Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, Special Issue, No. 2, Desember 2021
ANALISIS KOMPETENSI ENTREPRENEURIAL, STRATEGI
KEWIRAUSAHAAN DAN MODAL SOSIAL TERHADAP KINERJA USAHA PADA KAMPOENG SEPATU DI
SIDOARJO PADA MASA PANDEMI COVID 19
Muhammad If-Fan Dhafa
Ramadhan, Gendut Sukarno
Universitas
Pembangunan Nasional �Veteran�, Jawa Timur, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Sidoarjo merupakan
kota dengan sumber daya manusia
yang produktif, banyak industri kecil yang berkembang cukup baik disana. Tidak
heran jika industri menjadi salah satu sektor perekonomian
utama di Sidoarjo selain perikanan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara Kompetensi Entrepreneurial terhadap
Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo dan mengetahui pengaruh antara Strategi Kewirausahaan terhadap Kinerja
Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo.
Metode yang digunakan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan cara metode kuisoner
dan metode observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Modal Sosial berpengaruh positip terhadap Kinerja Usaha.
Hal ini menunjukkan bahwa Modal Sosial sangat berpengaruh terhadap Kinerja
Usaha artinya bila meningkatkan modal sosial yang dimiliki pengusaha UKM sepatu seperti meningkatkan kepercayaan para pengusaha, mengembangkan hubungan yang baik antara para pengusaha dan konsumen,meningkatkan kerja sama antara
pengusaha, mengembangkan jaringan bisnis dengan semua pihak,
serta mengutamakan kepentingan usaha makan akan semakin
meningkat kinerja bisnisnya.
Kata kunci: entrepreneurial; kewirausahaan; modal sosial
Abstract
Sidoarjo is a city with productive
human resources, many small industries are developing quite well there. No
wonder if the industry becomes one of the main economic sectors in Sidoarjo besides fisheries. The purpose of this study is to
find out the influence between Entrepreneurial Competence on Business
Performance in Kampoeng Sepatu In
Sidoarjo and to find out the influence between
Entrepreneurship Strategies on Business Performance in Kampoeng
Sepatu In Sidoarjo. The methods used to obtain the
data needed in this study are field research by way of kuisoner
methods and observation methods. Based on the results of research that has been
done obtained the results that Social Capital has a positive influence on
Business Performance. This shows that Social Capital is very influential on
Business Performance, it means that when increasing social capital owned by SME
entrepreneurs such as increasing the trust of entrepreneurs, developing good
relationships between entrepreneurs and consumers, increasing cooperation
between entrepreneurs, developing business networks with all parties, and prioritizing
the interests of eating businesses will further improve business performance.
Keywords: entrepreneurial;
entrepreneurship; social capital
Pendahuluan
Sidoarjo
merupakan kota dengan sumber daya manusia yang produktif, banyak industri kecil
yang berkembang cukup baik disana. Tidak heran jika industri menjadi salah satu
sektor perekonomian utama di Sidoarjo selain perikanan. Industri kecil yang
berkembang di Sidoarjo, antara lain adalah sentra industri sandal dan sepatu di
Waru, sentra industri koper dan tas di Tanggulangin, sentra industri kerupuk di
Tulangan, Kampung Sepatu di Krian dan lain-lain. Banyak dari industri kecil
tersebut bersumber pada kreativitas para pengrajin. Maka, hal tersebut dapat
dikatakan sebagai hasil dari ekonomi kreatif yaitu berupa industri kreatif.
Ekonomi kreatif
merupakan penciptaan nilai tambah berdasarkan pada ide atau inovasi yang muncul
dari kreativitas manusia. Inovasi lahir melalui kreativitas, maka ekonomi
kreatif menjadi sangat penting di masa depan karena bersumber pada ide atau kreativitas
yang merupakan sumber daya terbarukan. Tidak hanya terkait dengan penciptaan
nilai tambah secara ekonomi saja, tetapi juga penciptaan nilai tambah secara
budaya, sosial, serta lingkungan. (Alfi, 2019 : 2)
Salah� satu�
program� yang� yang� sedang� dilakukan�
adalah� pengembangan�� sentra-sentra�� UMKM��
sebagai�� kampoeng-kampoeng��� wisata���
industri.��� Salah��� satunya���
adalah� Sentra� sepatu-sandal�
Kampoeng� Sepatu� Sandal�
Krian.� Alasan��� menjadikan�
Kampoeng� Sepatu� Sandal�
Krian� sebagai� salah�
satu� dari� sentra�
wisata� industri� adalah�
karena Kabupaten Sidoarjo membutuhkan sentra industri baru berbasis� alas�
kaki� di� luar�
Tanggulangin� yang� letaknya�
jauh� dari� kawasan�
Porong.� Dari� segi�
ekonomi,� Kampoeng� Sepatu�
sandal� �merupakan��
daerah�� yang�� sangat��
potensial.�� Karena�� karena�
hampir� seluruh� penduduk�
memproduksi� sepatu� sandal�
secara massal.� Banyak� kegiatan�
yang� telah� dilakukan�
pemerintah� untuk� menciptakan��
kampoeng�� wisata�� industri��
di ��Sepatu�� Sandal��
kemasan Krian.
Saat ini, Pemkab
Sidoarjo akan berfokus pada pembangunan�
secara� fisik,� baik�
sarana,� maupun� prasarana.�
Pemerintah membangun sebuah koperasi untuk para pergrajin yang� dinamakan�
Istana� Sepatu� Sandal�
sebagai� ruang� pamer�
produk�� sepatu�� sandal��
yang�� telah�� mereka��
buat.�� Namun,�� menurut��
pihak�� pengelola,�� pembangunan��
koperasi�� tersebut�� dirasa�
belum� optimal� sehingga�
para� pengrajin� lebih�
memilih� untuk� memajang�
produknya� di� showroom�
yang� berapa� di�
rumah� masing-masing� pengrajin.�
Oleh� karena� itu,�
muncul� kebutuhan dari para
pengrajin agar dibuat sentra sepatu untuk mereka� yang�
sifatnya� terpusat� di�
satu� tempat� dan�
masing-masing pengrajin memiliki showroom sendiri. Berdasarkan hal
tersebut dibuatlah sentra baru yang terletak di kawasan tempat tinggal� pengrajin�
sebagai� pusat� kegiatan,�
mulai� dari� produksi�
hingga penjualan dengan tujuan untuk mengoptimalkan sentra� industri pengrajin sepatu Krian menjadi salah
satu desa wisata industri yang ada di Sidoarjo.
Kampoeng� Sepatu�
Sandal� Krian adalah salah satu
tempat wisata yang berada di desa masangan, kecamatan krian, kabupaten
sidoarjo, provinsi jawa timur, negara indonesia. Kampoeng� Sepatu�
Sandal� Krian adalah tempat wisata
yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan. Tempat ini
sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita
sehari hari. Kampoeng� Sepatu� Sandal�
Krian sangat cocok untuk mengisi kegiatan liburan anda, apalagi saat
liburan panjang seperti libur nasional, ataupun hari ibur lainnya.
Industri sepatu
Indonesia masuk kedalam 10 besar ke empat dunia. Sehingga pemerintah juga
tengah fokus terhadap industri yang terus berkembang tersebut. (Kemenperindag,
2019). Perhatian utama pemerintah adalah bagaimana mendorong Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai kualitas dan akses bahan baku, termasuk
mendorong akses permodalan, salah satunya melalui program Kredit Usaha Rakyat
(KUR). Beberapa program yang digencarkan mulai dari pelatihan, akses terhadap
desain dan peralatan, serta kemampuan untuk pengembangan usaha (republika,
2017). UMKM memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara berkembang seperti Indonesia
saja tetapi di negara-negara maju, sehingga hal ini dapat membantu Indonesia
untuk terus berupaya mengembangkan UMKM. Walaupun kecil dalam skala jumlah
pekerja, omzet, dan asset, namun jika jumlahnya cukup luas maka peranan UMKM
sangat penting dalam menunjang perekonomian negara. UMKM di Indonesia berperan
dalam pertumbuhan pembangunan dan ekonomi, serta berperan dalam mengatasi
masalah pengangguran. Perkembangan UMKM mejadikan sumber pertumbuhan kesempatan
kerja dan pendapatan. Dengan banyak menyerap tenaga kerja, UMKM punya peran
strategis dalam upaya membantu pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan
pengangguran di Indonesia (tissorindonesia, 2017).
Jenis ekonomi
kreatif berupa kewirausahaan dapat�
tumbuh di kalangan masyarakat dan berguna meningkatkan pendapatan bagi
kelompok-kelompok miskin, untuk itu, inovasi dan kreativitas sangat memiliki
peran dalam merangsang perkembangan suatu usaha. Salah satu masalah ekonomi
utama yang ada di Indonesia adalah pengangguran yang sampai saat ini jumlahnya
masih tinggi, oleh karena itu kewirausahaan dan penciptaan lapangan pekerjaan
harus menjadi perhatian utama.
Untuk itu setiap
wirausaha dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi dipasar
dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di
lingkungan bisnis sehingga mampu bersaing dengan dunia bisnis lainya dan
berupaya untuk meminimalisasi kelemahan - kelemahan dan memaksimalkan kekuatan
yang dimilki. Dengan demikian para wirausaha dituntut untuk memilih dan menetapkan
strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan.
Adapun
pengertian strategi menurut Hamel dan Pharalad (Rangkuti, 2004:4) mendefmisikan
bahwa : �Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang
apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan. Menurut (Drucker, 1959).
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create the new and different). Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa seorang pengusaha harus mempunyai strategi kewirausahaan.
Kewirausahaan. Dengan adanya tekanan persaingan begitu ketat, baik secara
langsung atau tidak langsung sangatmempengaruhi kinerja organisasi bisnis baik
dalam hal tekhnologi, kebutuhan pelanggan dan siklus produk.
Salah satu
faktor penting yang dapat mendorong keunggulan usaha adalah modal sosial (
social capital ). Modal sosial dibentuk oleh faktor perilaku seperti kemauan
dan kebiasaan untuk bekerjasama, berkelompok dan kemauan berkomitmen pada
tujuan bersama jangka panjang ( Suryono, 2012 ). Modal sosial terkait erat
dengan hubungan antara individu, norma dan kepercayaan yang memudahkan
koordinasi dan kerjasama yang saling menguntungkan. Masalah yang dihadapi oleh
wirausaha adalah sebagian besar kinerja kewirausaahaan yang dijalankan tidak
mengalami kemajuan. Faktor - faktor yang mempengaruhi ketidakmajuan kinerja
kewirausahaan adalah pendidikan dan pelatihan yang kurang, tidak mau mengambil
resiko, baik dalam hal membuat produk baru ataupun memperluas pasar.
Semakin pesatnya
pertumbuhan UKM di Sidoarjo menumbuhkan daya saing antar UKM untuk bertahan
dalam bisnisnya. Di desa Kembangmerupakan salah satunya yang menjadi pusat
industri mebel yang mengelola berbagai kerajinan dari kayu jati yang beraneka
ragam bentuk dari meja, kursi, almari dan masih banyak macam lainya yang mampu
menembus pasar luar negeri.
Survei Kajian
Cepat Dampak Pandemi COVID-19 yang dilakukan oleh LIPI terhadap Kinerja UMKM
Indonesia dilaksanakan secara daring pada 1 � 20 Mei 2020, dan melibatkan 679
valid responden dengan mata pencaharian utama sebagai pelaku usaha. Survei ini
menjaring responden pelaku usaha mikro 54,98%, ultra-mikro 33,02%, pelaku usaha
kecil 8,1% dan pelaku usaha menengah 3.89%; dengan lama usaha 0-5 tahun
(55,2%), 6-10 tahun (24%) dan lebih dari 10 tahun (20,8%). Sebagian besar usaha
yang berusia 0-5 tahun berada dalam skala ultra-mikro (58,36%) dan skala mikro
(58,33%). Selain itu, terdapat variasi metode penjualan yang dilakukan pelaku
usaha, yaitu door-to-door 41%, toko fisik 34%, melalui agen/reseller 32%
,melalui market place 15%, serta penjualan secara online melalui media sosial
54%. Data survei menunjukkan bahwa selama pandemi, 94,69% usaha mengalami
penurunan penjualan. Berdasarkan skala usaha, penurunan penjualan lebih dari
75% dialami oleh 49,01% usaha ultra-mikro, 43,3% usaha mikro, 40% usaha kecil,
dan 45,83% usaha menengah. Berdasarkan lama usaha, penurunan penjualan lebih
dari 75% dialami oleh 23,27% usaha berusia 0-5 tahun, 10,9% usaha berusia 6-10
tahun dan 8,84% usaha yang telah berjalan lebih dari 10 tahun. Berdasarkan
metode penjualan, penurunan penjualan lebih dari 75% dialami oleh 47,44% usaha
penjualan offline/fisik, 40,17% usaha penjualan online, dan 39,41% usaha dengan
metode penjualan offline sekaligus online.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
pemilik dan pengrajin sepatu Kampoeng Sepatu di Sidoarjo, yang menjadi
permasalahan pada produk sepatu Kampoeng Sepatu di Sidoarjo bahwa menurunnya
minat beli konsumen untuk melakukan pesanan dan pembelian produk sepatu lokal
berbahan dasar kulit sapi asli karena banyaknya produk sepatu yang dijual
dengan harga sangat murah dan beranekaragam, hal ini berdampak pada menurunnya
produksi dan penjualan sepatu Kampoeng Sepatu di Sidoarjo. Produk sepatu
Kampoeng Sepatu di Sidoarjo hanya memproduksi tiga jenis sepatu wanita saja,
yaitu Pantofel (pantofel biasa dan pantofel heels), Casual (Flastshoes), dan
Sandal.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
memecahkan masalah kinerja UMKM. Salah satunya yaitu kompetensi kewirausahaan,
berdasarkan hasil penelitian Kumar (2008) mengatakan kompetensi seseorang
merupakan dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja
superior dalam pekerjaannya dan kompetensi merupakan karakteristik dari
seseorang yang hasilnya adalah kinerja pekerjaan yang efektif dan unggul.
Selain kompetensi, modal sosial juga
memainkan peranan penting dalam memenuhi kebutuhan organisasi dan memberikan
kontribusi bagi keberlangsungan hidup perusahaan dan peningkatan kinerja UMKM.
Hal tersebut merupakan sarana manajemen dalam mencapai tujuan organisasi secara
lebih efektif dan berbiaya rendah. Atau dengan kata lain, modal sosial
memfasilitasi aktivitas berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing), penciptaan
nilai (value creation), keunggulan bersaing (Competitive advantage) dan kinerja
yang lebh baik (Abili dan Faraji, 2009).
Penguatan kompetensi dan modal sosial
didukung dengan adanya perencanaan strategis akan dapat menempatkan perusahaan
secaraoptimal di dalam lingkungan persaingan dan mampu melakukan
antisipasiterhadap perubahan lingkungan yang sering kali tidak dapat diduga
(Pearce dan Robinson, 2013) .Hasil studi yang dilakukan oleh Hadiyati (2008)
yang menyatakan bahwa faktor � faktor lingkungan yang dibedakan dalam faktor
internal dan eksternal baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
strategi daya saing. Oleh karena itu, daya saing sangat ditentukan oleh
kemampuan perusahaan dalam menerapkan orientasi kewirausahaan kedalam aktivitas
strategi yang akan menentukan tujuan dan penciptaan kinerja secara superior
(Hui Li, et al., 2009).
Bertitik tolak
pada uraian diatas, timbul suatu ketertarikan
terhadap suatu penelitian mengenai pengaruh kompetensi entrepreneurial,
strategi kewirausahaan dan modal sosial
terhadap kinerja usaha kampoeng sepatu di Sidoarjo, maka peneliti tertarik
untuk menganalisa penelitian dengan judul: �Analisis Kompetensi Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan
Dan Modal Sosial Terhadap
Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo Pada Masa Pandemi Covid 19�.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh antara Kompetensi Entrepreneurial terhadap
Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo dan mengetahui pengaruh antara Strategi Kewirausahaan terhadap Kinerja
Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo.
Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan adalah:
1.
Penelitian
Lapangan
Yaitu
usaha mendapatkan data dengan terjun langsung
di objek penelitian dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut :
a.
Metode
Kuisoner
Yaitu,
membagikan daftar pertanyaan/angket kepada responden
dan dipersilahkan untuk menjawab sendiri.
b.
Metode
Observasi
Yaitu,
dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek riset, artinya pengamatan atau penelitian berada di tempat terjadi fenomena yang diamati.
2.
Teknik Pengumpulan
Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.
Data Primer
Merupakan
data ini pada penelitian kualitatif. Data primer ini diperoleh dokumentasi hasil jawaban kuesioner
dari responden sebanyak responden. Adapun data mengenai kinerja karyawan diketahui lewat kuesioner yang diberikan kepada karyawan. Dalam penelitian ini penyebaran kuesioner secara langsung pada responden yaitu UMKM Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo.
b.
Data Sekunder
Yaitu
data yang diperoleh dari perusahaan dengan cara normatif digunakan
untuk mendukung interprestasi hasil analisis data primer.
3.
Teknik Analisis
Data
Analisis
data dilakukan dengan menggunakan metode SEM berbasis komponen dengan menggunakan PLS dipilih sbeagai alat analisis pada penelitian ini. Teknik Partial
Least Square (PLS) dipilih karena
perangkat ini banyak dipakai untuk analisis kausal � prediktif yang rumit dan merupakan teknik yang sesuai untuk digunakan dalam aplikasi prediksi dan pengembangan teori seperti pada penelitian ini. SEM berbasis kovarian membutuhkan banyak asumsi parametrik, misalnya variabel yang diobservasi harus memiliki multivariate normal distribution yang dapat terpenuhi jika ukuran sampel
yang digunakan besar (antara 200-800). Dengan ukuran sampel yang kecil akan memberikan
hasil parameter dan model statistik
yang tidak baik (Ghozali, 2008)
PLS tidak membutuhkan banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi
normal multivariate dan jumlah sampel
tidak harus besar (Ghozali merekomendasikan antara 30 �
100). Karena jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini kecil (<100) maka digunakan PLS sebagai alat analisisnya. Untuk melakukan pengujian dengan SEM berbasis komponen atau PLS, digunakan dengan bantuan SmartPLS. PLS mengenal dua macam komponen
dalam model kausal yaitu model pengukuran
(measurement models) dan model struktural (structural
model).
Model struktural (structural model) terdiri
dari konstruk- konstruk laten yang tidak dapat diobservasi, sedangkan model pengukuran terdiri dari indikator-
indikator yang dapat diobservasi. Pada pengujian ini juga dilakukan estimasi koefisien- koefisien jalur yang mengidentifikasi kekuatan dari hubungan antara
variabel independent dengan
variabel dependent. Model pengukuran
(measurement models) terdiri dari
hubungan antara item- item variabel dapat diobservasi dan konstruk laten
yang diukur dengan item-
item tersebut. Seperti dinyatakan oleh Wold (1985) dalam Ghozali (2008; 85), PLS merupakan metode analisis yang powerfull karena tidak didasarkan
banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi
normal multivariate (indikator dengan
skala kategori, ordinal,
interval sampai ratio dapat
digunakan dalam model yang sama). Selain dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan
antar variabel laten. Oleh karea itu lebih
menitikberatkan pada data dan dengan
prosedur estimasi yang terbatas, maka mengspesifikasi model tidak begitu berpengaruh terhadap estimasi parameter.
4.
Populasi
dan Sampel
a.
Populasi
Populasi
merupakan obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sugiyono, (2011: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah anggota
UMKM Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo
sebanyak 72 responden.
b.
Sampel
Menurut
Djarwanto dan Subagyo,
(2000: 108) sampel adalah sebagian dari populasi
yang karakteristik hendak diteliti, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan
populasi (jumlahnya lebih sedikit dari
jumlah populasinya). Dalam melakukan penarikan sampel, digunakan metode �Simple Random
Sampling� yaitu teknik penarikan sampel dimana setiap anggota
populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai
sampel, dan setiap anggota diberikan nomor, selanjutnya sampel ditarik secara random dengan mempergunakan undian atau tabel bilangan
random. Agar jumlah sampel bisa mewakili jumlah
populasi yang ada, maka dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin dalam
Umar (1997:94) yaitu sebagai
berikut:
n ��� =� ���� N
��������������������������� ���� 1 + N.e2
Keterangan :
N����������� =
�������� ukuran sampel
N����������� =
�������� ukuran populasi
e������� ���� =
�������� persen kelonggaran tingkat kesalahan 5% Maka pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut :
1 + N.e2
=�������� 72���������
1 + 72.(5%)2
= ����72���
1 + 0.18
= 72� �= 61.01 = 61
1.18
Untuk
sampel yang mengisi kuesioner adalah karyawan bagian produksi sebanyak 61 orang.
Hasil dan Pembahasan
A. Gambaran Umum UMKM Kampoeng Sepatu
USAHA Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM)� dan�
Koperasi�
merupakan�
motor� penggerak
perekonomian�
Indonesia� yang� menyentuh� semua� lini . Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu kota dengan jumlah
UMKM terbanyak juga merasakan
pentingnya keberadaan UMKM bagi daerahnya. Angka pertumbuhan ekonomi Sidoarjo selama tiga tahun terakhir
terus mengalami peningkatan. Menurut harian bhirawa, atas dasar harga
tetap tahun 2000, diketahui pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sidoarjo selama tiga tahun terakhir
juga mengalami kenaikan
masing-masing 4.83% (2018), 4.91% (2019), dan 5.62% (2020).
Salah satu
program yang yang sedang dilakukan adalah pengembangan sentra-sentra UMKM sebagai kampoengkampoeng wisata industri. Salah satunya sentra yang diresmikan adalah Sentra sepatu-sandal (Kampoeng Sepatu
Sandal Krian). Alasan� menjadikan
Kampoeng Sepatu Sandal Krian
sebagai salah satu dari sentra wisata
industri adalah karena Kabupaten Sidoarjo membutuhkan sentra industri baru berbasis alas kaki di luar Tanggulangin yang letaknya jauh dari
kawasan Porong. Dari segi ekonomi, Kampoeng
Sepatu sandal merupakan daerah
yang sangat potensial. Karena karena
hampir seluruh penduduk memproduksi sepatu sandal secara massal.
Banyak kegiatan
yang telah dilakukan pemerintah untuk menciptakan kampoeng wisata industri di Sepatu Sandal kemasan Krian. Saat ini, Pemkab
Sidoarjo akan berfokus pada pembangunan secara fisik, baik
sarana, maupun prasarana. Pemerintah membangun sebuah koperasi untuk para pergrajin yang dinamakan Istana
Sepatu Sandal sebagai ruang
pamer produk sepatu sandal yang telah mereka buat. Namun,
menurut pihak pengelola, pembangunan koperasi tersebut dirasa belum optimal sehingga para pengrajin lebih memilih untuk
memajang produknya di
showroom yang berapa di rumah
masing-masing pengrajin. Oleh karena
itu, muncul kebutuhan dari para pengrajin agar dibuat sentra sepatu untuk
mereka yang sifatnya terpusat di satu tempat dan masingmasing pengrajin memiliki showroom sendiri. Berdasarkan hal tersebut dibuatlah
sentra baru yang terletak di kawasan tempat tinggal pengrajin sebagai pusat kegiatan, mulai dari produksi
hingga penjualan dengan tujuan untuk
mengoptimalkan sentra industri pengrajin sepatu Krian menjadi
salah satu desa wisata industri yang ada di Sidoarjo.
Kampoeng Sepatu Sandal Krian memiliki lokasi yang strategis, yaitu berada di jalan utama penghubung
antara Mojokerto menuju
Surabaya dan Sidoarjo Kota. Hal tersebut
membuat daerah tersebut dengan mudah dapat ditemukan.
Fasilitas yang ada di dalam Kampoeng Sepatu Sandal krian terdiri dari
showroom, ruang workshop, mushola
dan masjid, depot makanan, toko
neracang sampai toko bahan� Semuanya
didesain secara sederhana dengan warna hijau sebagai
identitasnya. Ada beberapa fasilitas penting yang belum tersedia namun hal tersebut
masih dapat diatasi.
Produk yang dihasilkan
Kampoeng Sepatu Sandal Krian
adalah produk sepatu dan sandal untuk wanita dan pria. Ada beberapa pengrajin yang menghasilkan produk sepatu untuk anak-anak.
Namun, produk unggulan Kampoeng Sepatu Sandal Krian adalah produk
sepatu wanita. Banyak hal yang dapat dinikmati pengunjung di dalam kampoeng sepatu sandal krian. Pengunjung dapat membeli sepatu secara grosir maupun
eceran dengan harga yang relatif murah. Selain itu,
pengunjung juga dapat memesan sendiri model sepatu yang diinginkan. Pengrajin tidak membatasi model yang diinginkan selama mereka sanggup
mengerjakan dan tersedia bahan bakunya.�
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Peneliti menyebarkan
kuisioner sebanyak 61 kuisioner, setelah penyebaran kuisioner telah ditentukan sebanyak 61 kuisioner. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal seperti dibawah ini :
a. Deskripsi Karekteristik
Responden Berdasarkan Usia
Dari 61
responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui usia dari responden yakni pada tabel dibawah ini:
Table 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No |
Usia (tahun) |
Jumlah |
Prosentase % |
1 |
18 � 20 tahun |
40 |
66% |
2 |
21 � 23 tahun |
21 |
34% |
Total |
61 |
100% |
Sumber : Data Responden
Berdasarkan
tabel diatas dapat diketahui jumlah responden yang berusia 18-20 tahun sebanyak 40 orang 66%, dan yang berusia
21-23 sebanyak 21 orang 34%. Dari data diatas tersebut menunjukkan bahwa jumlah responden yang berusia 18-20 sebanyak 40 responden lebih banyak dibandingkan dengan responden lainnya.
b.
Karakteristik
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari 60 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui data dari responden yakni pada table dibawah ini :
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
No |
Jenis Kelamin |
Jumlah |
Prosentase % |
1 |
Perempuan |
61 |
100% |
2 |
Laki-laki |
0 |
0 |
Total |
61 |
100% |
����������� Sumber : Data Responden
Berdasarkan
tabel diatas dapat diketahui jumlah responden yang berjenis kelamin Perempuan sebanyak 61 orang 100%. Dari data diatas
tersebut menunjukkan bahwa semua responden
berjenis kelamin Perempuan
yang berjumlah 60 responden.
C. Analisis
Data
1.
Model PLS
Gambar 2
Model PLS
Dari gambaroutput PLS
diatasdapat dilihat besarnya nilai factorloading tiap indikator yang terletak
diatas tanda panah diantara variabel dan indikator,� juga bisa dilihat besarnya koefisien jalur
(pathcoeffieients) yang berada diatas garis panah antara variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Selain itu bisa juga dilihat besarnya R-Square yang
berada tepat didalam lingkaran variabel endogen (Variabel Kinerja Usaha).
2.
Uji Validitas (Outer Model)
Pengukuran
validitas indikator juga bisa dilihat dari
tabel Cross Loading, apabila
nilai loading faktor setiap indikator pada
masing-masing variabel lebih
besar daripada loading faktor tiap indikator
pada variabel lainnya, maka loading faktor tersebut dikatakan valid, namun jika nilai
loading faktor lebih kecil dari indikator
dari variabel lainnya, maka dikatakan
tidak valid
Model pengukuran dalam penelitian inimenggunakan variabel eksogen dengan indikator reflektifantara lain variabel Kompetensi Entrepreneurial (X1), Strategi Kewirausahaan (X2) dan Modal Sosial
(X3) serta variabel endogen
yaitu Kinerja Usaha (Y). Untuk
mengukur validitas indikator salah satunya dengan didasarkan pada outputtabel outerLoading, yaitu dengan melihat
besarnya nilai factorloadingnya, karena dalam pemodelan ini seluruh indikator
menggunakan reflektif, maka tabel yang digunakan adalah output Outer
Loadings.
Tabel 3
Outer
loading
|
Factor Loading ��(O) |
Sample �Mean �(M) |
Standard Deviation �(STDEV) |
Standard Error (STERR) |
T Statistics (|O/STERR|) |
X1.1 <- Kompetensi Entrepreneurial |
0.872334 |
0.855102 |
0.078651 |
0.078651 |
11.091155 |
X1.2 <- Kompetensi Entrepreneurial |
0.789947 |
0.768697 |
0.111720 |
0.111720 |
7.070775 |
X1.3 <- Kompetensi Entrepreneurial |
0.242826 |
0.259590 |
0.110091 |
0.110091 |
2.205689 |
X1.4 <- Kompetensi Entrepreneurial |
0.852942 |
0.848870 |
0.044023 |
0.044023 |
19.375017 |
X1.5 <- Kompetensi Entrepreneurial |
0.873912 |
0.856860 |
0.063218 |
0.063218 |
13.823867 |
X2.1 <- StrategiKewirausahaan |
0.858703 |
0.871444 |
0.044303 |
0.044303 |
19.382398 |
X2.2 <- StrategiKewirausahaan |
0.533401 |
0.470479 |
0.184098 |
0.184098 |
2.897375 |
X2.3 <- StrategiKewirausahaan |
0.687114 |
0.629477 |
0.169757 |
0.169757 |
4.047639 |
X2.4 <- StrategiKewirausahaan |
0.838995 |
0.807630 |
0.077592 |
0.077592 |
10.812913 |
X3.1 <- Modal Sosial |
0.600584 |
0.589264 |
0.114648 |
0.114648 |
5.238502 |
X3.2 <- Modal Sosial |
0.575911 |
0.564196 |
0.112966 |
0.112966 |
5.098101 |
X3.3 <- Modal Sosial |
0.482387 |
0.465169 |
0.096101 |
0.096101 |
5.019614 |
X3.4 <- Modal Sosial |
0.865458 |
0.868426 |
0.025778 |
0.025778 |
33.574099 |
X3.5 <- Modal Sosial |
0.886284 |
0.882096 |
0.035959 |
0.035959 |
24.646929 |
Y1 <- Kinerja Usaha |
0.829122 |
0.828790 |
0.030124 |
0.030124 |
27.523863 |
Y2 <- Kinerja Usaha |
0.782374 |
0.778254 |
0.041781 |
0.041781 |
18.725535 |
Y3 <- Kinerja Usaha |
0.783218 |
0.776152 |
0.049863 |
0.049863 |
15.707518 |
Y4 <- Kinerja Usaha |
0.662854 |
0.650290 |
0.071060 |
0.071060 |
9.328131 |
Y5 <- Kinerja Usaha |
0.577587 |
0.577051 |
0.069297 |
0.069297 |
8.335014 |
Dari tabel diatas, validitas
indikator diukur dengan melihat Nilai FactorLoading dari variable keindikatornya, dikatakan validitasnya mencukupi apabila lebih besar
dari 0,5 dan atau nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 (nilai Z pada α = 0,05). FactorLoading
merupakan korelasi antara indikator dengan variabel, jika lebih besar
dari 0,5 dianggap validitasnya terpenuhi begitu juga jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 maka signifikansinya terpenuhi.
Berdasarkan
pada tabel outer loading di atas,
seluruh indikator reflektif pada variable Kompetensi
Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan, Modal Sosial dan Kinerja Usaha, menunjukan
factor vloading (original sample) lebih� besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih
dari nilai Z α = 0,05
(5%) = 1,96 ), dengan demikian
hasil estimasi seluruh indikator telah memenuhi Convergen vailidity atau validitasnya baik.
Pengukuran
validitas indikator juga bisa dilihat dari
tabel CrossLoading, apabila nilai loading faktor setiap indikator
pada masing-masing variabel lebih
besar daripada loading faktor tiap indikator
pada variabel lainnya, maka loading faktor tersebut dikatakan valid, namun jika nilai
loading faktor lebih kecil dari indikator
dari variabel lainnya, maka dikatakan
tidak valid
Model
Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage
Variance Extracted (AVE) , yaitu
nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 juga menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel
laten.�
Tabel 4
Average
Variance Extracted (AVE)
|
AVE |
Kompetensi Entrepreneurial |
0.587036 |
StrategiKewirausahaan |
0.549481 |
Modal Sosial |
0.491918 |
Kinerja Usaha |
0.537193 |
�Sumber: data diolah
Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage
Variance Extracted (AVE) , yaitu
nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel
laten.� Pada variabelindikator
reflektif dapat dilihat dari nilai
Avarage variance extracted (AVE) untuk
setiap konstruk (variabel). Dipersyaratkan model
yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari
0,5.
Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage
Variance Extracted (AVE) , yaitu
nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel
laten.� Pada variabel
indikator reflektif dapat dilihat dari
nilai Avarage variance extracted
(AVE) untuk setiap konstruk (variabel). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5.
Hasil pengujian AVE untuk variabel Kompetensi
Entrepreneurial sebesar 0,587036, Variabel
Strategi Kewirausahaan sebesar
0,549481 dan Kinerja Usaha sebesar 0,537193, ketiga variabel tersebut menunjukkan nilai lebih dari
0,5, jadi secara keseluruhan variabel dalam penelitian ini dapat dikatakan
validitasnya baik.
3.
Uji Reliabilitas�
Composite
reliability adalah indeks
yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Bila suatu alat dipakai
dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut
reliabel. Dengan kata lain,
reliabilitas menunjukkan suatu konsistensi alat pengukur dalam
gejala yang sama.. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Reliabilitas Data
|
Composite Reliability |
Kompetensi Entrepreneurial |
0.864655 |
Strategi Kewirausahaan |
0.825347 |
Modal Sosial |
0.820754 |
Kinerja Usaha |
0.850980 |
Sumber: data diolah
Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability,
konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indikator
disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya.
Hasil pengujian Composite Reliability menunjukkan bahwa variabel
Kompetensi Entrepreneurial sebesar 0,864655, Variabel Strategi Kewirausahaan
sebesar 0,825347,variabel Modal Sosial sebesar 0,820754 dan Kinerja Usaha
sebesar 0,850980, kedua variabel tersebut menunjukkan nilai Composite
Reliability diatas 0,70 sehingga dapatdikatakan seluruh variabel pada penelitian
ini reliabel.
4.
Pengujian
Model Struktural (Inner Model)
���� Pengujian inner
model atau model struktural
dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Setelah mengetahui hubungan yang signifikan antara variabel. dengan demikian, dapat disimpulkan hipotesis untuk masalah kepuasan
pelanggan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode resampling
bootstrap. Statistik uji yang digunakan
adalah uji statistik uji t.
(Ghozali, 2008). Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang merupakan uji goodness-fit model. Pengujian
inner model dapat dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar variabel latent. Sebagai berikut:
Tabel 6
R-Square
|
R Square |
Kompetensi Entrepreneurial |
|
StrategiKewirausahaan |
|
Modal Sosial |
|
Kinerja Usaha |
0.753699 |
Sumber : data diolah
Nilai R2=
0,753699.� Hal ini
dapat diinterpretasikan bahwa model mampu menjelaskan fenomena Kinerja
Usaha yang dipengaruhi oleh variabel
bebas antara lain Kompetensi Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan,
Modal Sosial varian sebesar 75,36%.� Sedangkan sisannya sebesar24,64% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini (selain Kompetensi
Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan, Modal Sosial).
Selain
diketahui nilai R2,
Goodness of Fit Model penelitian bisa
diketahui dari besarnya Q2 atau Q-Square
predictive relevanceuntuk model struktural,
yaitu untuk mengukur seberapa baik nilai observasi
yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai
Q-square> 0 menunjukkan model memiliki
predictive relevance; sebaliknya jika
nilai Q-Square ≤ 0 menunjukkan
model kurang memiliki
predictive relevance. Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:
Q2 = 1 � ( 1 � R12 ) ( 1 � R22 ) ... ( 1- Rp2 )dimana
R12 , R22 ... Rp2 adalah R-square variabel
endogen dalam model persamaan.
Besaran Q2 memiliki nilai dengan rentang
0 < Q2< 1, dimana semakin
mendekati 1 berarti model semakin baik. Besaran
Q2 ini setara dengan koefisien determinasi total pada analisis jalur (path analysis). Pada penelitian
ini, karena variabel endogennya sebanyak satu buah,
maka R-squarenya juga sebanyak satu buah,
jadi besarnya nilai Q2 akan sama
dengan nilai R-square.
Q2= 1 � (1 - 0,7536) = 0,2464.
Dari hasil perhitungan Q2 dengan hasil 0,457868, maka dapat disimpulkan
model penelitian dapat dikatakan memenuhi predictive
relevance.
D. Hasil
Dari inner weights
Tabel 7
Inner
Weight
|
Path Coefficients �(O) |
Sample �Mean �(M) |
Standard Deviation (STDEV) |
Standard Error (STERR) |
T Statistics (|O/STERR|) |
Kompetensi Entrepreneurial -> Kinerja Usaha |
0.046080 |
0.065345 |
0.094870 |
0.094870 |
2.485719 |
Strategi Kewirausahaan -> Kinerja Usaha |
0.108770 |
0.106937 |
0.073803 |
0.073803 |
4.473791 |
Modal Sosial -> Kinerja Usaha |
0.785621 |
0.779490 |
0.070922 |
0.070922 |
11.077258 |
Sumber
: data diolah
Dari tabel diatas dapat diperoleh
kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan:
1.
Kompetensi Entrepreneurial berpengaruh Positif�� terhadap Kinerja
Usaha�� dapat diterima, dengan path
coefficients sebesar 0,046080 dan� nilai
T-statistic sebesar 2,485719 lebih
kecil� dari nilai Z α = 0,05 (5%) =
1,96 ,� maka Signifikan (Positif).
2.
Strategi Kewirausahaan berpengaruh Positif� terhadap
Kinerja Usaha�� tidak
dapat diterima, dengan path coefficients sebesar
0,108770 dan� nilai
T-statistic sebesar 4,473791 lebih
kecil� dari nilai Z α = 0,05 (5%) =
1,96 ,� maka Signifikan (Positif).
3.
Modal Sosial berpengaruh� Positif�� terhadap Kinerja
Usaha��� dapat diterima, dengan path coefficients
sebesar 0,785621 dan�
nilai T-statistic sebesar
11,077258� lebih
besar�� dari nilai Z α = 0,05 (5%) =
1,96 ,� maka� Signifikan (Positif).
E. Pembahasan Hasil Penelitian
1.
Pengaruh
Kompetensi Entrepreneurial terhadap
Kinerja Usaha��
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Kompetensi Entrepreneurial berpengaruh positip terhadap Kinerja Usaha ��. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa naik turunnya kinerja usaha dapat
ditentukan melalui Kompetensi Entrepreneurial yang dimiliki
pemilik usaha. Semakin baik seorang
pengusaha dalam memiliki Kompetensi
Entrepreneurial maka kinerja
usaha akan meningkat. Artinya pelaku UMKM di kampoeng sepatu perlu memperhatikan
innovativeness, risk taking, dan pro aktif untuk dapat meningkatkan
kinerja usaha. Pelaku usaha bidang
fashion di Kota Cimahi harus
memperhatikan Kompetensi
Entrepreneurial yang dimiliki untuk
mempertahankan produknya
agar memberikan pengaruh positif terhadap kinerja usaha. Semakin baik Kompetensi
Entrepreneurial maka kinerja
usaha akan semakin tinggi. Human capital memiliki peran yang sangat besar dalam penentuan
kinerja suatu unit bisnis. Samahal nya dengan pendapat
dari Ngugi et al (2012) yang menyatakan
bahwa beberapa kemampuan sumber daya manusia sangat menentukan kemajuan tingkat perekonomian dari usaha.
�Hasil penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya yang mengungkapkan
bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara Kompetensi Entrepreneurial dan kinerja
usaha. Rapih (2014) menyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM. Hal ini sejalan dengan
dengan hasil yang diperoleh Ardiana et al (2010) bahwa kompetensi sumber daya manusia
mempunyia pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKMK di Kota
Surabaya. Serta didukung juga dari
pernyataan Chidi dan Shadare
(2011) yang melakukan penelitian
di Nigeria diperoleh hasil bahwa kompetensi sumber daya manusia
berpengaruh cukup efektif terhadap kinerja UMKM di Negeria. Novy Anjar, Andi Tri Haryono, Cicik Harini, 2018,
Hasil penelitian menemukan bahwa :
Ada pengaruh antara Kompetensi Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan
dan Modal Sosial terhadap
Kinerja Pengsuaha dengan konsep Keunggukan Kompetitive sebagai variabel intervening
2.
Pengaruh
Strategi Kewirausahaan terhadap
Kinerja Usaha��
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Strategi Kewirausahaan berpengaruh positip terhadap Kinerja Usaha . Hal ini menunjukkan bahwa Strategi Kewirausahaan
sangat berpengaruh terhadap
Kinerja Usaha
Sejalan
dengan perubahan lingkungan yang begitu cepat, diperlukan Strategi Kewirausahaan agar dapat menciptakan daya saing yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usaha. Supratikno et al (2003) mengemukakan
kaitan antara strategi dan kinerja bisnis, dimana terdapat korelasi positif antar Strategi Kewirausahaan dengan kinerja usaha. Dengan adanya
Strategi Kewirausahaans akan
dapat menempatkan perusahaan secara optimal di dalam lingkungan persaingan dan mampu melakukan antisipasi terhadap perubahan lingkungan yang sering kali tidak dapat diduga
(Pearce dan Robinson, 2003).� Hasil studi yang dilakukan oleh Hadiyati (2008) yang menyatakan bahwa faktor � faktor lingkungan yang dibedakan dalam faktor internal dan eksternal baik langsung maupun
tidak langsung berpengaruh terhadap strategi daya saing. Oleh karena itu, daya
saing sangat ditentukan
oleh kemampuan perusahaan dalam menerapkan orientasi kewirausahaan kedalam aktivitas strategi yang akan menentukan tujuan dan penciptaan kinerja secara superior (Hui Li,
et al., 2009). Penelitian yang dilakukan
oleh Astuti (2019) mengatakan
Strategi Kewirausahaan yang baik
dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan Lasminiasih, budhi utomo, dan Dianto (2018) menyatakan bahwa Strategi Kewirausahaan� pengaruh
pada kinerja usaha kecil dan menengah (UKM)
Strategi Kewirausahaan berpengaruh dengan arah positif
terhadap kinerja UMKM. Dapat disimpulakan bahwa dalam prosesnya
Strategi Kewirausahaan ini merupakan suatu pemikiran strategi dari para pemilik usaha. Strategi Kewirausahaan tidak harus bersifat formal namun pemikiran strategi ini setidaknya harus dapat mencerminkan
intuisi dan kreativitas wirausaha atau pelaku UMKM kedalam visi masa depan usaha� tau perusahaan.
Dengan adanya Strategi Kewirausahaan yang baik maka akan lebih
mudah dalam menjalankan usaha sehingga bisa meningkatkan
kinerja dalam suatu usaha
3.
Pengaruh
Modal Sosial terhadap
Kinerja Usaha��
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Modal Sosial berpengaruh positip terhadap Kinerja Usaha . Hal ini menunjukkan bahwa Modal Sosial sangat berpengaruh terhadap Kinerja
Usaha
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Modal Sosial berpengaruh positip terhadap Kinerja Usaha . Hal ini menunjukkan bahwa Modal Sosial sangat berpengaruh terhadap Kinerja
Usaha artinya bila meningkatkan modal sosial yang dimiliki pengusaha UKM
sepatu
seperti meningkatkan kepercayaan para pengusaha, mengembangkan hubungan yang baik antara para pengusaha dan konsumen,meningkatkan
kerja sama antara pengusaha, mengembangkan jaringan bisnis dengan semua
pihak, serta mengutamakan kepentingan usaha makan akan
semakin meningkat kinerja bisnisnya. Menurut Pratisthita et al. (2014)
Modal Sosial merupakan nilai-nilai, norma dan trust
(rasa saling mempercayai) dalam suatu masyarakat
dimana masyarakat saling berpartisipasidan terdapat proses timbal balik di dalamnya.
Volume
social capital yang dimiliki oleh seseorang
tergantung pada ukuran jejaring koneksi yang dapat dimobilisasikannya serta pada volume modal (ekonomi,
budaya, atau simbolis) yang dimilikinya. Ini artinya bahwa,
meski relatif tidak dapat direduksi
ke modal ekonomi dan budaya yang dimiliki oleh agen tertentu, atau bahkan oleh seluruh agen yangterhubung,
social capital tidak pernah
independenseluruhnya dari agen karena pertukaran-pertukaran
membentuk pengenalan satu sama lain. Hal ini sesuai dengan
penelitian Wahyuningrum
(2013) yang menyimpulkan bahwa
modal insani dan modal sosial
memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja pada UKM Kerajinan di
Depok. Layla Khoirrini dan Lindawati
Kartika (2014) menyatakan modal insani
dan modal sosial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja. Penelitian Andriani juga menunjukkan bahwa modal sosial dapat meningkatkan
kinerja (_Andriani &
Zain, 2010)
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan
hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk
menjawab permasalahan sebagai berikut:
1.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan diperoleh hasil bahwa Kompetensi Entrepreneurial memberikan kontribusi
Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo
2.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan diperoleh hasil bahwa Strategi Kewirausahaan memberikan kontribusi
Kinerja Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo
3.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan diperoleh hasil bahwa Modal Sosial memberikan kontribusi Kinerja
Usaha Pada Kampoeng Sepatu Di Sidoarjo
BIBLIOGRAFI
Adhani, A. R. (2013). Pengaruh Kebutuhan Strategi Kewirausahaan dan Beban Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen, 1(4), 1223-1233.
Ardana, I.K., Ni, W.M.& I, W.M.U. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu. Arshad, S., Rabiya, A., & Mushtaq, A. (2012). The Impact of Fairness on Employee Performance in Pakistan Telecommunication Company, Limited, Islamabad. International Journal of Economics and Management Sciences, 2(4), 10-19.
Cong, N. N. & Dung, N. V. (2013). Effects of Motivation and Job Satisfaction on Employees� Performance at Petrovietnam Nghe an Construction Joints Stock Corporation (PVNC). International Journal of Business and Social Science, 4(6), 212-217.
Ghozali, Imam. 2009. �Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS� Semarang: UNDIP Hendra Agustinus dan Situmeang, Chandra. 2014. Financial Distress dan Corporate Turnaround. SNA 17 Mataram, Lombok. Universitas Mataram.
Hasanah, Nurjannatul, 2021, Hubungan Kompetensi Kewirausahaan Dan Kinerja Usaha: Studi Empiris UMKM Di Kota Tarakan Management Insight, 13 (2): 27-38
Huston, S.J. 2010. Measuring Financial Literacy. The Journal of Consumer Affairs 442: 296-312. Inge Barlian.2003. Manajemen keuangan satu, edisi keempat Prenhallindo, Jakarta
Irham Fahmi. 2013. Pengantar Manajemen keuangan. Bandung Alfabeta.
Isnaeni Rokhayati.2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberasilan kinerja UKM. Universitas Atma Jaya Yogyakarta Vol 2 No.2 Februari 2016
Noviyanti, Erlyha dan Sandi Eka Suprajang. 2015. �Strategi Pemasarn Guna Meningkatkan Volume Penjualan dan Keputusan Pembelin pada UD. Prima Tulungagung�. Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK). Vol. 2. No.1. 2015. ISSN : 2407-2680.
Novy Anjar, Andi Tri Haryono, Cicik Harini, 2018, Pengaruh Kompetensi Entrepreneurial, Strategi Kewirausahaan Dan Modal Sosial Terhadap Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan Dengan Kinerja Usaha Sebagai Variable Intervening (Studi Kasus Pada UKM Mebel di Desa Kembang Kab. Jepara), Journal of Management. Vol 4 No 4
Paryanti, Ratna. 2015. �Pengaruh Strategi Diferensiasi terhadap Keunggulan Bersaing (Studi pada Hotel Resty Menara Pekanbaru)�. JOM FISIP. Univesitas Riau. Vol. 2, no. 2, Oktober 2015.
Pramesti, Ni Made Vera dan I Gusti Ayu Ketut Giantari. 2016. �Peran Orientasi Pasar Memediasi Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja UKM Industri Kerajinan Endek�. EJurnal Manajemen Unud. Vo.5 no.9. ISSN : 2302-8912.
Primadona, 2015, Peranan Modal Sosial Dan Modal Manusia Dalam Wirausaha, Seminar Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi (SNEMA) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Purnamasari, 2019, Kompetensi Kewirausahaan dan Motivasi Kewirausahaan dalam Meningkatkan Kinerja Usaha, Journal of Business Education, Volume 4, Number 2, September 2019, page. 32-41
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen: Informasi untuk pengambilan keputusan strategis. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami. Yogyakarta: Pustaka baru press
������������������������������������������������
Copyright holder: Muhammad If-Fan Dhafa Ramadhan, Gendut Sukarno (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |