dapat terinput ke dimensi yang salah” (Narasumber 2, 2024).

 

“Tidak, karena bentuk mata anggaran merupakan suatu dimensi, sehingga untuk mengisi mata anggaran user harus memilih beberapa kombinasi dimensi” (Narasumber 4, 2024).

Lebih lanjut berdasarkan narasumber, kesalahan tersebut sering terjadi pada saat mengajukan mata anggaran baru. Berikut kutipan narasumber tersebut.

“Kesalahan tersebut umum terjadi pada proses penginputan mata anggaran oleh Departemen. Kami (Departemen Anggaran) memahami karena memang untuk menginput mata anggaran baru, user harus men-define dimensi satu-persatu di dalam PBCS” (Narasumber 1, 2024).

“Pada proses verifikasi, pengajuan mata anggaran dapat beberapa kali ditolak karena kesalahan pada dimensi mata anggaran” (Narasumber 2, 2024).

 

“Dapat beberapa kali terjadi, namun pada dapat dikoreksi selama proses RKA masih berlangsung” (Narasumber 4, 2024).

 

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dapat disimpulkan bahwa dari variabel ekspektasi usaha, PBCS mudah digunakan dalam proses penyusunan RKA walaupun memerlukan kehati-hatian pada penginputan mata anggaran baru.

 

Pengaruh Sosial

Pengaruh sosial akan signifikan pada suatu hal yang mandatory (Venkatesh et al., 2003).

Tabel 4. Hasil Kuesioner pada Pengaruh Sosial

No.

Pernyataan

Nilai

Hasil

1.

Pihak yang memengaruhi perilaku saya berpikir bahwa saya harus menggunakan PBCS

4,0

Tinggi

2.

Pihak yang bagi saya penting berpikir bahwa saya harus menggunakan PBCS

4,0

Tinggi

3.

Manajemen perusahaan mendukung dalam penggunaan PBCS

4,3

Sangat Tinggi

4.

Secara umum, perusahaan mendukung penggunaan PBCS

4,3

Sangat Tinggi

 

Rata-rata penilaian

4,2

Tinggi

Sumber: Disusun oleh penulis

 

Pada tabel 4, rata-rata penilaian untuk variabel pengaruh sosial dinilai sebesar 4,1 dengan hasil tinggi. Nilai tersebut dapat menggambarkan bahwa pengaruh sosial mendorong penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA secara signifikan.

Berdasarkan wawancara dengan narasumber, penggunaan PBCS diwajibkan oleh perusahaan. Berikut kutipan dari narasumber.

“Penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA merupakan arahan dari manajemen PT ABC” (Narasumber 1, 2024).

 

“Penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA mandatory dari internal perusahaan” (Narasumber 2, 2024).

 

“Penggunaan PBCS merupakan keputusan dari manajemen sebagai salah satu langkah transformasi sistem” (Narasumber 3, 2024).

 

“Proses penyusunan RKA wajib menggunakan PBCS sesuai prosedur perusahaan” (Narasumber 4, 2024).

 

Hasil kuesioner dan wawancara tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu, yaitu penggunaan sistem yang bersifat wajib memberikan pengaruh sosial yang tinggi terhadap penggunannya (Zain et al., 2023; Amron et al., 2019; Mensah, 2019). Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dapat disimpulkan bahwa dari variabel kondisi yang memfasilitasi, penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA dipengaruhi oleh keputusan manajemen perusahaan secara signifikan.

 

Kondisi yang Memfasilitasi

Kondisi yang memfasilitasi dengan sarana dan prasarana yang mendukung penggunaan teknologi dapat meningkatan penggunaannya (Venkatesh et al., 2003).

 

Tabel 5. Hasil Kuesioner pada Kondisi yang Memfasilitasi

No.

Pernyataan

Nilai

Hasil

1.

Saya memiliki sumber daya yang diperlukan dalam menggunakan PBCS

4,0

Tinggi

2.

Saya memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam menggunakan PBCS

3,9

Tinggi

3.

Terdapat individu (atau tim) tertentu tersedia untuk membantu saya jika terjadi kesulitan dalam menggunakan PBCS.

4,3

Sangat Tinggi

4.

Instruksi dan panduan khusus mengenai PBCS tersedia untuk saya.

4,1

Tinggi

 

Rata-rata penilaian

4,1

Tinggi

Sumber: Disusun oleh penulis

 

Pada tabel 5, rata-rata penilaian untuk variabel kondisi yang memfasilitasi dinilai sebesar 4,1 dengan hasil tinggi. Nilai tersebut menggambarkan bahwa kondisi yang memfasilitasi di PT ABC mendukung penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA. Pernyataan kuesioner yang berkaitan dengan sumber daya dan pengetahuan yang dimiliki oleh pengguna mendapat hasil tinggi, dan pernyataan kuesioner yang berkaitan dengan individu atau tim yang membantu dan instruksi atau panduan mendapat hasil sangat tinggi.

Berdasarkan wawancara dengan narasumber, PT ABC telah menyediakan fasilitas yang mendukung penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA, berupa pembaruan sistem, pelatihan, buku panduan dan tim pendukung untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh pengguna sistem. Berikut kutipan dari narasumber.

“Pelatihan rutin dilaksanakan menjelang proses penyusunan RKA dan terdapat tim support untuk membantu jika ada kendala terkait sistem” (Narasumber 1, 2024).

 

“Terdapat tim pendukung dari Departemen Anggaran dan TI yang membantu jika terdapat kendala dan pelatihan sebelum pelaksanaan proses penyusunan RKA, setiap tahun juga terdapat buku panduan yang berisi penjelasan tata cara penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA” (Narasumber 2, 2024).

 

“PT ABC melalui Departemen Anggaran secara rutin mengadakan pelatihan menjelang proses penyusunan RKA, selain itu terdapat tim IT support untuk kendala sistem” (Narasumber 3, 2024).

 

“Pengadaan update sistem secara berkala, pelaksanaan pelatihan, panduan penyusunan RKA untuk user, dan tim IT support” (Narasumber 4, 2024).

 

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dapat disimpulkan bahwa kondisi yang memfasilitasi pada PT ABC mendukung penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA.

 

Kesimpulan

Penggunaan PBCS dalam proses penyusunan RKA pada PT ABC secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik. Pada saat penelitian ini dilakukan, proses penyusunan RKA PT ABC sudah dua kali menggunakan PBCS yaitu untuk tahun anggaran 2023 dan tahun anggaran 2024. PBCS juga akan tetap digunakan dalam proses penyusunan RKA tahun-tahun berikutnya. Penggunaan PBCS dapat membantu dalam meningkatkan kinerja penggunanya dalam proses penyusunan RKA walaupun hanya dilakukan setahun sekali dan tidak meningkatkan kemungkinan penggunanya mendapatkan promosi atau bonus. PBCS mudah digunakan karena datanya tersentralisasi, dapat dibuka melalui Microsoft Excel maupun browser, tampilannya user friendly, dan dapat diakses di mana saja melalui jaringan internet karena berbasis cloud walaupun masih terdapat kesulitan yang ditemui pada saat mengajukan mata anggaran baru. Penggunaan PBCS juga didukung oleh manajemen perusahaan karena bersifat wajib. Kondisi PT ABC juga memfasilitasi penggunaan PBCS melalui pembaruan sistem, pelatihan, buku panduan dan tim pendukung.

 

BIBLIOGRAFI

 

Andwika, V. R., Witjaksono, R. W., & Azizah, A. H. (2020). Analysis of user acceptance of ERP system on after sales function using unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT) model. Int. J. Adv. Data Inf. Syst1(1), 26-33.

Alienta, A., Julyana Lim, C., Juviani, E., & Suhardjo, I. (2023). SEIKO: Journal of Management & Business Implementasi Sistem Enterprise Resource Planning Berbasis SAP Pada PT XYZ. SEIKO Journal of Management & Business, 6(1), 104–120. https://doi.org/10.37531/sejaman.v6i1.543

Balić, A., Turulja, L., Kuloglija, E., & Pejić-Bach, M. (2022). ERP Quality and the Organizational Performance: Technical Characteristics vs. Information and Service. Information (Switzerland), 13(10). https://doi.org/10.3390/info13100474

Beheshti, H. M., & Beheshti, C. M. (2010). Improving productivity and firm performance with enterprise resource planning. Enterprise Information Systems, 4(4), 445–472. https://doi.org/10.1080/17517575.2010.511276

Chatti, H., Radouche, T., & Asfoura, E. (2021). Framework for the evaluation of the ERP implementation success: case study in SMEs. Journal of Management Information and Decision Sciences24(4), 1-25.

Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (5th ed.). SAGE Publications, Inc.

Dahal, R. K. (2019). Changing role of management accounting in 21st Century. Review of Public Administration and Management7(3), 1-8.

Shin, D. H., & Kim, W. Y. (2008). Applying the technology acceptance model and flow theory to cyworld user behavior: implication of the web2. 0 user acceptance. Cyberpsychology & behavior11(3), 378-382.

Irianti, M. E. (2023). Evaluasi Pengawasan Intern dengan Metode Jarak Jauh (Remote Audit). Universitas Indonesia.

Marsintauli, F., & Sari, M. (2023). Evaluation of ERP Oracle NetSuite Implementation Using the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model to Create a Sustainable Business. E3S Web of Conferences, 426. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202342602037

Obrenovic, B., Du, J., Godinic, D., Tsoy, D., Khan, M. A. S., & Jakhongirov, I. (2020). Sustaining enterprise operations and productivity during the COVID-19 pandemic: “Enterprise effectiveness and sustainability model.” Sustainability (Switzerland), 12(15). https://doi.org/10.3390/su12155981

Ouiddad, A., Okar, C., Chroqui, R., & Beqqali Hassani, I. (2020). Assessing the impact of enterprise resource planning on decision-making quality: An empirical study. Kybernetes. https://doi.org/10.1108/K-04-2019-0273

Rijaluddin, M., Zain, M., Tajul Urus, S., Trinh, T., Amirul, S. M., Zainun, T., & Mat, T. (n.d.). ERP Post-Implementation Phase: Deployment of the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model on User Acceptance.

Saunders, M. N. K., Lewis, P., & Thornhill, A. (2019). Research Methods for Business Students (8th ed.). Pearson.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods For Business: A Skill Building Approach (7th ed.). Wiley & Sons.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta.

Umar, H. (2011). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (11th ed.). PT Raja Grafindo Persada.

Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., & Davis, F. D. (2003). User acceptance of information technology: Toward a unified view. MIS quarterly, 425-478.

Yang, C., & Su, Y. fen. (2009). The relationship between benefits of ERP systems implementation and its impacts on firm performance of SCM. Journal of Enterprise Information Management, 22(6), 722–752. https://doi.org/10.1108/17410390910999602

Zaimović, T., Kozić, M., & Mudrov, T. (2020). ERP Solution and End-user Efficiency in Bosnia and Herzegovina. TEM Journal, 9(4), 1562–1570. https://doi.org/10.18421/TEM94-31

Zain, M. M. R., Tajul Urus, S., Trinh, T., Amirul, S. M., & Tuan Mat, T. Z. (2023). ERP post-implementation phase: deployment of the unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT) model on user acceptance. Asia-Pacific Management Accounting Journal (APMAJ)18(1), 85-129.

 

Copyright holder:

Asa Belani Cesarima Basuki, Tubagus Muhamad Yusuf Khudri (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: