Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
9, September 2024
REVIEW ARTIKEL: POTENSI TANAMAN HERBAL
SEBAGAI AGEN FERTILITAS PRIA
Putu Ayuning
Dinda Nirmalayanthi1*, Ketut Widyani Astuti2
Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia1,2
Email: [email protected]1*, [email protected]2
Abstrak
Infertilitas pria adalah salah satu
faktor penghambat dalam memperoleh keturunan khususnya bagi pasangan yang telah
menikah. Infertilitas ditandai dengan tidak munculnya tanda-tanda kehamilan
minimal dua belas bulan setelah melakukan hubungan intim secara teratur tanpa
alat kontrasepsi. Tanaman herbal memiliki komponen kandungan senyawa tertentu
yang dapat digunakan dalam mengobati infertilitas pria. Artikel ini bertujuan
untuk memaparkan potensi beberapa tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai
agen fertilitas pria. Artikel disusun dengan mencari data referensi di beberapa
jurnal yang tersedia melalui
situs Google Schoolar dan penyedia jurnal.
Beberapa tanaman herbal yang dikaji memiliki potensi sebagai agen fertilitas
pria melalui pengujian secara in vivo meliputi umbi bawang dayak, rosela, tomat, jahe merah, rumput kebar, alpukat,
daun kopi robusta, kulit kopi robusta, buah bit, daun kemangi, kayu manis, daun
gaharu, kayu secang, daun katuk, daun mahkota dewa, serta bawang putih.
Kata Kunci: Tanaman Herbal, Agen
Fertilitas Pria, In vivo, Uji Kualitas Spermatozoa
Abstract
Male
infertility is one of the inhibiting factors in obtaining offspring, especially
for married couples. Infertility is characterized by no signs of pregnancy at
least twelve months after having regular intercourse without contraception.
Herbal plants have certain compound components that can be used in treating
male infertility. This article aims to describe the potential of several herbal
plants that can be used as male fertility agents. The article was compiled by
searching for reference data in several journals available through Google
Schoolar sites and journal providers. Some of the herbal plants that are
assessed to have potential as male fertility agents through in vivo testing
include dayak onion bulbs, roselle, tomatoes, red ginger, kebar grass, avocado,
robusta coffee leaves, robusta coffee skin, beetroot, basil leaves, cinnamon,
agarwood leaves, sappanwood, katuk leaves, crown of god leaves, and garlic.
Keywords: Herbal
Plants, Male Fertility Agent, In vivo, Spermatozoa Quality Assay
Pendahuluan
Memiliki keturunan
merupakan salah satu impian hampir setiap pasangan yang telah menikah. Beberapa
pasangan mungkin dimudahkan memiliki keturunan, tetapi tidak sedikit pula
mengalami kendala. Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan untuk mendapatkan
kehamilan sekurang-kurangnya dalam dua belas bulan secara teratur berhubungan
seksual tanpa alat kontrasepsi
Infertilitas pria merupakan salah satu faktor penghambat
pasangan dalam memperoleh keturunan yang ditandai dengan menurunnya kualitas
sperma. Salah satu faktor penyebab menurunnya kualitas sperma adalah stress
oksidatif. Stress oksidatif dihasilkan oleh ketidakseimbangan antara radikal
bebas dan antioksidan tubuh. Ketidakseimbangan kondisi tersebut akan
meningkatkan jumlah Reactive Oxygen Species (ROS) yang dapat merusak
sperma dan menyebabkan infertilitas pada pria (Agarwal et al., 2008).
Menurunnya kualitas sperma akibat paparan radikal
bebas perlu di analisis kualitasnya untuk mengevaluasi kesuburan seorang pria.
Pengobatan infertilitas pria umumnya menggunakan obat-obatan konvensional.
Namun, pengobatan konvensional dapat menimbulkan efek samping berbahaya jika
digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan
alternatif lain dengan menggunakan tanaman herbal yang berkhasiat sebagai agen
fertilitas pria. Penelitian ini
bertujuan untuk memaparkan potensi beberapa tanaman herbal yang dapat digunakan
sebagai agen fertilitas pria.
Metode
Penelitian
Metode yang digunakan dalam artikel
ini menggunakan literatur review dari beberapa artikel jurnal nasional maupun
internasional. Pencarian artikel menggunakan Google Scholar, Pubmed, dan
ScienceDirect. Penelusuran menggunakan kata kunci “tanaman hebal”, “kualitas
spermatozoa”, dan “agen fertilitas pria”. Kriteria
inklusi pada artikel ini adalah berbagai tanaman herbal yang menguji aktivitas
kualitas spermatozoa sebagai agen fertilitas pria. Kriteria eksklusi pada
artikel ini adalah jurnal yang dipublikasi dibawah tahun 2017 dan tidak
menunjukkan efektivitas tanaman herbal dalam mengatasi infertilitas pria. Hasil
didapatkan 16 jurnal yang dijadikan refrensi.
Hasil dan Pembahasan
Pada sumber data yang telah dianalisis, tanaman
herbal yang memiliki potensi sebagai agen fertilitas pria yang diujikan pada
mencit dan tikus jantan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel
1. Pengujian Tanaman Herbal Sebagai Agen Fertilitas Pria
Refrensi |
Tanaman |
Sediaan atau Ekstrak |
Dosis |
Hasil |
Angela dan Sumbayak (2017) |
Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) |
Infusa |
0,24 mL |
Meningkatkan jumlah spermatozoa
serta memperbaiki mikroanatomi testis mencit |
Abdullah (2018) |
Rosela (Hibiscus sadbariffa L.) |
Ekstrak |
500 mg/kg |
Meningkatkan jumlah serta
kecepatan spermatozoa tikus |
Wulandari et al. (2018) |
Tomat (Lycopersicum esculentum
L.) |
Ekstrak |
100 mg/kg |
Meningkatkan kadar hormon
testosteron serum darah tikus |
Umairoh et al. (2019) |
Jahe merah (Zingiber officinale) |
Ekstrak |
18 mg/mL |
Meningkatkan jumlah sel
spermatosit dan spermatid mencit |
Arundari et al. (2021) |
Rumput Kebar (Biophytum petersianum) |
Ekstrak |
270 mg/kg |
Meningkatkan viabilitas
spermatozoa mencit |
Ma’arif et al. (2019) |
Alpukat (Persea americana Mill.) |
Jus |
2 mL |
Meningkatkan motilitas
spermatozoa tikus |
Saputra et al. (2021) |
Daun Kopi Robusta (Coffea canephora) |
Ekstrak |
180 mg/kg |
Meningkatkan integritas membran,
konsentrasi, motilitas, viabilitas serta morfologi normal spermatozoa mencit |
Setiawan et al. (2020) |
Kulit Kopi Robusta (Coffea canephora) |
Ekstrak |
250 mg/kg |
Meningkatkan jumlah, viabilitas,
morfologi, serta memperbaiki diameter dan luas tubulus seminiferus mencit |
Anugrah et al. (2021) |
Buah bit (Beta vulgaris) |
Ekstrak |
400 mg/kg |
meningkatan jumlah sel
spermatogonium, spermatosit, dan sel sertoli tikus |
800 mg/kg |
Meningkatkan jumlah sel spermatid
tikus |
|||
Vinnata et al. (2018) |
Daun Kemangi (Ocimum
americanum L.) |
Ekstrak |
100 mg /kg |
meningkatkan berat testis, tebal
epitel dan diameter tubulus semeniferus, morfologi, serta jumlah spermatozoa
tikus |
Ukratalo et al. (2022) |
Kayu Manis (Cinnamomum
burmannii) |
Ekstrak |
500 mg/kg |
meningkatkan viabilitas dan
motilitas spermatozoa serta menurunkan jumlah spermatozoa abnormal mencit |
Razak et al. (2018) |
Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis) |
Ekstrak |
100 mg/kg |
Meningkatkan jumlah, viabilitas,
dan motilitas spermatozoa serta menurunkan abnormalitas spermatozoa tikus |
Nadiyah et al. (2019) |
Kayu secang (Caesalpinia sappan L.) |
Ekstrak |
120 mg/kg |
Meningkatkan motilitas,
viabilitas, dan konsentrasi spermatozoa tikus |
Hikmawanti et al. (2020) |
Daun katuk (Sauropus
androgynus) |
Ekstrak |
11,85 mg/kg |
Meningkatkan jumlah spermatozoa,
motilitas, serta viabilitas spermatozoa tikus |
Fadholly et al. (2019) |
Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa) |
Ekstrak |
15 mg/kg |
Meningkatkan motilitas dan jumlah
spermatozoa tikus |
Qasariah et al. (2020) |
Bawang putih (Allium sativum) |
Ekstrak |
250 mg/kg |
meningkatkan jumlah, motilitas,
dan normalitas spermatozoa mencit |
Tanaman
herbal memiliki aktivitas antioksidan dalam meningkatkan agen fertilitas pria
seperti flavonoid, tanin, saponin, vitamin E, vitamin C, alkaloid, terpenoid
atau steroid. Berikut mekanisme dari masing-masing senyawa sebagai berikut:
1)
Flavonoid
Flavonoid
memiliki gugus hidroksi yang berperan dalam menangkap radikal bebas, menghambat
peroksidasi lemah, serta mengubah radikal lipid menjadi betuk yang lebih stabil
melalui donor proton hidrogen. Hal ini dipengaruhi dari subtitusi hidroksi
flavonoid terhadap posisi orto (o) dan para (p) pada gugus OH dan OR (Rachmani,
2018).
2)
Tanin
Tanin
bekerja dengan mengkelat logam besi untuk menghentikan sekaligus menyeimbangkan
ketidakseimbangan ROS dalam tubuh.
3)
Saponin
Saponin
melalui proses pembentukan intermediet hiperoksida mampu menghentikan
superoksida untuk mencegah kerusakan biomolekuler yang dibentuk oleh radikal
bebas (Hasan, 2022).
4)
Vitamin
E
Vitamin
E dapat menghentikan proses lipid peroksidasi dengan cara mendonorkan satu atom
hidrogen (H) dari gugus OH kepada lipid peroksil kemudian berubah menjadi
bentuk yang tidak merusak dan kurang reaktif (Christijanti et al., 2010).
5)
Vitamin
C
Vitamin
C dapat mencegah kerusakan oksidatif pada molekul target dengan berinteraksi
dengan radikal bebas reaktif dan mengubahnya menjadi bentuk yang relatif stabil
(Mumpuni et al., 2021).
6)
Alkaloid
Alkaloid
memiliki pasangan elektron bebas yang berfungsi untuk meredam serta menangkal
radikal bebas yang terbentuk.
7)
Terpenoid
atau Steroid
Terpenoid atau
steroid dapat memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi bentuk yang lebih
stabil dalam menurunkan radikal bebas (Maulida et al., 2016).
Umbi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia) merupakan tanaman tradisional asal Kalimantan
Tengah. Sebagai antioksidan, umbi bawang dayak mengandung senyawa flavonoid
yang tinggi dalam menangkal radikal bebas (Trianggadewi, 2010). Pada penelitian
(Angela & Sumbayak, 2017) dilakukan uji kualitas spermatozoa dari infusa
umbi bawang dayak menggunakan mencit jantan yang telah terpapar CCl4. Pengujian
dilakukan menggunakan dosis 10% dengan volume 0,06 mL, 0,12 mL, dan 0,24 mL
selama 10 hari. Hasil menunjukkan pemberian 0,24 mL infusa umbi bawang dayak
merupakan dosis optimum dalam meningkatkan jumlah spermatozoa dibandingkan
dengan semua kelompok perlakuan. Pemberian 0,24 mL infusa umbi bawang dayak
juga secara signifikan memulihkan sel-sel spermatogenik normal meliputi
spermatogonium, spermatosit, spermatid, dan spermatozoa yang terdapat pada
tubulus seminiferus.
Jahe merah (Zingiber
officinale) merupakan salah satu tanaman herbal yang berasal dari suku
Zingiberaceae (temu-temuan). Sebagai antioksidan, jahe merah mengandung senyawa
gingerol, shogaol, zingibrena, gingerdiol, dan zingerone. Senyawa – senyawa
tersebut membantu meningkatkan aktivitas antioksidan endogen meliputi suproxide
dismutase (SOD), katalase (CAT), dan gluthathion peroksidase (GPx). Jahe merah
juga mengandung senyawa arginin yang berperan penting dalam pemulihan susunan
sel yang terpapar radikal bebas. Arginin berperan aktif sebagai imunitas
seluler dengan melindungi membran aksonema terhadap stress oksidatif yang
menghasilkan terjadinya proses peroksidase lipid (Srivasta et al., 2006).
Berdasarkan penelitian (Umairoh et al., 2019) dilakukan pemberian dosis tunggal
ekstrak etanol jahe merah sebanyak 18 mg/ml serta pemberian 6 mg/ml, 12 mg/ml,
dan 18 mg/ml ekstrak etanol jahe merah yang sebelumnya telah diinduksikan 20
mg/BB paraquat diklorida. Masing-masing dosis diberikan selama 35 hari pada
mencit jantan. Hasil menunjukkan pemberian 18 mg/mL dosis tunggal ekstrak
etanol jahe merah meningkatkan rata-rata jumlah sel spermatosit dan spermatid.
Namun peningkatan jumlah sel spermatid tidak lebih besar daripada kelompok
kontrol. Sedangkan pemberian 18 mg/mL ekstrak etanol jahe merah yang telah
diinduksikan paraquat diklorida menunjukkan peningkatan jumlah sel spermatosit
dan spermatid mencit paling baik diantara kelompok yang hanya diinduksi
paraquat saja.
Rosela (Hibiscus
sadbariffa L.) merupakan anggota famili Malvaceae yang mengandung senyawa
flavonoid, tanin, dan saponin sebagai antioksidan (Adrianto, 2019). Kandungan flavonoid rosela berupa antosianin dapat
bekerja secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, antosianin
dapat mendonorkan hidrogen (elektron) yang dapat bereaksi dengan ROS seperti
superoksida, oksigen siglet, peroksida, hidrogen peroksida, dan hidroksil
radikal (Allen & Tresini, 2000). Sedangkan secara tidak langsung,
antosianin dapat meningkatkan antioksidan endogen dalam tubuh (Toufektsian et
al., 2008). Berdasarkan penelitian Abdullah (2018) dilakukan pemberian ekstrak
rosela pada tikus jantan yang telah terpapar CCl4 dengan dosis
250mg/kg BB dan 500 mg/kgBB selama 48 hari. Pemberian 500 mg/kg BB ekstrak
bunga rosella pada penelitian ini menghasilkan rata-rata peningkatan jumlah
serta kecepatan spermatozoa yang lebih tinggi. Sedangkan pada peningkatan berat
testis tidak terjadi peningkatan secara signifikan pada semua kelompok
perlakuan.
Tomat (Lycopersicum
esculentum L.) merupakan anggota famili Solanaceae yang umum
digunakan dalam bahan makanan seperti sayuran, sambal, jus, serta olahan
lainnya. Sebagai antioksidan, buah tomat mengandung senyawa likopen yang dapat
mengendalikan radikal bebas 100 kali lebih kuat daripada vitamin E dan 12.500
lebih kuat daripada gluthation (Maulida & Zulkarnaen, 2010). Likopen
bekerja dengan mencegah, menunda, serta menghambat proses oksidasi lipid dengan
mencegah autooksidasi radikal bebas dalam oksidasi (Heber, 2006). Pada
penelitian (Wulandari et al. 2018) pemberian ekstrak buah tomat dosis 100 mg/kg
BB tikus jantan yang telah diberikan pakan tinggi kolestrol konsentrasi 2%
selama 60 hari, dapat meningkatkan kadar hormon testosteron serum darah tikus
dibandingkan dengan semua kelompok perlakuan.
Rumput kebar (Biophytum
petersianum Klotszch) merupakan tanaman herbal asal Papua termasuk ke dalam
famili Oxalidaceae yang tumbuh di alam secara liar. Rumput kebar memiliki
kandungan flavonoid, saponin, vitamin E, serta vitamin A dalam menangkal
radikal bebas (Sembiring & Darwati, 2014). Berdasarkan penelitian (Arundari
et al., 2021) dilakukan uji aktivitas penyembuhan infertilitas dengan ektrak
rumput kebar pada mencit jantan diabetik yang diinduksi streptozoticin. Hasil
menunjukkan pemberian ekstrak rumput kebar dosis 270 mg/kg BB meningkatkan
viabilitas spermatozoa mencit jantan dibandingkan dengan semua kelompok
perlakuan.
Alpukat (Persea
americana Mill.) termasuk enggota famili Lauraceae yang memiliki aktivitas
antioksidan dengan kandungan vitamin C dan flavonoid yang tinggi. Berdasarkan penelitian (Ma’arif et al. 2019)
pemberian jus buah alpukat 2 mL/hari selama 28 hari pada tikus jantan yang
telah terpapar asap rokok dapat meningkatkan rata-rata motilitas spermatozoa
dibandingkan dengan semua kelompok perlakuan.
Kopi robusta (Coffea
canephora) berasal dari famili Rubiaceae yang sebagian besar tumbuh di
Afrika dan Asia (Duque et al., 2021). Senyawa yang berperan dalam aktivitas
antioksidan daun kopi robusta meliputi alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan
steroid. Selain itu, senyawa fenolik lain yang terkandung dalam daun kopi
robusta adalah asam klorogenat. Asam klorogenat sebagai antioksidan berperan
aktif dalam meningkatkan suproxide dismutase (SOD), katalase (CAT), gluthathion
peroksidase (GPx), serta menurunkan peroksidasi lipid (Chen et al., 2013). Pada
penelitian (Saputra et al., 2021) dilakukan uji aktivitas kualitas sperma
dengan pemberian 180 mg/kg BB ekstrak kopi daun robusta pada mencit jantan yang
tepapar asap rokok selama 35 hari. Hasil menunjukkan adanya peningkatan
integritas membran, konsentrasi, motilitas, viabilitas serta morfologi normal
spermatozoa mencit jantan. Namun pemberian 180 mg/kg BB ekstrak kopi daun
robusta tidak menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol.
Kulit kopi robusta
(Coffea canephora) memiliki senyawa antioksidan yang tinggi dengan
mengandung senyawa saponin, tanin, alkaloid, serta fenolik dalam menangkal
radikal bebas (Muzdalifa & Jamal, 2019). Berdasarkan penelitian (Setiawan et
al., 2020) dilakukan pengujian terhadap ekstrak metanol kulit kopi robusta
dosis 125 mg/kg BB, 250 mg/kg BB, dan 500 mg/kg BB mencit jantan yang
sebelumnya telah diinduksikan 15% etanol sebanyak 1 mL selama 15 hari. Hasil
menunjukkan pemberian 250 mg/kg BB ekstrak metanol kulit kopi merupakan dosis
optimum dalam meningkatkan jumlah spermatozoa, viabilitas spermatozoa,
morfologi spermatozoa, serta memperbaiki diameter dan luas tubulus seminiferus
mencit.
Buah bit (Beta
vulgaris) atau akar bit merupakan tanaman yang berasal dari famili
Amaranthaceae. Buah bit mengandung senyawa utama betalain dalam bentuk betanin
(betanidin-5- O-beta-glucoside) yang menyebabkan munculnya warna merah pada
buah bit. Sebagai antioksidan betanin berperan melawan radikal bebas dengan
mencegah, menghambat, dan menangkap ROS (Reactive
Oxygen Species) yang terbentuk (Pisoschi & Pop 2015). Pada
penelitian (Anugrah et al., 2021) dilakukan pengujian aktivitas jumlah sel
spermatogonium, sel spermatosit, sel spermatid, dan sel sertoli terhadap tikus
jantan menggunakan ekstrak buah bit dosis 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, dan 800
mg/kg BB yang sebelumnya telah diinduksi karbon tetraklorida (CCl4)
dengan dosis 3 mL/kg selama 14 hari. Hasil menunjukkan pemberian 400 mg/kg BB
ekstrak buah bit meningkatan jumlah sel spermatogonium, spermatosit, dan sel
sertoli tikus jantan. Sedangkan pemberian 800 mg/kg BB ekstrak buah bit
menunjukkan peningkatan jumlah sel spermatid tikus jantan.
Daun Kemangi (Ocimum
americanum L.) berasal dari famili Lamiaceae yang tersebar di Indonesia dan
banyak digunakan sebagai bahan makanan, mengatasi bau mulut dan badan, serta
panas dalam. Pada penelitian (Vinnata et al., 2018) dilakukan uji kualitas
spermatozoa tikus jantan menggunakan fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan
fraksi etanol air dari ekstrak daun kemangi. Masing-masing fraksi diberikan
dosis 100mg/kg BB/hari selama 36 hari. Hasil menunjukkan fraksi etil asetat
memiliki rata-rata tertinggi dalam meningkatkan berat testis, tebal epitel dan
diameter tubulus semeniferus, morfologi, serta jumlah spermatozoa tikus putih
jantan dibandingkan dengan semua kelompok perlakuan. Peningkatan kualitas
spermatozoa tersebut dikarenakan adanya kandungan senyawa tanin dan flavonoid
dalam aktivitas antioksidan serta meningkatkan sekresi hormon.
Kayu Manis (Cinnamomum
burmannii) tergolong kedalam famili Lauraceae yang sering dimanfaatkan
sebagai rempah-rempah dan penambah cita rasa makanan (Marzuki & Hariroh,
2021). Sebagai antioksidan kayu manis memiliki kandungan senyawa flavonoid,
tanin, dan saponin. Pada penelitian (Ukratalo et al., 2022) dilakukan pemberian
ekstrak metanol kulit kayu manis dengan dosis 250 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB
pada mencit jantan diabetik yang sebelumnya telah diinjeksikan streptozocin
dosis 0,1 ml. Hasil menunjukkan pemberian 500 mg/kg ekstrak metanol kulit kayu
manis dapat meningkatkan viabilitas dan motilitas spermatozoa serta menurunkan
jumlah spermatozoa abnormal mencit diabetes mellitus.
Gaharu (Aquilaria
malaccensis) tergolong ke dalam famili Thymeleaceae terkenal dengan
penghasil aroma yang wangi dan dipakai dalam bahan baku produk seperti
kosmetik, parfum, serta keperluan industri lainnya. Sebagai antioksidan daun
gaharu mengandung senyawa alkaloid, tanin, terpenoid, fenol, kuinon dan flavonoid
(Zulkifle et al., 2013). Pada
penelitian (Razak et al., 2018) pemberian 100 mg/kg daun gaharu yang telah
diinjeksikan 200 mg/kg cyclophosphamide pada tikus jantan
selama 63 hari, secara signifikan menunjukkan peningkatan rata-rata jumlah,
viabilitas, dan motilitas spermatozoa serta menurunkan abnormalitas
spermatozoa.
Kayu secang (Caesalpinia
sappan. L) termasuk kedalam famili Fabaceae yang umumnya sering diolah
menjadi minuman kesehatan bagi masyarakat. Kayu secang sebagai antioksidan
mengandung komponen senyawa brazilin, kalkon, protosappanin, dan
homoisoflavonoid. Sebagai komponen
utama, brazilin sangat mempengaruhi proses spermatogenesis. Brazilin juga
dikenal memiliki pengaruh antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan
antioksidan komersial (BHT dan BHA). Dalam menangkal radikal bebas, brazilin
mampu menghambat proses pembentukan nitrit oksida (NO) hasil produksi dari inducible nitrite
oxide synthase (iNOS) yang bereaksi dengan spesies
oksigen reaktif (ROS) (Farhana et al., 2015;
Sasaki et al., 2007). Berdasarkan penelitian (Nadiyah et al.,
2019) pemberian 120 mg/kg ekstrak etanol kayu secang pada tikus jantan selama
35 hari meningkatkan rata-rata motilitas, viabilitas, dan konsentrasi
spermatozoa dibandingkan dengan semua kelompok perlakuan.
Daun katuk (Sauropus
androgynus) termasuk kedalam famili Euphorbiceae yang sering dimanfaatkan
menjadi bahan makanan dan digunakan untuk melancarkan ASI pada ibu yang sedang
menyusui (Nahak, 2018). Pada penelitian (Hikmawanti et al, 2020) dilakukan
pengujian kualitas sperma tikus jantan menggunakan ekstrak daun katuk fraksi
n-heksana, etil asetat, serta air. Masing-masing fraksi diberikan dosis 11,85
mg/kg selama 7 hari. Hasil menunjukkan pemberian fraksi n-heksana ekstrak daun
katuk meningkatkan rata-rata motilitas serta viabilitas spermatozoa
dibandingkan dengan semua kelompok perlakuan. Sedangkan pemberian fraksi etil
asetat ekstrak daun katuk meningkatkan rata-rata jumlah spermatozoa
dibandingkan dengan semua kelompok perlakuan. Peningkatan kualitas spermatozoa
tersebut dikarenakan adanya kandungan flavonoid dan steroid yang tinggi dalam
menangkal radikal bebas.
Mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa) tergolong ke dalam famili Thymelaeaceae yang tumbuh di daerah
tropis pulau Papua. Mahkota dewa khususnya daging buahnya mengandung senyawa
flavonoid yang tinggi dalam menangkal radikal bebas. Selain itu mahkota dewa
mengandung fenol, minyak asiri, lignin, sterol, alkanoid, dan tanin.
Berdasarkan penelitian (Fadholly et al., 2019) pemberian 15 mg/kg ekstrak
daging buah mahkota dewa kepada tikus jantan selama 4 minggu dapat meningkatkan
rata-rata motilitas dan jumlah spermatozoa dibandingkan dengan kelompok
kontrol.
Bawang putih (Allium
sativum) termasuk ke dalam famili Amaryllidaceae yang tumbuh di dataran
tinggi namum pada varietas tertentu mampu tumbuh di dataran rendah. Bawang
putih sebagai antioksidan mengandung senyawa flavonoid, fenolik, dan tanin
dalam menangjkal radikal bebas (Prasonto et al., 2017). Berdasarkan penelitian
(Qadariah et al., 2020) pemberian 250 mg/kg BB ekstrak bawang putih pada mencit
jantan hiperlipidemia selama 30 hari dapat meningkatkan rata-rata jumlah,
motilitas, dan normalitas spermatozoa. Namun pemberian 250 mg/kg BB ekstrak
bawang putih tidak lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kesimpulan
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, beberapa tanaman herbal
terbukti memiliki potensi dalam meningkatkan fertilitas pada pria melalui uji
in vivo. Beberapa tanaman herbal yang dapat memberikan pengaruh dalam
meningkatkan kualitas spermatozoa sebagai agen fertilitas meliputi umbi bawang dayak, rosela, tomat, jahe merah, rumput
kebar, alpukat, daun kopi robusta, kulit kopi robusta, buah bit, daun kemangi,
kayu manis, daun gaharu, kayu secang, daun katuk, daun mahkota dewa, serta
bawang putih.
BIBLIOGRAFI
Abdullah,
F. (2018). Pengaruh Pemberian Ekstrak Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn)
Terhadap Jumlah dan Kecepatan Spermatozoa, Berat Testis Tikus Jantan
Strain Wistar yang Terpapar Karbon Tetraklorida (CCl4). Jurnal Ilmu
Kesehatan, 2(1), 124-129.
Adrianto,
A. (2019). Skrining Fitokimia Metabolit Sekunder Ekstrak Bunga Rosella dengan
Perbandingan Pelarut Etanol 96% dan 70% serta Uji Aktivitas Antioksidan
Menggunakan Metode DPPH. Skripsi. Universitas Ngudi Waluyo, Semarang.
Agarwal,
A., Makker, K., & Sharma, R. (2008). Clinical Relevance of Oxidative
Stress in Male Factor Infertility: An Update. 59, 2-11.
Allen,
R. G., & Tresini, M. (2000). Oxidative Status and Gene Regulation. Free
Radical Bio Med, 28, 463-499.
Angela,
J., & Sumbayak, E. M. (2017). Gambaran Testis Mencit yang Diinduksi Karbon
Tetraklorida dan Diberi Infusa Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia).
Jurnal Kedokteran Meditek, 23, 11-20.
Anugrah,
A. L., Eliyani, H., Utomo, B., Susilowati, S., Mafruchati, M., &
Kurniajasanti, R. (2021). Efektivitas Proteksi Ekstrak Buah Bit (Beta
vulgaris) dalam Mempertahankan Kemampuan Spermatogenesis Tikus Putih Jantan
(Rattus norvegicus) yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4). Journal of
Basic Medical Veterinary, 10(2), 36-44.
Arundari,
P., I’tishom, R., & Purwanto, B. (2021). Pemberian Ekstrak Rumput Kebar
(Biophytum petersianum Klotszch) Terhadap Viabilitas Spermatozoa Mencit (Mus
musculus) Diabetes Melitus. 4(1), 26-37.
Chen,
W. C., Liou, S. S., Tzeng, T. T., Lee, S. S., & Liu, M. (2013). Effect of
Topical Application of Chlorogenic Acid on Excision Wound Healing in Rats.
Planta Med, 79, 616-621.
Christijanti,
W., Utami, N. R., & Iswara, A. (2010). Efek Pemberian Antioksidan Vitamin
C dan E terhadap Kualitas Spermatozoa Tikus Putih Terpapar Allethrin. Biosaintifika,
2(1), 18-26.
Devirza, C. R., Nurcita, B., & Nugraha, Y. (2022). Potensi
Teh Hijau (Camellia sinensis L.) Terhadap Kualitas Spermatozoa dengan Stres
Oksidatif: Sebuah Tinjauan Systematic Review. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala,
22(2), 72–79.
Duque,
L. F. C., Herrera, J. C., Ged, C., & Blair, M. W. (2021). Bases for the
Establishment of Robusta Coffee (Coffea canephora) as a New Crop for
Colombia. Agronomy, 11, 1-13.
Fadholly,
A., Ansori, A. N. M., Proboningrat, A., Kusala, M. K. J., Putri, N., &
Utomo, B. (2019). Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Pulp Extract
Increases the Sperm Characteristics in Rattus norvegicus. The Indian
Veterinary Journal, 96(10), 32-35.
Farhana,
H., Maulana, I. T., & Kodir, R. A. (2015). Perbandingan Pengaruh Suhu dan
Waktu Perebusan Terhadap Kandungan Brazilin pada Kayu Secang (Caesalpinia
sappan L.). Prosiding Penelitian SPeSIA UNISBA.
Hasan,
H., Thomas, N. A., Hiola, F., Ramadhani, F. N., & Ibrahim, P. A. S.
(2022). Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Kulit Batang Matoa
(Pometia pinnata) dengan Metode 1,1-Diphenyl-2-picrylhidrazyl (DPPH). Indonesian
Journal of Pharmaceutical Education, 2(1), 52-66.
Heber,
D. (2006). Mechanisms of Action of Lycopene. Scotland: Caledonian Science
Press, 65-76.
Hikmawanti,
N. P. E., Rusdi, N. K., & Yulida, S. (2020). Evaluation of Sperm Quality
in Male Rats Treated with Sauropus androgynus (L.) Merr. Leaf Fractions.
Pharmaciana, 10(2), 193-200.
Ma’arif,
M. F., Hermawati, D., & Ariani, M. D. (2019). Pengaruh Pemberian Jus
Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Motilitas Spermatozoa Tikus Wistar
yang Dipapar Asap Rokok. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 8(2), 832-840.
Marzuki,
I., & Hariroh, S. (2021). Karakteristik GC-MS Minyak Kayu Manis Asal Pulau
Banda (GC-MS Characteristics of Banda Island’s Cinnamon Oils). Jurnal
Pertanian Kepulauan, 5(2), 23-29.
Maulida,
W., Fadraersada, J., & Rijai, L. (2016). Isolasi Senyawa Antioksidan dari
Daun Pila-Pila (Mallotus paniculatus). Prosiding Seminar Nasional
Kefarmasian. Samarinda: 20-21 Oktober 2016. Hal 384-390.
Mumpuni,
N. C., Triwahyuni, L. E., & Lestari, P. E. (2021). Efektivitas Ekstrak
Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Sistemik Terhadap Penyembuhan
Ulser pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus). Stomatognatic, 18(2),
56-60.
Muzdalifa,
D., & Jamal, S. (2019). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fraksi Kulit
Biji Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre ex A. Froehner) terhadap
Pereaksi DPPH (1,1-Difenil-2-Prikihildrazil). Indonesia Natural
Research Pharmaceutical Journal, 6(2), 41-50.
Nadiyah,
Rezano, A., & Sudigdoadi, S. (2017). Effect of Sappan Wood Ethanol
Extracts (Caesalpinia sappan L.) on the Sperm Motility, Viability, and
Concentration of Male Wistar Rats. AMJ, 4(2), 228-233.
Nahak, K. A. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pemberian Susu Formula pada Bayi Berusia 0-6 Bulan di Puskesmas Oeolo
Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2018. Jurnal Ekonomi, Sosial &
Humaniora, 2(08), 134-145.
Pisoschi,
A. M., & Pop, A. (2015). The Role of Antioxidants in the Chemistry of
Oxidative Stress: A Review. European Journal of Medicinal Chemistry,
97, 55-74.
Prasonto,
D., Riyanti, E., & Gartika, M. (2017). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Bawang Putih (Allium sativum). ODONTO, 4(2), 122-128.
Qadariah,
N., Lestari, S. R., & Rochman, F. (2020). Single Bulb Garlic (Allium
sativum) Extract Improves Sperm Quality in Hyperlipidemia Male Mice Model.
Jurnal Kedokteran Hewan, 14(1), 7-11.
Rachmani,
E. P. N., Pramono, S., & Nugroho, A. E. (2018). Aktivitas Antioksidan
Fraksi Flavonoid Bebas Andrografolid dari Herba Sambiloto (Andrographis
paniculata). Pharmacy Medical Journal, 1(2), 42-49.
Razak,
R. N. H. A., Ismail, F., Isa, M. L. M., Wahab, A. Z. Y. A., Muhammad, H.,
Ramli, R., & Ismail, R. A. S. R. (2018). Ameliorative Effects of Aquilaria
malaccensis Leaves Aqueous Extract on Reproductive Toxicity Induced by
Cyclophosphamide in Male Rats. Malays J Med., 26(1), 44-57.
Saputra,
I. K. A., Ermayanti, N. G. M., & Sukmaningsih, A. A. S. A. (2021).
Pengaruh Ekstrak Daun Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre ex A.
Froehner) Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) yang
Terpapar Asap Rokok. BIOSAINTROPIS, 7(1), 74-84.
Saraswati,
A. (2015). Infertility. J MAJORITY, 4(5), 5-9.
Sasaki,
Y., Hosokawa, T., Nagai, M., & Nagumo, S. (2007). In vitro Study
for Inhibition of NO Production About Constituents of Sappan Lignum. Biol
Pharm Bull., 30(1), 193-196.
Sembiring,
B., & Darwati, I. (2014). Identifikasi Komponen Kimia Aksesi Rumput Kebar
(Biophytum petersianum) Asal Papua dan Jawa. Bul. Littro, 25(1),
37-44.
Setiawan,
H., Maliza, R., Maulana, S. A., & Hisbullah, M. I. (2020). The Effect of
Coffee Fruit Skin Extract on Sperm Characteristics and Testicular of Mice with
Ethanol-Induced. Jurnal Biodjati, 5(2), 259-270.
Srivasta,
S., Desai, P., Coutinho, E., & Govil, G. (2006). Mechanism of Action of
L-Arginine on the Vitality of Spermatozoa is Primarily Through Increased
Biosynthesis of Nitric Oxide. Tata Institute of Fundamental Research.
Biology of Reproduction Journal, 74, 954-958.
Toufektsian,
M., Lorgeril, M. D., & Nagy, N. (2008). Chronic Dietary Intake of
Plant-Derived Anthocyanins Protects the Rat Heart Against Ischemia-Reperfusion
Injury. J Nutr., 138, 747-752.
Ukratalo,
A. M., Wedilen, T. F., Tofure, I. R., Manery, D. E., & Ramadhany, M. R.
(2022). Improved Quality of Spermatozoa Mice (Mus musculus) Model of
Diabetes Mellitus Type 1 After Being Given Cinnamon Bark Methanol Extract (Cinnamomum
burmanii Bl.). NSMRJ, 1(1), 69-79.
Umairoh,
S., Sutyarso, Kanedi, M., & Busman, H. (2019). Boosting Sperm Count Using
Red Ginger in Mice Induced by Paraquat Dichloride (1.1-dimethyl-4.4
bipyridinium). Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati,
6(2), 1-7.
Vinnata,
N. N., Salni, & Nita, S. (2018). Pemberian Fraksi Daun Kemangi (Ocimum
americanum L.) terhadap Spermatozoa Tikus Putih Jantan (Rattus
norvegicus). Jurnal Kesehatan, 9(3), 366-375.
Wulandari,
F. R., Mamfalutfi, T., Dasrul, & Rajuddin. (2018). Pengaruh Ekstrak Buah
Tomat (Lycopersicum esculentum L.) Terhadap Kadar Hormon Testosteron
Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) yang Diberi Pakan Tinggi Kolesterol.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh, 2(2), 28-40.
Zulkifle,
N. L., Omar, N. A. M., Tajudin, S. N., & Shaari, M. R. (2013).
Antidiabetic Activities of Malaysia Agarwood (Aquilaria spp.) Leaves
Extract. Conference on Industry-Academia Joint Initiatives in Biotechnology,
Pahang, Malaysia: 5-7 Desember 2013.
\
Copyright holder: Putu Ayuning
Dinda Nirmalayanthi, Ketut Widyani Astuti (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |