Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 6, Special Issue No. 1, November 2021

 

PEMBINAAN AKHLAK ANAK YATIM DI YAYASAN KASIH SAYANG TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH

 

Ramadan, Rosdiani Nasution, Susanti Arian Fitry

IAIN Takengon, Aceh, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui metode pembinaan akhlak Anak yatim di Yayasan Kasih sayang Takengon Kabupaten Aceh Tengah serta kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pembinaan Akhlak anak yatim tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah (field research) penelitian lapangan dengan pendekatan penelitian kualitatatif teknik pengumpulan data Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembinaan Pendidikan Akhlak anak yatim di Yayasan Kasih sayang Takengon Kabupaten Aceh Tengah menggunakan 5 metode yaitu: Metode pembiasaan, keteladanan, nasihat, tanya jawab dan Punishment. Adapun kendala pembinaan akhlak anak yatim ada 2 yaitu: kurangnya dukungan keluarga dan waktu libur yang terlalu lama.

 

Kata kunci: pembinaan; akhlak; anak yatim

 

Abstract

The purpose of this study was to determine the method of moral development for orphans at the Kasih Sayang Takengon Foundation, Central Aceh Regency and what obstacles were encountered in the process of fostering the morals of the orphans. The method used in this research is (field research) field research with a qualitative research approach, data collection techniques are Observation, Interview and Documentation. Data analysis in this study was carried out interactively. The results showed that the Moral Education Development for orphans at the Kasih Sayang Takengon Foundation, Central Aceh Regency used 5 methods, namely: Methods of habituation, exemplary, advice, question and answer and Punishment. There are two obstacles in fostering the morals of orphans, namely: lack of family support and too long vacation time.

�

Keywords: coaching; morals; orphans

 

Pendahuluan

Pembinaan berasal dari kata dasar �bina� yang awalan �pe� dan ahiran �an� yang memiliki arti perbuatan, atau cara. Jadi, pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efesien untuk memperoleh hasil yang lebih. Pembinaan adalah usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan subjek dengan tindakan pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan (Rosidah, 2020).

Pembinaan adalah upaya pendidikan formal maupun nonformal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, dan bertanggung jawab dalam rangka menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan dasar-dasar keperibadian yang seimbang, utuh dan selaras pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat serta kemampuan-kemampuannya sebagai bekal untuk selanjutnya atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan dan mengembangkan diri sesama lingkungannya kearah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi mandiri (Maolani, 2003).

Dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah suatu proses, tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan perecanaan tertentu dengan maksud untuk mempertahankan, meningkatkan, menyempurnakan dan mengembangkan tindakan, proses serta hasil yang telah kita capai. dan suatu yang dilakukan demi mencapai perubahan dengan usaha yang sangat keras demi hasil yang lebih baik pula. Di samping itu juga pembinaan ini harus dilakukan semaksimal mungkin, karena hal ini memiliki pengaruh bagi kelompok belajar atau peserta yang di didik.

Kata akhlak berasal dari bahasa arab al-akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari kata al-khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kata �Akhlak� berasal dari bahasa Arab, yaitu jama� dari kata�Akhlaqun� yang artinya dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan (Nufus, 2017).

Akhlak merupakan hasil usaha dalam mendidik dan melatih dengan sungguh-sungguh terhadap berbagai potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia. Jika program pendidikan dan pembinaan dirancang dengan baik, sistematis dan dilaksankan dengan sungguh-sungguh maka akan menghasilkan anak-anak atau generasi penerus yang berahlak baik. Dengan demikian pembentukan Akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh- sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguuh-sungguh dan konsisten.

Pembentukan Akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa Akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia, termasuk di dalamnya akal, nafsu, amarah, fitnah, kata hati, hati nurani dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat (Nata, 2018).

Akhlak berguna untuk mengarahkan, membimbing, mendorong, pembinaan peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa dan mental, serta tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan demikian akhlak Islami itu jauh lebih sempurna dibandingkan dengan akhlak lainnya. Jika aklhak lainnya hanya berbicara tentang hubungan dengan manusia, maka akhlak Islami berbicara pula tentang cara berhubungan dengan binatang, tumbuh-tumbuhan, air, udara dan lain sebagainya. Dengan cara demikian, masing-masing makhluk merasakan fungsi dan eksistensinya di dunia ini.

Akhlak merupakan tingkah laku yang telah melekat pada diri seseorang dan tingkah laku tersebut terjadi karena ada dorongan dalam diri seseorang untuk menumbuhkan sikap mental yang mengarah kepada sesuatu, yaitu baik dan buruk. Akhlak tidak dapat dibiarkan tapi harus dibina untuk mejadi akhlak yang mulia. Pembinaan akhlak semakin sangat dibutuhkan apalagi di Zaman modern saat ini. Secara sosiologis akhlak di Indonesia akhlak telah mengandung konotasi baik, jadi orang yang berakhlak berarti orang yang berbudi baik (Hasan, 2002).

Anak yatim notabene masih dalam masa pertumbuhan sangat membutuhkan Bimbingan dari sosok bapak,� mereka perlu perhatian, kasih sayang namun hal tersebut tidak dapat dirasakannya sehingga tidak menutup kemungkinan anak akan minder, rendah diri bahkan cenderung nakal karena tidak yang memperhatikannya secara khusus terutama seoranb Bapak. Anak yang orang tuanya telah meninggal dunia, terutama yang ditinggal oleh seorang Bapak yang lazim disebut dengan anak yatim itu akan merasa bahwa masa depannya menjadi suram karena kehilangan pemimpin yang utama dan pelindung moral serta cinta kasihnya.

Salah satu problematika hidup anak-anak yatim adalah dalam peembinaan akhlak mereka, tidak jarang ditengah-tengah masyarakat sosok anak yatim identik dengan anak yang nakal, kenakalan tersebut mengisyaratkan bahwa mereka membutuhkan bimbingan dan pembinaan sebagaimana layaknya anak-anak yang lain, namun terkadang hal ini kurang menjadi perhatian keluarga maupun masyarakat yang ada disekitarnya.

Panti Asuhan Yayasan Kasih Sayang adalah salah satu lembaga pendidikan yang berperan dalam proses pembinaan dan pendidikan akhlak anak didik terkhusus anak yatim. Anak asuh di Panti Asuhan Yayasan Kasih Sayang memiliki latar belakang keluarga yang rata-rata hampir sama yaitu mereka hanya memiliki satu orang tua. Sehingga mereka tidak merasakan perhatian dan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya.

Keberadaaan Panti Asuhan Yayasan kasih sayang cukup menjadi perhatian Besar bagi Masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah Bahkan Bener Meriah, hal ini karena pengelola yayasan sangat maksimal memperhatikan kondisi anak yatim yang ada di yayasan ini bahkan langsung berdomisili dilembaga tersebut sehingga perhatian, tenaga, pikiran betul-betul tercurahkan untuk pembinaan anak yatim yang ada didalamnya sehingga perkembangannya begitu pesat sejak awal didirikan hingga saat ini. Kepercayaan masyarakat begitu tinggi karena telah banyak menghasilkan anak didik yang berakhlak mulia, sopan, santun, pengetahuan agama yang mumpuni dan berprestasi bahkan menghafal Al-Quran juga diprogramkan di yayasan ini.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah (penelitian lapangan) Field Research dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui metode pembinaan akhlak anak yatim serta kendala dalam pembinaan akhlak mereka di Yayasan Kasih Sayang Takengon Kabupaten Aceh Tengah.

Lokasi penelitian di Yayasan Kasih Sayang Takengon berada di kampung paya Tumpi I Kecamatan kebayakan Kabupaten Aceh Tengah Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Juni sampai bulan september 2021. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Pimpinan yayasan, wakil pimpinan. Penentuan sumber data dalam penelitian ini dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan mempertimbangkan kepentingan penelitian. Sugiyono menjelaskan bahwa �penentuan sumber data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu� (Sugiyono, 2017b).� Salah satu pertimbangan yang mendasar adalah orang yang dijadikan sumber data dianggap tahu dan mampu terhadap objek yang akan diteliti sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh informasi. Sumber data sekunder diperoleh peneliti dari 2 orang guru yang menetap di yayasan serta 4 anak yatim masing-masing 2 Putra dan 2 Putri.

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan Observasi Sugiyono menjelaskan bahwa �observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap obyek penelitian� (Sugiyono, 2013).�� Selanjutnya, Miles menjelaskan bahwa �observasi diartikan sebagai� aktivitas pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek yang diteliti� (Huberman & Michael, 2009).� Sesuai dengan kutipan di atas, maka sebagai studi awal dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi terhadap objek� penelitian, sebagai langkah untuk mengidentifikasi permasalahan yaitu dengan mengamati metode pembinaan akhlak anak yatim. Observasi dilakukan� terstruktur sesuai dengan tujuan observasi yang akan dilaksanakan. Observasi bersifat partisipatif karena peneliti langsung� melakukan� pengamatan� dan pencatatan� terhadap fenomena yang terjadi di kawasan objek penelitian. Wawancara mendalam (Indept Interview) langsung dengan sumber data. Margono menjelaskan bahwa �wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang� permasalahan yang akan diteliti� (Margono, 2000). Adapun jenis wawancara yang sesuai� dengan kebutuhan penelitian digunakan wawancara terstruktur yaitu wawancara yang menggunakan pedoman/instrumen penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono� bahwa �jenis wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh, oleh karena itu dalam melakukan wawancara dilakukan berdasarkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban� (Sugiyono, 2017a). ����������

Dokumentasi dilakukan untuk mengakuratkan penelitian ini. Sukmadinata menyatakan bahwa �dokumentasi merupakan catatan� peristiwa yang sudah berlalu baik dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang� (Syaodih Sukmadinata, 2007).� Oleh karena itu, untuk memperakurat penelitian juga dilakukan pengumpulan data melalui penelusuran literatur-literatur yang terkait dengan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini.

 

Hasil dan Pembahasan

1.   Metode pembinaan akhlak anak yatim Yayasan Kasih Sayang

Berdasarkan hasil penelitian bahwa Pembinaan Akhlak yang dilaksanakan di Panti Asuhan Yayasan Kasih Sayang dilakukan dengan beberapa metode yaitu:

Pertama, Metode pembiasaan, ada suatu ungkapan �Ala bisa karena biasa� di Yayasan Kasih Sayang para anak yatim dibiasakan untuk mengikuti tata tertib yang telah ditentukan dan sebaliknya meninggalkan kebiasaan buruk yang mungkin pernah dilakukan di rumah mereka masing-masing, keberadaan mereka tak ubahnya berada dalam pesantren yang penuh dengan kedisiplinan karena pimpinan yayasan telah mendirikan pesantren Arrahman dalam pelaksanaan kegiatannya hampir sama dengan pesantren lainnya.

�Pembiasaan pertama yang ditanamkan adalah hormat kepada pimpinan dan para dewan guru selalu ditanamkan kepada mereka bahwa adab itu posisinya berada di atas ilmu dalam satu kesempatan tertentu apabila ada anak yang kurang sopan dalam cara bertingakah laku ataupun cara ia duduk, berdiri di hadapan guru maka guru langsung menegur langsung dan sekaligus mengarahkan bagaimana tata cara yang benar tentang hal tersebut.

Seluruh anak yatim yang menjadi binaan Yayasan Kasih Sayang diwajibkan untuk berdomisili di yayasan tersebut sehingga mereka dapat mengikuti seluruh rangkaian aktivitas yang telah ditentukan dan secara tidak langsung akan terbiasa dengan lingkungan sekitarnya mereka dibiasakan untuk bangun pagi lebih awal, semua diwajibkan untuk mendirikan shalat lima waktu di masjid, kemudian membaca Al-Quran sampai pukul 06: 00 WIB kemudian mandi pagi serta, sarapan pagi.

Salah satu keistimewaan panti asuhan ini di samping gedung-gedung bangunannya yang telah permanen bahwa di lokasi yayasan tersebut telah didirikan sekolah� formal mulai dari tingkat dasar sampai tingkat menengah atas di bawah naungan Kementerian Agama sehingga para anak yatim tidak perlu untuk keluar yayasan untuk mendapatkan pendidikan forma, pendidikan formal ini juga penuh dengan kedisiplinan mereka harus sudah berada dikelas pikul 08:00 WIB serta mengikuti pelajaran dengan baik layaknya sekolah yang lain sehingga mereka tidak ketinggalan dalam segala hal serta terbiasa dengan peraturan yang telah ditentukan.

Setelah berada di ruang kelas mereka dibiasakan terlebih dahulu membaca asmaul husna dan doa sebelum belajar dan pada waktu istirahat para anak yatim dianjurkan untuk mendirikan shalat dhuha walaupun tidak diwajibkan namun berdasarkan observasi peneliti sebahagian mereka cukup antusias untuk mendirikan shalat dhuha kemudian masuk kelas kembali sampai pukul 12:20 WIB kemudian mereka wajib mengganti pakaian sekolah dengan pakaian yang layak untuk mendirikan shalat zuhur berjamaah.

Makan siang mereka laksanakan setelah shalat zuhur berjamaah, kemudian untuk anak yatim putri istirahat tidur siang pukul 14:00 WIB sampai waktu asar kemudian mengikuti pelajaran pesantren sampai menjelang Shalat magrib berbeda dengan anak yatim putra setelah zuhur mereka mengikuti pelajaran pesantren sampai menjelang asar dan setelah asar berolah raga sampai pukul 17:30 kemudian pukul 17: 30 sampai 18:15 WIB makan malam.

Setelah mendirikan shalat magrib mereka wajib membaca Al-Quran di Masjid sampai waktu isya dan setelah isya mereka wajib belajar Mandiri mengulangi dan mengerjakan tugas yang telah diperintahkan para guru baik di sekolah formal maupun non formal sampai pukul 21:30 WIB Kecuali pada malam ahad anak yatim putri mengikuti kegiatan latihan pidato serta untuk anak yatim putra pada malam senin pembiasaan kegiatan tersebut terus berlangsung di yayasan ini dan pukul 22:00 WIB semua wajib istirahat.

Pembiasaan lain tentang kebersihan lingkungan, pimpinan selalu mengontrol kebersihan ruang asrama, kelas, halaman, dapur dan lingkungan sekitar dengan menentukan para piket dari mereka sendiri secara bergantian bertanggung jawab membersihkan area sekitar seluruh kegiatan tersebut diharapkan dapat membentuk akhlak mereka menjadi akhlak yang mulia bukan hanya ketika berada di yayasan ini tapi yang lebih penting ketika kembali kemasyarakat nanti,

Kedua,� Metode Nasihat, metode ini senantiasa diterapkan oleh pimpinan serta para dewan guru, dalam menerapkan metode nasihat pimpinan menerapkan tiga bentuk nasihat di tinjau dari kuantitas peserta yang mendengarkan, Pertama, dalam kelompok besar yang diikuti oleh semua anak panti biasanya disampaikan pimpinan setelah melaksanakan shalat lima waktu untuk menyampaikan tema-tema tertentu, Kedua, dalam bentuk kelompok sedang maupun kecil hal ini dilaksanakan di rumah pimpinan, ketiga dalam bentuk perorangan juga di rumah pimpinan biasanya hal ini dilakukan untuk menggali informasi tentang� masalah yang sedang dihadapi seorang anak serta untuk menasihati anak yang melanggar disiplin,

Ketika memberikan nasihat pimpinan dan para dewan guru sering menceritakan kisah-kisah teladan untuk diambil pelajaran yang berharga untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, nasihat yang diberikan selalu diupayakan dapat menyentuh hati agar senantiasa diingat oleh mereka, penerapan metode ini dianggap oleh pimpinan yayasan ini cukup efektif untuk membentuk keimanan, akhlak, jiwa dan rasa sosial serta agar mereka dapat membedakan antara yang benar dan salah.

Ketiga, Metode keteladanan, merupakan metode pendidikan Islam yang sangat efektif yang diterapkan oleh Rasulullah kepada umatnya, Keteladanan pendidik, orang tua, masyarakat di sadari atau tidak akan melekat pada diri anak didik, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, maupun hal yang bersifat material dan spiritual. Pendidik harus mampu berperan sebagai panutan terhadap anak didiknya, orang tua sebagai teladan yang baik bagi anak-anaknya, dan semua pihak dapat memberi contoh yang baik dalam kehidupannya (Anirah, 2013).

� Pimpinan Panti asuhan Yayasan Kasih Sayang memiliki peran yang sangat besar dalam proses membina akhlak anak-anak asuh karena sebanyak dan sebaik apapun nasihat yang disampaikan tidak akan dapat berhasil dengan sempurna tanpa ada teladan dari pimpinan, dewan guru bahkan seluruh staf yang ada dilembaga ini, untuk itu pimpinan yayasan selalu mengingatkan para guru agar dapat memberikan teladan Karena kekuatan nasihat perlu didukung oleh keteladanan.

Metode keteladanan diterapkan di yayasan ini karena pimpinan berkeyakinan bahwa keteladanan sangat berperan penting untuk mewujudkan akhlak itu sendiri dan mendidik dengan teladan sangat memberikan bekas yang sangat dalam sehingga dapat membentuk keperibadian seorang anak yang berakhlak mulia.

Keteladanan yang paling ditekankan adalah keteladanan dalam sikap dan tingkah laku, pimpinan dewan guru dan staf harus menjadi contoh dalam segala hal, bahkan ketika pimpinan merasa ada guru yang kurang memberikan teladan mereka akan dipanggil untuk ditegur bahakan kalau sudah beberapa kali diingatkan namun juga belum berubah maka pimpinan tidak segan-segan untuk mengeluarkan guru yang tidak dapat menjadi teladan bagi anak yatim yang ada di yayasan ini.

Keempat, Metode Tanya Jawab, metode ini dtidak hanya diteraokan di kelas ketika berlangsungnya proses belajar mengajar namau sering dilakukan pimpinan dan para dewan guru untuk menggali informasi dari seorang anak baik tentang keluarga, pelajaran, masalah dengan tujuan agar mudah untuk diberi arahan, nasihat dan solusi tentang hal tersebut, biasanya metode ini dilakukan perorangan terutama tentang masalah pribadi namun juga terkadang dalam bentuk kelompok kecil ketika akan menghadapi event-event tertentu.

Metode ini cukup ampuh untuk menjawab rasa penasaran pimpinan dan para dewan guru untuk menuntaskan suatu permasalahan sehingga dengan demikian pimpinan dan pra dewan guru dapat memberikan solusi untuk menghadapi permasalahan tersebut.

Kelima, Metode Punishment Tidak dapat dipungkiri selaku manusia pasti ada saja yang berbuat salah demikian juga dengan anak yatim walaupun terkadang sudah dinasihati dan sudah diingatkan berkali-kali tetap saja ada di antara mereka ada yang melanggar disiplin hal ini cukup dimaklumi oleh pimpinan dan para dewan guru namun mau tidak mau pimpinan dan para dewan guru tetap memberi hukuman kepada mereka yang melanggar namun hukuman yang dibebankan tidak berbentuk menyakiti fisik tapi hukuman yang mendidik.

Anak panti yang melanggar disiplin akan diberikan hukuman dalam bentuk kewajiban untuk membersihkan lingkungan sekitar, baik kamar mandi, halaman dan tempat-tempat tertentu kalau yang bersangkutan kembali melanggar maka akan ada hukuman tambahan dengan memberi kewajiban untuk menghafalkan surat ataupun ayat- ayat tertentu.

Kalau ternyata setelah hukuman tersebut masih juga melanggar disiplin terlebih pelanggaran sedang apalagi berat maka yang bersangkutan akan di beri hukuman fisik dalam bentuk cukur rambut serta diumumkan kesalahannya di depana teman-temannya dan jalan yang terakhir kalau masih juga melanggar akan dipanggil orang tua ataupun keluarga yang bersangkutan untuk diberi peringatan terakhir.

Ada 3 kategori pelanggaran di yayasan ini pelanggaran ringan, sedang dan berat bagi yang melanggar dalam kategori ringan dan sedang akan diberi hukuman seperti yang tersebut di atas namun untuk pelanggar dalam kategori berat langsung diberikan peringatan terakhir dan dipanggil orang tua, keluarga.

Tidak menutup kemungkinan terkadang ada anak yang harus dipulangkan kepada keluarga mereka karena telah sering melanggar disiplin dan membuat gaduh sehingga mengganggu teman-temannya, maka dengan sangat berat hati pimpinan mengambil keputusan tersebut demi kebaikan anak yatim yang lainnya.

 

2.   Kendala dalam pembinaan akhlak anak yatim Yayasan Kasih Sayang

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara, observasi dan dokumen yang mendukung, terdapat dua kendala yang di dapatkan oleh peneliti yaitu:

Pertama, Kurangnya perhatian keluargaSebagian anak yatim ada yang kurang diperhatikan oleh keluarga mereka dengan bebagai sebab, diantaranya ada yang� ibunya nikah lagi sehingga perhatian terhadap anaknya sendiri berkurang hal ini dapat diketahui anak jarang dijenguk bahkan terkadang waktu libur juga tidak dijemput, padahal kurang perhatian orang tua maupun keluarga dapat menyebabkan gangguan perilaku pada anak dan identik dengan perilaku negatif. Sebaliknya ada juga anak yang baru masuk ke yayasan beberapa hari dan minggu kemudian dijemput kembali oleh pihak keluarga salah satu sebabnya karena ada diantara keluarga yang tidak setuju di masukkkan ke panti asuhan anak yatim padahal pendidikan yang ada disini hampir sama dengan Boarding School ataupun pesantren.

Kedua, Libur yang terlalu lama Pandemi Covid19 yang berkepanjangan secara tidak langsung berdampak pada semua sektor termasuk pendidikan demikian juga dengan yayasan Kasih sayang� anak asuh harus diliburkan dalam waktu relatif lama, sehingga dari yang sebelumnya telah terbiasa dengan lingkungan pendidikan kembali harus dibina kembali karena sudah mulai terjangkit kebiasaan dirumah. hal ini cukup membuat pimpinan dan guru harus bekerja ekstra untuk mengembalikan mereka pada kebiasaan untuk menjalankan disiplin.

 

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan� yang dilakukan dilapangan, dapat disimpulkan bahwa Pembinaan akhlak anak yatim di Yayasan Kasih Sayang Takengon sebagai berikut:

Pertama metode pembinaan akhlak anak yatim di Yayasan Kasih Sayang Takengon 5 metode yaitu: Metode pembiasaan, keteladanan, nasihat, tanya jawab dan Punishment. Metode-metode tersebut telah menjadi satu kesatuan dan menjadi suatu rutinitas� yang diimplementasikan dalam membina anak yatim dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Kedua kendala dalam pembinaan akhlak anak yatim di Yayasan Kasih Sayang Takengon ada 2 yaitu: a) kurangnya dukungan keluarga. hal ini dengan berbagai bentuk ada anak yang tidak pernah di jenguk sama sekali sehingga dapat menggagu psikologis anak itu sendiri dan cendrung akan melakukan pelanggaran karena kurang diperhatikan oleh keluarga mereka dan ada juga yang dijemput oleh pihak kelauarga akarena ada yang merasa gengsi untuk memasukkan anak keluarga mereka ke panti asuhan anak yatim. b) waktu libur yang terlalu lama sehingga anak yatim perlu waktu untuk beradaptasi kembali dengan disiplin..

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Anirah, A. (2013). Metode Keteladanan Dan Signifikansinya Dalam Pendidikan Islam. Metode Keteladanan Dan Signifikansinya Dalam Pendidikan Islam, 2, 153. Google Scholar

 

Hasan, M. (2002). Membentuk pribadi muslim. Yogyakarta: Pustaka Nabawi. Google Scholar

 

Huberman, M. B. M., & Michael, A. (2009). Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode�Metode Baru, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: PT. UI�Press. Google Scholar

 

Maolani, L. (2003). Pembinaan Moral Remaja Sebagai Sumber Daya Manusia di Lingkungan Masyarakat. Bandung: PPS UPI. Google Scholar

 

Margono, S. (2000). Metode Penelitian Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Google Scholar

 

Nata, A. (2018). Pendidikan Islam Di Era Milenial. Conciencia, 18(1), 10�28. Google Scholar

 

Nufus, H. (2017). Konsep Pendidikan Anak Dalam Pengembangan Akhlak Perspektif HAMKA. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2017. Google Scholar

 

Rosidah, S. (2020). analisis kontrastif fonem bahasa arab dan bahasa jawa serta implikasinya dalam pembelajaran bahasa arab. uin raden intan lampung. Google Scholar

 

Sugiyono. (2017a). Metode Penelitian Kuantitatif. Google Scholar

 

Sugiyono. (2017b). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet. In Sugiyono. (2017). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet. Google Scholar

 

Sugiyono, P. D. (2013). Metode penelitian manajemen. Bandung: Alfabeta, CV. Google Scholar

 

Syaodih Sukmadinata, N. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 169�170. Google Scholar

 

Copyright holder:

Ramadan, Rosdiani Nasution, Susanti Arian Fitry (2021)

 

First publication right:

Syntax Literate:JurnalIlmiah Indonesia

 

This article is licensed under: