Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol.
6, Spesial Issue No.
1, November 2021
PARTICIPATIVE
LEADERSHIP DAN KREATIVITAS KARYAWAN: PERAN MEDIASI BUDAYA INOVATIF ORGANISASI
Cania Putri
Rira Siregar, Alice Salendu
Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia
(UI) Depok, Jawa Barat, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui hubungan participative
leadership dengan kreativitas
karyawan melalui peran mediasi dari
budaya inovatif organisasi. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan
yang bekerja pada berbagai sektor organisasi BUMN dengan jumlah responden
total sebanyak 150 individu.
Data responden dikumpulkan melalui survei online dengan menyebarkan kuesioner berisi 3 skala yang mengukur variabel participative leadership, budaya
inovatif organisasi, dan variabel kreativitas karyawan. Analisis data dilakukan menggunakan Hayes
Process MACRO model mediasi pada software SPSS. Hasil
analisis menunjukkan bahwa participative leadership berhubungan
dengan kreativitas karyawan secara positif signifikan. Temuan lainnya pada penelitian ini adalah budaya inovatif
organisasi memediasi hubungan tidak langsung participative leadership dengan
kreativitas karyawan secara positif dan signifikan.
Kata
Kunci: participative leadership; budaya inovatif organisasi; kreativitas karyawan
Abstract
This study aims to
determine the relationship between participative leadership and employee
creativity via innovative organizational culture as a mediating variable. The
participants of this study were employees that worked in various sectors of
BUMN with a total number of participants as many as 150 individuals. Data were
collected by an online survey questionnaire that contains 3 scales which
measure participative leadership, innovative organizational culture, and
employee creativity variables. Data were analyzed by a mediation model on SPSS
Hayes Process MACRO. Results showed that participative leadership had a
significant and positive effect on employee creativity. Another result of this
analysis was innovative organizational culture mediated the indirect effect of
participative leadership on employee creativity positively and significantly.
.
Keywords:
participative leadership; innovative organization culture; employee creativity
Pendahuluan
(Shin, Kim, Lee, & Bian, 2012)
mengatakan bahwa kreativitas karyawan merupakan kemampuan memproduksi ide yang baru dan berguna terkait dengan produk, jasa, proses, dan prosedur tertentu pada organisasi. Kreativitas di tempat kerja (workplace
creativity) merupakan sebuah
topik penting dalam bidang organisasi
yang terus dibicarakan, dikembangkan, dan diteliti sejak beberapa dekade lalu hingga
saat ini (Montag, Maertz Jr, & Baer, 2012).
Hal ini terjadi karena kreativitas masih dianggap sebagai salah satu prediktor yang secara efektif dapat mendorong
organisasi untuk beradaptasi dan berkembang di lingkungan yang dinamis serta tidak pasti
(uncertain) seperti
saat ini (Shin et al., 2012);
(Zhou & Hoever, 2014).
Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil survei World Economic Forum (2016) yang menunjukkan
bahwa hingga pada tahun 2020, kreativitas berada pada tingkat ketiga dari sepuluh
kemampuan terpenting yang harus dimiliki karyawan.� Sesuai dengan temuan
tersebut, kreativitas yang tinggi menjadi hal krusial dalam
organisasi manapun, sehingga relevan untuk diteliti sejak dulu hingga
saat ini. Argumen tersebut sejalan dengan banyaknya penelitian terdahulu yang telah dipublikasi dan membahas beragam prediktor dari kreativitas (Gong, Kim, & Liu, 2020);
(Khan, Ismail, Hussain, & Alghazali, 2020);
(Khattak, Saleem, & Khan, 2017);
(Sung & Choi, 2019);
(Tai & Mai, 2016).
Akan tetapi, dalam penelitian ini, peneliti merasa adanya urgensi secara spesifik untuk memahami lebih lanjut bagaimana
gaya kepemimpinan, khususnya participative leadership, dapat berpengaruh pada kreativitas karyawan.
Urgensi untuk meneliti gaya kepemimpinan
dengan kreativitas karyawan dilandasi oleh pernyataan (Gupta & Singh, 2013)
bahwa dibandingkan faktor lainnya, gaya kepemimpinan merupakan faktor terkuat yang dapat memengaruhi pengalaman karyawan dalam bekerja, sehingga dapat menghambat atau mendorong kreativitas karyawan. Akan tetapi, dari berbagai
gaya kepemimpinan, (Lee et al., 2020)
mengatakan bahwa untuk mengembangkan kreativitas, gaya kepemimpinan seorang leader cenderung
harus mampu membangun hubungan yang dekat dengan karyawan
serta memberikan kesempatan untuk membuat keputusan secara partisipatif dan transparan. Deskripsi ini cukup sesuai
dengan definisi participative leadership, gaya kepemimpinan yang memberikan berkonsultasi dan mengajak karyawan untuk mengambil sebuah keputusan serta melakukan aksi tertentu bersama
(House, 1971).
Meskipun argumentasi
berdasarkan (Lee et al., 2020)
tersebut menunjukkan bahwa participative
leadership berkaitan dengan
kreativitas karyawan, umumnya penelitian tentang kepemimpinan-kreativitas banyak berfokus pada gaya kepemimpinan transactional
dan transformational saja (Gupta & Singh, 2013).
Bahkan, meta-analytic
review yang dilakukan (Lee et al., 2020)
terkait hubungan 13 gaya kepemimpinan berbeda dengan kreativitas, tidak membahas participative
leadership didalamnya. Kemudian,
dibuktikan pula melalui hasil uji bibliometric
bahwa participative
leadership-kreativitas merupakan
area penelitian yang masih belum banyak diperhatikan
oleh peneliti. Beberapa penelitian terdahulu telah mengeksplorasi participative leadership dan hubungannya dengan kreativitas/inovasi, namun pada level kelompok bukan level individu (Guo & Wang, 2017).
Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa terdapat kekosongan teoretis dalam penelitian terkait hubungan kedua variabel ini yang harus dieksplorasi lebih lanjut.
Selain merupakan
area yang belum banyak diteliti, terdapat kekosongan teoretis lainnya terkait hubungan kepemimpinan-kreativitas
individu, yaitu kepemimpinan dikatakan dapat membantu kreativitas karyawan secara tidak langsung (Lee et al., 2020).
Diperlukan mekanisme teoretis yang lebih kompleks untuk menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan kreativitas (Hughes, Lee, Tian, Newman, & Legood, 2018).
Mengacu pada kekosongan teoretis tersebut, ditemukan saran penelitian lanjutan dari (Zhou & Hoever, 2014)
untuk meneliti faktor kontekstual spesifik yang mampu memengaruhi kreativitas, yaitu budaya. Oleh karena kekosongan teoretis dan saran penelitian lanjutan tersebut, penelitian melibatkan variabel mediator
kontekstual berupa budaya inovatif organisasi. Budaya inovatif organisasi adalah asumsi bersama,
nilai, kepercayaan, sikap dan perilaku dari anggota organisasi
yang memfasilitasi kreasi
dan perkembangan dari produk, jasa, serta
proses inovasi dalam organisasi (Ali & Park, 2016).
Budaya inovatif organisasi secara spesifik digunakan dalam penelitian ini karena merujuk
pada (McAdam, Moffett, Hazlett, & Shevlin, 2010)
serta (West & Sacramento, 2012),
kreativitas karyawan tidak akan dicapai
apabila organisasi tidak memiliki budaya yang suportif dan inovatif.
Pada saat yang bersamaan, budaya inovatif ini juga tidak muncul secara mandiri,
namun didukung oleh peran pemimpin didalamnya (Khan et al., 2020).
Relevan dengan argumentasi ini, penelitian sebelumnya oleh (De Poel, Stoker, & Van der Zee, 2012)
menunjukkan bahwa participative leadership memiliki hubungan yang kuat dengan climate for change. Climate
for change dalam penelitian
ini memiliki definisi yang cukup sesuai dengan budaya
inovatif organisasi. Oleh sebab itu, peran
budaya inovatif relevan untuk diteliti
diantara hubungan participative leadership dan kreativitas karyawan.
Secara singkat, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mekanisme hubungan participative
leadership dan budaya inovatif
organisasi dengan kreativitas karyawan. Penelitian ini dianggap penting karena memiliki kontribusi dalam mengisi kekosongan teoretis dan menjelaskan mekanisme yang lebih kompleks terkait hubungan participative
leadership-kreativitas.
Penelitian ini didasari social
exchange theory. Social exchange theory (Blau, 1964)
menjelaskan bahwa saat karyawan diperlakukan
baik oleh pemimpinnya, mereka akan cenderung
membalas dan menunjukkan kinerja yang tinggi atau menaruh usaha
lebih untuk berkontribusi dalam organisasi. Sesuai dengan teori ini,
participative leader yang cenderung memperlakukan karyawan secara baik dengan cara
membangun relasi dekat dan terbuka, melibatkan karyawan dalam membuat keputusan,
bersedia mendengarkan pendapat karyawan (Lee et al., 2020)
dan bukan hanya mengarahkan (directing)
saja, akan membuat karyawan berkontribusi lebih pada organisasi. Karyawan bukan hanya akan
mengerjakan tugas yang diperintahkan pimpinan, melainkan akan mencoba sebaik mungkin untuk berpikir
kritis, mengidentifikasi masalah dengan serius dan menyumbangkan ide terbaiknya sehingga pada akhirnya mampu mendorong kreativitas karyawan (Chen, Wadei, Bai, & Liu, 2020).
Oleh sebab itu, maka:
Hipotesis 1 (H1): Participative leadership berhubungan positif signifikan dengan kreativitas karyawan.
Selain itu, social exchange theory (Blau, 1964)
juga dapat menjadi dasar dalam melihat
hubungan budaya inovatif organisasi dengan kreativitas karyawan. Budaya inovatif organisasi membentuk nilai, kepercayaan, sikap, dan perilaku inovatif pada seluruh karyawan organisasi karena organisasi memfasilitasi segala bentuk kreativitas
karyawan (Ali & Park, 2016).
Selain itu, organisasi yang memiliki budaya inovatif juga mendukung perkembangan dari produk, jasa,
dan segala proses inovasi dalam organisasi. Budaya ini membentuk
sebuah keyakinan bagi karyawan bahwa
perilaku inovatif dan kreatif akan dihargai
serta bernilai lebih pada organisasi tersebut (Khalili, 2016).
Oleh sebab itu, karyawan akan merespon
dukungan positif dari organisasi ini dengan menunjukkan
kinerja yang baik, yaitu menjadi karyawan
kreatif. ��� Disisi lain, budaya
inovatif organisasi juga dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa pemimpin dapat membentuk, memperbaiki, memelihara kultur organisasi yang ia inginkan, dengan mengembangkan seperangkat nilai (shared value)
baru (Naqshbandi & Tabche, 2018).
Oleh sebab itu, participative leader yang mendorong karyawan untuk mengambil keputusan secara bersama, akan membentuk dan memelihara kultur yang inovatif, karena pemimpin membiasakan untuk menghargai ide-ide baru karyawan. Kemudian, sesuai dengan social exchange theory yang telah dijelaskan sebelumnya, karyawan yang merasa bahwa kultur organisasi dimana tempat ia bekerja
adalah inovatif, akan cenderung mencoba untuk mengambil
resiko dan mengasah ide baru karena merasa
ia didukung lingkungannya untuk melakukan hal tersebut
(Paulsen, Callan, Ayoko, & Saunders, 2013).
Hal ini akan mengarahkan pada peningkatan kreativitas karyawan. Oleh karenanya, maka:
Hipotesis 2 (H2): Budaya
inovatif organisasi memediasi hubungan participative leadership dengan kreativitas karyawan.
Berdasarkan penjelasan
tersebut maka model penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka
Pemikiran Penelitian
Metode Penelitian
A.
Responden penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Populasi penelitian ini dipilih secara
purposive dengan
alasan bahwa selain mempertimbangkan kualitas pribadi karyawan, lingkungan pekerjaan merupakan hal yang dapat mendukung inovasi dalam bekerja (Wongtada & Rice, 2008).
Merujuk pada hal ini, organisasi yang cukup inovatif adalah perusahaan-perusahaan yang
telah lama menyandang
status BUMN (Sultika & Hartijasti, 2017).
BUMN umumnya telah membentuk budaya komunikasi yang lebih terbuka serta relasi
antara pemimpin dan karyawan yang lebih cair, sehingga memicu kreativitas dan inovasi (Judge, Fryxell, & Dooley, 1997).
Pengumpulan responden (sampling) dilakukan
dengan metode non-probability sampling yaitu teknik convenience sampling. Menurut hasil analisis dengan GPower (r terkecil: 0.264) yang merupakan hasil penelitian (Tung & Yu, 2016),
responden yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup batas
minimum yaitu sebanyak 150
individual. Penelitian dilakukan
dengan desain cross-sectional dan metode
kuantitatif. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer.
B.
Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan
tiga alat ukur dengan format respon skala likert
6-poin dalam penelitian ini. Ketiga alat
ukur tersebut telah melalui proses translate, back-translate, uji keterbacaan, dan expert
judgment untuk diadaptasi
ke dalam Bahasa Indonesia. Kreativitas karyawan pada responden diukur menggunakan alat ukur hasil adaptasi
dari (Yang, Gu, & Liu, 2019)
berdasarkan (Baer & Oldham, 2006)
(α=0.86) yang terdiri atas
empat item. Lalu, participative
leadership diukur dengan
alat ukur hasil adaptasi (Ogbonna & Harris, 2000)
berdasarkan (House, 1971)
serta House dan Dessler
(1974) (α=0.89) yang terdiri atas
lima item. Kemudian, budaya
inovatif organisasi diukur menggunakan alat ukur hasil
adaptasi (Ogbonna & Harris, 2000)
berdasarkan Deshpande dkk.
(1993) (α=0.82) terdiri atas
empat item.����
C.
Analisis Data
Dalam melakukan
analisis, peneliti menggunakan program AMOS 26 Graphic, SPSS 22, dan Hayes�
PROCESS Macro. Uji reliabilitas dilakukan
dengan menghitung cronbach alpha, sedangkan
uji validitas konstruk item
dilakukan dengan CFA. Lalu,
analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran rata-rata dan
standar deviasi setiap variabel. Kemudian, analisis korelasi menggunakan nilai pearson correlation. Sementara itu, analisis model mediasi menggunakan Hayes� PROCESS Macro 3.1 model 4, bertujuan untuk menguji hipotesis 1 dan 2.
Hasil dan Pembahasan
Setelah mendapatkan data dari seluruh responden, peneliti menguji validitas konstruk dari alat ukur
melalui Confirmatory
Factor Analysis (CFA). Berdasarkan pengukuran tersebut, diketahui bahwa kriteria model fit berdasarkan indeks NFI, CFI, IFI,
dan GFI adalah diharapkan lebih besar dari
0.90, sedangkan RMSEA diharapkan
memiliki nilai kurang dari 0.05 (Hu
& Bentler, 1999; Joreskog
& Sorbom, 1993). Berdasarkan
kriteria tersebut, diketahui bahwa seluruh nilai dari
acuan indeks fit pada model penelitian
ini memenuhi kriteria model fit (Tabel 1) atau model penelitian ini yang dibentuk berdasarkan penelitian dan teori terdahulu dapat diterima serta sesuai dengan data empiris di lapangan.
Tabel 1
Hasil Pengujian Goodness of Fit
Indeks
fit |
Nilai fit |
Kriteria |
Kesimpulan |
RMSEA |
0.063 |
<0.05 |
Fit |
NFI |
0.913 |
>0.90 |
Fit |
CFI |
0.965 |
>0.90 |
Fit |
IFI |
0.966 |
>0.90 |
Fit |
GFI |
0.909 |
>
0.90 |
Fit |
Tabel
2
Gambaran Analisis Deskriptif Variabel dan Korelasi Antar Variabel
Variabel |
M |
SD |
PL |
BI |
KK |
PL |
3.89 |
0.946 |
1 |
0.44** |
0.25** |
BI |
4.33 |
0.711 |
|
1 |
0.42** |
KK |
4.07 |
0.783 |
|
|
1 |
Keterangan:
PL = Participative Leadership; BI = Budaya Inovatif Organisasi; KK = Kreativitas Karyawan. M = Mean Score; SD = Standar
Deviasi.
Melalui analisis korelasi (Tabel 2), diketahui bahwa seluruh variabel penelitian berhubungan satu sama lain. Participative leadership diketahui berhubungan positif signifikan dengan budaya inovatif
organisasi (r = 0.44; p < 0.01) dan kreativitas karyawan (r = 0.25; p
< 0.01). Kemudian, budaya
inovatif organisasi ditemukan juga berhubungan dengan kreativitas karyawan (r = 0.42; p < 0.01).
Mengacu pada analisis
regresi (Tabel 3), participative leadership ditemukan berhubungan dengan kreativitas karyawan secara positif dan signifikan meskipun sebelum dilibatkan oleh peran budaya inovatif organisasi (βc
= 0.21; SE = 0.07; p < 0.01). Oleh karenanya, hasil analisis regresi berdasarkan hal ini menunjukkan
bahwa semakin seorang pimpinan mengaplikasikan gaya kepemimpinan partisipatif, maka semakin meningkat
kreativitas karyawannya.
Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama (H1) didukung atau diterima.
Tabel
3
Efek
Mediasi Budaya Inovatif Organisasi pada Participative Leadership dan Kreativitas Karyawan
Var. |
BI |
KK |
||||
|
Coef
(β) |
p |
|
Coef(β) |
p |
|
PL |
a |
0.34 |
0.00** |
c |
0.21 |
0.00** |
c� |
0.07 |
0.35 |
||||
BI |
- |
- |
- |
b |
0.41 |
0.00** |
C |
ia |
58.17 |
0.00** |
ib |
39.20 |
0.00** |
|
R� = 0.19 |
R� = 0.18 |
||||
|
F (3.91) = 35.75; p<0.01 |
F (3.06) = 16.39; p<0.01 |
Keterangan:
Var = Variabel Penelitian; PL = Participative
Leadership; BI = Budaya Inovatif
Organisasi; KK = Kreativitas
Karyawan; C = konstanta.
N=150;
Indirect effect coef. = 0.14; BootSE = 0.42; BootLLCI = 0.07; BootULCI = 0.23;
a = jalur dari PL menuju BI; b = jalur dari BI menuju KK; c = efek total dari PL pada KK sebelum dipengaruhi BI; c� = efek langsung (direct effect) dari PL pada KK setelah di pengaruhi BI; ia dan ib adalah koefisien
konstan pada BI dan KK.
Lalu, dapat
dilihat pada Tabel 3 pula, bahwa efek langsung
(direct effect) dari
participative leadership terhadap kreativitas karyawan tidak terjadi secara signifikan (βc�
= 0.07; SE = 0.07; p > 0.05). Meskipun begitu, mengacu pada efek tidak langsung
(indirect effect), participative leadership berhubungan dengan kreativitas karyawan melalui budaya inovatif organisasi (βindirect effect = 0.14; BootSE = 0.42; BootLLCI = 0.07; BootULCI = 0.23). Dengan demikian, diketahui bahwa terdapat peran mediasi oleh budaya inovatif organisasi pada hubungan participative leadership dengan kreativitas karyawan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi gaya kepemimpinan
partisipatif pada organisasi,
maka semakin meningkat budaya inovatif organisasi, yang kemudian akan semakin
meningkat pula kreativitas karyawan. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua (H2) pun diterima.
Hasil penelitian yang menunjukkan terdapat hubungan positif antara participative leadership dengan kreativitas karyawan (Hipotesis 1) didukung oleh teori social exchange (Blau, 1964).
Ketika secara partisipatif karyawan dilibatkan dalam pengambilan keputusan, maka hal ini akan
membuat karyawan ingin berkontribusi lebih pada organisasi dengan cara menyumbangkan
ide terbaiknya yang pada akhirnya
mengarah pada peningkatan kreativitas dirinya (Lee et al., 2020);
(Chen et al., 2020).
Selain didukung teori, hasil ini
juga mempertegas hasil beberapa terdahulu (Chen et al., 2020).
Temuan selanjutnya
dalam penelitian ini terkait hubungan
participative leadership dengan budaya inovatif
organisasi juga mempertegas
beberapa hasil penelitian sebelumnya (Khan et al., 2020);
(Naqshbandi & Tabche, 2018).
Dalam beberapa penelitian ini, dikatakan bahwa gaya kepemimpinan secara efektif dapat membentuk, memperbaiki, dan memelihara
kultur organisasi yang pemimpin
tersebut inginkan dengan pengenalan seperangkat nilai-nilai tertentu. Secara spesifik, penelitian terdahulu (Damanpour, 1991)
menemukan bahwa perilaku pengambilan keputusan secara partisipatif dalam organisasi akan meningkatkan keterlibatan dan komitmen dari seluruh
anggota organisasi untuk berinovasi, hal inilah yang menjadi sumber pembentukan budaya inovatif organisasi.
Selain itu, (Bell, Chan, & Nel, 2014)
juga menemukan hal serupa yaitu gaya
kepemimpinan partisipatif akan meningkatkan budaya adaptif (adaptability culture) suatu organisasi. Adaptability culture dalam
penelitian tersebut merupakan konstruk yang serupa dengan innovative culture dalam
penelitian ini. Adaptability culture pada penelitian tersebut dan innovative culture pada penelitian ini merujuk pada hal yang sama yaitu kemampuan
organisasi untuk menjadi inovatif, fleksibel, dan memberikan fokus pada lingkungan eksternal organisasi.
Temuan hubungan budaya inovatif organisasi dengan kreativitas karyawan dalam penelitian ini juga sejalan dengan teori social exchange (Blau, 1964)
yang mengatakan bahwa perilaku seseorang dapat terbentuk dari hasil analisis
seseorang tersebut atas cost-benefit interaksi antara dua pihak. Sesuai
dengan (Ali & Park, 2016)
serta (Khalili, 2016),
dalam penelitian ini, ditemukan bahwa budaya inovatif
membentuk sebuah persepsi pada karyawan bahwa pemikiran dan perilaku kreativitas mereka akan difasilitasi
dan dihargai. Oleh karena persepsi tersebut, kedua faktor kontekstual
ini akan meningkatkan kreativitas karyawan secara signifikan. Temuan dalam penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian
terdahulu (Khan et al., 2020).
Dalam penelitiannya, (Sanda & Arthur, 2017)
menemukan bahwa climate for innovation akan meningkatkan employee creativity. Sementara
itu, (Khan et al., 2020)
menemukan bahwa organizational innovative culture memengaruhi
innovative work behavior karyawan secara positif.
Meskipun penelitian
ini mencoba mengisi kekosongan teoretis dan mengeksplorasi area
dan topik yang belum banyak diteliti sebelumnya, terdapat beberapa limitasi serta keterbatasan penelitian ini. Pertama, karena keterbatasan waktu penelitian, desain penelitian yang digunakan pada studi ini adalah
cross-sectional. Penggunaan
desain penelitian ini membuat peneliti
tidak dapat memastikan hubungan kausal atau sebab
akibat antara variabel-variabel yang diteliti antar waktu tertentu.
Oleh karenanya, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mereplikasi atau melakukan penelitian serupa dengan menggunakan desain berbeda. Kedua, penelitian ini dapat berpotensi
memunculkan masalah pengukuran berupa common method bias karena
hanya menggunakan self-report pada seluruh
variabel yang diteliti. Berdasarkan hal ini, peneliti selanjutnya
disarankan untuk lebih memperhatikan common method bias dalam
meneliti topik serupa, salah satunya dengan menggunakan other-report, khususnya
pada pengukuran variabel kreativitas karyawan.� Ketiga, meskipun besar sampel penelitian ditetapkan berdasarkan analisis GPower, responden penelitian dalam studi ini
dapat dikatakan tidak terlalu banyak
dan hal ini menurunkan kemampuan untuk melakukan generalisir hasil penelitian. Oleh sebab itu, peneliti selanjutnya
dapat melakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel
yang lebih besar dan luas.
Kesimpulan
Penelitian
ini bertujuan untuk memberikan sumbangan teoretis dan mempertegas bahwa budaya inovatif organisasi merupakan mekanisme psikologis yang secara positif signifikan menengahi hubungan participative leadership dengan
kreativitas karyawan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi
participative leadership yang ada di organisasi, maka semakin tinggi budaya inovatif organisasi, yang kemudian semakin tinggi pula kreativitas yang dimiliki karyawan.
Ali,
Murad, & Park, Kichan. (2016). The mediating role of an innovative culture
in the relationship between absorptive capacity and technical and non-technical
innovation. Journal of Business Research, 69(5), 1669�1675. Google Scholar
Baer, Markus, & Oldham, Greg R. (2006). The curvilinear
relation between experienced creative time pressure and creativity: moderating
effects of openness to experience and support for creativity. Journal of
Applied Psychology, 91(4), 963. Google Scholar
Bell, Clement, Chan, Murugan, & Nel, Petrus. (2014). The
impact of participative and directive leadership on organisational culture: An
organisational development perspective. Mediterranean Journal of Social
Sciences, 5(23), 1970. Google Scholar
Blau, P. M. (1964). 1964 Exchange and power in social
life. New York: Wiley. Google Scholar
Chen, Lu, Wadei, Kwame Ansong, Bai, Shuaijiao, & Liu,
Jun. (2020). Participative leadership and employee creativity: a sequential
mediation model of psychological safety and creative process engagement. Leadership
& Organization Development Journal. Google Scholar
Damanpour, Fariborz. (1991). Organizational innovation: A
meta-analysis of effects of determinants and moderators. Academy of
Management Journal, 34(3), 555�590. Google Scholar
De Poel, F. M., Stoker, J. I., & Van der Zee, K. I.
(2012). Climate control? The relationship between leadership, climate for change,
and work outcomes. The International Journal of Human Resource Management,
23(4), 694�713. Google Scholar
Gong, Yaping, Kim, Tae Yeol, & Liu, Zhiqiang. (2020). Diversity
of social ties and creativity: Creative self-efficacy as mediator and tie
strength as moderator. Human Relations, 73(12), 1664�1688. Google Scholar
Guo, Weixiao, & Wang, Duanxu. (2017). Does joint decision
making foster team creativity? Exploring the moderating and mediating effects. Personnel
Review. Google Scholar
Gupta, Vishal, & Singh, Shailendra. (2013). How leaders
impact employee creativity: A study of Indian R&D laboratories. Management
Research Review. Google Scholar
House, Robert J. (1971). A path goal theory of leader
effectiveness. Administrative Science Quarterly, 321�339. Google Scholar
Hughes, David J., Lee, Allan, Tian, Amy Wei, Newman, Alex,
& Legood, Alison. (2018). Leadership, creativity, and innovation: A
critical review and practical recommendations. The Leadership Quarterly,
29(5), 549�569. Google Scholar
Judge, William Q., Fryxell, Gerald E., & Dooley, Robert
S. (1997). The new task of R&D management: creating goal-directed
communities for innovation. California Management Review, 39(3),
72�85. Google Scholar
Khalili, Ashkan. (2016). Linking transformational leadership,
creativity, innovation, and innovation-supportive climate. Management
Decision. Google Scholar
Khan, Muhammad Asad, Ismail, Fadillah Binti, Hussain, Altaf,
& Alghazali, Basheer. (2020). The interplay of leadership styles,
innovative work behavior, organizational culture, and organizational citizenship
behavior. Sage Open, 10(1), 2158244019898264. Google Scholar
Khattak, Sajid, Saleem, Zafar, & Khan, Hadayat. (2017).
Relationship between Goal Orientation and Employee Creativity: A Mediating Role
of Creative Self-Efficacy. International Journal of Organizational
Leadership, 6, 434�443. Google Scholar
Lee, Allan, Legood, Alison, Hughes, David, Tian, Amy Wei,
Newman, Alexander, & Knight, Caroline. (2020). Leadership, creativity and
innovation: a meta-analytic review. European Journal of Work and
Organizational Psychology, 29(1), 1�35. Google Scholar
McAdam, Rodney, Moffett, Sandra, Hazlett, Shirley Ann, &
Shevlin, Mark. (2010). Developing a model of innovation implementation for UK
SMEs: A path analysis and explanatory case analysis. International Small
Business Journal, 28(3), 195�214. Google Scholar
Montag, Tamara, Maertz Jr, Carl P., & Baer, Markus.
(2012). A critical analysis of the workplace creativity criterion space. Journal
of Management, 38(4), 1362�1386. Google Scholar
Naqshbandi, M. Muzamil, & Tabche, Ibrahim. (2018). The
interplay of leadership, absorptive capacity, and organizational learning
culture in open innovation: Testing a moderated mediation model. Technological
Forecasting and Social Change, 133, 156�167. Google Scholar
Ogbonna, Emmanuel, & Harris, Lloyd C. (2000). Leadership
style, organizational culture and performance: empirical evidence from UK
companies. International Journal of Human Resource Management, 11(4),
766�788. Google Scholar
Paulsen, Neil, Callan, Victor J., Ayoko, Oluremi, &
Saunders, Diana. (2013). Transformational leadership and innovation in an
R&D organization experiencing major change. Journal of Organizational
Change Management. Google Scholar
Sanda, Aminu, & Arthur, Nana Ama Dodua. (2017).
Relational impact of authentic and transactional leadership styles on employee
creativity: The role of work-related flow and climate for innovation. African
Journal of Economic and Management Studies. Google Scholar
Shin, Shung J., Kim, Tae Yeol, Lee, Jeong Yeon, & Bian,
Lin. (2012). Cognitive team diversity and individual team member creativity: A
cross-level interaction. Academy of Management Journal, 55(1),
197�212. Google Scholar
Sultika, Budi, & Hartijasti, Yanki. (2017). Faktor-Faktor
Yang Memengaruhi Kreativitas Dan Orientasi Inovasi Di Tempat Bekerja (Studi
Kasus Di Perum Bulog). Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen Tirtayasa, 1(2).
Google Scholar
Sung, Sun Young, & Choi, Jin Nam. (2019). Effects of
diversity on knowledge sharing and creativity of work teams: status
differential among members as a facilitator. Human Performance, 32(3�4),
145�164. Google Scholar
Tai, Huynh Thao, & Mai, Nguyen Quynh. (2016). Proactive
personality, organizational context, employee creativity and innovative
capability: Evidence from MNCs and domestic corporations. International Journal
of Organizational Analysis. Google Scholar
Tung, Feng Cheng, & Yu, Tsu Wei. (2016). Does innovation
leadership enhance creativity in high-tech industries? Leadership & Organization
Development Journal. Google Scholar
West, Michael A., & Sacramento, Claudia A. (2012).
Creativity and innovation: The role of team and organizational climate. In Handbook
of organizational creativity (pp. 359�385). Elsevier. Google Scholar
Wongtada, Nittaya, & Rice, Gillian. (2008).
Multidimensional latent traits of perceived organizational innovation:
Differences between Thai and Egyptian employees. Asia Pacific Journal of
Management, 25(3), 537�562. Google Scholar
Yang, Jin, Gu, Jibao, & Liu, Hefu. (2019). Servant
leadership and employee creativity: The roles of psychological empowerment and
work�family conflict. Current Psychology, 38(6), 1417�1427. Google Scholar
Zhou, Jing, & Hoever, Inga J. (2014). Research on
workplace creativity: A review and redirection. Annu. Rev. Organ. Psychol.
Organ. Behav., 1(1), 333�359. Google Scholar
Copyright
holder: Cania
Putri Rira Siregar, Alice Salendu
(2021) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |