�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398�����������������
�Vol. 7, No. 12, Desember 2022
PENGARUH FASILITAS YANG DIDAPAT DAN KOMPENSASI YANG SEIMBANG TERHADAP
KINERJA PERAWAT DI RSUD GUNUNGSITOLI
Des Lastriani Hia, Juanita,
Gerry
Silaban
Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tenaga kesehatan di rumah sakit
yang paling banyak dan yang paling sering berhadapan dengan pasien adalah
perawat. Perawat harus memiliki kinerja yang baik sehingga menjadi salah
satu kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan kepuasan
pasien sebagai konsumen yang merasakan pelayanan dari perawat. Kinerja
perawat adalah hasil yang dicapai atau prestasi yang dicapai dalam melaksanakan
asuhan keperawatan di rumah sakit. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
pengaruh variabel fasilitas yang didapat dan kompensasi yang seimbang dengan
kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Tahun 2020. Metode
penelitian adalah survei dengan pendekatan explanatory
research. Penelitian ini akan dilakukan
pada bulan Desember 2020. Sampel pada
penelitian ini adalah 139 orang perawat
yang terdiri dari perawat ASN dan perawat BLUD. Dari hasil uji statistik uji korelasi Pearson
Product Moment diketahui variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan
dengan kinerja yaitu; fasilitas yang didapat (p = 0.004) sedangkan variabel
kompensasi yang seimbang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja (p = 0,416). Rekomendasi dari penelitian ini adalah agar pihak Rumah
Sakit Umum Daerah Gunungsitoli selalu memenuhi kebutuhan dan
fasilitas untuk perawat yang diperlukan dan mendukung perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan.
Kata Kunci: Fasilitas,Kompensasi, Kinerja.
Abstract
The hospital is a health facility that provides
health services to the community. The most numerous health workers in hospitals
and those who often deal with patients are nurses. Nurses must have good
performance so that it becomes one of the main keys in improving the quality of
health services and patient satisfaction as consumers who feel the services of
nurses. Nurse performance is the results achieved or achievements achieved in
carrying out nursing care in hospitals. This study was conducted to analyze the
effect of the variable facilities obtained and balanced compensation with the
performance of nurses at the Gunungsitoli Regional General Hospital in 2020.
The research method is a survey with an explanatory research approach. This
research will be conducted in December 2020. The sample in this study was 139
nurses consisting of ASN nurses and BLUD nurses. From the statistical test
results of the Pearson Product Moment correlation test, it is known that the
variables that have a significant influence on performance are; facilities
obtained (p = 0.004) while the balanced compensation variable did not have a
significant effect on performance (p = 0.416). The recommendation from this
research is that the Gunungsitoli Regional General Hospital always fulfills the
needs and facilities for the necessary nurses and supports nurses in providing
nursing care.
Keywords: Facilities, Compensation, Performance.
Pendahuluan
Rumah sakit
sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Iskandar, 2016).
Pelayanan yang diberikan berupa peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) (Indrasari et al., 2018).
Tenaga kesehatan di
rumah sakit yang paling banyak dan yang paling sering berhadapan dengan pasien
adalah perawat. Jumlah profesi perawat tahun 2016 diketahui pada data
Kementerian Kesehatan (2018)
menunjukkan bahwa tenaga keperawatan merupakan jumlah terbesar yaitu 345.276
orang (30,19 persen) dari total 1.143.494 orang tenaga kesehatan. Perawat harus
memiliki kinerja
yang baik sehingga
menjadi salah satu kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
dan kepuasan pasien sebagai konsumen yang merasakan pelayanan dari perawat (Butar-Butar &
Simamora, 2016).
Namun kenyataannya masih banyak ditemukan keluhan dari pelayanan yang
diberikan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai informasi yang ada di media
cetak maupun elektronik, yaitu masih ada tenaga keperawatanyang bersikap kurang
ramah, kurang responsif dan berbicara kurang sopandalam pelayanan kesehatan
terhadap pasien (Perceka, 2018).
Kinerja perawat di Indonesia masih rendah. Penelitian Maimun (2016) di rumah sakit Bhayangkara Pekanbaru melaporkan kinerja perawat rendah sebesar 53,4 %. Penelitian Rusdiyanti (2022) di rumah sakit Surabaya juga memperlihatkan kinerja perawat yang rendah sebesar 50%. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Maulani (2016) di RSUD H. Hanafie Muara Bungo Jambi juga memperlihatkan kinerja perawat dalam kategori kurang baik sebesar 47,6 %. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli adalah rumah sakit tipe C yang berada di Gunungsitoli yang merupakan pusat rujukan untuk semua rumah sakit yang ada di Kepulauan Nias (Zed, 2012). RSUD Gunungsitoli merupakan rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Nias. RSUD Gunungsitoli telah lulus akreditasi rumah sakit versi 2012 dengan tingkat kelulusan paripurna pada tahun 2017. RSUD Gunungsitoli telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) Chairunisa (2018) untuk meningkatkan kinerja manfaat, kinerja keuangan, dan kinerja pelayanan di RSUD Gunungsitoli. RSUD Gunungsitoli didukung tenaga keperawatan sebanyak 243 orang dimana hanya 79 orang (36,64 persen) yang ASN (Aparatur Sipil Negara) dan 164 orang (63,36 persen) berstatus pegawai BLUD. Jumlah pegawai BLUD lebih banyak yaitu merupakan pegawai kontrak yang sewaktu � waktu bisa berhenti dan diberhentikan untuk bekerja di RSUD Gunungsitoli.
Hasil survei kepuasan yang dilakukan
di RSUD Gunungsitoli pada tahun 2019 menyimpulkan bahwa pasien dan keluarga
masih mengeluhkan perawat pelaksana yang bertugas di pelayanan rawat jalan dan
rawat inap. Pelayanan perawat dirawatan belum maksimal khususnya dalam
pemberian penjelasan informasi terkait tentang kepastian dokter dalam
memberikan pelayanan kesehatan (Kahpi, 2021).
Pada pelayanan rawat inap pasien dan keluarga juga merasa kurang puas
dikarenakan masih kurangnya pelayanan perawat kepada pasien dalam memberikan penjelasan
informasi terkait tentang penyakit pasien dan juga kurang tanggap dalam
memberikan pelayanan tindakan serta kurangnya sikap ramah perawat ketika berkomunikasi
dengan pasien atau keluarga. Ketidakpuasan pasien dengan pelayanan kesehatan oleh perawat
menunjukkan bahwa kinerja perawat di RSUD Gunungsitoli masih kurang maksimal.
Peneliti juga melakukan wawancara
saat survei pendahuluan kepada perawat dimana perawat yang berkerja terbagi
dalam dua kategori yaitu ASN dan pegawai BLUD. Diperoleh informasi dari 6
perawat bahwa adanya perbedaan waktu kerja diantara ASN dan pegawai BLUD,
dimana rata-rata ASN diberikan waktu bekerja hanya pada pagi hari sedangkan
pegawai BLUD rata � rata mendapatkan waktu bekerja di sore dan malam hari. Hal
ini menyebabkan adanya pembagian waktu bekerja yang tidak adil yaitu membeda �
bedakan kedua kategori tersebut. Lima
perawat yang bekerja baru setahun mencemaskan perpanjangan kontrak untuk tahun
berikutnya, dikarenakan sistem penilaian kinerja perawat berdasarkan laporan dari
setiap kepala ruangan yang melakukan penilaian, apabila nilai tidak mencukupi
maka tidak dapat memperpanjang kontrak, namun masih diberikan kesempatan
menjadi tenaga sukarela selama tiga bulan dan dilakukan evaluasi untuk dapat
diangkat sebagai pegawai kontrak kembali. Badan Pelayanan Jaminan Kesehatan
(BPJS) hanya dimiliki oleh ASN saja yang merupakan fasilitas yang diberikan
oleh pemerintah pusat dikarenakan status sebagai ASN bukan dari RSUD
Gunungsitoli. Berdasarkan
uraian latar belakang tersebut peneliti ingin melakukan analisis pengaruh
kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja perawat di RSUD Gunungsitoli.�
Metode Penelitian
Penelitian ini jenis� survei dengan pendekatan explanatory research dengan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yakni data penelitian dikumpulkan sesuai dengan kondisi saat penelitian berlangsung atau pengumpulan data dilakukan sekali tanpa melihat kejadian yang telah lalu ataupun yang akan dating (Sugiyono, 2015). Lokasi penelitian akan dilakukan di RSUD Gunungsitoli yang memiliki jumlah perawat sebanyak 243 orang perawat terbagi atas 79 orang perawat yang berstatus pegawai tetap (ASN) dan 164 orang yang berstatus pegawai tidak tetap (BLUD). Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2020. Populasi penelitian adalah tenaga keperawatan yang bertugas ruang rawatan yang ada di RSUD Gunungsitoli sebanyak 139 orang. Analisis statistik yang digunakan dalam mencari pengaruh variabel fasilitas yang didapat dan kompensasi yang seimbang terhadap kinerja perawat di RSUD Gunungsitoli adalah dengan mengunakan metode kuantitatif menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik
responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 139
orang perawat yang bekerja di RSUD Gunungsitoli. Karakteristik responden dalam
penelitian ini adalah usia, lama kerja, dan pengalaman. Karakteristik responden
dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1 dapat diperoleh informasi bahwa respondendengan kelompok umur
17-25 tahun sebesar 16,5 persen, kelompok umur 26-35 tahun sebesar 66,2 persen,
kelompok umur 36-45 tahun sebesar 16,5 persen, dan kelompok umur 46-55 tahun
sebesar 0,7 persen. Kelompok umur responden terbanyak pada umur 26 - 35 tahun.
Mayoritas responden kerja di atas 4 tahun yaitu 76 orang (54,7%)
dan yang kurang dari 4 tahun ada 63 orang (45,3 %). Responden yang memiliki
pengalaman ada 104 orang (74,8%) dan yang tidak memiliki pengalaman hanya 35
orang (25,2%).
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia, Lama Kerja, dan
Pengalaman
Karakteristik
Responden |
n (=139) |
% (=100) |
Umur: |
|
|
17 - 25 tahun |
23 |
16,5 |
26 - 35 tahun |
92 |
66,2 |
36 - 45 tahun |
23 |
16,5 |
46 � 55 tahun |
1 |
0,7 |
Lama
Kerja: |
|
|
Baru |
63 |
45,3 |
Lama |
76 |
54,7 |
Pengalaman |
|
|
Ya |
104 |
74,8 |
Tidak |
35 |
25,2 |
Distribusi Variabel Fasilitas yang Didapat
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa
perawat yang berpendapat fasilitas yang didapat perawat dari rumah sakit sudah
baik berjumlah 16 responden (11,5%) dan perawat yang berpendapat bahwa
fasilitas yang didapat perawat sudah cukup baik berjumlah 114 responden (82,0
%). Perawat yang berpendapat bahwa fasilitas yang didapat perawat masih kurang
baik berjumlah 9 responden (6,5 %) sehingga dapat disimpulkan bahwa fasilitas
penelitian dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang didapat perawat dari rumah
sakit sudah cukup baik. Distribusi kategori fasilitas yang didapat dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Distribusi
Kategori Variabel Fasilitas yang Didapat
Fasilitas
yang Didapat |
n |
% |
Baik |
16 |
11,5 |
Cukup Baik |
114 |
82,0 |
Kurang Baik |
9 |
6,5 |
Total |
139 |
100 |
Distribusi Variabel Kompensasi yang Seimbang
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa
penilaian perawat terhadap kompensasi yang seimbang berjumlah 77 responden
(55,4%)� yang baik dan kompensasi perawat
yang kurang seimbang berjumlah 62 responden (44,6%), dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kompensasi yang seimbang bagi perawat sudah baik. Distribusi
kategori dukungan keluarga dalam program Posbindu PTM dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Distribusi
Kategori Variabel Kompensasi yang Seimbang
Kompensasi
yang Seimbang |
n |
% |
Baik |
77 |
55,4 |
Cukup Baik |
62 |
44,6 |
Total |
139 |
100 |
Analisis Bivariat
Hasil analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment, dengan taraf� kemaknaan 95 persen atau signifikan jika p<0,05.
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment keterlibatan
perawat dengan kinerja perawat diperoleh nilai p=0,807
dengan nilai keeratan korelasi 0,021, artinya ada
pengaruh yang signifikan antara keterlibatan perawat dengan kinerja
perawat (p<0,05). Berdasarkan hasil uji korelasi
Pearson Product Moment fasilitas yang
didapat dengan kinerja perawat diperoleh nilai p=0,004
dengan nilai keeratan korelasi 0,246, artinya ada pengaruh yang signifikan antara fasilitas
yang didapat dengan kinerja perawat (p<0,05).Berdasarkan
hasil uji korelasi Pearson Product
Moment kompensasi yang seimbang dengan kinerja perawat diperoleh nilai p=0,416 dengan nilai
keeratan korelasi -0,070, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompensasi
yang seimbang dengan kinerja perawat (p>0,05).
Tabel 4
Hasil Analisis Bivariat Variabel Keterlibatan Perawat,
Fasilitas yang Didapat,� dan Kompensasi
yang Seimbang dengan Kinerja Perawat
Variabel |
Kinerja |
|
p.value |
r |
|
Kualitas Kehidupan Kerja |
|
|
Fasilitas yang Didapat |
*0,004 |
0,246 |
Kompensasi yang Seimbang |
0,416 |
-0,070 |
Keterangan : * Signifikan dengan nilai p value < 0,05
Pengaruh
Fasilitas yang Didapat terhadap Kinerja di RSUD Gunungsitoli
Hasil analisis uji bivariat menunjukkan ada
pengaruh fasilitas yang didapat perawat dengan kinerja perawat dalam memberikan
asuhan di mana nilai p=0,004 (p<0,05).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Norazie (2020)
di RSUD Ratu Zalecha bahwa fasilitas yang didapat
perawat mempengaruhi kinerja perawat. Fasilitas memainkan peran utama dalam
aktualisasi tujuan dan sasaran dengan memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
pegawai.
Menurut Cascio (2016)
bawa fasilitas yang didapat, seperti adanya jaminan kesehatan terhadap
karyawan, adanya program wisata karyawan, adanya program untuk konseling
terhadap karyawan yang membutuhkan. Hasil wawancara dengan perawat bahwa fasilitas yang masih
dianggap kurang oleh perawat adalah jaminan kesehatan yaitu asuransi
kesehatan dari PT. BPJS ada 61 orang (43,9%) dan yang
sangat tidak setuju ada 4 orang (2,9 %), berupa dapat beribadah di
tempat yang telah disediakan ketika sedang bekerja yang
tidak setuju ada 66 orang (47,5%), ruangan kerja yang nyaman dan toilet
khusus untuk perawat ada 67 orang (48,2%) dan yang
sangat tidak setuju ada 2 orang (1,4 %), serta tempat parkir khusus bagi
kendaraan perawat dan tenaga medis lainnya. ada 64
orang (46,0%) dan yang sangat tidak setuju ada 4 orang (2,9 %).
Bila dilihat dari nilai korelasi pearson yang 0,246 maka pengaruh fasilitas yang didapat berpengaruh positif terhadap kinerja dan nilai korelasi yang lemah, artinya bila fasilitas yang didapat perawat baik maka kinerja perawat semakin baik dan sebaliknya bila fasilitas yang didapat perawat tidak baik maka kinerja semakin kurang baik. Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli dapat meningkatkan mutu layanannya dengan cara meningkatkan kualitas kerja perawatnya melalui dukungan terhadap ketersediaan kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dan menyediakan fasilitas untuk pemeliharaan kesehatannya.
Pengaruh
Kompensasi yang Seimbang terhadap Kinerja di RSUD Gunungsitoli
Berdasarkan hasil uji
statistik bivariat menunjukkan tidak terdapat pengaruh kompensasi yang seimbang dengan kinerja
perawat di mana nilai p=0,416 (p>0,05). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Susanti, Saam, dan Rany (2020) bahwa kompensasi yang seimbang tidak
memberi pengaruh terhadap kinerja perawat di rumah sakit di Pekanbaru.
Kompensasi yang seimbang adalah persepsi para perawat terhadap imbalan
yang mereka terima (layak, adil dan memadai) (Pratama, 2017). Menurut Cascio (2016)
bahwa kompensasi yang seimbang, seperti memberikan upah dan bonus bagi karyawan
yang kompetitif. Perawat yang
merupakan ASN mendapatkan upah berupa gaji, tunjangan kinerja dan jasa medis
sedangkan perawat yang merupakan pegawai BLUD mendapatkan gaji dan jasa medis,
sehingga masih ditemukan pendapat perawat yang mengatakan bahwa insentif yang
diterima tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan dapat diambil
kesimpulan yaitu : Tidak terdapat pengaruh
kompensasi yang seimbang terhadap kinerja perawat di RSUD Gunungsitoli. Terdapat
pengaruh fasilitas yang didapat terhadap kinerja perawat di RSUD Gunungsitoli.
Butar-Butar, J., & Simamora, R. H. (2016).
Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap
di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Jurnal Ners Indonesia, 6(1),
50�63.
Cascio, W. F., & Montealegre, R. (2016). How
technology is changing work and organizations. Annual Review of
Organizational Psychology and Organizational Behavior, 3, 349�375.
Chairunnisa, U., Fitriany, J. F. J., & Sawitri, H.
(2018). Hubungan Riwayat Kejang Demam dengan Kejadian Epilepsi pada Anak di
Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara Tahun 2015. AVERROUS:
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Malikussaleh, 3(2), 39�56.
Indrasari, F., Suwarni, S., & Sari, L. N. (2018).
Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian Pada Standar Pengelolaan Sediaan
Farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Krmt Wongsonegoro Semarang. Jurnal
Farmasi & Sains Indonesia, 1(1), 38�41.
Iskandar, S. (2016). Pelayanan kesehatan dalam
meningkatkan kepuasan masyarakat di rumah sakit panglima sebaya kabupaten
paser. Vol, 4, 777�788.
Kahpi, A. (2021). Tinjauan Terhadap Hak dan Kewajiban
Pasien dalam Pelayanan Kesehatan. Alauddin Law Development Journal, 3(3),
572�580.
Kemenkes RI. (2018). Pedoman Pengelolaan Rekam
Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Maimun, N., & Yelina, A. (2016). Kinerja
keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas,
3(2), 65�68.
Maulani, M. (2016). Hubungan Pendidikan, Motivasi
Kerja, Supervisi Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat. Jurnal Wacana
Kesehatan, 1(2).
Norazie, M. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Kinerja Perawat Diruang Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Tahun 2020.
Universitas Islam Kaimantan MAB.
Perceka, A. L. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Kepala Ruangan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD dr.
Slamet Garut. Jurnal Medika Cendikia, 5(01), 57�67.
Pratama, M. Y. (2017). Analisis kualitas kehidupan
kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Putri Hijau Medan. JUMANTIK (Jurnal
Ilmiah Penelitian Kesehatan), 1(1), 147�154.
Rusdiyanti, W., Ruliani, S. N., & Herliani, I.
(2022). Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang
dilakukan dengan Kinerja Cukup Baik dapat menambah Beban Kerja Perawat. Journal
of Management Nursing, 1(3), 87�96.
Sugiyono, P. (2015). Metode penelitian kombinasi
(mixed methods). Bandung: Alfabeta, 28, 1�12.
Zed, M. (2012). Inventarisasi dan Rekontruksi
Sejarah Gempa 30 September 2009 di Kota Padang Melalui Film Dokumentasi.
Copyright holder: Des Lastriani Hia, Juanita,
Gerry Silaban (2022) |
First publication
right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |