�Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol.
6, No. 8, Agustus 2021
HUBUNGAN POLA ASUH
ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV SDN KAPUK MUARA 03, JAKARTA UTARA
Lucyana Tri Indriani, Mubarak Ahmad
Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Pola asuh itu sendiri sangat berpengaruh
bagi perkembangan serta perilaku dan karakteristik anak. Pola asuh menjadi cara
yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai suatu
perwujudan rasa tanggung jawabnya kepada sang anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
hubungan pola asuh orang tua dengan minat belajar siswa kelas IV SDN Kapuk
Muara 03, Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
korelasional dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan
melibatkan siswa kelas IV G SDN Kapuk Muara 03, Jakarta Utara dengan jumlah
siswa sebanyak 31 sebagai populasi dan sampel dari penelitian ini. Analisis
data yang digunakan memakai uji linearitas, regresi linear sederhana, koefisien
korelasi, koefisien determinasi dan uji F simultan. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa: adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan minat
belajar siswa, hal tersebut dilihat pada uji F hitung sebesar, 1791,4 > 4,17
dengan persentase sebesar 98% yang didominasi oleh pola asuh authoritative.
Kata Kunci: pola asuh; minat belajar; minat siswa
Abstract
The
parenting pattern itself is very ten for as well as the situation and namak
child. Parenting patterns become a way that parents can process the child in a
manifestation of his sense of responsibility for the child. The purpose of this
study is to know the relationship of parenting patterns with the interests of
students studying grade IV SDN Kapuk Muara 03, North Jakarta. This study used
quantitative correlational method with technical data using questionnaires with
grade IV G students at SDN Kapuk Muara 03, North Jakarta with 31 times the
number and samples from this study. Data analysis using linearity test, simple
linear regression, correlation coefficient, determination coefficient and
simultaneous F test. The results of the study were as large: there was a
relationship between parenting patterns and students' learning interests, as
seen from the F test results of 1791.4 > 4.17 with 98% points courtesy of
authoritative parenting patterns.
Keywords: parenting
styles; interest in learn; student interest
Pendahuluan
Keluarga ialah lingkungan yang pertama
kali menerima adanya kehadiran anak. Keluarga sendiri terdiri atas ayah, ibu,
kakak, dan adik. Keluarga sebagai suatu kelompok sosial yang pertama anak dapat
berinteraksi secara luas. Faktor terpenting dalam terjadinya pembentukan
kepribadian anak dalam keluarga adalah pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Setiap orang tua pasti
mempunyai cara tersendiri untuk mendidik anaknya. Dimana pola asuh itu
sendiri sangat berpengaruh bagi perkembangan serta perilaku dan karakteristik
anak. Pola asuh menjadi cara dimana orang tua memiliki cara yang ditempuhnya untuk mendidik anaknya sebagai suatu
perwujudan� rasa tanggung jawabnya kepada
sang anak.
Faktor pada penerapan pola asuh oleh orang tua dapat
berdasarkan pekerjaan, lingkungan, tempat tinggal, maupun kebiasaannya (Kusumawardani &
Fauziah, 2020).
Berkaitan dengan itu (Wulansari &
Gunarsa, 2013) menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang
dapat mempengaruhi pola asuh: (1) pendidikan orang tua, (2) lingkungan, (3) Budaya.
Diana Baumrind dalm (Musman, 2020) membagi pola
asuh menjadi 4 kategori: (1) pola asuh authoritative (demokratis), (2) authoritarian
(otoriter),� (3) permissive
(permisif), dan (4) uninvolved (pelantar). Pola asuh demokratis atau authoritative
parenting adalah model atau gaya pengasuhan dimana orang tua lebih bersikap
rasional dan cenderung lebih bersikap realistis serta tidak menutut anak dan
berharap yang berlebihan terhadap anaknya yang mampu melampaui batas dari
kemampuan anaknya.
Seiring dengan itu, (Musman, 2020) menyatakan
ciri-ciri dari pola asuh model authoritarian (otoriter) sebagai model
pengasuhan dimana orang tua lebih membatasi , menuntut anaknya untuk mengikuti perintah yang dikatakan oleh orang
tuanya. Orang tua yang mempunyai model seperti ini cenderung lebih menggunakan
ancaman-ancaman terhadap anaknya tetapi masih memperlihatkan sikap yang hangat,
berwibawa dan melibatkan anak dalam mengambil keputusan.
Berlainan dengan pola asuh otoriter, pola asuh permisif
atau permissive parenting lebih memperbolehkan anak untuk melakukan apa
saja. Orang tua yang memakai model pengasuhan seperti ini biasanya lebih
sedikit memberikan pengawasan dan mengalemkan anaknya. Anak akan menjadi
individu yang kreatif dan percaya diri tetapi anak akan lebih bersifat agresif
dan cenderung susah untuk mengendalikan diri mereka.
Lain dengan ketiganya, model pengasuhan uninvolved
(pelantar) lebih cenderung kepada model pengasuhan dimana orang tua hanya
mementingkan kepentingan nya sendiri dan tidak mau terlibat dalam hal kehidupan
anak mereka. Orang tua yang memiliki gaya pengasuhan seperti ini cenderung
lebih menelantarkan anaknya, dan tidak mau tau tentang urusan anak mereka.
Tiap pola asuh yang diberikan serta diterapkan pasti sangat mempunyai pengaruh pada anak. Perlakuan
orang tua kepada anak dapat
mempengaruhi bagaimana tingkah, sikap serta
perilaku anak. Terlebih dimasa pandemi ini, anak tentu akan lebih dekat dengan
orang tuanya dan cenderung akan terkontrol aktivitasnya oleh orang tua. Salah
satu contohnya adalah dengan melaksanakan pembelajaran secara daring di rumah,
orang tua akan dituntut untuk mendampingi dan mengajarkan anaknya dalam
melaksanakan pembelajaran secara daring. Namun disisi lain, dalam hal
mendampingi anak untuk melakukan pembelajaran secara daring, beberapa
orang tua pasti mengalami kesulitan dalam mengajarkan, dan mengarahkan anak
untuk melakukan pembelajaran sehingga kebanyakan orang tua cenderung mengalami
stres. Khususnya bagi Ibu rumah tangga yang secara mendadak harus mendampingi
anaknya belajar dalam berbagai kesulitan.
Berkaitan dengan itu dalam kegiatan
belajar, tentu terdapat minat yang sangat erat hubungannya dengan belajar.
Minat Belajar tentu menjadi faktor utama yang dapat menjadi daya penggerak
untuk menimbulkan perbuatan belajar. Karena tanpa adanya minat, pembelajaran
tidak akan berjalan dengan efektif yang nantinya dapat membawa dampak yang
positif bagi seseorang.�
Minat Belajar itu sendiri terdiri dari
kata �Minat� dan �Belajar�, yang dimana minat merupakan suatu keinginan atau
ketertarikan dalam diri sendiri terhadap sesuatu hal. Minat tentu sangat
berpengaruh dalam diri seseorang, adanya minat tersebut sangat membawa dampak
positif bagi diri seseorang. (Slameto, 1988) mengartikan
minat sebagai suatu rasa yang dipunyai oleh seseorang untuk� menyukai dan mempunyai rasa ketertarikan
terhadap sesuatu perihal ataupun kegiatan yang bisa
bermanfaat bagi dirinya, tanpa adanya suruhan dari orang lain.
Sedangkan menurut (Gie, 2002) minat berarti
suatu ketertarikan, terlibat pada suatu kegiatan dan menyadari akan kegiatan
itu. Demikian menurut (Utama, 2013) pun mengatakan
bahwa minat berarti suatu bentuk pemusatan perhatian yang secara spontan
terlahir dengan adanya kemauan dalam diri seseorang yang bergantung dari bakat
dan lingkungannya. Minat memiliki dua aspek yang dikandungnya, pertama terdapat
aspek kognitif yang artinya minat berisikan tentang hasil interaksi dari
lingkungannya berdasarkan pada pengetahuan, pemahaman yang dimilikinya. Kedua
aspek afektif, dimana minat dapat tertuju pada emosional seorang dalam bentuk
proses untuk menilai dan menentukan suatu kegiatan yang disenangi. Minat juga
dapat menjadi salah satu aspek dari psikologi yang tertinggi dimana minat dapat
berpengaruh oleh beberapa faktor, baik itu dari segi faktor internal dan
eksternal.
Sedangkan belajar berarti suatu wujud dari proses aktivitas yang dicoba oleh seseorang untuk memperoleh
suatu pengetahuan, meningkatkan keterampilan nya, dan memperbaiki prilaku dan
sikap guna mendapatkan suatu perubahan. (Slameto, 1988) mengartikan
belajar sebagai usaha dimana dari adanya usaha tersebut terdapat proses yang
nantinya akan memperoleh perubahan sehingga membentuk menjadi prilaku yang baru
secara kesuluruhan, yang nantinya menjadi hasil dari pengalaman seseorang tersebut dalam
berhubungan
terhadap lingkungannya
Berdasarkan penerapannya, belajar dapat dikatakan
sebagai suatu bentuk kegiatan yang dapat memungkinkan untuk mendapatkan pengetahuan,
prilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar (Komara, 2014).
Seperti halnya yang dikatakan Cronbach dalam bukunya Educational Psychology,
belajar juga dikatakan sebagai perubahan performansi sebagai hasil dari suatu
praktek. Sehingga dapat diberi kesimpulan bahwa �belajar ialah sebuah proses perubahan yang ada pada manusia, dimana
bila tidak adanya perubahan tersebut maka tidak dapat dikatakan sebagai suatu
proses belajar. Adapun indikator minat belajar menurut (Nurhasanah &
Sobandi, 2016)
diantaranya: (1) rasa senang, (2) ketertarikan, (3) perhatian, (4)
keterlibatan.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Khairunnisa &
Kurniatin, 2016) melakukan
penelitian terhadap siswa remaja pada paket B di PKBM Mutiara Banten, digunakan sebagai sampel
dan populasi terhadap penelitian nya. Dari penelitian tersebut dinyatakan bahwa
terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan minat belajar siswa remaja
tersebut, namun masih kedalam kategori hubungan yang sedang atau pola asuh
orang tua mempunyai kontribusi
terhadap minat belajar siswa tersebut.
Peneliti mencoba melakukan penelitian yang sama namun
memakai siswa kelas IV SD sebagai sampel dan populasi untuk penelitiannya
dengan tujuan untuk melihat hubungan pola asuh�
oleh orang tua pada siswa kelas IV tersebut memiliki kontribusi yang
cukup atau malah memiliki kontribusi yang besar pada minat belajar siswa.
Terutama pada saat ini
ketika pembelajaran secara daring dilaksanakan, para siswa tetap mempunyai rasa
keinginan belajar yang tinggi. Namun hal tersebut meniscayakan adanya faktor
pendorong, pembiasaan diri, serta komunikasi efektif agar anak dapat tetap
optimal belajar meski proses belajar dilakukan sepenuhnya di rumah, maka secara
otomatis akan timbul pula rasa ketertarikannya terhadap belajar. Sehingga,
peran orang tua yang menjadi faktor utama untuk memberikan pembiasaan terhadap
anaknya dan memberikan pemahaman tentang betapa pentingnya belajar dan apa
manfaat belajar bagi si anak.
Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode kuantitatif korelasional. Dengan objek
penelitian, yang terdapat variabel pola asuh dan variabel minat belajar. Pola
asuh dalam penelitian ini yaitu suatu bentuk pengasuhan yang diberikan orang
tua untuk mengajarkan, mendidik, dan mengasuh anaknya sebagai bentuk dari rasa
tanggung jawab terhadap anaknya dan minat belajar dalam penelitian ini yaitu
bagaimana siswa menunjukkan minatnya terhadap pelajaran dan senang berdiskusi
dengan orang tuanya tentang pelajaran selama berada di rumah (Sugiyono, 2012).�
Adapun populasi dan sampel pada penelitian ini memakai siswa kelas IV-G
SDN Kapuk Muara 03, Jakarta Utara yang berjumlah 31 siswa dengan teknik
pengambilan data menggunakan teknik simple random sampling. Dan metode
pengambilan data yang dipakai yaitu metode angket yang dibuat dalam bentuk
google form dengan menggunakan skala likert, dengan analisis data yang dipakai yaitu
uji linearitas, uji regresi linear sederhana, uji koefisien korelasi, koefisien
determinasi dan uji F simultan (Sugiyono, 2015).
Hasil dan Pembahasan
Analisis data yang digunakan diantaranya:
Tabel 1
Deskripsi
Data Pola Asuh dengan Minat Belajar
Variabel |
Mean |
Std. Deviation |
N |
Pola
asuh |
�� 53.26 |
� 19.440 |
������ 31 |
Minat
belajar |
�� 54.90 |
� 18.997 |
������ 31 |
Hasil
penelitian pada tabel deskripsi data diatas terdapat nilai mean pada pola asuh
sebesar 53.26 dengan standar deviasi 19.440, dan nilai mean minat belajar
sebesar 54.90 dengan standar deviasi 18.997 pada sampel sejumlah 31 responden.
Tabel 2
Uji Normalitas
Variabel |
Lhitung |
Ltabel |
Keterangan |
Pola Asuh (X) |
0.1552 |
0.1559 |
Normal |
Minat Belajar (Y) |
0.1303 |
0.1559 |
Normal |
Pada tabel
perhitungan uji normalitas diatas menunjukkan bahwa hasil dari uji normalitas
pada setiap variabel tersebut dinyatakan normal, hal tersebut dilihat oleh jika
nilai Ltabel < Lhitung�
berarti data tersebut berdistribusi normal.
Tabel 3
Variabel |
Fhitung |
Distribusi F
probabilita = 0.05 |
||||
|
||||||
df1 |
df2 |
Ftabel 0.05 |
Keterangan |
|||
X
� Y |
0.97 |
1 |
30 |
4.17 |
Linear |
Uji Linearitas
Uji
linearitas yang dilakukan pada tabel 3 untuk melihat bagaimana Pola Asuh dengan
Minat Belajar Siswa memiliki hubungan yang linear, sehingga dapat dilihat bahwa
nilai Fhitung yang terdapat < daripada Ftabel pada
taraf probabilita F = 0.05 sehingga disimpulkan kedua variabel dinyatakan
linear.
Tabel 4
Regresi Linear Sederhana
�������� Model |
������ Sum of ������ Square |
df |
Mean Square |
F |
Sig |
� Regression |
11157.325 |
1 |
1157.325 |
1791.492 |
.000 |
� 1�� Residual |
180.661 |
29 |
6.228 |
||
������ Total |
11337.935 |
30 |
|
|
|
a. Dependent
Variable: Minat Belajar
b. Predictors:
(Constant), Pola Asuh
Tabel 5
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Unstandardized ���������������������������������������������������������
�Coefficients������ |
t |
Sig. |
|
|
B |
Std. Error |
Beta |
|
|
(Constant) |
-2.477 |
1.391 |
|
-1.781 |
0.085 |
Pola Asuh |
1.015 |
0.24 |
0.992 |
42.326 |
.000 |
a. Dependent Variable: Minat Belajar
Dilihat dari analisis regresi sederhana yang ada di tabel 4 diperoleh
bahwa nilai signifikan yang terdapat adalah .000 yang artinya < kriteria
signifikan yaitu (0.05) sehingga dinyatakan model persamaan regresi tersebut
berdasarkan data penelitian yang di dapat berkriteria atau linear dengan
persamaan regresi yang di dapat yaitu Y= 0.085 + 1.015X. hasil dari persamaan
tersebut didapat oleh nilai signifikan constant Y sebesar 0.085 dengan
nilai coefficients B sebesar 1.015X.
Tabel 6
Uji Koefisien Korelasi
� ��Model |
|
|
Adjusted R Square |
��� Std.����
Error |
Change statistics |
|
|
|
|||||
1 |
�� R |
������ R�������� Square |
����������������������� F change���� df1������
df2���� sig |
|
||
0.992 |
����� 0.984 |
0.984 |
��� 2.496�������� 1791.492������ 1���������� 29������ 000 |
a. Dependent Variable:
Minat Belajar
b. Predictors:
(Constant), Pola Asuh
Pengujian
Koefisien Korelasi atau R2 dengan tujuan untuk melihat apakah bagaiamana derajat hubungan antara pola asuh dengan minat
belajar siswa. Sehingga diketahui bahwa hasil pengujian korelasi pada tabel 5,
diperoleh nilai R 0.992, yang artinya hubungan kedua variabel berada dikategori
tinggi. Pada tabel tersebut juga diketahui nilai R square (koefisien
determinasi) 0.984 yang berarti variabel x dan variabel y berpengaruh �besar yaitu 98% dan sisanya 1,6% dipengaruhi
oleh faktor lain.�
Tabel 7
Uji F simultan
Variabel |
F |
Distribusi F probabilita = 0,05 |
||
|
|
Df1 |
Df2 |
Ftabel 0.05 |
X-Y |
1791.492 |
1 |
30 |
4.17 |
Untuk hasil perhitungan uji f diatas menunjukkan nilai f 1791.4 dan nilai Ftabel
pada taraf probabilita 0.05 sebesar 4.17, sehingga dapat dinyatakan nilai
Fhitung > F tabel yang artinya Hipotesis 1 diterima, Hipotesis 0 ditolak yang berarti ada hubungan antara pola asuh dengan minat belajar
siswa, dengan pola asuh dominan yang
terdapat di penelitian ini adalah pola
asuh otoriter karena hasil yang didapat pada pola asuh tersbeut sebesar 68.35%
yang lebih besar dibandingkan dengan pola asuh lain, namun tidak berbeda secara
signifikan. Hal tersebut juga dapat dibuktikan pada tabel korelasi dan tabel
perolehan pola asuh yang ada dibawah ini.
Tabel 8
Rangkuman Hasil Korelasi Dua Variabel
|
|
Minat
Belajar |
�� Pola Asuh |
|
�� Minat Belajar |
����� 1.000 |
������� .992 |
Pearson
Correlation |
�� Pola Asuh |
������ .992 |
������ 1.000 |
Sig. (1-tailed)�������������� ����Minat Belajar������������������������� .�������������������������� ��.000�������
������������������������������������ ����Pola Asuh����������������������������� .000�������������������������� . N������������������������������������� Minat
Belajar�������������� �����������31�������������������������� 31 ���������������������������������������� Pola
Asuh����������������������������� ��31�������������������������� 31 |
Tabel 9
Perolehan Pola Asuh
Tipe Pola Asuh |
Skor |
Nilai max |
Persentase |
Authoritative (demokratis) |
369 |
620 |
59.52% |
Authoritarian (otoriter) |
678 |
992 |
68.35% |
Permissive (permisif) |
382 |
620 |
61.61% |
Uninvolved (pelantar) |
289 |
496 |
58.27% |
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh bahwa kedua variabel tersebut dinyatakan normal dan
linear, hal tersebut dibuktikan pada hasil dari uji nomalitas dan linearitas
dimana nilai Lhitung yang lebih kecil daripada nilai Ltabel
yaitu sebesar 0.1552 < 0.1559 maka data tersebut dinyatakan normal, sebagaimana
menurut (Sugiyono,
2015) apabila Lhitung < daripada Ltabel
maka data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan untuk perhitungan uji linearitas,
menurut (Sugiyono,
2017) jika nilai dari data linear < Ftabel
dengan taraf signifikansi 0.05, diartikan data tersebut berdistribusi linear, penelitian ini memiliki data berdistribusi linear hal tersebut dilihat oleh nilai Fhitung sebesar
0.97 dengan nilai Ftabel sebesar 4.17 yang artinya kedua data
tersebut berdistribusi linear, dengan jumlah butir item kuesioner sebanyak 22
item pola asuh dan 20 item kuesioner untuk minat belajar dengan jumlah
responden sebanyak 31 orang tua dan siswa.
Selanjutnya,
untuk mengetahui bagaimana hubungan antara keduanya, peneliti menganalisis
kembali dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana, maka diketahui
bahwa konstanta a dengan nilai siginifikansi 0.085 dan koefisien regresi b
1.015 sehingga dapat diperoleh persamaan regresi Y= 0.085 + 1.015X. Dari data
analisis terdapat juga hasil dari koefisien korelasi dengan nilai R 0.992 yang artinya kedua variabel memiliki tingkat hubungan yang tinggi sebagaimana yang dikatakan oleh (Wibowo,
2012). jika R mendekati satu maka bisa dikatakan bahwa keduanya mempunyai hubungan yang
sangat kuat dan sebaliknya. Kemudian dari perhitungan koefisien korelasi
tersebut terdapat nilai R square atau nilai R2 sebesar 0.984 yang berarti
variabel bebas berpengaruh yang
besar terhadap keseluruhan dari hasil nilai variabel yang lain, sebagaimana
yang dikatakan oleh (Wibowo,
2012) apabila R2 mendekati angka satu, maka akan semakin
besar variabel bebas berpengaruh pada variabel terikat. hasil perhitungan koefisien determinasi
pada nilai R2 0.984 artinya nilai tersebut mendekati angka satu maka dapat dikatakan variabel bebas memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap variabel terikat.
Kemudian
dilanjutkan kembali dengan perhitungan uji signifikasi simultan atau Uji F
simultan, sebagaimana menurut (Ghozali,
2011) uji f digunakan untuk menguji apakah variabel
bebas terhadap variabel terikat memiliki pengaruh secara simultan. Jika nilai Fhitung
> F tabel artinya variabel
bebas sangat berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dengan taraf
siginifikan distribusi F 0.05 dan sebaliknya. Dari data tersebut diketahui
bahwa nilai Fhitung sebesar 1791.492 dengan nilai Ftabel
probabilita 0.05 sebesar 4.17, maka kaidah keputusan tersebut dinyatakan: H1 diterima, H0 ditolak, artinya terdapat
hubungan antara pola asuh dengan minat belajar siswa.
Adapun hasil
yang dominan dari keempat pola asuh tersebut yang memiliki hubungan yang sangat
besar terhadap minat belajar siswa yaitu terdapat pada pola asuh otoriter yang
mendapati nilai persentase sebesar 68,35% yang artinya pola asuh otoriter
memiliki hubungan yang sangat besar dibandingkan dengan pola asuh yang lainnya
namun tidak berbeda secara signifikan hal tersebut dapat dilihat melalui tabel
perhitungan hasil korelasi perolehan pola asuh yang terdapat pada tabel 6 dan 7
dimana pola asuh demokratis mendapati nilai persentase sebesar 59.52%, Otoriter 68.35%, Permisif 61.61% dan Pelantar
58.27%. Secara tidak langsung dapat diartikan pola asuh mempunyai hubungan yang
signifikan dengan minat belajar siswa. Yang dimana pola asuh juga dapat dapat
menumbuhkan dan mendukung pada perkembangan secara fisik, emosional, sosial, finansial dan intelektual seorang anak sejak
bayi hingga dewasa. Dimana pola asuh juga dapat
dikatakan sebagai bentuk didikan yang
dilakukan �orang tua dengan memanfaatkan sumber yang tersedia
dalam keluarga serta lingkungan
yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan
belajar secara mandiri (Musman,
2020).� Kegiatan
belajar mandiri tersebut tentu tidak akan berjalan begitu saja tanpa adanya
minat yang dimiliki oleh seorang anak, karena minat sangat berkaitan erat
dengan adanya proses belajar. Tanpa adanya minat tersebut proses belajar tidak
akan berjalan dan menghasilkan suatu aktifitas yang positif, sebagaimana yang
dikatakan oleh (Ista,
2017) bahwa minat belajar sangat berpengaruh dalam diri
seseorang atau individu. Dengan adanya minat tersebut maka seseorang akan
melakukan sesuatu yang dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
sendiri.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini mempunyai kesimpulan bahwa data yang didapat
dari kedua variabel tersebut berdistribusi normal dan linear hal tersebut dapat
dilihat oleh tabel 2 dan 3. Pola Asuh sangat berhubungan dengan Minat Belajar Siswa. Hal
tersebut dapat dilihat pada� perhitungan
nilai R2 bahwa variabel x memiliki hubungan yang kuat dengan variabel y dengan
total persentase 0.984% berhubungan sangat kuat dengan gaya pengasuhan otoriter
yang lebih dominan. Dengan demikian kaidah keputusan yang terdapat yaitu H1
diterima dan H0 ditolak,
artinya terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan minat
belajar siswa kelas IV di SDN Kapuk Muara 03, Jakarta Utara.
BIBLIOGRAFI
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Diponegoro
Journal Of Accounting, 1(2), 1�10. Google
Scholar
Gie, Teh Liang. (2002). Cara Belajar Efisien I. Yogyakarta:
PUBIB. Google
Scholar
Ista, Akram. (2017). Metode Bimbingan dan
Penyuluhan dalam Pendampingan Anak yang Bermasalah di Balai Pemasyarakatan
(BAPAS) Klas I Makassar. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Google
Scholar
Khairunnisa, Arin, & Kurniatin, Nia. (2016). Hubungan
Pola Asuh Orang Tua Dengan Minat Belajar Remaja Pada Kejar Paket B Di PKBM Mutiara
Bangsa Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Jurnal Teknologi Pendidikan, 5(1).
Google
Scholar
Komara, Endang. (2014). Belajar dan pembelajaran
interaktif. Bandung: Refika Aditama. Google
Scholar
Kusumawardani, Cindy Tri, & Fauziah, Puji Yanti.
(2020). Pola Asuh Orangtua Tentara Nasional Indonesia pada Anak Usia Dini. Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 10241034. Google
Scholar
Musman, Asti. (2020). Seni Mendidik Anak di Era
4.0: Segala Hal yang Perlu Anda Ketahui dalam Mendidik Anak di Era Milenial;
Mewujudkan Anak Cerdas, Mandiri, dan Bermental Kuat. Anak Hebat Indonesia. Google
Scholar
Nurhasanah, Siti, & Sobandi, Ahmad. (2016). Minat
belajar sebagai determinan hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran (JPManper), 1(1), 128�135. Google
Scholar
Slameto. (1988). Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Bina Aksara. Google
Scholar
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&B. Bandung: CV. Alfabeta. Google
Scholar
Sugiyono. (2015). Metode
Penelitian dan Pengembangan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Metode Penelitian Dan Pengembangan
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Google
Scholar
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif.
Google
Scholar
Utama, Pustaka. (2013). Ahmadi, A. 2009. Psikologi
Umum Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Aunurrahman.
2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Azwar, S. 2006. Reliabilitas
d. International Journal, 1(1), 49�57. Google
Scholar
Wibowo, Agung Edy. (2012). Aplikasi Praktis SPSS dalam
penelitian. Yogyakarta: Gava Media. Google
Scholar
Wulansari, Catharina Dewi, & Gunarsa, Aep. (2013).
Sosiologi: Konsep dan teori. Refika Aditama. Google
Scholar
Copyright holder: Lucyana Tri Indriani, Mubarak
Ahmad (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |