Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
Vol.
6, No. 6, Juni 2020
�
ANALISIS MATURITY
LEVEL PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH DI INDONESIA: SYSTEMATIC
LITERATURE REVIEW
Jati Arif
Hidayat, Ema Utami, Anggit Dwi
Hartanto
Magister Teknik Informatika Universitas Amikom Yogyakarta, Indonesia
Email:� [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstract
The increasing awareness of the need to formulate a strategic plan
in the development of an integrated information system can be seen in research
conducted in several local governments in Indonesia, but not all the
Information Systems Strategic Planning (ISSP) that are compiled have met the
completeness aspects according to the ISSP stages. In this research, the
analysis will be carried out to determine trends in what methods are used from
year to year, to measure the completeness aspects of the stages and the maturity
level of each ISSP stage using Systematic Literature Review. From the 33
studies that require inclusion and exclusion, there are 8 types of methods used
and the most widely used method was the Ward and Peppard
method, that are on 17 studies (52%), the Ward and Peppard
method is the most popular because it has very complete analysis tools such as
SWOT, PEST, Five Force Competitive, Value Chain, Critical Success Factors,
Balance Scorecard, dan McFarlan�s Strategic Grid. The maturity level-
measured�-results of the each stage of the ISSP show
that the stages have met the mature level as follows: 57.6% of studies at the
strategic awareness stage, 42.4% of the studies at the situation analysis
stage, 39.4% of the studies at the strategy conception stage, 54.6% of the
studies at the strategy formulation stage, 36.3% of the studies at the strategy
implementation planning stage
Keywords:� information systems strategic planning (ISSP);
maturity level; systematic literature review
Abstrak
Meningkatnya kesadaran
akan perlunya penyusunan rencana strategis dalam pengembangan sebuah sistem informasi terintegrasi dapat kita lihat pada penelitian yang dilakukan di beberapa pemerintah daerah di Indonesia, namun tidak semua perencanaan
strategis sistem informasi (PSSI) yang disusun sudah memenuhi aspek kelengkapan sesuai tahapan PSSI sehingga kurang memberikan manfaat yang maksimal. Pada penelitan ini dilakukan analisis
untuk mengetahui tren metode apa
saja yang digunakan dari tahun ke
tahun, mengukur aspek kelengkapan tahapan serta maturity level
dari masing-masing tahapan
PSSI menggunakan Systematic Literature Review.
Dari 33 studi yang memenuhi
inklusi dan eksklusi, terdapat 8 jenis metode yang digunakan dan metode yang paling banyak digunakan adalah metode Ward and Peppard yaitu 17 Studi (52%), metode Ward and Peppard menjadi paling populer karena memiliki alat analisis sangat
lengkap seperti SWOT,
PEST, Five Force Competitive, Value Chain, Critical Success Factors, Balance
Scorecard, dan McFarlan�s Strategic Grid. Hasil pengukuran
maturity level dari masing-masing tahapan PSSI menunjukkan tahapan yang sudah memenuhi mature level sebagai
berikut 57,6% studi pada tahapan kesadaran strategis (strategic awareness), 42,4% studi pada tahapan analisis situasi (situation
analysis), 39,4% studi pada tahapan
konsepsi strategi (strategy conception), 54,6%
studi pada tahapan perumusan strategi (strategy formulation), 36,3% studi pada tahapan perencanaan implementasi strategi
(strategy implementation planning). Secara
garis besar maturity level pada setiap tahapan PSSI menunjukkan hasil kurang baik dengan
rata-rata keseluruhan di angka
46,1%
Kata Kunci: perencanaan strategis sistem informasi (PSSI); maturity
level; systematic literature review
Pendahuluan
Adanya kebijakan
dari pemerintah pusat dalam mendukung implementasi E-Government atau Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
sesuai dengan Perpres Nomor 95 Tahun 2018 tentang SPBE membuat pemerintah
daerah wajib memanfaatkan
sistem informasi/teknologi informasi terintegrasi. Dalam mewujudkan sistem
informasi terintegrasi tentunya harus dipersiapkan secara matang. Maka dari
itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah adalah dengan
membuat sebuah perencanaan strategis sistem informasi (PSSI). Kesadaran akan perlunya
penyusunan PSSI pada pemerintah daerah semakin meningkat, sejalan dengan
penelitian (Fahana et al., 2016)
�bahwa�
perencanaan strategis sistem informasi sangat diperlukan untuk
menghindari terjadinya tambal sulam dalam perjalanan pembangunan sistem
informasi tersebut yang dapat memperbesar resiko kerugian dan kegagalan sistem.
Banyaknya
penelitian atau studi yang dilakukan di beberapa pemerintah daerah di Indonesia
belum menjamin bahwa perencanaan strategis sistem informasi yang dihasilkan
dapat memberikan manfaat yang maksimal. Perlu diukur apakah perencanaan
tersebut sudah memenuhi seluruh tahapan PSSI dan apakah di masing-masing
tahapan sudah mencapai standar kematangan atau maturity level. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan (Kamariotou & Kitsios, 2017) mengidentifikasi
dimensi PSSI dan mengukur efektivitasnya, hasil penelitian tersebut memberikan
wawasan yang menarik tentang bagaimana perencanaan PSSI berkembang sebagai alat
untuk sebuah organisasi membuat perencanaan yang ''rasional'' dan ''adaptif''. Penelitian
sejenis lainnya yang dilakukan (Fitroh et al., 2018) bertujuan
mengetahui perkembangan praktik PSSI berdasarkan konsep PSSI yang di buat suatu
perusahaan dengan menggunakan sistematika review. Hasil penelitian ini
menunjukkan perkembangan kesadaran untuk menyesuaikan kondisi dan tingkat
kematangan (maturity level) SI dalam
mengimplementasikan PSSI mulai populer�
pada periode tahun 1990an ke 2000an.
Kebaruan (novelty) pada penelitan ini yaitu
dilakukan analisis untuk mengetahui tren metode apa saja yang digunakan dari
tahun ke tahun, mengukur aspek kelengkapan tahapan serta maturity level dari masing-masing tahapan PSSI menggunakan Systematic Literature Review. Hasil
akhir dari penelitian ini diketahui apakah tingkat maturity level dari semua studi PSSI pada pemerintahan daerah di
Indonesia sudah mencapai angka yang tinggi atau belum. Penelitian
ini bertujuan mengukur maturity
level dari studi PSSI pada
pemerintah daerah di Indonesia
sehingga dapat memberikan panduan bagi peneliti selanjutnya
untuk menciptakan penelitan PSSI dengan maturity level yang tinggi
pada setiap aspek dan tahapan penelitian.
Metode Penelitian
A.
Pertanyaan
Penelitian (Research Questions)
Tujuan
SLR pada penelitian ini adalah untuk menganalisis metode, tahapan, dan maturity level PSSI pada pemerintah
daerah di Indonesia. Oleh karena itu, agar review tetap fokus pada tujuan, maka
peneliti menyusun beberapa pertanyaan yang diuraikan pada� Tabel 1 berikut.
Tabel 1
Pertanyaan Penelitian (Research Questions)
ID |
Pertanyaan Penelitian |
Motivasi |
RQ 1 |
Metode apa saja yang digunakan para peneliti dalam menyusun PSSI? |
Untuk mengidentifikasi tren metode yang digunakan dalam menyusun PSSI |
RQ 2 |
Apa saja tahapan yang dilakukan dalam menyusun PSSI |
Untuk mengidentifikasi kelengkapan tahapan penyusunan PSSI |
RQ 3 |
Apakah masing-masing tahapan sudah mencapai mature level? |
Untuk mengidentifikasi maturity
level pada setiap tahapan
yang dilakukan |
Pada
proses analisis tahapan, ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2
Fase dan tahapan PSSI
Fase |
Tahapan |
Kesadaran Strategis (strategic
awareness) |
Identifikasi tujuan strategis Identifikasi bisnis dan sistem TI Definisi tujuan proses perencanaan |
Analisis Situasi (situation analysis) |
Analisis sistem bisnis, organisasi dan TI Analisis lingkungan bisnis eksternal Analisis lingkungan TI eksternal |
Konsepsi Strategi (strategy conception) |
Menganalisis perkembangan di masa depan Identifikasi skenario alternatif Elaborasi skenario |
Perumusan Strategi (strategy formulation) |
Perumusan arsitektur bisnis & TI Perumusan solusi organisasi Sintesis dan prioritas |
Perencanaan
Implementasi Strategi (strategy implementation planning) |
Definisi elemen rencana aksi Penjelasan rencana aksi Rencana evaluasi Definisi prosedur tindak lanjut dan pengendalian |
Sedangkan
pada tahap analisis maturity level
ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1
Maturity Level
B.
Seleksi
Studi (Study Selection)
Pemilihan
studi dalam penelitian SLR ini menggunakan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis)
, baik dari jurnal maupun konferensi ilmiah. Proses seleksi
dilakukan oleh peneliti menggunakan aplikasi Mendeley.
Kriteria penelitian yang dapat dimasukkan dalam SLR didasarkan pada inclusion and exclusion criteria yang
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3
Inclusion
and Exclusion Criteria
Inclusion Criteria |
Exclusion
Criteria |
Penelitian tentang PSSI pada pemerintah daerah di Indonesia |
Penelitian tentang PSSI pada instansi non-pemerintah |
Penelitian tentang Perencanaan Strategis SI/TI |
Penelitian tentang Perencanaan Strategis bidang lain |
Jika peneliti
menemukan� studi
yang memiliki versi jurnal dan juga versi konferensi ilmiah, maka peneliti hanya akan menyertakan
versi jurnal saja |
Penelitian yang tidak dapat menjawab
pertanyaan peneliti |
Untuk peneliti menemukan duplikasi publikasi, maka peneliti hanya akan menyertakan� studi yang
dianggap paling lengkap
dan terbaru |
|
Penelitian yang
dikumpulkan merupakan penelitian yang yang dipublikasikan antara tahun 2011 hingga
tahun 2021 yang membahas tentang PSSI pada pemerintah daerah di Indonesia,
sehingga peneliti memilih kata kunci �perencanaan strategis sistem informasi
pemerintah�. Pencarian kata kunci difokuskan pada judul dan abstrak. Database
digital yang dipilih dalam mengumpulkan studi, yaitu : (1) Garba Rujukan
Digital (garuda.ristekbrin.go.id) sejumlah 178 peper, (2) Google Scholar
(scholar.google.com) sejumlah 73 peper, (3) NELITI (www.neliti.com/id/)
sejumlah 37 peper, (4) Springer (www.springer.com) sejumlah 93 peper, (5)
Sciencedirect (www.sciencedirect.com) sejumlah�
54 peper, (6) Emerald (www.emerald.com) sejumlah 120 peper, (7) SAGE
(www.journals.sagepub.com) sejumlah 222 peper.
Proses
seleksi dokumen dari sumber basis data diatas dapat dilihat pada Gambar 2.
Pertama, seleksi berdasarkan dokumen ganda dengan fitur check for duplicates pada aplikasi Mendeley. Kedua, pemilihan studi
berdasarkan judul yang sesuai dan memperhatikan isi abstrak. Dokumen yang tidak
relevan dikeluarkan oleh peneliti karena membahas PSSI pada instansi
non-pemerintahan, proses ini dilakukan dengan fitur search by title pada aplikasi Mendeley dengan menyeleksi judul yang
mengandung beberapa kata kunci seperti �universitas�, �STMI�, �PT� dan
�perusahaan�. Ketiga, pemilihan untuk studi yang memenuhi eligibility yaitu
studi yang memiliki teks lengkap dan memenuhi kriteria inclusion and exclusion criteria
yang disajikan pada Tabel 3 sehingga menghasilkan 33 studi terpilih yang �dilakukan penelitian. Pada proses ini
dilakukan secara manual dengan melihat keseluruhan teks.
Gambar 2
Diagram Prisma
Hasil dan Pembahasan
Pada proses pencarian
dan seleksi studi yang dijelaskan pada Gambar 2 menunjukkan
bahwa hanya 33 studi yang memenuhi kriteria inclusion
and exclusion dari total 376 studi.
Pengelompokkan dalam tahun publikasi menunjukkan tren penelitian PSSI dari-tahun ke tahun ditunjukkan
pada Gambar 3 sebagai berikut.
Gambar
3
Pengelompokkan berdasarkan Tahun Publikasi
Studi yang dapat ditemukan
peneliti pada periode
2010-2015 terdapat 10 studi,
dan lebih banyak pada periode 2016-2020 yaitu 22 studi. Hal berikut menunjukkan adanya peningkatan yang cukup drastis pada penelitian PSSI di 5
tahun terakhir.
A. Analisis Metode Penelitian
Metode Ward and Peppard menjadi paling populer digunakan oleh peneliti dalam melakukan perencanaan strategis sistem informasi karena memiliki alat analisis
sangat lengkap seperti SWOT, PEST,
Five Force Competitive, Value Chain, Critical Success Factors, Balance
Scorecard, dan McFarlan�s Strategic
Grid. Hasil penelitian dari
33 studi menunjukkan bahwa terdapat 8 jenis metode yang digunakan seperti yang ditampilkan pada Gambar 3 berikut.
Gambar
4
Metode Penelitian
Berdasarkan hasil
penelitian, diperoleh data bahwa metode Ward and Peppard tersebut
baru digunakan pada penelitian oleh (Setiawan, 2014)
sedangkan penelitian sebelum itu menggunakan
metode TOGAF oleh (Gandhi & Kurniati, 2012),
metode Zachman oleh (Fardani & Nalawati, 2013)
dan terakhir metode lainnya oleh (Winarno & Savitri, 2013).
Artinya 17 studi yang menggunakan metode Ward and Peppard
dipublikasi antara tahun 2014-2020.
B. Analisis Fase
dan Tahapan
Fase dan tahapan perencanaan
strategis sistem informasi yang belum banyak disusun sesuai kriteria yang ditunjukkan pada Tabel 1 adalah pada tahapan perencanaan implementasi strategi
(strategy implementation planning) yaitu hanya 18 studi (54,5%) saja yang sudah sesuai. Hal tersebut dikarenakan banyak studi yang tidak memberikan hasil yang cukup detail terkait strategi implemetasinya, misalnya roadmap atau estimasi waktu implementasi, deskripsi detail setiap sistem informasi,
penanggung jawab pelaksana, prosedur pelaksanaan, proses evaluasi, dan
estimasi biaya. Grafik jumlah studi
yang memenuhi kriteria pada
masing-masing tahapan bisa dilihat pada Gamar 4 berikut.
Gambar
5
Tahapan dan Fase PSSI
Tahapan kesadaran strategis
(strategic awareness) menjadi tahapan yang paling banyak sudah disusun
sesuai kriteria pada Tabel 1 yaitu 33 studi (100%). Tahapan analisis situasi (situation analysis) juga mayoritas sudah sesuai kriteria yaitu 32 studi (97%). Sementara pada tahapan konsepsi strategi (strategy
conception) dan perumusan strategi (strategy formulation) juga masih cukup tinggi
yaitu 30 studi (90,9%).
C. Analisis Alat Analisis
Alat analisis menggunakan
Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
Threats (SWOT) sangat populer
digunakan para peneliti yaitu pada 21 studi (63,6%) seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5 berikut.
Gambar
6
Alat Analisis
Value
Chain menjadi terbanyak kedua yang digunakan peneliti pada 15 studi (45,5%). Kemudian Mc Farlan yang digunakan pada 14 studi (42,4%) disusul Critical
Success Factors (CSF�s) pada 12 studi (36,4%) dan
PEST (Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi) pada 10 studi (30,3%). Selanjutnya Five Force Model digunakan
pada 6 studi (18,2%) dan terakhir
IT Balanced Scorecard pada 1 studi (3%). Dari analisis tersebut peneliti melihat bahwa terdapat 3 rekomendasi alat analisis berdasarkan tren yang digunakan para peneliti sebelumnya yaitu (1) Strengths,
Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT), (2) Value Chain, (3) Mc Farlan.
D.
Analisis Maturity level
Secara garis besar maturity level pada setiap
tahapan PSSI menunjukkan hasil kurang baik
dengan rata-rata keseluruhan
di angka 46,1% yang didapatkan
dari� 58% pada tahapan
strategic awareness, 42,4% pada tahapan situation
analysis, 39,4% pada tahapan strategy conception, 54,5% pada tahapan strategy formulation, 36,4% pada tahapan implementation
planning. Dari data tersebut maturity level dengan angka
tertinggi pada tahapan strategic awareness dan maturity level dengan
angka tertinggi pada tahapan strategy
formulation. Masing-masing detail hasil pengukuran maturity
level tersebut ditunjukkan
pada Gambar 6,7,8,9, dan 10 berikut.
Gambar
7
Strategic Awareness
Sesuai data pada Gambar 6, terdapat 19
studi (58%) yang sudah memenuhi kriteria tingkat matang (mature level) yaitu
(Fauzi et al., 2018);
(Winarno & Savitri, 2013);
(R. C. Kusuma & Ghozali, 2020);
(Prawira & Darmizal, 2016);
(Setyowati & Nugroho, n.d.);
(Hirawan & Hadiana, 2016);
(Arifin & Nugroho, 2013);
(Hardjanto, 2015);
(Komalasari, 2015);
(Utami et al., 2018);
(Jaenudin & Permana, 2018)
(Ervina et al., 2019);
(Gandhi & Kurniati, 2012);
(Rizki et al., 2016);
(Pratama et al., 2019), 14 studi
(42%) pada tingkat berkembang
(evolving level), dan tidak ada studi
pada tingkat awal (preliminary level). Hal tersebut disebabkan para peneliti sudah paham betul bagaimana
mengidentifikasi tujuan strategis, bisnis dan proses perencanaan. Pada tahapan ini sebuah perencanaan strategis sistem informasi (PSSI) dikatakan memenuhi mature level jika
penelitian menunjukkan bahwa adanya keterlibatan
perencana yang berpengalaman
dan adanya kebijakan atau prosedur yang jelas dalam proses identifikasi strategi.
Gambar
8
Situation
Analysis
Sesuai data pada Gambar 8, terdapat 14
studi (42,4%) yang sudah memenuhi (Fauzi
et al., 2018); (Winarno & Savitri, 2013); (R. C. Kusuma & Ghozali, 2019);
(Sari, 2016);
(Setyowati & Nugroho, n.d.);
(Hirawan & Hadiana, 2016);
(Arifin & Nugroho, 2013);
(Hardjanto, 2015);
(Jaenudin & Permana, 2018);
(Gandhi & Kurniati, 2012);
(Rizki et al., 2016), 18 studi
(54,6%) pada tingkat berkembang
(evolving level), dan 1 studi (3%) pada tingkat awal (preliminary
level). Pada tahapan ini
sebuah perencanaan strategis sistem informasi (PSSI) dikatakan memenuhi mature level jika
penelitian menunjukkan bahwa adanya keterlibatan
perencana yang berpengalaman
dan adanya kebijakan atau prosedur yang jelas dalam proses identifikasi situasi. Sedangkan hasil peenelitian
ada tahapan ini kriteria tingkat
matang masih banyak yang belum dipenuhi pada poin keterlibatan beberapa perencana yang berpengalaman dalam menganalisis situasi.
Gambar
9
Strategy Conception
Sesuai data pada Gambar 9, terdapat 13
studi (39,4%) yang sudah memenuhi kriteria tingkat matang (mature level) yaitu
(Fauzi et al., 2018);
(Winarno & Savitri, 2013);
(R. C. Kusuma & Ghozali, 2019);
(Setyowati & Nugroho, n.d.);
(Hirawan & Hadiana, 2016);
(T. B. Kusuma & Setiawan, 2017);
(Arifin & Nugroho, 2013); �(Hardjanto, 2015);
(Jaenudin & Permana, 2018);
(Gandhi & Kurniati, 2012), 17 studi
(51,5%) pada tingkat berkembang
(evolving level), dan 3 studi (9,1%) pada tingkat awal (preliminary
level). Pada tahapan ini
sebuah perencanaan strategis sistem informasi (PSSI) dikatakan memenuhi mature level jika
penelitian menunjukkan bahwa adanya keterlibatan
perencana yang berpengalaman
dan adanya kebijakan atau prosedur yang jelas dalam merumuskan konsep strategi. Sedangkan
pada tahapan ini kriteria tingkat matang masih banyak
yang belum dipenuhi juga
pada poin keterlibatan beberapa perencana yang berpengalaman dalam merumuskan konsep strategi
Gambar
10
Strategy Formulation
perencana
yang berpengalaman dan adanya
kebijakan atau prosedur Sesuai data pada
Gambar 10, terdapat 18 studi
(54,5%) yang sudah memenuhi
kriteria tingkat matang (mature level)
yaitu (Winarno & Savitri, 2013);
(Sari, 2016);
(Setyowati & Nugroho, n.d.);
(Hirawan & Hadiana, 2016);
(T. B. Kusuma & Setiawan, 2017);
(Arifin & Nugroho, 2013);
(Hardjanto, 2015);
(Rachman, 2014);
(Komalasari, 2015);
(Utami et al., 2018);
(Ervina et al., 2019);
(Gandhi & Kurniati, 2012);
(Subhanudin, 2016);
(Rizki et al., 2016);
(Pratama et al., 2019);
(Sitokdana, 2019),
12 studi (36,4%) pada tingkat
berkembang (evolving
level), dan 3 studi (9,1%) pada tingkat awal (preliminary level). Pada tahapan ini sebuah perencanaan
strategis sistem informasi (PSSI) dikatakan
memenuhi mature
level �jika
penelitian menunjukkan bahwa adanya keterlibatan
yang jelas dalam merumuskan rencana strategi. Sedangkan pada tahapan ini kriteria tingkat
matang sudah banyak dipenuhi dengan adanya pengujian
pada hasil penelitian.
Gambar
11
Implemetation Planning
Sesuai data pada Gambar 11, terdapat
12 studi (36,4%) yang sudah
memenuhi kriteria tingkat matang (mature level) yaitu
(Winarno & Savitri, 2013);
(Setyowati & Nugroho, n.d.);
(Hardjanto, 2015);
(Rachman, 2014);
(Komalasari, 2015);
(Utami et al., 2018);
(Ervina et al., 2019);
(Gandhi & Kurniati, 2012);
(Subhanudin, 2016);
(Pradana, 2020);
(Rizki et al., 2016), 6 studi
(18,2%) pada tingkat berkembang
(evolving level), dan 15 studi (45,5%) pada tingkat awal (preliminary
level). Pada tahapan ini
sebuah perencanaan strategis sistem informasi (PSSI) dikatakan memenuhi mature level jika
penelitian menunjukkan bahwa adanya keterlibatan
perencana yang berpengalaman
dan adanya kebijakan atau prosedur yang jelas dalam merumuskan rencana implemantasi.
Sedangkan pada tahapan ini kriteria tingkat
matang masih banyak yang belum dipenuhi karena masih banyak penelitian
yang belum menunjukkan hasil sebuah perencanaan
yang berkelanjutan disertai
prosedur yang jelas misalnya roadmap atau estimasi waktu implementasi, deskripsi detail setiap sistem informasi,
penanggung jawab pelaksana, prosedur pelaksanaan, proses evaluasi, dan
estimasi biaya.
Dari semua pengukuran maturity level �pada setiap tahapan yang sudah dijabarkan diatas, terdapat beberpa penelitian yang di setiap tahapannya belum memenuhi kriteria mature level
yaitu (Aziz & Darmizal, 2016);
(Setiawan, 2014);
(Irmayani, 2016);
(Sujadi, 2014);
(Kawangung et al., 2015);
(Sundary et al., 2016);
(Jaenudin & Permana, 2018);
(Mufidah, 2017);
(Subhanudin, 2016);
(Tuwondila et al., 2018);
(Fardani & Nalawati, 2013).
Penelitian atau studi tersebut banyak yang sudah memenuhi kriteria tahapan yang ditunjukka pada Tabel 2 namun belum
mememnuhi kriteria mature
level yang ditunjukkan pada Gambar 1. Banyak penelitan atau studi yang hanya melakukan analisis menggunakan metode-metode yang populer tanpa melibatkan
beberapa perencana yang sudah berpengalaman untuk mendapatkan masukan atau justifikasi
dan juga kurang memberikan hasil yang lengkap terkait prosedur yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Penelitian menggunakan Systematic
Literature Review ini memberikan
analisa bahwa metode yang paling banyak
digunakan adalah metode Ward and Peppard yaitu 17 Studi (52%). Tahapan PSSI yang belum banyak disusun sesuai kriteria adalah pada tahapan perencanaan implementasi strategi
(strategy implementation planning) yaitu hanya 18 studi (54,5%) saja yang sudah sesuai kriteria pada Tabel 2. Alat analisis paling populer digunakan para peneliti yaitu Strengths,
Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) yang digunakan
pada� 21 studi (63,6%).
Maturity
level pada setiap
tahapan PSSI menunjukkan hasil kurang baik
dengan rata-rata keseluruhan
di angka 46,1% dengan rincian sebegai berikut 57,6% studi pada tahapan kesadaran strategis (strategic awareness) 42,4% studi pada tahapan analisis situasi (situation
analysis), 39,4% studi tahapan
konsepsi strategi (strategy conception), 54,6%
studi pada tahapan perumusan strategi (strategy formulation), 36,3% studi pada tahapan
perencanaan implementasi strategi (strategy implementation planning).
Hasil penelitan tersebut dapat dijadikan refrerensi bagi para peneliti yang akan melakukan penyusunan perencanaan
strategis sistem informasi (PSSI) khususnya pada pemerintah daerah. Referensi tersebut baik dari (1) metode
yang paling populer pada 10 tahun
terakhir, (2) kriteria kelengkapan fase dan tahapan PSSI, (3) alat analisis yang paling banyak digunakan, dan (4) bagimana mengukur tingkat maturity level pada setiap
tahapan yang dilakukan. Penelitian selanjutnya
yang akan menggunakan Systematic
Literature Review (SLR) dapat menggunakan
instrumen pengukuran yang
lain atau dapat menggabungkan beberapa instrumen sehingga menghasilkan analisis yang lebih lengkap.
BIBLIOGRAFI
Arifin, F. N., & Nugroho, I. E. (2013). Perancangan
Ulang Rencana Strategis Sistem Informasi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
Menggunakan Metode Togaf Framework dan IT Balanced Scorecard Sebagai Parameter
Analisis Dari Organisasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Google
Scholar
Aziz, A., & Darmizal, T. (2016).
Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi di Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Kampar (Model Strategis
Ward and Peppard). Jurnal CoreIT: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Komputer Dan
Teknologi Informasi, 2(2), 1�7. Google
Scholar
Ervina, M., Rudianto, C., & Chernovita,
H. P. (2019). Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan Metode Ward
And Peppard (Studi Kasus: Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Tomohon.
Sebatik, 23(2), 604�610. Google
Scholar
Fahana, J., Utami, E., & Amborowati, A.
(2016). Perencanaan Strategis Sistem Informasi Untuk Pengelolaan Kepemimpinan
Di Sekolah Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Data Manajemen Dan Teknologi
Informasi, 17(2), 46�52. Google
Scholar
Fardani, R. L., & Nalawati, R. E.
(2013). Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis Zachman Framework Pada
Disnakertrans Provinsi Jawa Barat. SESINDO 2013, 2013. Google
Scholar
Fauzi, R. H., Suyanto, M., & Wibowo, F.
W. (2018). Perencanaan Strategis Sistem Informasi Badan Koordinasi Taman Kanak
Al Qur�an Dan Taman Pendidikan Al Qur�an Kabupaten Bantul. Informasi
Interaktif, 3(1), 35�43. Google
Scholar
Fitroh, F., Safitri, I. M., &
Rustamaji, E. (2018). Perkembangan Penerapan Praktik Perencanaan Strategi
Sistem Informasi: Sebuah Systematic Literature Review. Google
Scholar
Gandhi, A., & Kurniati, A. P. (2012).
Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis Togaf ADM pada Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kota Yogyakarta. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi (SNATI). Google
Scholar
Hardjanto, K. (2015). Strategic Planning of
Information Systems at Departement of Agriculture, Animal Husbandry and
Fisheries Magelang With Ward and Peppard Framework. Jurnal Teknologi
Informasi Dan Komunikasi, 4(2), 88�99. Google
Scholar
Hirawan, D., & Hadiana, A. (2016).
Perencanaan Strategis Sistem Informasi Dalam Usulan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah di Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Subang.
Jurnal Tata Kelola Dan Kerangka Kerja Teknologi Informasi, 2(2),
71-74. Google
Scholar
Irmayani, W. (2016). Perancangan Strategis Sistem
dan Teknologi Informasi pada Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Kebersihan
Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Jurnal Informatika Dan Sisptem
Informasi, 2(1), 16�25. Google
Scholar
Jaenudin, J., & Permana, B. (2018).
Perencanaan Strategis Sistem Informasi Dinas Perhubungan Kota Sukabumi dengan
Metode Ward and Peppard. JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa), 3(2),
261. https://doi.org/10.31544/jtera.v3.i2.2018.261-272
Kamariotou, M., & Kitsios, F. (2017).
An empirical evaluation of strategic information systems planning phases in
SMEs: determinants of effectiveness. Proceedings of the 6th International
Symposium and 28th National Conference on Operational Research, 67�72. Google
Scholar
Kawangung, V. M., Wisnubhadra, I., &
Anindito, K. (2015). Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Studi Kasus Di
Kantor Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana). Google
Scholar
Komalasari, D. (2015). Perencanaan
Strategis Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Prabumulih. Prosiding SNATIKA, 3,
150�158. Google
Scholar
Kusuma, R. C., & Ghozali, K. (2019).
Perencanaan Strategis Sistem Informasi Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan
Berdasarkan Perpres No. 95 Tahun 2018. Jurnal Teknik ITS, 8(1),
96�101. Google
Scholar
Kusuma, R. C., & Ghozali, K. (2020).
Perencanaan Strategis Sistem Informasi Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan
Berdasarkan Perpres No. 95 Tahun 2018. Jurnal Teknik ITS, 8(2),
A96�A101. Google
Scholar
Kusuma, T. B., & Setiawan, I. (2017).
Perancangan Strategis Sistem Informasi Menggunakan Togaf Architecture
Development Method di PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang. Citisee,
280�285. Google
Scholar
Mufidah, Z. (2017). Penerapan Matriks Strategis
Sistem Informasi: Studi Kasus di Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah
(DPAD) Kota Malang. BIBLIOTIKA: Jurnal Kajian Perpustakaan Dan Informasi,
1(1), 58�70. Google
Scholar
Pradana, I. B. E. W. (2020). Perencanaan
Strategis Sistem Informasi Pada Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Provinsi Bali Dengan Metodologi Anita Cassidy. Universitas Pendidikan
Ganesha. Google
Scholar
Pratama, A., Rizky, A. V., Naufal, R.,
& Taqiya, N. A. (2019). Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada Bidang
Aptika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Timur. Jurnal Sistem
Informasi Dan Bisnis Cerdas, 12(1), 23�32. Google
Scholar
Prawira, M. K., & Darmizal, T. (2016).
Perencanaan Strategis Teknologi Informasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Rokan Hilir Menggunakan Framework Ward and Peppard. Jurnal CoreIT: Jurnal
Hasil Penelitian Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi, 2(1), 8�13. Google
Scholar
Rachman, I. Y. (2014). Perencanaan
strategis sistem informasi Pada RSUD Palembang BARI. Google
Scholar
Rizki, M., Pattah, D., Erwin, S., Vol, J.,
& Tahun, N. (2016). ISSN 2338-137X Perencanaan Strategis Sistem dan
Teknologi Informasi pada Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa
Timur. 5(4), 1�6. Google
Scholar
Sari, P. P. (2016). Perencanaan Strategis
Kebutuhan Pembangunan Sistem Informasi Kenelayanan (Studi Kasus Desa Nelayan
Kabupaten Situbondo ) Strategic Planning of Information System Development
Requirement of Fishermen ( Case Study Fishermen Village in Situbondo). Jurnal
Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 5(2), 119�134.
Setiawan, A. B. (2014). Perencanaan Sistem
Informasi Strategis Di Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Nusantara of
Research: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri, 1(2).
Google
Scholar
Setyowati, W., & Nugroho, E. (n.d.).
Penyusunan rencana strategis sistem informasi dan teknologi informasi di dinas
kesehatan kabupaten sleman. Journal of Information Systems for Public Health,
2(3), 18�28. Google
Scholar
Sitokdana, M. N. N. (2019). Rencana
Strategis Penerapan Sistem Informasi Eksekutif e-Government Pemerintah Provinsi
Papua. Jurnal Komunika : Jurnal Komunikasi, Media Dan Informatika,
8(1), 11. https://doi.org/10.31504/komunika.v8i1.1762 Google
Scholar
Subhanudin, Y. (2016). Perumusan Rencana
Strategis Sistem Informasi Kantor Perpustakaan Umum Dan Arsip Daerah Kota
Sukabumi. Unpas. Google
Scholar
Sujadi, H. (2014). Perencanaan Strategis
Dan Sistem Arsitektur Informasi (Studi Kasus Di Pdam Kabupaten Majalengka). J-ENSITEC,
1(01). Google
Scholar
Sundary, L., Witanti, W., & Renaldi, F.
(2016). Pembangunan Sistem Informasi Eksekutif Visualisasi Perencanaan
Strategis Umkm Di Kota Cimahi. Jurnal Teknik Informatika Dan Sistem
Informasi, 2(3). Google
Scholar
Tuwondila, A. G., Sitokdana, M. N. N.,
& Wijaya, A. F. (2018). Perencanaan Strategis SI/TI Pemerintahan
Menggunakan the Open Group Architecture Framework (TOGAF). SESINDO 2018,
2018. Google
Scholar
Utami, Y., Nugroho, A., & Wijaya, A. F.
(2018). Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi pada
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Salatiga. Jurnal Teknologi
Informasi Dan Ilmu Komputer, 5(3), 253�260. Google
Scholar
Winarno, A., & Savitri, S. (2013). Visi Kepala
Daerah Dan Pelibatan Stakeholder: Implikasinya Dalam Perencanaan Strategis
Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Pemerintah Kabupaten Banyumas. Jurnal
Informatika Ahmad Dahlan, 7(1), 103820. Google
Scholar
Copyright holder: Jati Arif Hidayat, Ema Utami, Anggit
Dwi Hartanto (2021) |
First publication right: |
This article is licensed
under: |