Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
6, No. 7, Juli
2021
�
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DI PT. MAHAMERU
MEKAR DJAYA
Jesslyn Kartawidjaja
Fakultas Ekonomi, Magister Manajemen Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Motivasi kerja karyawan merupakan sesuatu yang
dipercaya dapat mendorong karyawan, baik individu maupun
kelompok untuk dapat memiliki semangat dalam bekerja. Dalam upaya meningkatkan
motivasi kerja, kontribusi dari
pemimpin sangat
diperlukan, dan salah satu gaya kepemimpinan
yang dipercaya dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan yaitu kepemimpinan transaksional.
Kepemimpinan
transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana berfokus kepada transaksi atau pertukaran
yang terjadi di antara pemimpin dan bawahannya. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian deskriptif. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linear sederhana. Responden
penelitian didapat dengan menggunakan sensus survei yakni seluruh
populasi menjadi responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 40 orang dari karyawan PT. Mahameru Mekar Djaya. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan
bahwa kepemimpinan transaksional yang diterapkan
oleh Manajer PT. Mahameru Mekar Djaya termasuk dalam kategori yang sangat kuat, sehingga karyawan memiliki motivasi kerja yang tinggi. Dari analisis regresi
sederhana didapat hasil bahwa kepemimpinan transaksional memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja yakni sebesar 32,7%.
Kata Kunci: kepemimpinan;
kepemimpinan transaksional; motivasi kerja
Abstract
Employee work motivation is something that is believed
to encourage employees, both individuals and groups to be passionate about
work. In an effort to increase work motivation, the contribution of the leader
is needed, and one of the leadership styles that are believed to increase
employee motivation is transactional leadership. Transactional leadership is a
leadership style in which the focus is on transactions or exchanges that occur
between leaders and their subordinates. The research method used in this
research is descriptive research method. This study uses descriptive
statistical analysis techniques and simple linear regression analysis. Research
respondents were obtained by using a census survey, namely the
entire population became respondents in this study, that is 40
people from employees of PT. Mahameru Mekar Djaya. The final result of this research shows that the
transactional leadership applied by the Manager of PT. Mahameru
Mekar Djaya is included in
the very strong category, so employees have high work motivation. From simple
regression analysis, it is found that transactional leadership has a positive
and significant influence on work motivation, which is 32.7%.
Keywords: leadership;
transactional
leadership; work motivation
Pendahuluan
Motivasi kerja
adalah
salah satu unsur yang esensial di dalam sebuah
organisasi karena dapat memberikan
energi yang berguna dalam menggerakkan
segala usaha dan potensi yang ada,
mendukung tingkah laku karyawan agar memiliki
keinginan untuk bekerja dengan giat, meningkatkan
gairah kebersamaan, serta antusias
untuk mencapai hasil yang tinggi dan optimal. David McClelland menyampaikan bahwa
setiap orang memiliki tiga kebutuhan dasar yang dapat memengaruhi motivasinya, yaitu
kebutuhan akan berprestasi, kebutuhan
akan berkuasa, dan kebutuhan akan berafiliasi (Mangkunegara, 2016).
Kebutuhan akan berprestasi yaitu
refleksi dari dorongan akan usaha dan hasil yang lebih baik, berusaha keras
untuk berhasil, serta mencapai batasan/ standar yang tinggi. Kebutuhan akan kekuasaan yaitu dorongan/ upaya
untuk mencapai otoritas/ kekuasaan yang dapat memengaruhi orang lain. Ketiga
yaitu kebutuhan akan afiliasi, yakni keinginan untuk memiliki suatu hubungan
antar-personal yang ramah, harmonis, dan akrab
(Mangkunegara, 2016).
Motivasi kerja
yang tinggi dapat tercapai apabila pemimpin
dapat mendorong, mengarahkan, menggerakkan, dan memengaruhi karyawannya
untuk memperoleh suatu sasaran/ tujuan tertentu.
Untuk itu, suatu gaya kepemimpinan
memiliki kontribusi/ peran yang penting
untuk memengaruhi dan meningkatkan
motivasi kerja demi mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Gopal & Chowdhury, 2014).
Kepemimpinan merupakan cara atau norma yang digunakan oleh seseorang untuk
memengaruhi orang lain yang dilihatnya (Pujiastuti, 2017). Untuk dapat
memengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, dan mengarahkan bawahan atau
kelompok untuk siap menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu
yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan,
maka pemimpin harus memiliki kemampuan dan kesiapan yang mumpuni (Kamaludin, 2016).
Kepemimpinan
transaksional adalah gaya kepemimpinan yang berfokus kepada transaksi atau
pertukaran yang terjadi di antara pemimpin dan bawahannya. (Natalius, 2011)
menyebutkan bahwa kepemimpinan
transaksional merupakan gaya kepemimpinan yang paling banyak ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Kepemimpinan transaksional
dalam (Natalius, 2011) dibagi
menjadi tiga dimensi yaitu, imbalan kontingen (contingent reward), manajemen eksepsi aktif (management by exception active), dan manajemen eksepsi pasif (management by exception passive).
Imbalan kontingen
(contingent reward) merupakan bentuk
kesepakatan atau pertukaran antara pemimpin dan bawahan, yang
mana bawahan akan menerima
imbalan tertentu atas tugas atau
pekerjaan yang telah diupayakannya (Dartey-Baah Kwasi, 2015).
Manajemen eksepsi aktif (management by
exception active) memiliki arti bahwa pemimpin mengawasi dan mencari kesalahan atau
penyimpangan yang tidak sesuai dengan aturan atau
standar perusahaan. Manajemen eksepsi
pasif (management
by exception passive) merupakan kebalikan dari manajemen eksepsi aktif, yang mana pemimpin
hanya akan melibatkan
diri/ melakukan intervensi, memberi koreksi dan
kritik hanya apabila hasil kerja
tidak tercapai (pasif).
PT. Mahameru Mekar
Djaya merupakan sebuah perusahaan yang
didirikan sejak tahun 2014 dan bergerak di bidang
distribusi barang kebutuhan sehari-hari,
seperti makanan, minuman, sabun, shampoo, deterjen, pewangi pakaian, dan lain
sebagainya. Dari hasil
penelitian
pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya, diyakini bahwa terdapat motivasi kerja karyawan yang rendah, pada karyawan PT. Mahameru Mekar Djaya. Untuk
itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Manajer PT. Mahameru
Mekar Djaya telah melakukan gaya kepemimpinan transaksional dan seberapa
kuat gaya kepemimpinan transaksional yang telah
dilakukannya tersebut, bagaimana tingkat motivasi kerja karyawan PT. Mahameru
Mekar Djaya, serta bagaimana pengaruh dari kepemimpinan
transaksional terhadap motivasi kerja karyawan PT. Mahameru Mekar Djaya tersebut. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan perusahaan ke arah
yang lebih baik, khususnya dalam hal menerapkan gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan
motivasi kerja karyawan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk
memberikan gambaran atau pemaparan mengenai permasalahan yang diteliti
berdasarkan data. Data tersebut kemudian disajikan, dianalisis, dan
diinterpretasikan (Sekaran & Bougie, 2016). Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian
terapan (applied research), di mana hasil dari penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap fenomena
yang terjadi dan membantu perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan yang
sedang dihadapi (Sekaran & Bougie, 2016). Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linear sederhana. Dalam hal pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner, penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadopsi
dan dikembangkan dari Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) (Kartawidjaja, 2020). Untuk mengukur motivasi
kerja, penelitian ini menggunakan kuesioner dari The Personal Value Questionnaire (Gunawan, 2018).
Penelitian
ini dilakukan di PT. Mahameru Mekar Djaya yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta Nomor 736, Kelurahan Cimincrang,
Kecamatan Gedebage, Kotamadya Bandung, Jawa Barat. Dengan menggunakan
sensus survei, di mana seluruh anggota populasi akan dijadikan
responden penelitian yakni dengan jumlah
40 orang karyawan. Seluruh responden merupakan tenaga kerja yang tergolong
ke dalam usia produktif, yang mana tidak terdapat karyawan di bawah umur maupun
yang memiliki usia di atas 55 tahun. Responden
terbanyak adalah karyawan yang usianya di antara 36-45 tahun dengan jumlah responden
sebanyak 21 orang dan memiliki persentase sebesar 52,5%.
Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Uji
Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Teknik
pengujian untuk mengetahui validitas
masing-masing indikator dari
variabel kepemimpinan transaksional dan motivasi kerja adalah dengan memperhatikan
nilai Corrected Item-Total Correlation. Setiap indikator dinyatakan valid jika memiliki
nilai Corrected
Item-Total Correlation atau korelasi lebih besar dari 0,3 (Sulistyastuti, 2017).
2. Teknik
pengujian untuk mengetahui reliabilitas
masing-masing indikator dari
variabel kepemimpinan transaksional dan motivasi kerja adalah dengan melihat nilai Cronbach�s Alpha. Instrumen
dikatakan reliabel apabila memiliki
nilai Cronbach�s Alpha yaitu lebih besar dari 0,6 (Gunawan, 2018).
b. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif yaitu analisis data
dengan menggambarkan atau mendeskripsikan data pada setiap variabel penelitian yang
berguna untuk melihat gambaran secara umum penilaian dari responden untuk
masing-masing penelitian (Gunawan, 2018). Penyajian
data dalam penelitian ini menggunakan rata-rata data dari jawaban setiap
responden untuk diolah dan dianalisis. Kategori
variabel kepemimpinan transaksional
dan motivasi kerja adalah sebagai berikut:
� Tabel 1
Kategori Variabel Kepemimpinan Transaksional Dan Motivasi
Kerja
Kategori |
Nilai Rata- rata |
Kepemimpinan Transaksional |
Motivasi Kerja |
1. |
1,0 � 2,0 |
Lemah |
Rendah |
2. |
2,01 � 3,0 |
Cukup Kuat |
Cukup Tinggi |
3. |
3,01� 4,0 |
Kuat |
Tinggi |
4. |
4,01 � 5,0 |
Sangat Kuat |
Sangat Tinggi |
c. Uji Normalitas
Uji normalitas data bermaksud untuk
menguji apakah model regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak (Nurwisda & Rosyadi, 2018). Data yang layak dan baik
digunakan dalam penelitian yaitu data
yang memiliki distribusi
normal. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
cara dengan memperhatikan kurva normal P�plot. Menurut Singgih Santoso,
terdapat beberapa cara untuk
mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik yaitu (Nafidah, 2015):
●� Jika data menyebar
di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
●� Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
d. Uji
Linearitas
Uji
linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel yang diuji memiliki
hubungan yang linear secara
signifikan ataukah sebaliknya. Dasar pengambilan
keputusan uji linearitas dalam penelitian ini yaitu dengan melihat nilai signifikansinya (Sig.) (Raharjo, 2014).
●
Jika nilai Deviation
from Linearity Sig. > 0,05, maka terdapat hubungan
yang linear secara signifikan
antara variabel independen dengan variabel dependen.
●
Jika nilai Deviation
from Linearity Sig. < 0,05, maka tidak terdapat hubungan
yang linear secara signifikan
antara variabel independen dengan variabel dependen.
e. Uji
Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terjadi perbedaan variansi (variance) dari nilai residual pada suatu periode pengamatan
ke periode pengamatan yang lainnya (Uviyanti & Pramuka, 2020). Untuk menguji
heteroskedastisitas, penulis menggunakan cara dengan melihat
pola gambar Scatterplots. Adapun pedoman
yang digunakan untuk melihat pola gambar
Scatterplots adalah
sebagai berikut.
Tidak terjadi
gejala atau masalah heteroskedastisitas apabila (Raharjo, 2017):
●
Titik-titik data penyebar di atas dan di bawah atau di sekitar
angka 0.
●
Titik-titik tidak
mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja.
●
Penyebaran titik-titik
data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
●
Penyebaran titik-titik
data tidak berpola.
f. Analisis Regresi Linear
Analisis regresi linear bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen, apakah positif atau negatif serta
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan umum regresi linear sederhana (Sugiyono, 2018)
adalah:
Keterangan:
Y��� = �Subjek/ nilai dalam variabel dependen yang
diprediksikan.
�a���� = Harga Y, bila
X = 0 (harga konstan)
�b��� = Angka arah
atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Apabila b (+) maka
naik, dan bila b (-), maka terjadi penurunan.�
X��� = Subjek pada
variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Analisis
regresi linear sederhana ini dilakukan dengan bantuan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
Hasil dan Pembahasan
Semua indikator
dari variabel kepemimpinan transaksional dan motivasi kerja dinyatakan valid dikarenakan semua indikator mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari
0,3. Hasil pengukuran reliabilitas kepemimpinan
transaksional dan motivasi kerja dinyatakan reliabel karena semua indikator memiliki
nilai Cronbach�s
Alpha lebih besar dari 0,6.
Berdasarkan analisis
deskriptif variabel kepemimpinan transaksional, didapat hasil bahwa dimensi imbalan
kontingen memiliki nilai rata-rata sebesar 4,04 dengan kategori sangat kuat.
Artinya, praktek kepemimpinan yang didasarkan pada kesepakatan antara atasan
dengan bawahan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dirasakan sangat
kuat oleh para karyawan. Ketika karyawan memperlihatkan hasil kerja yang sesuai
dengan standar yang telah ditentukan, maka karyawan akan memperoleh
penghargaan, pengakuan ataupun imbalan yang sesuai. Dimensi manajemen
eksepsi-aktif memperoleh nilai rata-rata sebesar 4,11 yang memiliki kategori
sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasakan sangat kuat perilaku
pemimpin yang secara aktif melakukan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan, kesalahan dan kegagalan dalam pelaksanaan tugas serta mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan. Dimensi manajemen
eksepsi-pasif memperoleh nilai rata-rata sebesar 4,22 dengan kategori sangat
kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan merasakan sangat kuat
perilaku pemimpin yang cenderung bersifat menunggu (pasif). Pemimpin akan
mengambil tindakan ketika terjadi penyimpangan, kesalahan, maupun kegagalan. Kepemimpinan transaksional memiliki nilai
rata-rata total yakni sebesar
4,11 dengan kategori
sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Manajer PT. Mahameru
Mekar Djaya telah menerapkan gaya kepemimpinan transaksional di dalam perusahaan dan karyawan merasakan sangat kuat kepemimpinan yang berfokus
kepada transaksi atau pertukaran yang terjadi di antara pemimpin dan
bawahannya.
Dari hasil analisis deskriptif pada variabel motivasi kerja, diperoleh hasil bahwa dimensi kebutuhan akan pencapaian mempunyai nilai rata-rata yaitu sebesar 3,93 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa adanya dorongan yang tinggi dari karyawan untuk berusaha maksimal, memiliki keinginan untuk mencapai prestasi yang tinggi, serta mencapai standar-standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dimensi kebutuhan akan kekuasaan memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 3,30 dengan kategori tinggi. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat terlihat bahwa karyawan memiliki dorongan yang tinggi untuk dapat memengaruhi dan mengendalikan orang lain. Dimensi kebutuhan akan afiliasi memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 3,76 dengan kategori tinggi. Dengan besarnya nilai tersebut, maka menunjukkan adanya dorongan yang tinggi dari karyawan untuk menjalin suatu hubungan antar personal yang akrab dan erat. Untuk nilai rata-rata total dari variabel motivasi kerja, diperoleh nilai sebesar 3,31 dengan kategori tinggi. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja karyawan di PT. Mahameru Mekar Djaya termasuk ke dalam kategori yang tinggi.
Berdasarkan hasil uji P-plot, dapat dilihat titik-titik
yang mengikuti dan mendekati
garis diagonalnya. Berdasarkan kurva tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini memiliki penyebaran
dan berdistribusi normal. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dilanjutkan.
Dari nilai signifikansi (Sig.) yang diperoleh pada hasil uji linearitas, nilai Deviation from Linearity Sig. yang didapat adalah sebesar 0,631 yang mana nilai tersebut
lebih besar dari 0,05. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear yang signifikan
antara variabel independen (kepemimpinan transaksional) dengan variabel dependen (motivasi kerja).��
Berdasarkan hasil uji
Scatterplot
untuk menguji heteroskedastisitas,
diperoleh penyebaran titik-titik
data yang menyebar di atas
dan di bawah atau di sekitar angka 0. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di satu titik, baik di atas ataupun di bawah
saja. Penyebaran titik juga tidak membentuk suatu pola tertentu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas dalam penelitian ini, sehingga model regresi
yang baik dan ideal telah terpenuhi.
Hasil persamaan regresi linear sederhana kepemimpinan transaksional (X) terhadap
motivasi kerja (Y) adalah sebagai berikut:
Y = 32,958+1,090X
a��� = angka konstan dari unstandardised coefficients, bernilai 32,958. Angka ini merupakan angka konstan yang menunjukkan bahwa apabila tidak terdapat kepemimpinan transaksional (X), maka nilai konsisten dari Motivasi Kerja (Y) adalah sebesar 32,958.
b��� = ���angka koefisien regresi, bernilai 1,090. Artinya, bahwa setiap penambahan 1% tingkat kepemimpinan transaksional (X), maka motivasi kerja (Y) akan meningkat sebesar 1,090.
Dari hasil persamaan regresi yang telah diperoleh, nilai koefisien regresi yang diperoleh memiliki nilai yang positif (+). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan transaksional (X) memiliki pengaruh positif terhadap motivasi kerja (Y). Untuk nilai signifikansi (Sig.), diperoleh angka sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai probabilitas 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transaksional (X) berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan (Y).
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana ini pula dapat
diketahui nilai R Square yang
didapat yaitu sebesar 0,327. Artinya, terdapat pengaruh kepemimpinan
transaksional (X) terhadap motivasi kerja (Y) yaitu sebesar sebesar 32,7% sedangkan sisanya
yaitu sebesar� 67,3% dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang tidak diketahui dan tidak termasuk di dalam penelitian ini. �
Dari keseluruhan hasil analisis
regresi linear sederhana di
atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transaksional memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap motivasi kerja yakni sebesar 32,7% dan sisanya
sebesar 67,3%� dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diketahui
dan tidak termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh (Anindhita, 2018) bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari gaya kepemimpinan transaksional
terhadap motivasi kerja pada para pekerja di PD. Hollywood, serta penelitian
yang dilakukan (Awan,
2020) bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara
kepemimpinan transaksional dengan motivasi kerja, serta didapat hasil bahwa
dimensi imbalan kontingen merupakan yang paling memiliki pengaruh positif/
dominan terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Wijaya Sukses
Sejahtera di Kabupaten Berau.
Kesimpulan
Manajer Operasional
dari PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung telah menerapkan gaya kepemimpinan transaksional, dan karyawan
Bagian Operasional merasakan
sangat kuat gaya kepemimpinan transaksional yang telah
diterapkan oleh Manajer Operasional tersebut. Pada umumnya karyawan Bagian Operasional PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung memiliki motivasi kerja yang tinggi.
Berdasarkan hasil
analisis regresi linear sederhana yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kepemimpinan transaksional berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap motivasi kerja yaitu sebesar 32,7% dan sisanya
sebesar 67,3%�
dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang tidak diketahui. Dengan nilai pengaruh yang cukup kecil tersebut,
yaitu sebesar 32,7%, maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari
variabel-variabel lainnya
yang memiliki pengaruh yang
lebih besar terhadap motivasi kerja karyawan dibandingkan dengan kepemimpinan transaksional.
BIBLIOGRAFI
Anindhita, Nadya Radityani dan Jerry Marcellinus
Logahan. (2018). Transactional Leadership: Improving Satisfaction, Performance,
And Motivation Of The Employees at PD. Hollywood. Buku 2: �Hukum, Politik,
Manajemen, Ekonomi, Akuntansi, Konseling, Desain, dan Seni Rupa.� Seminar
Nasional Cendekiawan Ke 4.
Awan, Taruk Todingallo Delvi. (2020). Pengaruh
kepemimpinan transaksional terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PT.
Wijaya Sukses Sejahtera di Kabupaten Berau. Jurnal Administrasi Bisnis
Fisipol Unmul, 8(3), 216�223. Google Scholar
Dartey-Baah Kwasi. (2015). Resilient
leadership: a transformational-transactional leadership mix. Journal of
Global Responsibility, 6(1), 99�112. Google Scholar
Gopal, R., & Chowdhury, Rima Ghose.
(2014). Leadership styles and employee motivation: An empirical investigation
in a leading oil company in India. International Journal of Research in
Business Management, 2(5), 1�10. Google Scholar
Gunawan. (2018). Analisis Hubungan
Kepemimpinan Transformasional Dengan Motivasi Kerja Pegawai di Lembaga
Pendidikan Tinggi (Studi Kasus di Universitas Katolik Parahyangan). Tesis.
Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan
Bandung.
Kamaludin, Kamaludin. (2016). Pengaruh
Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(3), 17�29. Google Scholar
Kartawidjaja, Jesslyn. (2020). Analisis
Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap
Motivasi Kerja Karyawan Bagian Operasional PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung.
Tesis. Fakultas Ekonomi Program Magister Manajemen Universitas Katolik
Parahyangan Bandung.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. (2016). Manajemen
sumber daya manusia perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Nafidah, Nurul. (2015). Pengaruh kinerja
pustakawan terhadap kepuasan pemustaka pada perpustakaan universitas indonesia.
1�119. Google Scholar
Natalius, Frans. (2011). Analisa
Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional untuk meningkatkan Kerjasama
Tim dan Kinerja Waktu Proyek (Studi Kasus pada Perusahaan PT. X). Indonesia
University. Google Scholar
Nurwisda, Delaga, & Rosyadi, Noor.
(2018). Pengaruh Kebutuhan Fisiologis, Keamanan, Sosial, Penghargaan Dan
Aktualisasi Diri Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Puskesmas Petarukan Kab.
Pemalang. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(10), 30�46.
Google Scholar
Pujiastuti, Endang. (2017). Hubungan Antara
Kompetensi Profesional Tenaga Medis, Budaya Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Dengan
Mutu Pelayanan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Waled Kab. Cirebon. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(4), 34�65. Google Scholar
Raharjo, Sahid. (2014). . (). . pada
tanggal 13 Juli 2020, pukul 11.54. In Cara Melakukan Uji Linearitas dengan
Program SPSS. Retrieved from https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-linearitas-dengan-program-spss.html
Raharjo, Sahid. (2017). . (). . pada
tanggal 13 Juli 2020, pukul 10.12. In Panduan Uji Heteroskedastisitas dengan
Gambar Scatterplots SPSS. Retrieved from https://www.spssindonesia.com/2017/03/uji-heteroskedastisitas-scatterplots.html
Sekaran, Uma, & Bougie, Roger. (2016). Research
methods for business: A skill building approach. John Wiley & Sons. Google Scholar
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif (Setiyawami (ed.)). Bandung :
Alfabeta.
Sulistyastuti, Erwan Agus Purwanto dan Dyah
Ratih. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.
Uviyanti, Siti, & Pramuka, Bambang
Agus. (2020). Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan
Bantuan Operasional Sekolah (Bos). Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia,
5(7), 471�480. Google Scholar
Copyright holder: Jesslyn Kartawidjaja
(2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |