Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 6, Special Issue, No. 2, Desember 2021

 

ANALISIS KOMPETENSI ENTREPRENEURIAL, STRATEGI KEWIRAUSAHAAN DAN MODAL SOSIAL TERHADAP KINERJA USAHA PADA KAMPOENG SEPATU DI SIDOARJO PADA MASA PANDEMI COVID 19

 

Muhammad If-Fan Dhafa Ramadhan, Gendut Sukarno

Universitas Pembangunan Nasional �Veteran�, Jawa Timur, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Sidoarjo merupakan kota dengan sumber daya manusia yang produktif, banyak industri kecil yang berkembang cukup baik disana. Tidak heran jika industri menjadi salah satu sektor perekonomian utama di Sidoarjo selain perikanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara Kompetensi Entrepreneurial terhadap Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo dan mengetahui pengaruh antara Strategi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo. Metode yang digunakan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan cara metode kuisoner dan metode observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Modal Sosial berpengaruh positip terhadap Kinerja Usaha. Hal ini menunjukkan bahwa Modal Sosial sangat berpengaruh terhadap Kinerja Usaha artinya bila meningkatkan modal sosial yang dimiliki pengusaha UKM sepatu seperti meningkatkan kepercayaan para pengusaha, mengembangkan hubungan yang baik antara para pengusaha dan konsumen,meningkatkan kerja sama antara pengusaha, mengembangkan jaringan bisnis dengan semua pihak, serta mengutamakan kepentingan usaha makan akan semakin meningkat kinerja bisnisnya.

 

Kata kunci: entrepreneurial; kewirausahaan; modal sosial

 

Abstract

Sidoarjo is a city with productive human resources, many small industries are developing quite well there. No wonder if the industry becomes one of the main economic sectors in Sidoarjo besides fisheries. The purpose of this study is to find out the influence between Entrepreneurial Competence on Business Performance in Kampoeng Sepatu In Sidoarjo and to find out the influence between Entrepreneurship Strategies on Business Performance in Kampoeng Sepatu In Sidoarjo. The methods used to obtain the data needed in this study are field research by way of kuisoner methods and observation methods. Based on the results of research that has been done obtained the results that Social Capital has a positive influence on Business Performance. This shows that Social Capital is very influential on Business Performance, it means that when increasing social capital owned by SME entrepreneurs such as increasing the trust of entrepreneurs, developing good relationships between entrepreneurs and consumers, increasing cooperation between entrepreneurs, developing business networks with all parties, and prioritizing the interests of eating businesses will further improve business performance.

 

Keywords: entrepreneurial; entrepreneurship; social capital

 

Pendahuluan

Sidoarjo merupakan kota dengan sumber daya manusia yang produktif, banyak industri kecil yang berkembang cukup baik disana. Tidak heran jika industri menjadi salah satu sektor perekonomian utama di Sidoarjo selain perikanan. Industri kecil yang berkembang di Sidoarjo, antara lain adalah sentra industri sandal dan sepatu di Waru, sentra industri koper dan tas di Tanggulangin, sentra industri kerupuk di Tulangan, Kampung Sepatu di Krian dan lain-lain. Banyak dari industri kecil tersebut bersumber pada kreativitas para pengrajin. Maka, hal tersebut dapat dikatakan sebagai hasil dari ekonomi kreatif yaitu berupa industri kreatif.

Ekonomi kreatif merupakan penciptaan nilai tambah berdasarkan pada ide atau inovasi yang muncul dari kreativitas manusia. Inovasi lahir melalui kreativitas, maka ekonomi kreatif menjadi sangat penting di masa depan karena bersumber pada ide atau kreativitas yang merupakan sumber daya terbarukan. Tidak hanya terkait dengan penciptaan nilai tambah secara ekonomi saja, tetapi juga penciptaan nilai tambah secara budaya, sosial, serta lingkungan. (Alfi, 2019 : 2)

Salahsatuprogramyangyangsedangdilakukanadalahpengembangan�� sentra-sentra�� UMKM�� sebagai�� kampoeng-kampoeng��� wisata��� industri.��� Salah��� satunya��� adalahSentrasepatu-sandalKampoengSepatuSandalKrian.Alasan��� menjadikanKampoengSepatuSandalKriansebagaisalahsatudarisentrawisataindustriadalahkarena Kabupaten Sidoarjo membutuhkan sentra industri baru berbasisalaskakidiluarTanggulanginyangletaknyajauhdarikawasanPorong.Darisegiekonomi,KampoengSepatusandalmerupakan�� daerah�� yang�� sangat�� potensial.�� Karena�� karenahampirseluruhpendudukmemproduksisepatusandalsecara massal.Banyakkegiatanyangtelahdilakukanpemerintahuntukmenciptakan�� kampoeng�� wisata�� industri�� di ��Sepatu�� Sandal�� kemasan Krian.

Saat ini, Pemkab Sidoarjo akan berfokus pada pembangunansecarafisik,baiksarana,maupunprasarana.Pemerintah membangun sebuah koperasi untuk para pergrajin yangdinamakanIstanaSepatuSandalsebagairuangpamerproduk�� sepatu�� sandal�� yang�� telah�� mereka�� buat.�� Namun,�� menurut�� pihak�� pengelola,�� pembangunan�� koperasi�� tersebut�� dirasabelumoptimalsehinggaparapengrajinlebihmemilihuntukmemajangproduknyadishowroomyangberapadirumahmasing-masingpengrajin.Olehkarenaitu,munculkebutuhan dari para pengrajin agar dibuat sentra sepatu untuk merekayangsifatnyaterpusatdisatutempatdanmasing-masing pengrajin memiliki showroom sendiri. Berdasarkan hal tersebut dibuatlah sentra baru yang terletak di kawasan tempat tinggalpengrajinsebagaipusatkegiatan,mulaidariproduksihingga penjualan dengan tujuan untuk mengoptimalkan sentraindustri pengrajin sepatu Krian menjadi salah satu desa wisata industri yang ada di Sidoarjo.

KampoengSepatuSandalKrian adalah salah satu tempat wisata yang berada di desa masangan, kecamatan krian, kabupaten sidoarjo, provinsi jawa timur, negara indonesia. KampoengSepatuSandalKrian adalah tempat wisata yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan. Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita sehari hari. KampoengSepatuSandalKrian sangat cocok untuk mengisi kegiatan liburan anda, apalagi saat liburan panjang seperti libur nasional, ataupun hari ibur lainnya.

Industri sepatu Indonesia masuk kedalam 10 besar ke empat dunia. Sehingga pemerintah juga tengah fokus terhadap industri yang terus berkembang tersebut. (Kemenperindag, 2019). Perhatian utama pemerintah adalah bagaimana mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai kualitas dan akses bahan baku, termasuk mendorong akses permodalan, salah satunya melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Beberapa program yang digencarkan mulai dari pelatihan, akses terhadap desain dan peralatan, serta kemampuan untuk pengembangan usaha (republika, 2017). UMKM memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara berkembang seperti Indonesia saja tetapi di negara-negara maju, sehingga hal ini dapat membantu Indonesia untuk terus berupaya mengembangkan UMKM. Walaupun kecil dalam skala jumlah pekerja, omzet, dan asset, namun jika jumlahnya cukup luas maka peranan UMKM sangat penting dalam menunjang perekonomian negara. UMKM di Indonesia berperan dalam pertumbuhan pembangunan dan ekonomi, serta berperan dalam mengatasi masalah pengangguran. Perkembangan UMKM mejadikan sumber pertumbuhan kesempatan kerja dan pendapatan. Dengan banyak menyerap tenaga kerja, UMKM punya peran strategis dalam upaya membantu pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran di Indonesia (tissorindonesia, 2017).

Jenis ekonomi kreatif berupa kewirausahaan dapattumbuh di kalangan masyarakat dan berguna meningkatkan pendapatan bagi kelompok-kelompok miskin, untuk itu, inovasi dan kreativitas sangat memiliki peran dalam merangsang perkembangan suatu usaha. Salah satu masalah ekonomi utama yang ada di Indonesia adalah pengangguran yang sampai saat ini jumlahnya masih tinggi, oleh karena itu kewirausahaan dan penciptaan lapangan pekerjaan harus menjadi perhatian utama.

Untuk itu setiap wirausaha dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi dipasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di lingkungan bisnis sehingga mampu bersaing dengan dunia bisnis lainya dan berupaya untuk meminimalisasi kelemahan - kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang dimilki. Dengan demikian para wirausaha dituntut untuk memilih dan menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan.

Adapun pengertian strategi menurut Hamel dan Pharalad (Rangkuti, 2004:4) mendefmisikan bahwa : �Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan. Menurut (Drucker, 1959). Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pengusaha harus mempunyai strategi kewirausahaan. Kewirausahaan. Dengan adanya tekanan persaingan begitu ketat, baik secara langsung atau tidak langsung sangatmempengaruhi kinerja organisasi bisnis baik dalam hal tekhnologi, kebutuhan pelanggan dan siklus produk.

Salah satu faktor penting yang dapat mendorong keunggulan usaha adalah modal sosial ( social capital ). Modal sosial dibentuk oleh faktor perilaku seperti kemauan dan kebiasaan untuk bekerjasama, berkelompok dan kemauan berkomitmen pada tujuan bersama jangka panjang ( Suryono, 2012 ). Modal sosial terkait erat dengan hubungan antara individu, norma dan kepercayaan yang memudahkan koordinasi dan kerjasama yang saling menguntungkan. Masalah yang dihadapi oleh wirausaha adalah sebagian besar kinerja kewirausaahaan yang dijalankan tidak mengalami kemajuan. Faktor - faktor yang mempengaruhi ketidakmajuan kinerja kewirausahaan adalah pendidikan dan pelatihan yang kurang, tidak mau mengambil resiko, baik dalam hal membuat produk baru ataupun memperluas pasar.

Semakin pesatnya pertumbuhan UKM di Sidoarjo menumbuhkan daya saing antar UKM untuk bertahan dalam bisnisnya. Di desa Kembangmerupakan salah satunya yang menjadi pusat industri mebel yang mengelola berbagai kerajinan dari kayu jati yang beraneka ragam bentuk dari meja, kursi, almari dan masih banyak macam lainya yang mampu menembus pasar luar negeri.

Survei Kajian Cepat Dampak Pandemi COVID-19 yang dilakukan oleh LIPI terhadap Kinerja UMKM Indonesia dilaksanakan secara daring pada 1 � 20 Mei 2020, dan melibatkan 679 valid responden dengan mata pencaharian utama sebagai pelaku usaha. Survei ini menjaring responden pelaku usaha mikro 54,98%, ultra-mikro 33,02%, pelaku usaha kecil 8,1% dan pelaku usaha menengah 3.89%; dengan lama usaha 0-5 tahun (55,2%), 6-10 tahun (24%) dan lebih dari 10 tahun (20,8%). Sebagian besar usaha yang berusia 0-5 tahun berada dalam skala ultra-mikro (58,36%) dan skala mikro (58,33%). Selain itu, terdapat variasi metode penjualan yang dilakukan pelaku usaha, yaitu door-to-door 41%, toko fisik 34%, melalui agen/reseller 32% ,melalui market place 15%, serta penjualan secara online melalui media sosial 54%. Data survei menunjukkan bahwa selama pandemi, 94,69% usaha mengalami penurunan penjualan. Berdasarkan skala usaha, penurunan penjualan lebih dari 75% dialami oleh 49,01% usaha ultra-mikro, 43,3% usaha mikro, 40% usaha kecil, dan 45,83% usaha menengah. Berdasarkan lama usaha, penurunan penjualan lebih dari 75% dialami oleh 23,27% usaha berusia 0-5 tahun, 10,9% usaha berusia 6-10 tahun dan 8,84% usaha yang telah berjalan lebih dari 10 tahun. Berdasarkan metode penjualan, penurunan penjualan lebih dari 75% dialami oleh 47,44% usaha penjualan offline/fisik, 40,17% usaha penjualan online, dan 39,41% usaha dengan metode penjualan offline sekaligus online.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik dan pengrajin sepatu Kampoeng Sepatu di Sidoarjo, yang menjadi permasalahan pada produk sepatu Kampoeng Sepatu di Sidoarjo bahwa menurunnya minat beli konsumen untuk melakukan pesanan dan pembelian produk sepatu lokal berbahan dasar kulit sapi asli karena banyaknya produk sepatu yang dijual dengan harga sangat murah dan beranekaragam, hal ini berdampak pada menurunnya produksi dan penjualan sepatu Kampoeng Sepatu di Sidoarjo. Produk sepatu Kampoeng Sepatu di Sidoarjo hanya memproduksi tiga jenis sepatu wanita saja, yaitu Pantofel (pantofel biasa dan pantofel heels), Casual (Flastshoes), dan Sandal.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah kinerja UMKM. Salah satunya yaitu kompetensi kewirausahaan, berdasarkan hasil penelitian Kumar (2008) mengatakan kompetensi seseorang merupakan dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya dan kompetensi merupakan karakteristik dari seseorang yang hasilnya adalah kinerja pekerjaan yang efektif dan unggul.

Selain kompetensi, modal sosial juga memainkan peranan penting dalam memenuhi kebutuhan organisasi dan memberikan kontribusi bagi keberlangsungan hidup perusahaan dan peningkatan kinerja UMKM. Hal tersebut merupakan sarana manajemen dalam mencapai tujuan organisasi secara lebih efektif dan berbiaya rendah. Atau dengan kata lain, modal sosial memfasilitasi aktivitas berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing), penciptaan nilai (value creation), keunggulan bersaing (Competitive advantage) dan kinerja yang lebh baik (Abili dan Faraji, 2009).

Penguatan kompetensi dan modal sosial didukung dengan adanya perencanaan strategis akan dapat menempatkan perusahaan secaraoptimal di dalam lingkungan persaingan dan mampu melakukan antisipasiterhadap perubahan lingkungan yang sering kali tidak dapat diduga (Pearce dan Robinson, 2013) .Hasil studi yang dilakukan oleh Hadiyati (2008) yang menyatakan bahwa faktor � faktor lingkungan yang dibedakan dalam faktor internal dan eksternal baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap strategi daya saing. Oleh karena itu, daya saing sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menerapkan orientasi kewirausahaan kedalam aktivitas strategi yang akan menentukan tujuan dan penciptaan kinerja secara superior (Hui Li, et al., 2009).

Bertitik tolak pada uraian diatas, timbul suatu ketertarikan terhadap suatu penelitian mengenai pengaruh kompetensi entrepreneurial, strategi kewirausahaan dan modal sosial terhadap kinerja usaha kampoeng sepatu di Sidoarjo, maka peneliti tertarik untuk menganalisa penelitian dengan judul: �Analisis Kompetensi Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan Dan Modal Sosial Terhadap Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo Pada Masa Pandemi Covid 19�.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara Kompetensi Entrepreneurial terhadap Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo dan mengetahui pengaruh antara Strategi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo.

 

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan adalah:

1.   Penelitian Lapangan

Yaitu usaha mendapatkan data dengan terjun langsung di objek penelitian dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut :

a.   Metode Kuisoner

Yaitu, membagikan daftar pertanyaan/angket kepada responden dan dipersilahkan untuk menjawab sendiri.

b.   Metode Observasi

Yaitu, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek riset, artinya pengamatan atau penelitian berada di tempat terjadi fenomena yang diamati.

 

2.   Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a.   Data Primer

Merupakan data ini pada penelitian kualitatif. Data primer ini diperoleh dokumentasi hasil jawaban kuesioner dari responden sebanyak responden. Adapun data mengenai kinerja karyawan diketahui lewat kuesioner yang diberikan kepada karyawan. Dalam penelitian ini penyebaran kuesioner secara langsung pada responden yaitu UMKM Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo.

b.   Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dengan cara normatif digunakan untuk mendukung interprestasi hasil analisis data primer.

 

3.   Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode SEM berbasis komponen dengan menggunakan PLS dipilih sbeagai alat analisis pada penelitian ini. Teknik Partial Least Square (PLS) dipilih karena perangkat ini banyak dipakai untuk analisis kausalprediktif yang rumit dan merupakan teknik yang sesuai untuk digunakan dalam aplikasi prediksi dan pengembangan teori seperti pada penelitian ini. SEM berbasis kovarian membutuhkan banyak asumsi parametrik, misalnya variabel yang diobservasi harus memiliki multivariate normal distribution yang dapat terpenuhi jika ukuran sampel yang digunakan besar (antara 200-800). Dengan ukuran sampel yang kecil akan memberikan hasil parameter dan model statistik yang tidak baik (Ghozali, 2008)

PLS tidak membutuhkan banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate dan jumlah sampel tidak harus besar (Ghozali merekomendasikan antara 30 � 100). Karena jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini kecil (<100) maka digunakan PLS sebagai alat analisisnya. Untuk melakukan pengujian dengan SEM berbasis komponen atau PLS, digunakan dengan bantuan SmartPLS. PLS mengenal dua macam komponen dalam model kausal yaitu model pengukuran (measurement models) dan model struktural (structural model).

Model struktural (structural model) terdiri dari konstruk- konstruk laten yang tidak dapat diobservasi, sedangkan model pengukuran terdiri dari indikator- indikator yang dapat diobservasi. Pada pengujian ini juga dilakukan estimasi koefisien- koefisien jalur yang mengidentifikasi kekuatan dari hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Model pengukuran (measurement models) terdiri dari hubungan antara item- item variabel dapat diobservasi dan konstruk laten yang diukur dengan item- item tersebut. Seperti dinyatakan oleh Wold (1985) dalam Ghozali (2008; 85), PLS merupakan metode analisis yang powerfull karena tidak didasarkan banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori, ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan dalam model yang sama). Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. Oleh karea itu lebih menitikberatkan pada data dan dengan prosedur estimasi yang terbatas, maka mengspesifikasi model tidak begitu berpengaruh terhadap estimasi parameter.

 

4.   Populasi dan Sampel

a.   Populasi

Populasi merupakan obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sugiyono, (2011: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah anggota UMKM Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo sebanyak 72 responden.

b.   Sampel

Menurut Djarwanto dan Subagyo, (2000: 108) sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristik hendak diteliti, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasinya). Dalam melakukan penarikan sampel, digunakan metode �Simple Random Sampling� yaitu teknik penarikan sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai sampel, dan setiap anggota diberikan nomor, selanjutnya sampel ditarik secara random dengan mempergunakan undian atau tabel bilangan random. Agar jumlah sampel bisa mewakili jumlah populasi yang ada, maka dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (1997:94) yaitu sebagai berikut:

 

n ��� =���� N

 

 


��������������������������� ���� 1 + N.e2

Keterangan :

N����������� = �������� ukuran sampel

N����������� = �������� ukuran populasi

e������� ���� = �������� persen kelonggaran tingkat kesalahan 5% Maka pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut :

 

n =������� N

1 + N.e2

 

=�������� 72���������

1 + 72.(5%)2

 

= ���72���

1 + 0.18

 

= 72= 61.01 = 61

1.18

Untuk sampel yang mengisi kuesioner adalah karyawan bagian produksi sebanyak 61 orang.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Gambaran Umum UMKM Kampoeng Sepatu

USAHA Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)danKoperasimerupakanmotorpenggerak perekonomianIndonesiayangmenyentuhsemualini . Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu kota dengan jumlah UMKM terbanyak juga merasakan pentingnya keberadaan UMKM bagi daerahnya. Angka pertumbuhan ekonomi Sidoarjo selama tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Menurut harian bhirawa, atas dasar harga tetap tahun 2000, diketahui pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sidoarjo selama tiga tahun terakhir juga mengalami kenaikan masing-masing 4.83% (2018), 4.91% (2019), dan 5.62% (2020).

Salah satu program yang yang sedang dilakukan adalah pengembangan sentra-sentra UMKM sebagai kampoengkampoeng wisata industri. Salah satunya sentra yang diresmikan adalah Sentra sepatu-sandal (Kampoeng Sepatu Sandal Krian). Alasanmenjadikan Kampoeng Sepatu Sandal Krian sebagai salah satu dari sentra wisata industri adalah karena Kabupaten Sidoarjo membutuhkan sentra industri baru berbasis alas kaki di luar Tanggulangin yang letaknya jauh dari kawasan Porong. Dari segi ekonomi, Kampoeng Sepatu sandal merupakan daerah yang sangat potensial. Karena karena hampir seluruh penduduk memproduksi sepatu sandal secara massal.

Banyak kegiatan yang telah dilakukan pemerintah untuk menciptakan kampoeng wisata industri di Sepatu Sandal kemasan Krian. Saat ini, Pemkab Sidoarjo akan berfokus pada pembangunan secara fisik, baik sarana, maupun prasarana. Pemerintah membangun sebuah koperasi untuk para pergrajin yang dinamakan Istana Sepatu Sandal sebagai ruang pamer produk sepatu sandal yang telah mereka buat. Namun, menurut pihak pengelola, pembangunan koperasi tersebut dirasa belum optimal sehingga para pengrajin lebih memilih untuk memajang produknya di showroom yang berapa di rumah masing-masing pengrajin. Oleh karena itu, muncul kebutuhan dari para pengrajin agar dibuat sentra sepatu untuk mereka yang sifatnya terpusat di satu tempat dan masingmasing pengrajin memiliki showroom sendiri. Berdasarkan hal tersebut dibuatlah sentra baru yang terletak di kawasan tempat tinggal pengrajin sebagai pusat kegiatan, mulai dari produksi hingga penjualan dengan tujuan untuk mengoptimalkan sentra industri pengrajin sepatu Krian menjadi salah satu desa wisata industri yang ada di Sidoarjo.

Kampoeng Sepatu Sandal Krian memiliki lokasi yang strategis, yaitu berada di jalan utama penghubung antara Mojokerto menuju Surabaya dan Sidoarjo Kota. Hal tersebut membuat daerah tersebut dengan mudah dapat ditemukan. Fasilitas yang ada di dalam Kampoeng Sepatu Sandal krian terdiri dari showroom, ruang workshop, mushola dan masjid, depot makanan, toko neracang sampai toko bahanSemuanya didesain secara sederhana dengan warna hijau sebagai identitasnya. Ada beberapa fasilitas penting yang belum tersedia namun hal tersebut masih dapat diatasi.

Produk yang dihasilkan Kampoeng Sepatu Sandal Krian adalah produk sepatu dan sandal untuk wanita dan pria. Ada beberapa pengrajin yang menghasilkan produk sepatu untuk anak-anak. Namun, produk unggulan Kampoeng Sepatu Sandal Krian adalah produk sepatu wanita. Banyak hal yang dapat dinikmati pengunjung di dalam kampoeng sepatu sandal krian. Pengunjung dapat membeli sepatu secara grosir maupun eceran dengan harga yang relatif murah. Selain itu, pengunjung juga dapat memesan sendiri model sepatu yang diinginkan. Pengrajin tidak membatasi model yang diinginkan selama mereka sanggup mengerjakan dan tersedia bahan bakunya.

 

B.  Deskripsi Hasil Penelitian

1.   Karakteristik Responden

Peneliti menyebarkan kuisioner sebanyak 61 kuisioner, setelah penyebaran kuisioner telah ditentukan sebanyak 61 kuisioner. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal seperti dibawah ini :

a.   Deskripsi Karekteristik Responden Berdasarkan Usia

Dari 61 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui usia dari responden yakni pada tabel dibawah ini:

 

Table 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No

Usia (tahun)

Jumlah

Prosentase %

1

18 � 20 tahun

40

66%

2

21 � 23 tahun

21

34%

Total

61

100%

Sumber : Data Responden

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah responden yang berusia 18-20 tahun sebanyak 40 orang 66%, dan yang berusia 21-23 sebanyak 21 orang 34%. Dari data diatas tersebut menunjukkan bahwa jumlah responden yang berusia 18-20 sebanyak 40 responden lebih banyak dibandingkan dengan responden lainnya.

b.   Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 60 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui data dari responden yakni pada table dibawah ini :

Tabel 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No

Jenis Kelamin

Jumlah

Prosentase %

1

Perempuan

61

100%

2

Laki-laki

0

0

Total

61

100%

����������� Sumber : Data Responden

 

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah responden yang berjenis kelamin Perempuan sebanyak 61 orang 100%. Dari data diatas tersebut menunjukkan bahwa semua responden berjenis kelamin Perempuan yang berjumlah 60 responden.

 

C.  Analisis Data

1.   Model PLS

 

Gambar 2

Model PLS

 

Dari gambaroutput PLS diatasdapat dilihat besarnya nilai factorloading tiap indikator yang terletak diatas tanda panah diantara variabel dan indikator,juga bisa dilihat besarnya koefisien jalur (pathcoeffieients) yang berada diatas garis panah antara variabel eksogen terhadap variabel endogen. Selain itu bisa juga dilihat besarnya R-Square yang berada tepat didalam lingkaran variabel endogen (Variabel Kinerja Usaha).

 

2.   Uji Validitas (Outer Model)

Pengukuran validitas indikator juga bisa dilihat dari tabel Cross Loading, apabila nilai loading faktor setiap indikator pada masing-masing variabel lebih besar daripada loading faktor tiap indikator pada variabel lainnya, maka loading faktor tersebut dikatakan valid, namun jika nilai loading faktor lebih kecil dari indikator dari variabel lainnya, maka dikatakan tidak valid

Model pengukuran dalam penelitian inimenggunakan variabel eksogen dengan indikator reflektifantara lain variabel Kompetensi Entrepreneurial (X1), Strategi Kewirausahaan (X2) dan Modal Sosial (X3) serta variabel endogen yaitu Kinerja Usaha (Y). Untuk mengukur validitas indikator salah satunya dengan didasarkan pada outputtabel outerLoading, yaitu dengan melihat besarnya nilai factorloadingnya, karena dalam pemodelan ini seluruh indikator menggunakan reflektif, maka tabel yang digunakan adalah output Outer Loadings.

 

Tabel 3

Outer loading

 

Factor

Loading

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics (|O/STERR|)

X1.1 <- Kompetensi Entrepreneurial

0.872334

0.855102

0.078651

0.078651

11.091155

X1.2 <- Kompetensi Entrepreneurial

0.789947

0.768697

0.111720

0.111720

7.070775

X1.3 <- Kompetensi Entrepreneurial

0.242826

0.259590

0.110091

0.110091

2.205689

X1.4 <- Kompetensi Entrepreneurial

0.852942

0.848870

0.044023

0.044023

19.375017

X1.5 <- Kompetensi Entrepreneurial

0.873912

0.856860

0.063218

0.063218

13.823867

X2.1 <- StrategiKewirausahaan

0.858703

0.871444

0.044303

0.044303

19.382398

X2.2 <- StrategiKewirausahaan

0.533401

0.470479

0.184098

0.184098

2.897375

X2.3 <- StrategiKewirausahaan

0.687114

0.629477

0.169757

0.169757

4.047639

X2.4 <- StrategiKewirausahaan

0.838995

0.807630

0.077592

0.077592

10.812913

X3.1 <- Modal Sosial

0.600584

0.589264

0.114648

0.114648

5.238502

X3.2 <- Modal Sosial

0.575911

0.564196

0.112966

0.112966

5.098101

X3.3 <- Modal Sosial

0.482387

0.465169

0.096101

0.096101

5.019614

X3.4 <- Modal Sosial

0.865458

0.868426

0.025778

0.025778

33.574099

X3.5 <- Modal Sosial

0.886284

0.882096

0.035959

0.035959

24.646929

Y1 <- Kinerja Usaha

0.829122

0.828790

0.030124

0.030124

27.523863

Y2 <- Kinerja Usaha

0.782374

0.778254

0.041781

0.041781

18.725535

Y3 <- Kinerja Usaha

0.783218

0.776152

0.049863

0.049863

15.707518

Y4 <- Kinerja Usaha

0.662854

0.650290

0.071060

0.071060

9.328131

Y5 <- Kinerja Usaha

0.577587

0.577051

0.069297

0.069297

8.335014

 

Dari tabel diatas, validitas indikator diukur dengan melihat Nilai FactorLoading dari variable keindikatornya, dikatakan validitasnya mencukupi apabila lebih besar dari 0,5 dan atau nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 (nilai Z pada α = 0,05). FactorLoading merupakan korelasi antara indikator dengan variabel, jika lebih besar dari 0,5 dianggap validitasnya terpenuhi begitu juga jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 maka signifikansinya terpenuhi.

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, seluruh indikator reflektif pada variable Kompetensi Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan, Modal Sosial dan Kinerja Usaha, menunjukan factor vloading (original sample) lebihbesar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 ), dengan demikian hasil estimasi seluruh indikator telah memenuhi Convergen vailidity atau validitasnya baik.

Pengukuran validitas indikator juga bisa dilihat dari tabel CrossLoading, apabila nilai loading faktor setiap indikator pada masing-masing variabel lebih besar daripada loading faktor tiap indikator pada variabel lainnya, maka loading faktor tersebut dikatakan valid, namun jika nilai loading faktor lebih kecil dari indikator dari variabel lainnya, maka dikatakan tidak valid

Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 juga menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten.

 

Tabel 4

Average Variance Extracted (AVE)

 

AVE

Kompetensi Entrepreneurial

0.587036

StrategiKewirausahaan

0.549481

Modal Sosial

0.491918

Kinerja Usaha

0.537193

Sumber: data diolah

 

Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten.Pada variabelindikator reflektif dapat dilihat dari nilai Avarage variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk (variabel). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5.

Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten.Pada variabel indikator reflektif dapat dilihat dari nilai Avarage variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk (variabel). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5.

Hasil pengujian AVE untuk variabel Kompetensi Entrepreneurial sebesar 0,587036, Variabel Strategi Kewirausahaan sebesar 0,549481 dan Kinerja Usaha sebesar 0,537193, ketiga variabel tersebut menunjukkan nilai lebih dari 0,5, jadi secara keseluruhan variabel dalam penelitian ini dapat dikatakan validitasnya baik.

3.   Uji Reliabilitas

Composite reliability adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Bila suatu alat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan suatu konsistensi alat pengukur dalam gejala yang sama.. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

 

Tabel 5

Reliabilitas Data

 

Composite Reliability

Kompetensi Entrepreneurial

0.864655

Strategi Kewirausahaan

0.825347

Modal Sosial

0.820754

Kinerja Usaha

0.850980

Sumber: data diolah

 

Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability, konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indikator disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya.

Hasil pengujian Composite Reliability menunjukkan bahwa variabel Kompetensi Entrepreneurial sebesar 0,864655, Variabel Strategi Kewirausahaan sebesar 0,825347,variabel Modal Sosial sebesar 0,820754 dan Kinerja Usaha sebesar 0,850980, kedua variabel tersebut menunjukkan nilai Composite Reliability diatas 0,70 sehingga dapatdikatakan seluruh variabel pada penelitian ini reliabel.

 

4.   Pengujian Model Struktural (Inner Model)

���� Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Setelah mengetahui hubungan yang signifikan antara variabel. dengan demikian, dapat disimpulkan hipotesis untuk masalah kepuasan pelanggan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode resampling bootstrap. Statistik uji yang digunakan adalah uji statistik uji t. (Ghozali, 2008). Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang merupakan uji goodness-fit model. Pengujian inner model dapat dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar variabel latent. Sebagai berikut:

 

Tabel 6

R-Square

 

R Square

Kompetensi Entrepreneurial

 

StrategiKewirausahaan

 

Modal Sosial

 

Kinerja Usaha

0.753699

Sumber : data diolah

 

Nilai R2= 0,753699.Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa model mampu menjelaskan fenomena Kinerja Usaha yang dipengaruhi oleh variabel bebas antara lain Kompetensi Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan, Modal Sosial varian sebesar 75,36%.Sedangkan sisannya sebesar24,64% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini (selain Kompetensi Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan, Modal Sosial).

Selain diketahui nilai R2, Goodness of Fit Model penelitian bisa diketahui dari besarnya Q2 atau Q-Square predictive relevanceuntuk model struktural, yaitu untuk mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square> 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance; sebaliknya jika nilai Q-Square ≤ 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance. Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:

Q2 = 1 � ( 1 � R12 ) ( 1 � R22 ) ... ( 1- Rp2 )dimana R12 , R22 ... Rp2 adalah R-square variabel endogen dalam model persamaan. Besaran Q2 memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2< 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin baik. Besaran Q2 ini setara dengan koefisien determinasi total pada analisis jalur (path analysis). Pada penelitian ini, karena variabel endogennya sebanyak satu buah, maka R-squarenya juga sebanyak satu buah, jadi besarnya nilai Q2 akan sama dengan nilai R-square.

 

Q2= 1 � (1 - 0,7536) = 0,2464.

 

Dari hasil perhitungan Q2 dengan hasil 0,457868, maka dapat disimpulkan model penelitian dapat dikatakan memenuhi predictive relevance.

 

D.  Hasil Dari inner weights

Tabel 7

Inner Weight

 

Path

Coefficients

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics (|O/STERR|)

Kompetensi Entrepreneurial -> Kinerja Usaha

0.046080

0.065345

0.094870

0.094870

2.485719

Strategi Kewirausahaan -> Kinerja Usaha

0.108770

0.106937

0.073803

0.073803

4.473791

Modal Sosial -> Kinerja Usaha

0.785621

0.779490

0.070922

0.070922

11.077258

Sumber : data diolah

 

Dari tabel diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan:

1.   Kompetensi Entrepreneurial berpengaruh Positif�� terhadap Kinerja Usaha�� dapat diterima, dengan path coefficients sebesar 0,046080 dannilai T-statistic sebesar 2,485719 lebih kecildari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 ,maka Signifikan (Positif).

2.   Strategi Kewirausahaan berpengaruh Positifterhadap Kinerja Usaha�� tidak dapat diterima, dengan path coefficients sebesar 0,108770 dannilai T-statistic sebesar 4,473791 lebih kecildari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 ,maka Signifikan (Positif).

3.   Modal Sosial berpengaruhPositif�� terhadap Kinerja Usaha��� dapat diterima, dengan path coefficients sebesar 0,785621 dannilai T-statistic sebesar 11,077258lebih besar�� dari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 ,makaSignifikan (Positif).

 

E.  Pembahasan Hasil Penelitian

1.   Pengaruh Kompetensi Entrepreneurial terhadap Kinerja Usaha��

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Kompetensi Entrepreneurial berpengaruh positip terhadap Kinerja Usaha ��. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa naik turunnya kinerja usaha dapat ditentukan melalui Kompetensi Entrepreneurial yang dimiliki pemilik usaha. Semakin baik seorang pengusaha dalam memiliki Kompetensi Entrepreneurial maka kinerja usaha akan meningkat. Artinya pelaku UMKM di kampoeng sepatu perlu memperhatikan innovativeness, risk taking, dan pro aktif untuk dapat meningkatkan kinerja usaha. Pelaku usaha bidang fashion di Kota Cimahi harus memperhatikan Kompetensi Entrepreneurial yang dimiliki untuk mempertahankan produknya agar memberikan pengaruh positif terhadap kinerja usaha. Semakin baik Kompetensi Entrepreneurial maka kinerja usaha akan semakin tinggi. Human capital memiliki peran yang sangat besar dalam penentuan kinerja suatu unit bisnis. Samahal nya dengan pendapat dari Ngugi et al (2012) yang menyatakan bahwa beberapa kemampuan sumber daya manusia sangat menentukan kemajuan tingkat perekonomian dari usaha.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara Kompetensi Entrepreneurial dan kinerja usaha. Rapih (2014) menyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM. Hal ini sejalan dengan dengan hasil yang diperoleh Ardiana et al (2010) bahwa kompetensi sumber daya manusia mempunyia pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKMK di Kota Surabaya. Serta didukung juga dari pernyataan Chidi dan Shadare (2011) yang melakukan penelitian di Nigeria diperoleh hasil bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh cukup efektif terhadap kinerja UMKM di Negeria. Novy Anjar, Andi Tri Haryono, Cicik Harini, 2018, Hasil penelitian menemukan bahwa : Ada pengaruh antara Kompetensi Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan dan Modal Sosial terhadap Kinerja Pengsuaha dengan konsep Keunggukan Kompetitive sebagai variabel intervening

 

2.   Pengaruh Strategi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha��

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Strategi Kewirausahaan berpengaruh positip terhadap Kinerja Usaha . Hal ini menunjukkan bahwa Strategi Kewirausahaan sangat berpengaruh terhadap Kinerja Usaha

Sejalan dengan perubahan lingkungan yang begitu cepat, diperlukan Strategi Kewirausahaan agar dapat menciptakan daya saing yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usaha. Supratikno et al (2003) mengemukakan kaitan antara strategi dan kinerja bisnis, dimana terdapat korelasi positif antar Strategi Kewirausahaan dengan kinerja usaha. Dengan adanya Strategi Kewirausahaans akan dapat menempatkan perusahaan secara optimal di dalam lingkungan persaingan dan mampu melakukan antisipasi terhadap perubahan lingkungan yang sering kali tidak dapat diduga (Pearce dan Robinson, 2003).Hasil studi yang dilakukan oleh Hadiyati (2008) yang menyatakan bahwa faktorfaktor lingkungan yang dibedakan dalam faktor internal dan eksternal baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap strategi daya saing. Oleh karena itu, daya saing sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menerapkan orientasi kewirausahaan kedalam aktivitas strategi yang akan menentukan tujuan dan penciptaan kinerja secara superior (Hui Li, et al., 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2019) mengatakan Strategi Kewirausahaan yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan Lasminiasih, budhi utomo, dan Dianto (2018) menyatakan bahwa Strategi Kewirausahaanpengaruh pada kinerja usaha kecil dan menengah (UKM)

Strategi Kewirausahaan berpengaruh dengan arah positif terhadap kinerja UMKM. Dapat disimpulakan bahwa dalam prosesnya Strategi Kewirausahaan ini merupakan suatu pemikiran strategi dari para pemilik usaha. Strategi Kewirausahaan tidak harus bersifat formal namun pemikiran strategi ini setidaknya harus dapat mencerminkan intuisi dan kreativitas wirausaha atau pelaku UMKM kedalam visi masa depan usahatau perusahaan. Dengan adanya Strategi Kewirausahaan yang baik maka akan lebih mudah dalam menjalankan usaha sehingga bisa meningkatkan kinerja dalam suatu usaha

 

3.   Pengaruh Modal Sosial terhadap Kinerja Usaha��

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Modal Sosial berpengaruh positip terhadap Kinerja Usaha . Hal ini menunjukkan bahwa Modal Sosial sangat berpengaruh terhadap Kinerja Usaha

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Modal Sosial berpengaruh positip terhadap Kinerja Usaha . Hal ini menunjukkan bahwa Modal Sosial sangat berpengaruh terhadap Kinerja Usaha artinya bila meningkatkan modal sosial yang dimiliki pengusaha UKM

sepatu seperti meningkatkan kepercayaan para pengusaha, mengembangkan hubungan yang baik antara para pengusaha dan konsumen,meningkatkan kerja sama antara pengusaha, mengembangkan jaringan bisnis dengan semua pihak, serta mengutamakan kepentingan usaha makan akan semakin meningkat kinerja bisnisnya. Menurut Pratisthita et al. (2014) Modal Sosial merupakan nilai-nilai, norma dan trust (rasa saling mempercayai) dalam suatu masyarakat dimana masyarakat saling berpartisipasidan terdapat proses timbal balik di dalamnya.

Volume social capital yang dimiliki oleh seseorang tergantung pada ukuran jejaring koneksi yang dapat dimobilisasikannya serta pada volume modal (ekonomi, budaya, atau simbolis) yang dimilikinya. Ini artinya bahwa, meski relatif tidak dapat direduksi ke modal ekonomi dan budaya yang dimiliki oleh agen tertentu, atau bahkan oleh seluruh agen yangterhubung, social capital tidak pernah independenseluruhnya dari agen karena pertukaran-pertukaran membentuk pengenalan satu sama lain. Hal ini sesuai dengan penelitian Wahyuningrum (2013) yang menyimpulkan bahwa modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja pada UKM Kerajinan di Depok. Layla Khoirrini dan Lindawati Kartika (2014) menyatakan modal insani dan modal sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Penelitian Andriani juga menunjukkan bahwa modal sosial dapat meningkatkan kinerja (_Andriani & Zain, 2010)

 

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut:

1.   Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Kompetensi Entrepreneurial memberikan kontribusi Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo

2.   Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Strategi Kewirausahaan memberikan kontribusi Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo

3.   Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Modal Sosial memberikan kontribusi Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Adhani, A. R. (2013). Pengaruh Kebutuhan Strategi Kewirausahaan dan Beban Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen, 1(4), 1223-1233.

 

Ardana, I.K., Ni, W.M.& I, W.M.U. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu. Arshad, S., Rabiya, A., & Mushtaq, A. (2012). The Impact of Fairness on Employee Performance in Pakistan Telecommunication Company, Limited, Islamabad. International Journal of Economics and Management Sciences, 2(4), 10-19.

 

Cong, N. N. & Dung, N. V. (2013). Effects of Motivation and Job Satisfaction on Employees� Performance at Petrovietnam Nghe an Construction Joints Stock Corporation (PVNC). International Journal of Business and Social Science, 4(6), 212-217.

 

Ghozali, Imam. 2009. �Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS� Semarang: UNDIP Hendra Agustinus dan Situmeang, Chandra. 2014. Financial Distress dan Corporate Turnaround. SNA 17 Mataram, Lombok. Universitas Mataram.

 

Hasanah, Nurjannatul, 2021, Hubungan Kompetensi Kewirausahaan Dan Kinerja Usaha: Studi Empiris UMKM Di Kota Tarakan Management Insight, 13 (2): 27-38

 

Huston, S.J. 2010. Measuring Financial Literacy. The Journal of Consumer Affairs 442: 296-312. Inge Barlian.2003. Manajemen keuangan satu, edisi keempat Prenhallindo, Jakarta

 

Irham Fahmi. 2013. Pengantar Manajemen keuangan. Bandung Alfabeta.

 

Isnaeni Rokhayati.2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberasilan kinerja UKM. Universitas Atma Jaya Yogyakarta Vol 2 No.2 Februari 2016

 

Noviyanti, Erlyha dan Sandi Eka Suprajang. 2015. �Strategi Pemasarn Guna Meningkatkan Volume Penjualan dan Keputusan Pembelin pada UD. Prima Tulungagung�. Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK). Vol. 2. No.1. 2015. ISSN : 2407-2680.

 

Novy Anjar, Andi Tri Haryono, Cicik Harini, 2018, Pengaruh Kompetensi Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan Dan Modal Sosial Terhadap Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan Dengan Kinerja Usaha Sebagai Variable Intervening (Studi Kasus Pada UKM Mebel di Desa Kembang Kab. Jepara), Journal of Management. Vol 4 No 4

 

Paryanti, Ratna. 2015. �Pengaruh Strategi Diferensiasi terhadap Keunggulan Bersaing (Studi pada Hotel Resty Menara Pekanbaru)�. JOM FISIP. Univesitas Riau. Vol. 2, no. 2, Oktober 2015.

 

Pramesti, Ni Made Vera dan I Gusti Ayu Ketut Giantari. 2016. �Peran Orientasi Pasar Memediasi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja UKM Industri Kerajinan Endek�. EJurnal Manajemen Unud. Vo.5 no.9. ISSN : 2302-8912.

 

Primadona, 2015, Peranan Modal Sosial Dan Modal Manusia Dalam Wirausaha, Seminar Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi (SNEMA) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

 

Purnamasari, 2019, Kompetensi Kewirausahaan dan Motivasi Kewirausahaan dalam Meningkatkan Kinerja Usaha, Journal of Business Education, Volume 4, Number 2, September 2019, page. 32-41

 

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen: Informasi untuk pengambilan keputusan strategis. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

 

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami. Yogyakarta: Pustaka baru press

 

������������������������������������������������

Copyright holder:

Muhammad If-Fan Dhafa Ramadhan, Gendut Sukarno (2021)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: