Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
��������������������������������� e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 6, Juni 2021
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN LIKUIDITAS
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Ryan Havidhian Putra, Wisnu Mawardi
Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstract
This study aims to
analyze the influence of capital structure on financial performance moderated
liquidity. Dependent variables are financial performance projected with ROA and
ROE, independent variables are capital structures projected with Total Debt to
Total Assets (TDTA) and Total Debt to Total Equity (TDTE), moderation variables
using liquidity projected with CR. The selected population is manufacturing
companies registered in IDX in the research period as many as 145 companies. In
the process of retrieving data techniques used is purposive sampling. The
analysis technique used is multiple regression analysis. The results showed
that TDTA negatively affects ROA and ROE, TDTE positively affects ROA and ROE,
liquidity moderates TDTA against ROA and ROE, liquidity moderates TDTE against
ROE, liquidity does not moderate TDTE against ROE.
Keywords: �capital structure; financial performance; liquidity
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi
likuiditas. Variabel dependennya adalah kinerja keuangan yang diproksikan
dengan ROA dan ROE, variabel independennya adalah struktur modal yang
diproksikan dengan Total Debt to Total Assets (TDTA) dan Total Debt
to Total Equity (TDTE), variabel moderasinya menggunakan likuiditas yang diproksikan
dengan CR. Populasi yang dipilih yaitu perusahaan manufaktur yang tercatat di
BEI pada periode penelitian sebanyak 145 perusahaan. Pada proses mengambil data
teknik yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan
yaitu analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TDTA
berpengaruh negatif terhadap ROA dan ROE, TDTE berpengaruh positif terhadap ROA
dan ROE, likuiditas memoderasi TDTA terhadap ROA dan ROE, likuiditas memoderasi
TDTE terhadap ROE, likuiditas tidak memoderasi TDTE terhadap ROE.
Kata Kunci:
struktur modal; kinerja keuangan; likuiditas
Pendahuluan
Modal merupakan bagian dari kekayaan
yang digunakan dan diinvestasikan
dalam bisnis untuk menghasilkan lebih banyak kekayaan
dan arus kas untuk bisnis. Langkah utama dan terpenting perusahaan adalah untuk menjawab
pertanyaan mengenai cara membiayai operasi perusahaan, baik dengan ekuitas
atau utang. Struktur modal adalah perbandingan dari kewajiban tertentu yang merupakan kewajiban jangka panjang (saham biasa, saham preferen,
cadangan, surat utang,
utang jangka panjang dan lainnya) dan kewajiban jangka pendek (draft bank, pinjaman jangka pendek dan kreditor perdagangan dan lainnya). Menurut (Mahmood, Iqbal, Zafar, & Khalid, 2017)
dapat disimpulkan bahwa komposisi dari kewajiban jangka panjang dan jangka pendek disebut
sebagai struktur modal.
Kinerja keuangan merupakan aspek perusahaan yang dinilai oleh para
investor. Penjelasan yang berhubungan
dengan kinerja keuangan dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangannya (Trianto, 2018).
Informasi dari rasio keuangan ini digunakan untuk
mendeteksi baik atau tidaknya kinerja
perusahaan. Jika perusahaan
mempunyai rasio yang baik artinya kinerjanya
juga baik sehingga akan membuat investor tertarik untuk berinvestasi. Selain itu juga kreditor juga tertarik untuk meminjamkan dananya bagi perusahaan tersebut. Rasio keuangan ini terdiri
dari berbagai macam, diantaranya yaitu ROA dan ROE yang digunakan
pada penelitian ini. (Fahmi, 2012)
mendefinisikan ROA sebagai rasio pengembalian aset yaitu rasio
untuk melihat tingkat pengembalian keuntungan atas investasi berdasarkan asetnya. Menurut (Fahmi, 2012)
ROE merupakan rasio pengembalian laba atas ekuitas berdasarkan
sumber daya perusahaan yang digunakan.
Tabel
1
Data
Rata-rata TDTA, TDTE, ROA, ROE dan CR Manufaktur di
Indonesia
No |
Tahun |
TDTA (X) |
TDTE (X) |
ROA (%) |
ROE (%) |
CR (%) |
1 |
2016 |
0,63 |
0,23 |
3,21 |
7,71 |
177,92 |
2 |
2017 |
0,61 |
6,37 |
2,94 |
1,81 |
163,68 |
3 |
2018 |
0,63 |
3,01 |
3,63 |
5,88 |
167,07 |
Sumber: www.idx.co.id, tahun 2020
(diolah)
Berdasarkan
tabel
1 dapat diketahui jika struktur modal masih mengalami kenaikan dan penurunan.
Rasio struktur modal yang meningkat dapat menyebabkan kinerja meningkat dan
menurun. Persentase dari likuiditas yang diproksikan dengan CR juga mengalami
penurunan. Hal ini menjadi menarik untuk meneliti kembali mengenai struktur
modal dengan kinerja keuangan perusahaan.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini termasuk pada tipe
penelitian kuantitatif (Cresswell, 2017). Populasi yang menjadi
amatan yaitu perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI pada periode penelitian
sebanyak 145 perusahaan. Pada proses mengambil data pengamatan
teknik yang digunakan yaitu purposive
sampling. Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi yang
dilakukan dengan mendokumentasikan data sekunder dari sumber data. Teknik
analisis yang digunakan yaitu analisis regresi berganda.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
1.
Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Normalitas
Tabel 2
Uji Normalitas
Keterangan |
Persamaan ROA |
Persamaan ROE |
Asymp. Sig.
(2-tailed) |
0,060 |
0,132 |
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Pada
Tabel 2 hasil uji K-S menunjukkan tingkat signifikansi di atas 0,05 yaitu sebesar 0,060 dan 0,132 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
pada penelitian ini berdistribusi normal.
b.
Uji Multikolinieritas
Tabel 3
Uji Multikolinieritas
Variabel |
Persamaan
ROA |
Persamaan
ROE |
||
TOL |
VIF |
TOL |
VIF |
|
TDTA
(X1) |
0,187 |
5,345 |
0,187 |
5,345 |
TDTE
(X2) |
0,187 |
5,345 |
0,187 |
5,345 |
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Pada
Tabel 3 nilai tolerance dari TDTA dan TDTE menunjukkan
nilai yang lebih besar dari 0,1 dan VIF di bawah 10. Hal ini menjelaskan bahwa pada persamaan ROA dan ROE tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independennya.
c.
Uji Heteroskedastisitas
�����������
Gambar
1
Uji Heteroskedastisitas Persamaan ROA
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Pada
gambar scatterplot yang ditunjukkan
Gambar 1 terlihat bahwa titik menyebar tidak beraturan secara acak dan tidak membentuk pola serta tidak
membentuk garis lurus, sehingga pada persamaan ini disimpulkan tidak ada masalah
heteroskedastisitas. Selanjutnya,
uji heteroskedastisitas pada persamaan
ROE ditunjukkan pada gambar
di bawah ini.
Gambar 2
Uji Heteroskedastisitas
Persamaan ROE
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Pada
gambar scatterplot
yang ditunjukkan Gambar 2 terlihat
bahwa titik menyebar tidak beraturan secara acak dan tidak membentuk pola serta tidak membentuk
garis lurus, sehingga pada persamaan ini disimpulkan
tidak ada masalah heteroskedastisitas.
d.
Uji Autokorelasi
Tabel 4
Uji Autokorelasi
Keterangan |
Persamaan ROA |
Persamaan ROE |
Asymp. Sig.
(2-tailed) |
0,214 |
0,214 |
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Berdasarkan output Tabel 4 diperoleh
nilai probabilitas sebesar 0,214 lebih besar dari 0,05 sehingga tidak terjadi autokorelasi dalam persamaan ROA dan ROE.
2.
Pengujian Hipotesis
a.
Analisis Regresi Berganda
Model
persamaan ini untuk menganalisis variabel TDTA dan TDTE terhadap ROA
tanpa memasukkan variabel moderasi.
1)
Koefisien Determinasi
Tabel 5
Koefisien Determinasi
Keterangan |
Persamaan ROA |
Persamaan ROE |
Adjusted R Square |
0,368 |
0,126 |
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Nilai
Adjusted
R Square pada persamaan
ROA sebesar 0,368. Hal ini menunjukkan bahwa 36,8% variabel ROA dapat dijelaskan oleh TDTA dan TDTE, sedangkan 63,2% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel yang diteliti. Nilai Adjusted R Square pada persamaan
ROE sebesar 0,126. Hal ini menunjukkan bahwa 12,6% variabel ROE dapat dijelaskan oleh TDTA dan TDTE, sedangkan 87,4% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel yang diteliti.
2)
Uji F
Uji
F untuk menentukan kelayakan dari model, jika model yang digunakan tepat maka dapat
dikategorikan sebagai model
yang fit, sehingga dinyatakan
sebagai Good of Fit.
Tabel 6
Uji
F
Keterangan |
Persamaan ROA |
Persamaan ROE |
F hitung |
69,162 |
17,861 |
Sig |
0,000 |
0,000 |
� Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Berdasarkan analisis pada Tabel
6 ditunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 <
0,05, sehingga disimpulkan bahwa model dinyatakan fit baik pada persamaan ROA maupun persamaan ROE.
3)
Uji t
Uji
t secara parsial digunakan untuk menguji hipotesis 1 sampai dengan hipotesis
4. Berikut ini uji t pada persamaan ROA dan ROE.
Tabel 7
Uji
t Model Persamaan ROA
Model |
Unstandardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
||||
1 |
(Constant) |
18.531 |
1.084 |
17.091 |
.000 |
TDTA (X1) |
-32.350 |
4.560 |
-7.094 |
.000 |
|
TDTE (X2) |
2.612 |
1.117 |
2.338 |
.020 |
� Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Pada
Tabel 7 ditunjukkan nilai t hitung TDTA sebesar -7,094 bernilai negatif dengan tingkat signifikansi 0,000 <
0,05 sehingga hipotesis 1 diterima menunjukkan TDTA berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai t hitung TDTE
sebesar 2,338 bernilai positif dengan tingkat signifikansi 0,020 <
0,05 sehingga hipotesis 3 diterima menunjukkan TDTE berpengaruh positif terhadap ROA. Model persamaan regresi ROA yang diperoleh dari Tabel 6 yaitu:
ROA = 18,531-32,350TDTA+2,612TDTE
Selanjutnya pada hasil uji t model persamaan
ROE dijelaskan pada tabel
di bawah ini.
Tabel 8
Uji
t Model Persamaan ROE
Model |
Unstandardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
||||
1 |
(Constant) |
20.914 |
1.607 |
13.016 |
.000 |
TDTA (X1) |
-28.619 |
6.758 |
-4.235 |
.000 |
|
TDTE (X2) |
3.300 |
1.655 |
1.994 |
.047 |
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Pada
tabel 8 ditunjukkan nilai t hitung TDTA sebesar -4,235 bernilai negatif dengan tingkat signifikansi 0,000 <
0,05 sehingga hipotesis 2 diterima menunjukkan TDTA berpengaruh negatif terhadap ROE. Nilai t hitung TDTE
sebesar 1,994 bernilai positif dengan tingkat signifikansi 0,047 <
0,05 sehingga hipotesis 4 diterima menunjukkan TDTE berpengaruh positif terhadap ROE. Model persamaan regresi ROE yang diperoleh dari Tabel 7 yaitu:
ROE =
20,914-28,619TDTA+3,300TDTE
b.
Analisis Moderasi
Pengujian hipotesis 5 sampai dengan hipotesis 8 menggunakan uji Moderated Regression Analysis (MRA) karena hipotesis memasukkan variabel moderasi. Hipotesis moderating diterima jika variabel
dari hasil perkalian variabel bebas dengan variabel
pemoderasinya signifikan.
Berikut ini penjelasan persamaan TDTA dan TDTE terhadap
ROA yang dimoderasi oleh likuiditas.
Tabel 9
Uji
t Persamaan Pertama TDTA
dan TDTE terhadap ROA
Model |
Unstandardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
||||
1 |
(Constant) |
18.531 |
1.084 |
17.091 |
.000 |
TDTA (X1) |
-32.350 |
4.560 |
-7.094 |
.000 |
|
TDTE (X2) |
2.612 |
1.117 |
2.338 |
.020 |
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Berdasarkan output tabel 9 pada persamaan
pertama diperoleh koefisien regresi variabel TDTA sebesar -22,736 dan
nilai t hitung sebesar -11,417 dengan nilai sig sebesar 0,000 < 0,05
maka variabel TDTA berpengaruh negatif terhadap ROA. Koefisien regresi variabel TDTE sebesar 2,612 dan nilai t hitung sebesar 2,338 dengan nilai sig sebesar 0,020 < 0,05 maka variabel TDTE berpengaruh positif terhadap ROA.
Tabel 10
Uji
t Persamaan Kedua TDTA dan
TDTE terhadap ROA
Model |
Unstandardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
||||
1 |
(Constant) |
9.383 |
2.108 |
4.451 |
.000 |
TDTA (X1) |
-13.604 |
5.749 |
-2.366 |
.019 |
|
TDTE (X2) |
.446 |
1.149 |
.388 |
.698 |
|
CR (M) |
1.384 |
.278 |
4.977 |
.000 |
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Berdasarkan output tabel 10 pada persamaan
kedua diperoleh koefisien regresi variabel CR sebesar 1,384 dan nilai t hitung sebesar 4,977 dengan nilai sig sebesar 0,000 < 0,05
maka variabel CR berpengaruh positif terhadap ROA.
Tabel 11
Uji
t Persamaan Ketiga TDTA dan
TDTE terhadap ROA
Model |
Unstandardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
||||
1 |
(Constant) |
7.416 |
2.472 |
2.999 |
.003 |
TDTA (X1) |
-22.333 |
8.092 |
-2.760 |
.006 |
|
TDTE (X2) |
7.281 |
3.052 |
2.386 |
.018 |
|
CR (M) |
.808 |
.479 |
1.687 |
.093 |
|
interaksi1 (TDTA*CR) |
14.839 |
6.187 |
2.398 |
.017 |
|
interaksi2 (TDTE*CR) |
-7.296 |
2.990 |
-2.440 |
.015 |
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Berdasarkan output tabel 11 pada persamaan
ketiga diperoleh koefisien regresi variabel interaksi 1 (perkalian antara TDTA dengan CR) sebesar 14,839 dan nilai t hitung 2,398 dengan nilai sig 0,017 < 0,05 maka variabel interaksi
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Koefisien regresi variabel interaksi 2 (perkalian antara TDTE dengan CR) sebesar -7,296 dan nilai t hitung sebesar -2,440 dengan nilai sig sebesar 0,015 < 0,05 maka variabel interaksi berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Hasil
analisis dari persamaan kedua variabel TDTA berpengaruh signifikan, variabel TDTE tidak berpengaruh, dan CR berpengaruh signifikan. Pada persamaan ketiga variabel interaksi 1 dan interaksi 2 berpengaruh signifikan terhadap ROA. Oleh karena itu, CR merupakan variabel quasi
moderator pada hipotesis 5 dan CR merupakan
variabel pure moderator pada hipotesis
7.
Model
persamaan regresi ROA dengan memasukkan likuiditas sebagai moderator yaitu sebagai berikut:
ROA = 7,416+14,839TDTA*CR-7,296TDTE*CR
Berikut ini penjelasan persamaan TDTA dan TDTE terhadap
ROE yang dimoderasi oleh likuiditas.
Tabel 12
Uji
t Persamaan Pertama TDTA
dan TDTE terhadap ROE
Model |
Unstandardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
||||
1 |
(Constant) |
20.914 |
1.607 |
13.016 |
.000 |
TDTA (X1) |
-28.619 |
6.758 |
-4.235 |
.000 |
|
TDTE (X2) |
3.300 |
1.655 |
1.994 |
.047 |
� Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Berdasarkan output tabel 12 pada persamaan
pertama diperoleh koefisien regresi variabel TDTA sebesar -28,619 dan
nilai t hitung� -4,235 dengan nilai sig 0,000 < 0,05 maka variabel TDTA berpengaruh negatif terhadap ROE. Koefisien regresi variabel TDTE sebesar 3,300 dan nilai t hitung 1,994 dengan nilai sig 0,047 < 0,05 maka variabel TDTE berpengaruh positif terhadap ROE.
Tabel 13
�Uji t Persamaan Kedua TDTA dan TDTE terhadap ROE
Model |
Unstandardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
||||
1 |
(Constant) |
10.288 |
3.188 |
3.227 |
.001 |
TDTA (X1) |
-6.845 |
8.694 |
-.787 |
.432 |
|
TDTE (X2) |
.785 |
1.738 |
.452 |
.652 |
|
CR (M) |
1.608 |
.420 |
3.823 |
.000 |
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Berdasarkan output tabel 13 pada persamaan
kedua diperoleh koefisien regresi variabel CR sebesar 1,608 dan nilai t hitung sebesar 3,823 dengan nilai sig sebesar 0,000 < 0,05
maka variabel CR berpengaruh positif terhadap ROE.
Tabel 14
�Uji t Persamaan Ketiga TDTA dan TDTE terhadap ROE
Model |
Unstandardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
||||
1 |
(Constant) |
9.811 |
3.743 |
2.621 |
.009 |
TDTA (X1) |
-26.054 |
12.250 |
-2.127 |
.034 |
|
TDTE (X2) |
10.060 |
4.620 |
2.178 |
.030 |
|
CR (M) |
.311 |
.725 |
.428 |
.669 |
|
interaksi1 (TDTA*CR) |
20.573 |
9.366 |
2.197 |
.029 |
|
interaksi2 (TDTE*CR) |
-8.745 |
4.526 |
-1.932 |
.055 |
Sumber: Data sekunder 2020 (diolah)
Berdasarkan output tabel 14 pada persamaan
ketiga diperoleh koefisien regresi variabel interaksi 1 (perkalian antara TDTA dengan CR) sebesar 20,573 dan nilai t hitung 2.197 dengan nilai sig 0,029 < 0,05 maka variabel interaksi
berpengaruh signifikan terhadap ROE. Koefisien regresi variabel interaksi 2 (perkalian antara TDTE dengan CR) sebesar -8,745 dan nilai t hitung sebesar -1,932 dengan nilai sig sebesar 0,055 > 0,05 maka variabel interaksi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE.
Berdasarkan hasil analisis pada
persamaan kedua variabel TDTA tidak berpengaruh, variabel TDTE tidak berpengaruh, dan CR berpengaruh signifikan. Pada persamaan ketiga variabel interaksi 1 berpengaruh signifikan terhadap ROE dan variabel interaksi 2 tidak berpengaruh terhadap ROE. Oleh karena itu, CR merupakan variabel pure moderator
pada hipotesis 6 dan CR bukan
sebagai moderator pada hipotesis
8.
Model
persamaan regresi ROE dengan memasukkan likuiditas sebagai moderator yaitu sebagai berikut:
ROE = 9,811+20,573TDTA*CR-8,745TDTE*CR
B.
Pembahasan
1. Pengaruh Total Debt to Total Assets (TDTA) terhadap ROA
Berdasarkan output dari analisis SPSS diketahui nilai t hitung TDTA sebesar -7,094 dengan nilai signifikansi 0,000 <
0,05 sehingga disimpulkan bahwa hipotesis 1 diterima yang artinya terdapat pengaruh negatif TDTA terhadap ROA. Perusahaan
dengan nilai Total
Debt to Total Assets (TDTA) tinggi akan membentuk persentase ROA rendah, begitu juga sebaliknya perusahaan dengan nilai Total Debt to Total Assets (TDTA)
yang rendah maka akan menghasilkan nilai ROA yang tinggi. ROA berperan penting sebagai kelangsungan hidup dan
perkembangan perusahaan karena ROA dapat menggambarkan keefektifan aset-aset yang dimiliki perusahaan agar dapat menciptakan laba. Perusahaan yang
profitable biasanya
akan menggunakan utang dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Sebaliknya, perusahaan yang
kurang mendapatkan untung mempunyai kecenderungan menggunakan utang sehingga nilai utangnya menjadi besar. Hal ini dikarenakan utang termasuk pada sumber dana eksternal yang lebih diminati perusahaan untuk
mengurangi dampak utang yang menyebabkan semakin tingginya beban bunga dan
keuangan dibandingkan benefit dari penghematan pajak (tax shields) sebagaimana dijelaskan dalam trade-off theory,
yang dapat mengakibatkan kesulitan keuangan pada perusahaan.
Perusahaan yang memiliki hutang harus mengutamakan
membayar hutangnya kepada kreditur sebelum memberikan laba kepada investor. Peningkatan rasio hutang terhadap total aset menyebabkan tingkat efektifitas aset untuk menghasilkan
laba semakin menurun. Penambahan proporsi hutang ini juga menyebabkan meningkatnya beban yang berupa beban bunga
dikarenakan utang yang ditimbulkan.
Jika beban bunganya semakin
meningkat, maka laba akan semakin berkurang sehingga nilai ROA juga akan
semakin berkurang. dengan demikian peningkatan TDTA akan mengakibatkan penurunan ROA. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
(Siddik, Alam, Kabiraj, & Joghee, 2017)
yang menemukan pengaruh negatif TDTA terhadap ROA, selain itu (Tan & Hamid, 2014)
juga menemukan hasil yang sama.
2. Pengaruh Total Debt to Total Assets (TDTA) terhadap ROE
Berdasarkan output dari analisis SPSS diketahui nilai t hitung TDTA sebesar -4,235 dengan nilai signifikansi
0,000 < 0,05 sehingga disimpulkan
bahwa hipotesis 2 diterima yang artinya terdapat pengaruh negatif TDTA terhadap ROE. Semakin besar nilai
TDTA maka nilai ROE akan semakin menurun,
sebaliknya semakin kecil nilai TDTA maka nilai ROE akan semakin meningkat.
Kenaikan pada rasio utang terhadap aset dapat membuat
dampak negatif terhadap keefektifan ekuitas dalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan. Proporsi utang yang meningkat akan mengakibatkan munculnya beban bunga atas
utang tersebut yang mana akan
menyebabkan bagian-bagian dari pengurang laba menjadi bertambah.
Hal ini mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan menjadi berkurang sehingga rasio dari tingkat
pengembalian terhadap ekuitas juga akan menurun. Sebaliknya, ketika perusahaan mengurangi rasio utang terhadap aset, maka beban bunga
yang muncul juga akan berkurang sehingga tingkat pengembalian terhadap ekuitas akan meningkat karena perusahaan hanya akan memabyar
beban bunga yang lebih sedikit. Seperti yang dijelaskan pada trade-off theory yang menerangkan bahwa ketika perusahaan mempunyai persentase ROE yang tinggi maka perusahaan
akan mempunyai kelebihan dana internal sehingga dengan kelebihan tersebut akan diutamakan
lebih dahulu untuk digunakan daripada harus menambah utang atau mengeluarkan saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari (Siddik et al., 2017)
dan (Jayiddin, Jamil, & Roni, 2017)
yang menemukan Total
Debt to Total Assets (TDTA)� berpengaruh negatif terhadap ROE.
3. Pengaruh Total Debt
to Total Equity (TDTE) terhadap ROA
Berdasarkan output dari analisis SPSS diketahui nilai t hitung TDTE sebesar 2,338 dengan nilai signifikansi
0,020 < 0,05 sehingga disimpulkan
bahwa hipotesis 3 ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh negatif TDTE terhadap ROA. Semakin besar nilai TDTE maka nilai ROA suatu perusahaan juga akan semakin meningkat,
sebaliknya semakin kecil nilai TDTE maka nilai ROA juga akan semakin menurun.
Seperti yang telah dijelaskan pada teori trade off, yang menerangkan
jika perusahaan akan membiayai kegiatan usahanya dengan utang atau dengan sebagian modalnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan
teori trade-off
dimana penggunaan utang akan memunculkan risiko terjadinya kesulitan keuangan dan biaya keagenan. Hal ini perlu diwaspadai,
terutama oleh perusahaan
pada sektor manufaktur karena setiap perusahaan
mempunyai risiko.
Peningkatan porsi hutang dibandingkan
dengan porsi ekuitas dalam struktur
modal akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan akan menggunakan dana pinjaman untuk memanfaatkan peluang dengan menginvestasikan pada proyek-proyek
yang menguntungkan sehingga
dapat meningkatkan efisiensi kinerja keuangan perusahaan. Hutang memberikan keyakinan kepada investor bahwa mereka telah
membuat pilihan terbaik. Semakin tinggi rasio hutang
maka semakin menguntungkan perusahaan, dan sebaliknya dalam hal profitabilitas yang tinggi perusahaan dapat mengambil pinjaman sehingga dari sumber pinjaman
dapat mendanai proyek-proyek investasi yang menguntungkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi TDTA maka akan membuat
ROA semakin meningkat, oleh
karena itu TDTA tidak berpengaruh negatif terhadap ROE.� Hasil penelitian ini sejalan dengan
(Akhtar, Bakhsh, Ali, & Kousar, 2019)
yang menyatakan bahwa TDTA tidak berpengaruh terhadap ROE. Penelitian (Mahmood et al., 2017)
dan (Moscu, 2014)
yang menyatakan bahwa TDTA berpengaruh positif terhadap ROA.
4. Pengaruh Total Debt
to Total Equity (TDTE) terhadap ROE
Berdasarkan output dari analisis SPSS diketahui nilai t hitung TDTE sebesar 1,994 dengan nilai signifikansi
0,047 < 0,05 sehingga disimpulkan
bahwa hipotesis 4 ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh negatif TDTE terhadap ROE. Semakin besar nilai TDTE maka nilai ROE suatu perusahaan juga akan semakin meningkat,
sebaliknya semakin kecil nilai TDTE maka nilai ROE juga akan semakin menurun.
Menurut (Basit & Hassan, 2017)
perusahaan yang mengandalkan
equity finance mengalami
pengembalian ekuitas yang lebih baik dibandingkan
dengan perusahaan yang lebih mengandalkan keuangan dengan hutang. Penentuan komposisi antara utang dan ekuitas sebagai struktur modal berkaitan dengan pertimbangan keuntungan dari penghematan pajak dengan biaya kesulitan
keuangan sebagaimana dijelaskan dalam trade-off theory. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
trade-off yang menunjukkan
adanya peningkatan keuntungan sekaligus peningkatan risiko terjadinya masalah kesulitan keuangan karena penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan.
TDTE menunjukkan kapabilitas perusahaan dalam membayar utang yang menjadi kewajiban perusahaan yang harus dibayar dengan melihat bagian-bagian dari aset yang dapat digunakan untuk membayar utang tersebut. Rasio TDTE yang tinggi atau rendah
dapat berdampak pada perolehan ROE. Dengan mengetahui rasio ini, tingkat efisiensi
dan keefektifan perusahaan dapat diketahui dengan melihat penggunaan modalnya dalam membiayai kegiatan perusahaan. Dengan demikian semakin tinggi TDTE maka akan semakin
tinggi nilai ROE, oleh karena itu TDTE tidak berpengaruh negatif terhadap ROE. Hasil penelitian ini sejalan dengan (Basit & Hassan, 2017)
yang menyatakan bahwa TDTE tidak berpengaruh terhadap ROE. Penelitian yang dilakukan (Mahmood et al., 2017)
dan (Akhtar et al., 2019)
yang menyatakan bahwa TDTE berpengaruh positif terhadap ROE.
5. Pengaruh antara Total Debt to Total Assets (TDTA)�
terhadap ROA yang dimoderasi oleh Likuiditas
Berdasarkan output hasil SPSS diperoleh koefisien regresi variabel interaksi (perkalian antara TDTA dengan CR) sebesar 14,839 dan nilai t hitung sebesar 2,398 dengan nilai sig sebesar 0,017 < 0,05
sehingga hipotesis 5 diterima artinya CR dapat memoderasi hubungan TDTA terhadap ROA dan CR
bertindak sebagai variabel quasi moderator.
Likuiditas yang diproksi CR mampu memenuhi kebutuhan utang perusahaan ketika sudah jatuh tempo. Semakin besar nilai
CR maka akan perusahaan akan semakin mampu membayar
hutang jangka pendeknya. Teori trade off menjelaskan bahwa perusahaan akan berhutang sampai tingkat tertentu dimana nilai tax shield akan sama
dengan nilai biaya kesulitan keuangan. Perusahaan yang mempunyai
likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat dengan mudah mengakses
hutang tanpa dipaksa oleh situasi untuk menerbitkan ekuitas. Hal ini dapat menghasilkan kinerja keuangan yang lebih tinggi (Mwaniki & Omagwa, 2017).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian (Siddik et al., 2017)
yang menunjukkan bahwa likuiditas berperan sebagai pemoderasi hubungan antara Total Debt to Total Assets (TDTA)� dengan ROA.
6. Pengaruh antara Total Debt to Total Assets (TDTA)�
dan ROE yang dimoderasi oleh Likuiditas
Berdasarkan output hasil SPSS diperoleh koefisien regresi variabel interaksi (perkalian antara TDTA dengan CR) sebesar 20,573 dan nilai t hitung sebesar 2.197 dengan nilai sig sebesar 0,029 < 0,05
sehingga hipotesis 6 diterima artinya CR dapat memoderasi hubungan TDTA terhadap ROE dan CR
bertindak sebagai variabel pure moderator. Variabel
likuiditas berperan sebagai moderasi yang kuat, artinya variabel
likuiditas dapat memoderasi hubungan antara Total Debt to
Total Assets (TDTA) dengan ROE.
Perusahaan dengan aset yang memadai, mampu memanfaatkan struktur modal yang optimal sehingga
dapat membuat kinerja keuangan perusahaan menjadi lebih baik. Asumsi
tersebut juga menunjukkan semakin tinggi bagian aset lancar
semakin besar aset dan semakin tinggi bagian aset
lancar, semakin rendah hutang jangka
pendeknya. Aset yang cukup dapat mengurangi
risiko dan biaya kebangkrutan sehingga meningkatkan kinerja perusahaan (Mwaniki & Omagwa, 2017).� Hal ini sesuai dengan teori
trade off menjelaskan
bahwa perusahaan akan berhutang sampai tingkat tertentu dimana nilai tax shield akan sama dengan
nilai biaya kesulitan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung temuan (Siddik et al., 2017)
bahwa likuiditas berperan sebagai pemoderasi hubungan antara Total Debt to Total Assets (TDTA) dengan ROE.
7. Pengaruh antara Total Debt to
Total Equity (TDTE) dan ROA yang dimoderasi oleh Likuiditas
Berdasarkan output hasil SPSS diperoleh koefisien regresi variabel interaksi (perkalian antara TDTE dengan CR) sebesar -7,296 dan nilai t hitung sebesar -2,440 dengan nilai sig sebesar 0,015 < 0,05
sehingga hipotesis 7 diterima artinya CR dapat memoderasi hubungan TDTE terhadap ROA dan CR
bertindak sebagai variabel pure moderator. Variabel
likuiditas berperan sebagai moderasi yang kuat, artinya variabel
likuiditas dapat memoderasi hubungan antara Total Debt to Total Equity (TDTE) dengan ROA.
Hasil ini sejalan dengan teori trade-off mengungkapkan bahwa rasio utang berperan penting pada struktur modal. Struktur modal
yang optimal adalah kombinasi
yang optimal antara modal asing
dengan modal sendiri sehingga kombinasi tersebut dapat mendatangkan keuntun. Meskipun semakin tinggi tingkat utang akan mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat resiko bagi perusahaan, namun utang yang digunakan untuk menambah dana pembiayaan aktifitas perusahaan ini dapat berperan positif terhadap laba perusahaan karena dana pembiayaan itu sendiri merupakan
dasar kekuatan perusahaan dalam membiayai aktifitas perusahaannya. Perusahaan memprioritaskan
ekuitas sebagai pilihan terakhir dari sumber pembiayaan.
Laba ditahan menjadi pertimbangan utama dalam mendanai
kegiatan perusahaan. Hal ini dianggap karena
akan mengefisiensikan biaya-biaya yang muncul dan biasanya tidak akan terpengaruh dengan adanya asimetri
informasi. Setelah itu, pad
aopsi selanjutnya perusahaan akan mempertimbangkan utang karena memiliki asimetri rendah sehingga dapat memantau pengeluaran jika terjadi pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Ekuitas eksternal digunakan sebagai opsi terakhir karena
efek seleksi yang merugikan (Mwaniki & Omagwa, 2017).
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Banafa, 2016)
menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan suatu organisasi non-keuangan yang terdaftar di indeks bursa efek Nairobi selama 2009-2013. Penelitian yang
dilakukan oleh (Akhtar et al., 2019)
juga menunjukkan bahwa likuiditas berperan sebagai pemoderasi hubungan antara Total Debt to Total Equity (TDTE) dengan ROA.
8. Pengaruh antara Total Debt to
Total Equity (TDTE) dan ROE yang dimoderasi oleh Likuiditas
Berdasarkan output hasil SPSS diperoleh koefisien regresi variabel interaksi (perkalian antara TDTE dengan CR) sebesar -8,745 dan nilai t hitung sebesar -1,932 dengan nilai sig sebesar 0,055 > 0,05
sehingga hipotesis 8 ditolak artinya CR tidak dapat memoderasi
hubungan TDTE terhadap ROE.
Likuiditas tidak mampu memperkuat atau melemahkan hubungan antara Total Debt to
Total Equity (TDTE) dengan ROE. (Odalo, George, & Njuguna, 2016)
mengemukakan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diwakilkan oleh ROA
dan ROE perusahaan pertanian
di Kenya. Namun, rasio likuiditas mempengaruhi secara positif dan ternyata tidak signifikan pada variabel kinerja keuangan yang diwakilkan dengan EPS.
Perusahaan yang menggunakan
dana internal dalam aktivitasnya
menunjukkan bahwa perusahaan tidak mempunyai ketergantungan kepada pihak lain karena perusahaan tidak memiliki kewajiban mengembalikan dana kepada pihak lain.
Namun seiringnya berkembangnya zaman, perusahaan dituntut harus melakukan ekspansi sehingga perusahaan memerlukan pembiayaan yang berasal dari pihak
eksternal. Perolehan dan penggunaan dana eksternal ini harus dipertimbangkan
dengan baik karena jika penggunaannya
tidak optimal dapat menyebabkan struktur modal menjadi tidak stabil
sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan (Mulyasari & Subowo, 2020).
Pada teori trade-off
mengungkapkan bahwa rasio utang perusahaan memiliki kepentingan besar dalam struktur
modal. Perusahaan akan memilih
beberapa jenis pembiayaan yang mendatangnya manfaat daripada kerugian. Dengan berhutang maka akan menambah manfaat
pajak dan mengurangi beban bunga dari
pajak. Jika perusahaan terlalu banyak menggunakan dananya dari ekuitas dapat
menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan sehingga dapat menyebabkan perusahaan menanggung kebangkrutan. Penelitian yang dilakukan oleh (Akhtar et al., 2019)
menunjukkan bahwa likuiditas tidak mampu berperan sebagai pemoderasi hubungan antara Total Debt to Total Equity (TDTE) dengan ROE.
Kesimpulan
Hasil uji menunjukkan bahwa hipotesis 1 diterima, terdapat pengaruh negatif Total Debt to Total Assets (TDTA) terhadap ROA. Hasil uji menunjukkan
bahwa hipotesis 2 diterima, terdapat pengaruh negatif Total Debt to Total Assets (TDTA) terhadap ROE. Hasil uji menunjukkan
bahwa hipotesis 3 ditolak, tidak terdapat pengaruh negatif Total Debt to
Total Equity (TDTE) terhadap ROA. Hasil uji menunjukkan bahwa hipotesis 4 ditolak, tidak terdapat pengaruh negatif Total Debt to Total Equity (TDTE) terhadap ROE. Hasil uji menunjukkan
bahwa hipotesis 5 diterima, terdapat pengaruh antara Total Debt to Total Assets (TDTA) terhadap ROA yang dimoderasi oleh
Likuiditas. Hasil uji menunjukkan
bahwa hipotesis 6 diterima, terdapat pengaruh antara Total Debt to Total Assets (TDTA) terhadap ROE yang dimoderasi oleh
Likuiditas. Hasil uji menunjukkan
bahwa hipotesis 7 diterima, terdapat pengaruh antara Total Debt to Total Equity (TDTE) terhadap ROA yang dimoderasi oleh
Likuiditas. Hasil uji menunjukkan
bahwa hipotesis 8 ditolak, tidak terdapat pengaruh antara Total Debt to
Total Equity (TDTE) terhadap ROE yang dimoderasi oleh likuiditas.
BIBLIOGRAFI
Akhtar, Adeel, Bakhsh, Allah, Ali, Mehak, & Kousar,
Shazia. (2019). Impact of capital structure on the performance of textilesector
in Pakistan: Examining the moderating effect of liquidity. Journal of
Accounting and Finance in Emerging Economies, 5(1), 1�12. Google Scholar
Banafa, Ahmed. (2016). IoT standardization and implementation challenges. IEEE
Internet of Things Newsletter, 1�10. Google Scholar
Basit, Abdul, & Hassan, Zubair. (2017). Impact of capital structure on
firms performance: a study on Karachi Stock Exchange (KSE) listed firms in
Pakistan. Basit, A., & Hassan, (2017), 118�135. Google Scholar
Cresswell, J. W. (2017). Research Design : Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Google Scholar
Fahmi, Irham. (2012). Analisis kinerja keuangan. Google Scholar
Jayiddin, Nur Faezah, Jamil, Anita, & Roni, Saiyidi Mat. (2017).
Capital structure influence on construction firm performance. SHS Web of
Conferences, 36, 25. EDP Sciences. Google Scholar
Mahmood, Babak, Iqbal, Muhammad Shahzad, Zafar, Muhammad Jahangir, &
Khalid, Bilal. (2017). Textile Industry Socializing, Economic Gains and Capital
Structure: A Case Study of Faisalabad, Pakistan. J. Appl. Environ. Biol. Sci,
7(9), 1�7. Google Scholar
Moscu, Raluca Georgiana. (2014). Capital structure and corporate
performance of Romanian listed companies. International Journal of Academic
Research in Accounting, Finance and Management Sciences, 4(1),
287�292. Google Scholar
Mulyasari, Ade Ningrum, & Subowo, Subowo. (2020). Analisis
Profitabilitas, Struktur Aset, Dan Pertumbuhan Aset Terhadap Struktur Modal
Yang Dimoderasi Likuiditas. Gorontalo Accounting Journal, 3(1),
16�29. Google Scholar
Mwaniki, Gladys, & Omagwa, Job. (2017). Asset structure and financial
performance: A case of firms quoted under commercial and services sector at the
Nairobi Securities Exchange, Kenya. Research Journal of Finance and Accounting,
8(4), 192�200. Google Scholar
Odalo, Samuel Kanga, George, Achoki, & Njuguna, Amos G. (2016). Relating
Company size and financial performance in Agricultural Firms Listed in the
Nairobi Securities Exchange. Google Scholar
Siddik, Md, Alam, Nur, Kabiraj, Sajal, & Joghee, Shanmugan. (2017).
Impacts of capital structure on performance of banks in a developing economy:
Evidence from Bangladesh. International Journal of Financial Studies, 5(2),
13. Google Scholar
Tan, Sing Lin, & Hamid,
NINA. (2014). Capital structure and performance of Malaysia plantation sector.
Universiti Teknologi Malaysia. Google Scholar
Trianto, Anton. (2018). Analisis laporan keuangan sebagai alat untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan pada PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung
Enim. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, 8(3), 1�10. Google Scholar
Copyright
holder: Ryan Havidhian
Putra, Wisnu Mawardi (2021) |
First
publication right: |
This article
is licensed under: |