Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 11, November 2024

 

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA (TAHUN 2011 – 2023)

 

Mirdal Nobel Hamun1, Fitria Husnatarina2, Hendrian3

Universitas Terbuka, Indonesia1,3

Universitas Palangka Raya, Indonesia2

Email: [email protected]/[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2023. Rasio keuangan yang diperiksa meliputi Quick Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Assets Ratio (LAR), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Operating Expenses to Operating Income (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Debt to Equity Ratio (DER). Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, hasil menunjukkan bahwa ROA dan NPM memiliki dampak positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROE memiliki efek negatif yang signifikan. QR, LDR, LAR, BOPO, CAR, dan DER tidak menunjukkan efek yang signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini berkontribusi pada literatur tentang investasi di sektor perbankan dan memberikan wawasan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar saham.

Kata Kunci: Rasio keuangan, harga saham, perbankan, Bursa Efek Indonesia, regresi linier berganda, ROA, NPM, ROE.

 

Abstract

This study aims to analyze the effect of financial ratios on the stock prices of banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2011-2023. The financial ratios examined include the Quick Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Assets Ratio (LAR), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Operating Expenses to Operating Income (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), and Debt to Equity Ratio (DER). Using multiple linear regression analysis, the results indicate that ROA and NPM have a positive and significant impact on stock prices, while ROE has a significant negative effect. QR, LDR, LAR, BOPO, CAR, and DER show no significant effect on stock prices. This research contributes to the literature on investment in the banking sector and provides insights for investors in making investment decisions in the stock market.

Keywords: Financial ratios, stock prices, banking, Indonesia Stock Exchange, multiple linear regression, ROA, NPM, ROE.

 

Pendahuluan

Investasi saham telah lama menjadi pilihan utama bagi investor yang menginginkan keuntungan dalam jangka pendek maupun jangka Panjang (Yuliah et al., 2019). Dua keuntungan utama yang diharapkan dari investasi saham adalah capital gain, yaitu selisih harga jual saham yang lebih tinggi dari harga belinya, dan dividen, yang merupakan pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan proporsi kepemilikan saham mereka Namun, meskipun potensi keuntungan yang ditawarkan saham cukup besar, risiko yang melekat dalam investasi saham, seperti capital loss dan risiko likuidasi, juga tidak dapat diabaikan (Iqbal & Rohmah, 2016).

Dalam konteks pasar modal, investor harus mengambil keputusan investasi berdasarkan analisis yang komprehensif. Salah satu pendekatan yang umum digunakan adalah analisis fundamental, di mana kinerja keuangan perusahaan menjadi fokus utama dalam memprediksi harga saham. Analisis rasio keuangan, seperti Quick Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Assets (ROA), dan lain-lain, sering kali menjadi alat utama yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan Perusahaan (Putri, 2020). Di sektor perbankan, rasio-rasio keuangan tersebut memiliki peran penting dalam mencerminkan kondisi kesehatan finansial perusahaan, yang pada gilirannya mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut (Iqbal & Rohmah, 2016).

Sektor perbankan sendiri merupakan sektor yang sangat sensitif terhadap perubahan ekonomi, regulasi, dan kebijakan moneter. Oleh karena itu, memahami bagaimana rasio-rasio keuangan berpengaruh terhadap harga saham di sektor ini menjadi penting, terutama bagi investor yang ingin memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir risiko. Meskipun banyak penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham, kesenjangan penelitian tetap ada, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan terkini seperti digitalisasi perbankan dan dampak pandemi COVID-19.

Berbagai studi sebelumnya, seperti penelitian (Harahap & Hairunnisah, 2017) yang mencakup periode 2010-2014, belum memperhitungkan dinamika terbaru dalam sektor perbankan, termasuk adopsi teknologi digital dan dampak ekonomi global. Selain itu, penelitian yang lebih mutakhir seperti (Latif et al., 2021) yang hanya mencakup hingga tahun 2019, belum memasukkan pengaruh perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah akibat pandemi COVID-19.

Penelitian ini berfokus pada periode yang lebih luas, yakni dari tahun 2011 hingga 2023, untuk menggali lebih dalam tentang pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Data terkini ini mencakup berbagai perubahan signifikan yang mempengaruhi sektor perbankan dan kinerja perusahaan-perusahaan di dalamnya. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih komprehensif dan relevan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sembilan rasio keuangan utama terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2023. Rasio keuangan yang diteliti meliputi Quick Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Assets Ratio (LAR), Return on Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Beban Operasi/Pendapatan Operasi (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Debt to Equity Ratio (DER).

Penelitian ini menawarkan kebaruan dalam dua aspek utama. Pertama, penelitian ini menggunakan data terkini hingga tahun 2023, yang mencakup perubahan-perubahan besar dalam sektor perbankan, seperti digitalisasi dan dampak regulasi baru pasca-pandemi COVID-19. Kedua, penelitian ini melakukan analisis terhadap sembilan rasio keuangan secara simultan dengan menggunakan model regresi linier berganda, memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham di sektor perbankan.

Penelitian ini memiliki signifikansi penting, baik secara teoritis maupun praktis. Dari sisi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengisi kesenjangan dalam literatur terkait pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham di sektor perbankan Indonesia, dengan memperhitungkan data dan kondisi ekonomi terkini. Dari sisi praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan panduan yang lebih akurat bagi investor dalam membuat keputusan investasi, serta memberikan wawasan bagi regulator dalam mengevaluasi stabilitas sektor perbankan berdasarkan indikator rasio keuangan.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif untuk menganalisis pengaruh berbagai rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2023 (Sugiyono, 2020). Desain penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat antara variabel independen (rasio keuangan) dan variabel dependen (harga saham). Penelitian ini termasuk jenis penelitian kausalitas yang bertujuan untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 hingga 2023 (Ghozali, 2016). Data tersebut meliputi rasio keuangan seperti Quick Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Assets Ratio (LAR), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Beban Operasi/Pendapatan Operasi (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Debt to Equity Ratio (DER). Teknik purposive sampling digunakan untuk memilih perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut.

 

Tabel 1. Kriteria Perusahaan

Kriteria

Utama

Badan Hukum

Perseroan Terbatas (PT)

Akuntansi dan Keuangan

Masa Operasional (membukukan Pendapatan Usaha

36 bulan

Laba Usaha

1 Tahun terakhir

LK Audited

Min. 3 Tahun (2 tahun dengan Opini Wajar Tanpa Modifikasian)

Ukuran Keuangan

Aktiva Berwujud Bersih*

 ≥ Rp. 100 miliar

Struktur Penawaran

Jumlah saham yang ditawarkan kepada publik

Min. 300 juta saham dan :

Nilai Ekuitas

Total Saham

< Rp. 500 miliar

20%

Rp. 500 miliar – 2 triliun

15%

> 2 triliun

10%

Pemegang saham

≥ 1000 pihak

Harga saham perdana

≥ Rp. 100

Bentuk Penjaminan

Full Comitment

 

Data dikumpulkan melalui metode dokumentasi dengan mengakses laporan keuangan tahunan yang tersedia di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), The Indonesia Capital Market Institute (TICMI), Otoritas Jasa Keuangan, Stockbit, dan  Mirae Asset Sekuritas.

Analisis data dilakukan menggunakan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh masing-masing rasio keuangan terhadap harga saham. Uji asumsi klasik seperti uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi juga dilakukan untuk memastikan validitas model regresi yang digunakan. Model regresi ini dipilih karena mampu memberikan estimasi yang lebih baik terhadap hubungan antar variabel dalam data panel.

 

Hasil dan Pembahasan

Statistik Deskriptif

Tabel 2. Statistik Deskriptif

Variables

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

QR

288

0.02

157.57

9.3450

21.03255

LDR

288

41.22

171.32

84.8707

14.66542

LAR

288

0.00

155.09

59.6486

17.27173

ROA

288

-11.23

9.10

1.2079

1.65867

ROE

288

-353.34

66.44

8.5256

23.63430

NPM

288

-118.22

93.82

13.9402

16.95466

BOPO

288

12.03

287.86

86.5078

24.87772

CAR

288

10.35

98.28

21.0550

9.44950

DER

288

0.31

30.47

6.0838

3.46982

Harga saham

288

50.00

33850.00

2491.1076

4278.83932

Valid N (listwise)

288

 

 

 

 

 

 Investment policies in IKN must be aligned with national interests, including environmental protection, strengthening domestic industries, and improving Indonesia's bargaining position in international negotiations. Therefore, the results of this study provide significant implications for investment policy in Indonesia, especially in IKN. First, the improvement of regulations governing foreign investment needs to be carried out on an ongoing basis so that they are always relevant to the times and investment needs. Second, the institutions responsible for managing foreign investment must be strengthened in order to provide better services to investors.

In addition, transparency and accountability in the foreign investment decision-making process are also crucial to prevent corruption and collusion. Investment policy must be able to find a balance between the interests of foreign investors and national interests so that both parties can mutually benefit.

As a concrete step, the President has conducted groundbreaking for six domestic investment projects with a total investment plan of Rp20 trillion. The projects include Hotel Nusantara managed by the PMDN Consortium, Astra Biz Center by Astra Group, Indogrosir which is part of Salim Group, Grand Lucky Superstore by Erajaya/ASG Group, Living World by Kawan Lama Group, and Alfa and Lawson managed by Alfamart Group. This step demonstrates the government's commitment to encouraging investment in IKN while maintaining sovereignty and national interests.

 

Quick Ratio (QR)

Selama periode 2011 hingga 2023, Quick Ratio (QR) menunjukkan fluktuasi signifikan, dengan rentang nilai dari 0,02 hingga 157,57, yang mencerminkan variabilitas besar dalam kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Rata-rata QR sebesar 9,3450 memberikan gambaran yang lebih stabil, namun standar deviasi 21,03255 menunjukkan adanya variasi substansial di sekitar rata-rata ini, yang memerlukan analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi tersebut.

 

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Selama periode 2011 hingga 2023, Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai antara 41,22 hingga 171,32, mencerminkan fluktuasi besar dalam proporsi pinjaman bank terhadap simpanan. Rata-rata LDR sebesar 84,8707 memberikan gambaran yang lebih representatif, namun standar deviasi yang tinggi sebesar 14,66542 menandakan adanya perubahan signifikan dalam proporsi pinjaman dari tahun ke tahun, yang mungkin mencerminkan perubahan strategi perbankan atau respons terhadap kondisi pasar. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi ini.

 

Loan to Assets Ratio (LAR)

Selama periode 2011 hingga 2023, Loan to Assets Ratio (LAR) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari 0,00 hingga 155,09, mencerminkan fluktuasi besar dalam proporsi pinjaman terhadap total aset perusahaan. Rata-rata LAR sebesar 59,6486 memberikan gambaran yang lebih stabil, namun standar deviasi yang tinggi sebesar 17,27173 menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam kebijakan peminjaman atau respons terhadap kondisi ekonomi. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi ini. 

 

Return On Asstes (ROA)

Selama periode 2011 hingga 2023, Return On Assets (ROA) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari -11,23 hingga 9,10, mencerminkan fluktuasi besar dalam tingkat pengembalian investasi perusahaan terhadap total aset. Rata-rata ROA sebesar 1,2079 memberikan gambaran yang lebih stabil, namun standar deviasi yang tinggi sebesar 1,65867 menunjukkan adanya variasi yang cukup besar dari tahun ke tahun, yang mungkin mencerminkan perubahan strategi bisnis atau kondisi pasar. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi ini agar dapat mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih tepat.

 

Return On Equity (ROE)

Selama periode 2011 hingga 2023, Return On Equity (ROE) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari -353,34 hingga 66,44, mencerminkan fluktuasi besar dalam efisiensi perusahaan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham relatif terhadap ekuitas. Meskipun ekstrem tersebut mencolok, rata-rata ROE sebesar 8,5256 memberikan gambaran yang lebih seimbang tentang kinerja investasi perusahaan, namun standar deviasi tinggi sebesar 23,63430 menunjukkan adanya variasi substansial dari tahun ke tahun. Fluktuasi ini mengindikasikan perubahan dalam efisiensi penggunaan ekuitas, yang memerlukan analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mendasarinya dan dampaknya terhadap kesehatan keuangan perusahaan di masa depan.

 

Net Profit Margin (NPM)

Selama periode 2011 hingga 2023, Net Profit Margin (NPM) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari -118,22 hingga 93,82, mencerminkan fluktuasi besar dalam kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan bersih relatif terhadap pendapatan kotor. Meskipun ekstrem ini mencolok, rata-rata NPM sebesar 13,9402 memberikan gambaran yang lebih seimbang tentang efisiensi perusahaan, namun standar deviasi tinggi sebesar 16,95466 menunjukkan variasi yang substansial dari tahun ke tahun. Fluktuasi ini menandakan adanya tantangan dalam mempertahankan profitabilitas, sehingga diperlukan analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi dan dampaknya terhadap kinerja serta strategi bisnis perusahaan di masa depan.

 

Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO)

Selama periode 2011 hingga 2023, Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari 12,03 hingga 287,86, mencerminkan fluktuasi besar dalam rasio antara beban operasi dan pendapatan operasi perusahaan. Meskipun ekstrem ini mencolok, rata-rata BOPO sebesar 86,5078 memberikan gambaran yang lebih seimbang tentang proporsi beban operasi terhadap pendapatan, namun standar deviasi tinggi sebesar 24,87772 menunjukkan variasi yang substansial dari tahun ke tahun. Fluktuasi ini dapat mengindikasikan perubahan dalam biaya operasional atau strategi bisnis, sehingga analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mendasarinya dan dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.

 

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Selama periode 2011 hingga 2023, Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari 10,35 hingga 98,28, mencerminkan fluktuasi besar dalam kemampuan perusahaan memenuhi persyaratan modal minimum untuk melindungi risiko keuangan (Ayem & Wahyuni, 2017). Meskipun ekstrem ini mencolok, rata-rata CAR sebesar 21,0550 memberikan gambaran yang lebih seimbang tentang kecukupan modal dalam menghadapi risiko, namun standar deviasi yang tinggi sebesar 9,44950 menunjukkan variasi yang signifikan dari tahun ke tahun. Fluktuasi ini dapat mengindikasikan perubahan dalam struktur modal atau kondisi pasar, sehingga analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mendasarinya dan dampaknya terhadap stabilitas keuangan perusahaan di masa depan. 

 

Debt To Equity (DER)

Selama periode 2011 hingga 2023, Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan variabilitas signifikan dengan rentang nilai dari 0,31 hingga 30,47, mencerminkan fluktuasi besar dalam proporsi utang terhadap ekuitas perusahaan. Rata-rata DER sebesar 6,0838 memberikan gambaran yang lebih seimbang tentang struktur keuangan perusahaan, namun standar deviasi yang tinggi sebesar 3,46982 menunjukkan variasi substansial dari tahun ke tahun, yang mungkin mencerminkan perubahan kebijakan keuangan atau kondisi ekonomi (Hendri & Nurhazana, 2019). Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mendasari fluktuasi ini dan dampaknya terhadap kesehatan finansial perusahaan di masa depan.

 

Harga Saham

Selama periode 2011 hingga 2023, harga saham menunjukkan variasi signifikan dengan rentang dari 50,00 hingga 33.850,00, mencerminkan volatilitas besar dalam nilai saham selama periode tersebut. Meskipun nilai-nilai ekstrem ini menarik perhatian, rata-rata harga saham sebesar 2.491,1076 memberikan gambaran yang lebih seimbang tentang tren harga secara keseluruhan, namun standar deviasi yang tinggi sebesar 4.278,83932 menyoroti fluktuasi yang signifikan di sekitar rata-rata. Variasi ini menunjukkan perubahan harga saham yang substansial dari waktu ke waktu, yang mungkin dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kondisi pasar, berita industri, atau kebijakan perusahaan, sehingga analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampaknya terhadap kinerja dan nilai perusahaan di masa depan.

 

Uji Normalitas

Tabel 3. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized Residual

N

288

Normal Parametersa,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

1.24543930

Most Extreme Differences

Absolute

.044

Positive

.036

Negative

-.044

Test Statistic

.044

Asymp. Sig. (2-tailed)

.200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 3, nilai signifikansi sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal.

 

Tabel 4 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

4.817

.795

 

6.056

.000

 

 

QR

-.004

.004

-.060

-1.075

.283

.861

1.162

LDR

.009

.006

.087

1.477

.141

.770

1.299

LAR

.001

.005

.007

.111

.911

.693

1.443

ROA

.386

.077

.444

5.028

.000

.344

2.903

ROE

-.013

.005

-.219

-2.528

.012

.357

2.801

NPM

.029

.007

.339

4.195

.000

.411

2.431

BOPO

.003

.004

.053

.715

.475

.483

2.070

CAR

.002

.010

.016

.256

.798

.690

1.449

DER

.037

.027

.090

1.399

.163

.645

1.550

a. Dependent Variable: lnY

 

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada Tabel 4, nilai VIF untuk variabel independen kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada variabel independen.

Gambar 1 Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplot

Tabel 5. Uji Heterokedastisitas Dengan Glejser

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

1.808

.427

 

4.236

.000

QR

.004

.002

.127

2.056

.041

LDR

-.009

.003

-.197

-3.017

.003

LAR

.001

.003

.018

.264

.792

ROA

-.082

.041

-.195

-2.004

.046

ROE

.002

.003

.054

.563

.574

NPM

.006

.004

.143

1.599

.111

BOPO

.002

.002

.053

.649

.517

CAR

.000

.005

-.004

-.060

.952

DER

-.030

.014

-.151

-2.118

.035

a. Dependent Variable: absRes

Sumber : Data diolah SPSS, 2024

 

Berdasarkan hasil scatterplot pada Bagan 1, terlihat bahwa titik-titik tersebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, serta hasil uji Glejser pada Tabel 5 menunjukkan nilai signifikansi hampir semua variabel lebih besar dari 0,05, yang berarti asumsi heteroskedastisitas terpenuhi dengan ragam residual yang homogen.

 

Uji Autokorelasi

Tabel 6. Uji Autokorelasi

dL

dU

4-dU

4-dL


DW

1.751

1.864

2.136

2.249

2.299

 

Berdasarkan Tabel 6, nilai Durbin-Watson berada di atas 4-dL, yang menunjukkan adanya autokorelasi antar residual (asumsi tidak terpenuhi). Setelah uji asumsi klasik regresi selesai dilakukan, analisis dilanjutkan dengan menggunakan regresi linier berganda untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

 

 

 

Model Regresi Data Panel

 

Tabel 7. Ringkasan uji Regresi Linier Berganda

Variabel

B

t hitung

P-value t

Keterangan

Konstanta

4.817

 

 

Quick Ratio (QR)

-0.004

-1.075

0.283

Tidak signifikan

Loan to Deposit Ratio (LDR)

0.009

1.477

0.141

Tidak signifikan

Loan to Assets Ratio (LAR)

0.001

0.111

0.911

Tidak signifikan

Return On Assets (ROA)

0.386

5.028

0.000

Signifikan

Return On Equity (ROE)

-0.013

-2.528

0.012

Signifikan

Net Profit Margin (NPM)

0.029

4.195

0.000

Signifikan

Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO)

0.003

0.715

0.475

Tidak signifikan

Capital Adequacy Ratio (CAR)

0.002

0.256

0.798

Tidak signifikan

Debt to Equity Ratio (DER)

0.037

1.399

0.163

Tidak signifikan

α

= 0.050

Koefisien Determinasi (R2)

= 0.254

F-hitung

= 10.492

F-tabel (F9,278,0.05)

= 1.914

P-value F

= 0.000

t-tabel (t278,0.05)

= 1.969

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh model regresi sebagai berikut:

 

Pengujian Hipotesis

Uji t (Uji Parsial/pengaruh masing-masing)

Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen pembentuk model regresi secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel independent terhadap variabel dependen;

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel independent terhadap variabel dependen.

Pengambilan keputusan:

H0 ditolak jika |t hitung| > t tabel, atau p-value < α

H1 diterima jika |t hitung| < t tabel, atau p-value > α

Berdasarkan Tabel 7 didapatkan hasil sebagai berikut:

1)    Konstanta yang didapatkan sebesar 4.817 menunjukkan bahwa sebelum adanya pengaruh dari variabel bebas, terdapat peningkatan awal variabel ln harga saham sebesar 4.817 angka (harga saham meningkat 123.59 angka).

2)    Variabel Quick Ratio (QR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t hitung| lebih kecil dari t tabel (1.075 < 1.969) dan p-value t yang lebih besar dari α (0.283 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 diterima. Koefisien yang didapatkan sebesar -0.004 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel QR dapat menurunkan variabel ln harga saham sebesar 0.004 angka (harga saham menurun sebesar 1.004 angka) tetapi tidak signifikan.

3)    Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t hitung| lebih kecil dari t tabel (1.477 < 1.969) dan p-value t yang lebih besar dari α (0.141 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 diterima. Koefisien yang didapatkan sebesar 0.009 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel LDR dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.009 angka (harga saham meningkat sebesar 1.009 angka) tetapi tidak signifikan.

4)    Variabel Loan to Assets Ratio (LAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t hitung| lebih kecil dari t tabel (0.111 < 1.969) dan p-value t yang lebih besar dari α (0.911 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 diterima. Koefisien yang didapatkan sebesar 0.001 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel LAR dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.001 angka (harga saham meningkat sebesar 1.001 angka) tetapi tidak signifikan.

5)    Variabel Return On Assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t hitung| lebih besar dari t tabel (5.028 > 1.969) dan p-value t yang lebih kecil dari α (0.000 < 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 ditolak. Koefisien yang didapatkan sebesar 0.386 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel ROA dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.386 angka (harga saham meningkat sebesar 1.471 angka) secara signifikan.

6)    Variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t hitung| lebih besar dari t tabel (2.528 > 1.969) dan p-value t yang lebih kecil dari α (0.012 < 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 ditolak. Koefisien yang didapatkan sebesar -0.013 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel ROE dapat menurunkan variabel ln harga saham sebesar 0.013 angka (harga saham menurun sebesar 1.013 angka) secara signifikan.

7)    Variabel Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t hitung| lebih besar dari t tabel (4.195 > 1.969) dan p-value t yang lebih kecil dari α (0.000 < 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 ditolak. Koefisien yang didapatkan sebesar 0.029 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel NPM dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.029 angka (harga saham meningkat sebesar 1.029 angka) secara signifikan.

8)    Variabel Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t hitung| lebih kecil dari t tabel (0.715 < 1.969) dan p-value t yang lebih besar dari α (0.475 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 diterima. Koefisien yang didapatkan sebesar 0.003 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel BOPO dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.003 angka (harga saham meningkat sebesar 1.003 angka) tetapi tidak signifikan.

9)    Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t hitung| lebih kecil dari t tabel (0.256 < 1.969) dan p-value t yang lebih besar dari α (0.798 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 diterima. Koefisien yang didapatkan sebesar 0.002 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel CAR dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.002 angka (harga saham meningkat sebesar 1.002 angka) tetapi tidak signifikan.

10) Variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t hitung| lebih kecil dari t tabel (1.399 < 1.969) dan p-value t yang lebih besar dari α (0.163 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 diterima. Koefisien yang didapatkan sebesar 0.037 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel CAR dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.037 angka (harga saham meningkat sebesar 1.038 angka) tetapi tidak signifikan.

Koefisien Determinasi

Besarnya kontribusi pengaruh dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen, berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 7 dengan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,254. Hasil tersebut menjelaskan sumbangan atau kontribusi pengaruh dari variabel bebas (Quick Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Assets Ratio (LAR), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER)) terhadap variabel ln harga saham adalah sebesar 25.4%. Sedangkan 74.6% lainnya disumbangkan oleh variabel bebas lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam persamaan ini.

 

Pengaruh Quick Ratio (QR) terhadap Harga Saham

Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Quick Ratio (QR) adalah -1,075 dengan tingkat signifikansi 0,283, yang lebih besar dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa QR memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa QR berpengaruh positif dan signifikan tidak diterima. QR yang rendah menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang dapat mengurangi minat investor dan menurunkan nilai saham. Penyebab utamanya adalah aset likuid yang tidak cukup untuk menutupi utang lancar. Hasil ini sejalan dengan penelitian Sari et al., (2020)dalam arah pengaruh, tetapi berbeda dalam tingkat signifikansinya, di mana Sari menemukan pengaruh negatif dan signifikan QR terhadap volatilitas harga saham.

 

Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Harga Saham

Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah 1,477 dengan tingkat signifikansi 0,141, yang lebih besar dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa LDR memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, dan hipotesis bahwa LDR berpengaruh negatif dan signifikan tidak diterima. Meningkatnya LDR menunjukkan peningkatan penyaluran kredit yang berpotensi meningkatkan laba dari pendapatan bunga, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keputusan investasi dan permintaan saham. Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan temuan Latif et al., (2021) yang menyatakan bahwa LDR memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

 

Pengaruh Loan to Assets Ratio (LAR) terhadap Harga Saham

Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Loan to Assets Ratio (LAR) adalah 0,111 dengan tingkat signifikansi 0,911, yang lebih besar dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa LAR memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa LAR berpengaruh negatif dan signifikan tidak diterima. LAR yang rendah menunjukkan bahwa aset bank lebih besar dibandingkan total kredit yang disalurkan, menempatkan bank dalam posisi kuat untuk memenuhi permintaan kredit, yang menjadi pertimbangan penting bagi calon investor. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan arah pengaruh tetapi sejalan dalam hal tingkat signifikansi dengan temuan Sudirman et al., (2023), yang menyatakan bahwa LAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

 

Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Harga Saham

Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Return On Assets (ROA) adalah 5,028 dengan tingkat signifikansi 0,000, yang lebih kecil dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, dan hipotesis ini diterima. Menurut Asri, (2018), ROA mencerminkan efisiensi perusahaan dalam mengoptimalkan aset untuk menghasilkan laba bersih, yang menunjukkan seberapa baik perusahaan memanfaatkan sumber daya dari pemegang saham dan kreditor. ROA yang tinggi tidak hanya mencerminkan kinerja operasional yang baik, tetapi juga meningkatkan daya tarik perusahaan bagi investor karena menunjukkan potensi pengembalian investasi yang lebih besar. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Asri (2018), yang menyatakan bahwa ROA memiliki dampak positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan-perusahaan di sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.

 

Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham

Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Return On Equity (ROE) adalah -2,528 dengan tingkat signifikansi 0,012, yang lebih kecil dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ROE memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan tidak diterima. Menurut Fitriano & Herfianti, (2021), kenaikan ROE biasanya diharapkan dapat meningkatkan harga saham karena investor cenderung tertarik pada perusahaan yang mampu mengelola modal secara efektif. Hasil penelitian ini konsisten dalam hal tingkat signifikansi dengan temuan Fitriano & Herfianti, (2021), yang menunjukkan bahwa ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia, meskipun arah pengaruhnya berbeda.

 

Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham

Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Net Profit Margin (NPM) adalah 4,195 dengan tingkat signifikansi 0,000, yang lebih kecil dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa NPM memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, dan hipotesis ini diterima. Menurut (Watung & Ilat, 2016), kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih yang signifikan akan menarik minat investor, yang berdampak pada kenaikan harga saham di pasar. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan (Watung & Ilat, 2016), yang menyatakan bahwa NPM memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

 

Pengaruh Pengaruh Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO) terhadap Harga Saham

Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Beban Operasi/Pendapatan Operasi (BOPO) adalah 0,715 dengan tingkat signifikansi 0,475, yang lebih besar dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa BOPO memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan tidak diterima. Menurut (Harahap & Hairunnisah, 2017)rasio BOPO mengukur efisiensi operasional bank, dan peningkatan rasio ini menandakan kesulitan dalam mengelola usaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Harahap, yang menunjukkan bahwa BOPO tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

 

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Harga Saham

Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah 0,256 dengan tingkat signifikansi 0,798, yang lebih besar dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa CAR memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan tidak diterima. Menurut (Husnatarina et al., 2020), peningkatan rasio CAR menunjukkan bahwa bank memiliki modal yang cukup untuk mengatasi risiko, namun tidak menjadi faktor utama bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan (Husnatarina et al., 2020), yang menunjukkan bahwa CAR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

 

Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham

Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER) adalah 1,399 dengan tingkat signifikansi 0,163, yang lebih besar dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa DER memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan tidak diterima. Menurut (Latif et al., 2021), investor cenderung lebih memperhatikan tren pasar dan berfokus pada keuntungan modal (Capital gain) daripada mempertimbangkan rasio DER perusahaan, karena orientasi mereka lebih pada keuntungan jangka pendek daripada dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan (Latif et al., 2021), yang menunjukkan bahwa DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

 

Kesimpulan

Quick Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Assets Ratio (LAR), Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, sementara Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh positif dan signifikan. Return On Equity (ROE) menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan, menunjukkan potensi risiko terkait leverage tinggi. Dengan nilai R-squared sebesar 0,254, model regresi ini menjelaskan 25,4% variasi dalam harga saham, sementara 74,6% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian. Investor disarankan untuk mempertimbangkan pengaruh ROA dan NPM dalam pengambilan keputusan investasi serta berhati-hati terhadap peningkatan ROE. Perusahaan perlu fokus pada efisiensi operasional dan kesehatan keuangan, sementara peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengeksplorasi faktor-faktor tambahan yang dapat memengaruhi hubungan antara variabel-variabel ini dan harga saham, untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif bagi pengambilan keputusan di masa depan.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Asri, M. H. (2018). Analisis Rasio Dengan Variabel Eps (Earning Per Share), Roa (Return on Assets), Roe (Return on Equity), Bopo (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 22(3).

Ayem, S., & Wahyuni, S. (2017). Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Return on Asset Dannon Perfoming Loan Terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi, 5(1), 71–87.

Fitriano, Y., & Herfianti, M. (2021). Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018). EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 9(2), 193–205.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23.

Harahap, D. A., & Hairunnisah, A. I. (2017). Pengaruh Npl, Ldr, Gcg, Nim, Roa, Roe, Car, Bopo Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dari Tahun 2010-2014. The Effect of Npl, Ldr, Gcg, Nim, Roa, Roe, Car, Bopo Towards the Stock Price in Banking Companies. Jurnal Dimensi, 6(1).

Hendri, Z., & Nurhazana, D. (2019). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Perencanaan Biaya Modal Ekuitas Dengan Return On Assets (ROA) Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. JAS (Jurnal Akuntansi Syariah), 3(1), 102–117.

Husnatarina, F., Rosel, R., & Akhmad, F. R. (2020). Faktor-Faktor Fundamental Keuangan Perusahaan dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham Perusahaan Kelompok Jakarta Islamic Index Tahun 2011-2016. Jurnal Pasar Modal Dan Bisnis, 2(1), 53–74.

Iqbal, M., & Rohmah, N. A. (2016). Pengaruh price to book value (pbv) dan return on asset (roa) terhadap harga saham pada perusahaan industri manufaktur aneka industri sub sektor otomotif dan komponen lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. AKURAT| Jurnal Ilmiah Akuntansi FE UNIBBA, 7(3), 20–48.

Latif, I. W., Murni, S., & Tawas, H. N. (2021). Analisis Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2015. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(4), 203–215.

Putri, B. G. (2020). Analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan. Inspirasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 17(1), 214–226.

Sari, W. P., Farida, N., & Jati, S. P. (2020). The influence of hospital trust and service quality to patient satisfaction and loyalty. Proceedings of the 2nd International Conference on Inclusive Business in the Changing World (ICIB 2019), 203–207.

Sudirman, S., Sismar, A., & Difinubun, Y. (2023). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Financial and Accounting Indonesian Research, 3(1), 35–45.

Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. In Alfabeta, Bandung (Cetakan ke). ALFABETA, cv.

Watung, R. W., & Ilat, V. (2016). Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Profit Margin (Npm), Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(2).

Yuliah, Y., Triana, L., & Lesmana, I. S. (2019). Analisis Nilai Saham Dengan Dividend Discount Model (DDM) (Studi kasus Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018). Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo, 5(2), 9–13. https://doi.org/10.35906/jm001.v5i2.360

 

 

Copyright holder:

Mirdal Nobel Hamun, Fitria Husnatarina, Hendrian (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: