��Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 09, September 2022
PERANCANGAN MOBILE WEBSITE DIREKTORI COFFEE
INDUSTRY KOTA MALANG DALAM MENDUKUNG �CAF� HOPPING�
Reyza Dwi Dzulqarnain Kahfi1*, Irfansyah2
1* Program Studi Magister Desain,
Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
2 Fakultas Seni Rupa dan Desain,
Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: 1*[email protected],
2[email protected]
Abstrak
Pertumbuhan industri kopi di Kota
Malang menciptakan tantangan bagi pelaku usaha dan penikmat kopi. Fenomena
"cafe hopping" menjadi tren yang menarik perhatian, namun kesulitan dalam
mencari kedai kopi yang sesuai menimbulkan hambatan. Penelitian ini merancang
mobile website Direktori Coffee Industri Kota Malang dengan pendekatan design
thinking dan Elements of User Experience. Dengan melibatkan pemilik kedai,
penikmat kopi, dan HIPMI Kota Malang, hasil perancangan diharapkan mampu
mengatasi hambatan tersebut, memberikan informasi yang efektif, dan mendukung
pertumbuhan industri kopi di Kota Malang.
Kata Kunci: Industri Kopi,
Mobile Website, Cafe Hopping, Design Thinking, Kota Malang
Abstract
The growth of the coffee industry in Malang presents
challenges for businesses and coffee enthusiasts. The phenomenon of "cafe
hopping" has become a notable trend, but difficulties in finding suitable
coffee shops pose obstacles. This research designs a mobile website for the
Coffee Industry Directory in Malang using the design thinking and Elements of
User Experience approaches. Involving coffee shop owners, enthusiasts, and
HIPMI Malang, the design aims to overcome these barriers, provide effective
information, and support the growth of the coffee industry in Malang.
Keywords: Coffee Industry, Mobile Website, Cafe Hopping, Design
Thinking, Malang City
Pendahuluan
Kopi memiliki tempat khusus di hati banyak orang di penjuru dunia. Kopi
telah menjadi lebih dari sekedar minuman, kopi dapat mewakili gaya hidup,
pengalaman sosial, dan kesempatan untuk eksplorasi sebuah budaya. Di berbagai
daerah di Indonesia, kopi telah menjadi fenomena yang merangkul banyak aspek
kehidupan, berbagai etnis, geografi yang beragam, dan perpaduan pengaruh
tradisional dan modern. Fenomena minum kopi atau ngopi berkembang tidak
terlepas dari gaya masyarakat urban yang gemar berkumpul dan mengekspresikan
diri. Budaya ngopi juga sudah bergeser dari menikmati secangkir kopi
menjadi pilihan gaya hidup berbagai kalangan. Semakin modern sebuah era
maka semakin menuntut pula terjadinya peningkatan gaya hidup manusia itu
sendiri. Gaya hidup konsumtif salah satunya yang mendorong budaya ngopi menuju
tingkatan yang berbeda dari sebelumnya. Konsumtif secara tidak sadar membentuk
impian dan kesadaran para konsumen hingga melahirkan pola-pola konsumerisme
yang tidak ada habisnya.
Hal ini menciptakan
fenomena unik yang dikenal sebagai "cafe hopping" yang
melibatkan mengunjungi berbagai kedai kopi untuk menikmati suasana, kualitas
kopi, dan menu yang tersedia. Fenomena cafe hopping ini telah
menciptakan budaya, gaya hidup dan pola konsumerisme tersendiri, khususnya di
kalangan penikmat kopi dan pengunjung yang mencari pengalaman baru. Pengunjung
sering bepergian ke kedai kopi yang berbeda untuk menjelajahi rasa dan jenis
kopi yang berbeda, menikmati suasana yang berbeda, dan mengabadikan momen
dengan membagikannya di media sosial. Gaya hidup yang mengalir melalui
secangkir kopi menjadikan ngopi sebagai pilihan gaya hidup yang bisa
didapatkan, diisi ulang, atau bahkan ditingkatkan (Tucker, 2011: 6-7). Terlebih
dengan banyaknya bermunculan cafe dan kedai kopi, menjadikan cafe
hoping ini menjadi sebuah tren yang marak dalam beberapa tahun terakhir di
berbagai daerah di Indonesia.
Pada akhirnya ngopi
menjadi sebuah aktifitas sosial dan suatu saat menjadi kompetisi untuk diri sendiri yang tidak lebih untuk kompetisi
pada teman dan anggota masyarakat untuk menunjukkan eksistensi diri yang lain
sebagai simbol status sosial, harga. diri, dan citra insan modern dan tidak
ketinggalan zaman. Oleh sebab itu hal ini erat kaitannya dengan sebuah eksistensialisme dari
pribadi seseorang. Kopi dipandang sebagai artefak budaya masyarakat urban yang
terikat pada praktik sosial dan kemudian dianggap sebagai profil atau identitas
sosial. Budaya kopi dan budaya anak muda dikenal eksis sebagai sirkuit budaya
yang menonjolkan empat momen yakni budaya, representasi, identitas, produksi,
konsumsi. Budaya ngopi telah menjadi
pilihan gaya hidup bagi anak muda umumnya untuk memenuhi representasi identitas
anak nongkrong yang ideal.
Kuliner merupakan subsektor penyumbang terbesar dari
produk domestik bruto (PDB). Namun sektor ini sedikit-banyak kurang memiliki kekuatan
untuk memasarkan dan memperkenalkan merek mereka. Saat merancang direktori
media perlu pertimbangan desain sangat penting untuk memastikan pengalaman
pengguna yang terbaik dan tidak terbatasi oleh system dari suatu platform. Desain yang baik harus dapat
menyajikan informasi secara efektif, jelas, intuitif dan menarik, serta
memberikan pengalaman yang mudah dan memuaskan kepada user dalam mencari dan menjelajahi kedai kopi di Kota Malang. Oleh
karena itu, diperlukan penelitian yang mendalam untuk menghasilkan desain media
direktori industri kopi yang efektif dan menarik perhatian pengguna di kota
Malang.
Mobile website memiliki
potensi dan solusi yang cukup signifikan sebagai media direktori karena
dikelola tanpa mengikuti system dari suatu platform sosial media yang
banyak digunakan oleh media direktori yang saat ini banyak bermunculan.
Perancangan mobile website ini juga akan bekerja sama dengan media
direktori online di Kota Malang yakni Kondimen (@kondimen.mlg) yang sudah
berkiprah sejak 1 April 2017 menjadi salah satu pionir media direktori kopi di
Kota Malang dengan jumlah pengikut sebanyak 13 ribu di Instagram, menjadikan
Kondimen sebuah media yang diakui oleh penikmat kopi. Kondimen lahir dari
keresahan munculnya kedai kopi atau caf� yang banyak bermunculan di Kota
Malang. Kondimen ingin memudahkan para penikmat kopi untuk menemukan kedai kopi
atau caf� yang akan dikunjungi. Teori desain media direktori berbasis mobile
website mengacu pada prinsip-prinsip dan konsep yang digunakan dalam
merancang dan mengembangkan sebuah direktori online. Sebuah direktori online
adalah situs web yang memuat daftar tautan atau informasi tentang berbagai
situs web atau sumber daya online lainnya, biasanya diorganisir dalam
kategori-kategori atau subkategori yang berbeda.
Dalam perancangan media direktori berbasis mobile
website, penelitian ini menggunakan teori design thinking. Design
thinking merupakan sebuah eksplorasi atau rencana desain dalam berbagai
ranah. Desain thinking mengacu pada sudut pandang sebagai manusia dalam
merangkai dan menciptakan sebuah rancangan desain. Lebih lanjut, design thinking menitikberatkan
pendekatan dengan manusia guna mengintegrasikan kebutuhan manusia lain
(pengguna), khususnya terkait penggunaan teknologi dalam kaitannya dengan
perkembangan informasi dan bisnis. Design
thinking akan melakukan pendekatan gabungan tiga faktor, yaitu viability (bisnis), desirability (manusia), dan feasibility
(penggunaan teknologi). Nantinya, desain
thinking ini akan berkutat pada inspirasi, ide, dan juga bagaimana
penerapannya (Brown, 2008).
Penelitian
ini bertujuan untuk merancang mobile website Direktori Coffee Industri Kota
Malang yang mendukung "caf� hopping" dengan fokus pada karakteristik
penikmat kopi di Kota Malang. Penelitian ini akan mengembangkan desain media
direktori yang responsif dan tepat, serta mengidentifikasi manfaat dan
pengaruhnya terhadap industri kopi di kota tersebut. Tujuan utama melibatkan
identifikasi karakteristik penikmat kopi "caf� hopping" dan
perancangan mobile website, sedangkan manfaatnya mencakup pelayanan informasi
dan rekomendasi kepada konsumen, kemudahan bagi wisatawan, peningkatan jumlah
pelanggan bagi pelaku industri kopi, serta dukungan terhadap pengembangan
sektor kuliner Kota Malang oleh pemerintah daerah. Dengan pendekatan
fenomenologi desain, tesis ini diharapkan tidak hanya menjadi acuan bagi
desainer, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, industri,
dan pemerintah setempat.
Metode Penelitian
Ideasi dan konsep dasar dalam
perancangan ini berdasar pada kebutuhan dan kemudahan dalam mengakses direktori
agar tercapainya tujuan yang ingin dicapai, yakni mempermudah konsumen dan
pengunjung kedai kopi dan caf� di Kota Malang agar menemukan tempat destinasi
sesuai dengan preferensi dan kebutuhan dari pengguna. Dari
pengumpulan data yang penulis lakukan dan identitas dari direktori yang akan
dikembangkan yakni Kondimen Malang. Metode yang akan digunakan dalam
perancangan ini menggunakan penggabungan 2 metode yakni Design Thinking dan
Five Planes Method. Penjabaran metode konsep umum digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 1. Konsep Umum Metode Perancangan
Pendekatan �Five Planes�. oleh J.J. Garret (2011) digunakan dalam
perancangan direktori mobile website untuk kedai kopi dan cafe
ini. Metode ini memiliki lima tahapan atau level yang berbeda, yaitu Strategy
Plane, Scope Plane, Structure Plane, Skeleton Plane, dan Surface Plane.
Strategi, batasan, dan struktur mobile website berfungsi sebagai bentuk
abstrak dari alur, yang kemudian dilakukan ke bentuk konkret dari antarmuka dan
pengalaman pengguna. Perancang dapat mengulang di dalam setiap langkah jika
diperlukan, tetapi seluruh proses harus diselesaikan secara berurutan.
Uji usabilitas adalah
metode mengevaluasi produk atau rancangan dengan pengujian kepada pengguna yang
representatif. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah dari fungsi dan
pengoperasian, mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif, dan menentukan
kepuasan pengguna terhadap produk atau rancangan.
Uji usabilitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, dalam hal ini akan
ditentukan langkah yang akan dilakukan berdasarkan dari "10
Usability Heuristics for User Interface Design" oleh Jacob Nielsen (1994).
Berikut ini
beberapa langkah umum yang akan dilakukan.
a.
Penentukan tujuan dan sasaran tes: Hal ini termasuk
mengidentifikasi target audiens, tugas-tugas yang akan diuji, dan metrik yang
akan digunakan untuk mengukur keberhasilan.
b.
Merencanakan tes: Hal ini mencakup pemilihan
pengaturan tes, memutuskan data apa yang akan dikumpulkan, dan membuat rencana
tes.
c.
Merekrut peserta: Peserta harus mewakili audiens
target dan harus direkrut terlebih dahulu.
d.
Melaksanakan tes: Selama tes berlangsung, peserta
harus diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah diidentifikasi dalam
rencana tes. Tes harus dilakukan di lingkungan yang tenang dan bebas dari
gangguan, dan peserta harus didorong untuk berpikir dengan suara keras saat
mereka menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
e.
Mengumpulkan data: Data harus dikumpulkan selama tes
berlangsung, termasuk pengamatan, catatan, dan metrik. Data ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi masalah kegunaan dan melakukan perbaikan pada produk
atau layanan.
f.
Menganalisis data: Data yang dikumpulkan selama
pengujian harus dianalisis untuk mengidentifikasi masalah kegunaan dan untuk
menentukan kepuasan pengguna terhadap produk atau layanan.
g.
Melaporkan hasil: Hasil uji kegunaan harus dilaporkan
kepada para pemangku kepentingan, termasuk perancang, pengembang, dan
manajemen. Laporan tersebut harus mencakup rekomendasi untuk meningkatkan
produk atau layanan berdasarkan data yang dikumpulkan selama pengujian.
Membuat media direktori mobile website untuk kedai kopi dan caf�
di Kota Malang adalah tujuan utama dari perancangan ini. Meskipun demikian,
tujuan ini dapat didefinisikan dalam bentuk informasi (produk sebagai
informasi) dan fungsi (produk sebagai fungsi).
a. Konsumen dan penikmati kopi
dapat mencari informasi kedai kopi dan caf� yang ingin dituju dengan
cepat.
b. Fitur lain yang dihadirkan
juga memberikan informasi tentang aktivitas, karir, dan berita terkait kopi dan
kedai kopi di Kota Malang.
Tujuan yang telah disebutkan diatas saling berhubungan dengan sumber data
yang telah dikumpulkan melalui kuesioner kepada konsumen kedai kopi dan juga
wawancara kepada pelaku industri kopi. Berdasarkan tujuan tersebut, perancangan
mobile website akan dirancang dengan kemudahan dan kecepatan akses bagi
pengguna dalam mencari informasi kedai kopi dan caf� di Kota Malang,
serta dengan update dan penambahan informasi secara berkala agar
pengguna dapat memiliki rekomendasi destinasi kedai kopi dan cafe baru
untuk mendukung kegiatan caf� hopping.
Kebutuhan pengguna berdasarkan data yang telah dihimpun yakni menitik
beratkan pencarian informasi kedai kopi dan caf� yang sesuai dengan
preferensi pengguna dengan cepat dan akurat, karena dalam riset perancang
menemukan pain pengunjung kedai kopi dan caf� yang kesulitan
dalam menemukan informasi kedai kopi dan caf� di sosial media karena
algoritma yang semakin memperkeruh pencarian. Selain itu pengguna juga dapat
memiliki informasi terkait berita dan aktivitas seputar kopi dan kedai kopi di
Kota Malang. Secara garis besar perancangan direktori ini agar terhimpun dan
terarsip dengan baik tentang kedai kopi dan caf� di Kota Malang.
Segmentasi pengguna utama adalah pengunjung
dan penikmat kedai kopi dan cafe di Kota Malang. Dibutuhkan informasi
seputar kopi dan kedai kopi secara berkala, valid dan transparan. Segmentasi
pengguna ini telah dijabarkan dalam sub bab III.4.1 tentang strata segmentasi bagaimana
kesinambungan antara segmentasi pengguna dan juga segmentasi kedai kopi dan cafe.
a. Segmentasi pengguna sekunder adalah pelaku industri kedai kopi dan cafe
yang akan memiliki wadah secara nyata dan aktif dalam meningkatkan industri
kedai kopi dan cafe di Kota Malang, dimana pelaku dapat melihat reaksi
dan pengalaman pengunjung agar dapat menemukan inovasi dan memenuhi kebutuhan
pengunjung dan penikmat kopi.
Pada tahapan ini, dalam hal
kebutuhan fungsional dan konten direktori, penulis membatasi elemen-elemen yang
telah dibahas pada tahap strategi sebelumnya. Functional Specifications,
Content Requirements, dan User Requirements merupakan tiga bagian dari
tahap ini. Berikut ini adalah penjelasannya dari tahapan yang telah disebutkan.
Aspek yang akan digunakan untuk
membuat direktori kedai kopi dan cafe di Kota Malang memiliki batasan
yang telah ditentukan. Berikut ini adalah kebutuhan fungsi utama dari
direktori, yakni:
a.
Direktori dan konten bersifat
informatif dan rekomendatif tentang kedai kopi dan caf� di Kota Malang.
b.
Navigasi utama akan berada pada
filter direktori dimana fitur tersebut akan memudahkan pengguna dalam
pengoperasian perancangan.
c.
Perancangan sistem dengan fitur
direktori agar pengguna dapat menyaring dan menemukan informasi dengan spesifik
dan mudah tentang kedai kopi dan caf� sesuai dengan preferensi pengguna.
d.
Mobile website terbagi menjadi
dua bagian yaitu direktori dan artikel informasi terkait industri.
Masing-masing akan memiliki halaman khusus untuk menampilkan informasi yang
terkategorikan.
Penulis menyusun konten-konten
yang dibutuhkan sebagai panduan untuk tahap selanjutnya, berdasarkan kebutuhan
dan tujuan dari penggunaan website yang telah dijabarkan pada tahap sebelumnya.
Berdasarkan sumber data dan tujuan perancangan mobile website direktori,
penulis menentukan konten yang akan dirancang sebagai panduan untuk tahapan
berikutnya. Terdapat dua bagian besar untuk konten yang ditentukan, yakni:
a. Filter Direktori
Filter direktori menjadi konten
utama dalam membantu pengguna dalam mencari kedai kopi dan cafe juga
sebagai wadah penyampaian informasi terkait industri kopi di Kota Malang.
Berdasarkan topik dan objek penelitian yakni kedai kopi dan cafe di Kota
Malang, dimana sumber data berkaitan dengan penentuan konten informasi yang
akan ditampilkan. Berdasarkan kategori yang telah ditentukan terdapat beberapa
kebutuhan meliputi cakupan area, sajian, jangkauan harga, hingga fasilitas yang
diberikan. Komponen tersebut berdasar dari masing-masing kategori yang diberi
keterangan dari tingkat prioritas. Setiap pengoperasian direktori memiliki
skema yang akan memberikan komponen informasi sesuai dengan filter yang telah
dipilih. Berikut paparan skema yang berhubungan dengan komponen informasi dalam
direktori tersebut:
1)
Jangkauan area yang akan mencakupi 5
kecamatan di Kota Malang, serta terdapat landmark yang akan menjadi
penandaa cakupan area, seperti halnya sekitar kayutangan, alun-alun, tugu, dsb.
2)
Fasilitas yang dimiliki oleh tiap
kedai kopi akan dijabarkan dan dapat di filter sesuai dengan preferensi
pengunjung, seperti halnya ruangan indoor, terdapat smoking area, area
parker yang luas, dsb.
3)
Menu sajian juga dapat dipilih dalam
konten filter ini yang telah dikategorikan sesuai garis besar dari jenis
kategori menu, seperti halnya jenis olahan kopi, sajian barat, sajian asia,
program sarapan, dsb.
4)
Rentang harga yang telah disesuaikan
berdasarkan pada jangkauan harga seluruh kedai kopi di Kota Malang dan akan
dijadikan satuan pengukuran dari poin 1 (termurah). hingga 5 (termahal).
b. Informasi Industri Kopi
Konten utama yang
kedua terdapat beberapa bagian konten yang termasuk dalam lingkup informasi
industri kopi di Kota Malang yang diperbarui secara berkala dan waktu yang
sebenarnya. Hal ini menjadi wadah baru bagi masyarakat dan pengguna agar
mendapat informasi seputar kegiatan dan edukasi mengenai industri kopi di Kota
Malang. Terdapat kategori konten yakni Aktifitas, Berita dan Karir seputar industri kopi di
Kota Malang.
Ekspektasi pengguna dan interaksi
dalam pengoperasian mobile website dalam User Requirements.
Pengguna diharapkan dapat menjalankan fitur-fitur yang dihadirkan dan dapat
menyelesaikan tugas dalam pencarian informasi dalam direktori mobile
website. Berikut merupakan tugas yang pengguna harus dapat jalankan dalam
direktori, yakni:
Tabel 1
User Requirements direktori kedai kopi
Pengguna |
Interaksi dan Ekspektasi Pengguna |
1. Pengunjung Kedai Kopi dan Cafe di Kota Malang 2. Penikmati Kopi yang berkunjung atau di Kota Malang 3. Pelaku industri kopi di Kota Malang 4. Masyarakat umum yang berkunjung di Kota Malang |
Memanfaatkan fitur di homepage. |
Mencari informasi kedai kopi
dan cafe terdekat atau sesuai dengan preferensi yang ingin dikunjungi. |
|
Mencari informasi terkait
berita, aktifitas kegiatan seputar kopi atau di kedai kopi dan cafe di
Kota Malang. |
|
Menemukan detail informasi
dan memanfaatkan fitur seperti foto, ulasan, video, dsb. dalam artikel kedai
kopi dan cafe yang ingin dikunjungi. |
Setelah membagi jenis pengguna
yang dilakukan di User Requirements, maka ditentukan interaksi yang juga
disesuaikan kepada jenis pengguna agar alur pengoperasian pada mobile website
dapat menunjang kebutuhan fitur dari pengguna.
Rancangan interaksi untuk pengguna
sudah dapat memanfaatkan fitur di homepage sesaat awal mengakses mobile
website. Lalu pengguna juga dapat mencari informasi spesifik terkait kedai kopi
dan cafe menggunakan fitur filter direktori yang akan diatur atau disesuaikan
dengan bagian tersendiri agar memudahkan dalam pengoperasian oleh segala jenis
pengguna. Interaksi yang dirancang pada filter direktori akan sangat memudahkan
dan mempercepat pencarian oleh pengguna. Penjabaran detail interaktif dalam
mobile website akan dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 2. Interaction design pengguna
Pemetaan konten informasi yang
akan disusun dalam situs web direktori ini adalah tujuan dari langkah hierarki
ini. Halaman utama menampilkan entri data dengan kategori kategori terbaru
sebagai pusat penyajian konten informasi.
Untuk memberikan pengalaman
pengguna dan membantu pengguna mencapai tujuan mereka ketika mengoperasikan mobile
website direktori dibutuhkan alur pengguna karena hal ini menjadi salah
satu komponen utama dalam tahap bidang struktural. Alur ini menunjukkan
berbagai tahapan yang mungkin dilakukan oleh pengguna saat berinteraksi, mulai
dari navigasi hingga menyelesaikan aktivitas yang diinginkan. Pengguna dapat
mencari informasi secara efisien karena dirancang intuitif melalui alur kerja
pengguna. Alur ini menjadi landasan dalam perancangan struktur dan navigasi agar
tercapainya tujuan yang komprehensif.
Antarmuka dirancang dengan mengedepankan
hirarkis tata letak agar dapat mencapai tujuan dimana direktori mobile
website dapat mempermudah dan mempercepat pencarian kedai kopi dan caf� sesuai
dengan preferensi pengguna, dengan elemen terkait yang sederhana namun efektif
dan tidak memiliki banyak aksen dan ornamen diharapkan dapat memberikan
prioritas konten yang sesuai.
Perancangan navigasi dalam direktori mobile website
mempertimbangkan kebutuhan dan celah yang dapat menjadi solusi dalam alur
pengoperasian dan struktur informasi konten. Desain dalam navigasi dibuat agar
dapat diakses dengan cepat dan mudah dalam pengoperasian bagi pengguna untuk menjelajahi seluruh fitur dan konten yang dihadirkan. Hal tersebut
agar pengguna dapat memanfaatkan direktori dengan responsif.
Tahapan akhir dalam metode five
planes ini yakni Surface Plane dimana fokus dalam hal ini adalah
bagaimana menentukan tampilan visual yang menarik dan fungsional dalam
kebutuhan direktori kedai kopi dan caf� di Kota Malang. Tahap ini akan
mempertimbangkan estetika visual dan kemudahan dalam pengoperasian agar dapat
memberikan kemudahan pada pengguna. Penggabungan antar elemen grafis seperti halnya
warna, elemen, ikon, dan tipografi akan dikemas sedemikian rupa agar dapat
mencapai antarmuka yang harmonis dan berkesinambungan antara satu dengan
lainnya. Selain itu hirarkis konten juga dipertimbangkan agar pengoperasian
perancangan dapat tersampaikan dengan baik. Berikut adalah hasil dari tampilan
antarmuka direktori mobile website.
Tahapan ini merupakan metode dalam pengembangan sebuah
rancangan dengan menggabungkan unsur-unsur yang sudah ditentukan. Hal ini
ditujukan untuk dapat dioperasikannya sebuah rancangan dalam hal ini adalah
direktori mobile website. Perancang menggunakan software yang
umum digunakan dalam prototyping mobile website yakni Figma, karena
kemudahan dalam pengoperasian. Dalam memenuhi kebutuhan navigasi dan interaksi
dapat dilakukan dengan software ini dengan menghubungkan antara satu
halaman dengan yang lain. Berikut adalah gambaran dari prototype dalam
perancangan ini.
Setelah seluruh proses perancangan telah usai
dilakukan, tahap selanjutnya merupakan tahap pengujian agar dapat memiliki
tolak ukur pada perancangan ini dalam segi kegunaan, alur, kemudahan, serta
tujuan yang ingin dicapai sudah terpenuhi. Metode yang digunakan merupakan Heuristic
Evaluation dari Nielsen. Metode ini merupakan
pengujian yang cukup sering digunakan dalam menilai perancangan website
karena proses yang cukup ringkas dan tidak memerlukan biaya yang banyak. Heuristic
Evaluation memiliki 10 poin yang menjadi tolak ukur penilaian yakni Visibility
of system status, Match between system and the real world, User control and
freedom, Consistency and Standards, Error Prevention, Recognition rather than
recall , Flexibility and efficiency of use, Aesthetic and Minimalist design,
Help users recognize, diagnose, and recover from errors, dan Help and
documentation.
Prototype yang akan di uji cobakan dilakukan melalui scenario tugas dengan
menentukan partisipan yakni khalayak umum sesuai dengan segmentasi dan tujuan
dari perancangan ini dengan mempertimbangkan karakteristik pengguna yang juga pengunjung kedai kopi dan caf�.
Dari hasil uji usabilitas diatas akan dievaluasi dan akan dijadikan acuan
penilaian apakah perancangan sudah memenuhi penilaian dari uji usabilitas
ataupun masih perlu ada perbaikan. Berikut merupakan penjabaran dari metode uji
usabilitas yang akan dilakukan dalam perancangan ini.
Penetapan
tujuan dalam uji usabilitas ini dilakukan agar memiliki batasan yang ingin
dicapai. Berikut merupakan tujuan yang penulis tentukan berdasarkan sumber data
yang dimiliki.
1)
Evaluasi menyeluruh dari rancangan dengan metode dari Heuristic
Evaluation dimana dilakukan identifikasi sejauh mana perancangan sesuai
dengan 10 poin dari metode yang telah ditentukan.
2)
Evaluasi kekurangan dari perancangan yang menjadi penghambat dalam
pengoperasian direktori mobile website.
3)
Mendapat umpan balik dari pengguna yang akan menjadi penanda apakah
perancangan sudah mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya
perbaikan.
4)
Memiliki penilaian dari pengguna bagaimana perancangan yang sudah
dilakukan dari segi fungsionalitas dan estetika visual.
Pemilihan
partisipan untuk prosedur uji usabilitas dilakukan secara acak kepada
pengunjung kedai kopi dan caf� di Kota Malang agar tujuan kepada
segmentasi dapat terpenuhi. Partisipan yang dipilih juga diharapkan dapat
menjadi penggambaran dari kebanyakan pengunjung kedai kopi dan caf� di
Kota Malang. Berikut adalah partisipan yang didapatkan dalam proses uji usabilitas
dilakukan.
Tabel 2
Daftar partisipan uji usabilitas
No. |
Partisipan |
|
1 |
Nama |
Hanisa Pramesty |
Profesi |
Mahasiswa |
|
Pengunjung dari kedai kopi |
Jokopi |
|
No. |
Partisipan |
|
2 |
Nama |
Denni Ardyanto |
Profesi |
Pekerja Swasta |
|
Pengunjung dari kedai kopi |
Amstirdam Coffee |
|
No. |
Partisipan |
|
3 |
Nama |
Yolan |
Profesi |
Pelajar SMA |
|
Pengunjung dari kedai kopi |
Toko Roti Cengli |
Prosedur yang akan dijalankan dalam uji usabilitas perancangan ini dengan
menggunakan skenario tugas yang perlu dijalankan oleh partisipan. Skenario
tugas disusun menyesuaikan dengan bagian dari rancangan untuk melihat kegunaan
dari sebuah fitur, navigasi dan alur pengoperasian. Skenario tugas ini akan
diberikan nilai oleh partisipan sesuai dengan tingkat kesulitan dalam
pengoperasian direktori mobile website. Penilaian akan menggunakan poin
1 (Sulit), 2 (Sedang), 3 (Mudah). Berikut adalah detail skenario tugas serta
perhitungan nilai yang akan dilakukan.
Dari tabel hasil uji usabilitas diatas maka selanjutnya akan dilakukan
analisis dan penilaian rata-rata. Penilaian akan dilakukan dengan pendekatan
kualitatif yang akan ditetapkan pada setiap pengujian. Berikut adalah kategori
penilaian yang telah ditentukan untuk dapat menentukan hasil analisis dari uji
usabilitas yang telah dilakukan.
Tabel 3
Tabel kategori penilaian uji usabilitas
No. |
Kategori Penilaian Skenario Tugas |
Kategori Hasil |
1 |
0-8 |
Tidak Baik (Perlu iterasi) |
2 |
9-16 |
Baik |
3 |
17-24 |
Sangat Baik |
Tabel 4
Tabel kategori penilaian skenario tugas
No. |
Kategori Penilaian Heuristic Evaluation |
Kategori Hasil |
1 |
0-10 |
Sangat Tidak Baik (Perlu iterasi) |
2 |
11-20 |
Tidak Baik (Perlu iterasi) |
3 |
21-30 |
Cukup Baik |
4 |
31-40 |
Baik |
5 |
41-50 |
Sangat Baik |
Dari kategori penilaian diatas akan dijadikan acuan untuk memberikan
nilai rata�rata keseluruhan pada uji usabilitas yang telah dilakukan oleh
partisipan. Nilai ini juga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk perancang
apabila terdapat kekurangan dalam penilaian dan menemukan titik permasalahan
yang ditemukan oleh partisipan. Partisipan akan di inisialkan dengan Partisipan
1 (P1), Partisipan 2 (P2), Partisipan 3 (P3). Berikut adalah hasil analisis
dari penilaian dari uji usabilitas.
Tabel 5
Tabel hasil rata-rata penilaian skenario tugas partisipan
No. |
Rata-rata Penilaian |
|||
Poin Penilaian |
Nilai |
|||
P1 |
P2 |
P3 |
||
1 |
Mengamati
halaman utama. |
2 |
3 |
3 |
2 |
Mengamati rekomendasi kedai kopi mingguan. |
3 |
3 |
3 |
3 |
Mencari preferensi kedai kopi yang ingin dituju melalui filter
direktori |
3 |
2 |
3 |
4 |
Menentukan kedai kopi sesuai preferensi yang telah dipilih melalui
filter direktori |
3 |
2 |
2 |
5 |
Menentukan dan mencari informasi dari kedai kopi dari hasil pencarian
filter direktori |
2 |
3 |
3 |
6 |
Mengamati burger menu |
3 |
3 |
3 |
7 |
Menentukan dan memilih konten dan fitur yang ada di dalam burger
menu |
2 |
3 |
3 |
8 |
Mencari
informasi yang telah tersedia dari kategori yang dipilih dalam burger menu |
2 |
2 |
3 |
Jumlah Skor |
20 |
21 |
23 |
|
Kategori Hasil Penilaian |
Sangat Baik |
Sangat Baik |
Sangat Baik |
Tabel 6
Tabel hasil rata-rata penilaian uji usabilitas partisipan
No. |
Rata-rata Penilaian |
|||
Poin Penilaian |
Nilai |
|||
P1 |
P2 |
P3 |
||
1 |
Visibility of system status |
4 |
5 |
5 |
2 |
Match between system and the real world |
5 |
4 |
5 |
3 |
User control and freedom |
3 |
4 |
4 |
4 |
Consistency and Standards |
4 |
4 |
5 |
5 |
Error Prevention |
2 |
2 |
2 |
6 |
Recognition rather than recall |
4 |
2 |
3 |
7 |
Flexibility and efficiency of use |
5 |
5 |
5 |
8 |
Aesthetic and Minimalist design |
5 |
5 |
5 |
9 |
Help users recognize, diagnose, and recover from
errors |
3 |
5 |
3 |
10 |
Help and documentation |
2 |
3 |
2 |
Jumlah Skor |
37 |
34 |
39 |
|
Kategori Hasil Penilaian |
Baik |
Baik |
Baik |
Dari table penilaian yang telah dilakukan, prototype
dari perancangan direktori kedai kopi dan caf� di Kota Malang menunjukkan penilaian di
kategori sangat baik untuk uji usabilitas skenario tugas dan kategori penilaian
baik untuk penilaian 10 poin heuristic evaluation. Berdasarkan hasil ini
didapatkan bahwa perancangan ini dapat memenuhi kriteria dari kebutuhan
pengguna yakni pengunjung kedai kopi untuk mendukung kegiatan caf� hopping.
Aak.(1980): Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta. Yayasan Kanisius.
Aziz, A. (2018):
Coffee Culture and Social Interaction in Malang City. Journal of Indonesian
Coffee Studies, 12(3), 215-228.
Bricklin, D.
(2018): The Evolution of the World Wide Web: From Directory to Search. In
Technology and the Future of Work, 35-50. Routledge.
Bringhurst, Robert (2012): The Elements of Typographic Style. Vancouver: Hartley & Marks Publishers.
Brown, Andy &
Jones, Rhia & Crabb, Michael & Sandford, James & Brooks, Matthew
& Armstrong, Michael & Jay, Caroline. (2015). Dynamic Subtitles: The
User Experience.
Brown, D. (2019): Cross-Platform
UX Design: Creating Consistent User Experiences across Devices. O'Reilly
Media.
Brown, T. (2008): Design
thinking. Harvard Business Review, 86(6),
84-92.
Chaney, D. (1996).
Lifestyles: Sebuah Pengantar Komprehensi. Yogyakarta. Percetakan Jalasutra.
Chaney, D. (2002):
Lifestyle, Values, and Beliefs: A Global Perspective. Bloomsbury Academic.
Clark, J. A., (2015): Responsive Web Design in Practice. 1st penyunt. Maryland: Rowman & Littlefield.
Danarti dan Najayati, S. (2004): Kopi: Budidaya dan Penanganan Pasca Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.
Garrett, J. J., (2011): The
Elements of User Experience: User-Centered Deisgn for the Web and Beyond,
Second Edition. California, Newriders.
Giles, J. (2005): Internet encyclopaedias go head to
head. Nature, 438(7070),
900-901.
Hagtvedt, H., & Patrick, V. M. (2018): The Moderating
Role of Physical Environments in the Experience of Incongruity. Journal of
Consumer Research, 45(1), 174-190.
Hattox, R. S.
(1985): Coffee and Coffeehouses: The Origins of a Social Beverage in the
Medieval Near East. University of Washington Press.
Hidayat,
B. (2021): The Aesthetics of Coffee Shops in Malang City. Coffee Aesthetics
Review, 45(2), 120-134.
Hoch,
S. J., & Deighton, J. (1989): Managing what consumers learn from
experience. Journal of Marketing, 53(2),
1-20.
ISO.
(2019): ISO 9241-210:2019 Ergonomics of human-system: Human-centred design
for interactive systems. International Organization for Standardization,
210.
Kare,
S. (2010): Icons Speak: Susan Kare on Icon Design. Smashing Magazine.
Kotler, Keller. (2008): Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Krug,
S. (2014): Don't Make Me Think, Revisited: A CommonSense Approach to Web
Usability. New Riders.
Lupton, E. (2010): Thinking with type: a critical guide for designers, writers, editors, & students. New York: Princteton Architectural Press.
Lidwell, W., Holden, K., & Butler, J. (2010): Universal
Principles of Design. Rockport Publishers.
Marcotte, E. (2010): Responsive Web Design.
A List Apart.
McQuivey, J. (2013). Digital Disruption: Unleashing the Next Wave of Innovation. Las Vegas: Amazon Publishing
Moskowitz,
M., & Schatzberg, A. (2009): The Starbucks Experience: 5 Principles for Turning
Ordinary into Extraordinary. McGraw-Hill.
Nielsen,
J. (1993): Usability Engineering. Academic Press.
Nielsen,
J., & Norman, D. (1994): User Interface Directions for the Web.
Nielsen Norman Group.
Nielsen,
Jakob. (1999): Usability Evaluation Methods: The Reliability and Usage of
Cognitive Walkthrough and Usability Test. Denmark.
Norman, D. (2013): The Design of Everyday
Things. Basic Books.
Norman,
D. (2004): Emotional Design: Why We Love (or Hate) Everyday Things.
Basic Books.
Ogah, C.O. & Obebe, T.O. (2012): Caffeine Content of Cocoa and Coffee Beverages in Lagos, Nigeria, Global Research Publishing, 3 (1), 404- 405.
Park, A.Y, Gretzel.U. (2007): Success Factors for Destination Marketing Web Sites: A Qualitative Meta-Analysis. Journal of Travel Research (SAGE Publications)-Vol. 46, Iss: 1, pp 46-63. doi.org/10.1177/00472875073023
Pendergrast,
M. (2010): Uncommon Grounds: The History of Coffee and How It Transformed
Our World. Basic Books.
Pine,
B. J., & Gilmore, J. H. (1998): Welcome to the Experience Economy. Harvard
Business Review, 76(4), 97-105.
Shneiderman, B. (2010): Designing the User
Interface: Strategies for Effective Human-Computer Interaction. Pearson.
Smith,
A. (2019): The Rise of the Coffee Connoisseur: From Gourmet Beans to Latte
Art. Coffee Connoisseur Magazine, 35(4),
42-47.
Smith,
J., (2010): The History of Temperate Agroforestry. Organic Research.
Center.
Spencer, Anne
Ross, (2017): Epidemiology as a Framework for Large-Scale Mobile Application
Accessibility Assessment. In Proceedings of the 19th International
ACM SIGACCESS Conference on Computers and Accessibility (ASSETS �17). ACM,
NewYork, NY, USA, 2�11.
Spiekermann, Erick. (2014): Stop Stealing The Sheep & Find Out How Type Works. United States: Peachpit.
Subandy, Idi Ibrahim. (1997): Ectasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia. Bandung: Mizan Pustaka
Tschichold, Jan, (1991): The Form of the Book, Hartley & Marks.
Tucker, Catherine M. (2011): Coffee Culture: Local Experiences, Global Connections. New York: Routledge, 6-7.
Ward,
J., O'Malley, L., & Kovacs, B. (2017): Caf� Culture: Exploring coffee shop
social interaction and implications for design. Proceedings of the 2017
Conference on Designing Interactive Systems, 797-809.
Walter,
A. (2011). Designing for Emotion. A Book Apart.
Badan Pusat Statistik Kota Malang. Diperoleh melalui
situs internet: https://malangkota.bps.go.id/indicator/16/133/1/jumlah-restoran-rumah-makan-menurut-kecamatan-di-kota-malang.html/.
Diakses pada tanggal 13 Juli 2023.
DeMers, J. (2014). The Ultimate Guide To Article
Directories And Their Benefits. Forbes.
Gallagher, B. (2020). How to Use Online Business
Directories: 25 Tips to Get Results. SCORE.
GSMA. (2021). The Mobile Economy 2021. Diperoleh melalui
situs internet: https://www.gsma.com/mobileeconomy/.
International Telecommunication Union (ITU). (2021). ICT
facts and figures 2020.
Liew, C. (2020). The Difference Between Web Directories
and Search Engines.
Nielsen, J. (2016). Mobile Usability.
Nielsen, (2018).
Nielsen. Diperoleh melalui situs
internet: www.nielsen.com
Pew Research Center. (2021). Mobile Technology and Home
Broadband 2021
Copyright
holder: Reyza Dwi Dzulqarnain
Kahfi, Irfansyah (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |