Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2684-883X�
Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
PERILAKU CARING PERAWAT DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KECEMASAN PRE
OPERASI
Imanuel Sri Mei Wulandari, Novita Verayanti Manalu
Universitas
Advent Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Banyak orang yang merasa cemas dan takut
ketika harus menjalani operasi. Cemas dan takut merupakan reaksi yang wajar.
Tetapi, rasa cemas yang berlebihan justru membuat kondisi kesehatan menjadi
kurang baik menjelang operasi. Dukungan keluarga dan caring perawat sangat
diharapkan untuk mengurangi kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan perilaku caring perawat dan dukungan keluarga terhadap
tingkat kecemasan pasien pre operasi. Metode yang digunakan adalah korelasi
analitik dengan pendekatan cross
sectional. Dimana populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien pre operasi dengan anestesi umum,
sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 48 pasien pre operasi
yang dijadwalkan pada bulan maret 2020 di Rumah Sakit Advent Bandung. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan sebagian besar perawat menujukan sikap caring
yang baik 91,7 %, dukungan keluarga baik 45,8%, dan 56,3% pasien menunjukkan
rasa cemas yang sedang. Analisa bivariat menunjukkan nilai p 0,000 < 0,05
dimana ada hubungan yang signifikan antara caring perawat dengan tingkat
kecemasan pre operasi, dan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dan tingkat kecemasan pre operasi dengan keeratan hubungan kuat (0,538).
Diharapkan perawat akan tetap mempertahankan dan selalu mengaplikasikan sikap
caring dalam melakukan asuhan keperawatan, serta lebih memotivasi keluarga
untuk memberikan dukungan yang lebih baik, sehingga dapat menghilangkan rasa
kecemasan pasien pre operasi.
Kata Kunci: caring, dukugan keluarga, kecemasan pre operasi
Abstract
Many
people feel anxious and afraid when they have to undergo surgery. Anxiety and
fear are natural reactions. However, excessive anxiety actually makes health
conditions worse before the operation. Family support and caring nurses are
expected to reduce anxiety. The purpose of this study was to determine the
relationship between caring behavior of nurses and family support on the level
of anxiety of preoperative patients. The method used is analytic correlation,
with a cross sectional approach. Where the population in this study were all
preoperative patients with general anesthesia, while the sample in this study
were 48 preoperative patients scheduled for March 2020 at the Bandung Adventist
Hospital. The results of this study showed that most nurses showed good caring
attitude 91.7%, good family support 45.8%, and 56.3% of patients showed
moderate anxiety. Bivariate analysis showed p value 0.000 <0.05 where there
was a significant relationship between nurse caring and preoperative anxiety
level, and there was a significant relationship between family support and
preoperative anxiety level with a strong close relationship (0.538). It is
hoped that nurses will continue to maintain and always apply a caring attitude
in carrying out nursing care, as well as motivate families to provide better
support, so as to relieve preoperative patient anxiety.
Keywords: caring,
family support, preoperative anxiety
Pendahuluan
Pelayanan keperawatan menuntut perawat
menjadi sosok yang profesional, di mana skill (keterampilan), knowledge (pengetahuan),
sensitif, empati, semangat ingin menolong, rasa tanggung jawab, dorongan moral
(akhlak) dan attitude (sikap) dari seorang perawat terhadap diri dan
lingkungannya harus tetap terjaga harmonis dengan mengedepankan nilai-nilai
etik keperawatan secara berkesinambungan dalam setiap pelayanan yang diberikan (Lachman, 2012), (Rundqvist, Sivonen, & Delmar, 2010).
Caring merupakan bentuk kepedulian perawat terhadap klien sebagai bentuk
perhatian, penghargaan, dan mampu memenuhi kebutuhannya (Kusnanto, 2019).
Caring adalah
sebuah kesatuan nilai kemanusian yang bersifat universal (kebaikan, kepedulian,
dan cinta terhadap diri sendiri dan orang lain). Caring digambarkan sebagai
moral ideal keperawatan, hal tersebut meliputi keinginan untuk merawat,
kesungguhan untuk merawat, dan tindakan untuk merawat Caring. Tindakan Caring
meliputi komunikasi, tanggapan yang positif, dukungan, atau intervensi fisik
oleh perawat (Berman et al., 2010).
The National League for Nursing (Wilson & Hagler, 2012)
dan The American
Association of Colleges of Nursing (Fang, Htut, Bednash, & Nursing, 2008)
juga menyatakan bahwa Caring merupakan hal yang fundamen dalam keperawatan.
Kompetensi yang dimiliki seorang perawat dan perilaku Caring, keduanya penting
dalam memberikan perawatan, agar pasien merasa aman dan nyaman selama menjalani
perawatan, dan Caring penting untuk kualitas keperawatan (Schwartz, Lowe, & Rhodes, 2012).
Watson dengan theory of human care
mempertegas bahwa Caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan
antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi klien
sebagai manusia. Bentuk hubungan perawat dan klien adalah hubungan yang wajib
dipertanggungjawabkan secara profesional (Alligood & Tomey, 2014).
Caring secara umum dapat diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan
waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena Caring merupakan suatu
cara pendekatan yang dinamis, di mana perawat bekerja untuk bisa lebih peduli
terhadap klien. Dalam keperawatan, Caring adalah bagian inti yang penting
terutama dalam praktik keperawatan (Sartika, 2011).
Tindakan Caring mempunyai tujuan untuk
bisa memberikan asuhan fisik dengan memperhatikan emosi sambil meningkatkan
rasa nyaman dan aman terhadap klien. Caring juga menekankan harga diri
individu, artinya dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat harus selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga
bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.
Tiga aspek penting yang menjadi landasan
keharusan perawat untuk care terhadap orang lain. Aspek ini adalah aspek
kontrak, aspek etika, dan aspek spiritual dalam Caring terhadap orang lain yang
sakit (Kusnanto, 2019).
Perawat perlu mengetahui kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik,
psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yang
paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya.
Perawat juga perlu menyampaikan informasi kepada klien. Perawat mempunyai
tanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kesehatan klien.
Dukungan keluarga menurut (Friedman, Bowden, & Jones, 2003) adalah sikap,
tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan
informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan
emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal
yang meliputi sikap, tindakan, dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga
anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan. Orang yang berada dalam
lingkungan sosial yang suportif umumnya memiliki kondisi yang lebih baik
dibandingkan rekannya yang tanpa keuntungan ini, karena dukungan keluarga
dianggap dapat mengurangi atau menyangga efek kesehatan mental individu. Bentuk dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga adalah secara moral atau material. Adanya
dukungan keluarga akan berdampak pada peningkatan rasa percaya diri pada
penderita dalam menghadapi proses pengobatan penyakitnya (Misgiyanto & Susilawati, 2014).
Menurut (Friedman, Bowden, & Jones, 2013) membagi bentuk
dan fungsi dukungan keluarga menjadi 4 dimensi yaitu Dukungan Emosional yang
melibatkan ekspresi empati, perhatian, pemberian semangat, kehangatan pribadi, dan cinta. Dukungan
Instrumental yang merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya
adalah dalam hal kebutuhan keuangan, makan, minum, dan istirahat. Dukungan
Informasional dimana keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi, dimana
keluarga menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat
digunakan mengungkapkan suatu masalah. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah
nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian informasi. Dukungan penilaian atau penghargaan
dimana keluarga bertindak membimbing dan menengahi pemecahan masalah sebagai
sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan dukungan, penghargaan,
dan perhatian.
Menurut (Heather Herdman & Shigemi Kamitsuru, 2018) kecemasan
merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu diluar
dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan,
terlihat jelas bahwa kecemasan ini mempunyai dampak terhadap kehidupan
seseorang baik dampak positif maupun negatif.
Rentang respon ansietas menurut (Stuart, 2016) antara lain:
Respon Adaptif yaitu hasil yang positif akan didapatkan jika individu dapat
menerima dan mengatur kecemasan, biasanya digunakan seseorang untuk mengatur kecemasan
antara lain dengan berbicara kepada orang lain, menangis, tidur, latihan, dan
menggunakan teknik relaksasi. Respon Maladaptif yaitu kecemasan tidak dapat diatur,
individu menggunakan mekanisme koping yang disfungsi dan tidak berkesinambungan
dengan yang lainnya, jenis ini termasuk perilaku agresif, bicara tidak jelas
isolasi diri, banyak makan, konsumsi alkohol, berjudi, dan penyalahgunaan obat
terlarang.
Menurut (Stuart, 2016),
kecemasan dibagi menjadi empat tingkat, yaitu kecemasan
ringan, sedang, berat, dan panik. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan,
antara lain: faktor intrinsik (usia, pengalaman pasien menjalani pengobatan atau tindakan medis,
konsep diri dan peran). Faktor ekstrinsik (kondisi medis,
tingkat pendidikan, akses informasi, proses adaptasi, tingkat sosial ekonomi,
dan jenis tindakan).
Manifestasi respon kecemasan dapat
berupa perubahan respon fisiologis, perilaku, kognitif dan afektif antara lain:
respon fisiologi (jantung berdebar, nafas cepat, insomnia, muntah, diare, susah
atau sering kencing, wajah kemerahan, dan lain-lain). Respon perilaku (gelisah, ketegangan fisik, bicara
cepat, kurang koordinasi, menarik diri dari hubungan interpersonal,
menghindari, melarikan diri dari masalah, dan lain-lain). Respon
kognitif (perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam
memberikan penilaian, hambatan berpikir, kreativitas menurun, bingung). Respon afektif (hambatan berpikir, persepsi menurun,
kreatifitas dan produktivitas
menurun, bingung, sangat waspada, kehilangan objektifitas, khawatir kehilangan
kontrol, khawatir pada gambaran visual, khawatir cedera, mudah
terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, kekhawatiran, tremor, dan gelisah).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan perilaku caring perawat dan dukungan keluarga terhadap tingkat
kecemasan pasien pre operasi.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
korelasi analitik menggunakan pendekatan cross sectional, data
dikumpulkan dari responden secara bersamaan dalam waktu yang sama. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pre operasi pada yang terjadwal di
bulan maret 2020 di Rumah Sakit Advent Bandung. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 48 pasien pre operasi dengan kriteria inklusi: pasien dewasa, pasien
mendapatkan anestesi general (umum). Sedangkan kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah pasien anak, pasien dengan penyakit bawaan, pasien dengan
operasi sesar (ibu hamil).
Instrument dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
mengenai caring perawat dan tingkat kecemasan pasien yang diadopsi dari
penelitian Haqiki (Haqiki, 2013).
Kuesioner untuk mengukur perilaku caring perawat menggunakan pilihan ya dan
tidak. Kuesioner dukungan keluarga terdapat 15 pertanyaan yang terbagi pada
dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan
penghargaan keluarga (Simboh, Bidjuni, & Lolong, 2015).
Kuesioner tingkat kecemasan pasien pre operasi berisi 16 pernyataan. Kedua
kuesioner memiliki 4 pilihan jawaban dengan menggunakan skala likert. Dengan
hasil uji validitas dan reliabilitas 0,868.
Proposal penelitian telah
mendapatkan persetujuan dari KEPK FIK UNAI dengan nomor etik No.
058-059/KEPK-FIK.NAII/EC/III/20. Penelitian ini juga menjunjung etika dalam
penelitian, meminta persetujuan penelitian pada responden (informed consent),
menjaga kerahasiaan identitas responden dengan tanpa mencantumkan nama
responden� (Anonymity) dan menjaga
kerahasiaan data dan informasi yang telah didapatkan dari responden (Confidentiality).
Data yang telah terkumpul dari 38
responden dilakukan analisa dengan menggunakan analisa univariat dengan
menggunakan distribusi frekuensi dan analisa bivariat untuk mengetahui
distribusi frekuensi dari karakteristik responden, perilaku caring perawat, dukungan
keluarga, dan tingkat kecemasan pasien pre operasi. Analisa bivariat
menggunakan uji korelasi Spearman Rho dengan SPSS versi 26.0 digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel, perilaku caring perawat, dan dukungan
keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi. Uji Rank Spearman pada
α < (0,05) dengan confidensi interval (CL) 95%.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel, berupa distribusi
karakteristik responden, caring perawat, dukungan keluarga, tingkat kecemasan pasien dan hubungan antara variabel.
Tabel 1
Karakteristik� Responden
Karakteristk����������� |
N |
% |
|||
Usia |
18 � 25 tahun |
10 |
20.8 |
||
26 � 35 tahun |
5 |
10.4 |
|||
36 � 45 tahun |
10 |
20.8 |
|||
46 � 55 Tahun |
5 |
10.4 |
|||
56 � 65 Tahun |
10 |
20.8 |
|||
> 65 tahun |
8 |
16.7 |
|||
Jenis Kelamin |
Laki- Laki Perempuan |
23 25 |
47.9 52.1 |
||
Pendidikan |
SMP SMA PT |
6 12 30 |
12.5 25 62.5 |
||
Status pernikahan |
Menikah Tidak Menikah Janda/duda |
34 8 6 |
70.9 16.6 12.5 |
||
Biaya perawatan |
Pribadi BPJS Asuransi |
10 27 11 |
20.8 56.3 22.9 |
||
Pengalaman Operasi |
Pernah Belum Pernah |
16 32 |
33.3 66.7 |
||
Usia
responden yang tergabung dalam penelitian ini tersebar dari usia 18 tahun ke
atas (usia dewasa), responden perempuan mendominasi pada penelitian ini dengan
jumlah 25 orang atau 52,1%. Tingkat Pendidikan responden mayoritas adalah
perguruan tinggi yaitu 62,5 %. 70,9% responden mempunyai status pernikahan
adalah menikah. Biaya rawat yang digunakan responden untuk tindakan operasi
adalah dengan jaminan BPJS sebesar 56,3%. Kebanyakan dari responden belum
pernah mempunyai pengalaman operasi sebelumnya, sebesar 66,7%.
Tabel 2
Distribusi
Caring perawat
Caring Perawat |
n |
% |
Baik Kurang baik |
44 4 |
91,7 8,3 |
Total |
48 |
100 |
Tabel 2 menunjukkan bahwa Sebagian besar sikap caring perawat pada
kategori baik yaitu 91,7 % dan kurang baik hanya 8,3%.
Tabel 3
Distribusi Dukungan Keluarga
Dukungan
Keluarga |
N |
% |
Kurang Cukup Baik Total |
7 19 22 48 |
14.6 39.6 45.8 100 |
Dukungan keluarga yang dirasakan oleh responden di dominasi dengan
dukungan keluarga baik yaitu 45,8%, dukungan keluarga cukup dengan 39,6%, dan
dukungan keluarga kurang dengan persentase 14,6%.
Tabel 4
Distribusi Tingkat Kecemasan
Tingkat Kecemasan |
N |
% |
Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat |
2 15 27 4 |
4.2 31.3 56.3 8.3 |
Total |
48 |
100 |
Tabel 4 menunjukkan distribusi tingkat kecemasan yang dihadapi oleh 48
responden pada penelitian ini. Didominasi oleh tingkat cemas sedang yaitu
56,3%, cemas ringan 31,3%, cemas berat 8,3% dan�� tidak cemas terdapat 4,2 %.
Tabel 5
Hubungan Caring Perawat, Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Kecemasan
Variabel Bebas |
Variabel Terikat |
P Value |
Tingkat keeratan |
Caring Perawat |
Tingkat Kecemasan |
0,000 |
0,538 |
Dukungan Keluarga |
0,000 |
-0,529 |
Tabel 5 menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Terdapat hubungan antara caring perawat dengan tingkat kecemasan
pasien pre operasi dengan p value 0,000 dan tingkat hubungan kuat (0,538). Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan pasien dengan p value 0,000 dengan tingkat keeratan hubungan
kuat.
B.
Pembahasan
1.
Perilaku
Caring Perawat
Perilaku caring perawat memiliki nilai yang sangat tinggi dalam proses
asuhan keperawatan, sikap yang ditunjukan oleh perawat yang mengutamakan nilai
caring memicu perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas (Jainurakhma et al., 2021).
Gambaran perilaku caring perawat pada penelitian ini menunjukkan perilaku
caring baik yaitu 91,7%. Hasil penelitian ini mendukung dengan sikap caring
seorang perawat dimana perawat memberikan sikap peduli, menghargai, memberikan
perhatian selama proses asuhan keperawatan, serta keberadaan perawat memberikan
perasaan tenang saat pasien
merasakan cemas selama proses penyembuhan sakitnya (Ernawati & Fahmi, 2019).
Perilaku caring perawat sangat diperlukan saat memberikan asuhan
keperawatan sehingga pasien menjadi puas akan pelayanan yang diberikan. Perawat
merupakan komponen kunci dalam memberikan kepuasan dalam pelayanan untuk pasien (Mailani & Fitri, 2017).
Saat perawat menerapkan perilaku caring selama memberikan asuhan keperawatan,
mampu membantu pasien mencapai tingkat Kesehatan yang diharapkan selama proses
perawatan di Rumah Sakit (Sitorus & Wulandari, 2020).
Perilaku caring perawat diterapkan menjunjung kejujuran, kepercayaan yang
diberikan pasien, dan niat baik. perilaku
caring yang diberikan membantu pasien dan keluarga untuk peningkatan yang baik
dalam segala aspek psikologis, fisik, sosial, dan spiritual (Aliftitah & Suprayitno, 2017).
Prinsip-prinsip caring yang selalu
diterapkan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan mencakup (Kusnanto, 2019)
knowing (mengetahui kondisi dan keadaan yang sedang dialami oleh pasien), being with (selalu ada apabila
dibutuhkan oleh pasien), doing for (menerapkan sifat empati pada
pasien), enabling (memampukan pasien dalam menghadapi proses perawatan), dan maintaining belief (memegang kepercayaan yang telah diberikan oleh
pasien kepada perawat).
2.
Dukungan
Keluarga
Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga yang dirasakan responden
saat akan menjalani tindakan operasi didominasi dengan dukungan keluarga baik
yaitu 45,8%, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Ulfa, 2017) dari 30 responden terdapat 83% responden memiliki dukungan
keluarga yang baik. Penelitian (Nisa, Livana, & Arisdiani, 2019)
juga menunjukkan dari 167 responden 66,5% memiliki dukungan keluarga yang
baik.�
Dukungan yang diberikan oleh keluarga saat pasien menjalani proses
perawatan sangatlah penting, hal ini dikarenakan keluarga merupakan sistem
pendukung yang terdekat yang dimiliki oleh pasien. Keterlibatan keluarga dalam
perencanaan, perawatan, dan pengobatan mempunyai dampak positif terhadap proses
kesembuhan pasien (Sembiring, 2019).
Sikap dan tindakan yang diberikan oleh anggota keluarga dalam merawat
pasien mampu memberikan kenyamanan dalam pemenuhan kebutuhan psikososial. Kasish Saying yang ditunjukan mampu mengurangi rasa cemas yang dirasakan oleh
pasien (Nisa et al., 2019).
Dukungan yang diberikan oleh keluarga akan memicu rasa nyaman, yakin akan
kepedulian keluarga, perasaan dicintai oleh keluarga sehingga pasien mampu menghadapi masalah yang dihadapi selama proses perawatan (Siska Agustina, 2018).
Dukungan keluarga yang baik mampu mengurangi kecemasan pada pasien saat menjalani perawatan di Rumah Sakit (Simboh et al., 2015).
3.
Tingkat
Kecemasan Pre Operasi
Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan distribusi tingkat kecemasan
yang dihadapi oleh 48 responden pada penelitian ini. Didominasi oleh tingkat
cemas sedang yaitu 56,3%, cemas ringan 31,3%, cemas berat 8,3% dan�� tidak cemas teradapat 4,2 %. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian (Faridah, 2015), dimana dari 32 responden terdapat
56,2 % yang mengalami kecemasan sedang. Penelitian yang dilakukan oleh (Ulfa, 2017),
terdapat 73% responden yang mengalami kecemasan sedang saat akan menajalani
tindakan operasi.
Kecemasan yang dialami oleh pasien saat akan menjalani proses operasi
dapat terjadi karena kurangnya persipaan fisik dan mental, sehingga pasien
merasa belum siap untuk menghadapinya (Oxyandi, Fitrayani, & Nurhayati, 2018).
Kecemasan pre operasi dapat saja muncul akibat kurangnya informasi mengenai
tindakan apa yang akan dialami oleh pasien selama proses operasi (Paputungan, Rompas, & Bataha, 2018).
4.
Hubungan
Caring Perawat dengan Tingkat Kecemasan Pre Operasi
Terdapat hubungan yang signifikan antara caring perawat dengan tingkat
kecemasan pre operasi dengan nilai p 0,000. Dimana lebih kecil dari nilai
α, dengan keeratan hubungan yang kuat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
perilaku caring yang perawat berikan kepada pasien yang akan menghadapi operasi
mempunyai dampak yang positif. Sikap perhatian dan empati yang diberikan oleh
perawat kepada pasien saat memberikan asuhan keperawatan mampu mempengaruhi
pasien secara fisik dan mental, pasien akan meraskana kenyamanan dan rasa
percaya diri untuk mendapatkan Kesehatan.
Beberapa hal yang dapat menunjukkan sikap caring perawat adalah rasa
ingin menolong yang berasal dari diiri sendiri, mampu berkomukiasi dengan baik
pada pasien, mampu memberikan penjelasan terkait proses perawatan dengan Bahasa
yang mudah dimengerti, dukungan yang
diberikan setiap pasien membutuhkan, dan perasaan peduli kepada pasien (Firstiana, Ratnawati, & Lestari, 2017).
5.
Hubungan
Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pre Operasi
Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan tingkat
kecemasan pre opersi dengan keeratan hubungan kuat. Pada penelitian ini hubungan
yang ditunjukan bersifat berbanding terbalik, saat dukungan keluarag tinggi
tingkat kecemasan pasien akan rendah dan sebaliknya dukungan keluarga kurang
akan meningkatakan kecemasan pada pasien.
Dukungan keluarga merupakan mekanisme hubungan interpersonal yang mampu
mengurangi dampak stress terhadap anggota keluarganya. Saat seseorang mempunyai
sistem pendukung yang kuat, terlebih dari keluarga maka orang tersebut akan
mempunyai kemampuan secara mental yang
lebih kuat (Romadoni, 2016).
Keluarga mampu memberikan dukungan yang dapat digunakan sebagai sumber
kekuatan seseorang saat menghadapi suatu penyakit atau saat menghadapi stressor
yang lebih kuat dari kemampuan sendiri. Dukungan yang dapat diberikan oleh
keluarga dapat berupa dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan
instrumental (pembiayaan) dan dukungan emosional (Yuliana & Mirasari, 2020).
Semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh keluarga semakin siap pasien
mengahadapi prosedur yangakan dijalani (Sitorus & Wulandari, 2020).
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan
bahwa perilaku
caring perawat mempunyai hubungan yang signifikan terhadap tingkat kecemasan
pasien pre operasi. Sehingga
saran yang dapat diberikan bagi perawat adalah tetap mempertahankan penerapan
perilaku caring saat melakukan asuhan keperawatan pada pasien. Dukungan
keluarga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap tingkat kecemasan pasien
pre operasi. Saran yang dapat diberikan bagi keluarga adalah lebih memberikan
dukungan kepada anggota
keluarga yang
tengah menjalani proses perawatan.
Aliftitah, Sugesti, & Suprayitno, Emdat. (2017).
Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kecemasan Pasien Pra Operasi Di Ruang
Bedah Rsud Dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Journal Of Health Science (Jurnal Ilmu
Kesehatan), 2(1), 17�22. Google Scholar
Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2014). Nursing
theory and their work. The Cv MosbyCompany St. Louis. Toronto, Missouri.
Google Scholar
Berman, Audrey, Snyder, Shirlee J., Kozier, Barbara,
Erb, Glenora, Levett-Jones, Tracy, Dwyer, Trudy, Hales, Majella, Harvey,
Nichole, Luxford, Yoni, & Moxham, Lorna. (2010). Kozier and Erb�s
fundamentals of nursing (Vol. 1). Pearson Australia. Google Scholar
Ernawati, Ernawati, & Fahmi, Ismal. (2019).
Gambaran Perilaku Caring Perawat Dan Respon Kecemasan Pasien Penyakit Jantung
Koroner Di Ruang Alamanda Rsud Ulin Banjarmasin Tahun 2019. Proceeding of
Sari Mulia University Nursing National Seminars, 54�63. Google Scholar
Fang, Di, Htut, Aye Mon, Bednash, Geraldine D., &
Nursing, American Association of Colleges of. (2008). Enrollment and
Graduations in Baccalaureate and Graduate Programs in Nursing 2007-2008. Google Scholar
Firstiana, Merry Januar, Ratnawati, Retty, &
Lestari, Retno. (2017). Fenomenologi: Pengalaman Caring Perawat Pada Pasien
Trauma Dengan Kondisi Kritis (P1) Di Igd RSUD Tarakan-Kalimantan Utara. Jurnal
Ilmu Keperawatan: Journal of Nursing Science, 5(1), 42�56. Google Scholar
Friedman, Marilyn M., Bowden, V. R., & Jones, E.
G. (2013). Keperawatan keluarga; riset, teori dan praktek. edisi kelima. Hamid,
AY., Sutama, A., Subekti, NB., Yulianti, D Dan Herdina, N. Google Scholar
Friedman, Marilyn M., Bowden, Vicky R., & Jones,
Elaine. (2003). Family nursing: Research, theory & practice (Vol.
16). Prentice Hall Upper Saddle River, NJ. Google Scholar
Haqiki, Suci Apriani Nurul. (2013). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang Perawatan Bedah
Baji Kamase 1 Dan 2 Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. Journal Ners And
Midwifery Indonesia, 74. Google Scholar
Heather Herdman, P., & Shigemi Kamitsuru, P.
(2018). NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and
Classifica-tion 2018-2020 (ed.). Espa�a: Elsevier. Disponible en:
https://tienda. elsevier. es/diagnosticos �. Google Scholar
Jainurakhma, Janes, Damayanti, Dewi, Manalu, Novita
Verayanti, Supriadi, Edi, Sinaga, Rosnancy, Meinarisa, Meinarisa, Widodo, Dyah,
Suwarto, Tri, Sihombing, Riama Marlyn, & Saputra, Bima Adi. (2021). Caring
Perawat Gawat Darurat. Yayasan Kita Menulis. Google Scholar
Kusnanto, NIDN. (2019). Perilaku Caring Perawat
Profesional. Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga (AUP). Google Scholar
Lachman, Vicki D. (2012). Applying the ethics of care
to your nursing practice. Medsurg Nursing, 21(2), 112�116. Google Scholar
Mailani, Fitri, & Fitri, Nera. (2017). Hubungan
perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien BPJS di ruang rawat inap
RSUD dr. Rasidin padang. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan,
2(2), 203�208. Google Scholar
Misgiyanto, Misgiyanto, & Susilawati, Dwi. (2014).
Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita kanker
serviks paliatif. Jurnal Keperawatan, 5(1), 255814. Google Scholar
Nisa, Reza Maghfirotun, Livana, P. H., &
Arisdiani, Triana. (2019). Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat ansietas
pasien pre operasi mayor. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat
Nasional Indonesia, 6(2), 116�120. Google Scholar
Oxyandi, Miming, Fitrayani, Citra, & Nurhayati,
Nurhayati. (2018). Ubungan Umur, Komunikasi Terapeutik Perawat Dan Dukungan
Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Di Ruang Marwah Rumah
Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan
Lentera�Aisyiyah, 1(1), 1�12. Google Scholar
Paputungan, Anastasia, Rompas, Sefti, & Bataha,
Yolanda B. (2018). Hubungan Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien
Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Gmim Pancaran Kasih Manado. Jurnal
Keperawatan, 6(2). Google Scholar
Romadoni, Siti. (2016). Karakteristik Dan Dukungan
Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Mayor Di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang. Masker Medika, 4(1), 108�115. Google Scholar
Rundqvist, Ewa, Sivonen, Kerstin, & Delmar,
Charlotte. (2010). Sources of caring in professional nursing-a review of
current nursing literature. International Journal of Human Caring, 14(1),
36�43. Google Scholar
Sartika, Nanda. (2011). Konsep Caring Menurut Jean
Watson. Retrieved from. Google Scholar
Schwartz, Sarah E. O., Lowe, Sarah R., & Rhodes,
Jean E. (2012). Mentoring relationships and adolescent self-esteem. The
Prevention Researcher, 19(2), 17. Google Scholar
Sembiring, Elyani. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Yang Akan Menjalani Preoperasi Kateterisasi
Jantung Di Rsup H Adam Malik Medan. Jurnal Mutiara Ners, 2(2),
203�209. Google Scholar
Simboh, F. K., Bidjuni, H., & Lolong, J. (2015). Hubungan
dukungan keluarga bagi kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di klinik
VCT RSU Bethesda GMIM Tomohon. eJournal Keperawatan (e-Kp), 3 (2), 1-6. Google Scholar
Siska Agustina, S. (2018). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Inu Pre Operasi Sectio Caesarea Di Rs Pku
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Google Scholar
Sitorus, Reni Idawati, & Wulandari, Imanuel Sri
Mei. (2020). Hubungan Caring Perawat dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi. Nursing
Inside Community, 2(3), 100�105. Google Scholar
Stuart, G. W. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan
Kesehatan Jiwa Stuart Edisi Ke 10 Diterjemahkan Oleh: Keliat BA St. Louis:
Mosby Year Book. Google Scholar
Ulfa, Miftakhul. (2017). Dukungan Keluarga Untuk
Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Terencana Di Rsu Dr.
Saiful Anwar Malang. Jurnal Ilmu Keperawatan: Journal of Nursing Science,
5(1), 57�60. Google Scholar
Wilson, Rebecca D., & Hagler, Debra. (2012).
Through the lens of instructional design: appraisal of the Jeffries/National League
for Nursing Simulation Framework for use in acute care. The Journal of
Continuing Education in Nursing, 43(9), 428�432. Google Scholar
Yuliana, Nuriyah, & Mirasari, Triana. (2020).
Pemberdayaan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Rawat Inap Di Rsud Dr
Moewardi. Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 10(1),
28�35. Google Scholar
Copyright holder: Imanuel Sri Mei Wulandari, Novita
Verayanti Manalu (2021) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |