Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 6, No. 9, September 2021

 

PENGARUH ALIRAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. KOLABORASI GLOBAL SUKSES/GOWORK

 

Mia Sara, Yuliani Rachma Putri

Universitas Telkom Bandung Jawa Barat, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan pengaruh aliran komunikasi organisasi yang ditinjau melalui teori aliran komunikasi organisasi Katz & Kahn dan budaya organisasi PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork yaitu INVENT (Inclusive, Vigorous, Entrepreneurial, Noble, Thankful) terhadap kinerja karyawan di PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork yang diukur dengan menggunakan  konsep pengukuran kinerja  dari Edison, Anwar, dan Komariyah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner kepada karyawan, lalu diukur dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan hasil bahwa aliran komunikasi organisasi dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan komunikasi serta budaya dalam organisasi agar dapat meningkatkan kinerja. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi landasan bagi penelitian-penelitian selanjutnya terutama dalam hal pengukuran aliran komunikasi, budaya organisasi serta kinerja.

 

Kata Kunci: aliran komunikasi organisasi; budaya organisasi; kinerja karyawan

 

Abstract

This study aims to determine, analyze, and describe the influence of organizational communication flow which is reviewed through Katz & Kahn's theory of organizational communication flow PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork organizational culture, namely INVENT (Inclusive, Vigorous, Entrepreneurial, Noble, Thankful) on employee performance at PT. The Global Success/GoWork collaboration which is measured using the performance measurement concept from Edison,Anwar, and Komariyah. The method used in this study is causality with quantitative research, using data collection methods as questionnaires to employees, then measured using multiple linear regression analysis. The research has been carried out  the results that organizational communication flow and organizational culture have a positive and significant effect either partially or simultaneously on the performance of employees of PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork. This research is expected to be a reference in the implementation of communication and culture within the organization to improve performance. This research is also expected to be the basis for further research, especially in terms of measuring the flow of communication, organizational culture and performance.

 

Keywords: organizational communication flow; organizational culture; employee performance

 

Received: 2021-08-20; Accepted: 2021-09-05; Published: 2021-09-20

 

Pendahuluan

Perkembangan dan kemajuan teknologi, keterbukaan informasi, serta era digital yang berkembang sangat cepat dan pesat telah memberikan dampak signifikan pada dunia yang ditandai dengan perubahan dan pembentukan sebuah gaya hidup baru dalam cara bekerja pada tatanan masyarakat dunia, termasuk di Indonesia, terutama pada sektor bisnis. Menurut Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), pertumbuhan perusahaan startup di Indonesia pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 30% dan diperkirakan jumlahnya akan terus mengalami peningkatan yang cepat dan pesat (Bekraf, 2019). Istilah kata startup berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti �The act or process of starting a process or machine, a new organization or business venture� yang memiliki arti �tindakan atau proses untuk memulai sebuah proses, sebuah organisasi baru atau usaha bisnis� (Alamsyah, 2011). Perkembangan dan peningkatan jumlah karyawan perusahaan startup dan pekerja freelancer yang menggunakan teknologi seperti handphone dan laptop membutuhkan ruang kerja bersama yang fleksibel di mana mereka diharuskan untuk sering pindah ke berbagai lokasi yang sesuai dengan proyek pekerjaan membutuhkan tempat yang menyediakan fasilitas untuk berkerja yang lebih efektif, efisien, dan mengurangi pengeluaran biaya yang besar (Prayanti, 2016). Kehadiran coworking space yang dilengkapi dengan lingkungan kerja aman dan nyaman serta fasilitas yang berkualitas bermunculan dengan harapan agar dapat menjadi sebuah solusi untuk meningkatkan produktivitas kerja. Coworking space merupakan salah satu fitur di kota modern yang berkembang pesat dan semakin meningkat serta populer di kalangan pekerja freelancer dan komunitas startup (Waters-Lynch & Potts, 2017).

 

Gambar 1

 Statistik Pertumbuhan Coworking Space Dunia

Sumber: deskmag.com (2019)

 

Menurut (Deskmag, 2019), berdasarkan Global Coworking Survey tahun 2019, perkembangan coworking space di dunia, termasuk di Indonesia, memiliki peluang untuk terus mengalami pertumbuhan dan peningkatan dengan jumlah yang signifikan dari berbagai aspek bidang industri yang dijalankan oleh berbagai macam kelompok usia yang berbeda. Pada gambar 1 menunjukkan statistik pertumbuhan coworking space dan anggota coworking space di dunia dari tahun 2015 sampai tahun 2018 beserta estimasi pertumbuhan coworking space di dunia di tahun 2019 dan 2020 mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Coworking space atau atau yang biasa disebut dengan ruang kerja bersama mulai masuk ke Indonesia pertama kali ditandai dengan kehadiran Hackerspace yang didirikan oleh Yohan Honting pada tahun 2010 di Bandung, Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, Asosiasi Coworking Space Indonesia dibentuk oleh Faye Wongsodiredjo sebagai ketua Asosiasi Coworking Space Indonesia pada tahun 2016. Asosiasi Coworking Space Indonesia merupakan sebuah bentuk perwujudan kolaborasi sebuah komunitas untuk mendukung dan membangun gerakan komunitas coworking space di Indonesia yang semakin meningkat jumlahnya setiap tahun. Perusahaan startup yang bergabung di dalam Asosiasi Coworking Space Indonesia, yaitu Kekini, Kedasi, Impala Space, Kumpul Coworking Space, Conclave, Code Margonda, Co&Co Space, Clapham Co, GoWork, dan lain-lain (Coworking Indonesia, 2020).

GoWork dengan nama perusahaan PT. Kolaborasi Global Sukses adalah salah satu perusahaan startup yang menyediakan jasa dan produk berupa ruang kerja bersama (co-working space), ruang acara (event space), ruang rapat (meeting room), ruang kantor pribadi (private office), dan ruang kantor virtual (virtual office), berdiri sejak tahun 2016 untuk mewujudkan harapan sebagai salah satu perusahaan penyedia coworking space terbesar di Indonesia (GoWork, 2020). Pada tahun 2020, wabah pandemi COVID-19 telah menyebabkan berbagai perubahan yang signifikan di dunia, salah satunya merupakan tentang cara dan gaya hidup dalam bekerja dengan realitas baru yaitu hibriditas berupa  karyawan yang bekerja dan ditempatkan di ruang fisik yaitu kantor atau disebut dengan Work From Office (WFO) serta karyawan yang bekerja dari jarak jauh atau disebut dengan Work From Home (WFH) (Harvard Business Review, 2021).

Fenomena dimana pandemi menciptakan budaya kerja hibriditas menuntut persiapan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia terutama bagi perusahaan penyedia coworking space seperti GoWork, karena berarti dituntut dari segi ilmu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) agar dapat memenuhi permintaan dari klien dengan seusai dengan fasilitas dan produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh klien untuk meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien. PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork juga memanfaatkan dan menggunakan aplikasi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yaitu dengan menciptakan aplikasi yang dapat mempermudah klien pada proses pemesanan, pembayaran, peta rute jalan, serta keuntungan-keuntungan lainnya yang didapatkan seperti voucher diskon dari rekan mitra kerjasama PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork diantaranya, yaitu pada bidang finance (The Great Tax, Pintu), business (Cermati Protect), law (K-Case Lawyer & Business Attorney) , education (Udemy), food and beverage (Authentic Singapore Bak Kut Teh, Gioi Cookery and Plantery, Shabu House, Lemonilo, Gotcha, Fore Coffee, dan lain-lain), health and well-beings (Zap Clinic, Dentalosophy, MedZen, Good Doctor, FitHub, dan lain-lain), lifestyle & entertainment (Saturdays, Koton, Lilac & Confetti, Sense, Pressto, dan lain-lain), productivity tools (Jetdevs, Backlog, Typetalk, Cacao, Design.ai, OkHome, dan lain-lain), travel & hospitality (Ramada), shopping & retail (Flower Advisor). GoWork mengikuti peraturan dan kebijakan pemerintah dalam mengatasi situasi dan kondisi wabah pandemi COVID-19 di Indonesia dan kenyamanan serta keselamatan anggota atau membernya dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, yaitu mengecek suhu, menjaga jarak, mengisi Health Declaration Form, menggunakan masker dan hand sanitizer, penyemprotan disinfektan secara berkala di seluruh lokasi GoWork. Selain itu, GoWork juga menggunakan sistem kerja hybrid yaitu Work From Office (WFO) dan Work From Home (WFH) serta mengurangi jumlah kapasitas pengunjung di seluruh lokasi GoWork yang tersebar di berbagai kota di Indonesia Dengan begitu banyak hal yang harus dikelola oleh GoWork, maka diperlukan adanya efektivitas aliran komunikasi dalam organisasi serta penerapan budaya organisasi yang dapat mendorong kinerja karyawan agar tetap dapat mempertahankan pelayanan yang terbaik kepada para kliennya.

Komunikasi dan budaya adalah aspek-aspek penting dalam keberlangsungan proses perjalanan hidup sebuah organisasi atau perusahaan berdasarkan dari hasil kinerja karyawan-karyawannya. Maka dari itu, komunikasi organisasi dapat diartikan atau didefinisikan sebagai suatu pemahaman dan penafsiran pesan dari beragam unit komunikasi yang termasuk ke dalam bagian sebuah organisasi tertentu (Pace & Faules, 2015). Budaya organisasi dapat didefiniskan sebagai nilai-nilai, norma yang dianut, serta kebiasaan-kebiasaan yang dipraktikan oleh sebagian besar anggotanya (culture-in-practice) yang memiliki peran batas, identitas, pemersatu komitmen karyawan, dan penstabil sistem sosial dalam perusahaan (Budiharjo, 2020). Perusahaan yang mempunyai tingkat penerapan dan pelaksanaan budaya organisasi yang baik, maka akan berpengaruh kepada peningkatan kualitas kerja karyawan yang berkontribusi terhadap keberhasilan personal dan perusahaan (Suminar, Soemirat, & Ardianto, 2017).

Hal ini pun kemudian diperkuat dengan penelitian lainnya yang dilaksanakan di Bangka, Indonesia, menurut (Irawati, 2019) yang berjudul �Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka (The Effect of Organizational Culture and Organizational Communication on The Performance of Civil Employee at The Education and Culture of Bangka Regency)�. Penelitian ini mempunyai fungsi dan tujuan untuk mengetahui dan memahami pengaruh budaya organisasi dan komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai negeri sipil pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka yang masih kurang optimal. Penelitian ini juga menggunakan dan menerapkan metode penelitian kuantitatif dengan cara penyebaran survey atau kuesioner dan menunjukkan hasil budaya organisasi dan komunikasi organisasi memiliki keterkaitan dan pengaruh terhadap kinerja pegawai negeri sipil pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka.

GoWork akan menjadi sebuah wadah untuk perusahaan-perusahaan lainnya dalam meningkatkan produktivitas perusahaan yang interaktif dan kolaboratif dalam mengantarkan keberlangsungan sebuah perusahaan pada situasi dan kondisi yang terbaik. Maka dari itu, dalam mewujudkan hal tersebut, GoWork juga perlu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kinerja karyawan-karyawannya yang tersebar ke berbagai cabang perusahaan GoWork di berbagai kota besar yang ada di Indonesia, sehingga diperlukan penelitian untuk mengukur dan menganalisis kinerja karyawan berdasarkan variabel komunikasi organisasi dan variabel budaya organisasi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melaksanakan sebuah penelitian dengan judul �Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork, (The Effect of Organizational Communication and Organizational Culture on Employee's Performance at PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork)�.

Terkait aliran komunikasi organisasi, menurut Daniel Katz dan Robert Kahn dalam (Hardjana, 2016), kembali menegaskan bahwa komunikasi organisasi dapat dijalankan melalui arus informasi yang terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu: (1) komunikasi vertikal (vertical communication) yang terdiri dari komunikasi ke bawah (downward communication) dan komunikasi ke atas (upward communication), (2) komunikasi horizontal (horizontal communication), (3) komunikasi diagonal (cross communication). Sedangkan untuk budaya organisasi, menurut Budiharjo (2020:57), budaya organisasi adalah nilai-nilai, norma yang dianut, serta kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan dan dipraktikkan oleh sebagian besar anggota organisasi, institusi, atau perusahaan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Pacanowsky dan Trujillo dalam (Morissan, 2020), di mana budaya organisasi terlihat dari proses kerja dan komunikasi, sehingga proses kerja dan komunikasi memiliki peran penting dalam menciptakan dan mengembangkan karakter dan budaya organisasi. PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork sendiri telah membangun sebuah budaya organisasi yang disingkat menjadi INVENT (Inclusive, Vigorous, Entrepreneurial, Noble, Thankful). Nilai-nilai dan budaya organisasi ini diterapkan dan dijalani di kehidupan kerja sehari-hari oleh seluruh karyawan di dalam perusahaan sebagai sebuah pedoman organisasi. Untuk istilah kinerja, berasal dari bahasa inggris, yaitu �job performance� yang memiliki arti �prestasi kerja�. Menurut (Ruliana, 2014), kinerja adalah sebuah hasil kerja yang dilihat melalui kualitas dan kuantitas yang berhasil didapatkan oleh anggota organisasi, institusi, atau perusahaan dalam melakukan tugas pekerjaan berdasarkan tanggung jawab yang telah diinformasikan dan diberikan oleh organisasi, institusi, atau perusahaan. Sedangkan menurut Hasibuan dalam (Ruliana, 2014), kinerja adalah suatu hasil kerja yang didapatkan oleh individu dalam melakukan tugas pekerjaan yang diberikan kepadanya berdasarkan kemampuan, pengalaman, kesungguhan, dan waktu. Menurut (Edison, Anwar, & Komariyah, 2017), pengukuran kinerja sebagai alat ukur memiliki beberapa kriteria, yaitu target (target), kualitas (quality), waktu penyelesaian (timeliness), dan taat asas (obedient to regulations).

Berdasarkan data yang diperoleh,secara pengukuran internal di tahun 2020, berikut gambaran kinerja pegawai di PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork

 

Tabel 1

Pengukuran dan Penilaian Kinerja Karyawan PT.Kolaborasi Global Sukses/GoWork

No.

Grade

Angka

Kriteria

Penilaian Kinerja Karyawan

1.

A

>3,0

High Performer

22%

2.

B

>2,75 � 3,0

Performer

54%

3.

C

<2,75

Need More Guidance

24%

Total

100%

Sumber Data: (GoWork, 2020)

 

Berdasarkan hasil data yang disajikan pada tabel 1, PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork memiliki pengukuran kinerja untuk karyawannya dengan skala grade A, B, C dan skala angka dari 0-4. Penilaian kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork di tahun 2020 memiliki rata-rata nilai dengan angka 2,8 yang masih termasuk ke dalam kategori nilai Grade B pada kriteria Performer. Hasil penilaian kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork tergolong baik, walaupun dalam menghadapi masa pandemi COVID-19, namun masih relatif dapat memperlihatkan kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan dalam melakukan penelitian untuk dapat mengetahui bagaimana penerapan aliran komunikasi organisasi dan budaya organisasi serta seberapa besar pengaruhnya terhadap kinerja karyawan di PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork. Adapun hal-hal yang akan diteliti dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.      Apakah aliran komunikasi organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork?

2.      Apakah budaya organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork?

3.      Seberapa besar pengaruh aliran komunikasi organisasi dan budaya organisasi secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork?

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kausalitas dengan pendekatan kuantitatif. Paradigma yang melandasi penelitian ini adalah positivisme yang digunakan dalam menjelaskan dan menjabarkan suatu kebenaran yang berdasarkan realita yang berjalan sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan (Sugiyono, 2017). Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork, di mana dalam penelitian ini, populasi adalah karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork yang berjumlah 101 orang. Peneliti menetapkan pengambilan sampel dengan  probability sampling, yaitu teknik proportionate stratified random sampling, dengan membagi strata responden berdasarkan departemen yang ada di perusahaan, maka didapatkan jumlah responden sebanyak sebanyak 50 responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan data primer yang didapatkan dengan penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada kepada 50 responden dengan menggunakan skala likert dengan rentang nilai 1 sampai 5 serta data sekunder yang didapatkan dari referensi buku dan jurnal. Selanjutnya, teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu:

1.      Uji Validitas

Menurut (Siregar, 2017), uji validitas merupakan suatu instrumen atau alat ukur yang dapat menunjukkan sejauh mana instrumen atau alat ukur dapat digunakan untuk mengukur sesuatu yang akan diukur di dalam sebuah penelitian.

2.      Uji Reliabilitas

Menurut (Silalahi, 2017), uji reliabilitas merupakan sebuah pengukuran dari variabilitas jawaban melalui pengulangan percobaan yang konseptual, di mana akan tetap menghasilkan suatu nilai yang tetap konstan dan tidak berubah.

3.      Uji Normalitas

Menurut (Santoso, 2010), uji normalitas adalah salah satu teknik pengujian dari uji asumsi klasik. Uji normalitas merupakan salah satu teknik uji yang digunakan untuk mengetahui dan memahami nilai residu dari regresi memiliki distribusi yang normal atau distribusi yang tidak normal.

4.      Uji Heterokedastisitas

Menurut (Ghozali, 2016), uji heteroskedastisitas adalah salah satu teknik uji yang digunakan untuk menguji suatu model regresi mempunyai ketidaksamaan atau perbedaan varian berdasarkan dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain, sedangkan suatu model regresi yang baik adalah model regresi yang mempunyai residual suatu pengamatan ke pengamatan lain yang tetap atau disebut juga dengan homoskedestisitas di dalam penelitian.

5.      Uji Multikolinearitas

Menurut (Ghozali, 2016), uji multikolinearitas adalah salah satu teknik pengujian dari uji asumsi klasik. Uji multikolinearitas salah satu teknik uji yang digunakan untuk menguji suatu model regresi mempunyai korelasi di antara variabel independen atau variabel bebas, sedangkan suatu model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak mempunyai korelasi di antara variabel independen atau variabel bebas di dalam penelitian.

6.      Uji F

Menurut (Ghozali, 2016), uji signifikasi serempak atau uji F adalah salah satu teknik pengujian dari uji hipotesis. Uji Signifikasi Serempak atau uji F merupakan sebuah pengujian yang menggunakan variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan ke dalam sebuah model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau variabel terikat di dalam penelitian.

7.      Uji t

Menurut (Ghozali, 2016), uji signifikasi parsial atau uji t adalah salah satu teknik pengujian dari uji hipotesis. Uji signifikasi parsial atau uji t merupakan sebuah pengujian terhadap pengaruh variabel independen atau variabel bebas secara parsial atau individual terhadap variabel dependen atau variabel terikat di dalam penelitian.

8.      Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut (Sugiyono, 2017), analisis regresi linear berganda adalah sebuah teknik analisis yang digunakan untuk menentukan pengaruh atau hubungan di antara variabel independen atau variabel bebas terhadap variabel dependen atau variabel terikat yang lebih dari satu variabel.

9.      Uji Koefisien Determinasi

Menurut (Ghozali, 2016), uji koefisien determinasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah variabel independen atau variabel bebas dalam mendeskripsikan variabel dependen atau variabel terikat. Koefisien determinasi juga disimbolkan dengan simbol r2, di mana r2 dimanfaatkan sebagai sumber informasi untuk kecocokan suatu model di dalam penelitian.

 

Adapun hipotesis yang diajukan dan akan diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1

H0= Aliran komunikasi organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork

H1= Aliran komunikasi organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork

Hipotesis 2

H0= Budaya organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork

H1= Budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork

Hipotesis 3 

H0= Aliran komunikasi organisasi dan budaya organisasi secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork

H1= Aliran komunikasi organisasi dan budaya organisasi secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork

 

Hasil dan Pembahasan

Pada kuesioner bagian pertama merupakan bagian yang membahas mengenai aliran komunikasi organisasi. Pada penelitian ini, aliran komunikasi organisasi adalah variabel independen atau variabel bebas (X1) yang memiliki 16 indikator yang diwakili oleh 16 item pertanyaan.  Rata-rata persentase komunikasi vertikal (komunikasi ke bawah) adalah 87,6%, rata-rata persentase komunikasi vertikal (komunikasi ke atas) adalah 85,6%, rata-rata persentase komunikasi horizontal adalah 87,2%, dan rata-rata persentase komunikasi diagonal adalah 82,8%. Rata-rata keseluruhan adalah 85,8% yang masuk ke dalam kategori sangat baik.

 

Tabel 2

Persentase Tanggapan Responden Mengenai Komunikasi Organisasi

Dimensi

Persentase

Komunikasi Vertikal (Ke Bawah)

87,6%

Komunikasi Vertikal (Ke Atas)

85,6%

Komunikasi Horizontal

87,2%

Komunikasi Diagonal

82,8%

Rata-rata Keseluruhan

85,8%

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Pada kuesioner bagian kedua merupakan bagian yang membahas mengenai budaya organisasi. Pada penelitian ini, budaya organisasi adalah variabel independen atau variabel bebas (X2) yang memiliki 15 indikator yang diwakili oleh 15 item pertanyaan.  Rata-rata persentase budaya inclusive (inklusif) adalah 83,8%, rata-rata persentase budaya vigorous (kuat) adalah 85,06%, rata-rata persentase budaya entrepreneurial (kewirausahaan) adalah 81,2%, rata-rata persentase budaya noble (mulia) adalah 89,3%, dan rata-rata persentase budaya thankful (bersyukur) adalah 85,8%. Rata-rata keseluruhan adalah 84,7% yang masuk ke dalam kategori sangat baik.

 

Tabel 3

Persentase Tanggapan Responden Mengenai Budaya Organisasi

Dimensi

Persentase

Inclusive (Inklusif)

83,8%

Vigorous (Kuat)

85,06%

Entrepreneurial (Kewirausahaan)

81,2%

Noble (Mulia)

89,3%

Thankful (Bersyukur)

85,8%

Rata-rata Keseluruhan

84,7%

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Pada kuesioner bagian ketiga merupakan bagian yang membahas mengenai kinerja. Pada penelitian ini, kinerja adalah variabel dependen atau variabel terikat (Y) yang memiliki 14 indikator yang diwakili oleh 14 item pertanyaan. Rata-rata persentase target adalah 83,06%, rata-rata persentase kualitas adalah 86,1%, rata-rata persentase waktu adalah 82,9%, dan rata-rata persentase taat asas adalah 86,5%, Rata-rata keseluruhan adalah 84,8% yang masuk ke dalam kategori sangat baik.

 

 

 

Tabel 4

Persentase Tanggapan Responden Mengenai Kinerja

Dimensi

Persentase

Target

83,06%

Kualitas

86,1%

Waktu

82,9%

Taat Asas

86,5%

Rata-rata Keseluruhan

84,8%

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis grafik dan analisis statistik dalam menguji dan mendeteksi nilai residu dari regresi memiliki distribusi yang normal atau distribusi yang tidak normal.

Berikut adalah gambar yang memperlihatkan hasil dari analisis grafik yang menggunakan uji normal probability plot.

 

Gambar 2

Hasil Uji Normal Probability Plot (P-Plot)

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Berdasarkan gambar hasil uji normal probability plot yang disajikan pada gambar 2, maka dapat dilihat bahwa data atau titik menyebar berada di dekat atau di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

Berikut adalah tabel yang memperlihatkan hasil dari analisis statistik yang menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

 

 

 

 

 

 

Tabel 5

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized Residual

N

50

Normal Parametersa,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

2.57664304

Most Extreme

Differences

Absolute

.097

Positive

.084

Negative

-.097

Test Statistic

.097

Asymp. Sig. (2-tailed)

.200

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

a.        Test distribution is normal

b.       Calculated from data

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Berdasarkan hasil data yang disajikan pada tabel 5, untuk memperkuat hasil dari analisis grafik, peneliti juga menggunakan analisis statistik yang menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan dasar pengambilan keputusan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (> 0,05), maka nilai residual berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (<0,05), maka nilai residual berdistribusi tidak.normal. Hasil dari data yang disajikan dapat dilihat bahwa nilai signifikansi memiliki nilai 0,200, di mana jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 (> 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji Scatterplot dan uji Spearman Rho dalam menguji dan mengetahui ada atau tidaknya keberadaan kesamaan varian dari nilai residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang ditandai dengan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Berikut adalah gambar yang memperlihatkan hasil dari uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode uji Scatterplot.

 

Gambar 3

Hasil Uji Scatterplot

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Berdasarkan gambar hasil uji scatterplots yang disajikan pada gambar 3, maka dapat disimpulkan dengan dasar pengambilan keputusan dari ciri-ciri tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, yaitu penyebaran data atau titik acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu.Dari gambar hasil uji scatterplots yang disajikan pada gambar 3, maka dapat dilihat dan disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Berikut adalah tabel yang memperlihatkan hasil dari uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode uji Spearman Rho.

 

Tabel 6

Hasil Uji Spearman Rho

Correlations

 

 

 

Aliran Komunikasi Organisasi

Budaya Organisasi

Unstandardized Residual

Spearman�s Rho

Aliran Komunikasi Organisasi

Correlation Coefficient

1.000

.689**

.099

Sig. (2-tailed)

.

.000

.495

N

50

50

50

 

Budaya Organisasi

Correlation Coefficient

.689**

1.000

.000

Sig. (2-tailed)

.000

.

.999

N

50

50

50

 

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient

.099

.000

1.000

Sig. (2-tailed)

.495

.999

.

N

50

50

50

** . Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Berdasarkan hasil data yang disajikan pada tabel 6, untuk memperkuat hasil dari metode uji Scatterplots, peneliti juga menggunakan metode uji Spearman Rho dengan dasar pengambilan keputusan jika nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (> 0,05), maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, sedangkan jika nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 (< 0,05), maka terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil dari data yang disajikan dapat dilihat bahwa nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) untuk variabel komunikasi organisasi (X1) adalah 0,495 dan nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) untuk variabel budaya organisasi (X2) adalah 0,999, maka dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) variabel komunikasi organisasi (X1) dan variabel budaya organisasi (X2) lebih besar dari 0,05 (> 0,05), sehingga tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji metode nilai tolerance dan uji metode Variance Inflation Factor (VIF) dalam menguji dan mengetahui jika ada atau tidaknya interkorelasi atau hubungan yang kuat antar variabel independen atau variabel bebas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang ditandai dengan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Berikut adalah tabel yang memperlihatkan hasil dari uji multikolinearitas dengan menggunakan metode uji nilai tolerance dan uji VIF.

 

 

Tabel 7

 Hasil Uji Nilai Tolerance dan Uji Variance Inflation Factor (VIF)

Coefficientsa

Model

Unstandardized B

Coefficients Std. Error

Standardized Coefficients

Beta

 

 

t

 

 

Sig.

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

1

 

(Constant)

4.771

4.373

 

1.091

.281

 

 

Aliran Komunikasi Organisasi

.280

.083

.340

3.369

.002

.479

2.088

Budaya Organisasi

.557

.094

.600

5.974

.000

.479

2.088

a.        Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Berdasarkan hasil data yang disajikan pada tabel 7, peneliti menggunakan metode nilai tolerance dan uji metode Variance Inflation Factor (VIF) dengan dasar pengambilan keputusan untuk uji metode nilai tolerance, jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 (> 0,10), maka tidak terjadi gejala multikolinearitas, sedangkan untuk uji metode Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10,00 (< 10,00), maka maka tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Hasil dari data yang disajikan dapat dilihat bahwa nilai tolerance untuk variabel komunikasi organisasi (X1) dan variabel budaya organisasi (X2) adalah 0,479, maka dapat disimpulkan bahwa nilai tolerance variabel komunikasi organisasi (X1) dan variabel budaya organisasi (X2) lebih besar dari 0,10 (> 0,10), sehingga tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Hasil dari data yang disajikan juga dapat dilihat bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk variabel komunikasi organisasi (X1) dan variabel budaya organisasi (X2) adalah 2,088, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) variabel komunikasi organisasi (X1) dan variabel budaya organisasi (X2) lebih kecil dari 10,00 (< 10,00), sehingga tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Pada penelitian ini, peneliti mengukur dan menentukan uji signifikasi parsial atau uji t berdasarkan variabel independen atau variabel bebas yaitu komunikasi organisasi (X1) dan budaya organisasi (X2) dan variabel dependen atau variabel terikat yaitu kinerja (Y) dengan menggunakan dan memanfaatkan SPSS 26. Berikut adalah tabel yang memperlihatkan hasil dari uji t (uji signifikasi parsial) dengan menggunakan program SPSS 26.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 8

Hasil Uji t (Uji Signifikasi Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized B

Coefficients Std. Error

Standardized Coefficients

Beta

 

 

t

 

 

Sig.

1

 

(Constant)

4.771

4.373

 

1.091

.281

Aliran Komunikasi Organisasi

.280

.083

.340

3.369

.002

Budaya Organisasi

.557

.094

.600

5.974

.000

          a.     Dependent Variable: Kinerja

                                  Sumber Data: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Berdasarkan hasil data yang disajikan pada tabel 8, peneliti mengukur dan menentukan hasil uji t (uji signifikasi parsial) yang didapatkan dari hasil pengamatan pada baris dan kolom t dan Sig. yang akan dijelaskan dengan lebih detail sebagai berikut.

a.       Pengaruh Variabel Aliran Komunikasi Organisasi (X1) Terhadap Kinerja (Y)

Variabel aliran komunikasi organisasi (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai signifikansi komunikasi organisasi (X1) sebesar 0,002 lebih kecil dari nilai signifikansi sebesar 0,05 (0,002 < 0,05), serta nilai ttabel = t (a/2 ; n � k � 1), t (0,05/2 ; 50 � 2 � 1), t (0,025 ; 47), ttabel = 2,01174 yang didapatkan dari tabel distribusi t dan tingkat kesalahan 5 % atau 0,05, sehingga diperoleh hasil nilai thitung > ttabel yaitu 3.369 lebih besar dari 2,01174 (3.369 > 2,01174), maka dari itu H0 ditolak dan H1 diterima yang menyimpulkan bahwa komunikasi organisasi (X1) secara parsial atau individual memiliki pengaruh terhadap variabel dependen atau variabel terikat berupa kinerja (Y) karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses / GoWork.

b.      Pengaruh Variabel Budaya Organisasi (X2) Terhadap Kinerja (Y)

Variabel budaya organisasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai signifikansi budaya organisasi (X2) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi sebesar 0,05 (0,000 < 0,05), serta nilai ttabel = t (a/2 ; n � k � 1), t (0,05/2 ; 50 � 2 � 1), t (0,025 ; 47), ttabel = 2,01174 yang didapatkan dari tabel distribusi t dan tingkat kesalahan 5 % atau 0,05, sehingga diperoleh hasil nilai thitung > ttabel yaitu 5.947 lebih besar dari 2,01174 (5.947 > 2,01174), maka dari itu H0 ditolak dan H1 diterima yang menyimpulkan bahwa budaya organisasi (X2) secara parsial atau individual memiliki pengaruh terhadap variabel dependen atau variabel terikat berupa kinerja (Y) karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork.

Pada penelitian ini, peneliti juga mengukur dan menentukan uji signifikasi serempak atau uji F berdasarkan variabel independen atau variabel bebas yaitu aliran komunikasi organisasi (X1) dan budaya organisasi (X2) dan variabel dependen atau variabel terikat yaitu kinerja (Y) dengan menggunakan dan memanfaatkan SPSS 26. Berikut adalah tabel yang memperlihatkan hasil dari uji F (uji signifikasi serempak) dengan menggunakan program SPSS 26.

Tabel 9

Hasil Uji F (Uji Signifikasi Serempak)

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

 

F

 

Sig.

1

 

Regression

1092.865

2

546.432

78.946

.000b

Residual

325.315

47

6.922

 

 

Total

1418.180

49

 

 

 

a.        Dependent Variable: Kinerja

b.       Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Aliran Komunikasi Organisasi

Sumber Data: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Berdasarkan hasil data yang disajikan pada tabel 9, peneliti mengukur dan menentukan hasil uji F (uji signifikasi serentak) yang terdapat nilai Fhitung sebesar 78,946 dengan nilai Ftabel = f(k ; n � k), Ftabel = (2 ; 48), Ftabel = 3,19 yang didapatkan dari tabel F dan tingkat kesalahan 5 % atau 0,05, sehingga diperoleh hasil nilai Fhitung > Ftabel yaitu 78,946 lebih besar dari 3,19 (78,946 > 3,19) dan nilai tingkat signifikansi sebesar 0,000, sehingga diperoleh hasil nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dari itu H0 ditolak dan H1 diterima yang menyimpulkan bahwa variabel independen atau variabel bebas berupa aliran komunikasi organisasi (X1) dan budaya organisasi (X2) secara bersama-sama atau serempak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen atau variabel terikat berupa kinerja (Y) karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen atau variabel bebas yaitu aliran komunikasi organisasi (X1) dan budaya organisasi (X2) terhadap variabel dependen atau variabel terikat yaitu kinerja (Y) pada karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork.

Tabel 10

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized B

Coefficients Std. Error

Standardized Coefficients

Beta

 

 

t

 

 

Sig.

1

 

(Constant)

4.771

4.373

 

1.091

.281

Aliran Komunikasi Organisasi

.280

.083

.340

3.369

.002

Budaya Organisasi

.557

.094

.600

5.974

.000

          a.     Dependent Variable: Kinerja

                                  Sumber Data: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Berdasarkan hasil data yang disajikan pada tabel 10, maka diperoleh hasil persamaan analisis regresi linear berganda, yaitu:

 

  Y = a + B1X1 + B2X2 + e

Y = 4.771 + 0,280X1 + 0,557X2 + e

 

Dari hasil persamaan regresi linear berganda tersebut, maka dapat dijabarkan dan dijelaskan bahwa konstanta 4,771 menunjukkan tingkat konstanta, di mana jika nilai variabel independen atau variabel bebas yaitu aliran komunikasi organisasi (X1) dan budaya organisasi (X2) adalah 0, maka nilai variabel dependen atau variabel terikat yaitu kinerja (Y) karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork akan tetap ada sebesar 4.771.

Nilai koefisien regresi aliran komunikasi organisasi (X1) adalah 0,280 yang menunjukkan bahwa jika variabel aliran komunikasi organisasi (X1) mengalami peningkatan sebesar 1% dengan asumsi variabel budaya organisasi (X2) dan konstanta (a) adalah 0, maka kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork mengalami peningkatan sebesar 0,280. Hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel aliran komunikasi organisasi (X1) berkontribusi dan berpengaruh positif bagi kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork, sehingga semakin baik dan besar aliran komunikasi organisasi yang dilaksanakan di PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork, maka semakin tinggi tingkat kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork.

Nilai koefisien regresi budaya organisasi (X2) adalah 0,557 yang menunjukkan bahwa jika variabel budaya organisasi (X2) mengalami peningkatan sebesar 1% dengan asumsi aliran komunikasi organisasi (X1) dan konstanta (a) adalah 0, maka kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork mengalami peningkatan sebesar 0,557. Hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel budaya organisasi (X2) berkontribusi dan berpengaruh positif bagi kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork, sehingga semakin baik dan besar budaya organisasi (X2) yang dilaksanakan di PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork, maka semakin tinggi tingkat kinerja karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork.

Pada penelitian ini, peneliti mengolah dan menguji data untuk koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS 26. Koefisien determinasi juga disimbolkan dengan simbol r2, di mana r2 dimanfaatkan sebagai sumber informasi untuk kecocokan suatu model di dalam penelitian (Ghozali, 2016). Berikut adalah tabel yang memperlihatkan hasil dari uji koefisien determinasi:

Tabel 11

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of The Estimate

1

.878a

.771

.761

2.631

a.        Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Aliran Komunikasi Organisasi

Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2021)

 

Berdasarkan hasil data yang disajikan pada tabel 11, peneliti mengukur dan menentukan nilai koefisien determinasi yang terdapat pada nilai Adjusted R Square yaitu 0,761 dan sisanya sebesar 0,239. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen atau variabel bebas yaitu aliran komunikasi organisasi (X1) dan budaya organisasi (X2) dalam menjelaskan variabel dependen atau variabel terikat yaitu kinerja (Y) adalah sebesar 76,1%, dan sisanya sebesar 23,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dipilih atau dibahas di dalam penelitian ini. 

 

Tabel 12

Kriteria Hasil Interpretasi Kekuatan Hubungan Antar Variabel

No.

Interval Koefisien

Keterangan

1.

0,00

Tidak Ada Korelasi

2.

>0,00 � 0,199

Sangat Lemah

3.

0,20 � 0,399

Lemah

4.

0,40 � 0,599

Cukup

5.

0,60 � 0,799

Kuat

6.

0,80 � 0,999

Sangat Kuat

7.

1,00

Korelasi Sempurna

Sumber: Neolaka (2014)

Berdasarkan hasil data yang disajikan pada tabel 12, hubungan korelasi di antara variabel-variabel yang diteliti dapat diukur dan dilihat berdasarkan rentang jarak dari 0-1 (Neolaka, 2014:129), hasil nilai koefisien determinasi adalah 0,761 yang masuk ke dalam kategori kuat.

 

Kesimpulan

 Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data yang dilakukan, maka dapat diambil simpulan yaitu terdapat pengaruh signifikan dan positif dari aliran komunikasi organisasi (X1) dengan rata-rata persentase 85,8% dan budaya organisasi (X2) dengan persentase rata-rata 84,7% terhadap variabel dependen atau variabel terikat berupa kinerja (Y) karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa aliran komunikasi organisasi (X1) dan budaya organisasi (X2) berpengaruh secara simultan atau serempak terhadap kinerja (Y) karyawan PT. Kolaborasi Global Sukses/GoWork serta aliran komunikasi organisasi (X1) dan budaya organisasi (X2) dalam menjelaskan variabel dependen atau variabel terikat yaitu kinerja (Y) adalah sebesar 76,1%, dan sisanya sebesar 23,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dipilih atau dibahas di dalam penelitian ini yang memungkinkan untuk diteliti lebih lanjut di masa yang akan datang.

 

 

 


BIBLIOGRAFI

 

Alamsyah, Purnama. (2011). Startup Indonesia 2010. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bandung. Google Scholar

 

Bekraf. (2019). Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2019. Retrieved from https://www.kemenparekraf.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/media_1598879701_BUKU_BEKRAF_28-8-2020.pdf. Google Scholar

 

Budiharjo, Andreas. (2020). Building A Sustainable Organization: Sukses Tumbuh dan Berkelanjutan Dengan Pendekatan Budaya (1st ed.). Jakarta: Prasetiya Mulya Publishing. Google Scholar

 

CoworkingIndonesia. (2020). Asosiasi Coworking Space Indonesia. Google Scholar

 

Deskmag. (2019). Deskmag The Coworking Magazine. Google Scholar

 

Edison, Emron, Anwar, Yohny, & Komariyah, Imas. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi dan Perubahan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai dan Organisasi. Bandung: Alfabeta. Google Scholar

 

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25. Penerbit Universitas Diponegoro (UNDIP). Google Scholar

 

GoWork. (2020). GoWork Coworking Space. Retrieved from https://go-work.com Google Scholar

 

Hardjana, Andr�. (2016). Komunikasi Organisasi Strategi dan Kompetensi. Jakarta: Kompas. Google Scholar

 

Harvard Business Review, HBR. (2021). Making the Hybrid Workplace Fair. Google Scholar

 

Irawati, Endah. (2019). Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka (The Effect of Organizational Culture and Organizational Communication on The Performance of Civil Employee at. Universitas Bangka Belitung. Google Scholar

 

Morissan. (2020). Komunikasi Organisasi (1st ed.). Jakarta: Prenada Media. Google Scholar

 

Neolaka, Amos. (2014). Metode Penelitian dan Statistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Google Scholar

 

Pace, R. Wayne, & Faules, Don F. (2015). Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (9th ed.; Deddy Mulyana, Ed.). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Google Scholar

 

Prayanti, Chnthia Indah. (2016). Co-working Space di Kota Denpasar. Jurnal Arsitektur Universitas Udayana. Google Scholar

 

Ruliana, Poppy. (2014). Komunikasi Organisasi: Teori dan Studi Kasus (1st ed.). Jakarta: Rajawali Pers. Google Scholar

 

Santoso, Singgih. (2010). Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Google Scholar

 

Silalahi, Ulber. (2017). Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: PT Refika Aditama. Google Scholar

 

Siregar, Syofian. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana. Google Scholar

 

Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. Penerbit CV. Alfabeta: Bandung. Google Scholar

 

Suminar, Jenny Ratna, Soemirat, Soleh, & Ardianto, Elvinaro. (2017). Komunikasi Organisasi. Tangerang: Universitas Terbuka. Google Scholar

 

Waters-Lynch, Julian, & Potts, Jason. (2017). The social economy of coworking spaces: a focal point model of coordination. Review of Social Economy, 75(4), 417�433. https://doi.org/10.1080/00346764.2016.1269938. Google Scholar

 

Copyright holder:

Mia Sara, Yuliani Rachma Putri (2021)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: