Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, Special Issue No. 2, Desember 2021
PENATAAN JALUR PEDESTRIAN TERKAIT KENYAMANAN PEJALAN KAKI
DI JALAN GAJAH MADA DENPASAR
Ni Made Mas Gina Larasati
Dewi
Universitas Udayana, Bali, Indonesia
Email: �[email protected]
Abstrak
Ruang public merupakan suatu wadah atau
fasilitas yang mampu menampung kegiatan masyarakat baik individu maupun
berkelompok. Ruang public suatu kota mampu meberikan citra dan kesan untuk
suatu kota dan mampu meningkatkan kualitas fisik kota tersebut. pada pusat kota
Denpasar terdapat Kawasan Heritage yang berlokasi di sepanjang jalan Gajah
Mada. Kualitas fisik pada Kawasan ini sangatlah penting mengingat Kawasan ini
merupakan Kawasan dengan nilai historis yang tinggi. Kualitas fisik yang baik
pada suatu kota dapat memperkuat identitas yang ingin dicapai dari kota
tersebut, khususnya untuk Kawasan tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan
perancangan street furniture atau perabot jalan yang memiliki fungsi dan
kualitas yang baik. Salah satu elemen street furniture yang memiliki peran
penting yaitu pedestrian. Peranan pedestrian sangat penting dalam elemen
pergerakan suatu kota yang berkaitan dengan fungsi perhubungan (Hamid Shirvani,
1985) pedestrian harus mampu mengakomodasi kegiatan berjalan kaki bagi seluruh
masyarakat dalam berbagai kondisi. Penelitian ini bertujuan untuk mebahas
mengenai aspek kenyamanan dan aksesibilitas pejalan kaki terkait dengan iklim
tropis pada Kawasan Heritage Gajah Mada ini. Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah Metode yang akan digunakan dalam jurnal ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Dari hasil penelitian, diperoleh
bahwa tingkat kenyamanan pada jalur pedestrian terhadap iklim pada Kawasan ini
masih kurang, sedangkan untuk aksesibilitas untuk menggunakan jalur pedestrian
masih kurang memadai karena banyak terdapat parkir sepeda motor maupun pedagang
yang berdagang di jalur pedestrian. �
Kata kunci: Ruang Publik, Historis, Kota Denpasar,
Iklim, Pedestrian, Street Furniture.
Abstract
Public space is place or facility that
is able to accommodate community activities, both individually and in groups.
The public space of a city is able to provide an image and impression for a
city and is able to improve the physical quality of the city. In downtown
Denpasar there is a Heritage Area located along Jalan Gajah Mada.
The physical quality of this area is very important considering that this area
is an area with high historical value. Good physical quality in a city can
strengthen the identity to be achieved from the city, especially for certain
areas. This can be achieved by designing street furniture or street furniture
that has good function and quality. One of the elements of street furniture
that has an important role is pedestrian. The role of pedestrians is very
important in the movement elements of a city related to the function of
transportation (Hamid Shirvani, 1985) pedestrians
must be able to accommodate walking activities for all people in various conditions.
This study aims to discuss aspects of pedestrian comfort and accessibility
related to the tropical climate in the Gajah Mada
Heritage Area. The method used in this research is the method that will be used
in this journal is a descriptive method with a case study approach. From the
results of the study, it was found that the level of comfort on the pedestrian
path to the climate in this area is still lacking, while the accessibility to
use the pedestrian path is still inadequate because there are many motorcycles
parking lots and traders who trade on the pedestrian path.
Keywords: Public
Space, Historically, Denpasar City, Climate, Pedestrian, Street Furniture
Pendahuluan
Perencanaan dan
perancangan suatu Kawasan sangatlah penting untuk menciptakan kualitas fisik
yang baik pada suatu kota. Salah satu elemen penting pada perencanaan suatu
Kawasan adalah ruang public (Purnomo, 2021).
Ruang publik sendiri merupakan suatu wadah yang digunakan untuk memfasilitasi
kepentingan publik maupun masyarakat umum yang bisa berupa taman kota,
lapangan, hingga pedestrian. Ruang publik yang dimiliki suatu kota dapat
memberikan citra dan karakter mengkhusus yang dapat meningkatkan kualitas suatu
kota. Citra kota merupakan gambaran mental yang terbentuk dari ritme biologis
tempat dan ruang tertentu yang mencermikan sense of time atau waktu yang
ditumbuhkan dari dalam secara mengakar oleh aktifitas social-ekonimi-budaya
masyarakat kota itu sendiri (Anggriani, 2010).
Unsur pembentuk citra kota sendiri terdiri dari edges, nodes, district, path,
dan landmark (Lynch, 1960) dimana keseluruhan
unsur-unsur tersebut terdapat dalam ruang publik kota (Carr, Stephen, Francis, Rivlin, & Stone, 1992).
Pada kota Denpasar
terdapat Kawasan Heritage yang merupakan kawasan kota yang berwawasan budaya
dengan nilai historis yang tinggi. Kawasan ini berlokasi tepat di pusat kota
Denpasar, yaitu pada jalan Gajah Mada. Lintas jalan sepanjang 800 meter dan
lebar 14 meter membentang dari ujung Barat jalan Thamrin sampai Timur dari
patung Catur Muka ditetapkan menjadi kawasan yang dikenal dengan sebutan
�Kawasan Heritage Jalan Gajah Mada� (Widyastuty, 2011).
Sebagai kawasan perdagangan yang memiliki nilai historis tinggi, kawasan ini
merupakan salah satu kawasan yang mewadahi aktivitas masyarakat maupun
aktivitas lalu lintas yang cukup padat (Entas & Widiastiti, 2018).
Dengan penjabaran tersebut, kualitas fisik sangatlah penting pada Kawasan ini.
Kualitas fisik yang baik pada suatu kota dapat memperkuat identitas yang ingin
dicapai dari kota tersebut. Salah satu elemen yang memiliki peran penting pada
suatu kawasan adalah jalur pedestrian. Peranan jalur pedestrian sangat penting
dalam elemen pergerakan suatu kota yang berkaitan dengan fungsi perhubungan (Suarmana, Ardika, & Putra, 2017).
Kawasan pedestrian suatu
kota umumnya direncanakan di luar bangunan (Wijaya & Sari, 2018).
Salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan
pedestrian adalah kenyamanan pengguna yang meliputi kenyamanan iklim dan
kenyamanan fisik.� Kenyamanan dapat dibentuk
melalui 2 (dua) hal, yaitu kanyamanan iklim dan kenyamanan fisik. Kenyamanan
iklim berhubungan dengan kesesuaian faktor�faktor iklim mikro, sedangkan
kenyamanan fisik berhubungan dengan desain serta penataan street furniture (Sanjaya & Mudiyono, 2017).
Penerapan elemen street
furniture sudah banyak terdapat pada Kawasan ini, namun sebagai salah satu kota
di dunia yang menjadi warisan kota pusaka, Kawasan ini belum sepenuhnya
berbenah dan memperbaiki sarana dan parsarana yang ada seperti halnya penataan
elemen street furniture yang merupakan salah satu elemen pendukung ruang publik
untuk memperkuat karakter sebuah kota pusaka tersebut (Pranajaya, 2017).
Kebutuhan
akan street furniture sebagai fasilitas ruang terbuka publik semakin dirasakan
dan dibutuhkan oleh masyarakat sebagai elemen pendukung ruang pubik yang ideal
di Kota Denpasar saat ini untuk memberikan kenyamanan bagi para penggunanya (Mahendra, 2019).
Metode Penelitian
�� Penelitian
ini menggunakan metodologi deksriptif dengan harapan mampu menggali data yang
ada pada objek penelitian sesuai dengan kondisi eksisting objek penelitian (Wahab, 2014).
Penelitian ini lebih cenderung memaparkan situasi dan peristiwa penelitian
tanpa harus mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis ataupun
membuat prediksi. Adapun Langkah-langkah yang diambil dalam penelitian ini
antara lain menganalisis tingkat kenyamanan meurut pengguna jalur pedestrian,
dan Menyusun rekomendasi terkait dengan tingkat kenyamanan pada jalur
pedestrian tersebut.
Pada penelitian ini pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi langsung, survey terhadap pengguna pedestrian,
mengumpulkan dokumentasi, serta wawancara (Syah, 2021). Data
yang dikumpulkan meliputi data mengenai aspek fisik ruang, aspek kepuasan
pengguna dan aspek kebijakan baik berupa data primer yang diperoleh melalui
pengamatan langsung dan wawancara ataupun data sekunder yang diperoleh melalui
studi pustaka. Selain hal yang dipaparkan diatas, Adapun data yang harus
dilengkapi yaitu data mengenai aspek fisik ruang yang terdiri dari iklim serta
elemen fisik pedestrian. Dari segi kenyamanan pengguna akan dinilai dengan cara
pembagian kuisioner terkait dengan fungsi dan fasilitas pedestrian.
�����������
Hasil dan Pembahasan
Ruang public kota
merupakan suatu ruang yang memfasilitasi atau mengakomodasi kegiatan masyarakat umum. Adapun beberapa acuan yang digunakan untuk mempertahankan factor yang ingin dicapai dari
ruang public tersebut menurut) yaitu factor fisik, factor visual, dan factor simbolis
(Imansari & Khadiyanta, 2015).
Pedestiran
merupakan sirkulasi atau perpindahan manusia dari tempat
asal ke tempat
lain sebagai tujuannya. Pedestrian
merupakan jalur khusus yang dikhususkan untuk pejalan kaki, jalur pedestrian sendiri ada yang terintegrasi maupun terpisah dengan jalan dimana
jalur ini diperuntukkan sebagai sarana dan prasarana pejalan kaki yang menghubungkan antara pusat-pusat kegiatan suatu tempat atau Kawasan.
Penelitian
ini dilakukan pada jalur pedestrian pada Kawasan heritage jalan
Gajah Mada Kota Denpasar. Jalur yang akan menjadi lokasi
penelitian dimulai dari ujung barat jalan Gajah Mada hingga perempatan patung Catur Muka.
Jalur ini merupakan pusat perdagangan yang cenderung ramai pada jam-jam tertentu.
Gambar 1. Lokasi Penelitian (Google Maps, 2021)
Penelitian ini
akan dibagi menjadi 3 segmen menurut pola dan tata guna lahan. Penggunaan lahan
pada Kawasan heritage inisangat beragam, mulai dari toko, bank, rumah makan,
hingga tempat ibadah. Adapun pembagian segmen dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Gambar 2. Lokasi segmen 1Penelitian (Google
Maps, 2021)
Pada segmen 1
(ujung barat Jalan Gajah mada hingga perempatan Jalan sulawei dan Jalan
Kartini) terdapat fungsi dan kegiatan utama berupa pasar, pura, pertokoan,
rumah makan dan juga perbankan. Pada segemen ini terdapat 2 lokasi pasar yaitu
pasar Badung dan pasar Kumbasari. Selain pasar terdapat juga Pura Desa Denpasar
yang berlokasi tepat di seberang Pasar badung. Adapun pertokoan yang menjual
berbagai macam kebutuhan seperti toko kain, hingga toko elektronik.
Gambar 3. Lokasi segmen 2 Penelitian (Google Maps, 2021)
Pada segmen 2
( perempatan jalan Sulawesi dan Jalan Kartini hingga perempatan Jalan Arjuna
dan Jalan Sumatera) pada segmen ini banyak terdapat pertokoan yang bergerak di
bidang perdagangan dan jasa, mulai dari apotek, coffee shop, toko kain, dan
lain sebagainya. Selain itu pada segmen ini juga terdapat bank
Gambar 4 . Lokasi segmen 3 Penelitian (Google
Maps, 2021)
Pada segmen 3 (perempatan
Jalan Arjuna dan Jalan Sumatera hingga perempatan agung Catur Muka) pada segmen ini lebih didominasi
oleh kegiatan perbankan dan
perkantoran. Pada segmen ini terdapat bank BRI, Bank BPD, serta kantor Walikota
Kota Denpasar.
Analisa Penggunaan Jalur Pedestrian
Pengguna jalur
pedestrian ini terdiri dari berbagai macam aktivitas, baik sebagai pejalan kaki
maupun yang bukan pejalan kaki seperti PKL dan juru parkir (AZHAR, 2021). Dikarenakan aktivitas yang berbeda, karakteristik
dari pengguna pun juga berbeda. Adapun beberapa faktor yang menjadikan pembeda
dari karakteristik tersebut yaitu jenis kelamin, usia dan juga pekerjaan.
Karateristik responden menurut jenis kelaminnya yaitu 31 orang laki-laki dan 19
orang perempuan yang disajikan seperti diagram di bawah ini.
Gambar 5. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
responden
< 20 tahun���� ����������� = 70%
20-35 tahun� ����������� = 22%
35-45 tahun� ����������� = 6%
45->55 tahu������������� = 2%
Gambar 6 . Karakteristik berdasarkan usia
responden
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaannya dibagi menjadi 5 yaitu
pelajar/mahasiswa sebanyak 40 orang, wiraswasta sebanyak 4 orang, pegawai
sebanyak 3 orang, pegawai negeri sebanyak 2 orang dan lain-lain sebanyak 1
orang. persentase karakteristik responden berdasarkan pekerjaan disajikan
seperti diagram dibawah ini
Pelajar/Mahasiswa����� = 80%
Wiraswasta���������������� = 8%
Pegawai swasta���������� = 6%
Pegawai Negeri���������� = 4%
Lain-lain�������������������� =2%
Gambar 7. Karakteristik berdasarkan pekerjaan responden.
Berdasarkan kuisioner,
terdapat 6 fungsi yang dijabarkan terkait dengan jalur pedestrian, Adapun pilihan responden terkait hal tersebut
dilampirkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 1 . Fungsi dari jalur pedestrian menurut responden
NO. |
� Fungsi dari Jalur Pedestrian |
Responden yang setuju |
1. |
Jalur pejalan
kaki |
42 |
2. |
Ruang bersosialisasi |
30 |
3. |
Ruang hijau dan
keindahan kota |
18 |
4. |
Ruang olahraga
dan rekreasi |
13 |
5. |
Ruang parkir |
5 |
6. |
Ruang untuk PKL |
6 |
Analisa Aspek
Kenyamanan
Kenyamanan dapat
dibentuk melalui 2 hal, yaitu kanyamanan
iklim dan kenyamanan fisik. Kenyamanan iklim berhubungan dengan kesesuaian faktor�faktor iklim
mikro yang dirasakan oleh manusia antara lain radiasi sinar matahari,
curah hujan, temperature, udara, kelembaban, serta laju angin.
Untuk kenyamanan fisik, hal ini
berkaitan erat dengan desain dan bentuk objek serta
elemen-elemen yang ada pada
suatu Kawasan, seperti
street furniture.
a. Kenyamanan Iklim
Lokasi Penelitian
Kenyamanan iklim
sangat terkait dengan kondisi iklim mikro.
Iklom mikro merupakan iklim yang spesifik pada suatu wilayah. Kondisi kenyamanan iklim mikro yang kurang memadai akan mengganggu pengguna jalur pedestrian. Sepanjang tahun 2016 suhu rata-rata kota Denpasar berada pada angka 23,4�C hingga 35,5�C dengan kelembaban udara 78,8% (Pusat
Data Denpasar, 2021). Menurut Laurie (1986) standar suhu yang nyaman untuk aktivitas
manusia berkisar antara 15�C hingga 27�C dengan kelembaban berkisar di angka 40%-70%. Kondisi suhu tersebut
akan berubah pada bulan-bulan tertentu terutama bulan Juni hingga Oktober
(BMKG). Dari data yang diperoleh, suhu
kota Denpasar sendiri sudah melewati batas kenyamanan untuk manusia beraktivitas
terutama pada siang hari. Hal ini perlu
ditanggulangi dengan melakukan modifikasi iklim mikro dengan
cara lingkungan mikro pada kawasan penelitian ini. Bedasarkan hasil kuisioner, kenyamanan iklim cukup menjadi
perhatian karena masih kurangnya area peneduh maupun pohon pada area-area tertentu untuk menanggulangi teriknya sinar matahari yang menyebabkan tingginya suhu pada jalur pedestrian, mengingat jalur pedestrian pada kawasan ini merupakan jalur
pedestrian yang berdampingan langsung
dengan kawasan lalu lintas yang cukup padat. Keinginan
responden cukup tinggi terkait dengan adanya perbaikan
tersebut.
b. Kenyamanan Fisik
Lokasi Penelitian
Area jalur
pedestrian pada Kawasan ini difungsikan
untuk memberikan kenyaman pada pejalan kaki yang melintasi Kawasan ini baik pelanggan toko-toko yang terdapat pada
Kawasan ini maupun pemilik toko. Jalur pedestrian
pada Kawasan ini merupakan jalur yang tepat berada di depan bangunan-bangunan yang hamper semuanya
memiliki fungsi sebagai toko. Area pedestrian
juga sudah dilengkapi dengan beberapa pohon peneduh. Area peneduh sudah cukup
memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki pada saat siang hari,
dengan adanya area peneduh ini kondisi
pedestrian pada saat siang hari saat cuaca
panas menjadi lebih kondusif. Tidak semua area pedestrian dalam kondisi yg
baik, ada paving yang sudah lepas dan tidak rata. Area pedestrian sudah
dilengkapi dengan ramp, namun penempatan ramp ini justru digunakan
untuk pengguna sepeda motor naik ke trotoar dan parkir pada area pejalan kaki tersebut. Adapun
bollard yang digunakan untuk
mencegah hal tersebut, namun tidak semua area pedestrian yang terdapat ramp memiliki bollard
Gambar 8. Area peneduh, Pedestrian, Bollard
(Dokumentasi Penulis, 2020)
Dari hasil
kuisioner mengenai kenyamanan fisik jalur pedestrian ada 3 aspek yang masuk kedalam
kategori sangat tidak nyaman dan 2 kategori tidak nyaman dan 4 kategori nyaman.
Adapun 3 hal yang termasuk dalam kategori sangat tidak nyaman yaitu pemandangan
(view), kebersihan, keindahan bahan dan bentuk jalur pedestrian. 2 hal yang
termasuk dalam kategori tidak nyaman yaitu aksesibilitas dan elemen pendukung.
sedangkan 2 hal yang masuk kategori nyaman yaitu keamanan dari tindak
kejahatan, dan kejelasan sirkulasi.
Kesimpulan
Secara umum, kondisi kenyamanan
pedestrian yang ada pada lokasi penelitian masih bisa dibilang kurang memenuhi
kriteria kenyamanan baik dari segi iklim maupun fisik.� Jika dilihat dari segi kenyamanan iklim,
kondisi pada lokasi penelitian masih bisa dibilang jauh dari kata nyaman karena
pohon peneduh tidak ditata secara merata, hanya di Sebagian area saja yang
banyak terdapat pohon peneduh. Selain pohon peneduh, kanopi untuk menghalagi
sinar matahari juga sudah tidak terawatt dan justru bisa mengganggu bagi
pengguna jalur pedestrian.
Jika dilihat dari segi fisik, bahan dan
material yang digunakan pada kawasan ini sudh cukup baik, bahan ynag digunakan
pada jalur pedestrian ini memiliki durabilitas yang tinggi, namun ada beberapa
bagian dari jalur pedestrian yang masih tidak terawatt terutama dari segi
kebersihannya, karena pada jalur pedestrian ini tidak terdapat tong sampah.
Selain itu jalur pedestrian juga banyak digunakan sebagai tempat parkir umum,
dimana hal tersebut dapat mengganggu pengguna jalur pedestrian.
Anggriani, N. (2010). Ruang Publik Dalam Perancangan
Kota. Yayasan Humaniora. Surabaya.Google Scholar
Azhar, Kurnain. (2021). Pengaruh Faktor
Fasilitas Pejalan Kaki, Parkir On Street, Dan Aktivitas Perdagangan Terhadap
Kinerja Jalan Di Ruas Jalan Pandanaran Kota Semarang. Skripsi. Google Scholar
Carr, Stephen, Stephen, Carr, Francis, Mark,
Rivlin, Leanne G., & Stone, Andrew M. (1992). Public Space. Cambridge
University Press. Google Scholar
Entas, Derinta, & Widiastiti, A. A. Istri
Putera. (2018). Kawasan Heritage Jalan Gajah Mada Sebagai Upaya Pelestarian
Kawasan Kota Tua Denpasar Bali. Jurnal Industri Pariwisata, 1(1),
13�19. Google Scholar
Imansari, Nadia, & Khadiyanta, Parfi.
(2015). Penyediaan Hutan Kota Dan Taman Kota Sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Publik Menurut Preferensi Masyarakat Di Kawasan Pusat Kota Tangerang. Jurnal
Ruang, 1(3), 101�110. Google Scholar
Lynch, Kevin. (1960). The Image Of The
Environment. The Image Of The City, 11, 1�13. Google Scholar
Mahendra, I. Made Agus. (2019). Pengaruh
Elemen-Elemen Rancang Kota Di Kawasan Jalan Gajah Mada Denpasar Bali. Sustainable,
Planning And Culture (SPACE): Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 1(1),
16�25. Google Scholar
Pranajaya, I. Kadek. (2017). Kajian Penataan
Elemen Street Furniture Di Kota Denpasar Menuju Kota Yang Humanis Oleh. Google Scholar
Purnomo, Raynaldo Pasca. (2021). Perancangan
Kawasan Agroindustri Kopi Di Kota Kediri. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Google Scholar
Sanjaya, Riyan, & Mudiyono, Rachmat.
(2017). Analisis Fungsi Dan Kenyamanan Jalur Pedestrian Kawasan Di Kota
Pangkalan Bun. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan Smartcity,
1(1). Google Scholar
Suarmana, I. Wayan Restu, Ardika, I. Wayan,
& Putra, I. Nyoman Darma. (2017). Pengembangan Pusat Kota Denpasar Sebagai
�Heritage Tourism.� Jurnal Master Pariwisata, 4(1), 62�77. Google Scholar
Syah, Ali Rohman. (2021). Potensi
Pengembangan Jalur Pejalan Kaki Di Jalan Dr Radjiman, Kauman, Surakarta (Pasar
Klewer-Matahari Singosaren). Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2021. Google Scholar
Wahab, Rochmat. (2014). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Google Scholar
Widyastuty, Anak Agung Sagung Alit. (2011).
Urban Heritage Tourism Kawasan Jl. Thamrin Denpasar Bali. WAKTU: Jurnal
Teknik UNIPA, 9(1), 62�72. Google Scholar
Wijaya, Alfred, & Sari, Sally Octaviana.
(2018). Penataan Jalur Pedestrian Berbasis Transit Oriented Development Pada
Revitalisasi Kawasan Stasiun Kereta Api. Jurnal Tiarsie, 15(2),
39�44. Google Scholar
Copyright holder: Agustin Citra Dwi Handoko �(2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |