���������� ����������������������������Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
� e-ISSN: 2548-1398
Vol.
6, No. 6, Juni 2021
ANALISIS MODAL
INTELEKTUAL, CUSTOMER RELATIONSHIP DAN INOVASI PRODUK TERHADAP KEUNGGULAN
BERSAING GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN PADA USAHA JASA FOTOGRAFI
Dias Gilang Persada, Amie Kusumawardhani
Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Jawa Tengah, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstract
This study took an object in the photography business
in Semarang City. This research aims to find out intellectual capital, customer
relationships and product innovation to performance with competitive advantages
as mediating. Respondents to this research were 50 photography businesses in
Semarang City. This study uses Partial Least Square (PLS) with SMART PLS
computer program. The results of this study show that competitive advantage has
an insignificant influence as a mediating between intellectual capital to
performance. But competitive advantages show a significant influence as
mediating between customer relationships and product innovation on performance.
The study also analyzed how the relationship between
latent variables was influenced. The results of this study stated that
competitive advantage has no significant effect on business performance,
intellectual capital has a significant effect on competitive advantage and
business performance, customer relationships have a significant effect on
competitive advantage and business performance and product innovation has a
significant effect on competitive advantage and business performance.
Keywords: competitive advantage; business performance; intellectual capital;
customer relationships; product innovation
Abstrak
Penelitian ini
mengambil objek pada Bisnis fotografi di Kota
Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui modal intelektual, hubungan pelanggan dan inovasi produk terhadap kinerja dengan keunggulan bersaing sebagai pemediasi. Responden pada penelitin ini yaitu
50 usaha fotografi di Kota
Semarang. Penelitian ini menggunakan Partial
Least Square (PLS) dengan program computer SMART PLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keunggulan bersaing memiliki pengaruh yang tidak signifikan sebagai pemediasi antara modal intelektual terhadap kinerja. Namun keunggulan bersaing menunjukkan pengaruh signifikan sebagai pemediasi antara hubungan pelanggan dan inovasi produk terhadap kinerja. Penelitian ini juga menganalisis bagaimana pengaruh hubungan antara variable laten yang diteliti.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa keunggulan bersaing tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis, modal intelektual berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing dan kinerja bisnis, hubungan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing dan kinerja bisnis dan inovasi produk berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing dan kinerja bisnis.
Kata Kunci:�� keunggulan bersaing; kinerja bisnis; modal intelektual; hubungan pelanggan; inovasi produk
Pendahuluan
Industri kreatif di Indonesia, salah satunya adalah fotografi, berpotensi menjadi sebuah bisnis start up
yang mengalami perkembangan
yang cukup signifikan terutama di kalangan generasi muda. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya tingkat
kemajuan teknologi digital
di industri tersebut. Fotografi merupakan salah satu subsektor di industri kreatif yang memiliki kontribusi penting pada pertumbuhan ekonomi negara.� Kota
Semarang mempunyai letak strategis yang sangat sesuai untuk dikembangkan
menjadi daerah perdagangan, industri, pertanian, dan pariwisata. Kota
Semarang menjadi salah satu
lokasi tujuan wisata di Jawa Tengah yang memiliki beragam daya tarik wisata,
seperti wisata alam, sejarah, religi, dan kreatif. Berdasarkan data dari Sisdaporapar Provinsi Jawa Tengah (2018) �jumlah wisatawan domestik dan asing terus mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2015 sebanyak 2.870.082
orang menjadi 5.769.389 orang tahun
2018. Hal tersebut juga ditunjukkan
melalui total pendapatan
yang diperoleh telah mencapai lebih dari 30 Milyar pada tahun 2018 atau tumbuh sebesar 67,15% dari tahun 2015-2018. Data Sisdaporapor (2018) menunjukkan bahwa Kawasan Kota Lama dan Lawang
Sewu menjadi lokasi favorit bagi para pengunjung domestik maupun asing yang memberikan kontribusi pendapatan lebih dari 9 Milyar
pada tahun 2018. Old
City 3D Trick Art di Semarang merupakan salah satu contoh objek
wisata favorit dari para wisatawan, di mana para
pengunjung dapat mengabadikan momen penting dalam sebuah
foto dengan menggunakan berbagai macam latar belakang
yang unik berbentuk 3D.
Bisnis fotografi di Kota Semarang terus mengalami pertumbuhan yang cukup pesat ditinjau
dari jumlah pelaku usaha terus
meningkat di tahun 2018 adalah sebanyak 51 pengusaha (Dinas Pariwisata, 2019). Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat dan kemudahan dalam memperoleh informasi menyebabkan bisnis di bidang fotografi mulai diminati oleh masyarakat terutama generasi milenial. Hasil pra-penelitian dalam bentuk observasi
dan wawancara terhadap beberapa pelaku bisnis di bidang fotografi dapat disimpulkan bahwa perkembangan bisnis fotografi selama tiga sampai lima tahun belakangan ini sangat cepat.
Sebagian kecil dari pelaku usaha di bidang fotografi juga menyediakan studio foto komersial untuk meningkatkan minat pengunjung melakukan foto dalam studi
dan dapat meningkatkan omset penjualan. Hasil wawancara tersebut juga menyimpulkan bahwa omset penjualan mulai mengalami penurunan yang disebabkan karena semakin banyak pendatang baru di bisnis fotografi.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui modal intelektual, hubungan pelanggan dan inovasi produk terhadap kinerja dengan keunggulan bersaing sebagai pemediasi dan mengetahui keunggulan bersaing terhadap kinerja bisnis.
Kinerja dalam suatu bisnis merupakan
keberhasilan suatu bisnis dalam mencapai
keberhasilan yang diperolehnya
baik dari segi keungan maupun
pasar (Li, Ragu-Nathan, Ragu-Nathan, & Rao, 2006).
Kinerja merupakan kemampuan
dalam bekerja menyelesaikan keseluruhan pekerjaan, tugas yang menjadi tanggung jawab� yang akan ditunjukkan dengan hasil kerja,
menurut (Goyal & Nebebe, 2000)
memaparkan tentang kinerja adalah �Performance
is: (1) the process or manner of performing, (2) a notable action or
achievement, (3) the performing of a playor other
entertainment�. �(Ivancevich, Matteson, & Konopaske, 1990)
menjelaskan bahwa kinerja merupakan suatu hasil yang didapatkan oleh seorang individua
tau karyawan dalam menyelesaikan tanggung jawabnya atau pekerjaan
yang sesuai dengan tujuan dari organisasi
tersebut baik kuantitas, kualitas dan efisiensi kerja. Sedangkan menurut (Simamora, 2001)
kinerja adalah suatu hasil yang didapatkan dari kerja keras pencapaian
yang dilakukan karyawan terhadap pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan.
Keunggulan bersaing merupakan suatu keunggulan yang terjadi diatas pesaing-pesaing yang didapatkan dari menawarkan suatu nilai yang lebih kepada konsumen,
seperti harga yang tidak mahal atau rendah atau bahkan
memberikan banyak manfaat yang mendukung dalam penetapan harga yang lebih mahal (Kotler & Armstrong, 2014).
Menurut (Agha, Alrubaiee, & Jamhour, 2012)
Keunggulan bersaing memiliki arti sebagai berbagai sebuah atribut yang ditawarkan oleh produsen dengan pesaing. Atribut merupakan variabel yang dapat mempengaruhi sebuah persepsi dari konsumen tentang
produk, utilisasi dan availability.
Sedangkan menurut (Goyal & Nebebe, 2000)
merupakan kemampuan suatu organisasi untuk mendapatkan keuntungan di atas laba yang diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama.
Suatu perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang baik tentu memiliki
kemampuan dalam hal memahami setiap
perubahan struktur pasar
yang ada dan tentunya memiliki kemampuan untuk menentukan strategi pemasaran yang efektif dan berdampak pada kinerja bisnis yang baik pula. Keunggulan bersaing juga dapat dipengaruhi berbagai faktor salah satunya adalah� lokasi yang strategis (Bressler, 2012), selain itu berbagai
literatur empiris menjelaskan bahwa dalam mengidentifikasi biaya, kualitas, pengiriman� dan fleksibilitas merupakan salah satu kemampuan bersaing yang penting (Li et al., 2006).
Menurut (Wang & Wang, 2012)
modal intelektual adalah pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan atau diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Hal ini juga sejalan dengan (Youndt, Subramaniam, & Snell, 2004)
bahwa modal intelektual merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai keunggulan yang kompetitif. Sedanglan menurut (Gan & Saleh, 2008)
modal intelektual merupakan
istilah untuk asset tak berwujud yang terdiri dari kekayaan
intelektual yang berpusat
pada manusia dan infrastruktur
untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurut (Akhavan, Mehralian, Rasekh, & Sadeh, 2012)
modal intelektual memiliki
kelebihan yaitu� modal intelektual dapat mengurangi adanya cacat didalam
sebuah laporan keuangan yang sifatnya konvensional yang berorientasi
pada pasar modal selain itu
modal intelektual dapat menciptakan prosi volatilitas yang terbilang kecil, dan tentu dapat meminimalkan biaya modal ekuitas. Studi empiris lainnya
yang dilakukan oleh Bakshi
(2015) menjelaskan bahwa kontribusi yang diberikan oleh
model modal intelektual tentu
dalam meningkatkan inovasi, keunggulan yang kompetitif dalam ekonomi berkembang.
Dengan terciptanya hubungan dengan pelanggan, komunikasi yang baik tentu memberikan dampak positif bagi perusahaan. Dengan menjalin hubungan jangka panjang yang baik dengan pelanggan kita dapat mengetahui
dengan mudah keinginan pelanggan yang harus kita penuhi,
menangani setiap keluhan untuk selalu
memperbaiki peningkatan pelayanan dan tentu dapat menciptakan produk baru. Memiliki
hubungan jangka panjang dengan pelanggan dapat mengurangi ketidakpastian dalam hal permintaan,
meningkatnya layanan pelanggan dan penurunan biaya untuk manajemen
persediaan (Ramsay, 2001).
Dengan adanya hubungan pelanggan yang baik maka pelanggan
akan terus menggunakan produk yang sama (Gr�nroos, 2000).
Menurut (�berg, 2014)
dalam suatu bisnis hubungan pelanggan memberikan nilai yang cukup besar, yang merupakan hubungan timbal balik baik antara pelanggan
dan pemasok. Oleh karena itu betapa pentingnya
menjalin hubungan dengan pelanggan dan mengembangkan strategi komunikasi
secara maksimal tentu untuk memaksimalkan
probabilitas pelanggan (Reinartz, Thomas, & Kumar, 2005).
Oleh karena itu hubungan pelanggan merupakan adanya interaksi dan komunikasi baik secara langsung
maupun tidak langsung antara pelanggan dengan pemasok.
Inovasi merupakan suatu konsep, ide� yang didapatkan dari sebuah pengetahuan yang baru yang dikombinasi dan dikembangkan dengan pengetahuan yang telah ada sehingga menciptakan
suatu produk dengan proses yang baru (Richard, 2013).
Terdapat elemen-elemen penting untuk meningkatkan
inovasi yang bermanfaat bagi suatu perusahaan
atau bisnis yaitu, menjelaskan kualitas dan nilai pelanggan, mengembangakan orientasi pelanggan, focus pada proses bisnis
perusahaan, mengembangkan kemitraan pelanggan dan pemasok, mengambil pendekatan pencegahan, mengembangkan perilaku bebas kesalahan, dapatkan faktanya terlebih dahulu, mendukung setiap manajer dan karyawan untuk berpartisipasi, menciptakan suasana keterlibatan total, dan berjuang untuk peningkatan terus menerus (Richard, 2013).
Hipotesis dalam penelitin ini:
H1: Keunggulan bersaing
berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis
H2: Modal intelektual berpengaruh
positif terhadap keunggulan bersaing
H3: Modal Intelektual berpengaruh
positif terhadap kinerja bisnis
H4: Hubungan pelanggan
berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing
H5: Hubungan Pelanggan
berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis
H6: Inovasi Produk berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing
H7: Inovasi Produk berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis
Metode Penelitian
Penelitin ini menggunakan kuesioner untuk pengambilan data, adapun populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha
photography di Kota Semarang berjumlah 50 usaha
photography sebagai
responden dalam penelitian ini data responden didapatkan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Semarang. Penelitian ini menggunakan teknik sensus dimana seluruh
populasi dijadikan sampel dalam penelitian
ini dan selanjutnya metode analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) dengan melihat evaluasi model yang terdiri dari outer model
dan inner model.
Hasil dan Pembahasan
Kuesioner yang berhasil diolah pada penelitian ini yaitu sebanyak 50 responden dan jenis kelamin laki-laki mendominasi pada penelitian ini. Selanjutnya, paling lama usaha didirikan yaitu 14 tahun dengan persentase 18% (9) responden dan paling baru yaitu 1 tahun dengan
persentase 10% (5) responden.
Hasil olah data SMART PLS menunjukkan
bahwa, evaluasi model nilai korelasi indikator secara keseluruhan telah memenuhi kriteria yang sudah ditentukan yaitu 0.60. berikut nilai korelasi pada masing-masing
indikator:
Tabel 1
Nilai Korelasi
Konstruk |
Skore |
Disyaratkan |
M1 |
0,830 |
0,60 |
M2 |
0,931 |
|
M3 |
0,935 |
|
M4 |
0,838 |
|
M5 |
0,956 |
|
M6 |
0,904 |
|
M7 |
0,835 |
|
M8 |
0,866 |
|
M9 |
0,915 |
|
M10 |
0,927 |
|
M11 |
0,877 |
|
HP1 |
0,807 |
|
HP2 |
0,792 |
|
HP3 |
0,727 |
|
HP4 |
0,839 |
|
IP1 |
0,850 |
|
IP2 |
0,824 |
|
IP3 |
0,830 |
|
IP4 |
0,833 |
|
K1 |
0,809 |
|
K2 |
0,687 |
|
K3 |
0,844 |
|
K4 |
0,746 |
|
KB1 |
0,817 |
|
KB2 |
0,829 |
|
KB3 |
0,905 |
|
KB4 |
0,915 |
|
KB5 |
0,619 |
|
KB6 |
0,830 |
Sumber: Output PLS di Olah 2020
Selanjutnya melihat hasil average variance extracted (AVE) dengan kriteria yang sudah ditentuka yaitu 0,5, berikut hasil AVE dapat ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2
Average
Variance Extracted (AVE)
Konstruk |
AVE |
Disyaratkan |
Hubungan
Pelanggan |
0,628 |
0,50 |
Inovasi
Produk |
0,696 |
|
Keunggulan
Bersaing |
0,599 |
|
Kinerja
Bisnis |
0,680 |
|
Modal
Intelektual |
0,757 |
|
Modal
Manusia |
0,809 |
|
Modal
Rasional |
0,822 |
|
Modal
Struktural |
0,755 |
���������� �Sumber: Output PLS
di Olah 2020
Tabel 2 menunjukkan bahwa seluruh kontruk pada penelitian ini memenuhi kriteria yang telah ditentukan yaitu diatas 0,50. Tahapan selanjutnya yaitu uji reliabilitas, uji ini diukur dengan
melihat nilai composite reliability dan cronbach alpha. Berikut hasil dari composite reliability dan cronbach alpha.
Tabel 3
Composite
Reliability (CR) dan Cronbach Alpha (CA)
Konstruk |
CR |
CA |
Syarat |
Hubungan
Pelanggan |
0,870 |
0,803 |
0,70 |
Inovasi
Produk |
0,902 |
0,854 |
|
Keunggulan
Bersaing |
0,868 |
0,771 |
|
Kinerja
Bisnis |
0,938 |
0,917 |
|
Modal
Intelektual |
0,971 |
0,967 |
|
Modal
Manusia |
0,955 |
0,940 |
|
Modal
Rasional |
0,933 |
0,891 |
|
Modal
Struktural |
0,902 |
0,837 |
������������� �Sumber: Output PLS
di Olah 2020
Hasil output yang dihasilkan
pada Composite Reliability dan Cronbach Alpha, pada seluruh konstruk telah memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu diatas 0,70 artinya seluruh kontruk memiliki reliabilitas yang baik. Tahapan selanjutnya yaitu dengan melihat
hasil R- square pada Tabel
4.
Tabel 4
R- Square
Variabel |
R-
square. |
Keungggulan Bersaing |
0,505 |
Kinerja Bisnis |
0,960 |
��� Sumber:
Output PLS di Olah 2020
Hasil ini menunjukkan bahwa keunggulan bersaing, modal intelektual, hubungan pelanggan dan inovasi produk bersama-sama mempengaruhi variabel keunggulan bersaing sebesar 50,5% dan 96 % dan sisanya
49,5 % dan 4 % dipengaruhi faktor
lai yang tidak diteliti pada penelitian ini. Tahapan selanjutnya
yaitu pengujian hipoteisi dan pembahasan berikut hasil output SMART PLS.
Tabel 5
Hasil Output PLS
Hipotesis |
Original
Sample |
T
statistik |
P-Value |
Ket |
HI |
0,067 |
1,664 |
0,106 |
Ditolak |
H2 |
0,632 |
2,288 |
0,023 |
Diterima |
H3 |
0,542 |
5,334 |
0,000 |
Diterima |
H4 |
0,422 |
2,109 |
0,012 |
Diterima |
H5 |
0,247 |
2,331 |
0,020 |
Diterima |
H6 |
0,398 |
3,307 |
0,045 |
Diterima |
H7 |
0,271 |
2,863 |
0,004 |
Diterima |
��������������� �Sumber: Output PLS
di Olah 2020
Selanjutnya hasil pengaruh mediasi variabel bebas terhadap kinerja bisnis melalui keunggulan bersaing.
Tabel 6
Pengaruh Mediasi
Variabel |
Test
Statistic |
Erorr |
P-Value |
Modal Intelektual Keunggulan Bersaing Kinerja
Bisnis |
1.709 |
0.032 |
0.087 |
Hubungan Pelanggan Keunggulan Bersaing Kinerja Bisnis |
3.951 |
0.051 |
0.000 |
Inovasi Produk Keunggulan
Bersaing Kinerja Bisnis |
2.719 |
0.042 |
0.000 |
�Sumber: Data
Primer di Olah 2020
Berdasarkan tabel 6 diatas terlihat bahwa pengaruh modal intelektual terhadap kinerja bisnis dengan pemediasi
keunggulan bersaing dapat dilihat dari
t statistic 1.709 lebih
kecil 1.96 dan p-value 0.087 lebih
besar dari 0.05, artinya keunggulan bersaing tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam menjembatani/memediasi antara modal intelektual terhadap kinerja bisnis. Selanjutnya hubungan pelanggan dengan t statistic
3.951 lebih besar dari 1.96 dan p-value 0.000, artinya
keunggulan bersaing berpengaruh signifikan dalam menjembatani/memediasi antara hubungan pelanggan terhadap kinerja bisnis. Dan yang terakhir Inovasi produk dengan t statistic
2719 lebih besar dari 1.96 dan p-value 0.000, artinya
keunggulan bersaing memiliki pengaruh signifikan dalam menjembatani/memediasi antara inovasi produk terhadap kinerja bisnis.
Berdasarkan table 6
Hasil hipotesis menunjukkan
bahwa HI: keunggulan bersaing tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa efisiensi biaya, waktu layanan,
kontrol kualitas produk dan inovasi pada proses produksi tidak dapat dijadikan acuan bagi keunggulan
bersaing suatu usaha khususnya usaha fotografi untuk dapat meningkatkan
kinerja bisnis. Hal ini diduga karena
usaha fotografi belum mampu menerapkan
indikator dari keunggulan bersaing sebagai strategi bisnis tersebut. Oleh karena itu terdapat kesesuaian
hasil penelitian terdahulu, yang dilakukan oleh (Setyawati, 2013)
bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara keunggulan bersaing dengan kinerja bisnis. Selain itu Hasil penelitian ini dapat terjadi
dikarenakan beberapa indikasi. yaitu kurangnya pemahaman responden terkait pernyataan dikuesioner, informasi kuesioner yang bias,
dan beberapa pertanyaan
yang dijawab tidak sesuai konteks. H2: modal intelektual berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian
ini bahwa modal intelektual memiliki tiga dimensi� terdiri dari modal manusia, struktural dan rasional besarnya koefisien jalur dari tiga
dimensi tersebut yaitu modal manusia sebesar 0,999 yang kedua modal rasional 0,976 dan yang terakhir
modal rasional 0,949 dapat dilihat bahwa dimensi
modal manusia memberikan kontribusi paling kuat diantara dimensi lainnya dari modal intelektual terhadap keunggulan bersaing dan dapat dilihat loading faktor tertingi pertama pada dimensi modal manusia terletak pada indikator MI5 loading
faktor sebesar 0,956 dengan pernyataan bahwa �karyawan yang bekerja di usaha kami memiliki kreatifitas yang tinggi� pernyataan ini mencerminkan dimensi modal manusia artinya bahwa kreativitas
yang tinggi/memiliki pengetahuan yang cemerlang dalam meningktkan usaha merupakan kunci keunggulan bersaing bagi suatu
perusahaan.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu Chahal dan Bakshi
(2015) bahwa modal intelektual
memiliki pengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. H3: modal intelektual berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Modal intelektual memiliki tiga dimensi
yaitu modal manusia, struktural dan rasional. dari ketiga dimensi
ini modal manusia merupakan dimensi yang terkuat dari diemnsi
lainnya yaitu dengan nilai koefisien
jalur sebesar 0,999 dan loading faktor
tertinggi kedua yang didapatkan dari dimensi modal manusia yaitu pada indikator MI3 loading faktor sebesar 0,935, dengan pernyataan bahwa �usaha kami memperkerjakan karyawan yang ahli dibidangnya khususnya fotografi� pernyataan ini mencerminkan dimensi modal manusia artinya bahwa keahlian dan pengetahuan yang sesuai dengan pekerjaanya yang dimiliki oleh seorang karyawan maka akan
berdampak pada hasil yang
optimal atau kinerja yang tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian terdahulu yaitu (Sharabati, Jawad, & Bontis, 2010)
hasil penelitiannya membuktikan bahwa modal intelektua berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis. H4: hubungan pelangga berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing.
Hubungan pelanggan memiliki 4 indikator untuk mengukur seberapa kuatnya hubungan pelanggan terhadap keunggulan bersaing. Berdasarkan loading faktor yang didapatkan bahwa indikator terbesar terletak pada HP4 dengan pernyataan bahwa �kami mengevaluasi kepuasan pelanggan secara berkala yang telah menggunakna jasa fotograpi�, dengan memiliki hubungan yang baik dengan cara
selalu melibatkan pelanggan salah satunya yaitu mengevaluasi hasil kinerja apakah
pelanggan merasa puas atau tidak
sehingga perusahaantau akan keluh kesah
dan memperbaiki setiap kekurangan yang diberikan dan tentu akan berdampak
pada keunggulan bersaing berkelanjutan bagi perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Li et al., 2006)
menyatakan bahwa hubungan pelanggan memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing. H5: hubungan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu terkait hubungan pelanggan memberikan hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yaitu salah satunya penelitian yang dilakukan di
negara Poland, hasilnya menyimpulkan
bahwa hubungan pelanggan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja bisnis (Geigenm�ller & Mitrę̨ga, 2012).
Hubungan pelanggan menggunakan 4 indikator dan hasilnya menunjukkan bahwa indiaktor tertinggi kedua yang dilihat dari niali
loading faktor yang terletak
pada indikator HP1 sebesar� 0,807 dengan pernyataan �kami merespon setiap keluhan pelanggan dengan cepat� artinya
bahwa perusahaan yang dapa bertahan dan mampu bersaing dengan perusahaan sejenis adalah perusahaan salah satunya perusahaan yang memiliki hubungan yang baik dengan pelanggannya, cepat tanggap dalam
dalam bekerja menangani setiap permasalahan yang dihadapi dengan cepat mencari
solusi setiap ada keluh kesah
dari pelanggan sehingga pelanggan merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan dari banyaknya keluhan dari pelanggan
dapat dimanfaatkan perusahan untuk selalu mengevaluasi secara berkala agar kinerja bisnis yang dihasilkan optimal. H6: inovasi produk berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu bahwa inovasi produk memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap keunggulan bersaing (Kafetzopoulos, Gotzamani, & Gkana, 2015).
Untuk mengukur inovasi produk pada penelitian ini menggunakan empat indikator, dan hasil penelitian ini dapat dilihat indikator
tertinggi yaitu terletak pada IP1 dengan pernyataan �menyediakna studio foto yang beragam� artinya inovasi produk pada usah fotografi sangatlah penting, salah satunya inovasi studio foto dengan bergai macam
baground foto yang ditawarkan beserta alat pendukung lainnya sehingga mampu menarik pelanggan
untuk menggunakan jasa foto tersebut.
Adanya inovasi
produk dalam dunia bisnis khususnya usaha fotografi yang saat ini semakin
berkembang pesat didorong teknologi yang semakin canggih diperlukan adanya suatu inovasi agar dapat tetap bertahan
dan mampu bersaing dengan usaha-usaha sejenis, dalam persaingan yang cukup ketat, setiap usaha
diperlukan strategi untuk mencapai keunggulan bersaing. H7: inovasi produk berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis. Inovasi produk menggunakan empat indikator dan indikator tertinggi kedua dilihast dari laoding faktor yang terletak
pada IP4 dengan pernyataan
�Kami mengembangkan berbagai
fitur terbaru untuk menunjang produk kami� dalam usaha kecil dan menengah salah satunya jasa fotografi inovasi produk yang ditawarkan salah satunya hasil foto atau
video yang telah diedit dengan maksimal mengguankan berbagai macam fitur terbaru
mengikuti perkebangan zaman
sehingga pelanggan merasa puas dengan
hasil yang diberikan ini merupakan kinerja
bisnis yang optimal yang diberikan
karyawan untuk keberlangsungan usahanya yang mampu bersaing dengan usaha-usaha sejenis lainnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Prajogo, 2016)
bahwa inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis.
Kesimpulan
Penelitian ini memiliki tujuh
hipotesis, berikut kesimpulan hasil analisis hipotesis sebagai berikut.
1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keunggulan bersaing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja bisnis. Sehingga kesimpulan hasil hipotesis H1 ditolak.
2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antar variabel modal intelektual terhadap keunggulan bersaing. Sehingga kesimpulan hipotesis HII diterima.
3.
Hasil penelititian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel modal intelektual terhadap kinerja bisnis. Sehingga kesimpulan hasil hipotesis HIII diterima.
4.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel hubungan pelanggan terhadap keunggulan bersaing. Sehingga kesimpulan hasil hipotesis HIV diterima.
5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel hubungan pelanggan terhadap kinerja bisnis. Sehingga kesimpulan hasil hipotesis HV diterima.
6.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel inovasi produk terhadap keunggulan bersaing. Sehingga kesimpulan hasil hipotesis HVI diterima.
7.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel inovasi produk terhadap kinerja bisnis. Sehingga kesimpulan hasil hipotesis HVII diterima.
BIBLIOGRAFI
Agha, Sabah, Alrubaiee, Laith, & Jamhour, Manar. (2012). Effect Of Core
Competence On Competitive Advantage And Organizational Performance. International
Journal of Business and Management, 7(1), 192. Google Scholar
Akhavan, Peyman, Mehralian, Gholamhossein, Rasekh, Hamid Reza, &
Sadeh, Mohammad Reza. (2012). The Impact Of Intellectual Capital Efficiency On
Market Value: An Empirical Study From Iranian Pharmaceutical Companies. Iranian
Journal of Pharmaceutical Research, 11(1), 195�207. Google Scholar
Bressler, Martin S. (2012). How Small Businesses Master The Art Of
Competition Through Superior Competitive Advantage. Journal of Management
and Marketing Research, 11(1), 2�9. Google Scholar
Gan, Kin, & Saleh, Zakiah. (2008). Intellectual Capital And Corporate
Performance Of Technology-Intensive Companies: Malaysia Evidence. Asian
Journal of Business and Accounting, 1(1), 113�130. Google Scholar
Geigenm�ller, Anja, & Mitrę̨ga, Maciej. (2012). Network
Partner Knowledge And Internal Relationships Influencing Customer Relationship
Quality And Company Performance. Journal of Business & Industrial
Marketing, 27(6),
212 Google Scholar
Goyal, Suresh K., & Nebebe, Fassil. (2000). Determination Of Economic
Production�Shipment Policy For A Single-Vendor�Single-Buyer System. European
Journal of Operational Research, 121(1), 175�178. Google Scholar
Gr�nroos, Christian. (2000). Service Management And Marketing: A
Customer Relationship Management Approach. Google Scholar
Ivancevich, John M., Matteson, Michael T., & Konopaske, Robert.
(1990). Organizational Behavior And Management. Google Scholar
Kafetzopoulos, Dimitrios, Gotzamani, Katerina, & Gkana, Vasiliki.
(2015). Relationship Between Quality Management, Innovation And
Competitiveness. Evidence From Greek Companies. Journal of Manufacturing
Technology Management,
26(8), 141. Google Scholar
Kotler, Philip, & Armstrong, Gary. (2014). Principle of
Marketing. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Google Scholar
Li, Suhong, Ragu-Nathan, Bhanu, Ragu-Nathan, T. S., & Rao, S. Subba.
(2006). The Impact Of Supply Chain Management Practices On Competitive
Advantage And Organizational Performance. Omega, 34(2), 107�124. Google Scholar
�berg, Christina. (2014). Customer Relationship Challenges Following
International Acquisitions. International Marketing Review. Google Scholar
Prajogo, Daniel. (2016).
I.(2016). The Strategic Fit between Innovation Strategies and Business
Environment in Delivering Business Performance. International Journal of
Production Economics, 171(2), 241-249. Google Scholar
Ramsay, John. (2001). The Resource Based Perspective, Rents, And
Purchasing�s Contribution To Sustainable Competitive Advantage. Journal of
Supply Chain Management, 37(2), 38�47. Google Scholar
Reinartz, Werner, Thomas, Jacquelyn S., & Kumar, Viswanathan. (2005).
Balancing Acquisition And Retention Resources To Maximize Customer
Profitability. Journal of Marketing, 69(1), 63�79. Google Scholar
Richard, Robinson. (2013). Manajemen Strategis. Jakarta. Salemba Empat. Google Scholar
Setyawati, Harini Abrilia. (2013). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan
Orientasi Pasar terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Keunggulan Bersaing dan
Persepsi Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Prediksi Variabel Moderasi (Survey
pada UMKM Perdagangan di Kabupaten Kebumen). Journal Fokus Bisnis: Media
Pengkajian Manajemen Dan Akuntansi, 12(2), 20-32. Google Scholar
Sharabati, Abdel‐Aziz Ahmad, Jawad, Shawqi Naji, & Bontis, Nick.
(2010). Intellectual Capital And Business Performance In The Pharmaceutical
Sector Of Jordan. Management Decision, 48(1), 105-131. Google Scholar
Simamora, Bilson. (2001). Memenangkan
Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan Profitabel. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Google Scholar
Wang, Zhining, & Wang, Nianxin. (2012). Knowledge Sharing, Innovation
And Firm Performance. Expert Systems with Applications, 39(10),
8899�8908. Google Scholar
Youndt, Mark A., Subramaniam, Mohan, & Snell, Scott A. (2004).
Intellectual Capital Profiles: An Examination Of Investments And Returns. Journal
of Management Studies, 41(2), 335�361. Google Scholar
Copyright holder: Dias Gilang Persada, Amie Kusumawardhani (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |