How to cite:
Rahmawati, Ryan Eka (2021) Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Melalui Film
Animasi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi
Covid-19. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(8). http://dx.doi.org/10.36418/ syntax-
literate.v6i8.3878
E-ISSN:
2548-1398
Published by:
Ridwan Institute
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia pISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
PENERAPAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERBASIS KARAKTER
MELALUI FILM ANIMASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI KELAS 3A SD AL HUSNA KOTA MADIUN MASA PANDEMI COVID-19
Ryan Eka Rahmawati
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Jawa Timur, Indonesia
Abstrak
Keterampilan menyimak merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai
sebelum mempelajari keterampilan bahasa selanjutnya. Adanya ketidak fokusan
siswa ketika menyimak, kurangnya motivasi dalam kegiatan menyimak serta rasa
bosan yang muncul selama melaksanakan kegiatan menyimak menjadi hal yang
perlu untuk dilakukan evaluasi dan inovasi terhadap kegiatan dalam keterampilan
menyimak. Selain itu, perlunya penanaman karakter selama pandemi Covid-19
menjadi hal yang penting untuk diterapkan. Sebab, selama pandemi Covid-19
pembelajaran dilakukan secara daring yang membuat guru tidak dapat menerapkan
kegiatan penanaman karakter secara langsung seperti pada saat kegiatan luring.
Oleh karena itu, adanya kesinambungan dalam keterampilan menyimak dan
penerapan karakter menjadi hal yang patut diterapkan sebagai inovasi dalam
pembelajaran selama daring. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi penerapan keterampilan menyimak berbasis karakter dan
mengidentifikasi kendala dari penerapan keterampilan menyimak berbasis karakter
melalui Film Animasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 3A SD Al Husna
Kota Madiun. Subyek dari penelitian ini meliputi guru wali kelas 3A, peserta didik
dan orang tua. Pemerolehan data dengan menggunakan tiga jenis instrumen yaitu
pedoman wawancara, pengamatan dan pedoman studi dokumen. Teknik analisis
data menggunakan teknik milik Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data,
display data, dan verifikasi data. Hasil yang didapat pada tujuan penelitian pertama
adalah dalam proses pembelajarannya (kegiatan menyimak) menggunakan aplikasi
Google Meet. Mengenai proses pembelajaran menjadi lancar (perlunya
komunikasi) menggunakan aplikasi WhatsApp Group (WAG). Sedangkan
penerapan keterampilan menyimak berbasis karakter melalui film animasi,
menerapkan film animasi Nusa dan Rara. Kendala yang muncul adalah tidak
stabilnya jaringan dan keterbatasan kuota yang dialami oleh guru dan peserta didik.
Kata Kunci: animasi; bahasa Indonesia; Covid-19
Abstract
Listening skills are more than what the basics should be before the language skills
of the world. There is a sense of focus on the students when listening, the lack of
capital in listening activities and the sense that arises forever meyimak activities
Ryan Eka Rahmawati
4066 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
become necessary things to do results and innovations in listening skills. In
addition, the need for character management during the Covid-19 pandemic is
important. During the Covid-19 pandemic, there were some brave ones that
teachers could not be inged directly during the captivating activities. Therefore, the
continuity in listening skills and character became something worth dikilkan
innovation in the time of imagination during the daring. The purpose of this
research is how to put character-based listening skills and the location of
character-based listening skills through Animated Film in Indonesian language
readers grade 3A sd Al Husna Madiun. The subjects of this study were grade 3A
teachers, students and parents. Data acquisition using three types of isntrumen
namely image guidelines, observations and study guidelines documents. Data
analysis techniques use Miles and Huberman's wheezing techniques: reduction
data, display data, and catalysed data. The results of which are the results of the
first research on the process of the afterlife (listening activities) Google Meet
application. Regarding the process so smooth (the need for communication)
WhatsApp Group application (WAG). Meanwhile, by means of character-based
listening skills through animated films, animated character films nusa and Rara.
The obstacles that arise arise from unstable networks and quotas experienced by
teachers and students.
Keywords: animation; Indonesian; Covid-19
Pendahuluan
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh manusia.
Menurut Devitt & Hanley bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang disampaikan
dengan bentuk ekspresi diberbagai aktivitas. Sedangkan menurut Ronal Wardhaugh
menjelaskan bahwa bahasa sebagai a system of arbitrary vocal symbol used for human
communication yang di dalamnya memiliki pengertian bahwa bahasa merupakan
sebuah sistem simbol-simbol yang arbitrer yang digunakan sebagai alat komunikasi.
Sejalan dengan hal tersebut Bloch dan Trager juga menyatakan bahasa merupakan
Language is a system of arbitrary vocal symbol by means of which a social group
cooperatesdi dalamnya memiliki pengertian yaitu bahasa adalah sebuah sistem yang
arbitrer yang digunakan oleh sebuah kelompok sebagai alat komunikasi (Noermanzah,
2019). Oleh karena itu, peran dari bahasa tergolong penting pada kehidupan ini. Bahasa
juga menjadi wahana komunikasi bagi manusia secara lisan maupun tertulis (Agiari,
Sudarma, & Suarjana, 2016). Sejalan dengan kegunaan bahasa yang ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan baik, seseorang harus memiliki
keterampilan berbahasa (Jatiyasa, 2012).
Keterampilan berbahasa tersebut meliputi 1) keterampilan menyimak, 2)
keterampilan berbicara, 3) keterampilan membaca dan 4) keterampilan menulis. Dari
keempat keterampilan tersebut terdapat satu keterampilan yang tergolong penting untuk
dikuasai yaitu keterampilan menyimak. Pada pelaksanaan pengajaran bahasa pertama-
tama, siswa harus diajarkan mengenai keterampilan menyimak, kemudian berbicara,
membaca dan menulis. Sehingga dari hal ini menunjukkan bahwa keterampilan
menyimak merupakan keterampilan dasar dalam mempelajari keterampilan berbahasa
Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Melalui Film Animasi pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi
Covid-19
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 4067
(Wibowo, 2016). Menyimak dapat diartikan sebuah proses untuk mengatur dan
menyusun dari apa yang didengar kemudian menempatkan makna yang didengar
tersebut menjadi sebuah makna yang nantinya dapat diterima (Wibowo, 2016).
Sedangkan menurut (Widianti, Djuanda, & Gusrayani, 2016) keterampilan menyimak
adalah keterampilan yang mencakup kegiatan mendengar bunyi bahasa, memberikan
kesan, menilai, dan bereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Pendapat ini
juga diperkuat oleh (Kokomaking & Usman, 2021), bahwa proses dari kegiatan
menyimak meliputi mendengarkan kalimat secara lisan dengan benar-benar
memperhatikan, memahami, mengapresiasi, serta interpretasi supaya nantinya
mendapatkan informasi, menangkap pesan atau isi selain itu juga untuk memahami isi
yang disampaikan oleh orang yang berbicara. Selain itu, menurut (Prihatin, 2017),
dalam tahapan pembelajaran menyimak merupakan syarat mutlak untuk menguasai
informasi dari seseorang bahkan adanya penguasaan tersebut diawali dengan kemauan
menyimak secara bersungguh-sungguh. Bahwa semakin banyak seseorang menyimak
maka akan semakin banyak pengetahuan yang dikuasai. Oleh karena itu, dari penjelasan
tersebut keterampilan menyimak sangat perlu dikuasai sebelum mempelajari
keterampilan selanjutnya.
Keterampilan berbahasa dengan tujuan pembelajaran jika dikaitkan nyatanya
memiliki keterkaitan satu sama lain. Dilihat dari dasarnya, keempat keterampilan
berbahasa tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Pada hakikatnya, arah dari pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan atau tulisan,
serta dapat menumbuhkan kesadaran terhadap nilai karya sastra (Maryanti & Mukhidin,
2017). Oleh karenanya pendidikan bahasa Indonesia menjadi salah satu unsur yang
perlu diajarkan pada siswa-siswa di sekolah. Tidak aneh jika mata pelajaran bahasa
Indonesia itu sendiri diterapkan kepada peserta didik mulai dari menduduki Sekolah
Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Berdasarkan Permen nomor 57 tahun 2014
tentang kurikulum 2013 Bahasa Indonesia adalah salah satu muatan materi yang masuk
ke dalam pembelajaran tematik di Kurikulum 2013. Bahasa Indonesia itu sendiri masuk
ke dalam mata pelajaran umum kelompok A yang terdiri dari Pendidikan Agama,
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Dalam
hal ini mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lainnya (Satria,
2017). Oleh karena itu, kedudukan bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 (tematik)
tergolong hal utama karena sebagai pengait muatan materi dalam pembelajaran tematik.
Pada pembelajaran tematik apabila belajar Ilmu Pengetahuan Alam maka diperlukan
juga belajar bahasa Indonesia. Sehingga peserta didik wajib belajar membaca
pemahaman dengan baik dan benar supaya memperoleh informasi serta menyimak
pelajaran dengan baik (Fauyan, 2018).
Keterampilan menyimak dalam bahasa Indonesia tidak hanya ditekankan pada
kemampuan berbahasa tetapi juga ditekankan untuk mengasah kepekaan melalui
penerapan tema-tema kemanusian atau kemoralan, mampu memahami watak sesama
manusia dan melatih kepekaan sosial seperti memahami penderitaan orang lain (Uddin,
Ryan Eka Rahmawati
4068 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
Wahyuni, & Setiawan, 2021) Oleh karena itu, perihal hal tersebut ada kaitanya dengan
pendidikan karakter. Berdasarkan Undang-undang sistem pendidikan Nasional
menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah menjadikan suasana belajar dan output
dari proses pembelajaran tersebut peserta didik akan menanamkan potensi yang dimiliki
seperti kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, dirinya dapat terkendali, kecerdasan,
akhlak yang mulia serta berbagai keterampilan yang akan diperlukan baik dirinya,
masyarakat, bangsa serta Negara. Hal tersebut diaplikasikan dalam pendidikan karakter
yang nantinya akan membentuk karakter peserta didik. Selain itu, hal ini juga sudah
terdapat dalam kurikulum 2013 yang menekankan pada pengaplikasian pendidikan
karakter (SP, 2016).
Bentuk dari nilai-nilai karakter meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, tanggung jawab (SP, 2016) Seperti contoh pada jurnal yang berjudul, “Peran
Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Masa Pandemi
Covid-19” menjelaskan mengenai adanya peran pendidikan karakter dalam tahapan
menyimak seperti siswa dapat mengutarakan pendapat yang sudah disimaknya, peserta
didik dapat membentuk karakter teliti, cermat dan selain itu dapat memunculkan
kreativitas karena sudah mengungkapkan isi materi (setelah menyimak) ke dalam
bahasa sendiri (Harlina & Wardarita, 2020). Hal ini juga diperkuat oleh jurnal yang
berjudul, “Penerapan Media Warek (Wayang Karakter) Untuk Menumbuhkan Nilai
Religius Pada Pembelajaran Menyimak Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar” yang juga
menjelaskan bahwa dalam keterampilan menyimak melalui media tersebut dapat
menumbuhkan nilai religius (Pratiwi, 2018). Dari pemaparan tersebut sudah
menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan menyimak juga
dapat ditanamkan pendidikan karakter dengan melalui berbagai media atau karya sastra
seperti cerita pendek (cerpen), puisi, cerita legenda (Agustina, 2015).
Sekarang ini, dunia sedang dilanda dengan pandemi Covid-19 sehingga
mengakibatkan berbagai sektor terkena dampaknya yaitu dengan menutup berbagai
tempat secara sementara. Salah satu dampak tersebut adalah dalam dunia pendidikan.
Adanya pandemi ini membuat sektor pendidikan yaitu Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan baru yang berisikan mengenai
proses pembelajaran dilaksanakan di rumah. Selain itu, dalam surat edaran tersebut juga
menjelaskan bahwa pembelajaran harus diberikan dengan bermakna kepada peserta
didik. Pelaksanaan pembelajaran daring memanfaatkan berbagai platform pembelajaran
seperti E-learning, Google Meet, Zoom dan lainnya (Zain, Sayekti, & Eryani, 2021).
Dilaksanakannya pembelajaran di rumah melalui pembelajaran daring nyatanya dalam
kurun waktu satu tahun memunculkan berbagai kendala seperti guru hanya bisa
menggunakan metode konvensional dengan memberikan tugas-tugas pada peserta didik.
Hal ini menimbulkan peserta didik lama-kelamaan akan merasa tidak suka dengan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru (Prawanti & Sumarni, 2020). Kurangnya interaksi
timbal balik dalam pembelajaran daring ini juga mengakibatkan berbagai mata pelajaran
Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Melalui Film Animasi pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi
Covid-19
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 4069
kurang bermakna bagi peserta didik. Salah satunya pada pembelajaran bahasa Indonesia
keterampilan menyimak, kendala yang muncul yaitu guru kurang bisa memperhatikan
kegiatan menyimak siswa selama pandemi (ketika diberikannya materi pembelajaran
secara online). Bukan hal itu saja, siswa juga kurang memperhatikan apabila guru
bertanya, bahkan siswa menyuruh guru untuk mengulangi pertanyaan atau siswa yang
ditanya tersebut bertanya kepada siswa yang ada disampingnya (Bagus, 2017). Selain
itu, ini juga menunjukkan adanya kekurangan disiplin peserta didik karena peserta didik
kurang memperhatikan guru. Adanya kendala perihal nilai-nilai tersebut, pendidikan
karakter juga perlu ditanamkan dalam pembelajaran tentunya di masa pandemi ini
(Santoso, Suyahmo, Rachman, & Utomo, 2020).
Sejalan dengan pemaparan di atas, kenyataan yang terjadi di lapangan yaitu pada
peserta didik kelas 3A di Sekolah Dasar Al-Husna Kota Madiun selama pandemi Covid-
19 mengalami berbagai hambatan pada pembelajaran bahasa Indonesia mengenai
keterampilan menyimak. Kendala tersebut muncul dari segi peserta didik. Hal ini
dibuktikan dengan peserta didik dalam keterampilan menyimak kurang fokus, jika guru
bertanya siswa masih banyak yang kurang mendengarkan sehingga ada siswa menyuruh
guru mengulang pertanyaan dan ada siswa yang bertanya pada temannya. Tidak hanya
itu saja beberapa siswa merasa bosan jika siswa sering sekali pada kegiatan menyimak
guru yang hanya membaca sebuah cerita tanpa adanya gambar-gambar yang membuat
siswa menjadi tertarik. Sehingga guru perlu membuat pembelajaran menyimak dengan
semenarik mungkin untuk membuat peserta didik menjadi lebih termotivasi, fokus dan
menjadi tidak bosan. Selain itu, guru harus menanamkan nilai-nilai karakter dalam
pembelajaran. Seperti yang diketahui bahwa nilai-nilai karakter selama pandemi Covid-
19 kurang tersentuh karena pembelajaran dilaksanakan secara dalam jaringan (daring).
Oleh sebab itu, guru perlu menyiasati penerapan nilai-nilai karakter ke dalam
pembelajaran salah pada keterampilan berbahasa. Terlebih lagi pada keterampilan
menyimak merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai terlebih dahulu.
Secara umumnya, terdapat beberapa pengkajian mengenai pembelajaran bahasa
Indonesia dalam keterampilan menyimak seperti, Pertama, studi mengenai adanya
kesulitan dalam pembelajaran menyimak di Sekolah Dasar (Bagus, 2017). Kedua, studi
mengenai pembelajaran bahasa Indonesia yang hanya membahas mengenai penerapan
praktik pembelajaran keterampilan berbicara di masa Pandemi Covid-19 (Sholihah,
2020). Ketiga, studi mengenai menganalisis dan membahas bagaimana proses
pembelajaran daring mata pelajaran bahasa Indonesia selama pandemi (Handayani &
Subakti, 2020). Keempat, studi yang menjelaskan bagaimana peran pendidikan karakter
dalam pembelajaran bahasa Indonesia selama pandemi. Kelima, studi mengenai adanya
penerapan media wayang karakter untuk menumbuhkan nilai religius pada
pembelajaran menyimak (Pratiwi, 2018). Oleh karena itu, untuk mengisi celah tersebut
peneliti akan mengungkapkan studi yang membahas mengenai penerapan menyimak
berbasis karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia di masa pandemi Covid-19
melalui film animasi.
Ryan Eka Rahmawati
4070 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
Adapun tujuan penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi penerapan keterampilan
menyimak berbasis karakter melalui Film Animasi pada pembelajaran bahasa Indonesia
kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi Covid-19, 2) mengidentifikasi
kendala dari penerapan keterampilan menyimak berbasis karakter melalui Film Animasi
pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa
Pandemi Covid-19.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Jenis
penelitian ini adalah studi lapangan. Subjek penelitian meliputi guru wali kelas 3A,
peserta didik dan orang tua di SD Al Husna Kota Madiun. Adapun pemilihan dari
sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah berdasarkan berbagai pertimbangan dengan
kriteria 1) sekolah sudah menerapkan Kurikulum 2013 2) guru sudah pernah
menerapkan pembelajaran menyimak dalam mata pelajaran bahasa Indonesia selama
pandemi Covid-19.
Pemerolehan data dari penelitian ini adalah hasil dari kegiatan pembelajaran. Data
penelitian didapat melalui tiga jenis instrumen yaitu pedoman wawancara, pengamatan
dan pedoman studi dokumen. Kegiatan wawancara digunakan untuk mengumpulkan
berbagai informasi secara langsung dari guru kelas mengenai pembelajaran menyimak
yang terlaksana di kelas. Sementara mengenai kegiatan pengamatan digunakan untuk
melihat keterlaksanaan dari pembelajaran menyimak secara langsung dan hal ini
didukung adanya studi dokumentasi.
Perihal analisis datanya menggunakan teknik analisis data milik Miles dan
Huberman yang meliputi reduksi data, display data, dan verifikasi data (Rijali, 2019).
Selama proses analisis data, tidak lupa peneliti juga menghubungkan temuan data
dengan teori mengenai pembelajaran menyimak berbasis karakter (Rijali, 2019).
Hasil dan Pembahasan
1. Pemanfaatan Aplikasi Google Meet sebagai Proses Pembelajaran dalam
Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia Saat Pandemi Covid-19.
Proses belajar mengajar sebelum pandemi Covid-19 berjalan secara tatap muka
langsung, terlebih lagi pada keterampilan menyimak berbasis karakter yang sudah
diterapkan pada pembelajaran bahasa Indonesia melalui pembelajaran tematik di
Sekolah Dasar. Adanya pandemi membuat seluruh pembelajaran dilakukan di rumah.
Pembelajaran tersebut dinamakan pembelajaran daring (dalam jaringan).
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh melalui guru wali kelas 3A yaitu
menyatakan bahwa kegiatan menyimak berbasis karakter dalam pembelajaran bahasa
dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi Google Meet. Menurutnya, selama
pembelajaran berlangsung menggunakan tatap muka (aplikasi Google Meet) siswa
merasakan adanya interaksi dalam pembelajaran. Terlebih lagi kegiatan
pembelajaran tetap dilaksanakan sesuai jam pembelajaran yang sudah disesuaikan
Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Melalui Film Animasi pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi
Covid-19
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 4071
selama pandemi Covid-19 ini yaitu jam 07.00-08.30.00 WIB. Selain itu, menurutnya
dengan memanfaatkan Google Meet dalam pembelajaran menyimak memberikan
hasil yang cukup baik dan dapat memberikan motivasi belajar terhadap siswa dalam
kegiatan menyimak. Walaupun pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan
Google Meet tentunya juga tidak dapat 100% kegiatan menyimak berjalan dengan
baik. Di dalam kegiatan menyimak melalui pemanfaatan aplikasi Google Meet itu
guru tidak dapat 100% melihat keseriusan siswa dalam kegiatan menyimak.
Setidaknya keterampilan menyimak dengan menggunakan aplikasi Google Meet ini
menimbulkan interaksi dalam pembelajaran sehingga peserta didik lebih memiliki
motivasi belajar pada kegiatan menyimak.
Hasil wawancara yang diperoleh dengan peserta didik juga menjelaskan,
dengan menggunakan aplikasi Google Meet peserta didik lebih dapat merasakan
interaksi baik bersama guru maupun teman lainnya. Hal ini membuat peserta didik
lebih bersemangat dan termotivasi dalam melakukan proses pembelajaran di kelas.
Peserta didik juga merasa senang karena dapat mengetahui bagaimana wajah
gurunya dan teman-temannya yang selama ini belum pernah ditemui (karena adanya
pandemi).
Sejalan dengan pendapat tersebut, memaparkan bahwa memanfaatkan aplikasi
Google Meet dapat membantu peserta didik dalam keterampilan menyimak pada
pembelajaran bahasa Indonesia. Menurutnya, hal ini dikatakan memiliki manfaatkan
karena terdapat peserta didik ketika pembelajaran tatap muka di kelas tidak pernah
aktif tiba-tiba ketika pembelajaran menggunakan Google Meet menjadi aktif. Hal ini
membuktikan bahwa siswa dapat mengembangkan kemampuan menyimak untuk
dapat menyalurkan daya pikir atau ide (Juniartini & Rasna, 2020). Aplikasi Google
Meet dapat memberikan kemudahan serta kelancaran terhadap guru sebagai orang
yang ikut berperan serta sebagai orang yang dapat menjalankan share screen,
maksudnya adalah guru dapat mengubah layar tampilan sesuai keperluan dalam
kepentingan pembelajaran. Guru dapat mempresentasikan power point yang
diinginkan siswa selain itu guru dapat memberikan video yang ingin ditayangkan dan
siswa dapat menyimak video tersebut melalui Google Meet (Juniartini & Rasna,
2020).
Pendapat tersebut juga diperkuat oleh (Dewi, Pratisia, & Putra, 2021) bahwa
Google Meet berasal dari aplikasi yang berbasis video conference selain itu aplikasi
ini juga dapat dilakukan dengan melakukan panggilan video sebanyak 25 pengguna
lainnya. Pada pembelajaran daring bertujuan untuk memudahkan siswa beserta didik
tetap dapat melaksanakan interaksi secara tatap muka dan on time walaupun dalam
keadaan di tempat berbeda. Hal ini dilakukan sebab meskipun bahan ajar seperti
modul, LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik), media pembelajaran (power point),
sudah dibagikan kepada peserta didik, guru tetap harus menjelaskan pengerjaan dan
hal lainnya. Selain itu memanfaatkan aplikasi Google Meet ini dapat melatih
keterampilan menyimak siswa.
Ryan Eka Rahmawati
4072 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
Berdasarkan penjelasan tersebut, kesimpulan yang dapat diambil adalah
kegiatan menyimak yang dilakukan di SD Al Husna Kota Madiun dengan
memanfaatkan aplikasi Google Meet sebagai kegiatannya. Kegunaan aplikasi Google
Meet tersebut adalah sebagai salah satu solusi alternatif pembelajaran tatap muka
(dalam jaringan/daring) karena adanya pandemi Covid-19. Tujuan digunakannya
aplikasi ini adalah supaya peserta didik tetap dapat merasakan pembelajaran
berlangsung menggunakan tatap muka walaupun dalam jaringan (daring). Selain itu,
guru juga dapat mengetahui seberapa serius siswa dalam kegiatan menyimak.
2. Pemanfaatan WhatsApp Sebagai Komunikasi Pembelajaran dalam
Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia Saat Pandemi Covid-19.
Salah satu kegiatan yang sulit dipisahkan dengan kehidupan manusia adalah
komunikasi. Pendidikan dan komunikasi juga merupakan dua dimensi yang tidak
bisa dipisahkan dengan keluarga dan masyarakat. Pernyataan ini didukung oleh
Tambank yang menjelaskan bahwa perlunya adanya penegasan mulai dengan usaha
untuk memelihara, mempertahankan serta mengembangkan keberadaan masyarakat
melalui pendidikan. Oleh karena itu, tidak dapat terlepasnya pendidikan dari media
komunikasi merupakan hal yang patut dimaklumi. Komunikasi memiliki pengertian
sebagai proses menyalurkan pesan antara satu dengan lainnya. Pesan juga memiliki
banyak bentuk seperti ucapan, perilaku non verbal, ekspresi wajah dan lain-lain.
Media komunikasi sekarang ini tidak jauh dengan smartphone. Smartphone memiliki
berbagai macam media sosial yang meliputi Facebook, Twitter, Line, BBM,
WhatsApp, Instagram, Linkedin, Snapchat dan beberapa media sosial yang lain
(Afnibar & Fajhriani, 2020).
Sekarang ini penggunaan salah satu sosial media yaitu WhatsApp, dalam dunia
pendidikan sudah semakin meningkat. Hal ini dikarenakan kebutuhan interaksi
antara satu orang dengan yang lainnya memiliki keterbatasan jarak secara fisik.
Penggunaan aplikasi WhatsApp juga memerlukan koneksi internet sebagai bentuk
untuk berkomunikasi. Dalam dunia pendidikan sekarang ini, penggunaan aplikasi
WhatsApp dibentuk ke dalam WhatsApp Group (WAG) yang didalamnya terdiri dari
guru, siswa dan orang tua di sekolah dasar, dosen dan mahasiswa di Universitas
(Afnibar & Fajhriani, 2020).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan bersama guru wali kelas 3A
menjelaskan bahwa demi terjalinnya kelancaran komunikasi yang terkait dengan
tugas, materi, penilaian, serta pengumuman terkait proses pembelajaran adalah
dengan menggunakan sosial media yaitu WhatsApp. Alasan digunakannya aplikasi
ini adalah aplikasi ini sudah banyak digunakan oleh masyarakat. Masyarakat
sekarang ini juga sudah memiliki handphone yang berbasis android. Selain itu,
aplikasi ini WhatsApp mudah digunakan dan tidak terlalu rumit penggunaanya.
Berdasarkan penjelasan diatas, kesimpulan yang dapat diambil bahwa untuk
menjalin komunikasi antara orang tua/peserta didik dan guru memanfaatkan
penggunaan aplikasi WhatsApp. Sebagai bentuk terjalinnya komunikasi orang
Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Melalui Film Animasi pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi
Covid-19
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 4073
tua/peserta didik dan guru membuat WhatsApp Group (WAG). Hal ini dilakukan
supaya memudahkan pemberian tugas, materi, penilaian, serta pengumuman terkait
proses pembelajaran lainnya.
3. Penerapan Film Animasi Nusa dan Rara dalam Keterampilan Menyimak pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia saat Pandemi Covid-19.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan peneliti dengan guru wali
kelas 3A menyatakan bahwa, penerapan keterampilan menyimak pada pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah itu diterapkan dengan bentuk cerita (video) atau teks
fiksi (cerita pendek, cerita rakyat, dongeng, fabel dan legenda). Selama pandemi ini
penerapannya lebih menggunakan cerita video yang berbasis film animasi yang
tersedia di Youtube contohnya film animasi Nusa dan Rara. Menurutnya, dengan
menerapkan keterampilan menyimak berbasis film animasi ini sejalan dengan KD
bahasa Indonesia yang sudah ada yaitu mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema,
latar, amanat) selain itu hal ini juga sebagai alternatif untuk membuat siswa lebih
memahami materi pembelajaran karena berkurangnya pembelajaran secara tatap
muka bersama siswa. Terlebih lagi diharapkan siswa dapat meneladani tokoh-tokoh
yang mempunyai sifat baik dan tidak mengikuti sifat yang kurang baik. Contoh
karakter yang ditanamkan tersebut adalah jujur, disiplin, santun, peduli, percaya diri
tanggung jawab dan lain-lain.
Pendapat lain juga dihasilkan oleh hasil wawancara yang dilakukan kepada
beberapa peserta didik, mereka mengaku menyukai film animasi yang digunakan
dalam keterampilan menyimak seperti film Nusa dan Rara. Selain itu, mereka juga
menyebutkan bahwa ketika dipertontonkan dengan sebuah film animasi mereka
terlihat sangat bersemangat hingga terbawa keadaan sekitar yang menyenangkan. Hal
ini dibuktikan dari ekspresi peserta didik yang ditunjukkan, hal lucu, dan ada yang
terlihat serius ketika ditampilkan salah satu episode tersebut. Bukan hanya itu saja,
peserta didik juga merasa bahwa mudah memahami dan mengerti apa yang
disampaikan dalam film tersebut. Dari kegiatan ini lah peserta didik dapat
mencontoh nilai seperti jujur, bertanggung jawab, santun dan peduli dari isi yang
terkandung dalam salah satu episode film animasi Nusa dan Rara.
Sejalan dengan hal tersebut, film animasi merupakan hasil karya dari proses
produksi gambar tangan yang kemudian dijadikan menjadi gambar yang dapat
bergerak. Mulanya pembuatan film hingga menjadi sebuah film yang layak ditonton
adalah dibuat dengan lembaran-lembaran kertas gambar yang kemudian diputar-
putar sampai muncul efek gambar yang bergerak. Adanya gambar yang bergerak ini
perlu menggunakan bantuan alat yang bernama komputer dan grafik komputer.
Penggunaan alat tersebut bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah
pembuatan film animasi. Menurut Harrison dan Hummel menyatakan film animasi
mampu memberikan pengalaman dan kemampuan yang dibutuhkan siswa dari
bermacam-macam materi ajar. Film juga dapat dikatakan sebagai media belajar.
Selain itu dalam pendidikan, adanya film dapat mempermudah pesan yang
disampaikan pada peserta didik dengan cara yang menyenangkan (Demillah, 2019).
Ryan Eka Rahmawati
4074 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Weni Tria bahwa tujuan ketika peserta didik
diberikan arahan untuk menyimak film kartun adalah untuk memperoleh
pengetahuan dari film tersebut (Putri, 2013).
Film animasi yang berjudul Rara dan Nusa adalah cerita animasi yang
tergolong menarik perhatian. Cerita tersebut menceritakan tentang kehidupan anak-
anak kecil yang dikemas dengan nuansa Islam. Tokoh Nusa dan Rara dalam film
tersebut mengisahkan cerita dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh tersebut merupakan
tokoh yang berperan sebagai kakak dan adik (Nusa sebagai kakak dan Rara sebagai
adik). Dalam ceritanya, kakak beradik tersebut menginginkan belajar bersikap baik,
berpikir positif serta bersyukur akan banyak hal. Nilai-nilai keagamaan juga
dimunculkan dalam film ini. Dalam kisah Nusa dan Rara, juga menyajikan watak-
watak yang baik. Nusa berwatak sabar dan bijaksana serta penyayang dan Rara
berwatak jujur, santun (memiliki sifat hormat kepada yang lebih tua). Film animasi
ini berdurasi sekitar 3 menit dan merupakan hasil kreasi anak bangsa. Selain itu, film
berseri Nusa dan Rara termasuk ke dalam jenis film kartun edukasi dikarenakan di
dalam film tersebut mengandung banyak unsur edukasi atau pendidikan (Nuraini,
2019).
Berdasarkan penjelasan diatas, kesimpulan yang dapat diambil bahwa kegiatan
menyimak dengan menerapkan film animasi Nusa dan Rara siswa dapat meneladani
karakter-karakter yang baik dan menghindari karakter-karakter yang buruk dalam
film tersebut. Sehingga dalam kegiatan ini dapat dikatakan dengan kegiatan
menyimak berbasis karakter. Selain itu, menerapkan media film animasi tersebut
peserta didik lebih bisa memahami materi pembelajaran dengan baik dan hal ini juga
sebagai alternatif penerapan pembelajaran karakter selama pandemi (berkurangnya
tatap muka bersama guru).
4. Prosedur Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter melalui Penerapan Film
Animasi Nusa dan Rara pada Pembelajaran Bahasa Indonesia saat Pandemi Covid-19
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan bersama guru wali kelas kelas
3A menjelaskan bahwa penerapan keterampilan menyimak berbasis karakter film
animasi Nusa dan Rara pada pembelajaran bahasa Indonesia saat Pandemi Covid-19
disesuaikan dengan episode yang terdapat pada film animasi Nusa dan Rara serta
Kompetensi Dasar yang sudah disesuaikan pula. Penerapan kegiatan tersebut
diuraikan berdasarkan siklus-siklus tindakan pembelajaran. Perlu digaris bawahi
bahwa siklus-siklus tindakan pembelajaran diaplikasikan pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang sudah disesuaikan dengan RPP penyesuaian pandemi
Covid-19.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan yang menjelaskan mengenai
penciptaan awal pembelajaran mulai dari kegiatan berdoa, absen kehadiran dan
menyebutkan tujuan pembelajaran. Adapun kegiatan pendahuluan meliputi:
Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Melalui Film Animasi pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi
Covid-19
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 4075
a. Melalui WAG, guru memberikan informasi pembelajaran dengan memberi
salam dan memberikan link Google Meet untuk melaksanakan proses
pembelajaran.
b. Setelah itu siswa diarahkan orang tua (yang sudah membaca WAG) untuk
masuk ke forum Google Meet.
c. Guru mengajak berdoa dan mengecek kehadiran (meminta siswa mengirim
chat kehadiran) serta menjelaskan tujuan pembelajaran beserta langkah-
langkah pembelajaran hari ini.
d. Guru kemudian memberikan beberapa motivasi dan menanyakan cerita apa
saja yang sudah pernah didengar atau dilihat oleh peserta didik.
e. Satu sama lain siswa bersahutan menjawab pertanyaan dari guru melalui
microphone yang ada pada Google Meet.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti adalah bentuk aktivitas yang berperan penting untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Selain itu, kegiatan inti juga sebagai
proses penguasaan pengalaman belajar siswa. Oleh karena itu, kegiatan inti sangat
berperan penting membentuk pengalaman belajar siswa. Adapun kegiatan inti
meliputi:
a. Siswa diarahkan untuk melihat penayangan materi pelajaran yang sudah Guru
bagikan. Penayangan materi tersebut berupa film animasi yang berjudul Nusa
dan Rara.
b. Siswa diarahkan untuk mematikan microphone yang ada di dalam Google Meet
untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran.
c. Siswa diarahkan untuk menyimak tentang materi berupa film animasi yang
berjudul Nusa dan Rara yang sudah disiapkan oleh guru dan dibagikan di
screen Google Meet. (supaya guru dan peserta didik dapat melihat secara
bersama-sama). Setelah film animasi Nusa dan Rara selesai ditayangkan
(setelah menyimak), guru memberikan berbagai pertanyaan mengenai cerita
tersebut.
d. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai unsur-unsur apa saja
yang terdapat dari cerita tersebut, mulai dari latar waktu, tempat, watak para
tokoh dan bercerita mengenai apa isi dari film animasi tersebut.
e. Kemudian, guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan evaluasi yang sudah
disediakan guru melalui WAG setelah pembelajaran melalui Google Meet
selesai.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup adalah aktivitas yang berisikan guru merefleksi kegiatan
yang sudah dilakukan pada hari itu. Penjelasannya adalah aktivitas penutup
menjadi aktivitas yang memberikan gambaran secara keseluruhan kepada siswa
mengenai apa saja yang sudah siswa pelajari pada hari itu. Hal ini juga sebagai
tingkat untuk mengetahui pencapaian siswa serta keberhasilan guru mengajar
(Sani, 2016). Adapun kegiatan penutup meliputi
Ryan Eka Rahmawati
4076 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
a. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan kesimpulan, penguatan, serta
tindak lanjut refleksi dari hasil penugasan yang diberikan.
b. Guru saling mengingatkan untuk menjaga kebersihan diri, menerapkan pola
hidup sehat yaitu dengan selalu jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan pakai
sabun agar terhindar diri dan keluarga dari virus.
Guru kelas 3A juga memberikan penjelasan yang mendalam mengenai hasil
analisis yang sudah dilakukan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Menurutnya, dengan menerapkan keterampilan menyimak berbasis karakter melalui
film animasi peserta didik lebih antusias ketika melakukan simakan, peserta didik
lebih fokus dalam memperhatikan bahan simakan dikarenakan bahan simakan
menarik perhatian siswa dan tidak monoton. Peserta didik juga merasakan
pengalaman yang baru. Berbagai nilai-nilai karakter yang ada di dalam film animasi
Nusa dan Rara dijelaskan secara jelas sehingga peserta didik mudah menangkap
nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam film animasi tersebut. Tujuan
diterapkannya keterampilan menyimak berbasis karakter melalui film animasi Nusa
dan Rara ini adalah supaya peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai karakter yang
selama pandemi ini nilai karakter dirasa berkurang diterapkan (adanya pembelajaran
daring).
5. Evaluasi Pembelajaran Menyimak Berbasis Karakter melalui Penerapan Film
Animasi Nusa dan Rara pada Pembelajaran Bahasa Indonesia saat Pandemi
Covid-19
Menurut (Djiwandono, 2006), sasaran utama yang digunakan untuk
mengevaluasi keterampilan menyimak adalah mengevaluasi pemahaman isi dari
bacaan yang dikomunikasikan baik secara langsung, rekaman audio atau video.
Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman yang mengarah kepada pemahaman
umum seperti topik yang dibahas dan bagian-bagian yang lebih rinci termasuk lokasi,
waktu dan beberapa aspek lainnya. Sedangkan menurut (Nurgiyanto, 2011)
menjelaskan bahwa guru dapat melaksanakan evaluasi (penilaian) dalam
keterampilan menyimak pada saat pembelajaran menyimak sedang berlangsung.
Oleh sebab itu, perlunya guru merancang instrumen penilaian menjadi hal yang
sangat diwajibkan. Bentuk penilaian hasil tersebut dapat berupa tes. Pemerolehan
penilaian hasil didapatkan dari hasil simakan siswa. Hasil tersebut bentuknya berupa
jawaban-jawaban yang sudah diajukan (pertanyaan) oleh guru (Wati, 2017). Dari
berbagai penjelasan tersebut, kesimpulan yang diambil adalah dalam keterampilan
menyimak juga memerlukan adanya evaluasi untuk mengetahui peserta didik sejauh
mana memahami bahan simakan.
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilaksanakan dengan guru kelas,
beliau menyatakan bahwa dalam kegiatan menyimak perlu dilaksanakan evaluasi
sebagai pengukuran. Evaluasi digunakan guru untuk mengetahui seberapa siswa
memahami topik tersebut. Aplikasi evaluasi ini adalah tes hasil belajar bentuk
objektif dengan jenis pilihan ganda. Pelaksanaan evaluasi menggunakan aplikasi
Google Form. Menurutnya, penggunaan aplikasi tersebut juga sebagai alternatif
Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Melalui Film Animasi pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi
Covid-19
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 4077
penilaian selama pembelajaran dilakukan dengan daring (dalam jaringan). Guru kelas
juga menjelaskan bahwa diawal penggunaan aplikasi guru juga merasa cukup
kesulitan karena sebelumnya tidak pernah menggunakan aplikasi ini. Selain itu, juga
terdapat orang tua peserta didik dan peserta didik yang masih bingung menggunakan
aplikasi tersebut. Tetapi, semakin lama aplikasi ini digunakan tergolong semakin
mudah. Pelaksanaan evaluasi ini dilakukan ketika siswa sudah menyelesaikan proses
pembelajaran melalui Google Meet. Selain itu, untuk menyelesaikan evaluasi ini
guru memberikan kelonggaran waktu kepada peserta didik, guru memberikan
kelonggaran waktu hingga pukul 00.00 WIB.
Google Form adalah sebuah layanan yang di dalamnya dapat dimanfaatkan
untuk membuat berbagai pertanyaan ataupun mengisi formulir. Template yang
disediakan Google Form dapat dimanfaatkan dengan mudah. Dikarenakan aplikasi
tersebut tidak sukar untuk dipahami dan juga memiliki berbagai pilihan bahasa,
selain itu tampilan yang disediakan juga menarik, guru juga bisa menggunakan
berbagai bentuk macam soal, baik bentuk pilihan ganda ataupun lisan, serta
memberikan berbagai bentuk soal dengan memasukkan video maupun gambar (Sari
& Ahsani, 2020). Aplikasi ini juga gratis dan tidak ada batasan mengenai jumlah
yang digunakan untuk mengisi pertanyaan atau membuat formulir (Sari & Ahsani,
2020).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan
aplikasi Google Form terhadap evaluasi kegiatan menyimak (pengetahuan)
digunakan sebagai alternatif penilaian selama pembelajaran dilakukan dengan daring
dan penggunaan aplikasi ini tergolong mudah, gratis dan tidak ada batasan
penggunaan.
6. Kendala Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Melalui Film
Animasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan dengan guru wali kelas,
menyatakan bahwa ketika melaksanakan proses pembelajaran menyimak berbasis
karakter melalui film animasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia ditemui kendala-
kendala yang sering terjadi. Kendala tersebut muncul selama proses pembelajaran
terutama ketika penayangan film animasi dalam keterampilan menyimak berbasis
karakter. Adapun bentuk kendala-kendala sebagai berikut.
a. Tidak Stabilnya Jaringan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas, menyatakan bahwa
tidak stabilnya jaringan membuat proses pembelajaran kadang kala menjadi tidak
lancar. Ketika penayangan film animasi tiba-tiba saja jaringan menghilang
sehingga membuat penayangan film animasi tersebut harus dia pause secara
otomatis. Tidak hanya itu saja, ketika guru menayangkan film tersebut karena
tidak stabilnya sinyal tiba-tiba guru juga keluar dari forum. Sehingga dari keadaan
ini, membuat proses pembelajaran menjadi kurang menyenangkan.
Hasil wawancara bersama beberapa peserta didik juga menyatakan bahwa
tidak stabilnya jaringan internet sering sekali membuat peserta didik tiba-tiba
Ryan Eka Rahmawati
4078 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
keluar dari forum Google Meet. Menurut beberapa peserta didik, hal ini membuat
ketidaknyamanan selama proses pembelajaran. Ketika penayangan film animasi
(sedang nyaman sekali melihat film tersebut) kemudian tiba-tiba sinyalnya hilang
membuat ketertinggalan di setiap cerita yang disajikan. Hal ini juga menjadikan
proses pembelajaran menjadi kurang menyenangkan.
Sejalan dengan hal tersebut, Nugraha juga menjelaskan bahwa selama
menggunakan aplikasi Zoom atau WhatsApp Group terjadi adanya hambatan
diantaranya adalah jaringan internet yang tidak stabil (Permana Putra 2020, 173).
Selain itu, Trisnawati juga menjelaskan bahwa kendala yang muncul dalam
penggunaan aplikasi Google Meet adalah jaringan internet yang tidak stabil
(Trisnawati 2021, 24) Pendapat ini juga diperkuat oleh Dara Sawitri yang
menyebutkan bahwa penggunaan aplikasi Google Meet ini memang
membutuhkan jaringan internet yang stabil untuk dapat menikmati layanan
terbaiknya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa salah satu
kendala yang muncul ketika menggunakan aplikasi Google Meet adalah tidak
stabilnya jaringan. Ketidakstabilan jaringan membuat jalannya proses
pembelajaran menjadi kurang menyenangkan.
b. Keterbatasan Kuota
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru wali kelas,
kendala kedua yang muncul adalah adanya keterbatasan kuota yang dimiliki baik
oleh guru dan peserta didik. Menurutnya, tidak dipungkiri bahwa dengan
penggunaan Google Meet selama proses belajar mengajar tentunya tidak luput
dari adanya kuota internet sebagai penyambung pembelajaran selama daring.
Terbatasnya kuota ini juga menjadikan beberapa siswa kadang kala tidak
mengikuti proses pembelajaran dengan Google Meet. Oleh karena itu, guru wali
kelas memberikan alternatif untuk mengatasi ketertinggalan materi siswa yang
tidak dapat mengikuti Google Meet dengan guru mengirimkan materi yang telah
diajarkan melalui Group WhatsApp sehingga nantinya siswa masih dapat
mengakses materi dan jika mengalami kesulitan siswa juga diperbolehkan
berdiskusi dengan guru wali kelas. Selain itu, guru juga memberikan alternatif
lainnya supaya tidak banyak menghabiskan kuota yaitu dengan melakukan
pembelajaran hanya 1,5 jam saja sisanya bisa melihat materi yang dikirimkan
melalui Group WhatsApp dan mengerjakan evaluasi yang sudah disiapkan oleh
guru.
Hasil wawancara yang dilakukan bersama beberapa orang tua peserta didik
juga menyatakan bahwa jika kuota internet tidak mencukupi hal ini akan
mengakibatkan proses pembelajaran juga tidak dapat dijangkau. Kadang kala
tidak terpenuhi kuota pembelajaran terdapat beberapa peserta didik yang tidak
mengikuti Google Meet. Tetapi, perlu di garis bawahi apabila kuota mencukupi
sebagai orang tua dan peserta didik tetap mau melaksanakan proses pembelajaran
melalui Google Meet.
Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Melalui Film Animasi pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi
Covid-19
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 4079
Sejalan dengan (Dewi et al., 2021), juga menyebutkan bahwa kendala yang
muncul ketika memanfaatkan aplikasi Google Meet adalah terbatasnya paket
internet yang dimiliki oleh siswa. Adanya hal ini, guru juga memberikan solusi
apabila siswa tertinggal mengenai materi pembelajaran, yaitu dengan
mengirimkan materi di Group WhatsApp. Sejalan dengan hal tersebut (Basri,
2017) menyebutkan bahwa ketersediaan internet harus mencukupi untuk
mengikuti proses pembelajaran. Apabila kuota yang dimiliki terbatas hal ini akan
menghambat jalannya proses pembelajaran.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa jika guru dan
peserta didik mengalami keterbatasan kuota hal ini akan memberikan dampak
tertinggalnya proses pembelajaran selama menggunakan Google Meet. Oleh karena itu,
adanya kuota internet harus mencukupi demi kelancaran proses pembelajaran.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan
keterampilan menyimak berbasis karakter melalui film animasi pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas 3A dalam proses pembelajarannya (kegiatan menyimak)
menggunakan aplikasi Google Meet. Mengenai proses pembelajaran menjadi lancar
adalah melalui penggunaan aplikasi WhatsApp Group (WAG). Sedangkan penerapan
keterampilan menyimak berbasis karakter melalui film animasi menggunakan film
animasi Nusa dan Rara. Pemilihan film animasi Nusa dan Rara juga didasarkan akan
kesesuaian episode film tersebut dengan Kompetensi Dasar yang sudah ada. Adapun
hasil identifikasi dari penggunaan aplikasi Google Meet adalah peserta didik merasa
pembelajaran memiliki interaksi selain itu pemanfaatan aplikasi tersebut juga dapat
meningkatkan keterampilan menyimak siswa. Dalam hal ini guru juga dapat mengawasi
kegiatan menyimak siswa. Perihal penggunaan aplikasi WhatsApp Group (WAG)
identifikasi yang dihasilkan adalah supaya berjalannya komunikasi dengan baik antara
guru dan orang tua/peserta didik maka dari itu memanfaatkan aplikasi WhatsApp Group
(WAG). Sedangkan hasil identifikasi mengenai keterampilan menyimak berbasis
karakter melalui film animasi Nusa dan Rara, siswa lebih merasa senang, termotivasi
serta merasakan pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu, peserta didik juga mudah
menangkap nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam film animasi tersebut yang
nantinya dapat diterapkan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan,
dalam menerapkan kegiatan tersebut juga memunculkan kendala. Kendala yang muncul
adalah tidak stabilnya jaringan dan keterbatasan kuota yang dialami oleh guru dan
peserta didik.
Ryan Eka Rahmawati
4080 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
BIBLIOGRAFI
Afnibar, Afnibar, & Fajhriani, Dyla. (2020). Pemanfaatan WhatsApp sebagai Media
Komunikasi antara Dosen dan Mahasiswa dalam Menunjang Kegiatan Belajar
(Studi terhadap Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang). AL MUNIR: Jurnal
Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 7083. Google Scholar
Agiari, I. Gusti Ayu, Sudarma, I. Komang, & Suarjana, I. Made. (2016). Penerapan
Model Pembelajaran Word Square Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak
Cerita Pada Siswa Kelas V. Mimbar PGSD Undiksha, 4(1). Google Scholar
Agustina, Aryanti. (2015). Pengajaran Sastra dan Pembinaan Karakter Mahasiswa.
Prosiding Seminar Nasional, (Nomor), 137144. Google Scholar
Bagus, Rai. (2017). Kesulitan Menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
(Penelitian Studi Kasus Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Inklusi X Bandung).
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah, 7(1),
4152. Google Scholar
Basri, Ivo. (2017). Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar (SD) Berbasis Pendidikan
Karakter dan Multikultural. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 1(4), 247251. Google
Scholar
Demillah, Airani. (2019). Peran film animasi nussa dan rara dalam meningkatkan
pemahaman tentang ajaran islam pada pelajar SD. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 3(2), 106115. Google Scholar
Dewi, Kusuma, Pratisia, Tuisda, & Putra, Alfyananda Kurnia. (2021). Implementasi
pemanfaatan google classroom, google meet, dan instagram dalam proses
pembelajaran online menuju abad 21. Jurnal Integrasi Dan Harmoni Inovatif Ilmu-
Ilmu Sosial, 1(5), 533541. Google Scholar
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. (2006). Psikologi pendidikan. Google Scholar
Fauyan, Muchamad. (2018). Implementasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam
Kurikulum 2013 Di SD/MI Kota Pekalongan. Jurnal Komposisi, 3(2), 96105.
Google Scholar
Handayani, Eka Selvi, & Subakti, Hani. (2020). Analisis Pembelajaran Daring Bahasa
Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SDN 027 Samarinda ULU. Jurnal
Basataka (JBT), 3(2), 8189. Google Scholar
Harlina, Harlina, & Wardarita, Ratu. (2020). Peran Pembelajaran Bahasa dalam
Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Bindo Sastra, 4(1), 6368.
Google Scholar
Jatiyasa, I. Wayan. (2012). Pengajaran Keterampilan Menyimak di Sekolah Dasar.
Lampuhyang, 3(2), 5767. Google Scholar
Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Melalui Film Animasi pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi
Covid-19
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 4081
Juniartini, Ni Made Emy, & Rasna, I. Wayan. (2020). Pemanfaatan aplikasi google meet
dalam keterampilan menyimak dan berbicara untuk pembelajaran bahasa pada
masa pandemi covid-19. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia,
9(2), 133141. Google Scholar
Kokomaking, Yeherlina Ohe, & Usman, Misnawaty. (2021). Peningkatan Kemampuan
Menyimak Melalui Teknik Bisik Berantai. Interference: Journal of Language,
Literature, and Linguistics, 2(2), 7888. Google Scholar
Maryanti, Ika, & Mukhidin, Mukhidin. (2017). Penggunaan Media Audio Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Pada Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Kelas V Sd Negeri Lengkong. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD
STKIP Subang, 2(2), 357366. Google Scholar
Noermanzah, Noermanzah. (2019). Bahasa sebagai alat komunikasi, citra pikiran, dan
kepribadian. Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 306319. Google
Scholar
Nuraini, Cut. (2019). Kedidaktisan Di Dalam Genre Fiksi Anak “Fiksi Realistik”(Film
Pendek Berseri Nusa dan Rara). Riksa Bahasa: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan
Pembelajarannya, 5(2), 141144. Google Scholar
Nurgiyanto, Heru. (2011). Penerapan pembelajaran siklus belajar berbantuan media
animasi komputer untuk meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar
IPA siswa kelas VIII-H SMP Negeri 4 Kepanjen Kabupaten Malang. Penerapan
Pembelajaran Siklus Belajar Berbantuan Media Animasi Komputer Untuk
Meningkatkan Keterampilan Kerja Ilmiah Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas
VIII-H SMP Negeri 4 Kepanjen Kabupaten Malang/Heru Nurgiyanto. Google
Scholar
Pratiwi, Cerianing Putri. (2018). Penerapan Media Warek (Wayang Karakter) untuk
Menumbuhkan Nilai Religius pada Pembelajaran Menyimak Siswa Kelas 1
Sekolah Dasar. Muaddib: Studi Kependidikan Dan Keislaman, 8(1), 6576.
Google Scholar
Prawanti, Lia Titi, & Sumarni, Woro. (2020). Kendala Pembelajaran Daring Selama
Pandemic Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS),
3(1), 286291. Google Scholar
Prihatin, Yulianah. (2017). Problematika keterampilan menyimak dalam pembelajaran
bahasa Indonesia. Sastranesia, 5(3), 4552. Google Scholar
Putri, Kadek Reqno Astyka. (2013). Hubungan Antara Identitas Sosial dan Konformitas
dengan Perilaku Agresi pada Su-porter Sepakbola Persisam Putra Samarinda.
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(3). Google Scholar
Rijali, Ahmad. (2019). Analisis data kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah,
Ryan Eka Rahmawati
4082 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
17(33), 8195. Google Scholar
Sani, Martina. (2016). Kegiatan Menutup Pelajaran. Journal of Accounting and
Business Education, 1(3). Google Scholar
Santoso, Santoso, Suyahmo, Suyahmo, Rachman, Maman, & Utomo, Cahyo Budi.
(2020). Urgensi Pendidikan Karakter Pada Masa Pandemi Covid 19. Prosiding
Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS), 3(1), 558563. Google Scholar
Sari, Nofita, & Ahsani, Eva Luthfi Fakhru. (2020). Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Berbasis Google Form Selama Masa Pandemi Pada Peserta Didik SD/MI.
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 7(2), 107118. Google
Scholar
Satria, Tio Gusti. (2017). Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Pendekatan
Saintifik Pada Anak Kelas Iv Jakarta Barat. Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10(2), 114120. Google Scholar
Sholihah, Rizki Amalia. (2020). Praktik Pembelajaran Keterampilan Berbicara Di Masa
Pandemi Covid-19. Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan Dan
Pembelajaran, 5(1), 705717. Google Scholar
SP, Jenny Indrastoeti. (2016). Penanaman Nilai-Nilai Karakter Melalui
Implementasipendidikan Karakter Di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional
Inovasi Pendidikan. Google Scholar
Uddin, Liliana, Wahyuni, Chatarina Umbul, & Setiawan, Arif Yoni. (2021). Evaluasi
Sistem Surveilans Tuberkulosis (TB) di Kabupaten Jember Berdasarkan Atribut
Sistem Surveilans. Jurnal Kesehatan Global, 4(1), 4153. Google Scholar
Wati, Lidia. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Pair Check Terhadap
Keterampilan Menyimak Pengumuman Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Jurnal
Inovasi Sekolah Dasar, 4(2). Google Scholar
Wibowo, Muhammad Arief. (2016). Penerapan Strategi Directed Listening Thinking
Approach (DLTA) dalam Pembelajaran Keterampilan Menyimak pada Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 20(1). Google
Scholar
Widianti, Tira, Djuanda, Dadan, & Gusrayani, Diah Diah. (2016). Meningkatkan
keterampilan menyimak dengan menerapkan model pembelajaran quantum dalam
membuat denah berdasarkan penjelasan yang didengar. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1),
110. Google Scholar
Zain, Nur Harizah, Sayekti, Ika Candra, & Eryani, Rita. (2021). Problematika
Pembelajaran Daring pada Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4),
18511860. Google Scholar
Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter Melalui Film Animasi pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas 3A SD Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi
Covid-19
Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021 4083
Copyright holder:
Ryan Eka Rahmawati (2021)
First publication right:
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
This article is licensed under: