Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
11, November 2024
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN
PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA (TAHUN 2011 – 2023)
Mirdal Nobel Hamun1, Fitria Husnatarina2,
Hendrian3
Universitas Terbuka, Indonesia1,3
Universitas Palangka Raya, Indonesia2
Email: [email protected]/[email protected]1,
[email protected]2, [email protected]3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan
perbankan yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia selama
periode 2011-2023. Rasio keuangan yang diperiksa meliputi Quick Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR),
Loan to Assets Ratio (LAR), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net
Profit Margin (NPM), Operating Expenses to Operating Income (BOPO), Capital
Adequacy Ratio (CAR), dan Debt to Equity Ratio (DER). Dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda, hasil menunjukkan bahwa ROA dan NPM memiliki dampak positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan
ROE memiliki efek negatif yang signifikan. QR, LDR,
LAR, BOPO, CAR, dan DER tidak menunjukkan
efek yang signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini berkontribusi pada literatur tentang investasi di sektor perbankan dan memberikan wawasan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar saham.
Kata Kunci: Rasio keuangan,
harga saham, perbankan, Bursa Efek Indonesia, regresi
linier berganda, ROA, NPM, ROE.
Abstract
This study aims to analyze the effect of financial ratios on the stock
prices of banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the
period 2011-2023. The financial ratios examined include the Quick Ratio (QR),
Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Assets Ratio (LAR), Return on Assets
(ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Operating Expenses to
Operating Income (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), and Debt to Equity Ratio
(DER). Using multiple linear regression analysis, the results indicate that ROA
and NPM have a positive and significant impact on stock prices, while ROE has a
significant negative effect. QR, LDR, LAR, BOPO, CAR, and DER show no
significant effect on stock prices. This research contributes to the literature
on investment in the banking sector and provides insights for investors in
making investment decisions in the stock market.
Keywords: Financial ratios, stock prices, banking, Indonesia
Stock Exchange, multiple linear regression, ROA, NPM, ROE.
Pendahuluan
Investasi saham telah lama menjadi pilihan utama bagi investor yang menginginkan keuntungan dalam jangka pendek
maupun jangka Panjang (Yuliah et al., 2019).
Dua keuntungan utama yang diharapkan dari investasi saham adalah capital gain, yaitu selisih harga jual
saham yang lebih tinggi dari harga
belinya, dan dividen, yang merupakan pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan proporsi kepemilikan saham mereka Namun,
meskipun potensi keuntungan yang ditawarkan saham cukup besar,
risiko yang melekat dalam investasi saham, seperti capital loss dan risiko likuidasi, juga tidak dapat diabaikan
(Iqbal & Rohmah, 2016).
Dalam konteks
pasar modal, investor harus mengambil
keputusan investasi berdasarkan analisis yang komprehensif. Salah satu pendekatan yang umum digunakan adalah analisis fundamental, di mana kinerja
keuangan perusahaan menjadi fokus utama
dalam memprediksi harga saham. Analisis
rasio keuangan, seperti Quick Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR),
Return On Assets (ROA), dan lain-lain, sering kali menjadi alat utama
yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan Perusahaan (Putri, 2020).
Di sektor perbankan, rasio-rasio keuangan tersebut memiliki peran penting dalam
mencerminkan kondisi kesehatan finansial perusahaan, yang pada gilirannya mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut (Iqbal & Rohmah, 2016).
Sektor
perbankan sendiri merupakan sektor yang sangat sensitif terhadap perubahan ekonomi, regulasi, dan kebijakan moneter. Oleh karena itu, memahami bagaimana
rasio-rasio keuangan berpengaruh terhadap harga saham di sektor ini menjadi
penting, terutama bagi investor yang ingin memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir risiko. Meskipun banyak penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham, kesenjangan penelitian tetap ada, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan terkini seperti digitalisasi perbankan dan dampak pandemi COVID-19.
Berbagai studi sebelumnya, seperti penelitian (Harahap & Hairunnisah, 2017)
yang mencakup periode
2010-2014, belum memperhitungkan
dinamika terbaru dalam sektor perbankan,
termasuk adopsi teknologi digital dan dampak ekonomi global. Selain itu, penelitian yang lebih mutakhir seperti (Latif et al., 2021)
yang hanya mencakup hingga tahun 2019, belum memasukkan pengaruh perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah akibat pandemi COVID-19.
Penelitian ini berfokus pada periode yang lebih luas, yakni dari
tahun 2011 hingga 2023, untuk menggali lebih dalam tentang
pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek
Indonesia. Data terkini ini
mencakup berbagai perubahan signifikan yang mempengaruhi sektor perbankan dan kinerja perusahaan-perusahaan di dalamnya.
Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih komprehensif dan relevan.
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh sembilan rasio keuangan utama terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2011-2023. Rasio keuangan yang diteliti meliputi Quick Ratio
(QR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Assets Ratio (LAR), Return on Assets
(ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM), Beban Operasi/Pendapatan
Operasi (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan
Debt to Equity Ratio (DER).
Penelitian
ini menawarkan kebaruan dalam dua aspek utama. Pertama, penelitian ini
menggunakan data terkini hingga tahun 2023, yang mencakup perubahan-perubahan
besar dalam sektor perbankan, seperti digitalisasi dan dampak regulasi baru
pasca-pandemi COVID-19. Kedua, penelitian ini melakukan analisis terhadap
sembilan rasio keuangan secara simultan dengan menggunakan model regresi linier
berganda, memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pengaruh rasio
keuangan terhadap harga saham di sektor perbankan.
Penelitian
ini memiliki signifikansi penting, baik secara teoritis maupun praktis. Dari
sisi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengisi kesenjangan dalam
literatur terkait pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham di sektor
perbankan Indonesia, dengan memperhitungkan data dan kondisi ekonomi terkini.
Dari sisi praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan panduan yang lebih
akurat bagi investor dalam membuat keputusan investasi, serta memberikan
wawasan bagi regulator dalam mengevaluasi stabilitas sektor perbankan
berdasarkan indikator rasio keuangan.
Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif untuk
menganalisis pengaruh berbagai rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2023 (Sugiyono, 2020).
Desain penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat antara
variabel independen (rasio keuangan) dan variabel dependen (harga saham). Penelitian
ini termasuk jenis penelitian kausalitas yang bertujuan untuk menguji pengaruh
beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen.
Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2011 hingga 2023 (Ghozali, 2016).
Data tersebut meliputi
rasio keuangan seperti Quick Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan
to Assets Ratio (LAR), Return On Assets (ROA), Return
On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Beban Operasi/Pendapatan Operasi (BOPO),
Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Debt to Equity Ratio (DER). Teknik purposive
sampling digunakan untuk memilih perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut.
Tabel 1. Kriteria Perusahaan
Kriteria |
Utama |
||||||||
Badan Hukum |
Perseroan Terbatas (PT) |
||||||||
Akuntansi dan Keuangan |
|||||||||
Masa Operasional (membukukan Pendapatan
Usaha |
≥ 36 bulan |
||||||||
Laba Usaha |
1 Tahun terakhir |
||||||||
LK Audited |
Min. 3 Tahun (2 tahun dengan Opini Wajar Tanpa
Modifikasian) |
||||||||
Ukuran Keuangan |
Aktiva Berwujud Bersih* ≥ Rp. 100 miliar |
||||||||
Struktur Penawaran |
|||||||||
Jumlah saham yang ditawarkan kepada publik |
Min. 300 juta saham dan :
|
||||||||
Pemegang saham |
≥ 1000 pihak |
||||||||
Harga saham perdana |
≥ Rp. 100 |
||||||||
Bentuk Penjaminan |
Full Comitment |
Data
dikumpulkan melalui metode dokumentasi dengan mengakses laporan keuangan tahunan yang tersedia di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI),
The Indonesia Capital Market Institute (TICMI), Otoritas
Jasa Keuangan, Stockbit, dan Mirae Asset Sekuritas.
Analisis data dilakukan menggunakan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh
masing-masing rasio keuangan
terhadap harga saham. Uji asumsi klasik seperti uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi
juga dilakukan untuk memastikan validitas model regresi yang digunakan. Model regresi ini dipilih
karena mampu memberikan estimasi yang lebih baik terhadap
hubungan antar variabel dalam data panel.
Hasil dan Pembahasan
Statistik Deskriptif
Tabel 2. Statistik Deskriptif
Variables |
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
QR |
288 |
0.02 |
157.57 |
9.3450 |
21.03255 |
LDR |
288 |
41.22 |
171.32 |
84.8707 |
14.66542 |
LAR |
288 |
0.00 |
155.09 |
59.6486 |
17.27173 |
ROA |
288 |
-11.23 |
9.10 |
1.2079 |
1.65867 |
ROE |
288 |
-353.34 |
66.44 |
8.5256 |
23.63430 |
NPM |
288 |
-118.22 |
93.82 |
13.9402 |
16.95466 |
BOPO |
288 |
12.03 |
287.86 |
86.5078 |
24.87772 |
CAR |
288 |
10.35 |
98.28 |
21.0550 |
9.44950 |
DER |
288 |
0.31 |
30.47 |
6.0838 |
3.46982 |
Harga saham |
288 |
50.00 |
33850.00 |
2491.1076 |
4278.83932 |
Valid N
(listwise) |
288 |
|
|
|
|
Investment policies in IKN must be aligned
with national interests, including environmental protection, strengthening
domestic industries, and improving Indonesia's bargaining position in
international negotiations. Therefore, the results of this study provide
significant implications for investment policy in Indonesia, especially in IKN.
First, the improvement of regulations governing foreign investment needs to be
carried out on an ongoing basis so that they are always relevant to the times
and investment needs. Second, the institutions responsible for managing foreign
investment must be strengthened in order to provide better services to
investors.
In
addition, transparency and accountability in the foreign investment
decision-making process are also crucial to prevent corruption and collusion.
Investment policy must be able to find a balance between the interests of
foreign investors and national interests so that both parties can mutually
benefit.
As
a concrete step, the President has conducted groundbreaking for six domestic
investment projects with a total investment plan of Rp20 trillion. The projects
include Hotel Nusantara managed by the PMDN Consortium, Astra Biz Center by
Astra Group, Indogrosir which is part of Salim Group,
Grand Lucky Superstore by Erajaya/ASG Group, Living
World by Kawan Lama Group, and Alfa and Lawson managed by Alfamart
Group. This step demonstrates the government's commitment to encouraging
investment in IKN while maintaining sovereignty and national interests.
Quick Ratio (QR)
Selama periode 2011 hingga 2023, Quick Ratio (QR)
menunjukkan fluktuasi signifikan, dengan rentang nilai dari 0,02 hingga 157,57,
yang mencerminkan variabilitas besar dalam kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendek. Rata-rata QR sebesar 9,3450 memberikan gambaran yang
lebih stabil, namun standar deviasi 21,03255 menunjukkan adanya variasi
substansial di sekitar rata-rata ini, yang memerlukan analisis lebih lanjut
untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi tersebut.
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Selama periode 2011 hingga 2023, Loan to Deposit Ratio
(LDR) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai antara 41,22 hingga
171,32, mencerminkan fluktuasi besar dalam proporsi pinjaman bank terhadap
simpanan. Rata-rata LDR sebesar 84,8707 memberikan gambaran yang lebih
representatif, namun standar deviasi yang tinggi sebesar 14,66542 menandakan
adanya perubahan signifikan dalam proporsi pinjaman dari tahun ke tahun, yang
mungkin mencerminkan perubahan strategi perbankan atau respons terhadap kondisi
pasar. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang
memengaruhi fluktuasi ini.
Loan to Assets Ratio (LAR)
Selama periode 2011 hingga 2023, Loan to Assets Ratio
(LAR) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari 0,00 hingga
155,09, mencerminkan fluktuasi besar dalam proporsi pinjaman terhadap total
aset perusahaan. Rata-rata LAR sebesar 59,6486 memberikan gambaran yang lebih
stabil, namun standar deviasi yang tinggi sebesar 17,27173 menunjukkan adanya
perubahan signifikan dalam kebijakan peminjaman atau respons terhadap kondisi
ekonomi. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang
memengaruhi fluktuasi ini.
Return On Asstes (ROA)
Selama periode 2011 hingga 2023, Return On Assets
(ROA) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari -11,23 hingga
9,10, mencerminkan fluktuasi besar dalam tingkat pengembalian investasi
perusahaan terhadap total aset. Rata-rata ROA sebesar 1,2079 memberikan
gambaran yang lebih stabil, namun standar deviasi yang tinggi sebesar 1,65867
menunjukkan adanya variasi yang cukup besar dari tahun ke tahun, yang mungkin
mencerminkan perubahan strategi bisnis atau kondisi pasar. Analisis lebih
lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi ini
agar dapat mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Return On Equity (ROE)
Selama periode 2011 hingga 2023, Return On Equity
(ROE) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari -353,34 hingga
66,44, mencerminkan fluktuasi besar dalam efisiensi perusahaan menghasilkan
keuntungan bagi pemegang saham relatif terhadap ekuitas. Meskipun ekstrem
tersebut mencolok, rata-rata ROE sebesar 8,5256 memberikan gambaran yang lebih
seimbang tentang kinerja investasi perusahaan, namun standar deviasi tinggi
sebesar 23,63430 menunjukkan adanya variasi substansial dari tahun ke tahun.
Fluktuasi ini mengindikasikan perubahan dalam efisiensi penggunaan ekuitas,
yang memerlukan analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang
mendasarinya dan dampaknya terhadap kesehatan keuangan perusahaan di masa
depan.
Net Profit Margin (NPM)
Selama periode 2011 hingga 2023, Net Profit Margin
(NPM) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari -118,22 hingga
93,82, mencerminkan fluktuasi besar dalam kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan bersih relatif terhadap pendapatan kotor. Meskipun ekstrem ini
mencolok, rata-rata NPM sebesar 13,9402 memberikan gambaran yang lebih seimbang
tentang efisiensi perusahaan, namun standar deviasi tinggi sebesar 16,95466
menunjukkan variasi yang substansial dari tahun ke tahun. Fluktuasi ini menandakan
adanya tantangan dalam mempertahankan profitabilitas, sehingga diperlukan
analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi dan
dampaknya terhadap kinerja serta strategi bisnis perusahaan di masa depan.
Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO)
Selama periode 2011 hingga 2023, Beban Operasi Pendapatan
Operasi (BOPO) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari 12,03
hingga 287,86, mencerminkan fluktuasi besar dalam rasio antara beban operasi
dan pendapatan operasi perusahaan. Meskipun ekstrem ini mencolok, rata-rata
BOPO sebesar 86,5078 memberikan gambaran yang lebih seimbang tentang proporsi
beban operasi terhadap pendapatan, namun standar deviasi tinggi sebesar
24,87772 menunjukkan variasi yang substansial dari tahun ke tahun. Fluktuasi
ini dapat mengindikasikan perubahan dalam biaya operasional atau strategi
bisnis, sehingga analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor
yang mendasarinya dan dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan secara
keseluruhan.
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Selama periode 2011 hingga 2023, Capital Adequacy
Ratio (CAR) menunjukkan variasi signifikan dengan rentang nilai dari 10,35
hingga 98,28, mencerminkan fluktuasi besar dalam kemampuan perusahaan memenuhi
persyaratan modal minimum untuk melindungi risiko keuangan (Ayem &
Wahyuni, 2017). Meskipun ekstrem ini mencolok, rata-rata CAR sebesar
21,0550 memberikan gambaran yang lebih seimbang tentang kecukupan modal dalam
menghadapi risiko, namun standar deviasi yang tinggi sebesar 9,44950
menunjukkan variasi yang signifikan dari tahun ke tahun. Fluktuasi ini dapat
mengindikasikan perubahan dalam struktur modal atau kondisi pasar, sehingga
analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mendasarinya
dan dampaknya terhadap stabilitas keuangan perusahaan di masa depan.
Debt To Equity (DER)
Selama periode 2011 hingga 2023, Debt to Equity Ratio
(DER) menunjukkan variabilitas signifikan dengan rentang nilai dari 0,31 hingga
30,47, mencerminkan fluktuasi besar dalam proporsi utang terhadap ekuitas
perusahaan. Rata-rata DER sebesar 6,0838 memberikan gambaran yang lebih
seimbang tentang struktur keuangan perusahaan, namun standar deviasi yang
tinggi sebesar 3,46982 menunjukkan variasi substansial dari tahun ke tahun,
yang mungkin mencerminkan perubahan kebijakan keuangan atau kondisi ekonomi (Hendri &
Nurhazana, 2019). Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami
faktor-faktor yang mendasari fluktuasi ini dan dampaknya terhadap kesehatan
finansial perusahaan di masa depan.
Harga Saham
Selama periode 2011 hingga 2023, harga saham menunjukkan
variasi signifikan dengan rentang dari 50,00 hingga 33.850,00, mencerminkan
volatilitas besar dalam nilai saham selama periode tersebut. Meskipun
nilai-nilai ekstrem ini menarik perhatian, rata-rata harga saham sebesar
2.491,1076 memberikan gambaran yang lebih seimbang tentang tren harga secara
keseluruhan, namun standar deviasi yang tinggi sebesar 4.278,83932 menyoroti
fluktuasi yang signifikan di sekitar rata-rata. Variasi ini menunjukkan
perubahan harga saham yang substansial dari waktu ke waktu, yang mungkin dipengaruhi
oleh faktor eksternal seperti kondisi pasar, berita industri, atau kebijakan
perusahaan, sehingga analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampaknya
terhadap kinerja dan nilai perusahaan di masa depan.
Uji Normalitas
Tabel 3.
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
288 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
1.24543930 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.044 |
Positive |
.036 |
|
Negative |
-.044 |
|
Test Statistic |
.044 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance Correction. |
||
d. This is a lower bound of the true significance. |
Berdasarkan
hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 3, nilai signifikansi
sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal.
Tabel 4 Uji Multikolinieritas
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity
Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
4.817 |
.795 |
|
6.056 |
.000 |
|
|
QR |
-.004 |
.004 |
-.060 |
-1.075 |
.283 |
.861 |
1.162 |
|
LDR |
.009 |
.006 |
.087 |
1.477 |
.141 |
.770 |
1.299 |
|
LAR |
.001 |
.005 |
.007 |
.111 |
.911 |
.693 |
1.443 |
|
ROA |
.386 |
.077 |
.444 |
5.028 |
.000 |
.344 |
2.903 |
|
ROE |
-.013 |
.005 |
-.219 |
-2.528 |
.012 |
.357 |
2.801 |
|
NPM |
.029 |
.007 |
.339 |
4.195 |
.000 |
.411 |
2.431 |
|
BOPO |
.003 |
.004 |
.053 |
.715 |
.475 |
.483 |
2.070 |
|
CAR |
.002 |
.010 |
.016 |
.256 |
.798 |
.690 |
1.449 |
|
DER |
.037 |
.027 |
.090 |
1.399 |
.163 |
.645 |
1.550 |
|
a. Dependent Variable: lnY |
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas
pada Tabel 4, nilai VIF untuk variabel independen kurang dari 10, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada variabel
independen.
Gambar 1 Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplot
Tabel 5. Uji Heterokedastisitas Dengan Glejser
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
1.808 |
.427 |
|
4.236 |
.000 |
QR |
.004 |
.002 |
.127 |
2.056 |
.041 |
|
LDR |
-.009 |
.003 |
-.197 |
-3.017 |
.003 |
|
LAR |
.001 |
.003 |
.018 |
.264 |
.792 |
|
ROA |
-.082 |
.041 |
-.195 |
-2.004 |
.046 |
|
ROE |
.002 |
.003 |
.054 |
.563 |
.574 |
|
NPM |
.006 |
.004 |
.143 |
1.599 |
.111 |
|
BOPO |
.002 |
.002 |
.053 |
.649 |
.517 |
|
CAR |
.000 |
.005 |
-.004 |
-.060 |
.952 |
|
DER |
-.030 |
.014 |
-.151 |
-2.118 |
.035 |
|
a. Dependent Variable: absRes |
Sumber : Data diolah SPSS, 2024
Berdasarkan hasil scatterplot pada Bagan 1, terlihat bahwa titik-titik tersebar secara acak di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, serta hasil uji Glejser pada Tabel 5
menunjukkan nilai signifikansi hampir semua variabel lebih besar dari 0,05,
yang berarti asumsi heteroskedastisitas terpenuhi dengan ragam residual yang
homogen.
Uji
Autokorelasi
Tabel 6. Uji Autokorelasi
dL |
dU |
4-dU |
4-dL |
DW |
1.751 |
1.864 |
2.136 |
2.249 |
2.299 |
Berdasarkan Tabel 6, nilai Durbin-Watson
berada di atas 4-dL, yang menunjukkan adanya autokorelasi antar residual
(asumsi tidak terpenuhi). Setelah uji asumsi klasik regresi selesai dilakukan,
analisis dilanjutkan dengan menggunakan regresi linier berganda untuk melihat
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Model
Regresi Data Panel
Tabel 7. Ringkasan uji Regresi Linier Berganda
Variabel |
B |
t hitung |
P-value t |
Keterangan |
Konstanta |
4.817 |
|
|
|
Quick Ratio (QR) |
-0.004 |
-1.075 |
0.283 |
Tidak signifikan |
Loan to Deposit
Ratio (LDR) |
0.009 |
1.477 |
0.141 |
Tidak signifikan |
Loan to Assets
Ratio (LAR) |
0.001 |
0.111 |
0.911 |
Tidak signifikan |
Return On Assets (ROA) |
0.386 |
5.028 |
0.000 |
Signifikan |
Return On Equity (ROE) |
-0.013 |
-2.528 |
0.012 |
Signifikan |
Net Profit
Margin (NPM) |
0.029 |
4.195 |
0.000 |
Signifikan |
Beban Operasi Pendapatan Operasi
(BOPO) |
0.003 |
0.715 |
0.475 |
Tidak signifikan |
Capital Adequacy
Ratio (CAR) |
0.002 |
0.256 |
0.798 |
Tidak signifikan |
Debt to Equity
Ratio (DER) |
0.037 |
1.399 |
0.163 |
Tidak signifikan |
α |
= 0.050 |
|||
Koefisien Determinasi (R2) |
= 0.254 |
|||
F-hitung |
= 10.492 |
|||
F-tabel (F9,278,0.05) |
= 1.914 |
|||
P-value F |
= 0.000 |
|||
t-tabel (t278,0.05) |
= 1.969 |
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh model regresi
sebagai berikut:
Pengujian Hipotesis
Uji t (Uji Parsial/pengaruh masing-masing)
Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk
mengetahui apakah masing-masing variabel independen pembentuk model regresi
secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara masing-masing variabel independent terhadap variabel
dependen;
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
masing-masing variabel independent terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusan:
H0 ditolak jika |t hitung| > t tabel, atau p-value < α
H1 diterima jika |t hitung| < t tabel, atau p-value > α
Berdasarkan
Tabel 7 didapatkan hasil sebagai berikut:
1) Konstanta yang didapatkan sebesar 4.817 menunjukkan bahwa sebelum
adanya pengaruh dari variabel bebas, terdapat peningkatan awal variabel ln
harga saham sebesar 4.817 angka (harga saham meningkat 123.59 angka).
2) Variabel Quick Ratio (QR) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap
variabel ln harga saham. Terlihat dari
statisitik uji t dengan |t hitung| lebih kecil dari t tabel (1.075 < 1.969) dan p-value t yang
lebih besar dari α (0.283 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan
keputusan bahwa H0 diterima.
Koefisien yang didapatkan sebesar -0.004 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka
variabel QR dapat menurunkan variabel ln harga saham sebesar 0.004 angka (harga
saham menurun sebesar 1.004 angka) tetapi tidak signifikan.
3) Variabel Loan to Deposit
Ratio (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t
hitung| lebih kecil dari t
tabel (1.477 < 1.969) dan p-value t yang lebih besar dari α
(0.141 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 diterima. Koefisien yang
didapatkan sebesar 0.009 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel LDR
dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.009 angka (harga saham
meningkat sebesar 1.009 angka) tetapi tidak signifikan.
4) Variabel Loan to Assets
Ratio (LAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t
hitung| lebih kecil dari t
tabel (0.111 < 1.969) dan p-value t yang lebih besar dari α
(0.911 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 diterima. Koefisien yang
didapatkan sebesar 0.001 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel LAR
dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.001 angka (harga saham
meningkat sebesar 1.001 angka) tetapi tidak signifikan.
5) Variabel Return On Assets (ROA) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel ln
harga saham. Terlihat dari statisitik
uji t dengan |t hitung| lebih
besar dari t tabel (5.028 > 1.969) dan p-value t yang lebih kecil
dari α (0.000 < 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan
bahwa H0 ditolak.
Koefisien yang didapatkan sebesar 0.386 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka
variabel ROA dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.386 angka
(harga saham meningkat sebesar 1.471 angka) secara signifikan.
6) Variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap variabel ln
harga saham. Terlihat dari statisitik
uji t dengan |t hitung| lebih
besar dari t tabel (2.528 > 1.969) dan p-value t yang lebih kecil
dari α (0.012 < 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan
bahwa H0 ditolak.
Koefisien yang didapatkan sebesar -0.013 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka
variabel ROE dapat menurunkan variabel ln harga saham sebesar 0.013 angka
(harga saham menurun sebesar 1.013 angka) secara signifikan.
7) Variabel Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel ln
harga saham. Terlihat dari statisitik
uji t dengan |t hitung| lebih
besar dari t tabel (4.195 > 1.969) dan p-value t yang lebih kecil
dari α (0.000 < 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan
bahwa H0 ditolak.
Koefisien yang didapatkan sebesar 0.029 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka
variabel NPM dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.029 angka
(harga saham meningkat sebesar 1.029 angka) secara signifikan.
8) Variabel Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t
hitung| lebih kecil dari t
tabel (0.715 < 1.969) dan p-value t yang lebih besar dari α
(0.475 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 diterima. Koefisien yang
didapatkan sebesar 0.003 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel BOPO
dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.003 angka (harga saham
meningkat sebesar 1.003 angka) tetapi tidak signifikan.
9) Variabel Capital Adequacy
Ratio (CAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t
hitung| lebih kecil dari t
tabel (0.256 < 1.969) dan p-value t yang lebih besar dari α
(0.798 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 diterima. Koefisien yang
didapatkan sebesar 0.002 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel CAR
dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.002 angka (harga saham
meningkat sebesar 1.002 angka) tetapi tidak signifikan.
10) Variabel Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel ln harga saham. Terlihat dari statisitik uji t dengan |t
hitung| lebih kecil dari t
tabel (1.399 < 1.969) dan p-value t yang lebih besar dari α
(0.163 > 0.050). Pengujian ini menunjukkan keputusan bahwa H0 diterima. Koefisien yang
didapatkan sebesar 0.037 menunjukkan bahwa peningkatan 1 angka variabel CAR
dapat meningkatkan variabel ln harga saham sebesar 0.037 angka (harga saham
meningkat sebesar 1.038 angka) tetapi tidak signifikan.
Koefisien Determinasi
Besarnya kontribusi pengaruh dari variabel independen
secara simultan terhadap variabel dependen, berdasarkan hasil perhitungan pada
tabel 7 dengan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,254. Hasil
tersebut menjelaskan sumbangan atau kontribusi pengaruh dari variabel bebas
(Quick Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Assets
Ratio (LAR), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net
Profit Margin (NPM), Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER)) terhadap variabel ln harga saham adalah
sebesar 25.4%. Sedangkan
74.6% lainnya disumbangkan
oleh variabel bebas lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam
persamaan ini.
Pengaruh Quick
Ratio (QR) terhadap Harga Saham
Berdasarkan
evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Quick Ratio (QR) adalah
-1,075 dengan tingkat signifikansi 0,283, yang lebih besar dari alpha 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa QR memiliki pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa QR berpengaruh
positif dan signifikan tidak diterima. QR yang rendah menunjukkan
ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang dapat
mengurangi minat investor dan menurunkan nilai saham. Penyebab utamanya adalah
aset likuid yang tidak cukup untuk menutupi utang lancar. Hasil ini sejalan
dengan penelitian Sari et al., (2020)dalam
arah pengaruh, tetapi berbeda dalam tingkat signifikansinya, di mana Sari
menemukan pengaruh negatif dan signifikan QR terhadap volatilitas harga saham.
Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap
Harga Saham
Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Loan to Deposit
Ratio (LDR) adalah 1,477 dengan
tingkat signifikansi 0,141,
yang lebih besar dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa LDR memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, dan hipotesis bahwa LDR berpengaruh negatif dan signifikan tidak diterima. Meningkatnya LDR menunjukkan peningkatan penyaluran kredit yang berpotensi meningkatkan laba dari pendapatan bunga, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keputusan investasi dan permintaan saham. Namun, hasil penelitian
ini tidak konsisten dengan temuan Latif et al., (2021)
yang menyatakan bahwa LDR memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia.
Pengaruh Loan to Assets Ratio (LAR) terhadap
Harga Saham
Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Loan to Assets
Ratio (LAR) adalah 0,111 dengan
tingkat signifikansi 0,911,
yang lebih besar dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa LAR memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa LAR berpengaruh negatif dan signifikan tidak diterima. LAR yang rendah menunjukkan bahwa aset bank lebih besar dibandingkan total kredit yang disalurkan, menempatkan bank dalam posisi kuat untuk
memenuhi permintaan kredit, yang menjadi pertimbangan penting bagi calon investor. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan arah pengaruh
tetapi sejalan dalam hal tingkat
signifikansi dengan temuan Sudirman et al., (2023),
yang menyatakan bahwa LAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia.
Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap
Harga Saham
Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Return On Assets (ROA) adalah 5,028 dengan tingkat signifikansi 0,000, yang lebih kecil dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, dan hipotesis ini diterima. Menurut
Asri, (2018),
ROA mencerminkan efisiensi perusahaan dalam mengoptimalkan aset untuk menghasilkan laba bersih, yang menunjukkan seberapa baik perusahaan memanfaatkan sumber daya dari pemegang
saham dan kreditor. ROA
yang tinggi tidak hanya mencerminkan kinerja operasional yang baik, tetapi juga meningkatkan daya tarik perusahaan bagi investor karena menunjukkan potensi pengembalian investasi yang lebih besar. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Asri (2018), yang menyatakan
bahwa ROA memiliki dampak positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan-perusahaan
di sektor perbankan di
Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham
Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Return On Equity (ROE) adalah -2,528 dengan tingkat signifikansi 0,012, yang lebih kecil dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ROE memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan tidak diterima. Menurut Fitriano & Herfianti, (2021),
kenaikan ROE biasanya diharapkan dapat meningkatkan harga saham karena investor cenderung tertarik pada perusahaan yang mampu mengelola modal secara efektif. Hasil penelitian ini konsisten dalam
hal tingkat signifikansi dengan temuan Fitriano & Herfianti, (2021),
yang menunjukkan bahwa ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek
Indonesia, meskipun arah pengaruhnya berbeda.
Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap
Harga Saham
Berdasarkan evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Net Profit Margin
(NPM) adalah 4,195 dengan tingkat signifikansi 0,000, yang lebih kecil dari
alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa NPM memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, dan hipotesis ini diterima. Menurut
(Watung & Ilat, 2016),
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih yang signifikan akan menarik minat investor, yang berdampak pada kenaikan harga saham di pasar. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan (Watung & Ilat, 2016),
yang menyatakan bahwa NPM memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
perbankan di Bursa Efek
Indonesia.
Pengaruh Pengaruh
Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO) terhadap Harga Saham
Berdasarkan
evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Beban Operasi/Pendapatan
Operasi (BOPO) adalah 0,715 dengan tingkat signifikansi 0,475, yang lebih besar
dari alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa BOPO memiliki pengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan tidak diterima. Menurut (Harahap & Hairunnisah, 2017)rasio
BOPO mengukur efisiensi operasional bank, dan peningkatan rasio ini menandakan
kesulitan dalam mengelola usaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan
Harahap, yang menunjukkan bahwa BOPO tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR) terhadap Harga Saham
Berdasarkan
evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
adalah 0,256 dengan tingkat signifikansi 0,798, yang lebih besar dari alpha
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa CAR memiliki pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa CAR berpengaruh
positif dan signifikan tidak diterima. Menurut (Husnatarina et al., 2020),
peningkatan rasio CAR menunjukkan bahwa bank memiliki modal yang cukup untuk
mengatasi risiko, namun tidak menjadi faktor utama bagi investor dalam
pengambilan keputusan investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan (Husnatarina et al., 2020),
yang menunjukkan bahwa CAR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham
Berdasarkan
evaluasi statistik, nilai t-hitung untuk variabel Debt to Equity Ratio (DER)
adalah 1,399 dengan tingkat signifikansi 0,163, yang lebih besar dari alpha
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa DER memiliki pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis bahwa DER berpengaruh
negatif dan signifikan tidak diterima. Menurut (Latif et al., 2021),
investor cenderung lebih memperhatikan tren pasar dan berfokus pada keuntungan
modal (Capital gain) daripada mempertimbangkan rasio DER perusahaan, karena
orientasi mereka lebih pada keuntungan jangka pendek daripada dividen. Hasil
penelitian ini sejalan dengan temuan (Latif et al., 2021),
yang menunjukkan bahwa DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Kesimpulan
Quick
Ratio (QR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Assets Ratio (LAR), Beban Operasi Pendapatan Operasi (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Debt to
Equity Ratio (DER) tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga saham, sementara Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh positif dan signifikan. Return On
Equity (ROE) menunjukkan pengaruh
negatif dan signifikan, menunjukkan potensi risiko terkait leverage tinggi. Dengan nilai R-squared sebesar 0,254,
model regresi ini menjelaskan 25,4% variasi dalam harga saham,
sementara 74,6% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak termasuk dalam penelitian. Investor disarankan untuk mempertimbangkan pengaruh ROA dan
NPM dalam pengambilan keputusan investasi serta berhati-hati terhadap peningkatan ROE.
Perusahaan perlu fokus pada
efisiensi operasional dan kesehatan keuangan, sementara peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengeksplorasi faktor-faktor tambahan yang dapat memengaruhi hubungan antara variabel-variabel ini dan harga saham, untuk
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif bagi pengambilan keputusan di masa depan.
BIBLIOGRAFI
Asri, M. H.
(2018). Analisis Rasio Dengan Variabel Eps (Earning Per Share), Roa (Return on
Assets), Roe (Return on Equity), Bopo (Biaya Operasional Pendapatan
Operasional) Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Bisnis, 22(3).
Ayem, S., &
Wahyuni, S. (2017). Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio,
Return on Asset Dannon Perfoming Loan Terhadap Return Saham. Jurnal
Akuntansi, 5(1), 71–87.
Fitriano, Y.,
& Herfianti, M. (2021). Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On
Equity (ROE) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham (Studi Pada
Perusahaan Perbankan Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018). EKOMBIS
REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 9(2), 193–205.
Ghozali, I.
(2016). Aplikasi analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23.
Harahap, D. A.,
& Hairunnisah, A. I. (2017). Pengaruh Npl, Ldr, Gcg, Nim, Roa, Roe, Car,
Bopo Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Dari Tahun 2010-2014. The Effect of Npl, Ldr, Gcg, Nim, Roa,
Roe, Car, Bopo Towards the Stock Price in Banking Companies. Jurnal Dimensi,
6(1).
Hendri, Z., &
Nurhazana, D. (2019). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Perencanaan Biaya Modal
Ekuitas Dengan Return On Assets (ROA) Sebagai Variabel Moderating Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. JAS (Jurnal Akuntansi Syariah),
3(1), 102–117.
Husnatarina, F.,
Rosel, R., & Akhmad, F. R. (2020). Faktor-Faktor Fundamental Keuangan
Perusahaan dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham Perusahaan Kelompok Jakarta
Islamic Index Tahun 2011-2016. Jurnal Pasar Modal Dan Bisnis, 2(1),
53–74.
Iqbal, M., &
Rohmah, N. A. (2016). Pengaruh price to book value (pbv) dan return on asset
(roa) terhadap harga saham pada perusahaan industri manufaktur aneka industri
sub sektor otomotif dan komponen lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2012-2014. AKURAT| Jurnal Ilmiah Akuntansi FE UNIBBA, 7(3),
20–48.
Latif, I. W.,
Murni, S., & Tawas, H. N. (2021). Analisis Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Debt to Equity Ratio
(DER), dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2015. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(4),
203–215.
Putri, B. G.
(2020). Analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan. Inspirasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 17(1), 214–226.
Sari, W. P., Farida, N., & Jati, S. P. (2020). The influence of
hospital trust and service quality to patient satisfaction and loyalty. Proceedings
of the 2nd International Conference on Inclusive Business in the Changing World
(ICIB 2019), 203–207.
Sudirman, S.,
Sismar, A., & Difinubun, Y. (2023). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Harga Saham pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Financial
and Accounting Indonesian Research, 3(1), 35–45.
Sugiyono. (2020). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. In Alfabeta, Bandung
(Cetakan ke). ALFABETA, cv.
Watung, R. W.,
& Ilat, V. (2016). Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Profit Margin (Npm),
Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(2).
Yuliah, Y.,
Triana, L., & Lesmana, I. S. (2019). Analisis Nilai Saham Dengan Dividend
Discount Model (DDM) (Studi kasus Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018). Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah
Palopo, 5(2), 9–13. https://doi.org/10.35906/jm001.v5i2.360
Copyright
holder: Mirdal Nobel Hamun, Fitria Husnatarina, Hendrian (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |