Ryan Eka Rahmawati
4068 Syntax Literate, Vol. 6, No. 8, Agustus 2021
Wahyuni, & Setiawan, 2021) Oleh karena itu, perihal hal tersebut ada kaitanya dengan
pendidikan karakter. Berdasarkan Undang-undang sistem pendidikan Nasional
menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah menjadikan suasana belajar dan output
dari proses pembelajaran tersebut peserta didik akan menanamkan potensi yang dimiliki
seperti kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, dirinya dapat terkendali, kecerdasan,
akhlak yang mulia serta berbagai keterampilan yang akan diperlukan baik dirinya,
masyarakat, bangsa serta Negara. Hal tersebut diaplikasikan dalam pendidikan karakter
yang nantinya akan membentuk karakter peserta didik. Selain itu, hal ini juga sudah
terdapat dalam kurikulum 2013 yang menekankan pada pengaplikasian pendidikan
karakter (SP, 2016).
Bentuk dari nilai-nilai karakter meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, tanggung jawab (SP, 2016) Seperti contoh pada jurnal yang berjudul, “Peran
Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Masa Pandemi
Covid-19” menjelaskan mengenai adanya peran pendidikan karakter dalam tahapan
menyimak seperti siswa dapat mengutarakan pendapat yang sudah disimaknya, peserta
didik dapat membentuk karakter teliti, cermat dan selain itu dapat memunculkan
kreativitas karena sudah mengungkapkan isi materi (setelah menyimak) ke dalam
bahasa sendiri (Harlina & Wardarita, 2020). Hal ini juga diperkuat oleh jurnal yang
berjudul, “Penerapan Media Warek (Wayang Karakter) Untuk Menumbuhkan Nilai
Religius Pada Pembelajaran Menyimak Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar” yang juga
menjelaskan bahwa dalam keterampilan menyimak melalui media tersebut dapat
menumbuhkan nilai religius (Pratiwi, 2018). Dari pemaparan tersebut sudah
menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan menyimak juga
dapat ditanamkan pendidikan karakter dengan melalui berbagai media atau karya sastra
seperti cerita pendek (cerpen), puisi, cerita legenda (Agustina, 2015).
Sekarang ini, dunia sedang dilanda dengan pandemi Covid-19 sehingga
mengakibatkan berbagai sektor terkena dampaknya yaitu dengan menutup berbagai
tempat secara sementara. Salah satu dampak tersebut adalah dalam dunia pendidikan.
Adanya pandemi ini membuat sektor pendidikan yaitu Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan baru yang berisikan mengenai
proses pembelajaran dilaksanakan di rumah. Selain itu, dalam surat edaran tersebut juga
menjelaskan bahwa pembelajaran harus diberikan dengan bermakna kepada peserta
didik. Pelaksanaan pembelajaran daring memanfaatkan berbagai platform pembelajaran
seperti E-learning, Google Meet, Zoom dan lainnya (Zain, Sayekti, & Eryani, 2021).
Dilaksanakannya pembelajaran di rumah melalui pembelajaran daring nyatanya dalam
kurun waktu satu tahun memunculkan berbagai kendala seperti guru hanya bisa
menggunakan metode konvensional dengan memberikan tugas-tugas pada peserta didik.
Hal ini menimbulkan peserta didik lama-kelamaan akan merasa tidak suka dengan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru (Prawanti & Sumarni, 2020). Kurangnya interaksi
timbal balik dalam pembelajaran daring ini juga mengakibatkan berbagai mata pelajaran