Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
5, Mei 2022
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, WHISTLEBLOWING SYSTEM, DAN
INTEGRITAS TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI SEBELUM DAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
Azzukhruf Harfiansyah,
Abdul Ghofar
Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengendalian internal, whistleblowing system, dan integritas terhadap kecurangan akuntansi sebelum dan pada Masa Pandemi Covid-19 pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kota Malang. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh pegawai BPR di Kota Malang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Teknik non probability sampling dengan menggunakan teknik insidental. Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan angket kuesioner yang disebar kepada seluruh pegawai BPR di Kota Malang dan kuesioner yang dapat diolah sebesar 56 responden. Kuesioner tersebut kemudian diukur dengan skala likert. Uji instumen data meliputi uji validasi dan reliabilitas. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, heteroskedastisitas, dan multikolonieritas. Analisis statistik menggunakan uji regresi linear berganda, uji statistik F, uji koefisien determinasi, dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian internal dan whistleblowing system sebelum dan pada Masa Pandemi Covid-19 tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. Sedangkan integritas sebelum dan pada masa Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi
Kata Kunci: Pengendalian internal, whistleblowing system, integritas, kecurangan akuntansi.
Abstract
This study aims to analyze the effect of internal control, whistleblowing system, and integrity on accounting fraud prior to and during the Covid-19 Pandemic on Rural Banks in Malang City. This study applies quantitative method, and the populations are employees of Rural Banks in Malang City. The samples are selected through non-probability sampling technique utilizing accidental sampling. The data are 56 respondents obtained by questionnaires distributed to all Rural Banks employees in Malang City. The questionnaire is then measured by Likert scale. Data instruments tests include validation and reliability tests. The classic assumption test includes normality, heteroscedasticity, and multicollinearity tests. The statistical analysis applies multiple linear regression test, F statistical test, determination coefficient test, and t test. The results reveal that the internal control and whistleblowing system prior to and during the Covid-19 Pandemic have no effect on accounting fraud. Whilst, the integrity prior to and during the Covid-19 Pandemic has an effect on accounting fraud.�
Keywords: Internal
Control,
whistleblowing system, integrity, fraud accounting
Pendahuluan
Perilaku kecurangan sangatlah
berbahaya bagi keberlangsungan suatu organisasi, karena selain dapat mengurangi
kas perusahaan, juga dapat membuat orang yang diperusahaan termotivasi juga
untuk melakukan tindakan ini. Kasus kecurangan akuntansi banyak menyita
perhatian publik. Kasus Kecurangan akuntansi banyak terjadi baik pada sektor publik
maupun sektor swasta. Thoyibatun (2012)
menyatakan bahwa pada kasus kecurangan akuntansi yang terjadi di sektor publik
dilakukan dalam bentuk kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
sedangkan di sektor swasta kasus kecurangan akuntansi juga terjadi dalam bentuk
yang sama yaitu ketidaktepatan dalam membelanjakan sumber dana.
Muhammad & Ridwan
(2017)
menyatakan bahwa kecurangan akuntansi sebagai salah saji yang menyebabkan
kecurangan dalam pelaporan kecurnagan yaitu menimbulkan adanya transaksi
negatif atau sengaja menghapus penyajian dan pengungkapan dalam laporan
keuangan seperti penyalahgunaan atau penggelapan dengan tujuan menipu pemakai
eksternal laporan kecurnagan. Dalam hal penggelapan aktiva perusahaan
mengakibatkan tidak disajikannya laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang diterapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Merujuk pada
teori keagenan yang sering digunakan dalam menjelaskan kecurangan akuntansi,
menyatakan bahwa dalam organisasi terjalin hubungan kontraktual antara pemilik
(principal) dan pengelola (agent) (Jensen &
Meckling, 1976).
Pengelola adalah orang yang ditunjuk oleh prinsipal untuk melakukan tindakan
sesuai keinginan prinsipal. Namun hubungan tersebut kemudian muncul
permasalahan yaitu perbedaan keinginan dan tujuan antara prinsipal dan agen.
Perbedaaan tersebut menyebabkan adanya asimetri informasi, yang akann memicu
adanya konflik (Rachmawati &
Marsono, 2014). Ketika
perusahaan menerbitkan laporan keuangannya, maka setiap perusahaan selalu
menginginkan untuk menggambarkan kondisi perusahaan dalam keadaan baik. Hal ini
bertujuan agar para pengguna laporan keuangan menilai bahwa kinerja manajemen
sudah baik.
Meningkatnya praktik kecurangan akuntansi pada perusahaan
telah meningkatkan kesadaran berbagai negara serta asosiasi usaha untuk
melakukan upaya untuk mencegah dan mengurangi adanya praktik kecurangan yang
terjadi di perusahaan. Albrecht, et al. (2012) menyatakan bahwa
dalam menghadapi kondisi kecurangan yang semakin meluas, maka diperlukan adanya
sebuah upaya, salah satu diantaranya adalah memiliki sistem pengendalian
internal yang baik. Jensen & Meckling (1976)
menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan hubungan kontraktual antara
prinsipal dan agen. Udayani & Sari (2017) menyatakan bahwa
teori keagenan merepresentasikan bahwa semakin tinggi pengendalian internal
pada perusahaan, maka semakin rendah kecenderungan kecurangan akuntansi. Sistem
pengendalian internal diharapkan dapat mengurangi
adanya tindakan menyimpang yang dilakukan oleh manajemen. Manajemen cenderung
melakukan tindakan menyimpang untuk memaksimalkan keuntungan pribadi, seperti
kecurangan akuntansi. Pengendalian internal merupakan
salah satu cara yang paling
dikenal untuk mencegah kecurangan termasuk kecurangan akuntansi dengan memiliki sistem pengendalian internal yang baik. Berdasarkan penjelasan dari Tuanakotta (2018) dijelaskan
pengendalian internal merupakan
suatu sistem dengan proses dan prosedur yang bertujuan khusus, dirancang dan dilaksanakan untuk tujuan utama,
kalau bukan satu-satunya tujuan, untuk mencegah dan menghalangi (dengan membuat jera) terjadinya
fraud.
Penelitian yang dilakukan oleh Lestari & Supadmi (2019), Dewi & Ratnadi (2017), Anggara & Suprasto
(2020),Muhammad & Ridwan (2017), Udayani & Sari (2017), Utari et al. (2020) dan Wijaya et al. (2017), menyatakan
bahwa pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi.
Hal ini berarti bahwa semakin baik pengendalian internal, maka kecurangan
akuntansi akan semakin menurun. Sebelum maupun
Pada Masa Pandemi Covid-19 yang berakibat diterapkannya Work From
Home (WFH), pengendalian
internal memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah adanya kecurangan
akuntansi. Berdasarkan
uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Pengendalian internal berpengaruh
positif terhadap kecurangan akuntansi Sebelum Masa Pandemi Covid-19.
H2: Pengendalian internal berpengaruh
negatif terhadap kecurangan akuntansi Pada Masa Pandemi Covid-19.
Selain pengendalian internal, maka yang selanjutnya
dijelaskan oleh Albrecht et al. (2012) adalah dengan
memiliki sistem whistleblowing. Penelitian dari berbagai institusi,
seperti Organization for Economic Co-operation and Development (OECD),
Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) dan Global Economic Crime Survey
(GECS) menyimpulkan bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah
dan memerangi praktik yang bertentangan�
dengan konsep good corporate governance adalah dengan menggunakan
mekanisme pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) (Komite Nasional
Kebijakan Governance, 2008). Wardani & Sulhani (2017)
menyatakan bahwa salah satu tujuan�
entitas menerapkan kebijakan whistleblowing system adalah untuk
mewujudkan good corporate governance, dimana perspektif corporate
governance tersebut berawal dari teori agensi. Teori agensi merupakan
hubungan antara prinsipal dan agen. Komite Nasional
Kebijakan Governance (2008) menyatakan bahwa
salah satu manfaat dari penyelenggaraan whistleblowing system yang baik
diantaranya adalah tersedianya cara penyampaian informasi penting dan kritis
bagi perusahaan kepada pihak yang harus segera menanganinya secara aman.
Manfaat lainnya, timbulnya keengganan untuk melakukan pelanggaran, dengan
semakin meningkatnya kesediaan untuk melaporkan terjadinya pelanggaran, karena
kepercayaan terhadap pelaporan yang efektif.
Wijaya et al. (2017) menyatakan bahwa
penerapan program whistleblowing juga merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya kecurangan akuntansi. Sistem ini bertujuan untuk
mengungkap kecurangan yang dapat merugikan organisasi dan mencegah kecurangan
yang mungkin terjadi. Utari et al. (2020) menyatakan bahwa
keberadaan whistleblowing system tidak hanya sebagai saluran pelaporan
kecurangan yang terjadi, akan tetapi juga sebagai bentuk pengawasan.
Penelitian yang dilakukan oleh Utari et al. (2020), Wijaya et al. (2017), dan Tyastiari et al. (2017),
menyatakan bahwa whsitleblowing system berpengaruh negatif terhadap
kecurangan akuntansi. Hal ini berarti, semakin baik penerapan whistleblowing
system, maka kecurangan akuntansi akan semakin menurun. Sebelum maupun
Pada Masa Pandemi Covid-19 yang berakibat diterapkannya Work From Home (WFH), whistleblowing system memiliki peran
yang sangat penting dalam mencegah adanya kecurangan akuntansi. Berdasarkan
uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Whistleblowing
System berpengaruh negatif
terhadap kecurangan akuntansi Sebelum Masa Pandemi Covid-19.
H4: Whistleblowing
System berpengaruh negatif
terhadap kecurangan akuntansi Pada Masa Pandemi
Covid-19.
Diantara hal lain yang dapat meminimalisir tindakan
kecurangan akuntansi yaitu integritas. Schlenker (2008)
menyatakan bahwa integritas adalah suatu komitmen pribadi yang teguh terhadap
prinsip ideologi yang etis dan menjadi bagian dari konsep diri yang ditampilkan
melalui perilakunya. Dewi & Ratnadi (2017) menyatakan bahwa
integritas mengharuskan untuk bersikap jujur, transparan, berani, bijaksana,
dan bertanggung jawab. Fenomena kecurangan akuntansi yang sering terjadi dapat
juga menunjukkan suatu bentuk kegagalan dalam membangun integritas terhadap
laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan. Pope (2003)
mengatakan bahwa saat ini cara untuk memberantas korupsi diseluruh dunia adalah
masih pada upaya untuk meningkatkan standar tata pemerintahan-sistem
integritas. Oleh karena itu integritas diperlukan untuk meminimalisir
terjadinya kecurangan akuntansi. Mujianingrum (2019) menyatakan
bahwa kata integritas mengacu pada kejujuran karyawan atau kepercayaan dalam
menjalankan tugas, menghindari korupsi atau penyalahgunaan jabatan. Lembaga
Transparancy International menyatakan bahwa Sistem Integritas Naional merupakan
sistem yang didalamya terdapat pilar-pilar para penyelenggara pemerintahan atau
keorganisasian,
yang mana dalam pelaksanaannya menjunjung tinggi integritas demi tegaknya
kewibawaan suatu institusi. Seorang pegawai penting untuk memiliki integritas
agar dapat mempertahankan kedisiplinan, mematuhi aturan dan regulasi yang
berlaku serta bertanggung jawab atas tindakan mereka (Mustafa Bakri, H.J.,
Mohamed & Said, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Lestari & Supadmi (2019), Dewi & Ratnadi (2017), Anggara & Suprasto
(2020)� menyatakan bahwa integritas berpengaruh
negatif terhadap kecurangan akuntansi. Hal ini berarti bahwa semakin baik
integritas, maka kecurangan akuntansi akan semakin menurun. Sebelum maupun
Pada Masa Pandemi Covid-19 yang berakibat diterapkannya Work From Home (WFH), integritas
memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah adanya kecurangan akuntansi. Berdasarkan
uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5: Integritas berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi Sebelum Masa Pandemi Covid-19.
H6: Integritas berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi Pada Masa Pandemi Covid-19.
Perbedaan penelitian terdahulu yang meneliti
mengenai variabel pengendalian internal, whistleblowing system, dan integritas terhadap kecurangan akuntansi dengan
penelitian saat ini adalah terletak pada adanya Pandemi Covid-19. Covid-19
merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru-baru ini
ditemukan. Penyakit pandemi ini hingga tanggal 4 Agustus 2020 berdasarkan situs
worldometers 2020 tercatat orang yang terkena virus ini diseluruh dunia
berjumlah 18.510.113 kasus, yang meninggal berjumlah 698.901 orang, dan yang
teratasi 11.718.664 orang. Salah satu kebijakan yang pemerintah ambil saat ini
adalah dengan menerapkan physical distancing atau pembatasan interaksi
fisik yang mengakibatkan work from home atau bekerja dari rumah. Adanya
Covid-19 ini, maka proses audit internal akan dilakukan secara jarak jauh.
Walaupun penggunaan teknologi maupun teknik audit jarak jauh sudah dilaksanakan
selama beberapa tahun kebelakang, akan tetapi, dalam berbagai jajak pendapat
perusahaan yang telah dilaksanakan selama dua tahun terakhir, menunjukkan bahwa
beberapa perusahaan secara terbatas melaporkan telah menerapkan proses audit
jarak jauh di luar skala uji. Seiring dengan berkembangnya virus Covid-19 dan
juga pembatasan perjalanan antar kota maupun antar negara di seluruh dunia,
maka dalam hal ini proses audit jarak jauh mungkin merupakan alternatif terbaik
yang dapat dilaksanakan (Roy Ramirez, 2020). Roy Ramirez (2020:9) menyatakan bahwa salah satu keterbatasan audit jarak jauh adalah
kurangnya interaksi
personal langsung sehingga membuka peluang terjadinya fraud, oleh karena itu maka variabel
pengendalian internal, whistleblowing system,
dan integritas berpotensi berperan dalam mengurangi adanya kecurangan akuntansi.
Peneliti melakukan penelitian di BPR Kota Malang
dikarenakan berdasarkan penjelasan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang
dikutip oleh berita detiknews yang ditulis oleh Aminudin (2020) dinyatakan bahwa
presentasi kematian akibat Covid-19 di malang raya tertinggi di Indonesia
sebesar 10 persen. Sementara nasional hanya sebesar 3,1 persen, begitu juga
Jawa Timur yang hanya 7 persen. Oleh karena itu maka banyak perusahaan yang
menuntut untuk bekerja dari rumah atau work from home. Berdasarkan hal
ini juga maka akan juga berdampak pada mata pencaharian sebagian besar
pedagang. Berdasarkan berita Republika.co.id yang ditulis oleh Amanda (2020) dinyatakan bahwa
terdapat 10 ribu debitur di Malang yang mengajukan restrukturisasi kredit.
Disamping itu dijelaskan juga berdasarkan penjelasan dari Ketua Umum
Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) dijelaskan bahwa
dalam masa pandemi ini, industri BPR akan terus menjadi garda terdepan dalam
memberikan layanan keuangan kepada masyarakat dengan tetap memegang teguh
protokol kesehatan.
Berdasarkan pemaparan yang telah dicantumkan tersebut
mengenai pengendalian internal, whistleblowing system, dan integritas maka
peneliti� ingin� menganalisa pengaruh ketiga
variabel tersebut terhadap kecurangan akuntansi Sebelum dan Pada Saat Pandemi Covid-19. Dengan
dilakukannya penelitian ini, peneliti berhadap
dapat memberikan wawasan ilmu bagi
pembaca mengenai topik yang diangkat oleh peneliti, sehingga akan lebih sadar
terhadap skandal yang dimungkinkan terjadi di bidang akuntansi dan apabila mereka hendak terjun kedalam
profesi ini, maka mereka diharapkan
dapat mengindari terjadinya krisis etis profesional.
Metode Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada seluruh Bank Perkreditan Rakyat
di Kota Malang yang terdaftar di OJK. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2020 sampai Januari 2021 dengan tahapan penelitian meliputi (1) Prasurvai, (2) Pengumpulan data,
(3) Analisis Data, dan (4) Penulisan
Laporan.� Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Bank Perkreditan Rakyat
yang terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) yang ada
di Kota Malang. Sampel pada penelitian
ini adalah seluruh pegawai yang ada pada BPR yang terdaftar di
OJK di Kota Malang. Peneliti mengambil
sampel tersebut, karena sampel tersebut
memiliki keterkaitan penggunaan dana yang dianggarkan,
pengelolaan, pencatatan, pelaporan keuangan serta pengevaluasian dan pengawasan sehingga memungkinkan dapat melakukan kecurangan yang terjadi pada BPR di Kota Malang. Teknik sampling yang digunakan adalah Non
probability sampling dengan cara
sampling insidental.
Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif yang diukur menggunakan skala likert. Sekaran & Bougie
(2019)
menyatakan bahwa skala likert didesain
untuk menelaah seberapa kuat subjek
setuju atau tidak setuju dengan
pernyataan pada skala lima titik. Variabel dependen kecurangan akuntansi dan variabel independen yaitu pengendalian internal, whistleblowing system, dan integritas diukur menggunakan skala Likert 1-5 untuk mengukur respons dari responden.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini adalah dengan mengajukan
penyataan tertulis kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Data penelitian ini dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner menggunakan Google
Form. Pertanyaan kuesioner merupakan pertanyaan tertutup. Pertanyaan kuesioner terdiri dari empat bagian
dengan dua kondisi yaitu Sebelum
dan Pada Masa pandemi Covid-19 yaitu
kecurangan akuntansi yang terdiri dari 8 pernyataan, pengendalian internal
yang terdiri dari lima pertanyaan, whistleblowing system yang terdiri dari empat
pertanyaan, dan integritas
yang terdiri dari dua belas pertanyaan.
Data yang diperoleh melalui kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment
Pearson dan uji reliabilitas menggunakan
rumus Alpha Cronbach sebagai
alat ukur. Kedua uji tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan sesuai dengan yang diukur dan juga melihat konsistensi data yang dikumpulkan. Pengujian selanjutnya adalah dilakukan uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas dengan menggunakan uji statistik yang berupa uji
Kolmogorov-Smirnov dengan melihat
nilai p-value, uji heteroskedastisitas
dengan mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas melalui
Uji Glejser, dan uji multikolonieritas
dengan melihat dari nilai tolerance dan juga lawannya VIF (Variance Inflation Factor).
Pengujian selanjutnya
adalah dengan melakukan uji kelayakan model atau uji statistik F untuk mengetahui apakah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen dan dilanjutkan mengukur koefisien determinasi (R2) yang digunakan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Setelah itu akan dilakukan
uji hipotesis menggunakan
uji statistik t untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen.
Hasil dan Pembahasan
1.
Gambaran Umum Penelitian
Kuesioner
yang disebar ke seluruh pegawai BPR yang terdaftar OJK di Kota Malang, kuesioner
yang kembali sebanyak 60 kuesioner dan hanya 56 kuesioner yang dapat diolah, sedangkan 4 kuesioner dinyatakan gugur karena pengisian
tidak lengkap. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai 25 Desember 2020 hingga 15 Januari 2020.
Tabel 1
Hasil klasifikasi
Responden
No. |
Jabatan |
Kuesioner Kembali |
Kuesioner Diolah |
1. |
Komisaris |
1 |
1 |
2. |
HRD |
1 |
1 |
3. |
Personalia |
1 |
1 |
4. |
PE. Manajemen
Kepatuhan |
1 |
1 |
5. |
PE. Audit Internal |
1 |
1 |
6. |
Kabag. Kredit & Marketing |
1 |
1 |
7. |
Marketing |
17 |
14 |
8. |
Administrasi Kredit |
13 |
12 |
9. |
Collector |
10 |
10 |
10. |
Teller |
11 |
11 |
11. |
Back Office |
1 |
1 |
12.
|
Analisis Kredit |
1 |
1 |
13. |
Tabungan dan
Deposito |
1 |
1 |
Jumlah |
60 |
56 |
Sumber:
Struktur organisasi BPR
yang diolah, 2021
2.
Uji Validitas
dan Reliabilitas
Uji
validitas terhadap seluruh variabel kecurangan akuntansi, pengendalian internal, whistleblowing system, dan integritas Sebelum dan Pada Masa Pandemi Covid-19 seluruh pernyataan mempunyai kriteria valid dengan r hitung > r tabel, maka butir pernyataan
atau indikator tersebut dinyatakan valid.
Uji
reliabilitas terhadap seluruh variabel kecurangan akuntansi, pengendalian internal, whistleblowing system, dan integritas Sebelum dan Pada Masa Pandemi Covid-19 seluruh pernyataan diperoleh Cronbach
alpha > 0,70 yang artinya semua
indikator dinyatakan reliabel.
3.
Uji Asumsi
Klasik
Uji Normalitas
Hasil
uji statistik normalitas dari penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 2 untuk Sebelum Masa pandemi Covid-19 dan
tabel 3 untuk Pada Masa Pandemi Covid-19.
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
Sebelum Masa Pandemi Covid-19
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
56 |
|
Normal
Parametersa,b |
Mean |
,0000000 |
Std.
Deviation |
4,65601233 |
|
Most
Extreme Differences |
Absolute |
,106 |
Positive |
,106 |
|
Negative |
-,062 |
|
Test
Statistic |
,106 |
|
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
,181c |
|
a.
Test distribution is Normal. |
||
b.
Calculated from data. |
||
c.
Lilliefors Significance Correction. |
Sumber:
Data pribadi yang diolah,
2021
Berdasarkan
tabel uji normalitas dia atas diketahui
besarnya nilai test Statictic Kolmogorov-Smirnov adalah
0,106 dan signifikan pada 0,181, hal
ini menunjukkan bahwa residual data berdistribusi
normal.
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas
Pada Masa Pandemi Covid-19
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
56 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
,0000000 |
Std. Deviation |
3,39278812 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
,056 |
Positive |
,056 |
|
Negative |
-,031 |
|
Test Statistic |
,056 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
,200c,d |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance Correction. |
||
d. This is a lower bound of the true
significance. |
Sumber:
Data pribadi yang diolah,
2021
Berdasarkan
tabel uji normalitas dia atas diketahui
besarnya nilai test Statictic Kolmogorov-Smirnov adalah
0,056 dan signifikan pada 0,200, hal
ini menunjukkan bahwa residual data berdistribusi
normal.
Uji Heterokedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas
dari penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 4 untuk Sebelum Masa pandemi Covid-19 dan
tabel 5 untuk Pada Masa Pandemi Covid-19.
Tabel 4
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sebelum Masa Pandemi Covid-19
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
1,692 |
3,894 |
|
,435 |
,666 |
Pengendalian Internal |
-,180 |
,286 |
-,150 |
-,628 |
,533 |
|
Whistleblowing System |
,220 |
,343 |
,147 |
,642 |
,524 |
|
Integritas |
,034 |
,117 |
,066 |
,295 |
,770 |
|
a. Dependent Variable: Abs_res |
Sumber:
Data primer yang diolah, 2021
Tabel
4 menunjukkan bahwa tidak ada satupun
variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Residual. Hal ini dapat dilihat daru
probabilitas signifikansinya
diatas derajat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung
adanya Heterokedastisitas.
Tabel 5
Hasil Uji Heterokedastisitas
Pada Masa Pandemi Covid-19
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
3,970 |
2,621 |
|
1,514 |
,136 |
Pengendalian Internal |
-,023 |
,179 |
-,030 |
-,128 |
,898 |
|
Whistleblowing System |
-,324 |
,256 |
-,295 |
-1,263 |
,212 |
|
Integritas |
,090 |
,109 |
,252 |
,828 |
,412 |
|
a. Dependent Variable: Abs_Res |
Sumber:
Data primer yang diolah, 2021
Tabel
5 menunjukkan bahwa tidak ada satupun
variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Residual. Hal ini dapat dilihat daru
probabilitas signifikansinya
diatas derajat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung
adanya Heterokedastisitas.
Uji Multikolonieritas
Hasil uji multikoloniertas
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 6 untuk Sebelum
Masa pandemi Covid-19 dan tabel
7 untuk Pada Masa Pandemi
Covid-19.
Tabel 6
Hasil Uji Multikolonieritas
Sebelum Masa Pandemi Covid-19
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
52,476 |
5,701 |
|
9,205 |
,000 |
|
|
Pengendalian Internal |
-,618 |
,419 |
-,275 |
-1,475 |
,146 |
,333 |
3,003 |
|
Whistleblowing System |
,008 |
,502 |
,003 |
,015 |
,988 |
,364 |
2,746 |
|
Integritas |
-,393 |
,171 |
-,401 |
-2,297 |
,026 |
,379 |
2,640 |
|
a. Dependent Variable: Kecurangan Akuntansi |
Sumber:
Data primer yang diolah, 2021
Tabel
6 menunjukkan bahwa hasil perhitungan nilai Tolerance diketahui tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai kurang dari
0,10. Hal ini berarti tidak ada korelasi
antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) menunjukkan hal yang sama dimana
tidak ada satu variabel independen
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu dapat
disimpulkan, bahwa tidak ada multikolonieritas
antara variabel independen dalam model regresi.
Tabel 7
Hasil Uji Multikolonieritas
Pada Masa Pandemi Covid-19
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
40,802 |
4,474 |
|
9,119 |
,000 |
|
|
Pengendalian Internal |
-,216 |
,305 |
-,132 |
-,707 |
,483 |
,335 |
2,982 |
|
Whistleblowing System |
,351 |
,438 |
,149 |
,803 |
,426 |
,342 |
2,927 |
|
Integritas |
-,483 |
,186 |
-,626 |
-2,591 |
,012 |
,201 |
4,972 |
|
a.
Dependent Variable: Kecurangan Akuntansi |
Sumber:
Data primer yang diolah, 2021
Tabel
7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan nilai Tolerance diketahui tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai kurang dari
0,10. Hal ini berarti tidak ada korelasi
antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) menunjukkan hal
yang sama dimana tidak ada satu
variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu dapat
disimpulkan, bahwa tidak ada multikolonieritas
antara variabel independen dalam model regresi.
4.
Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 8
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Sebelum Masa Pandemi Covid-19
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
52,476 |
5,701 |
|
9,205 |
,000 |
Pengendalian Internal |
-,618 |
,419 |
-,275 |
-1,475 |
,146 |
|
Whistleblowing System |
,008 |
,502 |
,003 |
,015 |
,988 |
|
Integritas |
-,393 |
,171 |
-,401 |
-2,297 |
,026 |
|
a. Dependent Variable: Kecurangan Akuntansi |
Sumber:
Data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel 8 diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.
Y
= 52,476 - 0,618X1 + 0,008X2 � 0,393X3 + 5,701
Dimana:
X1
= Pengendalian Internal
X2
= Whistleblowing System
X3
= Integritas
Y
= Kecurangan Akuntansi
Interpretasi:
1.
Nilai konstanta
bernilai positif sebesar 52,476 hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel
pengendalian internal, whistleblowing system,
dan integritas di anggap konstan (0) maka besarnya rata-rata nilai kecurangan akuntansi adalah sebesar 52,476.
2.
Koefisien
regresi variabel pengendalian internal sebesar
-0,618 hal ini menunjukkan jika variabel integritas naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel
lain tetap maka variabel kecurangan akuntansi naik sebesar -0,618.
3.
Koefisien
regresi variabel whistleblowing
system sebesar 0,008 hal
ini menunjukkan jika variabel whistleblowing
system naik sebesar 1 satuan
dengan asumsi variabel lain tetap maka variabel kecurangan
akuntansi naik sebesar
0,008.
4.
Koefisien
regresi variabel integritas sebesar -0,393 hal ini menunjukkan
apabila variabel integritas naik sebesar 1 satuan dengan asumsi
variabel lain tetap maka variabel kecurangan
akuntansi naik sebesar -0,393.
Tabel 9
Hasil Uji Linear Berganda
Pada Masa Pandemi Covid-19
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
40,802 |
4,474 |
|
9,119 |
,000 |
Pengendalian Internal |
-,216 |
,305 |
-,132 |
-,707 |
,483 |
|
Whistleblowing System |
,351 |
,438 |
,149 |
,803 |
,426 |
|
Integritas |
-,483 |
,186 |
-,626 |
-2,591 |
,012 |
|
a. Dependent Variable: Kecurangan Akuntansi |
Sumber:
Data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel 9 diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.
Y
= 40,802 � 0,216X1 + 0,351X2 � 0,483X3 + 4,474
Dimana:
X1
����� = Pengendalian
Internal
X2
����� = Whistleblowing System
X3
����� = Integritas
Y
������� = Kecurangan
Akuntansi
Interpretasi:
1.
Nilai konstanta
bernilai positif sebesar 40,802 hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel
pengendalian internal, whistleblowing system,
dan integritas di anggap konstan (0) maka besarnya rata-rata nilai kecurangan akuntansi adalah sebesar 40,802. Hal ini menunjukkan nilai konstanta yang lebih kecil daripada
sebelum masa Pandemi
Covid-19
2.
Koefisien
regresi variabel pengendalian internal sebesar
-0,216 hal ini menunjukkan jika variabel integritas naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel
lain tetap maka variabel kecurangan akuntansi naik sebesar -0,216. Hal
ini menunjukkan nilai koefisien regresi yang lebih besar dibandingkan sebelum masa Pandemi Covid-19.
3.
Koefisien
regresi variabel whistleblowing
system sebesar 0,351 hal
ini menunjukkan jika variabel whistleblowing
system naik sebesar 1 satuan
dengan asumsi variabel lain tetap maka variabel kecurangan
akuntansi naik sebesar
0,351. Hal ini menunjukkan nilai koefisien regresi pada variabel whistleblowing
system terlihat lebih besar dibandingkan sebelum masa Pandemi Covid-19
4.
Koefisien
regresi variabel integritas sebesar -0,483 hal ini menunjukkan
apabila variabel integritas naik sebesar 1 satuan dengan asumsi
variabel lain tetap maka variabel kecurangan
akuntansi naik sebesar -0,483.
Hal ini menunjukkan nilai koefisien regresi untuk variabel
integritas bernilai lebih kecil dibandingkan
sebelum masa Pandemi
Covid-19.
5.
Uji Kelayakan
Model (Uji Statistik F)
Hasil
uji statistik F dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 10 untuk Sebelum Masa pandemi Covid-19 dan
tabel 11 untuk Pada Masa Pandemi Covid-19.
Tabel 10
Hasil Uji F
Sebelum Masa Pandemi Covid-19
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
793,239 |
3 |
264,413 |
11,532 |
,000b |
Residual |
1192,315 |
52 |
22,929 |
|
|
|
Total |
1985,554 |
55 |
|
|
|
|
a.
Dependent Variable: Kecurangan Akuntansi |
||||||
b.
Predictors: (Constant), Integritas, Whistleblowing
System, Pengendalian Internal |
Sumber:
Data primer yang diolah, 2021
Dari tabel 10 diketahui bahwa Fhitung adalah 11,532.
Nilai Ftabel dengan
sampel sebanyak 56 dan 3 variabel bebas adalah 2,78. Perbandingan antara Ftabel dan Fhitung adalah 11,532
> 2,78, sehingga dapat disimpulkan variabel-variabel independen pengendalian internal,
whistleblowing system, dan integritas secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 11
Hasil Uji F
Pada Masa Pandemi Covid-19
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
403,752 |
3 |
134,584 |
11,054 |
,000b |
Residual |
633,106 |
52 |
12,175 |
|
|
|
Total |
1036,857 |
55 |
|
|
|
|
a. Dependent
Variable: Total_Y |
||||||
b.
Predictors: (Constant), Integritas, Whistleblowing System, Pengendalian Internal |
Sumber:
Data primer yang diolah, 2021
Dari
tabel 11 diketahui bahwa Fhitung adalah 11,054. Nilai Ftabel
dengan sampel sebanyak 56 dan 3 variabel bebas adalah 2,78. Perbandingan antara Ftabel dan Fhitung
adalah 11,532 > 2,78, sehingga
dapat disimpulkan variabel-variabel independen pengendalian internal, whistleblowing system, dan integritas secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
6.
Koefisien Determinasi
Hasil
koefisien determinasi dari penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 12 untuk Sebelum Masa pandemi Covid-19 dan
tabel 13 untuk Pada Masa Pandemi Covid-19.
Tabel 12
Hasil Koefisien
Determinasi
Sebelum Masa Pandemi Covid-19
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
,632a |
,400 |
,365 |
4,788 |
a.
Predictors: (Constant), Integritas, Whistleblowing System, Pengendalian Internal |
Sumber:
Data primer yang diolah, 2021
Pada
tabel 12 menunjukkan nilai Adjusted R Square (R2) adalah
0,365 atau 36,5%. Jadi variasi
variabel kecurangan akuntansi dapat dijelaskan oleh variabel pengendalian internal, whistleblowiwng
system, dan integritas sedangkan
sisanya yaitu 63,5% dijelaskan variabel lain diluar model.
Tabel 13
Hasil Koefisien
Determinasi
Pada Masa Pandemi Covid-19
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
,624a |
,389 |
,354 |
3,489 |
a. Predictors: (Constant), Integritas, Whistleblowing System, Pengendalian Internal |
Sumber:
Data primer yang diolah, 2021
Pada
tabel 13 menunjukkan nilai Adjusted R Square (R2) adalah
0,354 atau 35,4%. Jadi variasi
variabel kecurangan akuntansi dapat dijelaskan oleh variabel pengendalian internal, whistleblowiwng
system, dan integritas sedangkan
sisanya yaitu 64,6% dijelaskan variabel lain diluar model.
7.
Uji Hipotesis
Hasil
uji statistik t dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8 untuk Sebelum
Masa Pandemi Covid-19 dan dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1.
Pengendalian
internal (X1) tidak berpengaruh
terhadap kecurangan akuntansi (Y), sebab nilai signifikansinya sebesar 0,146.
2.
Whitsleblowing
system (X2) tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (Y), sebab nilai signifikansinya
sebesar 0,988.
3.
Integritas
(X3) berpengaruh negatif terhadap kecurangan akunatsni (Y), sebab nilai signifikansinya sebesar 0,026 lebih kecil dari 0,05.
Hasil uji statistik t
dari penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 9 untuk Pada
Masa Pandemi Covid-19 dan dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1.
Pengendalian
internal (X1) tidak berpengaruh
terhadap kecurangan akuntansi (Y), sebab nilai signifikansinya sebesar 0,483.
2.
Whitsleblowing
system (X2) tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (Y), sebab nilai signifikansinya
sebesar 0,426.
3.
Integritas
(X3) berpengaruh negatif terhadap kecurangan akunatsni (Y), sebab nilai signifikansinya sebesar 0,012 lebih kecil dari 0,05.
Pembahasan
Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Kecurangan Akuntansi Sebelum dan Pada Masa Pandemi Covid-19
Sebelum
Masa Pandemi Covid-19, hasil
dari analisis data menunjukkan nilai signifikansi variabel pengendalian internal sebesar
0,146 lebih besar dari 0,05 dengan koefisien beta unstandarized sebesar -0,618, maka H1 ditolak. Pada masa Pandemi
Covid-19, hasil dari analisis data menunjukkan nilai signifikansi variabel pengendalian internal sebesar 0,483 lebih besar dari 0,05 dengan koefisien beta unstandarized sebesar -0,216, maka H2 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian internal tidak mampu menjadi
alternatif dalam mengurangi kecurangan akuntansi pada Pegawai BPR di
Kota Malang baik Sebelum maupun Pada Saat Pandemi Covid-19.
Berdasarkan
penelitian terlihat bahwa pemantauan dan evaluasi atas aktivitas
operasional untuk menilai pelaksanaan pengendalian internal kurang efektif dalam pelaksanaannya
sehingga akan membuka peluang bagi pegawai untuk
melakukan tindakan kecurangan. Hal ini terlihat dari jawaban
responden yang pada pernyataan
kecurangan akuntansi ada beberapa yang menjawab 4 yang berarti setuju dan 5 yang berarti sangat setuju, seperti halnya pada pernyataan mengenai kewajaran pengeluaran tanpa dokumen pendukung.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa, pada saat Pandemi Covid-19 yang berakibat diterapkannya Work From Home
(WFH) mengindikasikan dalam
penelitian ini bahwa pengendalian internal yang sudah diterapkan tidak dapat menjamin
penurunan terjadinya kecurangan akuntansi pada Pegawai BPR di Kota Malang. Hal ini
pun sama juga sebelum masa Pandemi Covid-19 yang mana menunjukkan
bahwa pengendalian internal
tidak menjamin penurunan kecurangan akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Adi et al. (2016),
Kurrohman et al.
(2017),
dan Mujianingrum (2019)
yang menyatakan bahwa pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.
Pengaruh Whistleblowing System Terhadap
Kecurangan Akuntansi Sebelum dan Pada Masa Pandemi
Covid-19
Sebelum
masa Pandemi Covid-19, hasil
dari analisis data menunjukkan nilai signifikansi variabel whistleblowing
system adalah sebesar
0,988 lebih besar dari 0,05 dengan koefisien beta unstandarized sebesar 0,008, maka H3 ditolak. Pada masa Pandemi
Covid-19, hasil dari analisis data menunjukkan nilai signifikansi variabel whistleblowing system adalah
sebesar 0,426 lebih besar dari 0,05 dengan koefisien beta unstandarized sebesar 0,351, maka H4 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa whistleblowing system tidak
mampu menjadi alternatif yang efektif dalam mengurangi kecurangan akuntansi pada Pegawai BPR di Kota Malang baik sebelum maupun pada saat Pandemi Covid-19.
Berdasarkan hasil penelitian terlihat begitu kurangnya sosialisasi yang dilakukan perusahaan terhadap karyawannya membuat wshistleblowing system ini
tidak berjalan dengan efektif. Hal ini terbukti dari
beberapa responden menjawab 4 yang berarti setuju seperti yang ditunjukkan� pada pernyataan
tentang kewajaran pengeluaran tanpa dokumen pendukung atau pencatatan bukti transaksi dilakukan tanpa otorisasi dari pihak yang berwenang.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada saat Pandemi Covid-19 whistleblowing system belum terbukti efektif dalam upaya
menurunkan kecurangan akuntansi di BPR di Kota Malang. Hal ini
juga sama hal nya dengan sebelum
pandemi covid-19 yang mana menunjukkan
bahwa whistleblowing system tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi pada BPR di Kota Malang. Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Trisno (2019),
Cahyo & Sulhani
(2017),
dan Utami et al. (2019)
yang menunjukkan bahwa whistleblowing
system tidak berpengaruh
terhadap kecurangan akuntansi.
Pengaruh Integritas Terhadap
Kecurangan Akuntansi Sebelum dan Pada Masa Pandemi
Covid-19
Sebelum
masa Pandemi Covid-19, hasil
dari analisis data menunjukkan nilai signifikansi variabel integritas sebesar 0,026 lebih kecil dari
0,05 dengan koefisien beta unstandarized sebesar -0,393, maka H5 diterima. Pada masa Pandemi Covid-19, hasil dari analisis data menunjukkan nilai signifikansi variabel integritas sebesar 0,012 lebih kecil dari
0,05 dengan koefisien beta unstandarized sebesar -0,483, maka H6 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa integritas berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan ketika semakin tinggi integritas yang dimiliki oleh pegawai BPR di Kota Malang maka akan semakin rendah
terjadi kecurangan akuntansi.� Hal ini terlihat sebagian
besar responden menjawab 4 yang berarti setuju dan 5 yang berarti setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa pegawai BPR di Kota Malang memiliki
integritas yang tinggi di lingkungan kerja nya. Selain itu
pada masa Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan
diterapkannya work from home terlihat pada penelitian ini bahwa integritas
yang dimiliki pegawai BPR
pada saat Pandemi Covid-19 lebih tinggi dibandingkan
sebelum Pandemi Covid-19 sehingga dapat mengurangi terjadinya kecurangan akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mujianingrum (2019),
Lestari & Supadmi
(2019),
dan Dewi & Ratnadi
(2017)
yang menunjukkan bahwa integritas berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi.
Kesimpulan
Melalui pemaparan sebelumnya,
dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini antara lain: (1) Variabel pengendalian internal (X1) tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (Y) Sebelum Masa Pandemi Covid-19;
(2) Variabel pengendalian
internal (X1) tidak berpengaruh
terhadap kecurangan akuntansi (Y) Pada Masa Pandemi
Covid-19. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian internal baik Sebelum maupun
Pada Saat Pandemi Covid-19 belum efektif dalam
menurunkan adanya kecurangan akuntansi; (3) Variabel whistleblowing system (X2) tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (Y) Sebelum Masa Pandemi Covid-19; (4) Variabel whistleblowing
system (X2) tidak berpengaruh
terhadap kecurangan akuntansi (Y) Pada Masa Pandemi
Covid-19. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa whistleblowing system baik
Sebelum maupun Pada Saat Pandemi Covid-19 belum efektif dalam
menurunkan adanya kecurangan akuntansi; (5) Variabel integritas (X3) berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi (Y) Sebelum Masa Pandemi Covid-19; (6) Variabel integritas (X3) berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi (Y) Pada
Masa Pandemi Covid-19.� Dari sini dapat ditarik kesimpulan
bahwa integritas di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kota Malang sudah
baik untuk mengurangi tingkat kecurangan akuntansi, baik Sebelum maupun
Pada Masa Pandemi Covid-19.
Adi, Moh. Risqi Kurnia, Ardiyani,
Komala, & Ardianingsih, Arum. (2016). Analisis Faktor-Faktor Penentu
Kecurangan (Fraud) Pada Sektor Pemerintahan (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Pekalongan). Jurnal Litbang Kota
Pekalongan, 10, 1�10. Google
Scholar
Albrecht, W. Steve, Albrecht, Chad O., Albrecht, Conan
C., & Mark F. Zimbelman. (2012). Fraud Examination. Google
Scholar
Amanda, Gita. (2020). Ojk: 10 Ribu Debitur Di Malang
Ajukan Restrukturisasi Kredit.
Aminudin, Muhammad. (2020). Angka Kematian Covid-19
Malang Raya Tertinggi Di Indonesia. Google
Scholar
Anggara, I. Kadek Yogi., & Suprasto, Herkulanus
Bambang. (2020). Pengaruh Integritas Dan Moralitas Individu Pada Kecurangan
Akuntansi Dengan Sistem Pengendalian Internal Sebagai Variabel Mediasi.
2296�2310. Google
Scholar
Cahyo, Mohe Nur, & Sulhani. (2017). Analisis
Empiris Pengaruh Karakteristik Komite Audit , Karakteristik Internal Audit ,
Whistleblowing System , Pengungkapan Kecurangan Terhadap Reaksi Pasar. 4(2),
249�270. Google
Scholar
Dewi, Kadek Yuli Kurnia., & Ratnadi, Ni Made Dwi.
(2017). Pengaruh Pengendalian Internal Dan Integritas Pada Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Denpasar. E-Jurnal
Akuntansi, 18, 917�941.Google
Scholar
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory Of
The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost And Ownership Structure. Financial
Economics, 3. Https://Doi.Org/10.1177/0018726718812602. Google
Scholar
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2008). Pedoman
Sistem Pelaporan Pelanggaran - Spp (Whistleblowing System - Wbs). Google
Scholar
Kurrohman, T., Lailiyah, A., & Wahyuni, N. ..
(2017). Determinant Of Fraudulent In Government: An Empirical Analysis In
Situbondo Regency, East Java, Indonesia. International Journal Of Economics
And Management, 11, 133�140. Google
Scholar
Lestari, Ni Komang Linda., & Supadmi, Ni Luh.
(2019). Pengaruh Pengendalian Internal, Integritas, Asimetri Informasi Dan
Kapabilitas Pada Kecurangan Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi, 28(3),
1819. Https://Doi.Org/10.24843/Eja.2019.V28.I03.P12. Google
Scholar
Muhammad, Ryan, & Ridwan. (2017). Pengaruh
Kesesuaian Kompensasi, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi, Dan Efektivitas
Pengendalian Internal Terhadap Kecurangan Akuntansi Studi Pada Bank Perkreditan
Rakyat (Bpr) Di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi
(Jimeka), 2(4), 136�145. Https://Doi.Org/E-Issn 2581-1002. Google
Scholar
Mujianingrum, Anni. (2019). Pengaruh Pengendalian
Internal, Integritas, Dan Asimetri Informasi Pada Kecurangan Akuntansi: Studi
Pada Desa- Desa Di Kecamatan Miri Kabupaten Sragen. 15�16. Google
Scholar
Mustafa Bakri, H.J., Mohamed, N., & Said, J.
(2017). Mitigating Asset Misappropriation Through Integrity And Fraud Risk
Elements: Evidence Emerging Economies. Journal Of Financial Crime, 24(2),
242�255. Google
Scholar
Pope, Jeremy. (2003). Strategi Memberantas Korupsi.
Google
Scholar
Rachmawati, Kurnia Kusuma, & Marsono. (2014).
Pengaruh Faktor-Faktor Dalam Perspektif Fraud Triangle Terhadap Fraudulent
Financial Reporting (Studi Kasus Pada Perusahaan Berdasarkan Sanksi Dari
Bapepam Periode 2008-2012). Diponegoro Journal Ofaccounting, 3,
1�14. Google
Scholar
Roy Ramirez, Carrie F. (2020). Proses Audit Jarak Jauh
Selama Dan Setelah Covid-19 Implikasi Jangka Panjang Dan Pendek. The
Institute Of Internal Auditors. Google
Scholar
Schlenker, Barry R. (2008). Integrity And Character:
Implications Of Principled And Expedient Ethical Ideologies. Journal Of
Social And Clinical Psychology, 27(10), 1078�1125.
Https://Doi.Org/10.1521/Jscp.2008.27.10.1078. Google
Scholar
Sekaran, Uma., & Bougie, Roger. (2019). Metode
Penelitian Untuk Bisnis Buku 1&2 (6 Buku 2). Jakarta: Salemba Empat. Google
Scholar
Thoyibatun, Siti. (2012). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Perilaku Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta
Akibatnya Terhadap Kinerja Organisasi. Ekuitas (Jurnal Ekonomi Dan Keuangan),
16(2), 245. Https://Doi.Org/10.24034/J25485024.Y2012.V16.I2.2324. Google
Scholar
Trisno, Ary. (2019). Pengaruh Whistleblowing
System, Internal Auditor, Professionalism Dan Red Flags Method Terhadap
Pencegahan Kecurangan Akuntansi Dengan Ethical Environment Sebagai Variabel
Pemoderasi. Google
Scholar
Tuanakotta, Theodorus M. (2018). Akuntansi Forensik
& Audit Investigatif (2nd Ed.). Jakarta: Salemba Empat. Google
Scholar
Tyastiari, Ni Made Oka., Yuniarta, Gede Adi., &
Wahyuni, Made Arie. (2017). Pengaruh Bystander Effect , Whistleblowing , Dan
Perilaku Etis Terhadap Financial Statement Fraud ( Studi Empiris Pada Kasus
Fraud Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Gianyar ). 1. Google
Scholar
Udayani, Anak Agung K. Finty., & Sari, Maria M.
Ratna Sari. (2017). Pengaruh Pengendalian Internal Dan Moralitas Individu Pada
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi, 18,
1774�1799. Google
Scholar
Utami, Luh, Handajani, Lilik, & Hermanto. (2019).
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Efektivitas Komite Audit Dan Audit
Internal Terhadap Kasus Kecurangan Dengan Whistleblowing System Sebagai
Variabel Pemoderasi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Mataram ( Unram ) ,
Ntb , Indonesia Pendahuluan K. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 26,
1570�1600. Google
Scholar
Utari, Ni Made Ayu Diah, Sujana, Edy, & Yuniarta,
Adi. (2020). Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal, Moralitas Individu,
Dan Whistleblowing Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada Lembaga
Perkreditan Desa Di Kecamatan Buleleng. Jurnal Akuntansi Profesi, 10(2),
33�44. Google
Scholar
Wardani, Cyntia Ayu., & Sulhani. (2017). Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Whistleblowing System Di Indonesia. Jurnal
Aset (Akuntansi Riset), 9(1), 29.
Https://Doi.Org/10.17509/Jaset.V9i1.5255. Google
Scholar
Wijaya, Kadek Dedy Santara., Sujana, Edy., &
Purnamawati, I. Gusti Ayu. (2017). Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal,
Kesesuaian Kompensasi, Moralitas Individu, Dan Whistleblowing Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pada Lpd Di Kecamatan Gerokgak. Jimat
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1).
Https://Doi.Org/10.23887/Jimat.V7i1.10154. Google
Scholar
Copyright holder: Azzukhruf Harfiansyah, Abdul Ghofar
(2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |