Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 6, No. 2, Special Issue, Desember 2021

 

KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI SISTEM POMPA DISTRIBUSI JALUR KAUM PANDAK KABUPATEN BOGOR

 

Astri Maharani1, Ade Syaiful Rachman2, Eddy Setiadi Soedjono1

1 Departemen Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

2 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Email: [email protected], [email protected],

 

Abstrak

Berdasarkan penilaian kinerja BUMD Air Minum tahun 2020, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor memiliki biaya energi di atas rata-rata nasional. Biaya energi terbesar dalam SPAM dialokasikan dalam sistem perpompaan. Salah satu pompa di Perumda Air Minum Tirta Kahuripan yang sudah bekerja cukup lama adalah pompa distribusi Jalur Kaum Pandak. Setelah dilakukan pengukuran selama tiga hari didapati bahwa pemakaian energi dan efisiensi kinerja pompa distribusi Jalur Kaum Pandak didapati bahwa nilai pemakaian energi untuk masing-masing pompa 1 dan 2 adalah 0,4 kWh/m3 dan efisiensi kinerja masing-masing pompa berada di bawah 50%, yakni 44,38% untuk pompa 1 dan 43,02% untuk pompa 2. Dari hasil pengolahan data ini disusunlah sebuah rencana penghematan energi yang dilakukan yakni dengan melakukan penggantian pompa yang ternyata dapat menghemat 2.198,18 kWh per bulan atau senilai Rp2.498.301,36 selama satu bulan.

 

Kata Kunci: energi; pompa; sistem distribusi air minum

 

Abstract

Based on the performance assessment in 2020, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan apparently has spent more energy costs compared to the average municipal waterworks in Indonesia. The largest energy cost in water supply and distribution system is commonly allocated for the pumping system. Among all the pumps at the Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, the distribution pumps for Kaum Pandak line have been working for a long time - more than five years. After measuring for three days, it was found that the value of Specific Energy Consumption (SEC) for both pump 1 and 2 were 0.40 kWh/m3 and the performance efficiency of both pumps were below 50%, which was 44.38% for pump 1 and 43.02% for pump 2.� An energy saving plan was prepared by replacing the pumps which may save 2,198.18 kWh per month or worth Rp. 2,498,301,36 in one month.

 

Keywords: pump; energy; water distribution

 

Pendahuluan

Pemenuhan kebutuhan air bersih di Kabupaten Bogor dikelola oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Kahuripan. Perumda Air Minum Tirta Kahuripan saat ini memiliki cakupan pelayanan 30,56% dari jumlah penduduk di wilayah pelayanan (Direktorat Air Minum, 2020). Cakupan layanan ini masih jauh di bawah target akses air minum layak Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (RPJMN) 2020-2024, yang tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, yakni sebesar 100%.

Salah satu beban operasional penyelenggaraan air minum yang dapat dikurangi adalah biaya energi listrik. Pada umumnya biaya operasional yang terbesar untuk PDAM yang menggunakan sistem pemompaan untuk pengambilan air baku dan pendistribusian air minumnya adalah untuk biaya listrik perpompaan (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2014). Berdasarkan data penilaian kinerja BUMD Air Minum yang dilakukan oleh Direktorat Air Minum pada tahun 2020, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki biaya energi sebesar Rp 526,00 per kubikasi meter, jauh lebih tinggi dari rata-rata biaya energi BUMD Air Minum Nasional, yakni sebesar Rp 352,16/m3. Hal ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan upaya peningkatan efisiensi energi yang dapat dilakukan dengan melakukan penghematan energi di Perumda Air Minum Tirta Kahuripan.

Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memiliki beberapa Instalasi Pengolahan Air (IPA) untuk memenuhi pelayanan air minum di Kabupaten Bogor. Pengoperasian IPA untuk memproduksi air dan pendistribusian air hasil produksi tersebut ke pelanggan membutuhkan energi yang cukup besar sehingga perlu dilakukan proses penghematan energi. Penghematan energi dalam SPAM dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi operasi pompa (Abdelsalam & Gabbar, 2021; Luna dkk., 2019; Mutofan, 2017; Syahputra dkk., 2018), melakukan optimalisasi jaringan pipa dan aksesoris (Monsef dkk., 2018; Mulyono, 2020; Zanoli dkk., 2020), melakukan penggunaan sistem otomasi (Amaral Lopes dkk., 2020; R�del dkk., 2016; Saravanan dkk., 2018), memindahkan atau menambahkan elevasi reservoir (Amaral Lopes dkk., 2020; Sarbu, 2016) memperbaiki instalasi listrik (BTAM, 2019; Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2014; Mulyono, 2020), serta melakukan manajemen tekanan (Constantya, 2021; Latchoomun dkk., 2020).

Salah satu IPA yang menggunakan energi cukup besar di Perumda Air Minum Tirta Kahuripan adalah IPA Cibinong. Biaya pemakaian listrik pada tahun 2018 di IPA Cibinong mencapai Rp4.253.053.688,-. (Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, 2018). IPA Cibinong merupakan unit produksi yang terdiri dua unit pengolahan yang masing-masing berkapasitas 300 liter/detik dan 280 liter/detik yang didistribusikan ke Jalur Kaum Pandak, BCE, Puspa, Pemda, Karadenan, Sentul, dan Metro. Pompa distribusi ke Jalur Kaum Pandak terdiri dari dua pompa yang telah beroperasi sejak tahun 2015. Dengan sudah lamanya pompa tersebut bekerja maka diperlukan analisis terkait pemakaian energi spesifik pompa tersebut serta efisiensi kinerja kedua pompa tersebut sehingga bisa diketahui penghematan energi yang dapat dilakukan dan berapa besaran energi serta biaya energi yang dapat diselamatkan.

 

 

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran pemakaian energi dan efisiensi kinerja terhadap pompa 1 dan 2 distribusi Jalur Kaum Pandak yang diukur �selama masing-masing tiga hari dari pukul 20.00-04.00 dengan menggunakan Power Quality Analyzer Hioki 3197 untuk mendapat data parameter kelistrikan dan mencatat pemakaian debit serta tekanan di meter induk distribusi serta tekanan di discharge pompa. Kemudian membandingkan hasil pengukuran tersebut dengan ketentuan kriteria parameter untuk efisiensi energi (BTAM, 2019) seperti yang tertulis dalam Tabel 1 dan selanjutnya menghitung penghematan energi dan biaya energi yang dapat dicapai per bulannya.

Tabel 1

Kriteria Parameter untuk Dapat Mencapai Efisiensi Energi

Parameter

Kriteria Nilai

SEC

< 0,40 kWh/m3

Faktor daya

> 0,85

Efisiensi total sistem pompa

> 60%

 

 

Hasil dan Pembahasan

Jalur Kaum Pandak melayani beberapa titik distribusi dengan data distribusi pada bulan Juli 2021 adalah sebesar 81.385 m3 dan air yang terjual adalah sebesar 53.754 m3 (Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, 2021). Adanya selisih sebesar 27.631 m3 air atau sebesar 33,95% dari volume air terdistrisbusi menunjukan adanya air yang tak berekening yang dapat disebabkan oleh kehilangan air akibat kebocoran pipa, sistem perpipaan yang sudah tua, meter pelanggan yang sudah tidak akurat, tua, ataupun rusak (Pradypna dkk., 2020). Data rincian pemakaian sesuai data rekening bulan Juli 2021 dapat dilihat di Tabel 2.

 

Tabel 2

Pemakaian Air Titik Distribusi Jalur Kaum Pandak

Titik Distribusi

Data Pemakaian Rekening (Liter/detik)

Jumlah Sambungan

Buana Asri

0,57

167

Taman Nusa Citra

0,20

56

Bogor Asri

3,84

932

Bogor Asri Kopasus

0,32

94

Permata Bintang

1,55

393

Griya Cibinong Indah

0,66

314

Adiwira Persada

0,79

186

Taman Cibinong Asri

1,35

355

Nuansa Alam

0,20

44

Permata Raden

0,11

28

Griya Karadenan Indah

0,17

71

Graha Pandak

0,78

235

Al Azhar Green Garden

0,14

45

Villa Bogor Indah 6

2,90

618

Puri Karadenan Indah

0,70

252

Puskopad

6,45

518

Total

20,73

4.308

 

Berdasarkan data pencatatan meter induk distribusi Jalur Kaum Pandak pada saat pengukuran dilakukan didapati bahwa jam puncak jalur distribusi Kaum Pandak adalah dari pukul 06.00-08.00 dan pemakaian paling sedikit pada pukul 00.00-02.00. fluktuasi data pemakaian air ini dibutuhkan untuk dapat mengetahui kapasitas sistem yang dibutuhkan terutama saat jam puncak (Erianik dkk., 2020). Distribusi rata-rata di Jalur Kaum Pandak periode 10-15 Agustus 2021 dapat dilihat di Tabel 3.

 

Tabel 3

Pola Distribusi Air Jalur Kaum Pandak

Jam

Rata-Rata Pemakaian (m3)

Faktor Pengali

00.00-02.00

164,00

0,57

02.00-04.00

179,17

0,63

04.00-06.00

328,33

1,15

06.00-08.00

387,83

1,36

08.00-10.00

351,50

1,23

10.00-12.00

342,00

1,20

12.00-14.00

290,83

1,02

14.00-16.00

300,67

1,05

16.00-18.00

364,67

1,27

18.00-20.00

348,00

1,22

20.00-22.00

181,50

0,63

22.00-00.00

195,50

0,68

 

Sistem perpompaan yang digunakan untuk mendistribusikan air ke Jalur Kaum Pandak menggunakan dua buah pompa sentrifugal yang dioperasikan dengan panel inverter Yaskawa A-1000 yang pengoperasiannya dilakukan secara manual.

 

Gambar 1 Panel Inverter Yaskawa A-1000

 

Kedua pompa distribusi tersebut dioperasikan secara paralel pada pukul 04.00-20.00 kemudian dioperasikan secara tunggal bergantian tiap harinya. Detail pompa distribusi Kaum Pandak dapat dilihat di Tabel 4.

Tabel 4

Data Sistem Pompa Distribusi Jalur Kaum Pandak

Pompa

Tahun Operasi

Debit Desain (liter/detik)

Head Desain (m)

Daya Input Desain (kW)

Frekuensi (Hz)

Tegangan (V)

Arus (A)

Jam Operasi Eksisting

Paralel

Tunggal

Pompa 1

2015

50

100

66,243

50

380

138

04.00-20.00

20.00-04.00

Pompa 2

2015

50

100

66,243

50

380

138

 

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa pompa distribusi jalur Kaum Pandak mulai beroperasi pada tahun 2015 dan kedua pompa memiliki desain kinerja yang identik. Pompa distribusi untuk Jalur Kaum Pandak dioperasikan bergantian setiap harinya dan apabila ada kebutuhan air yang tinggi seperti di jam puncak maka pompa akan dioperasikan secara paralel karena apabila pompa dioperasikan dengan frekuensi di atas 42 Hz maka pompa akan trip. Oleh karena itu untuk mengetahui pemakaian energi dan efisiensi kinerja Pompa 1 dan Pompa 2, pengukuran dilakukan selama 3 hari untuk masing-masing pompa (10-16 Agustus 2021) dari pukul 20.00-04.00 ketika pompa dioperasikan secara individu. Pengoperasian pompa distribusi Kaum Pandak dilakukan dengan menggunakan panel inverter yang diatur dan dioperasikan secara manual. Untuk hasil pengukuran pemakaian energi pompa 1 dapat dilihat di Gambar 2.

 

Gambar 2 Fluktuasi Pemakaian Energi Pompa 1 Kaum Pandak

 

Sedangkan untuk pompa 2 fluktuasi pemakaian energi yang diukur dengan interval 15 menit dari pukul 20.00-04.00 pada tanggal 10, 12, dan 14 Agustus 2021 dapat dilihat di Gambar 3.

 

Gambar 3 Hasil Pengukuran Pompa 2 Kaum Pandak

 

Berdasarkan Gambar 2 dan Gambar 3 dapat dilihat bahwa pemakaian listrik pompa 1 dan 2 Jalur Kaum Pandak cenderung stabil. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan inverter untuk pengoperasian pompa yang menggunakan pengaturan frekuensi secara manual dan tetap.

Pengukuran debit pompa dilakukan dengan melakukan pembacaan terhadap electronic flow meter yang terpasang pada pipa discharge. Electronic flow meter yang digunakan adalah Siemens Sitrans FM Mag 5000 yang dapat dilihat di Gambar 4.

 

Gambar 4 Electronic Flow Meter di Pipa Discharge Jalur Kaum Pandak

�

Kemudian data debit dan daya yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan persamaan (1), yaitu:

�� (1)

Setelah dilakukan perhitungan SEC sesuai dengan persamaan (1) untuk pompa distribusi Jalur Kaum Pandak maka didapatkan nilai SEC untuk pompa 1 dapat dilihat di Tabel 5.

Tabel 5

Konsumsi Energi Listrik dan Produksi Air Pompa 1

Pompa 1

Tanggal Pengukuran

Waktu Pengukuran

Rata-Rata Konsumsi Energi (kW)

Rata-Rata Distribusi Air (m3/h)

SEC (kWh/m3)

11 Agustus

20.00-04.00

36,33

90,88

0,40

13 Agustus

36,47

93,63

0,39

15 Agustus

36,35

89,25

0,41

 

Rata-Rata

0,40

 

�Pengukuran yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa energi listrik yang dibutuhkan oleh pompa 1 untuk mendistribusikan air tidak terlalu berbeda setiap harinya. SEC dihitung dengan membagi jumlah daya energi listrik dengan distribusi air. Rata-rata yang didapat dari pengukuran tersebut adalah 0,40 kWh/m3. Dengan demikian dapat diketahui bahwa untuk mendistribusikan 1 m3 air pompa 1 membutuhkan 0,40 kWh. Hal ini menunjukkan bahwa nilai SEC pompa 1 berada di atas standar SEC yang dapat dikatakan memenuhi syarat efisiensi energi, yakni di bawah 0,40 kWh/m3. Untuk parameter kelistrikan rata-rata lainnya pada pompa 1 dapat dilihat di Tabel 6.

 

Tabel 6

Hasil Pengukuran Parameter Kelistrikan Pompa 1

Parameter Kelistrikan

Hasil Pengukuran

Tegangan (V)

400,58 Volt

Arus (A)

59,39 A

Frekuensi (Hz)

40,00 Hz

Faktor Daya

0,883

 

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa tegangan rata-rata terukur sebesar 400,58 Volt, arus sebesar 59,39 A, frekuensi rata-rata sebesar 40 Hz, dan faktor daya sebesar 0,883. Parameter kelistrikan tersebut masih dalam batas nominal sesuai dengan data desain sehingga kendala pengoperasian pompa di mana terjadi trip bukan karena kendala dari kelistrikan pompa. Untuk perhitungan SEC pompa 2 dapat dilihat di Tabel 7.

Tabel 7

Konsumsi Energi Listrik dan Produksi Air Pompa 2

Pompa 2

Tanggal Pengukuran

Waktu Pengukuran

Rata-Rata Konsumsi Energi (kW)

Rata-Rata Produksi Air (m3/h)

SEC (kWh/m3)

10 Agustus

20.00-04.00

36,47

90,38

0,40

12 Agustus

36,65

89,25

0,41

14 Agustus

33,84

86,75

0,39

 

Rata-Rata

0,40

 

Nilai SEC dihitung dengan membagi jumlah daya energi listrik dengan produksi air. Rata-rata yang didapat dari pengukuran tersebut adalah 0,40 kWh/m3. Dengan demikian dapat diketahui bahwa untuk mendistribusikan 1 m3 air pompa 2 membutuhkan energi listrik sebesar 0,40 kWh. Hal ini menunjukkan bahwa nilai SEC pompa 2 berada di atas standar SEC yang dapat dikatakan memenuhi syarat efisiensi energi, yakni di bawah 0,40 kWh/m3. Untuk parameter kelistrikan rata-rata lainnya pada pompa 2 dapat dilihat di Tabel 8.

Tabel 8

Hasil Pengukuran Parameter Kelistrikan Pompa 2

Parameter Kelistrikan

Hasil Pengukuran

Tegangan

398,72 Volt

Arus

57,00 A

Frekuensi

40,00 Hz

Faktor Daya

0,911

 

Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa untuk pompa 2, tegangan rata-rata terukur sebesar 398,72 Volt, arus sebesar 57,00 A, frekuensi rata-rata sebesar 40 Hz, dan faktor daya sebesar 0,911. Parameter kelistrikan tersebut masih dalam batas nominal sesuai dengan data desain sehingga kendala pengoperasian pompa di mana terjadi trip bukan karena kendala dari kelistrikan pompa 2.

Selanjutnya dilakukan juga perhitungan terhadap efisiensi kinerja pompa. Untuk mengukur efisiensi kinerja pompa maka dapat diketahui dengan persamaan berikut (BTAM, 2019).

 


����������������������������������������������������������������������������������� ������������(2)

 

di mana:

η = efisiensi pompa

P out = daya yang dihasilkan, dalam hal ini daya hidrolis pompa (Watt)

P in = daya nyata (Watt)

 

Daya hidrolis diperoleh sesuai dengan persamaan (3), yaitu sebagai berikut.

���������������

����������������������������������������������������� ��(3)

 

di mana:

Pw = daya hidrolis (watt)

H = head total (m)

Q = debit pompa (m3/s)

ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

g = percepatan gravitasi bumi (m/detik2)

 

Hasil pengukuran efisiensi kinerja pompa 1 dan 2 dapat dilihat di Tabel 9 dan Tabel 10.

Tabel 9

Perhitungan Efisiensi Kinerja Pompa 1

Tanggal Pengukuran

Waktu Pengukuran

Rata-Rata Konsumsi Energi (kW)

Rata-Rata Produksi Air (m3/s)

Total Head

(m)

Pw (kw)

Efisiensi Kinerja

11 Agustus

20.00-04.00

36,33

0,025

64,37

15,94

43,87%

13 Agustus

36,47

0,026

67,49

17,22

47,21%

15 Agustus

36,35

0,025

62,84

15,28

42,05%

Rata-Rata

 

 

 

 

 

44,38%

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 10

Perhitungan Efisiensi Kinerja Pompa 2

Tanggal Pengukuran

Waktu Pengukuran

Rata-Rata Konsumsi Energi (kW)

Rata-Rata Produksi Air (m3/s)

Total Head (m)

Pw (kw)

Efisiensi Kinerja

10 Agustus

20.00-04.00

36,53

0,025

60,90

15,00

41,06%

12 Agustus

36,65

0,025

68,53

16,67

45,48%

14 Agustus

33,86

0,024

60,92

14,40

42,54%

Rata-Rata

 

 

43,02%

�

Berdasarkan data Tabel 9 dan Tabel 10 diketahui bahwa nilai efisiensi kinerja pompa 1 dan 2 adalah 44,38% dan 43,02%. Rendahnya nilai efisiensi kinerja pompa dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti desain sistem yang tidak optimal, adanya kavitasi, instalasi listrik yang tidak tepat, pola pengoperasian tidak tepat, turunnya kinerja peralatan listrik dan pompa, serta pemeliharaan pompa yang tidak sempurna (Hartono & Aziz, 2014). Nilai efisiensi kinerja kedua pompa distribusi Jalur Kaum Pandak berada di bawah nilai kriteria minimal efisiensi, yakni ≥ 60%, bahkan di bawah 50%. Rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan terkait efisiensi kinerja pompa beragam, tergantung dengan skala efisiensi terukur. Rincian rekomendasi tindakan tersebut dapat dilihat di Tabel 11.

 

Tabel 11

Rekomendasi Tindakan Terhadap Sistem Perpompaan yang Efisiensi Kinerjanya Menurun (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2014)

Kriteria Efisiensi Pompa

Tindakan

Pompa masih baik tidak diperlukan tindakan apapun

Penyetelan kembali impeller dan/atau pembersihan

Rekondisi, perbaikan impeller, dan penyetelan kembali pompa

Penggantian pompa secara keseluruhan/perbaikan total impeller

 

Berdasarkan hasil pengukuran pemakaian energi pompa eksisting diketahui bahwa sumber pemborosan energi di sistem distribusi Jalur Kaum Pandak terletak di sistem perpompaan karena kedua pompa memiliki nilai SEC sebesar 0,4 kWh/m3 dan efisiensi pompa di bawah 50%, yakni pompa 1 memiliki efisiensi 44,38% dan pompa 2 efisiensi rata-rata sebesar 43,02%. Selain itu pompa juga sudah tidak dapat memenuhi nilai frekuensi sesuai desainnya. Untuk itu perlu dilakukan tindakan penggantian pompa (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2014).

Dari hasil pengukuran pompa yang telah dilakukan maka dapat dikalkulasi energi listrik yang dibutuhkan oleh Perumda Air Minum Tirta Kahuripan untuk distribusi ke Jalur Kaum Pandak selama satu bulan (dengan asumsi satu bulan terdiri dari 30 hari). Perhitungan tersebut dapat dilihat di Tabel 12 dengan mempertimbangkan pemakaian pompa di Waktu Beban Puncak (WBP) yakni pada pukul 17.00-22.00 dan Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) yakni pukul 00.00-16.00 dan 23.00.

 

Tabel 12

Pemakaian Energi Listrik Eksisting Sistem Distribusi Kaum Pandak

Pompa

Energi terpakai (kWh/bulan)

Total (kWh/bulan)

WBP

LWBP

 

Pompa 1

���� 4.366,18

���� 17.464,73

���� 43.238,18

Pompa 2

���� 4.281,45

���� 17.125,82

Jumlah

���� 8.647,64

���� 34.590,55

 

�

Dari Tabel 12 terlihat bahwa selama satu bulan dibutuhkan 8.647,64 kWh pada saat WBP dan 34.590,25 kWh selama LWBP yang berarti total pemakaian energinya adalah sebesar 43.238,18 kWh per bulan. Dengan data ini maka dapat dihitung biaya energi listrik yang dikeluarkan oleh Perumda Air Minum Tirta Kahuripan untuk distribusi ke Jalur Kaum Pandak selama satu bulan. Biaya energi listrik berdasarkan hasil pengukuran tersebut dapat dilihat di Tabel 13.

 

Tabel 13

Perhitungan Biaya Energi Listrik

Pompa

Energi terpakai (kWh/bulan)

Tarif Listrik

Biaya Listrik (Rp/bulan)

WBP

LWBP

WBP

LWBP

Pompa 1

3.274,64

43.800,00

1.553,67

1.035,78

50.454.868,28

Pompa 2

3.211,09

42.620,00

49.133.919,21

Jumlah

6.485,73

86.420,00

99.588.787,49

 

�Dari Tabel 13 didapati bahwa Perumda Air Minum Tirta Kahuripan perlu mengeluarkan biaya Rp99.588.787,49 tiap bulannya untuk mendistribusikan air ke Jalur Kaum Pandak. Dikarenakan dari hasil perhitungan sebelumnya didapati bahwa kinerja pompa distribusi eksisting sudah tidak optimal maka untuk itu, sesuai yang tertulis dalam Tabel 2.2, penghematan energi yang dapat dilakukan adalah dengan mengganti kedua pompa tersebut yang dapat mendukung penambahan pelanggan di Jalur Kaum Pandak, serta berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 27 tahun 2016 tentang SPAM bahwa digunakan pompa untuk kebutuhan puncak dan pompa kecil untuk kebutuhan minimum.

Dengan menggunakan data distribusi bulan Juli (81.385 m3/bulan atau 31,40 liter/detik) maka kebutuhan debit distribusi air di Jalur Kaum Pandak dapat dilihat di Tabel 14.

Tabel 14

Kebutuhan Distribusi Air

Jam

Debit Distribusi Rata-Rata (liter/detik)

Faktor pengali

Kebutuhan Distribusi� (liter/detik)

04.00-20.00

31,40

1,36

42,70

20.00-04.00

0,68

21,35

�

Untuk itu maka digunakan pompa dengan debit 50 liter/detik pada jam pemakaian besar (04.00-20.00) dan pompa 25 liter/detik pada jam pemakaian rendah (20.00-04.00) sehingga tidak ada pompa yang beroperasi selama 24 jam terus menerus. Spesifikasi rencana pompa yang akan digunakan dapat dilihat di Error! Reference source not found.. Untuk itu maka digunakan pompa dengan debit 50 liter/detik pada jam pemakaian besar (04.00-20.00) dan pompa 25 liter/detik pada jam pemakaian rendah (20.00-04.00) sehingga tidak ada pompa yang beroperasi selama 24 jam terus menerus. Spesifikasi rencana pompa yang akan digunakan berasal dari data vendor pompa yang dapat dilihat di Tabel 15.

 

Tabel 15

Spesifikasi Rencana Pompa

Parameter

Pompa 1

Pompa 2

Debit (l/detik)

50

25

Head (m)

100

100

Daya (kW)

68

35

 

Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung pemakaian energi dengan rencana pompa tersebut sehingga didapat perhitungan seperti yang dapat dilihat di Tabel 16.

Tabel 16

Perhitungan Pemakaian Energi Pompa Baru

Pompa

Jam Operasional pada WBP

Jumlah hari Operasional

Jam Operasional pada LWBP

Jumlah Hari Operasional

Energi terpakai (kWh/bulan)

Total (kWh/bulan

WBP

LWBP

Pompa Baru 1

3

30

13

30

6.120

26.520

32.640

Pompa Baru 2

2

30

6

30

2.100

6.300

8.400

Jumlah

8.220

32.820

41.040

 

�Berdasarkan perhitungan yang termuat dalam Tabel 15, terlihat bahwa dengan menggunakan pompa baru maka total pemakaian energi listrik per bulannya berkurang dari pemakaian energi eksisting, yang semula 43.238,18 kWh menjadi 41.040,00 kWh per bulannya. Berarti terjadi penghematan energi sebesar 2.198,18 kWh tiap bulannya.

Dengan berkurangnya pemakaian listrik maka biaya energi listrik yang akan dikeluarkan juga akan berkurang. Perhitungannya dapat dilihat di Tabel 17.

 

 

 

Tabel 17

Perhitungan Biaya Energi Setelah Pompa Diganti

Pompa

Total (kWh/bulan)

Tarif Listrik

Biaya Listrik (Rp/bulan)

WBP

LWBP

Pompa Baru 1

32.640,00

1.553,67

1.035,78

36.977.346

Pompa Baru 2

8.400,00

9.788.121

Jumlah

41.040,00

46.765.467

 

�Dengan adanya penggantian pompa maka Perumda Air Minum Tirta Kahuripan dapat melakukan penghematan biaya energi listrik, yang semula sebesar Rp49.263.768,36 per bulan menjadi hanya Rp46.765.467,00 per bulannya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengganti pompa dan memperbaiki pola operasi pompa dapat mengurangi pengeluaran Perumda Air Minum Tirta Kahuripan sebesar Rp2.498.301,36- tiap bulannya.

Selain itu, dengan menggunakan pompa baru tersebut maka dapat menurunkan nilai SEC dan meningkatkan efisiensi kinerja pompa. Perbandingan nilai SEC dan efisiensi pompa semula dan usulan dapat dilihat di Tabel 18.

 

Tabel 18

Perbandingan SEC, Efisiensi Pompa Eksisting, Pemakaian Energi, dan Biaya Energi per Bulan setelah Modifikasi Pompa

Parameter

Eksisting

Modifikasi Pompa

SEC (kWh/m3

0,40

0,38

0,40

0,39

Efisiensi Pompa

 

44,38%

72,13%

43,02%

70,07%

Pemakaian energi listrik (kWh/bulan)

43.238,18

41.040,00

Biaya energi listrik (Rp per bulan)

49.263.768,36

46.765.467,00

�

 

Kesimpulan

Kondisi sistem perpompaan distribusi Jalur Kaum Pandak eksisting membutuhkan perbaikan. Nilai SEC yang didapat untuk pompa 1 dan 2 adalah 0,40 kWh/m3 dan dengan efisiensi kinerja pompa 1 adalah 44,38% dan pompa 2 adalah 43,02%, sehingga dibutuhkan perbaikan di sistem perpompaan distribusi Jalur Kaum Pandak.

Modifikasi yang dapat dilakukan terhadap pompa distribusi Jalur Kaum Pandak untuk penghematan energi adalah dengan melakukan penggantian pompa sehingga dapat menghemat energi 2.198,18 kWh/bulan atau senilai Rp2.498.4301,36 selama satu bulan.

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Abdelsalam, A. A., & Gabbar, H. A. (2021). Energy Saving and Management of Water Pumping Networks. Heliyon, 7(8), e07820. Google Scholar

 

Amaral Lopes, R., Gr�nborg Junker, R., Martins, J., Murta-Pina, J., Reynders, G., & Madsen, H. (2020). Characterisation and Use of Energy Flexibility in Water Pumping and Storage Systems. Applied Energy, 277(March). Google Scholar

 

BTAM. (2019). Efisiensi Energi. Balai Teknik Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Google Scholar

 

Constantya, Q. (2021). Energy Efficiency in the Distribution System. International Journal of Science and Research (IJSR), 10(1), 1317�1321. Google Scholar

 

Erianik, D., Marsono, B. D., & Soedjono, E. S. (2020). Evaluation of Zona Air Minum Prima (ZAMP) Program in Ngagel Tirto Surabaya. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 506(1). Google Scholar

 

Hartono, A. M., & Aziz, A. (2014). Evaluasi Efisiensi Pompa Sentrifugal pada Unit Pengolahan Air Minum Pusat Distribusi Cilincing. 1�10. Google Scholar

 

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2014). Pedoman Pelaksanaan Efisiensi Energi di PDAM. 82. Google Scholar

 

Latchoomun, L., Ah King, R. T. F., Busawon, K. K., & Ginoux, J. M. (2020). Harmonic Oscillator Tank: A New Method for Leakage and Energy Reduction in a Water Distribution Network with Pressure Driven Demand. Energy, 201, 117657. Google Scholar

 

Luna, T., Ribau, J., Figueiredo, D., & Alves, R. (2019). Improving Energy Efficiency in Water Supply Systems with Pump Scheduling Optimization. Journal of Cleaner Production, 213, 342�356. Google Scholar

 

Monsef, H., Naghashzadegan, M., Farmani, R., & Jamali, A. (2018). Pressure management in water distribution systems in order to reduce energy consumption and background leakage. Journal of Water Supply: Research and Technology - AQUA, 67(4), 397�403. Google Scholar

 

Mulyono, M. (2020). Implementasi Demand Side Management (DSM) pada Instalasi Pengolahan Air PDAM Mulia Baru. Energi & Kelistrikan, 12(1), 43�52. Google Scholar

 

Mutofan, E. A. (2017). Manajemen Pemanfaatan Energi Listrik pada pompa PDAM Tirta Moedal Produksi II Kota Semarang Melalui Audit Energi Listrik. Universitas Dipenogoro. Semarang. Google Scholar

 

Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. (2018). Laporan PDAM Kabupaten Bogor tahun 2018. Google Scholar

 

Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. (2021). Laporan Teknis Bulan Juli 2021 Cabang Cibinong. Perumda Air Minum Tirta Kahuripan. Google Scholar

 

Pradypna, F. F., Marsono, B. D., & Soedjono, E. S. (2020). A Study of Drinking Water Supply and Demand in Surabaya in the Year 2039. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 506(1). Google Scholar

 

R�del, S., Kr�tzig, T., & Meyer, L. (2016). Testing and Developing Energy Harvester Systems for Operation of Energy-Self-Sufficient Measurement and Control Units in Drinking Water Supply. Water Science and Technology: Water Supply, 16(2), 263�273. Google Scholar

 

Saravanan, K., Anusuya, E., Kumar, R., & Son, L. H. (2018). Real-time Water Quality Monitoring using Internet of Things in SCADA. Environmental Monitoring and Assessment, 190(9). Google Scholar

 

Sarbu, I. (2016). A Study of Energy Optimisation of Urban Water Distribution Systems using Potential Elements. Water (Switzerland), 8(12). Google Scholar

 

Syahputra, L. R., Budiarto, R., & Wilopo, W. (2018). Energy Saving Potency And Maintenance Costs Reduction In Water Treatment Plant (WTP) Pengok PDAM Tirtamarta Yogyakarta. 2018 4th International Conference on Science and Technology (ICST), 1�6. Google Scholar

 

Zanoli, S. M., Astolfi, G., Orlietti, L., Frisinghelli, M., & Pepe, C. (2020). Water Distribution Networks Optimization: A Real Case Study. IFAC-PapersOnLine, 53(2), 16644�16650. Google Scholar

 

 

Copyright holder:

Astri Maharani, Ade Syaiful Rachman, Eddy Setiadi Soedjono, 2021

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: