Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
8, Agustus 2024
KOMUNIKASI
POLITIK PERSONAL BRANDING IBNU SINA MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM @IBNUSINA
Muzahid
Akbar Hayat1, Muhammad Wafi Rahman2, Norkhalifah3,
Deby Nuriadini4, Surya Permadi5
Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari, Kalimantan, Indonesia1,2,3,4,5
Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4, [email protected]5
Abstrak
Perkembangan teknologi adalah suatu
proses berkelanjutan di mana pengetahuan, inovasi, dan penggunaan alat serta
sistem yang lebih canggih berkembang seiring waktu. Media sosial menjadi salah
satu bentuk media massa yang paling banyak diminati sebab media sosial
menawarkan penyampaian informasi yang efektif dan efisien. Instagram memiliki
peran penting dalam membangun personal branding seorang politikus untuk memperkenalkan diri,
menyajikan latar belakang, dan menegaskan identitas politik mereka. Artikel ini
bertujuan untuk membahas penggunaan strategi komunikasi personal branding yang dilakukan oleh
Ibnu Sina di Instagramnya @ibnusina menggunakan strategi personal branding pyramid.
Pada penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Deskriptif yang bertujuan
untuk menganalisis fenomena yang terjadi secara detail dan deskriptif terhadap
subjek penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan keberhasilan Ibnu Sina
dalam melakukan personal branding terlihat dari terbentuknya image seorang Wali kota Banjarmasin yang berintegritas, intelek,
berbudaya dan Agamis. Image tersebut bisa dilihat dengan adanya
dukungan oleh masyarakat melalui kolom komentar yang ada pada unggahan di
Instagram @ibnusina. Selain itu, image positif
seorang Ibnu Sina membuat dirinya terpilih sebagai walikota
Banjarmasin dalam dua periode.
Kata Kunci: Komunikasi Politik, Personal Branding,
Media Sosial, Ibnu Sina
Abstract
The development of technology is
an ongoing process in which knowledge, innovation, and the use
of more advanced
tools and systems evolve over time. Social media is one of
the most popular forms of mass
media because it offers effective and efficient information
delivery. Instagram plays a
crucial role in building the personal branding of a politician
to introduce themselves, present their background, and affirm their
political identity. This article aims
to discuss the use of
personal branding communication
strategies employed by Ibnu Sina on his Instagram account, @ibnusina, using the personal branding pyramid strategy. In this research, a Qualitative Descriptive method is utilized
to analyze the phenomenon that occurs in detail and descriptively towards the research
subject. The results of this study indicate
Ibnu Sina's success in
personal branding, evident from the formation
of the image
of an integrity,
intellectual, cultured, and religious Mayor of Banjarmasin. This positive image is reflected in the support from
the community through comments on posts on
Instagram @ibnusina. Additionally, Ibnu Sina's positive image contributed to his election as the Mayor of Banjarmasin for two consecutive
terms.
Keyword: Political Communication,
Personal Branding, Social
Media, Ibnu Sina
Pendahuluan
Perkembangan teknologi adalah suatu
proses berkelanjutan di mana pengetahuan, inovasi, dan penggunaan alat serta
sistem yang lebih canggih berkembang seiring waktu. Perkembangan teknologi
memiliki dampak besar pada berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk
komunikasi, transportasi, kesehatan, industri, dan banyak lagi. Perkembangan
teknologi terutama di media sosial telah mengalami pertumbuhan yang pesat
selama beberapa tahun terakhir. Teknologi media sosial terus berubah dan
mempengaruhi cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan berbagi informasi.
Media sosial menjadi salah satu bentuk media massa yang paling banyak diminati
sebab media sosial menawarkan penyampaian informasi yang lebih cepat dan
komunikasi dua arah yang membuat penggunanya individu atau kelompok dapat
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya secara daring. Ini telah menjadi salah satu bentuk utama komunikasi dalam
era digital.
Media sosial merupakan media untuk
bersosialisasi sehingga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat lebih
cepat karena ketergantungan masyarakat terhadap apa yang diinformasikan melalui
media sosial. Kekuatan media sosial tersebut kemudian dimanfaatkan oleh para
aktor politik untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap mereka dan
membangun image di mata masyarakat. Para aktor politik
menjadikan media sosial sebagai suatu sarana yang ideal untuk berkomunikasi
dengan masyarakat seperti apa yang masyarakat inginkan dan butuhkan,
mempengaruhi, mengajak, memberi informasi kepada masyarakat melalui apa yang
mereka bagikan di media sosial mereka. Komunikasi tersebutlah yang dinamakan
komunikasi politik.
Komunikasi politik adalah salah satu
bagian dari kegiatan politik yang memiliki tujuan untuk menyampaikan
pesan-pesan yang bercirikan politik dan dilakukan oleh politikus kepada sasaran
politik. Di era digital media sosial juga mempengaruhi komunikasi politik
seorang politikus-politikus untuk membangun, memelihara, dan mengelola citra
diri mereka. Dengan akses yang luas dan kemampuan berkomunikasi langsung dengan
masyarakat, media sosial telah mengubah cara politik mempengaruhi opini publik
dan mengembangkan personal branding mereka. Jaringan komunikasi politik yang
terbentuk dengan menggunakan media sosial adalah alasan yang praktis untuk
dapat menumbuhkan partisipasi yang mendorong kontribusi, umpan balik, adanya
keterbukaan tanpa jarak antara sumber berita, serta khalayak yang mampu
menguatkan diskusi (Susanto, 2017).
Saat ini, media sosial adalah cara
yang terbaik dan termudah untuk menumbuhkan identitas pribadi, membangun
reputasi, dan menjadi terlihat dalam industri tertentu (Rahmah, 2021). Di
Indonesia, pengguna media sosial berasal dari berbagai kelompok usia, termasuk
anak-anak, remaja, dan orang dewasa dengan beragam latar belakang. Jumlah
pengguna internet mencapai sekitar 30 juta orang atau sekitar 12,5% dari total
populasi penduduk Indonesia (Azka & Syahputra, 2023). Data yang diperoleh
dari perusahaan Napoleon Cat. Pada Oktober 2023, terdapat sekitar 113 juta
pengguna Instagram di Indonesia, yang menyumbang sebanyak 40,4% dari total
populasi. Kelompok usia 18 hingga 24 tahun merupakan kelompok pengguna
terbesar, mencapai 43.400.000 orang.
Instagram memiliki peran penting
dalam membangun personal branding seorang politikus untuk memperkenalkan diri,
menyajikan latar belakang, dan menegaskan identitas politik mereka. Instagram
merupakan media sosial yang dapat mengunggah foto, membuat feeds, mengunggah instastory,
menggunakan filter pada foto, dan juga mendapatkan like dan followers yang dapat mempengaruhi presentasi diri
(Setiawan & Audie, 2020). Dengan adanya fitur-fitur yang dimiliki Instagram
tersebut, maka dengan instagram seseorang dapat
melakukan personal branding
(Afriluyanto, 2018).
Ada beberapa penelitian terdahulu
yang membahas tentang komunikasi politik personal
branding dan peran media sosial. Pertama,
penelitian terdahulu yang relevan adalah studi yang dilakukan oleh Awallina Yusanda tentang strategi
personal branding dalam konteks media sosial. Dalam
penelitiannya, ia menganalisis isi media sosial Mahasiswa Universitas Kristen
Satya Wacana untuk mendiskripsikan strategi personal branding yang mereka lakukan. Hasil penelitian tersebut
adalah, pertama, perilaku mahasiswa UKSW dalam menggunakan instagram.
Kedua, mahasiswa UKSW yang sudah melakukan personal
branding di instagram
dengan pemilihan busana, mengunggah prestasi, dan menggunakan keterangan foto
yang dapat memotivasi dan mahasiswa belum menerapkan strategi personal branding (Yusanda, 2021).
Kedua, penelitian yang dilakukan
oleh Dyah Arini Widyastuti tentang analisis personal branding
dalam konteks media sosial. Dalam penelitiannya, ia menganalisis personal branding Sha’an d’Anthes di media sosial instagram. Sha’an d’Anthes adalah ilustrator indie
Australia yang membangun merek pribadi menggunakan media sosial, seperti instagram. Penelitiannya di buat untuk menggambarkan proses
personal branding
di media sosial dan untuk menganalisis interaksi yang terjadi didalamnya juga. (Widyastuti, 2017)
Ketiga, penelitian yang dilakukan
oleh Ibnu Azka tentang komunikasi politik dalam konteks media sosial instagram. Dalam penelitiannya, ia mendiskusikan komunikasi
politik Anies Rasyid Baswedan melalui media sosial instagramnya.
Dalam tulisan tersebut peneliti ingin menjawab pertanyaan bagaimana Anies membranding dirinya melalui media sosial instagram, kemudian apa yang menjadi faktor keberhasilan
personal branding Anies dalam memanfaatkan media
sosial instagram, terakhir citra apa yang Anies
bangun ke publik sebagai calon Presiden 2024 mendatang (Azka & Syahputra, 2023)
Keempat, penelitian yang dilakukan
oleh Syifaur Rahmah tentang personal branding komunikasi politik dalam konteks media sosial instagram. Dalam penelitiannya, ia menganalisis personal branding komunikasi politik Ganjar Pranowo melalui media
sosial instagramnya. Ganjar Pranowo merupakan salah
satu aktor politik yang aktif menggunakan media sosial untuk berinteraksi
dengan masyarakatnya. Pada penelitiannya ia bertujuan untuk menjelaskan
strategi-strategi personal branding yang dilakukan
oleh Ganjar Pranowo untuk membangun komunikasi politik melalui unggahannya di instagram berdasarkan empat strategi pembentukan dan
pengembangan personal branding
(Rahmah, 2020).
Kelima, penelitian yang dilakukan
oleh Mohammad Insan Romadhan tentang personal
branding dalam konteks media sosial. alam
penelitiannya, ia menganalisis personal branding jokowi dalam
mempertahankan brand image
melalui video blog youtube. Jokowi termasuk salah satu orang
memanfaatkan media sosial khususnya youtube dalam branding nya. Channel youtube Jokowi ini tercatat mulai terdaftar di youtube pada tanggal 6 Mei 2015, per November 2017 sudah
sebanyak 19 juta tayangan dan terupload sekitar 250
video. Hasil penelitiannya Personal branding yang
dilakukan Jokowi melalui video blog pada kanal youtube
dapat dikatakan berhasil dalam mempertahankan brand image yang sudah dibangun bahwa dirinya
adalah presiden yang sederhana, dekat dengan rakyat, ramah dan membangun Indonesia
(Agustinna et al., 2017).
Meninjau hasil penelitian sebelumnya tentang personal branding,
belum ditemukan adanya penelitian terkait strategi komunikasi personal branding
tokoh politik Ibnu Sina. Oleh karena itu,artikel ini bertujuan untuk membahas penggunaan strategi komunikasi personal branding
yang dilakukan oleh Ibnu Sina di Instagramnya @ibnusina. Dengan demikian, diharapkan nantinya
dapat menilai sejauh mana keberhasilan Ibnu Sina dalam mengembangkan personal branding
melalui platform media sosial Instagram.
Jika kata "branding" selama ini terkait
hanya dengan perusahaan, saat ini hampir setiap individu dapat mengatakan bahwa
dia memiliki personal brand,
meskipun hanya sedikit yang sadar dalam
mengembangkannya (Petruca, 2016). Personal branding merupakan
proses pembawaan keahlian, kepribadian, dan karakter seseorang dengan keunikan
yang dimiliki untuk kemudian menjadi sebuah identitas (Agustinna
et al., 2017). Personal Branding memiliki
tujuan menampilkan nilai-nilai atau kemampuan individu kepada orang lain
sebagai bagian dari identitas, dengan maksud untuk meningkatkan daya tarik atau
nilai individual yang dimiliki (Yusanda et al., 2021).
Secara garis besar personal branding
merupakan sebuah pandangan dan emosi yang dimiliki seseorang pada dirinya
sendiri yang diartikan secara keseluruhan pengalaman dalam hubungan interpersonal. Selain itu, personal branding merupakan aktivitas
seseorang yang ditujukan kepada individu lain melalui nilai-nilai atau
kemampuan yang dimiliki sebagai sebuah identitas guna untuk meningkatkan nilai
jual pada tiap individu (McNally & Speak, 2009).
Ada beberapa konsep dalam hal
pembentukan personal branding,
namun penelitian ini akan berfokus pada strategi yang disampaikan oleh Rangkuti
dalam bukunya “Strategi Semut Melawan Gajah” tahun 2013, mengenai penggunaan
strategi personal branding
pyramid. Artikel ini bertujuan untuk membahas
penggunaan strategi komunikasi personal branding yang dilakukan oleh Ibnu Sina di Instagramnya
@ibnusina.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini akan
menggunakan metode Kualitatif analisis
konten dengan pendekatan Kualitatif Deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan
suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena
atau gejala yang bersifat alami. (Abdussamad & Sik, 2021). Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
memperoleh wawasan mengenai konstruksi realitas hakikat dunia yang dialami,
distrukturkan, dan ditafsirkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk interaksinya dengan orang lain (Cropley, 2022).
Dengan kata lain, pendekatan kualitatif berfungsi untuk memahami serta melihat
fenomena yang terjadi pada sang subjek.
Menurut Rakhmat (2009), tujuan
penelitian deskriptif, berfungsi untuk mengumpulkan atau mendeskripsikan
informasi secara rinci dan aktual, dapat mengidentifikasi masalah serta kondisi
praktik yang ada, dapat melakukan perbandingan, dapat memformulasikan tindakan
di masa depan, dan mampu mempelajari pengalaman dalam memperkuat keputusan
serta perencanaan di masa akan datang. Selain itu, penelitian deskriptif
memiliki tujuan untuk menggambarkan atau menganalisis hasil penelitian, namun
tidak dimaksudkan untuk menghasilkan kesimpulan yang bersifat umum (Sugiyono,
2009).
Pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi melalui media sosial Instagram yang ada pada akun @Ibnusina dengan
menganalisis unggahan-unggahan yang ada pada akun tersebut dan dengan meninjau
literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. Setelah mendapatkan data yang
diinginkan data tersebut diproses dengan menganalisis menggunakan pendekatan
kualitatif untuk menemukan fenomena-fenomena yang terjadi secara detail dan
deskriptif. Sehingga dapat memberikan kesimpulan serta memberikan wawasan dan
pemahaman mengenai keberhasilan strategi komunikasi personal branding Ibnu Sina di akun
Instagramnya @ibnusina.
Hasil dan Pembahasan
Mengenal tokoh politik dari
penelitian ini wali Kota Banjarmasin yang mempunyai nama lengkap H. Ibnu Sina, S.Pi., M.Si. (lahir di Puruk Cahu, Murung
Raya, Kalimantan Tengah, 4 Januari 1975. Ibnu Sina menjabat periode pertama
pada Tahun 2016 hingga 2021 Ia menggantikan wali kota sebelumnya Muhidin, dan penjabat wali kota
H.M. Thamrin, setelah terpilih dalam Pilkada Banjarmasin 2015, dan berpasangan
dengan wakil wali kota H Hermansyah. Kemudian terpilih kembali periode ke II
dari tahun 2021 hingga 2024 berpasangan dengan wakil wali kota H.
Arifin Noor. Perjalanan Ibnu Sina menjabat 2 periode pada saat melaju di
Pilkada 2015, Ibnu Sina masih berstatus kader dari Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) hingga kemudian menduduki jabatan Wali Kota Banjarmasin. Sementara pada
Pilkada 2022 sebelum menduduki jabatan keduanya Ibnu Sina berpindah ke Partai
Demokrat.
Ibnu Sina Walikota Banjarmasin tak
luput ikut menjadi pengguna media sosial terutama Instagram dalam membangun
personal branding dengan membuat dua akun sekaligus diantaranya @ibnusina.official yang merupakan akun resmi
Ibnu Sina sebagai Wali Kota Banjarmasin dan akun pribadinya @ibnusina yang
terlihat lebih aktif dalam berkomunikasi kepada followersnya. Pakar Komunikasi dari Universitas Indonesia, Firman
Kurniawan, Jumat, 28 April 2022 menjelaskan ada tiga hal mengapa politikus
memanfaatkan media sosial. Pertama, untuk membangun awareness dimana politikus menunjukkan karakternya
dan menyampaikan misinya secara ringan. Kedua, keterlibatan publik yaitu saat
publik ikut berkomentar pada media sosial politikus tersebut. Kemudian ketiga,
ada feedback dari publik dari yang ditawarkan publik
cocok atau tidak, kemudian kalau tidak cocok akan ada dialog.
Strategi
komunikasi personal branding
yang dilakukan oleh Ibnu Sina di Instagramnya @ibnusina
Gambar 2. Akun pribadi dari Ibnu
Sina.
Sumber:
instagram.com@ibnusina
Walaupun terdapat dua akun @ibnusina.official dan
@ibnusina tokoh Ibnu Sina lebih terlihat aktif Pada akun pribadinya @ibnusina.
Hal itu tampak terlihat tokoh Ibnu Sina membranding dirinya sebagai
Wali Kota yang menggunakan media sosial dengan tujuan memberikan
informasi terkini seputar kebijakan, proyek-proyek kota, dan kegiatan
pemerintahan, serta membangun citra diri yang positif sebagai pemimpin yang
transparan dan responsif. Penggunaan Instagram yang dilakukan oleh Ibnu Sina
tetap menjadi salah satu cara untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat dan
mempertahankan citra diri sebagai pemimpin yang terlibat dalam urusan kota.
Terdapat empat tahapan dalam pembangunan personal
branding yang dilakukan oleh Ibnu Sina.
1.
Determine Who You Are
Strategi
pertama yang tampak dilakukan oleh Ibnu Sina dalam hal membranding
Instagramnya adalah melalui tulisan di Bio profil Instagramnya yang berbunyi “Walikota
Banjarmasin/Mayor City 🏡 BAIMAN 2, Berkhidmat untuk Banua.” dalam tulisan tersebut
kita langsung dapat mengetahui bahwa Ibnu Sina merupakan wali kota yang
memimpin kota Banjarmasin terlihat dari tulisan “Walikota Banjarmasin / Mayor City”.
Kedua,
terdapat tulisan “Baiman 2” yang berarti jilid ke-2
pemerintahan yang dijalankan oleh Ibnu Sina yang dimulai pada Periode 2021
hingga 2024. Ketiga, ada ungkapan “Berkhidmat untuk Banua,” kata-kata tersebut
merupakan slogan yang digunakan oleh Ibnu Sina dalam melakukan branding. Kata “Berkhidmat” sendiri dalam KBBI memiliki
arti diantaranya “mengabdi kepada; setia kepada:” sedangkan arti kata Banua
dalam adat kepercayaan masyarakat Banjar memiliki arti negeri, atau kampung
halaman.
Penggalan slogan ini dapat diartikan Ibnu
Sina sebagai wali kota akan terus mengabdi dan setia dengan daerah yang dia
pimpin yaitu Banjarmasin. Selain itu, pesan yang ada pada slogan tersebut
seperti mengisyaratkan bahwa Ibnu Sina
akan terus senantiasa berusaha untuk memperbaiki dan memajukan kota Banjarmasin
dengan seluruh kekuatannya.
Hal ini sesuai dengan teori yang
dijelaskan oleh Rangkuti (2013) bahwa sebagai seorang individu yang melakukan personal branding kita
diharuskan menentukan siapa diri kita secara
pasti dan bagaimana diri kita ingin dikenal sebagai siapa determine who you are. Melalui jaringan yang kita miliki, kita dapat
menginformasikan siapa diri kita serta keahlian dan kredibilitas yang kita
miliki (Yusanda et al., 2021). Ibnu Sina dalam hal ini membentuk branding bahwa dirinya dikenal sebagai wali kota
Banjarmasin. Selain itu, ia senantiasa
akan terus mengabdi dalam artian bersedia memberikan segala yang dimilikinya
dalam berbagai aspek (tenaga, pikiran, materi dan lainnya) kepada masyarakat
kota Banjarmasin.
Gambar 3. “Walikota Banjarmasin/Mayor City 🏡 BAIMAN 2, Berkhidmat untuk
Banua.” dalam Bio Instagram miliki Ibnu
Sina
Sumber:
instagram.com@ibnusina
2.
Determine What You Do
Strategi
Determine What You Do. Strategi
ini dapat diamati dari beberapa unggahan yang ada pada akun @ibnusina, salah
satunya pada keaktifan Ibnu Sina dalam mengupload ataupun merepost postingan-postingan yang disematkan kepada beliau. Hal ini
bertujuan untuk memberikan kesan dengan jabatan yang dimiliki oleh Ibnu Sina
dapat mempengaruhi para follower beliau agar pesan dari pihak-pihak
terkait dapat tersampaikan dengan efektif. Selain itu, menimbulkan efek personal branding bahwa
Ibnu Sina merupakan pemimpin yang mau ikut membantu dalam aktivitas warga Banjarmasin
(Hasiholan, 2019).
Gambar 4. “Reposted from @kordafktikalsel Ketua Umum, Pengurus dan seluruh
anggota FKTI Korda Kalimantan Selatan Mengucapkan
Selamat dan sukses kepada Tim Atlet FKTI Korda
Kalimantan Selatan yang telah berhasil meraih predikat Juara Umum 1…” salah
satu postingan di profil @Ibnusina
Sumber:
instagram.com@ibnusina
Selain
tindakan tersebut, Ibnu Sina juga membangun personal
branding-nya
dengan membagikan kesibukannya sebagai pemimpin. Pada gambar 5, unggahan pada
tanggal 21 Oktober 2023 yang sempat viral beberapa
waktu ini. Memperlihatkan rekaman Ibnu Sina di dalam sebuah mobil yang sedang
melaju dengan rombongannya sambil menandatangani beberapa berkas yang ada.
Strategi ini dapat memberikan kesan Ibnu Sina tidak hentinya terus memberikan
segala tenaga dan semangatnya dalam menjabat sebagai pemimpin daerah. Selain itu,
dalam postingan tersebut juga memberikan kesan bahwa
pemerintah Kota Banjarmasin di bawah kepemimpinannya dalam hal ini memberikan
pelayanan terhadap masyarakatnya dengan cepat, tepat, dan mudah. Hal ini
didukung pada unggahan tersebut terdapat tagar #spiritpelayanan #walikotabanjarmasin.
Gambar 5. Video Momen Ibnu Sina
sedang bekerja di dalam mobil
Sumber:
instagram.com@ibnusina
Pada
kesempatan lainnya Ibnu Sina membagikan unggahannya yang tampak pada gambar 6,
tergambar momen Ibnu Sina saat menjadi peserta KPPD I Lemhanas NUS (Kursus
Pemantapan Pimpinan Daerah) Angkatan 1 tahun 2023. Pada kegiatan tersebut
dikatakan terdapat 17 Bupati dan wali kota di seluruh Indonesia. Unggahan
tersebut memberikan kesan Ibnu Sina merupakan orang yang kompeten sebagai
pemimpin dengan terpilih dalam program pelatihan tersebut bersama 17 pimpinan
daerah lainnya dari seluruh pimpinan daerah tingkat kabupaten/kota yang ada di
Indonesia. Hal ini, juga dapat memberikan kesan bahwa Walikota Banjarmasin
merupakan orang yang memiliki ilmu atau pendidikan yang tinggi sehingga mampu
memimpin kota Banjarmasin.
Gambar 6. Ibnu Sina sedang melakukan
pelatihan KPPD 1 Lemhanas di singapura
Sumber:
instagram.com@ibnusina
Dari
tiga unggahan yang ada di atas dapat
memberikan kesan Ibnu Sina sebagai pemimpin yang memiliki integritas dan
berintelektual. Hal ini sesuai apa dengan yang disampaikan oleh Rangkuti (2013)
bahwa strategi determine what you do dapat diamati melalui
keunikan dan kekuatan utama yang dimiliki individu dengan sesuatu yang akan
dikerjakannya. Montoya (2008) menambahkan dalam
membangun personal branding,
penting untuk memiliki keistimewaan yang membedakan diri agar dapat menarik
perhatian dan memenangkan persaingan. Ibnu Sina yang dikenal sebagai wali kota
Banjarmasin memiliki keunikan atau kelebihan dalam hal merespon
apa yang masyarakatnya butuhkan seperti, melakukan
unggahan ulang dari akun lain di akunnya, dan juga menyampaikan kegiatan yang
dapat memancing simpatik masyarakat sebagai pemimpin kota Banjarmasin.
3.
Position Yourself
Pada
Strategi lainnya dalam usaha Ibnu Sina membuat personal branding pada media sosial
Instagram adalah menggunakan strategi Position Yourself. Melihat ada nya
situasi di mana kota Banjarmasin memiliki penduduk yang mayoritas beragama
Islam. Membuat Ibnu Sina menerapkan strategi
positioning dalam membranding
dirinya sebagai pemimpin yang agamis. Dengan kata lain Positioning, adalah suatu
kegiatan untuk menentukan posisi produk pada benak konsumen (Hasiholan & DJ,
2019).
Hal
ini tampak terlihat dengan aksi unggahan-unggahan beliau yang mendekatkan diri
dengan para ulama dan hal-hal yang berbau keagamaan, sosial, pendidikan membuat
masyarakat Banjarmasin melihat Ibnu Sina merupakan pemimpin yang berintegritas,
intelek dan agamis. Pada gambar 7, terlihat kehangatan dan kebersamaan yang
tergambar antar Ibnu Sina dengan Habib Umar serta pelajar penerima beasiswa.
Pada unggahan tersebut terdapat ucapan dari Habib Umar yang berbunyi “Semoga
Allah mengangkat derajat kalian. Siapa yang memiliki niat baik maka Allah akan
membuka 70 pintu Kebaikan” walaupun ucapan ini bisa untuk siapa saja tetapi
apabila berbicara mengenai konteks yang ada, terkesan ucapan tersebut menuju ke
arah tokoh Ibnu Sina.
Hal
itu terjadi dikarenakan para pelajar yang menerima beasiswa tersebut merupakan
hasil dari program Pemko Banjarmasin yang artinya
bahwa kebijakan ataupun hal-hal yang terkait dengan program beasiswa tersebut
di bawah kuasa wali kota sebagai pimpinan Pemerintah Kota artinya tanpa niat
baik pak wali kota sebagai penguasa tertinggi keputusan para pelajar tersebut
tidak bisa mendapatkan beasiswanya untuk belajar agama di Yaman dan Mesir.
Gambar 7. Nampak Ibnu Sina bersama
Habib Umar bin Hafidz bersama para pelajar penerima beasiswa.
Sumber: instagram.com@ibnusina
Sedangkan
pada gambar 8, terlihat Ibnu Sina berkesempatan menjadi Khatib pada sholat Jumat di Masjid Al Ikhlas, Jalan Simpang Gusti, Kota
Banjarmasin 20/10/2023. Pada unggahan tersebut dijelaskan bukan hanya kegiatan
kebetulan tetapi merupakan kegiatan safari Jumat rutin yang dilancarkan oleh
Ibnu Sina. Selain menjadi khatib Ibnu Sina juga memberikan dana bantuan
operasional kepada pengurus masjid. Melihat fenomena yang ada sesuai dengan
teori mengenai Position Yourself Ibnu
Sina mencoba menarik simpatik masyarakat Banjarmasin yang beragama Islam,
tokoh-tokoh agama, pelajar, para cendekiawan dan lainnya yang terkait dengan
unsur keagamaan. Hal ini yang membedakan Ibnu Sina dengan pemimpin lainnya.
Gambar 8. Nampak Ibnu Sina sedang
menjadi khatib pada sholat Jumat di salah satu masjid
di Banjarmasin
Sumber: instagram.com@ibnusina
4.
Manage Your Brand
Strategi
terakhir adalah yaitu Manage Your Brand.
Terlihat dari beberapa postingan yang menampilkan
Ibnu Sina dengan sering mengenakan baju sasirangan, hal ini memberikan kesan
bahwa Ibnu Sina memiliki kepedulian terhadap budaya Banjar, khususnya dalam
penggunaan pakaian adat banjar (sasirangan) selama berbagai kegiatan,
sebagaimana terlihat pada gambar 9 dan 10. Pendekatan ini mencerminkan
bagaimana Ibnu Sina mengelola citra pribadinya. Penerapan nilai-nilai kearifan
lokal Sasirangan dalam kehidupan sehari-hari memiliki potensi terkait dengan personal branding
seorang pemimpin. Integrasi nilai-nilai tersebut dalam citra pemimpin dapat
mencerminkan keterkaitan dengan nilai budaya dan moral yang dihargai oleh
masyarakat, sehingga dapat memperkuat citra positif, dan memperkaya personal branding mereka.
Unggahan lainnya, baik dalam konteks kegiatan keagamaan, kerjasama,
event,
bakti sosial, pelatihan, atau kegiatan lainnya, turut membentuk citra Ibnu Sina
sebagai pemimpin yang dapat diandalkan oleh masyarakat Banjarmasin.
Gambar 9. Nampak Ibnu Sina dan
sang Istri sedang bergaya di depan kamera menggunakan Jaket bermotif Sasirangan
Sumber: instagram.com@ibnusina
Gambar 10. Nampak Ibnu Sina
menggunakan pakaian bermotif Sasirangan dalam rangka penandatanganan Addendum Perjanjian MOU antara Pemko
Banjarmasin dengan PT Centra Bangunan Jaya.
Sumber: instagram.com@ibnusina
Image
yang tercipta menghasilkan
komentar-komentar positif baik berupa doa ataupun ucapan yang terdapat di
beberapa unggahan @ibnusina, contohnya pada gambar 11 yang menandakan
keberhasilan Ibnu Sina dalam membangun personal
branding-nya yang
didukung dengan kekuatan word of mouth. Hal ini
sejalan dengan yang dikatakan oleh Dalla-Camina
(2016) Orang-orang dengan personal branding yang kuat menjadi diperhatikan karena mereka
membagikan passion mereka terhadap apa yang mereka lakukan
dengan cara yang relevan bagi orang-orang yang ingin mereka layani.
Gambar 11. Komentar Masyarakat mengenai Ibnu Sina pada
beberapa unggahan media sosial di akun @ibnusina
Sumber: https://www.instagram.com/ibnusina.official/
Kesimpulan
Dapat disimpulkan komunikasi politik
dalam hal personal branding
oleh Ibnu Sina yang diteliti melalui akun pribadinya @ibnusina menunjukkan
kecocokan antara fenomena yang ada dengan konsep personal branding pyramid
yang disampaikan oleh Rangkuti (2013) yang mana terdiri dari Determine Who You Are, Determine What You Do, Position Yourself, dan Manage Your Brand. Sehingga, menimbulkan kesan atau image Ibnu Sina sebagai pemimpin yang
memiliki Integritas, Intelek, Berbudaya dan juga Agamis dalam pemimpin masyarakat
kota Banjarmasin. Hal ini sebagai penguat bahwa personal branding memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi dan mengontrol citra yang ingin disampaikan atau dinikmati
oleh publik dari seorang tokoh politik.
Faktor lainnya yang dominan terlihat
adalah strategi manage your brand dan position yourself. Ibnu Sina dalam mengelola personal brand-nya terlihat konsisten menggunakan
pakaian sasirangan pada kegiatanya. Sedangkan dalam memposisikan diri Ibnu Sina konsisten menunjukkan kegiatan
keagamaan pada unggahan di Instagram @ibnusina. Strategi ini dikatakan efektif
karena masyarakat Banjarmasin mayoritas memeluk agama Islam dan masih
menjunjung tinggi budaya Banjar dalam kesehariannya. Kesuksesan strategi
tersebut juga dapat dilihat dengan kekuatan word of mouth yang
dapat diobservasi melalui dukungan yang diterima Ibnu Sina dari netizen melalui kolom komentar di unggahan Instagram
@ibnusina yang memberikan respon positif baik berupa
ucapan maupun doa yang artinya Ibnu Sina berhasil meninggalkan image positif. Sehingga, dapat dipercaya
memimpin kota Banjarmasin selama dua periode.
BIBLIOGRAFI
Abdussamad,
H. Z., & Sik, M. S. (2021). Metode
penelitian kualitatif. CV. Syakir Media Press.
Afriluyanto, T. R. (2017). Fenomena remaja
menggunakan media sosial dalam membentuk identitas. KOMUNIKA: Jurnal
Dakwah Dan Komunikasi, 11(2), 184-197. https://doi.org/10.24090/komunika.v11i2.1365
Agustinna,
K., Purnama, H., & Abdurrahman, M. S. (2017). Kata kunci: Personal Branding, Instagram, Selebgram Keywords: Personal Branding,
Instagram, Selebgram. Analisis Strategi
Personal Branding Melalui Media Sosial Instagram, 4(1),
1028-1036.
Azka, I.,
& Syahputra, I. (2023). Komunikasi Politik Capres Anies Baswedan Menuju
Pemilu 2024 Melalui Media Sosial Instagram. J-IKA: Jurnal Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung, 10(1),
37-45. https://doi.org/10.31294/jika.
Cropley, A.
(2022). Qualitative research
methods: A practice-oriented
introduction. Bucharest:
Editura Intaglio.
Dalla-Camina,
M. (2016). What do you want to
be known for. Diakses dari http://www. huffpost.
com/entre/what-do-you-want-to-be-known-for_b_12112598.
Hasiholan, L. B., & DJ, Y. R. (2019).
Strategi Positioning Dalam Upaya Membangun
Brand. Jurnal Penelitian
IPTEKS, 4(2), 229-240.
McNally, D.,
& Speak, K. D. (2002). Be your own brand:
A breakthrough formula for standing out from
the crowd. San
Francisco, CA: Berrett-Koehler.
Montoya, P., & Vandehey, T. (2008). The
Brand Called You: Make Your Business Stand Out in a Crowded Marketplace.
McGraw Hill Professional.
Petruca, I. (2016). Personal branding
through social media. International Journal of Communication Research, 6(4),
389.
Rahmah,
S. (2021). Personal branding ganjar pranowo untuk membangun komunikasi politik di media sosial instagram. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(1),
94-101. https://doi.org/10.30596/interaksi.v5i1.5584.
Rakhmat,
J. (2014). Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh dan Analisis
Statistik. Cetakan Ke 16.
Rangkuti, F. (2013). Strategi Semut Melawan
Gajah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setiawan,
R., & Audie, N. (2020). Media Sosial Instagram Sebagai Presentasi Diri
Mahasiswi Pendidikan Sosiologi Untirta. Community: Pengawas Dinamika Sosial, 6(1),
10-20. https://doi.org/10.35308/jcpds.v6i1.1792
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Susanto,
E. H. (2017). Media sosial sebagai pendukung jaringan komunikasi politik. Jurnal
Aspikom, 3(3), 379-398.
Widyastuti,
D. A., Wiloso, P. G., & Herwandito,
S. (2017). Analisis personal branding di media sosial
(studi kasus personal branding Sha’an
D’Anthes di Instagram). Jurnal Inovasi, 11(1),
1-16.
Yusanda, A.,
Darmastuti, R., & Huwae, G. N. (2021). Strategi Personal Branding Melalui Media Sosial Instagram (Analisis Isi pada
Media Sosial MahasiswaUniversitas Kristen Satya
Wacana). Scriptura, 11(1),
41-52.
https://doi.org/10.9744/scriptura.11.1.41-52.
Copyright holder: Muzahid Akbar Hayat, Muhammad Wafi Rahman, Norkhalifah, Deby Nuriadini, Surya Permadi (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |