Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 5, Mei 2022
STRATEGI KOMUNIKASI SANGGAR SENI DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN MELALUI MEDIA SOSIAL: STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF GAWEAN PARIKESIT MELESTARIKAN KEBUDAYAAN MELALUI YOUTUBE
Nindya Adisti
Wikandini, Weni A. Arindawati, Nurkinan
Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Kebudayaan merupakan warisan penting yang harus dijaga dan dilestarikan. Pada era ini yang mana bertukar informasi dengan cepat membuat dengan mudahnya kebudayaan masuk dan keluar. Banyak sekali masyarakat dari berbagai golongan berupaya untuk melestarikan kebudayaan, salah satunya sanggar seni Gawean Patikesit yang mana pada saat ini mereka menggunakan media sosial Youtube dalam mengupayakannya. Motivasi serta strategi yang digunakan Gawean Parikesit dalam melakukan upaya melestarikan kebudayaan, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori perencanaan komunikasi. Hasil penelitian dari penelitian ini sudah sesuai dengan asumsi dasar dari teori perencanaan komunikasi, motivasi yang cukup besar serta tujuan yang sudah terarah. Gawean Parikesit menggunakan media sosial Youtube �sebagai strategi dalam melestarikan kebudayaan. Strategi komunikasi yang dilakukan sanggar seni Gawean Parikesit sudah cukup efektif, Gawean Parikesit menetapkan� target dari khalayak yaitu generasi muda penerus warisan bangsa, menyusun pesan dengan cermat agar menarik minat, menentukan metode dengan menjalankan dua aspek yang mencakup informatif �serta edukatif,� dan pemilihan media untuk menyebarkan informasi yaitu media sosial Youtube yang merupakan media sosial kerap kali diakses oleh masyarakat berbagai kalangan terutama anak muda. Sanggar seni Gawean Parikesit pun menyadari bahwasanya media sosial lah yang menjadi salah satu faktor penting untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu menggunakan media sosial Youtube sebagai wadah untuk mengedukasi guna melestarikan kebudayaan.
Kata kunci: Strategi Komunikasi; Kebudayaan; Perencanaan Komunikasi
Abstract
Culture is an important heritage that must be preserved and preserved. In this era where exchanging information quickly makes it easy for culture to enter and exit. Lots of people from various groups are trying to preserve culture, one of which is the Gawean Patikesit art studio which at this time they are using Youtube social media in their efforts. The motivation and strategy used by Gawean Parikesit in making efforts to preserve culture, this study uses a qualitative descriptive method using communication planning theory. The results of this study are in accordance with the basic assumptions of communication planning theory, large enough motivation and directed goals. Gawean Parikesit uses social media Youtube as a strategy in preserving culture. The communication strategy carried out by the Gawean Parikesit art studio is quite effective, Gawean Parikesit sets the target of the audience, namely the younger generation who will inherit the nation's heritage, carefully compose messages to attract interest, determine methods by carrying out two aspects which include informative and educative, and selection of media to disseminate information, namely social media Youtube which is a social media that is often accessed by various groups of people, especially young people. The Gawean Parikesit art studio also realizes that social media is an important factor in preserving Indonesian culture. One of the efforts made is using social media Youtube as a forum to educate in order to preserve culture.
Keywords: Communication Strategy, Culture,
Planning Communication
Pendahuluan
�Pada
zaman ini dapat dikatakan era dimana kita
berinterkasi dengan mudah pada berbagai manusia dibelahan dunia. Pertukaran
informasi tentunya dapat dengan mudah karena berkembang nya teknologi terutama
melalui melalui media sosial dan internet.
�Pada era serba mudah ini perlahan kebudayaan
bangsa mulai luntur, masyarakat mengalami culture shock, yang mana masyarakat
mulai mengenal dan meninggalkan kebudayaan bangsa Indonesia dan lebih mencintai
kebudayaan asing. Hal itu tentunya menjadi tantangan tersendiri, banyak nya
pemberitaan di media sosial, surat kabar, televisi dan media lainnya, bahwa
kebudayaan Indonesia seringkali di akui milik negara lain, tak dapat
terpungkiri bahwasanya hal itu terjadi karena karena penerus kebudayaan kurang
paham akan kebudayaan bangsa dan memilih untuk mengenal dan memahami budaya
asing.
Berdasarkan
survei penggunaan internet pada tahun 2019 � 2020, pengguna internet di
Indonesia cukup tinggi yaitu 73,7 persen dan diperkirakan 196,7 juta jiwa
pengguna internet di Indonesia.Komunikasi Informasi. (Kominfo,2020). Angka tersebut akan terus bertambah mengingat Pemerintah
telah menyiapkan berbagai macam program, yang mana akases internet yang
menjangkau seluruh wilayah Indonesia. (Kominfo, 2020).
Melestarikan
kebudayaan di era modern ini merupakan tantangan bangsa, karena kebudayaan
merupakan ciri khas dan warisan yang harus di jaga dari para generasi
terdahulu, hal ini membuat beberapa golongan menyuarakan tentang melestarikan
kebudayaan, seperti pemerintah yang mewajibkan setiap orang yang bekerja dalam
lingkup pemerintahan mewajibkan satu hari mengenakan baju batik. Tak hanya pemerintah
saja yang turut melestarikan kebudayaan tetapi golongan lainnya seperti para
seniman tanah air turut menyuarakan seperti penyanyi yang sudah memiliki nama
baik di Indonesia maupun negara lain, Agnes Mo yang mengenakan batik di dalam
video long as I get paid, aktor Iqbal
Ramadhan yang bangga mengenakan batik dan membawa bendera Indonesia dalam
menghadiri acara kelulusannya di Amerika Serikat, dan grup musik weird genius
yang menciptakan lagu dengan mengangkat kebudayaan yang mana liriknya
menggunakan bahasa Jawa, dan terdapat pakaian adat jawa serta tarian jawa.
Selain pemerintah dan
para seniman, sanggar seni tentunya turut andil dalam melestarikan kebudayaan. Sanggar seni merupakan suatu wadah yang dipergunakan suatu
kelompok orang atau suatu komunitas untuk melakukan berbagai kegiatan kesenian
seperi seni tari, seni musik, seni lukis, seni peran, dan lain sebagainya.
Salah satu sanggar yang
turut� melestarikan kebudayaan bangsa,
yaitu sanggar Gawean Parikesit. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak
Dimas selaku ketua sangar seni ini,sanggar seni Gawean Parikesit bertempat
di� jalan anggrek garuda III , Jakarta
Barat sudah berdiri selama tiga puluh enam tahun awal berdiri pada Seni
Parikesit didirikan� sejak� 02�
November� 1985.Untuk bertahan
selama itu tentunya dibutuhkan strategi komunikasi yang baik. Gawean �Parikesit dipimpin pertama kali oleh Bapak
Agus Sutrisno dan� Ibu� Dra.Trie�
Poedjiaswati� lalu� sekarang�
sudah� menjadi� sanggar�
turun� menurun� kepada anak-anak nya yang dipimpin oleh Bapak
Dimas Wahyu Permana. Sampai�� tahun�� ini�
sanggar seni�� Gawean Parikesit�� sudah��
banyak�� perubahan�� dari��
segi pencapaian target peserta didik yang mengikuti sanggar,
properti-properti tari sampai kepada jasa tari diberbagai acara kegiatan
tersebut dan aktif dalam media sosial, tentunya hal tersebut dapat mengangkat
nama dari Sanggar seni Gawean Parikesit. Gawean Parikesit berusaha
mempertahankan serta melestarikan kebudayaan, sudah semestinya Gawean Parikesit
memiliki strategi komunikasi. Tak terfokus pada kegiatan secara langsung
dilapangan saja, Gawean Parikesit meyadari pentingnya melakukan upaya
pengenalan serta pelestarian kebudayaan melalui media sosial, sebagai salah
satu strategi dari Gawean Parikesit, mengingat tingginya angka survei yang
telah ada tentang pengguna media sosial di Indonesia.
Seperti yang dikatakan
oleh (adib, 2011) bahwa semakin maju dan berkembangnya suatu
kebudayaan, maka semakin maju pula teknologi yang digunakan .Dalam
mempertahankan eksistensinya tentunya Gawean Parikesit mengikuti perkembangan
zaman yang mana Gawean Parikesit juga menggunakan social media yaitu Instagram
dan YouTube.
Berdasarkan wawancara
yang telah dilakukan dengan Pak Dimas selaku ketua dari Sanggar Gawean Parikesit,
alasan sanggar Gawean Parikesit menggunakan media sosial Youtube sebagai
strategi untuk melestarikan kebudayaan,Youtube merupakan salah satu media
sosial yang mana penggunannya tidak hanya remaja melainkan semua kalangan usia,
youtube juga sangat identic dengan video,dan dianggap sebagai media sosial yang
paling efektif digunakan, cara mengunggah yang tidak sulit serta cara mengakses
yang mudah, hal itu menjadi pertimbangan Gawean Parikesit menggunakan media
sosial yotube dalam strategi untuk melestarikan kebudayaan. Youtube Gawean
Parikesit berisikan video � video yang sangat informatif yang mana video
tersebut berisikan drama kolasal atau yang biasa disebut wayang orang, terdapat
tutorial make up yang mana mengedukasi bagaimana cara berdandan menjadi salah
satu tokoh perwayangan, serta berbagai tarian tradisional. Dalam pembuatan
wayang orang Sanggar Gawean Parikesit pun mengajak para anak muda untuk turut
serta, berdasarkan wawancara dengan pak Dimas, mengajak anak muda untuk turut
dalam proses pembuatan drama wayang orang tersebut, adalah dapat mengajarkan
para generasi muda kesenian demi kelestarian dari kebudayaan bangsa.
Strategi komunikasi yang
digunakan untuk melestarikan kebudayaan melalui media sosial tak hanya seputar
mengunggah video � video kesenian yang mereka produksi saja melainkan Sanggar
seni Gawean Parikesit kerap kali mengadakan perlombaan,yang baru � baru ini di
selenggarakan lomba tari tradisional secara virtual yang dinamakan �Sayembara
Parikesit�. Berdasarkan wawancara yang oleh Haekal anggota sanggar seni Gawean
Parikesit, lomba tari daerah tersebut diikuti oleh kurang lebih 65 team dengan
325 penari, dan video tersebut di upload
pada chanel YouTube Gawean Parikesit. Alasan mengapa sanggar seni Gawean
Parikesit mengadakan acara tersebut, karena dalam situasi pandemi seperti ini
dan hampir semua orang menggunakan media sosial, menyelenggarakan perlombaan
tari tradisional dan diunggah pada chanel youtube dianggap efektif untuk
memperkenalkan dan tentunya melestarikan kebudayaan.
Berdasarkan pemaparan
diatas maka yang akan dijadikan fokus dari penelitian
ini yaitu dengan menjadikan media sosial Youtube sebagai fasilitator tentunya akan mempermudah
dalam melestarikan kebudayaan, dan bagaimana
strategi komunikasi melalui
media sosial dari Gawean Parikesit.
Metode Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. dan paradigma konstruksivisme, untuk meneliti strategi komunikasi sanggar seni Gawean Parikesit dalam melestarikan kebudayaan melalui media sosial youtube.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetaui informasi mengenai suatu subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian tersebut dalam suatu periode tertentu. (Muktar, 2013). Sugiono (2013:1-27) menjelaskan karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut: latar ilmiah, manusia sebagai alat, analisis data secara induktif, teori dari dasar, deskriptif dan lebih mementingkan proses dari pada hasil.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mana mengumpulkan data berdasarkan berbagai factor yang menjadi pendukung terhadap objek penelitian, kemudian menganalisa faktor- faktor tersebut untuk dicari peranannya (Arikunto, 2010).
Penelitian deskriptif juga harus menggambarkan berbagai hal yang bersifat spesifik dan dicermati dari sudut kebagaimanaan dan kemengapaan, terhadap suatu realitas sosial yang terjadi tentang perilaku yang ditemukan dipermukaan sosial maupun yang tersembunyi dibalik suatu perilaku yang ditampilkan. (Muktar, 2013). Pada penelitian yang dilakukan Hilway, menggolongkan penelitian kualitatif menjadi tiga kategori, yaitu pengumpulan data, penafsiran,dan penelitian yang lengkap.
Metode deskriptif digunakan peneliti dalam meneliti penelitian ini dikarenakan pada penelitian ini peneliti menjabarkan atau mendukung data penelitisn. Peneliti berusaha mendeskripsikan gejala atau keadaan yang ada dengan sebenarbenarnya.
Paradigm konstruktivisme �memandang analisis sistematis yang melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan serta memelihara atau mengelola dunia sosial mereka.(Hidayat, 2003)
Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari berbagai realita yang terkonstruksi berbagai individu dan implikasi dari kontruksi tersebut bagi kehidupan mereka kepada yang lain. Dalam paradigma konstrukvis memandang bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang menarik atau unik, sehingga cara yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid, dan kita harus saling menghargai. (Patton, 2002).
Neuman (2003) menjelaskan paradigma ini memiliki tiga dasar kajian ontology, epistemology dan metodelogi, secara ontology paradigma ini memandang kenyataan sebagai realitas yang ada akan tetapi bersifat majemuk dan makna nya berbeda bagi setiap orang. Secara epistemology, peneliti menggunakan pendekatan subjektif agar dapat menjabarkan pengkonstruksian, pendekatan diperoleh dari peneliti dengan subjek yang diteliti. Dan dalam metodelogi paradigma ini menggunakan berbagai jenis pengonstruksian dan menggabungkannya pada sebuah konsensus yang memperhatikan dua aspek yaitu hermeunetik yang memperhatikan teks percakapan, tulisan, atau gambar dan aspek dialetik atau dialog.
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme ini karena pada penelitian ini peneliti mendeskripsikan bagaimana strategi yang diigunakan Gawean Parikesit dalam melestarikan kebudayaan melalui media sosial� dan apakah pesan yang disampaikan dari strategi yang digunakan Sanggar Gawean Parikesit dapat tersampaikan oleh para netter yang mengakses youtube Sanggar Gawean Parikesit, dan penelitian ini sesuai dengan tiga kajian dalam konstrutivisme, yaitu ontology yang mana penelitian ini peneliti melakukan wawancara yang tentunya mendapat data yang majemuk, epistemology peneliti melakuakan pendekatan secara subjektif pada informan, dan metodelogi yang peneliti lakukan dengan cara hemeunetik dan dialetik.
Hasil dan Pembahasan
Strategi untuk melestarikan kebudayaan sesuai dengan teori perencenaan dari Charles Burger yang mana Dalam teori menjelaskan bagaimana perencanaan di bidang komunikasi. Sesuai dengan tujuan komunikasi yaitu mencapai suatu tujuan. Teori ini menjelaskan tentang suatu proses individu atau orang menjalankan sesuatu. Menurut Berger rencana merupakan, hiraki kognitif pernyataan dari tujan yang diarahkan untuk suatu rangkaian tindakan. (Litltjhon, 2009). Dapat dikatakan rencana merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
Komunikasi akan terhambat bilamana perencenaan yang digunakan kurang tepat, atau tidaknya perencanaan disiapkan dengan benar. Seperti yang dikatakan Berger, menjelaskan bahwa terdapat empat asumsi dasar yaitu: (zulfikar, 2010).
1.
Perencanaan yang kompleks
dapat menguatkan tujuan. Asumsi ini menyatakan bahwa jika tujuan tepat dan
kuat, maka akan mempengaruhi bagaimana rencana komunikasi akan berjalan dan
pengetahuan dalam melakukan aksi. Hal ini tergambar bahwasanya dalam penggunaan
atau pememilihan media sosial Youtube dan
konten apa, termasuk dalam proses �pengeditan video� yang akan disajikan tentunya terdapat
prencanaan yang kompleks, perencanaan kompleks tersebut kerap kali dibicarakan
pada saat rapat. Tak hanya dalam menentukan konten dalam media sosial Youtube saja perencanaan yang kompleks
juga digunakan dalam proses produksi seperti penentuan ,penokohan ide cerita,
serta penentuan dalam kelangkapan property.
Perencanaan yang jelas
akan muncul ketika suatu pengetahuan
( khusus dan umum ) dilaksanakan dengan kompleks. Dalam penelitian ini dapat dilihat
dari bagaimana sanggar Gawean Parikesit melestarikan kebudayaan melalui media sosial youtube, dengan membagikan konten � konten informatif yang dikemas dengan cara yang menarik, seperti membagikan drama tradisional atau
2. biasa
disebut dengan wayang orang, membagikan video tari tradisional, tata cara
merias wajah menjadi karakter wayang, dan mengadakan perlombaan tari
tradisional. Semua itu tentunya memerlukan rencana yang kompleks.
3. Motivasi
untuk mencapai tujuan mempengaruhi besar kecilnya hasil yang dicapai. Dalam
teori Berger besar atau kecilnya suatu hasil sangat bergantung pada motivasi
untuk tujuan. Sebuah rencana akan berjalan baik jika memiliki motivasi yang
kuat, dan sebaliknya jika motivasi yang dimiliki rendah maka rencana akan
berjalan kurang tepat. Gawean Parikesit memiliki motivasi yang sangat kuat,
yang mana motivasi tersebut didapat ketika kerap kali melihat banyak anak �
anak atau remaja yang tidak memiliki kegiatan, dan kurang nya edukasi tentang
kebudayaan. Motivasi lain yang dimiliki sanggar seni Gawean Parikesit yaitu
sering nya anak � anak penerus bangsa memilih menonton tontonan yang kurang
mendidik di media sosial Youtube. �Dengan adanya �melibatkan anak � anak
tersebut dalam produksi dan mengunggahnya dalam Youtube �dapat memberikan
suguhan berbeda yang tentunya dapat melestarikan kebudayaan.
4. Perencanaan
dan pencapaian tujuan sangat terikat dengan faktor emosi. Keberhasilan suatu
tujuan bergantung pada rencana, emosi yang dimaksud disini jika dalam melakukan
perncanaan, maka individu harus berhati � hati untuk menetapkan suatu
perencanaan. Dalam menyatukan pemikiran demi tercapainya suatu tujuan yang
disepakati tentunya tidak lah mudah. Perbedaan pendapat yang mana faktor emosi selalu
turut andil, begitupun dengan pembuatan keputusan untuk melestarikan
kebudayaan, berduskusi ketika rapat dan evaluasi setelah melakukan kegitan cara
tersebut dilakukan Gawean Parikesit dalam menekan emosi. Untuk memutuskan media
sosial apa yang digunakan dan konten seperti apa yang akan disajikan tentunya
memerlukan kesiapan yang matang, seperti yang sudah dikatakan bahwasanya
pencapaian tujuan sangat terikat dengan faktor emosi.
Dalam menentukan strategi komunikasi dibutuhkannya teori perencanaan yang mana di dalamnya terdapat motivasi yang kuat dan emosi yang baik, agar strategi komunikasi dapat dijalankan dengan baik guna memperoleh hasil yang efektif. Hal tersebut diterapkan dalam menyusun strategi komunikasi untuk melestarikan kebudayaan.
Tercapainya suatu tujuan tentunya dibutuhkan strategi komunikasi yang efektif. Terdapat berbagai langkah dalam menentapkan strategi yang efektif tersebut, yang mana langkah � langkah tersebut dilakukan oleh Gawean Parikesit guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Menurut Anwar Arifin (1994) agar tersampaikan nya pesan secara tepat dan efektif maka terdapat langkah � langkah sebagai berikut :
1. Mengenal
khalayak, Untuk menapai tujuan, dalam strategi yang baik komunikator harus
dapat mengetahui siapa saja yang menjadi target. Mengenal khlayak sangat lah
penting guna berjalannya strategi komunikasi yang efektif. Khalayak yang
menjadi target dari strategi melestarikan kebudayaan melalui Youtube yaitu semua usia atau kalangan
akan tetapi lebih khusus kepada remaja atau anak muda penerus bangsa yang mana
diharapkan dapat memahami dan turut serta mengambil peran dalam melestarikan
kebudayaan. Untuk memenuhi target tersebut, Gawean Parikesit mengajak anak muda
turut andil dalam� produksi drama
kolosal, dengan turut sertanya anak muda dalam produksi drama kolosal, yang
mana mereka berperan didalamnya sebagai tokoh perwayangan, dapat dipastikan
mereka akan menonton drama kolosal yang di upload
dalam �Youtube �dan membagikan �link video �tersebut melalui sosial media yang mereka
miliki. Dengan begitu target khalayak terpenuhi.
2. Menyusun
Pesan, Strategi selanjutnya yaitu menyusun pesan, strategi tak kalah penting.
Isi pesan yang baik akan berdampak baik pada strategi dan tentunya tujuan. Isi
pesan sangat mempengaruhi antusiasme penerima pesan. Menyusun isi pesan
dilakukan dengan cermat agar menjadi daya tarik penerima pesan. Gawean
Parikesit menyusun isi pesan dengan cukup apik, pesan kebudayaan yang ada
dikemas dengan cara yang baik yaitu menggunakan media sosial yang mana kita ketahui
media sosial menjadi media yang cukup efektif dalam menyampaikan pesan. Pesan
tentang kebudayaan tak lagi dikemas dengan cara kuno, melainkan sudah dikemas
dengan cara modern atau kekinian,
contohnya jalan cerita dalam drama kolosal yang sedikit diubah kekinian agar
mudah diterima, dan tentunya tanpa merubah pesan yang terkandung didalamnya.
3. Menentukan
Metode, Strategi selanjutnya yaitu menentukan metode, terdapat dua aspek dalam
metode komunikasi, yang pertama aspek isi yang mana melihat komunikasi melalui
isi pesan yang terkandung, dan aspek yang ke dua yaitu aspek pelaksanaan, dalam
penelitian menggunakan aspek pelaksanaan yaitu, informatif merupakan suatu
bentuk isi pesan yang disampaikan kepada khalyak untuk mempengaruhi dengan
memberikan fakta apa adanya. Aspek lainnya yaitu edukatif komunikator
memberikan ide kepada khalayak.Aspek informatif dalam penelitian ini yaitu
bagaimana Gawean Parikesit menggunakan media sosial youtube, seperti mengunggah
video wayang orang dan tarian tradisional. Aspek edukatif dalam penelitian ini
yaitu Gawean Parikesit memberikan suatu ide dengan mengunggah tata cara riasan
wajah karakter wayang
4. Seleksi
Penggunaan Media, Seleksi dalam penggunaan media sangat penting demi
tersampaikannya pesan, media dipilih secara cermat denganmempertimbangkan
khalayak dan tujuan.Dalam melakukan strategi komunikasi sanggar Gawean
Parikesit menggunakan media sosial. Pada penelitian ini media sosial yang
diteliti yaitu youtube Gawean Parikesit.
Dari strategi atau
upaya � upaya yang dilakukan sanggar seni Gawean Parikesit
menghasilkan buah yang dapat dilihat dari
antusiasme para remaja yang
ingin turut serta dalam proses produksi, dan tak jarang dari mereka
yang mulai mengenal kebudayaan seperti mengetahui nama � nama tokoh perwayangan
dan menceritakannya kepada teman � teman sebaya
serta keluarganya. Strategi
dengan mengunggah video dengan konten � konten kebudayaan akan meninggalkan jejak digital yang baik dan mengajak anak muda dalam
pembuatan produksi sedikit banyak memberikan pengaruh. Banyak dari mereka yang bangga dengan kebudayaan
Indonesia dan memiliki rasa takut
jika kebudayaan bangsa Indonesia diakui oleh
negara lain.
Kesimpulan
�Pada saat ini di era serba mudah ini
media sosial menjadi salah satu faktor yang mempermudah keluar masuknya kebudayaan. Hal tersebut tentunya membuat generasi muda lebih memahami
dan tertarik dengan kebudayaan asing dari pada kebudayaan bangsa Indonesia. Sanggar seni Gawean Parikesit
menganggap hal tersebut sebagai permasalahan dan ingin turut serta mengambil
peran dalam melestarikan kebudayaan. Motivasi yang cukup kuat untuk melestarikan
kebudayaan bangsa membuat sanggar seni Gawean Parikesit
mencari cara dan mengatur strategi guna turut mengambil peran untuk melestarikan
kebudayaan. Strategi yang digunakan
yaitu menggunakan media sosial, sanggar seni Gawean Parikesit
menyadari bahwasanya media sosial lah yang menjadi salah satu faktor penting untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu menggunakan media sosial Youtube sebagai wadah untuk mengedukasi
guna melestarikan kebudayaan. Strategi yang dilakukan
memberikan sedikit banyak kemajuan terbukti dengan banyak nya anak
muda yang ingin turut serta dalam
produksi konten � konten Youtube dan banyak dari mereka
yang mulai paham akan kebudayaan. Strategi komunikasi akan berjalan lebih baik jika Gawean
Parikesit lebih aktif dalam mengunggah
konten � konten kebudayaan dan lebih banyak lagi mengajak
generasi muda dalam proses pembuatan video Youtube.
BIBLIOGRAFI
Adib, M. (2011). Filsafat Ilmu: Onto-Logi, Epistemologi, Aksiologi, Dan Logika Ilmu����������� Pengetahuan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.����������� Rineka Cipta.
Littlejohn, S. W. & Karen. A. F. (2009). Teori Komunikasi (9th Ed.). Jakarta: Salemba����������� Humanika.
Muktar. (2013). Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Gp Press Grup.
Neuman, William, & Lawrence. (2003). Social Research Methods: Qualitative And����������� Quantitative Approaches. Pearson Education.
Patton, Michael, & Quinn. (2002). Qualitative Research And Evaluation Methods (3rde����������� D.), Sage Publications.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian. Bandung: Alabeta.
Zuldafrial, Muhammad, Lahir. (2012). Penelitian Kualitatif. Surakarta: Yuma Pustaka
Pustaka Yang
Berupa Jurnal Ilmiah
Fransiska Timoria Samosir, Pitasari, D. N., Purwaka, & Tjahjono, P. E. (2018). Efektivitas Youtube Sebagai Media Pembelajaran Mahasiswa (Studi Di Fakultas Fisipuniversitas Bengkulu). E-Journal.Unair; 4 (2), 2442�5168.
Muhammad Bahar Assae Teng. (2017). Filsafat Kebudayaan Dan Sastra��� (Dalam Perspektif Sejarah). Journal Unhas; Jurnal Ilmu Budaya, 5 (1), 2354�7294.
Verawati, Noning. (2016). Pergeseran Pemanfaatan Instagram Sebagai Media Bisnis Online (Studi Kasus Pada Akun @Schonehazzle). Media.Neliti, 12 (12), ����� �� 2087 -2070
Disertasi/Thesis/Skripsi:
Wahidmurni. (N.D.). (2017) Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif.�� Uinmaulana Malik Ibrahim Malang.
Hermanto, B. (2012). Pengaruh Prestasi Trainin, Motivasi Dan Masa Kerja Teknisi Terhadap Produktivitas Teknisi Di Bengkel Nissan Yogyakarta, Solo, Dan Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Internet:
Kementrian Kominfo Tentang Dirjen Ppi: Survei Penetrasi Pengguna Internet Di Indonesia Bagian Penting Dari Transformasi Digital. (N.D.). Survey Pengguna Internet Di Indonesia Tahun 2019-2020. Diakses Pada 28 Maret 2021.�� (Https://Www.Kominfo.Go.Id/).
Copyright holder: Nindya Adisti
Wikandini, Weni A. Arindawati, Nurkinan (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |