Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 8, Agustus
2024
PERAN
PENGGUNAAN FINTECH PAYMENT TERHADAP
PERILAKU PENGELOLAAN KEUANGAN MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN DI KAMPUS UPI TASIKMALAYA
Arief
Rizqi1, Krisna Sujaya2, Azizah Fauziyah3
Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia1,2,3
Email:
[email protected]1
Abstrak
Penelitian
ini dilatarbelakangi oleh kemajuan teknologi yang mengubah perilaku manusia,
termasuk layanan keuangan yang beralih dari konvensional ke berbasis teknologi,
serta pengaruhnya terhadap perilaku pengelolaan keuangan mahasiswa. Penelitian
ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh penggunaan Fintech
Payment terhadap perilaku pengelolaan keuangan
mahasiswa kewirausahaan di Kampus UPI Tasikmalaya. Metode penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Populasi penelitian adalah 280 mahasiswa aktif
kewirausahaan, dengan sampel sebanyak 160 mahasiswa yang diambil menggunakan
metode Slovin. Data dikumpulkan melalui kuesioner
berbasis skala Likert dan dianalisis menggunakan
teknik Simple Linear Regression
Analysis menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan fintech payment
berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan Mahasiswa,
membantu dalam pengelolaan keuangan, seperti pencacatan keuangan dan juga
pengeluaran keuangan, mencakup aspek seperti Pengeluaran Terencana, Konsumsi
Rasional, Perilaku tidak mengikuti trend, Pengelolaan
Keuangan Efisien, Pembelian Berdasarkan Nilai, Perilaku Konsumsi yang
Memotivasi. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman mengenai
keterkaitan antara fintech payment
dan perilaku pengelolaan keuangan mahasiswa, serta memberikan panduan bagi
pengembangan layanan fintech yang lebih baik untuk
mengelola perilaku keuangan mahasiswa. Hasil dari riset ini dapat memberikan
kontribusi signifikan dalam melengkapi pengetahuan mahasiswa mengenai
keterkaitan antara fintech dan Perilaku Pengelolaan
Keuangan Mahasiswa. Selain itu, hasil riset ini dapat diaplikasikan sebagai
sumber materi pembelajaran bagi kalangan akademisi, mahasiswa, masyarakat, dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data
penelitian berbasis data yang ditemukan pada mahasiswa kewirausahaan di
Universitas Pendidikan Indonesia, sehingga penelitian ini memiliki keaslian
penelitian.
Keywords: Mahasiswa, Kewirausahaan, Perilaku Pengelolaan
Keuangan, Fintech payment
Abstract
This research is
motivated by technological advances that change human behavior, including financial services that switch from
conventional to technology-based, and their influence on student financial
management behavior. This study aims to investigate the effect of
using Fintech Payment on the
financial management behavior of entrepreneurial
students at the UPI Tasikmalaya Campus. The research method used is quantitative
with descriptive and verification approaches. The research population was 280 active entrepreneurship students, with a sample of 160 students
taken using the Slovin method.
Data were collected through
a Likert scale-based questionnaire and analyzed using Simple Linear Regression Analysis technique using SPSS (Statistical Package for the
Social Sciences) software. The results showed that the
use of fintech
payment has a significant effect on Student
Financial Management Behavior,
helping in financial management, such as financial recording and also financial
spending, covering aspects such as Planned Spending, Rational Consumption, Behavior not following trends, Efficient Financial Management, Value Based Purchasing, Motivating Consumption Behavior.
This research contributes to the understanding of the relationship
between fintech payments and student
financial management behavior, and provides
guidance for the development of better fintech
services to manage student financial behavior. The results of this
research can make a significant contribution in complementing students' knowledge about the relationship
between fintech and Student Financial Management Behavior. In addition, the results
of this research
can be applied
as a source of learning material for academics, students, the community, and other interested
parties. This research was conducted
based on data-based research data found on entrepreneurship
students at Universitas
Pendidikan Indonesia, so this
research has research authenticity.
Keywords: Students, Entrepreneurship,
Financial Management Behavior,
Fintech payment
Pendahuluan
Perilaku konsumen adalah sebuah
proses yang dilalui individu atau kelompok ketika memilih, membeli,
menggunakan, atau membuang produk, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka
Untuk mengimplementasikan
strategi-strategi yang efektif berdasarkan urgensi pemahaman perilaku konsumen,
Perilaku konsumen dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan
tingkat keterlibatannya yang tertulis dalam buku Consumer Behavior oleh yaitu, Perilaku Pembelian
Kompleks (Complex Buying Behavior), Perilaku Mengurangi Disonansi (Dissonance-Reducing Buying Behavior), Perilaku Kebiasaan (Habitual
Buying Behavior), Perilaku
Mencari Variasi (Variety-Seeking Buying Behavior) (Schiffman, & Kanuk, 2015). Dari keempat kategori perilaku konsumen yang
diuraikan oleh Schiffman dan Kanuk
(2015), dalam hal perilaku pengelolaan keuangan, Perilaku Pembelian Kompleks (Complex Buying Behavior) adalah
merupakan aspek yang ditekankan dalam hal ini, di mana keterlibatan, perbedaan
signifikan antara pilihan, risiko, dan proses riset mendalam menjadi faktor
kunci dalam pengambilan keputusan, ini melibatkan pemahaman tentang preferensi,
kebiasaan, dan faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan keuangan
mereka. Untuk Perilaku Keuangan Konsumen (Consumer Financial Behavior) itu
sendiri merupakan sebuah ilmu yang meneliti bagaimana individu atau kelompok
mengelola sumber daya keuangan mereka, membuat keputusan terkait pembelanjaan,
tabungan, investasi, dan penggunaan produk serta layanan keuangan.
Dari pra
survei yang telah dilakukan pada rentan waktu 1 Juli - 7 Juli 2024, melalui kuisioner kepada 35 mahasiswa kewirausahaan angkatan 2020,
berumur 21-24 tahun yang terdiri dari 9 orang laki laki
dan 26 orang perempuan mengenai perilaku keuangan konsumen, didapatkan bahwa
perilaku keuangan menurut mahasiswa adalah sebuah pengelolaan pendapatan,
pengeluaran, dan tabungan yang digunakan pengguna. menurut mereka perilaku
keuangan tediri dari Perencanaan keuangan,
penganggaran/pengalokasian pendapatan, Pengelolaan tabungan dan Pengelolaan
utang mencakup pengambilan, pembayaran, dan pengurangan beban utang.
Hasil observasi pra
survei menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa mengakui masih belum cukup
bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan pribadi mereka. Banyak dari mereka
yang merasa kesulitan dalam mengatur pengeluaran, menabung, dan mengelola utang
dengan baik oleh diri sendiri. Tantangan ini diperparah oleh kurangnya disiplin
dalam menerapkan prinsip-prinsip keuangan yang sehat.
Responden merupakan mahasiswa
kewirausahaan, yang mempelajari mata kuliah Perilaku Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran Terpadu, tetapi dari hasil survei didapatkan bahwa banyak dari
mahasiswa tersebut masih kesulitan dalam mengelola keuangan pribadi, terutama
dalam hal pencatatan keuangan masuk dan keluar, Seharusnya mahasiswa sudah
memiliki pemahaman yang baik tentang perilaku konsumen tetapi kenyataannya
menunjukkan bahwa pengetahuan teoritis yang mereka peroleh
belum sepenuhnya cukup diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam
hal pengelolaan keuangan. Sebagian besar mahasiswa ini mengakui bahwa mereka
masih belum cukup bertanggung jawab dan belum mampu mengelola keuangan dengan
baik.
Dalam konteks perilaku keuangan
konsumen, menurut penelitian sebelumnya ada berbagai faktor yang mempengaruhi
dan memiliki peran penting dalam membentuk kemampuan individu untuk mengelola
keuangan dengan bijak. seperti 1). Edukasi Keuangan, yang dikemukakan oleh Huston (2010) melalui Financial Literacy
Index, berperan signifikan dalam pengambilan keputusan keuangan. 2). Akses
terhadap informasi akurat, sebagaimana diungkapkan oleh Hutchinson
et al. (2021), juga
meningkatkan kemampuan konsumen dalam membuat keputusan pembelian yang lebih
baik. 3). pengembangan kebiasaan dan disiplin keuangan. Fernandes, Lynch, dan Netemeyer (2014)
menemukan bahwa pendidikan keuangan tidak selalu berkontribusi secara langsung
pada perilaku keuangan yang baik, tetapi pengembangan kebiasaan yang baik dan
disiplin keuangan merupakan faktor yang lebih berpengaruh. dan terakhit 4) Teknologi dan Alat Bantu Keuangan: Penelitian
oleh Gomber et al. (2017) dalam "Digital
Finance and Fintech: Current Research and Future Research Directions" menunjukkan bahwa perkembangan
teknologi keuangan (Fintech payment),
termasuk penggunaan aplikasi pengelola keuangan, dapat membantu konsumen dalam
melacak pengeluaran dan mengatur anggaran, sehingga mendukung perilaku keuangan
yang lebih baik.
Dari keempat poin tersebut Teknologi
dan Alat Bantu Keuangan (fintech payment),
menjadi faktor yang sangat penting, dalam kajiannya tentang "Digital
Finance and Fintech" Gomber et al.
(2017) menekankan bahwa alat bantu
keuangan (fintech
payment) tidak hanya mempermudah konsumen dalam
melacak pengeluaran dan mengatur anggaran, tetapi juga memberikan akses yang
lebih mudah dan cepat terhadap layanan keuangan. Ini memungkinkan konsumen
untuk lebih disiplin dan terkendali dalam pengelolaan keuangan mereka.
Penelitian lain oleh Chen et al.
(2019) memperkuat pandangan ini dengan menunjukkan bahwa alat pembayaran fintech, seperti aplikasi e-wallet
dan layanan pembayaran digital lainnya, memberikan fleksibilitas dan kemudahan
yang lebih besar bagi konsumen dalam mengelola transaksi keuangan sehari-hari
menurut hasil penelitian sebelumnya
mengatakan bahwa jika konsumen tidak memiliki alat bantu fintech
tetapi tetap menggunakan keuangan konvensional, para pengguna sering mengalami
kesulitan dalam melacak pengeluaran dan pemasukan saat menggunakan uang tunai
konvensional dibandingkan dengan metode pembayaran non-tunai, hal tersebut
dapat mengarah pada perasaan kehilangan kontrol atas keuangan mereka (Raghubir & Srivastava, 2009).
Sistem keuangan konvensional yang berbasis tunai cenderung kurang fleksibel dan
lebih rentan terhadap pencurian atau kehilangan, serta tidak memberikan
fasilitas untuk transaksi yang efisien dan mudah dilacak seperti halnya metode
pembayaran digital (Bennett, Rehman,
& Braithwaite, 2016).
Berdasarkan pernyataan pernyataan diatas, maka hubungan
perilaku keuangan konsumen dengan penggunaan fintech payment mempengaruhi bagaimana mereka
membuat keputusan pembelian, merencanakan keuangan, dan mengelola sumber daya
keuangan mereka. Studi oleh Kim, Park, dan Choi
(2016) mengungkapkan bahwa kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap layanan fintech payment berpengaruh signifikan terhadap perilaku
penggunaan jangka panjang. Ini menunjukkan bahwa perilaku keuangan konsumen
dengan fintech payment dapat
membentuk kebiasaan keuangan baru dan dapat mempengaruhi stabilitas dan
kesejahteraan keuangan mereka. Untuk itulah penelitian ini dilakukan tujuannya
untuk mengkaji dan memastikan sejauh mana penggunaan fintech
payment berhubungan secara signifikan dengan perilaku
keuangan konsumen.
Pada riset yang disusun Google, Bain
& Company, dan Temasek tercatat bahwa potensi
Industri Financial Technology (fintech payment) pada tahun
2022 menyentuh US$ 293,2 miliar, dan diperkiraan akan
ini akan terus tumbuh hingga US$760 miliar (Rp.12,5 kuadriliun) pada tahun 2030
nanti. Ini membuktikan kalau masyarakat kini cenderung tidak lagi mengandalkan
uang tunai saat bertransaksi, banyak masyarakat beralih ke metode pembayaran nonfisik yang lebih praktis dan efisien, hampir semua
segmen masyarakat, dari yang muda hingga dewasa, mengadopsi fintech payment sebagai alat pembayaran karena
dianggap lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya.
Fintech Payment merupakan sebuah teknologi yang memfasilitasi pengguna
untuk melakukan pembayaran melalui perangkat seluler, seperti ponsel, Personal Digital Assistant
(PDA), dan perangkat lainnya (Dewan & Chen, 2015). Masyarakat sekarang
banyak menggunakan Fintech Payment terutama
terlihat pada generasi milenial yang tumbuh di era
digital, di mana mereka memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang teknologi
berbasis media dan digital. Terlebih lagi, generasi milenial
mendominasi pengguna internet di Indonesia.
Untuk indikator Fintech Payment sendiri menggunakan Technology Accepted
Models (TAM), TAM merupakan salah satu model yang
berpengaruh dari teori penalaran yang menjelaskan perilaku pengguna terkait
dengan adopsi teknologi atau model penerimaan teknologi. Model TAM ini
dikemukakan oleh Davis, Bagozzi dan Warshaw (1989), TAM adalah model penerimaan pengguna dan
penggunaan teknologi yang cocok untuk diaplikasikan ke dalam fintech payment.
Sedangkan untuk jenisnya Fintech Payment memiliki
beberapa macam teknologi fintech payment yang
sering masyarakat umum gunakan salah satunya E-Money Payment, Debit / Credit
Card Payment, Money
Transfer Payment dan Pay Latter
Payment (Aftika, Hamif,
& Devi, 2022).
Di Tasikmalaya, khususnya para
mahasiswa sekarang yang telah banyak menggunakan Fintech Payment untuk melakukan pembayaran,
mahasiswa dengan sangat mudah dapat membeli dan menerima pembayaran hanya
menggunakan teknologi fintech
payment, khususnya mahasiswa kewirausahaan
Universitas Pendidikan Indonesia kampus tasikmalaya
yang bukan hanya menggunakan telah mempelajari lebih dalam baik teknologi Fintech maupun
Perilaku Pengelolaan Keuangan Konsumen dalam mata kuliah “Perilaku Konsumen Dan
Komunikasi Pemasaran Terpadu”.
Dalam penelitian sejenis terdahulu
yang dilakukan oleh Betharini dan Sungkono,
(2023) menyimpulkan bahwa fintech payment berpengaruh terhadap perilaku konsumsi
mahasiswa UBP. Dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa semakin meningkatnya
pembayaran nontunai (Fintech Payment) dikalangan mahasiswa
sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku konsumsi mahasiswa.
Dari Hasil penelitian sebelumnnya mengindikasi bahwa fintech payment dapat mempengaruhi Perilaku
Pengelolaan Keuangan konsumen. See-To dan Ngai (2019) mengetahui bahwa mekanisme pembayaran secara
signifikan mempengaruhi keputusan konsumen dan pola konsumsi. Maka dari itu
penulis sebagai peneliti menindaklanjuti penelitian ini dan membuktikan jika
terdapat hubungan antara Fintech Payment
dengan Perilaku Pengelolaan Keuangan mahasiswa kewirausahaan UPI kampus
Tasikmalaya. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat gambaran fintech payment terhadap perilaku pengelolaan keuangan mahasiswa,
terutama apakah penggunaan fintech payment membuat mereka lebih bertanggung jawab dalam
pengelolaan keuangan dibandingkan dengan metode konvensional. Fokusnya adalah
untuk melihat apakah terjadi perubahan signifikan dalam perilaku keuangan
mahasiswa setelah beralih dari keuangan konvensional ke digital. Penelitian ini
juga diharapkan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong penggunaan fintech payment dalam aktivitas
keuangan sehari-hari mahasiswa, metode penelitian akan digunakan bertujuan
untuk memahami gambaran lebih mendalam tentang bagaimana aplikasi fintech mempengaruhi
keputusan finansial konsumen dan apakah hal ini mengarah pada perubahan
signifikan dalam perilaku keuangan mereka serta memberikan rekomendasi yang
berguna bagi mereka untuk mengelola keuangan secara lebih efektif.
Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian Kuantitatif dengan pendekatan Deskriptif dan Verifikatif.
Pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan memahami pola
penggunaan fintech payment di
mahasiswa kewirausahaan UPI, sedangkan pendekatan verifikatif
digunakan untuk menguji hipotesis dan mengukur pengaruh penggunaan fintech payment terhadap
Perilaku Pengelolaan Keuangan mahasiswa, sehingga memberikan gambaran yang
komprehensif dan validasi yang kuat dalam penelitian. Dengan model yang akan
dipakai adalah TAM yaitu model penerimaan pengguna dan penggunaan teknologi
yang relevan digunakan untuk menentukan sikap dan perilaku seseorang dalam
menggunakan teknologi secara actual (Davis et al., 1989).
Untuk menguji model empiris,
peneliti menggunakan teknik Simple Linear Regression Analysis
menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences). Data kuantitatif yang telah
dikumpulkan menggunakan skala likert lima tingkat
karena menggunakan skala likert lima tingkat dapat
lebih mudah dipahami dan diisi oleh responden mahasiswa sehingga jawaban lebih
terarah dan meminimalisir ketidakseriusan
dalam mengisi. Dengan uji yang dilakukan antara lain, yaitu dengan uji
validitas, uji realibilitas, uji normalitas,
uji asumsi klasik multikolineieritas, uji asumsi
klasik heterokedastisitas, dan uji regresi sederhana.
Objek dari penelitian ini adalah
mahasiswa aktif kewirausahaan yang berjumlah 280, sampel yang akan diuji adalah
sebanyak 165 mahasiswa aktif yang didapat dari hasil uji slovin
(n=N/(1+Ne²)). Kemudian sumber data yang digunakan berupa bentuk kuisioner dimana dalam penelitian
ini, peneliti melakukan pembagian kuesioner secara online menggunakan platform google form yang
operasionalisasi variabel dan kuesionernya dapat ditemukan pada lampiran. Maka
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa kuisioner
yang telah disebarkan ditambah sumber lain dari buku literatur, jurnal atau
artikel, dokumen hasil penelitian sebelumnya dan beberapa gambar yang sesuai
dengan fokus penulisan. Adapun tahapan penelitian ini tergambar pada gambar 1
berikut ini:
Gambar 1. Tahapan Peneliti
Hasil dan
Pembahasan
Uji Instrumen
Berdasarkan hasil dari jawaban
kuesioner yang terdiri dari 6 Indikator variabel independent dan 6 Indikator
variabel dependent dengan masing
masing indikatornya memiliki 5 pertanyaan, didapatkan
30 responden untuk uji instrumen yang setelah dilakukan pengolahan data
didapatkan bahwa semua responden memiliki Sig 2 Tailed lebih kecil dari 0,05 dan Pearson Corelationnya atau R-hitung lebih besar dari R-tabelnya
yaitu 30 responden (0,349) yang artinya semua responden itu valid, sedangkan
untuk reliabilitasnya dibuktikan bahwa nilai itu reliabel jika lebih dari 0,7
dari nilai cronbach’s alphanya
dan ketika diuji didapatkan nilai cronbach’s alphanya variabel x senilai 0,934 dan variabel y 0,942 yang
artinya semua variabel dari penelitian reliabel. Sehingga didapatkan bahwa dari
hasil uji validitas dan reabilitas perilaku
pengelolaan keuangan konsumen dan fintech payment valid dan reliabel.
Gambar
2. Uji Validitas variable X
Sumber: Data processed by researchers (2024)
Gambar 3. Uji Validitas variable Y
Sumber: Data processed by researchers (2024)
Gambar 4. Uji reabilitas
variable X
Sumber: Data processed by researchers (2024)
Gambar 5. Uji reabilitas
variable Y
Sumber: Data processed by researchers (2024)
Analisis Deskriptif
Berdasarkan hasil dari kuesioner,
berikut adalah profil dari responden pada penelitian ini.
Gambar 6. Profil Responden
Sumber: Data processed by researchers (2024)
diketahui bahwa sebagian besar
responden merupakan perempuan dengan persentase sebesar 68,1 persen atau 109
orang dan persentase responden laki-laki sebesar 31,9 persen atau 51 orang.
Diketahui pula bahwa seluruh mahasiswa yang mengisi kuisioner
ini berada pada rentang usia 18-23 tahun dengan jumlah masiswa
berumur 18 tahun sebesar 0,6 persen (1 orang), berumur 19 tahun sebesar 13,8
persen (22 orang), berumur 20 tahun sebesar 20 persen (32 orang), berumur 21
tahun sebesar 30 persen (48 orang), berumur 22 tahun sebesar 26,3 persen (42
orang), dan umur 23 tahun sebesar 9,4 persen (15 orang) . Dan diketahui bahwa
mahasiswa yang mengisi kuisioner berjumlah 165 orang.
Menentukan Garis kontinum variabel
dapat dilakukan untuk mengukur dan menggambarkan penilaian atau sikap pada
skala ordinal. Kategori ini memberikan gambaran tentang seberapa positif atau
negatif opini responden dan membantu dalam analisis untuk memahami variabel
dalam data. Maka semakin besar nilai derajat rata rata
pada setiap variabel maka semakin positif atau rasa kepuasan atau evaluasi
mereka terhadap suatu aspek semakin tinggi.
Gambar 7. Garis Kontinum Variabel
Sumber: Data processed by researchers (2024)
Dari semua responden penelitian
didapatkan bahwa variabel Fintech payment memiliki rata
rata skor sebesar 82,79 persen sedangkan pada
variabel perilaku keuangan konsumen rata ratanya sebesar 72,88 persen. Yang
artinya variabel fintech
payment dan perilaku keuangan konsumen termasuk
dalam kategori.
Gambar 8. Garis Kontinum Variabel
Sumber: Data processed by researchers (2024)
Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik dalam analisis
regresi linier mencakup beberapa uji yang bertujuan untuk memastikan validitas
dan reliabilitas model regresi yang digunakan. Dua uji penting dalam kategori
ini adalah Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas.
Gambar 9. Uji Normalitas
Data
Sumber: Data processed by researchers (2024)
Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui apakah variabel berdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki variabel yang berdistribusi normal. Uji normalitas
data dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov.
Jika hasil uji signifikansi memiliki nilai sebesar lebih dari 0,05 maka data
yang diuji berdistribusi normal. Dan dari Hasil uji Kolmogorov-Smirnov yang telah dilakukan didapatkan bahwa
nilai signifikansi X 0,200 dan nilai signifikansi Y adalah 0,10 yang artinya
baik variabel X dan variabel Y pada penelitian ini berdistribusi
normal.
Gambar 10. Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data processed by researchers (2024)
Uji Heterokedastisitas data dilakukan untuk mengetahui apakah
penelitian ini terbebas dari gejala heteroskedastisitas
karena jika dalam coefficients signifikansinya lebih
besar dari dari 0,05 maka penelitian ini terbebas
dari gejala dan didapatkan bahwa hasil uji Heterokedastisitas
penelitian ini adalah 0,41 lebih besar dari 0,05 yang artinya maka variabel
penelitian terbebas dari gejala Heterokedastisitas
Uji Regresi Linear Sederhana
Gambar 11. Uji Regresi Linier
Sederhana
Sumber: Data processed by researchers (2024)
Digunakan model regresi linier
sederhana untuk menentukan sejauh mana hubungan antara variabel independen
(penggunaan fintech payment) dan
variabel dependen (perilaku keuangan konsumen). Model ini membantu untuk
memahami apakah peningkatan dalam penggunaan teknologi finansial ini dapat
secara signifikan meningkatkan kualitas perilaku keuangan konsumen. Berdasarkan
output SPSS yang terlampir, model persamaan regresi
yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Y = 4,720 (α) + 0,875 (X) + e
Dalam rangka memahami dampak
penggunaan fintech payment
terhadap perilaku keuangan konsumen, model regresi linier sederhana digunakan
untuk menganalisis data yang tersedia. Model ini dirancang untuk mengevaluasi
seberapa besar dampak fintech payment terhadap
peningkatan kualitas perilaku keuangan konsumen. Berikut ini adalah
interpretasi dari hasil model persamaan regresi yang dihasilkan:
1)
Konstanta
(𝛼) = 4,720: Konstanta adalah nilai Y ketika X (variabel
independen) adalah 0. Dalam konteks ini, jika penggunaan fintech payment
tidak berubah (tetap), maka perilaku keuangan konsumen diperkirakan akan
bernilai 4,720. Ini bisa dianggap sebagai nilai dasar perilaku keuangan
konsumen tanpa pengaruh dari fintech payment.
2)
Koefisien
regresi (β) = 0,875: Koefisien regresi menunjukkan seberapa besar pengaruh
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dalam hal ini,
koefisien sebesar 0,875 berarti bahwa setiap kali fintech payment meningkat satu satuan, perilaku
keuangan konsumen diperkirakan akan meningkat sebesar 0,875 satuan. Koefisien
ini positif, yang menunjukkan hubungan positif antara fintech payment dan perilaku keuangan konsumen -
semakin tinggi penggunaan fintech payment, semakin baik
perilaku keuangan konsumen.
Model ini menunjukkan bahwa fintech payment memiliki dampak positif yang signifikan
terhadap perilaku keuangan konsumen, di mana peningkatan dalam penggunaan fintech payment diharapkan
dapat secara substansial meningkatkan kualitas perilaku keuangan konsumen.
Hasil ini mengindikasikan bahwa untuk setiap peningkatan satu satuan dalam
penggunaan fintech
payment, perilaku keuangan konsumen diprediksi
akan meningkat sebesar 0,875 satuan, dengan konstanta sebesar 4,720 yang
menggambarkan nilai dasar dari perilaku keuangan tanpa pengaruh fintech payment.
Secara statistik, koefisien regresi
yang positif dan signifikan ini menegaskan adanya hubungan linear yang kuat
antara variabel independen dan dependen. Ini berarti bahwa fintech payment tidak hanya berperan sebagai
alat pembayaran, tetapi juga sebagai katalisator dalam pembentukan perilaku
keuangan yang lebih baik. Penggunaan fintech payment yang lebih intensif tampaknya mampu mendorong
konsumen untuk lebih bijaksana dan teratur dalam pengelolaan keuangan mereka,
yang pada akhirnya berdampak positif pada kesejahteraan finansial mereka secara
keseluruhan.
Dengan demikian, penelitian ini
memberikan bukti empiris yang mendukung hipotesis bahwa teknologi keuangan
modern, khususnya fintech payment, dapat
memainkan peran kunci dalam memperbaiki perilaku keuangan konsumen. Hasil ini
dapat menjadi dasar bagi pengembangan kebijakan yang mendorong adopsi lebih
luas dari teknologi fintech payment,
serta meningkatkan literasi keuangan masyarakat, yang
pada gilirannya dapat memperkuat stabilitas dan kesejahteraan ekonomi secara
lebih luas.
Uji
Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji hipotesis
dilakukan untuk menguji hubungan antara penggunaan Fintech Payment dan perilaku keuangan mahasiswa.
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang
signifikan dari penggunaan Fintech Payment terhadap
variabel dependen, yaitu perilaku keuangan mahasiswa. Dengan menggunakan metode
statistik seperti uji R dan uji T, penelitian ini dapat menentukan sejauh mana
variabel independen (Fintech Payment)
mampu menjelaskan variasi dalam perilaku keuangan mahasiswa serta apakah
pengaruh tersebut bersifat signifikan.
Uji
T / T-test (Uji Pengaruh Parsial)
Gambar 12. Uji T (Uji Pengaruh
Parsial)
Sumber: Data processed by researchers (2024)
Uji T dilakukan uji t digunakan
untuk dapat mengetahui apakah pengaruh penggunaan Fintech Payment terhadap perilaku keuangan
mahasiswa adalah signifikan. Jika p-value lebih kecil
dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05 dan nilai t hitung
lebih besar dari t tabel (1,65443), maka kita menyimpulkan bahwa antara
variabel berpengaruh bersignifikan dan ada bukti yang
cukup bahwa pengaruh Fintech
Payment terhadap perilaku keuangan mahasiswa
bukanlah kebetulan. Sebaliknya, jika p-value lebih
besar dari tingkat signifikansi, maka kita tidak memiliki cukup bukti sehingga
penelitian yang kita lakukan dianggap tidak ada pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan hal tersebut maka Uji T
dapat mengetahui apakah penelitian ini berpengaruh signifikan atau tidak
berpengaruh signifikan, dan didapatkan bahwa Koefisien untuk Fintech Payment sebesar
0.001. Karena nilai p kurang dari 0.05, maka koefisien ini signifikan secara
statistik. Ini menunjukkan bahwa penggunaan Fintech Payment secara signifikan mempengaruhi
perilaku keuangan mahasiswa.
Uji
R2 (Uji Koefisien Determinan)
Gambar 13. Uji R
(Uji Koifisien Determinan)
Sumber: Data processed by researchers (2024)
Uji R2 digunakan untuk mengukur
seberapa baik model regresi linier dapat menjelaskan variabilitas dari variabel
dependen. Hasil dari uji koifisien determinan
menunjukkan bahwa penggunaan Fintech Payment memiliki pengaruh sebesar 52,8 persen terhadap
perilaku keuangan mahasiswa. Ini berarti bahwa 52,8 persen variasi dalam
perilaku keuangan mahasiswa dapat dijelaskan oleh penggunaan Fintech Payment.
Sebaliknya, 47,2 persen sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
termasuk dalam model ini seperti faktor sosial, ekonomi dan psikologis.
Artinya, Fintech Payment memiliki kontribusi terhadap
perubahan perilaku keuangan mahasiswa menjadi lebih rasional dan bertanggung
jawab, namun bukan satu-satunya faktor yang berperan disebabkan terdapat
variabel lain yang salah satunya mencakup faktor sosial, ekonomi, psikologis,
dan lain-lain.
Pengaruh sebesar 52,8 persen ini
menunjukkan bahwa Fintech
Payment memainkan peran yang signifikan namun dan
dominan dalam mempengaruhi perilaku keuangan mahasiswa. Hal ini menandakan
bahwa penggunaan Fintech Payment
berkorelasi dengan perilaku keuangan seperti kecenderungan untuk melakukan
Pengeluaran Terencana, Konsumsi Rasional, Perilaku tidak mengikuti trend, Pengelolaan Keuangan Efisien, Pembelian Berdasarkan
Nilai, dan Perilaku Konsumsi yang Memotivasi.
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penggunaan Fintech Payment memiliki
pengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa kewirausahaan di
Kampus UPI Tasikmalaya. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu
dari Gomber et al. (2017) yang menunjukkan bahwa fintech payment dapat
meningkatkan perilaku keuangan konsumen melalui kemudahan dalam melacak
pengeluaran dan mengatur anggaran dan Anggraeni et al.
(2023) yang menunjukkan bahwa adopsi teknologi finansial (Fintech payment) dapat mempengaruhi perilaku
keuangan konsumen. Anggraeni et al. (2023)
menambahkan bahwa perilaku keuangan konsumen, sangat dipengaruhi oleh
penerimaan teknologi, yang sesuai dengan temuan penelitian ini.
Dalam hasil statistik deskriptif
menunjukkan berbagai aspek yang penting terkait perilaku pengelolaan keuangan
mahasiswa. Pengelolaan keuangan konsumen melibatkan berbagai aspek yang saling
terkait dan mencerminkan perilaku finansial yang efektif. Salah satu aspek
utamanya adalah pengeluaran terencana dengan nilai 80% dan hasil kategori baik,
di mana individu merencanakan pembelian mereka dengan hati-hati untuk
menghindari pengeluaran impulsif. Penelitian oleh Lusardi
dan Mitchell (2014) menunjukkan bahwa individu yang sukses secara finansial
umumnya menunjukkan perencanaan yang matang dan kebiasaan pengeluaran yang
disiplin, yang mendasari konsumsi rasional. Dalam konteks penelitian ini,
konsumsi rasional mendapat nilai 76% dengan kategori baik, yang menunjukkan
bahwa pengambilan keputusan mahasiswa dilakukan berdasarkan analisis logis dan
informasi yang memadai. Hal ini selaras dengan teori Bounded
Rationality yang diperbarui oleh Gigerenzer
dan Selten (2001), yang menekankan bahwa individu
berusaha membuat keputusan yang rasional meskipun dibatasi oleh informasi yang
mereka miliki. Selain itu, perilaku keuangan yang sehat juga tercermin dalam
pengelolaan keuangan yang efisien dan pembelian berbasis nilai, dengan
masing-masing kategori baik (76% dan 72%). Penelitian oleh Shiller
(2003) melalui konsep Behavioral Finance menjelaskan
pentingnya penggunaan sumber daya secara optimal untuk memaksimalkan hasil dan
meminimalkan pemborosan. Pengelolaan yang efisien ini sejalan dengan pendekatan
pembelian berbasis nilai, di mana konsumen mengevaluasi keputusan pembelian
mereka berdasarkan keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang
diperoleh. Lebih jauh, perilaku yang tidak mengikuti tren dengan nilai 78%
kategori baik menunjukkan bahwa mahasiswa merasa tidak perlu melakukan
pembelian konsumtif mengikuti tren. Penelitian oleh Zafar
dan Sulaiman (2013) mengkritik perilaku konsumsi mencolok, di mana konsumen
sering kali mengikuti tren untuk mendapatkan status sosial. Perilaku konsumsi
yang memotivasi dengan nilai 72% kategori baik menunjukkan bahwa perilaku
konsumen didorong oleh kebutuhan mendalam yang mempengaruhi keputusan keuangan,
sebagaimana dijelaskan oleh Tay dan Diener (2011) dalam penelitian tentang well-being
dan kebutuhan manusia, yang menunjukkan bahwa konsumsi sering kali dimotivasi
oleh kebutuhan dari dasar hingga aktualisasi diri.
Maka dari itu penting untuk
mahasiswa dapat memanfaatkan Fintech Payment, karena dengan hal tersebut mahasiswa akan
dapat memiliki pengeluaran yang lebih terencana karena kemudahan dalam memantau
dan mengelola keuangan. sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa
teknologi keuangan dapat meningkatkan pengelolaan keuangan pribadi (Zhou, 2011). fintech payment juga dapat
mendorong mahasiswa untuk berperilaku lebih rasional dalam konsumsi, di mana fintech payment dapat
membuat konsumsi lebih selektif dan mempertimbangkan nilai produk atau layanan
sebelum melakukan pembelian (Zsóka et al., 2013). Selain itu, Fintech Payment dapat membantu mahasiswa
mengelola keuangan dengan lebih efisien karena pencatatan keuangan sudah
dilakukan menggunakan sistem, sehingga kita tidak susah untuk melakukan
pencatatan yang memungkinkan mahasiswa untuk mencapai tujuan keuangan dengan
lebih efektif. Penggunaan teknologi ini juga memotivasi perilaku konsumsi yang
lebih bertanggung jawab, karena mahasiswa merasa didukung oleh kemudahan dan
fleksibilitas yang ditawarkan.
Dari sisi adopsi teknologi,
penelitian ini menemukan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan kebermanfaatan Fintech Payment adalah faktor penting yang mendorong mahasiswa
untuk mengelola keuangan dengan baik, mendukung temuan yang diungkapkan dalam
Technology Acceptance Model (Davis, 1989; Venkatesh & Bala, 2003) yang dimana
TAM menekankan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan
teknologi secara signifikan mempengaruhi adopsi dan penggunaan teknologi. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan
bahwa Fintech Payment tidak hanya meningkatkan efisiensi pengelolaan
keuangan mahasiswa tetapi juga membentuk perilaku keuangan yang lebih rasional
dan bertanggung jawab.
Berdasarkan Hasil uji yang telah
dilakukan oleh peneliti, maka penelitian ini mendukung hipotesis bahwa
penggunaan Fintech Payment memiliki
pengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa kewirausahaan di
Kampus UPI Tasikmalaya. Temuan ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang
menunjukkan bahwa fintech
payment dapat meningkatkan perilaku keuangan
konsumen. Temuan ini memperkuat argumen bahwa penerimaan teknologi memiliki
dampak penting dalam pembentukan perilaku keuangan, terutama di kalangan mahasiswa
yang memiliki akses tinggi terhadap teknologi.
Pentingnya pengelolaan keuangan bagi
mahasiswa prodi kewirausahaan tidak bisa diabaikan.
Sebagai calon wirausaha, kemampuan untuk mengelola keuangan pribadi merupakan
dasar yang akan mempengaruhi bagaimana mereka akan mengelola keuangan bisnis
mereka di masa depan. Lusardi dan Mitchell (2014)
menyatakan bahwa literasi keuangan yang kuat sangat
penting untuk pengambilan keputusan keuangan yang lebih baik dalam kehidupan
pribadi dan bisnis. Ketidakmampuan dalam mengatur keuangan pribadi dapat
menjadi indikasi kesulitan yang mungkin akan dihadapi dalam mengelola keuangan
bisnis, yang pada akhirnya dapat berdampak pada keberhasilan atau kegagalan
usaha mereka. Penggunaan teknologi keuangan seperti Fintech Payment membantu mahasiswa ini dalam
mengasah kemampuan manajemen keuangan yang lebih baik, yang bagus untuk
kesuksesan mereka sebagai wirausaha
Dengan demikian, penelitian ini
tidak hanya menegaskan temuan-temuan sebelumnya, tetapi juga memberikan
kontribusi tambahan dengan menunjukkan bagaimana Fintech Payment berpengaruh
baik dan dapat mempengaruhi perilaku keuangan mahasiswa di lingkungan kampus.
Temuan ini juga relevan dalam konteks upaya peningkatan literasi
keuangan dan pengelolaan keuangan yang lebih baik di kalangan mahasiswa
Kesimpulan
Penelitian ini mengevaluasi pengaruh
penggunaan fintech payment
terhadap perilaku pengelolaan keuangan mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan fintech payment secara
signifikan mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan mahasiswa di Program
Studi Kewirausahaan UPI Kampus Tasikmalaya. Mahasiswa yang menggunakan fintech payment
menunjukkan pola pengelolaan keuangan yang lebih terencana, bertanggung jawab,
dan rasional. Dalam hasil penelitian Mahasiswa menunjukkan pengelolaan keuangan
yang cukup baik dalam beberapa aspek. seperti pengeluaran terencana (80%),
konsumsi rasional (76%), perilaku tidak mengikuti tren (78%), dan pengelolaan
keuangan efisien (76%) yang baik. Untuk mempertahankan ini, mahasiswa perlu memperluan wawasan tentang perilaku konsumen dengan mempraktekannya langsung dalam kehidupan sehari hari dan
dari pihak lembaga pendidikan perlu terus menyediakan pelatihan terkait
perilaku keuangan konsumen, sementara penyedia fintech payment harus memperbarui fitur literasi yang mendukung manajemen keuangan yang baik. Dan
dari penelitian ini, dapat digambarkan bahwa fintech payment berkontribusi pada peningkatan
perilaku keuangan mahasiswa, Selain itu, penyedia layanan fintech payment juga dapat berperan dalam
peningkatan perilaku keuangan mahasiswa dengan cara mengembangkan fitur
pembelajaran dalam aplikasi fintech payment mereka, yang
membantu mahasiswa dalam merencanakan dan mengelola pengeluaran secara lebih
efektif yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif pada masa depan
mereka sebagai wirausahawan
Tetap penting bagi institusi
pendidikan terutama program studi kewirausahaan untuk selalu mengintegrasikan
program literasi keuangan yang komprehensif, sehingga
tidak terjadi ketergantungan untuk memakai sarana fintect payment.
Program tersebut sebaiknya memberikan pemahaman mendalam tentang pengelolaan
keuangan dan strategi pengelolaan keuangan, agar mahasiswa dapat membuat
keputusan keuangan yang lebih bijaksana. Penelitian lebih lanjut juga
dianjurkan untuk mengeksplorasi faktor-faktor tambahan yang mungkin
mempengaruhi Perilaku Pengelolaan Keuangan mahasiswa dan untuk memahami dampak
jangka panjang dari penggunaan fintech payment. Studi-studi ini dapat memberikan wawasan
tambahan tentang bagaimana fintech payment mempengaruhi
berbagai aspek perilaku keuangan dan membantu merancang strategi yang lebih
efektif untuk pengelolaan keuangan di masa depan.
BIBLIOGRAFI
Anggraeni,
I. S. K., Sumarmawati, E. D., & Fardani, F. F.
(2023). Pengaruh penggunaan aplikasi fintech pada
perilaku keuangan perempuan pemilik UMKM di Kota Surakarta. Jurnal Ekonomi Bisnis Manajemen Prima, 4(2),
146-166.
Aftika,
S., Hanif, H., & Devi, Y. (2022). Pengaruh penggunaan sistem pembayaran Shopeepaylater "Bayar Nanti" terhadap perilaku
konsumtif mahasiswa UIN Raden Intan Lampung dalam perspektif bisnis syariah. REVENUE: Jurnal Manajemen Bisnis Islam, 3(1),
81-100.
Bennett, S., Rehman, S. S., & Braithwaite, J. (2016). The need
for a big data strategy in evidence-based policy making. Health Research Policy and Systems, 14(1), 51.
Betharini, N., & Sungkono,
S. (2023). Penggunaan fintech payment
terhadap perilaku konsumsi mahasiswa di kalangan mahasiswa UBP. Jurnal Economina,
2(6), 1416-1429.
Chen,
H., Zhao, F., Yu, L.,
& Zhou, L. (2019). Predicting
Chinese stock market trends using machine learning. Financial Innovation, 5(1), 22.
Davis,
F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw,
P. R. (1989). User acceptance
of computer technology: A comparison of two theoretical
models. Management Science, 35(8), 982-1003.
Dewan,
S., & Chen, L. D. (2015). Mobile payment adoption in the US: A cross-country study of consumer behavior. International Journal
of Information Management, 35(2), 177-187.
Fernandes,
D., Lynch Jr, J. G., &
Netemeyer, R. G. (2014). Financial literacy, financial education, and downstream financial behaviors. Management Science, 60(8), 1861-1883.
Gigerenzer, G., & Selten,
R. (2001). Bounded rationality: The
adaptive toolbox. MIT Press.
Gomber, P., Koch, J.-A., & Siering,
M. (2017). Digital finance and
FinTech: Current research and future
research directions. Journal of Business Economics, 87(5), 537-580.
Huston, S. J. (2010). Measuring financial literacy. Journal of Consumer Affairs, 44(2),
296-316.
Hutchinson, J. W., Alba, J. W., & Eisenstein, E. M. (2010). Heuristics
and biases in data-based decision making: Effects of experience,
training, and graphical data displays. Journal of Marketing Research, 47(4), 627-642.
Kim,
Y., Park, S., & Choi, M. (2016). The role of trust
in financial consumer behavior. Journal of Business Research, 69(7),
2897-2904.
Lusardi, A., & Mitchell, O. S. (2014). Financial literacy around the world: An overview of the
evidence with practical suggestions for the way
forward. Journal of Pension Economics
and Finance, 10(4), 497-508.
Raghubir, P., & Srivastava,
J. (2009). The denomination effect.
Journal of Consumer Research, 36(4),
701-713.
See-To, E. W., & Ngai, E. W.
(2019). An empirical study of
payment technologies, the psychology of consumption, and spending behavior
in a retailing context. Information & Management, 56(3),
329-342.
Solomon, M. (2020). Consumer Behavior Buying, Having, and Being.
In Pearson (Issue April).
Schiffman, L. G., & Kanuk,
L. L. (2015). Consumer Behavior.
Pearson.
Tay, L., & Diener, E. (2011). Needs and subjective
well-being around the world. Journal of personality and social psychology, 101(2),
354.
Thaler, R. H. (2015). Misbehaving: The making of behavioral economics. WW
Norton & Company.
Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B.,
& Davis, F. D. (2003). User acceptance
of information technology: Toward a unified view. MIS Quarterly, 27(3),
425-478.
Zsóka, Á., Szerényi, Z. M., Széchy, A., & Kocsis, T.
(2013). Greening due to environmental education? Environmental knowledge, attitudes, consumer behavior, and everyday pro-environmental activities of Hungarian high
school and university students. Journal of Cleaner Production, 48,
126-138.
Copyright holder: Arief
Rizqi, Krisna Sujaya, Azizah Fauziyah (2024) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |