Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2021
PERANAN PUBLIC
RELATIONS DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM VAKSIN COVID-19 DI KOTA BEKASI
Euis Atika, Maulana Rifai, Ana Fitriana Poerana
Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Vaksinasi Covid-19 merupakan
salah satu cara Pemerintah dalam menanggulangi pandemi saat ini, hal
ini perlu adanya komunikasi dan edukasi yang baik antara pihak Pemerintah
kepada masyarakat mengenai vaksinasi Covid-19, agar
tidak adanya kesimpangsiuran berita mengenai program vaksinasi sehingga terjalin kerjasama yang baik antara pihak Pemerintah
dan masyarkat untuk mensukseskan program vaksinasi
Covid-19. Dalam penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan bagaimana peranan humas Pemerintahan Kota
Bekasi dalam mensosialisasikan
program vaksinasi Covid-19 kepada
masyarakat. Dengan menggunakan teori yang peranan dari Cultip,
Center & Broom dan Teori Instrumental Model of Persuation. Peneliti disini menggunakan metode kualitatif deskriptif dimana dalam penelitian ini bertujuan untuk
memahami dan mendeskripsikan
bagaimana humas Pemkot
Bekasi dalam proses sosialisasi
melalui hasil wawancara mendalam dengan narasumber yang diambil berdasarkan teknik purposive
sampling. Dari hasil yang di dapat
dalam penelitian ini humas Pemerintahan Kota
Bekasi sudah melakukan peran humas sebagaimana semestinya berdasarka teori peranan dari
Cultip & Broom, dalam hal ini humas harus
tetap melakukan komunikasi terus menerus kepada masyarakat bahwa vaksin itu aman
dan halal baik melalui
media maupun secara persuasif untuk memaksimalkan proses sosialisasi.
Kata Kunci: peran humas; public relations; pemerintahan
kota
Abstract
The Covid-19 vaccination
is one of the Government's ways in tackling the current pandemic, this requires
good communication and education between the Government and the public
regarding the Covid-19 vaccination, so that there is no confusion about the
news regarding the program so that good cooperation is established between the
Government. and the community to make the Covid-19 vaccination program a
success. This study aims to explain how the public relations role of the Bekasi
City Government in disseminating the Covid-19 vaccination program to the
public. By using theory whose role is from Cultip,
Center & Broom and Instrumental Model of Persuation
Theory. The researcher here uses descriptive qualitative method which in this
study aims to understand and describe how the public relations of the Bekasi
City Government in the socialization process through in-depth interviews with
resource persons taken based on purposive sampling technique. From the results
obtained in this study, the public relations of the Bekasi City Government has carried out the role of public relations as it should
based on the role theory of Cultip & Broom, in
this case public relations must continue to communicate continuously to the
public that vaccines are safe and halal both through the media and persuasively
to maximize the socialization process.
Keywords: the rol public relations; public relations; city
government
Received: 2021-09-20; Accepted:
2021-10-05; Published: 2021-10-20
Pendahuluan
Pada akhir tahun 2019 lalu muncul sebuah
virus baru yang berasal dari China, virus ini disebut dengan Virus Covid-19.
Dimana Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan seperti
batuk, pilek, yang bisa menyebabkan ketahap yang lebih serius, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Acute Resporatory Syndrome
(SARS), virus ini dapat menyerang manusia dan hewan (Kemenkes RI, 2020).
Diawal tahun Januari 2021, tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi penyebaran virus Covid-19 yaitu dengan cara memberikan
vaksinasi kepada masyarakat secara gratis, berdasarkan peraturan Menteri
Kesehatan RI No 10 Tahun 2021 terkait
pelaksanaan vaksinasi guna untuk menanggulangi
penyebaran virus Covid-19 (Kemenkes RI, 2021).
Vaksinasi merupakan pemberian vaksin yang bertujuan khusus diberikan untuk menimbulkan atau membentuk kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit (Sagala et al., 2020).
Dalam program pelaksanaan
vaksinasi, Indonesia memiliki
target sebanyak 426,8 juta dosis yang harus di vaksinasi untuk mencapai heard immunity
atau kekebalan kelompok (Kemenkeu, 2021).
Program vaksinasi dilakukan
diberbagai wilayah dengan tingkat prioritas penyebaran Covid-19 yang cukup tinggi dan secara bertahap serta dibagi menjadi beberapa gelombang vaksinasi (Muhammad et al., 2021).
Salah satunya Kota Bekasi dimana
Bekasi adalah kota yang berada di tingkat penyebaran Covid-19 nya tinggi, berdasarkan data yang didapatkan dari website corona
Bekasi. Data kasus Covid-19 di Kota Bekasi sendiri pada 27 Juni 2021 tercatat total keseluruhan yang terkonfirmasi adalah 51.651� kasus positif Covid-19 (Corona.bekasi.go.id, 2021).
Dengan adanya
program vaksinasi yang dilakukan
oleh pihak pemerintah, tak sedikit masyarakat
Indonesia masih meragukan vaksin Covid-19, sehingga permasalahan vaksinasi masih menjadi kontroversi
di kalangan masyarakat. Hal
ini terjadi dikarenakan banyaknya beredar beberapa informasi hoax yang beredar di masyarakat, khususnya di media sosial yang sangat mempengaruhi, mengenai kandungan yang ada didalam vaksin,
mengenai halal-haramnya vaksin, efektivitas dan keamanan vaksin, serta masih banyak
lagi (Arumsari et al., 2021).
Data Hoax Vaksinisasi
Sumber: (https://www.kominfo.go.id/content/detail/33348/penanganan-sebaran-isu-hoaks-covid-19-kamis-18032021/0/infografis. 2021)
Berdasarkan gambar
diatas peringkat penyebaran hoax di Indonesia cukup
tinggi, Dimana hoax tersebut
beredar di sosial media seperti facebook, instagram, twitter, youtube berdasarkan dari data yang didapatkan dari kominfo per tanggal 23 Januari sampai 18 maret 2021sebanyak 2.769 total temuan
hoaks vaksin yang beredar dimasyarakat melalui media sosial kementrian komunikasi dan informatika menindak lanjuti pemberitaan yang berbau hoax dengan meninjak lanjut atau mentakedown informasi tersebut dengan total kasus yang sudah di tindak lanjut sebanyak 2.424 kasus dan proses sedang dilanjut sebanyak 345 kasus (Kominfo, 2021).
Terkait banyaknya
berita kesimpangsiuran mengenai vaksinasi sehingga menimbulkan keraguan masyarakat mengenai persepsi mengenai vaksin Covid-19. Peran pemerintah saat ini, sangat perlu untuk mengambil langkah dan pendekatan yang efektif kepada masyarakat. Hal ini berguna untuk mendapatkan
kepercayaan dan perubahan sikap masyarakat yang masih meragukan vaksin Covid-19 sehingga proses vaksinasi ini dapat
dilakukan guna untuk mempercepat penanggulangan menangani pandemic
serta tercapainya herd immunity yang memerlukan
cakupan vaksinasi sebanyak 70% masyarakat Indonesia
(Artuti & Dewi, 2021).
Sehingga dibutuhkan informasi yang tepat dan efektif dari pemerintah
mengenai program vaksinasi
Covid-19 kepada masyarakat,
agar program vaksinasi ini berjalan dengan lancar. Hal ini berguna agar terciptanya transparasi dan informasi yang tepat kepada masyarakat,
Dalam menyampaikan informasinya
Sejalan dengan
adanya program vaksinasi
dan kunjungan Presiden Republik Indonesia pada pelaksanaan
vaksinasi massal sesuai surat edaran
No.443.1/715/set.Covid-19 yang dilaksanakan pada 19 Juni 2021di Stadion Patriot Chandrabaga
di Kota Bekasi (Bekasikotago.id, 2021).
Memberikan edukasi serta informasi yang tepat terhadap masyarakat dalam hal program vaksinasi covid-19
yang dilakukan, merupakan hal yang penting untuk health
education mengenai program vaksinasi
covid-19 (Kholdiyah et al., 2021).
Dalam suatu daerah pemerintah memiliki divisi yang biasanya disebut dengan humas, yang berada dalam struktur
Sekretariat Daerah. Peran humas dalam
suatu Pemerintahan merupakan hal yang penting untuk berkomunikasi
baik terhadap internal maupun eksternal (Sa�diah, 2018).
Penyampaian mengenai
program vaksinasi dapat dilakukan humas, karna informasi mengenai program vaksinasi diberikan dari pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi kepada
masyarakat, bertujuan guna untuk mempengaruhi
masyarakat untuk merubah sikap, mengurangi kecurigaan dan ketakutan masyarakat yang timbul karena banyak
informasi salah yang beredar
dimasyarakat karena adanya kurang informasi
dan edukasi yang diketahui masyarakat (Talib et al., 2021).
Humas disini memiliki
peran sebagai mediator yang
menjembatani dalam mensosialisasikan berbagai kegiatan program yang dilakukan Pemerintahan Kota Bekasi (Wahyuningrum, 2017).
Peran Humas Pemerintahan Kota Bekasi disini bertujuan untuk mengedukasi, mensosialisasikan dan mengajak masyarakat agar dapat berkontribusi dengan pihak pemerintah untuk melaksanakan program vaksinisasi guna mencegah penyebaran virus
Covid-19 di Kota Bekasi (Nasir et al., 2021).
Fokus dalam penelitian ini terkait bagaimana pemerintah khususnya seorang
public relations dalam
mensosialisasikan program vaksinasi
covid-19 kepada masyarakat,
khususnya masyarakat di Kota
Bekasi. Hal ini bertujuan
agar masyarakat mendapatkan
informasi dan edukasi yang jelas terkait program vaksinasi covid-19 agar masyarakat
mau dan ikut berpartisipasi dalam program yang
dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pandemi saat ini.
Penelitian sejenis juga telah dilakukan oleh Sri Praptono, Rekno Sulandjari, Heru Sriwulan pada tahun, dimana dalam penelitian
tersebut bertujuan mengenai seberapa besar efektifitas peran public
relations civitas akademika mengenai
sosialisasi vaksin
covid-19, dimana dalam penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kuantitatif atau menggunakan kuisoner dalam pengambilan datanya dalam menentukan seberapa besar keefektifan peran public
relations tersebut (Praptono et al., 2020).
Servience Imelda Nubatonis,
juga melakukan penelitian dengan menitik beratkan bagaimana peran seorang public relations dalam
penelitian tersebut menghasilkan bahwa tidak semua public relations memiliki peran yang sama dalam menjalankan suatu sosialisasi, seorang PR memiliki caranya sendiri dalam mensosialisasikan suatu program yang ada (Nubatonis Servince Imelda, 2015).
Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui
bagaimana peran seorang public
relations dalam mensosialisasikan
program vaksin covid-19 kepada
masyarakat dengan menggunakan landasan �teori peranan menurut menurut Dozier dan
Broom yaitu peran humas
sebagai penasihat ahli, humas sebagai fasilitator komunikasi, humas sebagai pemecah masalah dan humas sebagai teknisi komunikasi (Lalihatu et al., 2017).
Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana Peran Humas Kota Bekasi dalam
mensosialisasikan penggunaan
vaksin Covid-19, karna peran pemerintahan sangat dibutuhkan dalam kondisi saat ini,
untuk mengajak masyarakat ikut berpartisipasi dalam program vaksin covid-19 sehingga program vaksinasi di Kota Bekasi berjalan
dengan lancar dan mencapai herd
immunity.
Metode Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2017)
Metodelogi penelitian adalah metode ilmiah
untuk memperoleh data yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Metode ilmiah di klasifikasikan sebagai aktivitas penelitian berdasarkan karakteristik ilmiah yaitu, rasionalitas,
pengalaman, dan sistemik. Adapun
dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode penelitian kualitatif, dimana dalam penelitian ini memiliki ciri
khusus yang tidak dapat menggunakan data statistik, tetapi lebih menitik beratkan
dengan cara mengamati orang lain, berinteraksi
dan berusaha untuk memahami. Sejalan dengan definisi metode penelitian tersebut, Krik dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif merupakan� ilmu pengetahuan sosial yang secara fendumental bergantung dari hasil pengamatan
langsung pada manusia, baik dalam lingkungan
maupun peristilahannya dengan menggunakan latar ilmiah dengan
bertujuan menafsirkan suatu fenomena yang terjadi dengan melibatkan berbagai metode yang ada (Moeleong, 2014).
Dapat disimpulkan
bahwa dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan studi deskriptif, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengkaji suatu fenomena yang dialami subjek penelitian baik perilaku, tindakan, persepsi, dan lain-lain
dari hasil yang telah di dapat dengan mengamati perilaku subjek penulis dapat mendeskripsikan
perilaku subjek dan peneliti berperan sebagai instrument kunci (Sugiono, 2013).
Sehingga dalam penelitian ini mengembangkan sebuah hubungan yang khusus dengan beberapa pihak, sehingga informasi yang didapatkan dapat dimengerti secara efesien. karena penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan memahami suatu makna dan fenomena yang terjadi melalui hasil wawancara
mendalam dengan narasumber, dimana dalam penelitian kualitatif penulis adalah instrument kunci (Sugiyono, 2017).
1. Sumber Data
Sumber data dan informan bisa di dapatkan melalui dua cara yaitu
melalui Data Primer dan data Sekunder.
Data Primer adalah data yang diperoleh
secara langsung dengan menggunakan teknik wawancara terhadap informan, dan melakukan observasi. Dan Data Sekunder adalah data pendukung yang dikumpulkan penulis baik melalui
buku yang berkaitan dengan penelitian ini, media online, ebook, dan karya ilmiah yang dapat mendukung kebutuhan informasi yang terkait dengan penelitian ini (Burhan, 2003).
2. Teknik penentuan
Informan
Dalam penentuan
informan penulis menggunakan teknik purposive
sampling, dimana purposive sampling merupakan sebuah penelitian penulis lebih cenderung memilih responden yang dianggap sebagai sumber data yang dapat dipercaya dan diyakini sebagai sumber data yang efektif dan mengetahui permasalahan yang diambil (Sutopo, 2009:56)
Kriteria informan dalam penelitian ini yaitu staf
humas Pemerintahan Kota Bekasi yang khususnya berkaitan langsung mengenai sosialisasi program vaksinasi
Covid-19 di Kota Bekasi.
3. Teknik Analisis
Data
Dalam penelitian
ini menggunakan analisis data kualitatif, artinya data tersebut merupakan hasil yang diperoleh dalam penelitian yang dilaporkan apa adanya dan kemudian di analisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran fakta yang ada dan mampu mendiskripsikan
secara detail apa saja yang didapatkan oleh penulis selama pengumpulan data (Idrus, 2009).
4. Lokasi penelitian
dilakukan di Sekretariat
Daerah Pemerintah Kota Bekasi pada Bagian Humas Pemerintahan Kota Bekasi, dimana peneliti melakukan wawancara secara langsung bersama para informan yang telah dipilih, dengan Kasubbag Hubungan Dokumentasi Internal, Staff Humas Publikasi
Eksternal dan Staff Humas Fasilitas
Hubungan Media dan Kunjungan
Daerah.
Hasil dan Pembahasan
Mengenai Peran public relations humas Kota Bekasi dalam rangka mensosialisasikan
program Vaksinasi Covid-19 di Kota Bekasi yaitu berdasarkan teori peran public relations menurut Dozier dan
Broom yang terdiri dari sebagai penasihat ahli, fasilitator komunikasi, pemecah
masalah dan teknisi komunikasi dalam mensosialisasikan program vaksinasi
Covid-19.
1. Peran Public Relations Humas Pemerintahan Kota
Bekasi Sebagai Penasihat
Ahli
Berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan penulis kepada pihak humas Pemerintahan Kota Bekasi, peranan
humas Kota Bekasi sebagai penasihat
ahli adalah dengan cara memberikan
saran berdasarkan permasalahan
yang terjadi sebelumnya, khususnya program vaksinasi. Maka dari itu,
humas akan melaksanakan tahap perencanaan mengenai rekomendasi atau masukan yang akan disampaikan kepada pihak manajemen,
hal ini tidak
terlepas dari komunikasi dengan stakeholder
yang ada. Dalam sosialisasi
dan edukasi yang dijalankan
humas diperuntukan untuk publik internal maupun eksternal, tergantung situasinya. Dalam hal ini humas sebagai
penasihat ahli dengan cara memberikan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai program vaksinasi dan mengedukasi masyarakat agar masyarakat ikut serta dalam
mensukseskan program vaksinasi
di Kota Bekasi.
Berdasarkan penjelasan
penelitian diatas, menurut penulis Humas Pemerintahan Kota Bekasi dalam menjalankan perannya sebagai penasihat ahli sudah menjalankan
perannya dengan baik. Dimana seorang humas terlibat dalam menangani suatu permasalahan, baik di internal maupun eksternal berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis.
2. Peran Public Relations Humas Pemerintahan Kota
Bekasi Sebagai Fasilitator Komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara
yang didapat mengenai humas
sebagai fasilitator komunikasi yaitu dengan cara memfasilitasi
setiap pertemuan yang dibutuhkan, baik itu secara kunjungan
daerah, media ataupun dengan stakeholder lainnya. Hal ini bertujuan untuk
memfasilitasi informasi
yang dibutuhkan. Sebagai
humas fasilitator dalam mensosialisasikan program vaksinasi
yang dilakukan oleh Pemerintahan
Kota Bekasi peran humas disini
adalah sebagai mediator dalam menyampaikan suatu informasi mengenai suatu kebijkan atau program yang akan dilakukan Pemerintah.
Dalam mensosialisasikan program vaksinasi
di Kota Bekasi, humas melakukan berbagai
cara agar masyarakat mendapatkan informasi dan ikut berpartisipasi dalam menjalankan program vaksinasi yang diadakan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Salah satunya yaitu menggunakan platform humas Kota Bekasi baik
melalui website, media sosial
seperti instagram, twitter,
facebook. media lainnya
juga ada media cetak seperti pemasangan baliho, spanduk dan poster, serta menggunakan media elektronik seperti televisi dan radio. Menurut dari hasil wawancara
untuk saat ini cara yang paling efektif untuk melakukan
sosialisasi yaitu dengan menggunakan media internet
karena cakupannya yang luas dan cepat. Dalam hal sosialisasi
humas juga melakukan kerjasama
dengan berbagai pihak media yang memang cakupannya luas dalam penyampaian informasi, hal ini bertujuan untuk
memperluas informasi yang dikeluarkan oleh pihak humas sendiri. Agar sosialisasi menjadi lebih maksimal,
serta membentuk tim sosialisasi secara langsung dengan membentuk tim patriot untuk melakuka sosialisasi terjun ke wilayah-wilayah, aksi tersebut dinamakan
dengan �Woro-Woro�.
3. Peran Public Relations Humas Pemerintahan Kota
Bekasi Sebagai Pemecah Masalah
Menurut
hasil dari wawancara dengan Humas Pemerintahan Kota Bekasi, humas sudah
melakukan perannya dengan baik sebagai
humas pemecah masalah.
Humas sendiri harus sensitif dan peka serta aktif terhadap
suatu pemberitaan yang ada di media. Pemerintahan Kota
Bekasi cukup cepat tanggap mengenai isu yang ada.
Permasalahan yang muncul dalam
program vaksinasi ini adalah berita hoax di media sosial, sehingga hal ini banyak
warga yang masih meragukan dan takut untuk melakukan vaksinasi. Peran humas kota bekasi disini berperan
dalam menangani permasalahan yang ada dan harus memberikan solusi dalam menanangani
suatu permasalahan. Dalam hal ini,
Humas Pemerintahan Kota Bekasi akan
menelusuri dan menganalisis
permasalahan tersebut serta melibatkan OPD terkait dalam mengambil
kesimpulan untuk mendapatkan informasi yang valid.
Ketika sudah mendapatkan informasi yang valid maka humas akan mengklarifikasi melalui media sosial milik humas Kota Bekasi.
Dari
hasil yang didapat saat melakukan sosialisasi secara langsung ke masyarakat,
ternyata masih banyak juga masyarakat yang masih takut untuk
melakukan vaksinasi peran humas disini melakukan pendekatan secara persuasif dengan melakukan edukasi terhadap masyarakat yang ditemuinya. Peran
Humas disini juga terus memberikan informasi dan edukasi mengenai program vaksinasi bahwa vaksin itu aman
dan halal baik melalui
media maupun secara langsung.
4. Peran Public Relations Humas Pemerintahan Kota
Bekasi Sebagai Teknisi Komunikasi
Peran teknisi
komunikasi menjadikan PR sebagai journalist in
recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan
methode of communication in organization. Peran
PR dalam penyebaran informasi secara massal sangat penting, teknik penyampaiannya yang baik kepada masyarakat
sangat penting untuk menjembatani hak partisipasi yang sedang dibangun. Humas juga berperan dalam menampung, mengolah aspirasi masyarakat, membentuk opini publik yang baik, mengklarifikasi informasi suatu berita yang berkembang dimasyarakat serta mensosialisasikan dan mempublikasikan
program instansi terhadap masyarakat.
Komunikasi yang dilakukan
oleh PR tidak harus bersifat langsung, komunikasi tidak harus dilakukan dengan cara bertatap
muka, komunikasi dapat dilakukan melalui media lain, seperti realese, bulletin ataupun brosur dan lain sebagainya baik melalui online ataupun tidak, dalam hal ini
harus menghasilkan timbal balik berupa informasi
yang dibutuhkan.
Humas Pemerintahan
Kota Bekasi dalam mensosialisasikan
program vaksinasi Covid-19 menggunakan
media dalam penyampaiannya baik melalui media digital, media
elektronik maupun media cetak. Media digittalnya dengan menggunakan website untuk menyebarkan release dan
media sosial dalam sosialisasinya seperti menggunakan instagram, twitter
dan facebook, hal ini lebih efektif
dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat karna media sosial yang cakupannya sangat luas.� Media cetak menggunakan baliho, brosur, spanduk yang ditempatkan di tempat-tempat strategis yang mudah dijangkau dari perhatian masyarakat.Sedangkan media elektronik menggunakan radio dan televisi untuk sosialisasinya.
Dalam pembahasan
ini, penulis akan menguraikan hasil penelitian terhadap Humas Pemerintahan Kota
Bekasi dalam mensosialisasikan program Covid-19 di Kota Bekasi dengan mengacu
pada teori utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori instrumental model of persuation.
Dalam penelitian
ini penulis menggunakan teori instrumental
model of persuation dari Hovland, Jenis and Kelly. Teori ini adalah
proses komunikasi persuasif, dimana seorang individu atau komunikator mengirim
rangsangan secara verbal. Hal ini bertujuan untuk mengubah perilaku, perubahan
sikap seseorang ataupun perubahan persepsi yang ada di masyarakat melalui jenis
komunikasi yaitu stimuli, intervening
dan response.
1. Stimuli
Stimuli adalah
suatu rangsangan eksternal terhadap komunikan berupa karakteristik dari situasi komunikasi yang dititik beratkan kepada kredibilitas komunikator yang meliputi suatu keahlian (expertise), keterpercayaan
(trusttworthines),
dan kesukaan (likebility). Dalam peran humas Pemerintahan Kota
Bekasi dalam mensosialisasikan
program vaksin Covid-19 di Kota Bekasi yaitu dengan cara
menggunakan media untuk menyampaikan informasi mengenai program vaksinasi, baik berupa media cetak (koran, baliho,
spanduk dan poster), media online (website Kota
Bekasi, instagram, facebook, twitter), dan media elektronik
(televise dan radio). Humas juga melakukan kerjasama dengan pihak media lain dengan tujuan untuk menyampaikan
informasi lebih luas kepada masyarakat,
khususnya masyarakat Kota
Bekasi. Tidak hanya menggunakan media saja humas Kota
Bekasi juga melakukan woro-woro
dalam proses sosialisasinya,
dimana humas melakukan sosialisasi secara langsung dan secara persuasif kepada masyarakat setiap harinya.
2. Intervening
Intervening merupakan perhatian,
pemahaman, dan penerimaan turut mempengaruhi proses komunikasi dan bagaimana efek komunikasi, dalam hal intervening meliputi perhatian,
pemahaman dan penerimaan komunikan (masyarakat) terhadap pesan yang sudah diberikan oleh pihak humas Kota Bekasi. Dalam hal ini variabel
yang tidak dapat diukur dan diamati secara langsung karena proses yang terjadi didalam benak maupun
pikiran kita, tetapi variabel ini dimanfaatkan untuk mempredeksi suatu respon.
Dalam hasil
penelitian, hal ini dapat dilihat
dari platform yang disediakan
oleh humas Kota Bekasi, salah satunya akun media sosial instagram humas Kota Bekasi dimana
proses komunikasi tersebut dapat diterima di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari
respon masyarakat di akun media sosial tersebut melalui kolom komentar, dimana banyak masyarakat
yang menanggapi dan antusias
dalam merespon informasi yang diberikan oleh
humas Kota Bekasi. Tidak hanya
melalui media, hal ini dapat dilihat
saat humas melakukan sosialisasi secara langsung banyak masyarakat yang merespon dengan baik penyampaian
informasi yang diberikan
oleh humas Kota Bekasi, tetapi dalam
proses sosialisasi ini masih ada beberapa
masyarakat yang masih kurang memahami pentingnya vaksinasi untuk melawan pandemi
saat ini.
3. Response
Dari hasil
sosialisasi yang telah diberikan oleh humas Pemerintahan
Kota Bekasi, mengenai program vaksinasi
yang dijalankan Pemerintah diharapkan untuk dapat mendapatkan perubahan mengenai persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19, dan tentunya perubahan sikap dan perilaku masyarakat.
Dari hasil
wawancara yang di dapat respon masyarakat mengenai program vaksinasi ini sangat baik dan masyarakat sangat antusias dengan adanya program vaksinasi yang ada, dan ikut serta melakukan
program vaksinasi yang dilakukan.
Hal ini dapat dilihat bahwa progress pencapaian vaksinasi Covid-19 di
Kota Bekasi berada di urutan
10 di daerah Jawa Barat berdasarkan keterangan dari narasumber dan postingan di website bekasikota.go.id.
Kesimpulan
Setelah melakukan analisis kualitatif
yang telah dilakukan pada Humas Pemerintahan Kota Bekasi dengan judul Peranan
Humas Kota Bekasi dalam Mensosialisasikan Program Vaksinasi Covid-19, maka
dapat disimpulkan peranan humas Pemerintahan Kota Bekasi sebagai penasihat ahli
telah menjalankan perannya sebagai penasihat ahli dengan cara memberikan
memberikan masukan dalam menangani suatu permasalahan, berdasarkan setiap
pelaksanaan suatu program sehingga memiliki landasan yang kuat, serta berperan
aktif dalam melakukan sosialisasi mengenai program vaksin sebagai seseorang
yang berpengalaman dan professional.
Peranan hunas Pemerintahan
Kota Bekasi sebagai fasilitator komunikasi dengan menjadi penghubung antara
pihak perusahaan dengan para pemangku kepentingannya atau stakeholder, dalam
sosialisasinya humas melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalu
media, baik media sosial, media cetak, media elektronik dan sosialisasi secara
persuasif atau langsung. Humas kota bekasi juga melakukan komunikasi dua arah
melalui URC 150044 dan whatsapp humas Kota Bekasi.
Peran humas Kota Bekasi sebagai pemecah
masalah dengan cara menganalisis suatus permasalahan dan menelusuri
permasalahan� tersebut dan berkordinasi
dengan OPD lain untuk mendapatkan informasi dan
menyimpulkan suatu permasalahan. Dan dalam proses pelaksanaan program vaksinasi
humas selalu memberikan informasi dan mengedukasi masyarakat bahwa vaksin itu
aman dan halal.
Peranan humas Kota Bekasi sebagai
Teknisi Komunikasi dengan membuat sebuah realese dan menyebarkan lewat website
Pemerintah Kota Bekasi dan wartawan, serta memberikan informasi mengenai
kegiatan yang dilakukan Pemerintah melalui media sosial seperti instagram,
twitter dan facebook, melalui media cetak seperti pamflet, brosur dan media
elektronik seperti televise dan elektronik. Humas kota Bekasi juga menjalin kerjasama
dengan pihak media bertujuan untuk menyebarluaskan informasi lebih luas.
BIBLIOGRAFI
Artuti, S., & Dewi, E. (2021). Komunikasi
Publik Terkait Vaksinasi Covid 19.Google Scholar
Arumsari, W., Desty, R. T., Eko, W., &
Kusumo, G. (2021). Gambaran Penerimaan Vaksin COVID-19 di Kota Semarang. Indonesian
Journal of Health Community 2, 2(1), 35-45-undefined.
http://e-journal.ivet.ac.id/index.php/ijheco. Google Scholar
Bekasikotago.id. (2021). Pemkot Bekasi Keluarkan
Surat Edaran Pelaksanaan Vaksinasi Massal Covid-19. Google Scholar
Burhan, B. (2003). Analisis Penelitian.
Raja Grafindo Persada. Google Scholar
Corona.bekasi.go.id. (2021). Data
Sebaran Kota Bekasi. https://corona.bekasikota.go.id/.
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu
Sosial, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Erlangga. Google Scholar
Kemenkes RI. (2020). Apakah Virus Covid-19
itu? https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-faq.html. Google Scholar
Kemenkes RI. (2021). Permenkes 84-2020
Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19). Google Scholar
Kemenkeu. (2021). Program Vaksinasi
Covid 19 Tantangan Dalam Mewujudkan Herd Immunity. https://anggaran.kemenkeu.go.id/in/post/program-vaksinasi-covid-19-tantangan-dalam-mewujudkan-herd-immunity.
Google Scholar
Kholdiyah, D., Sutomo, & Kushayati, N.
(2021). Hubungan Persepsi Masyarakat Tentang Vaksin Covid-19 Dngan Kecemasan
Saat Akan Menjalani Vaksinasi Covid-19. Keperawatan, 14(2), 8�20.
Google Scholar
Kominfo. (2021). Penanganan Sebaran Isu
Hoaks Covid-19 Kamis (18/03/2021).
https://www.kominfo.go.id/content/detail/33348/penanganan-sebaran-isu-hoaks-covid-19-kamis-18032021/0/infografis.
Lalihatu, I. R., Warouw, D. M. D., &
Tulung, L. E. (2017). Peranan Humas Dalam Mensosialisasikan Bpjs
Ketenagakerjaan Pada Pedagang Pasar Segar Paal2. E-Journal Acta Diurna, VI(3),
1�13. Google Scholar
Moeleong, L. J. (2014). Metodologi
Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya Bandung. Google Scholar
Muhammad, F. F., Yulitania, I., Putri, M.
P. O., & Shihab, M. (2021). Pembentukan Persepsi Mahasiswa Program Studi
Ilmu Komunikasi President University tentang Vaksinasi Covid-19. Dynamic
Media, Communications, and Culture 2021, 2020, 1�11. Google Scholar
Nasir, N. M., Joyosemito, I. S., Boerman,
B., & Ismaniah. (2021). Kebijakan Vaksinasi Covid-19 : Pendekatan
Pemodelan Matematika Dinamis Pada Efektivitas Dan Dampak Vaksin Di Indonesia. Jurnal
ABDIMAS, 4(2), 191�204. Google Scholar
Nubatonis Servince Imelda. (2015). Peran
Public Relation Dalam Program Larasita Badan Pertanahan Kabupaten Timor Tengah
Utara Di Kelurahan Kefa Tengah. INTERAKSI: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(1),
62-72�72. https://doi.org/10.14710/interaksi.4.1.62-72. Google Scholar
Praptono, S., Sulandjari, R., & Wulan,
Heru, S. (2020). Kolerasi peran public relations civitas akademika dalam
sosialisasi pencegahan covid 19 pada masyarakat sekitar universitas pandanaran.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689�1699. Google Scholar
Sa�diah, A. K. (2018). Manajemen Relasi
Hubungan Masyarakat PT. Petrokimia Gresik. In Jurnal Emba (Issue 2). Google Scholar
Sagala, S. H., Maifita, Y., & Armaita.
(2020). Peran Kinerja Unit Hubungan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Vaksinasi
Covid 19 Bagi Masyarakat Di Rumah Sakit Kota Bandung. Jurnal Menara Medika,
2(2), 119�127. Google Scholar
Sugiono. (2013). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Google Scholar
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Google Scholar
Sutopo, H. (2009). Metode penelitian
kualitatif. UNS Press. Google Scholar
Talib, S. R., Kawengian, D. D. V, &
Pasoreh, Y. (2021). Kajian peran humas dalam meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap vaksin sinovac. Universitas Sam Ratulangi Manado, 9(1),
1�6. Google Scholar
Wahyuningrum, K. (2017). Peran Humas Pt.
Pln (Persero) Area Samarinda Dalam Program Hemat Listrik Di Kota Samarinda.
Google Scholar
Copyright holder: Euis Atika,
Maulana Rifai, Ana Fitriana Poerana
(2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |