Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
10, Oktober 2024
HUBUNGAN
STATUS GIZI IBU HAMIL DAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KEJADIAN
KEHAMILAN RISIKO TINGGI DI PUSKESMAS SIMOMULYO TAHUN 2023
Ony Intan Tsalsa Cahyaning
Endik1, Hanna Tabita Hasianna
Silitonga2, Hendera Henderi3,
Imelda Ritunga4
Universitas Ciputra Surabaya, Indonesia1,2,3,4
Email: [email protected]2
Abstrak
Penyebab penting dari tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) adalah kehamilan risiko tinggi. Tinggi rendahnya risiko kehamilan salah satunya dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil. Risiko
kehamilan dan status gizi ibu hamil diketahui
melalui antenatal care yang dilakukan
sebanyak enam kali selama kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara
status gizi ibu hamil dan kunjungan ANC terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Simomulyo tahun 2023. Jenis penelitian ini adalah analitik
observasional dengan pendekatan case control menggunakan
data sekunder yaitu rekam medis ibu
hamil tahun 2023. Populasi penelitian meliputi ibu hamil
di Puskesmas Simomulyo tahun 2023 dengan jumlah sampel sebesar
45 ibu hamil risiko tinggi dan 45 ibu hamil bukan
risiko tinggi. Analisis data yang digunakan adalah uji chi-square untuk melihat hubungan dan uji odds
ratio untuk melihat peluang faktor risiko menyebabkan kehamilan risiko tinggi. Dari hasil analisis didapatkan frekuensi terbanyak adalah ibu hamil
berusia 26-35 tahun (47,8%)
dan ibu hamil multipara
(56,7%). Dari uji statistik didapatkan
ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan
kehamilan risiko tinggi dengan hasil
p-value<0,05, dan tidak ada
hubungan antara kunjungan ANC dengan kehamilan risiko tinggi dengan hasil
p-value>0,05. Berdasarkan hasil
analisis odds ratio (OR) mengenai
status gizi, risiko terjadinya kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT)
yang tidak normal meningkat
4,462 kali dibandingkan dengan
ibu hamil dengan IMT yang normal. Diperlukan
peningkatan upaya pencegahan kejadian ibu hamil risiko
tinggi dan promosi mengenai faktor-faktor yang menimbulkan kehamilan risiko tinggi, khususnya mengenai gizi ibu hamil
sehingga dapat menurunkan AKI.
Kata kunci: kehamilan risiko
tinggi, status gizi, antenatal care
Abstract
An important cause of the high Maternal
Mortality Rate (MMR) is high-risk pregnancies. The high and low risk of
pregnancy is one of them influenced by the nutritional status of pregnant
women. The risk of pregnancy and the nutritional status of pregnant women are
known through antenatal care which is carried out six times during pregnancy.
This study aims to analyze whether there is a relationship between the
nutritional status of pregnant women and ANC visits to the incidence of
high-risk pregnancies at the Simomulyo Health Center in 2023. This type of
research is observational analysis with a case control approach using secondary
data, namely medical records of pregnant women in 2023. The study population
includes pregnant women at the Simomulyo Health Center in 2023 with a sample
size of 45 high-risk pregnant women and 45 non-high-risk pregnant women. The
data analysis used was the chi-square test to see the relationship and the odds
ratio test to see the chance of risk factors causing high-risk pregnancies.
From the results of the analysis, the most frequent are pregnant women aged
26-35 years (47.8%) and multi-para pregnant women (56.7%). From the statistical
test, it was found that there was a relationship between the nutritional status
of pregnant women and high-risk pregnancies with a p-value of <0.05, and
there was no relationship between ANC visits and high-risk pregnancies with a
p-value of >0.05. Based on the results of the odds ratio (OR) analysis
regarding nutritional status, the risk of high-risk pregnancy in pregnant women
with an abnormal Body Mass Index (BMI) increased by 4.462 times compared to
pregnant women with a normal BMI. It is necessary to increase efforts to
prevent the occurrence of high-risk pregnant women and promote the factors that
cause high-risk pregnancies, especially regarding the nutrition of pregnant
women so that they can reduce AKI
Keywords: kehamilan risiko tinggi, status gizi, antenatal
care
Pendahuluan
Angka kematian ibu (AKI) merupakan masalah kesehatan yang
serius di Indonesia maupun global. Dalam skala global pada tahun 2020 memiliki
jumlah AKI sebesar 223 per 100.000 kelahiran hidup (Souza et al.,
2024). Di
Indonesia sendiri memiliki jumlah AKI yang mencapai 189 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2020. Tingginya AKI tersebut diharapkan dapat berkurang hingga
70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 yang sesuai dengan target SDG’s
atauSsustainable Development Goals (Kemenkes, 2023).
Peningkatan AKI pada tahun 2022 didominasi oleh karena
preeklampsia dan jantung (Kemenkes,
2023). Terjadinya penyakit-penyakit
tersebut selama kehamilan merupakan suatu kehamilan risiko tinggi. Kehamilan risiko tinggi sendiri merupakan kehamilan yang berisiko lebih besar menyebabkan morbiditas ataupun mortalitas untuk ibu maupun janinnya,
baik saat antepartum maupun postpartum (Ratnaningtyas
& Indrawati, 2023)
Ada
dua penyebab terjadinya kehamilan risiko tinggi, yaitu penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung yang sering terjadi meliputi preeklampsia, perdarahan, infeksi, distonia, hingga abortus. Salah satu penyebab timbulnya
faktor-faktor tersebut adalah karena ketidak
seimbangan nutrisi. Ibu hamil membutuhkan makronutrien dan mikronutrien yang cukup selama masa kehamilan. Sehingga apabila tidak seimbang
maka menyebabkan gangguan pertumbuhan janin (Siahaan
& Henderi, 2021). Contoh
dari penyebab tidak langsung faktor 4 Terlalu (terlalu muda, terlalu
tua, terlalu dekat jarak kehamilan,
dan terlalu banyak anak), riwayat antenatal care (ANC), dan riwayat penyakit ibu (Rohati
& Siregar, 2023).
Deteksi dini risiko
kehamilan penting untuk dilakukan. Skrining risiko kehamilan pada fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas dapat dilakukan dengan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) pada saat kunjungan ANC. Skoring dari KSPR dapat mengklasifikasikan risiko kehamilan menjadi kehamilan risiko rendah, risiko tinggi, dan risiko sangat tinggi. Pelayanan di Puskesmas juga meliputi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit untuk memastikan kondisi alat reproduksi ibu kembali sehat
setelah persalinan (Shalzabila
et al., 2024).
Pelayanan ANC merupakan suatu upaya peningkatan kesehatan
yang diberikan mulai saat konsepsi hingga sebelum persalinan. Kunjungan
ANC dilakukan satu kali pada trimester pertama, dua kali pada trimester kedua,
dan tiga kali pada trimester ketiga. Pada pelayanan antenatal terpadu,
dilakukan deteksi masalah gizi, faktor risiko dan komplikasi, gangguan jiwa,
penyakit menular, dan penyakit tidak menular. Pelayanan antenatal terpadu juga
harus memenuhi standar 10T, salah satunya adalah penilaian status gizi yang meliputi
pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan atas (Kemenkes RI,
2023). Pada penelitian ini status gizi diukur berdasarkan Indeks Massa Tubuh
(IMT). Hasil IMT dapat menentukan apakah ibu hamil tersebut status gizinya
normal, kelebihan berat badan, atau obesitas, tetapi pada penelitian ini
diklasifikasikan menjadi normal (18,5-24,9) dan tidak normal (<18,5 atau
>24,9).
Puskesmas Simomulyo merupakan salah satu puskesmas
yang memiliki pelayanan obstetri yang lengkap. Fasilitas bagi ibu hamil
meliputi poli KIA-KB (kesehatan ibu dan anak - keluarga berencana), poli gizi,
poli psikologi, laboratorium, hingga pelayanan obstetri neonatal emergensi
dasar (PONED). Maka dari itu, populasi penelitian ini adalah ibu hamil di
Puskesmas Simomulyo tahun 2023.
Sangat penting untuk menganalisis faktor dari
timbulnya kejadian risiko tinggi karena dampaknya sangat berbahaya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada hubungan
antara status gizi ibu hamil dan kunjungan antenatal
care terhadap terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi di Puskesmas
Simomulyo tahun 2023. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan
akan meningkatkan informasi dan kesadaran akan pentingnya menghindari faktor
risiko kehamilan risiko tinggi sehingga membantu dalam menurunkan AKI di masa
mendatang.
Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara status gizi ibu hamil
dan kunjungan ANC terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi di Puskesmas
Simomulyo tahun 2023.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian case control dengan menggunakan data sekunder (Sugiyono
& Lestari, 2021). Sampel penelitian ini adalah
ibu hamil risiko tinggi dan ibu hamil bukan risiko tinggi di Puskesmas
Simomulyo tahun 2023 dengan total sampel sebesar 90 ibu hamil yang dibagi
menjadi 45 ibu hamil risiko tinggi dan 45 ibu hamil bukan risiko tinggi
Variabel independen pada
penelitian ini adalah kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Simomulyo tahun
2023. Variabel dependen penelitian ini adalah status gizi ibu hamil (pengukuran
IMT) dan kunjungan ANC. IMT dikatakan normal apabila nilainya 18,5 hingga 24,9
dan tidak normal apabila <18,5 atau >24,9. Kunjungan ANC dikatakan
lengkap apabila melakukan minimal 6 kali dan jika tidak lengkap maka <6
kali.
Penelitian dilaksanakan pada
bulan Maret 2024 hingga September 2024. Analisis data menggunakan analisis
chi-square untuk melihat ada atau tidaknya hubungan. Analisis odds ratio juga
digunakan dalam penelitian ini untuk melihat peluang dari status gizi ibu hamil
dan kunjungan antenatal care terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi.
Keseluruhan data yang didapatkan akan dianalisis menggunakan SPSS versi
20.0.2.0 (20) (SPSS,
2015).
Hasil dan Pembahasan
Berikut
adalah data karakteristik responden penelitian pada tabel 1 yang meliputi usia
ibu saat hamil, paritas, dan jenis risiko kehamilan ibu hamil di Puskesmas Simomulyo tahun 2023.
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian
Karakteristik
Responden |
Frekuensi |
Persentase (%) |
|
1 |
Usia Saat Hamil |
||
16-25 tahun |
35 |
38,9 |
|
26-35 tahun |
43 |
47,8 |
|
36-45 tahun |
12 |
13,3 |
|
2 |
Paritas |
||
Primipara |
35 |
38,9 |
|
Multipara |
51 |
56,7 |
|
Grandemultipara |
4 |
4,4 |
|
3 |
Risiko Kehamilan |
||
Bukan Risiko Tinggi |
45 |
50 |
|
Risiko Tinggi |
45 |
50 |
Dari
hasil analisis distribusi frekuensi sampel pada tabel 1, terlihat 90 sampel ibu
hamil dibagi menjadi tiga kelompok usia, 3 kelompok paritas, dan 2 kelompok
risiko kehamilan. Frekuensi ibu hamil tertinggi berada pada kelompok usia 26-35
tahun sebanyak 43 ibu hamil (47,8%). Berdasarkan paritas, kelompok dengan
frekuensi tertinggi merupakan ibu hamil multipara yang sudah melahirkan lebih
dari 1 kali, yaitu sebanyak 51 ibu hamil (56,7%). Masing-masing kelompok risiko
kehamilan diambil 45 ibu hamil risiko tinggi (50%) dan 45 bukan risiko tinggi
(50%).
Tabel 2. Analisis hubungan status gizi ibu
hamil terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi.
Status Gizi (IMT) |
Kehamilan Risiko Tinggi |
Total |
p |
OR |
||||
Tidak |
Ya |
|||||||
N |
% |
N |
% |
N |
% |
|||
Normal |
32 |
66,7 |
16 |
33,3 |
48 |
100 |
0,001 |
4,462 |
Tidak Normal |
13 |
31 |
29 |
69 |
42 |
100 |
||
Total |
45 |
50 |
45 |
50 |
90 |
100 |
Berdasarkan
uji statistik pada tabel 2 didapatkan bahwa pada kelompok ibu hamil bukan
risiko tinggi mayoritas memiliki IMT yang normal dibandingkan dengan IMT yang
tidak normal. Dan pada kelompok kehamilan bukan risiko tinggi masih terdapat 13
ibu hamil yang memiliki IMT tidak normal sehingga perlu menjadi perhatian agar
tidak menjadi masalah kesehatan pasca persalinan. Pada kelompok kehamilan
risiko tinggi mayoritas memiliki IMT yang tidak normal, yaitu sebanyak 29 dari
45 ibu hamil.
Dari
hasil analisis uji chi-square pada tabel 2 didapatkan p = 0,001 dimana lebih
kecil dari a = 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara status
gizi ibu hamil (IMT) dengan kejadian kehamilan risiko tinggi. Pada uji odds
ratio didapatkan bahwa risiko terjadinya kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil
dengan IMT yang tidak normal meningkat 4,462 kali dibandingkan dengan ibu hamil
dengan IMT yang normal.
Tabel 3. Analisis hubungan kunjungan
antenatal care ibu hamil terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi
Jumlah Kunjungan ANC |
Kehamilan Risiko Tinggi |
Total |
p |
OR |
||||
Tidak |
Ya |
|||||||
N |
% |
N |
% |
N |
% |
|||
Lengkap |
27 |
51,9 |
25 |
48,1 |
52 |
100 |
0,670 |
1,200 |
Tidak Lengkap |
18 |
47,4 |
20 |
52,6 |
38 |
100 |
||
Total |
45 |
50 |
45 |
50 |
90 |
100 |
Pada
tabel 3 terlihat bahwa pada kelompok kehamilan bukan risiko tinggi maupun
kehamilan risiko tinggi memiliki riwayat kunjungan ANC yang lengkap
dibandingkan yang tidak lengkap. Didapatkan juga 38 dari 90 ibu hamil memiliki
riwayat kunjungan ANC yang tidak lengkap sehingga perlu mencari faktor yang
menyebabkan ibu hamil tersebut tidak melakukan kunjungan ANC yang lengkap.
Dari
hasil analisis uji chi-square pada tabel 3 didapatkan p = 0,670 dimana lebih
besar dari a = 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara
kunjungan ANC dengan kehamilan risiko tinggi. Dan pada hasil analisis odds
ratio, didapatkan bahwa risiko terjadinya kehamilan risiko tinggi pada ibu
hamil dengan kunjungan ANC yang tidak lengkap meningkat 1,200 kali dibandingkan
dengan ibu hamil dengan kunjungan ANC yang lengkap.
Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan, hasil penelitian sesuai dengan penelitian dari Octavia & Siahaan, (2023) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara IMT yang tidak normal terhadap
kejadian preeklampsia dan diabetes gestasional pada ibu hamil. Hal tersebut
sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh (Miele et al., 2021) yang
menjelaskan bahwa status gizi pada ibu hamil dapat memengaruhi munculnya dampak
dari kehamilan risiko tinggi seperti preeklampsia dan diabetes gestasional.
Mengonsumsi makronutrien yang berkalori tinggi meningkatkan risiko diabetes
gestasional, tetapi apabila terlalu banyak konsumsi mikronutrien juga
meningkatkan risiko preeklampsia.
Penting
bagi seluruh fasilitas kesehatan yang memiliki pelayanan ANC untuk
mengidentifikasi sejak dini mengenai kelebihan atau kekurangan gizi pada ibu
hamil. Pemberi layanan ANC harus menyesuaikan dan memantau diet, suplemen
nutrisi, manajemen berat badan, dan aktivitas fisik dari ibu hamil yang
memiliki gizi yang kurang maupun berlebih (McAuliffe et al., 2020). Suatu
penelitian menunjukkan bahwa pendampingan gizi pada ibu hamil kurang energi
kronis (KEK) memiliki dampak terhadap peningkatan berat badan ibu hamil (Iskandar et al., 2022).
Pemerintah
berupaya untuk menangani masalah gizi ibu hamil dan balita dengan berbagai
cara. Upaya tersebut meliputi penatalaksanaan penyakit penyerta dan pemberian
makanan tambahan berbahan pangan lokal. Adanya makanan yang berkualitas
diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi ibu hamil. Edukasi, konseling, dan
pemantauan pola makan penting untuk dilakukan untuk menunjang program yang
telah direalisasikan (Kemenkes, 2023). Dengan
mengoptimalkan program-program tersebut diharapkan dapat membantu perbaikan
gizi ibu hamil di masa mendatang.
Hasil
penelitian mengenai kelengkapan ANC yang tertera pada tabel 3 mendukung
penelitian dari (Ujung & Nainggolan, 2022) yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kunjungan ANC dengan usia ibu hamil
dan paritas (multigravida dan grandemultigravida). Meskipun pada hasil penelitian ini didapatkan
tidak adanya hubungan antara kunjungan ANC dengan kehamilan risiko tinggi,
mayoritas dari kelompok ibu hamil risiko tinggi maupun bukan risiko tinggi
memiliki riwayat kunjungan ANC yang lengkap. Suatu penelitian mengemukakan
bahwa alasan ibu hamil primipara rajin melakukan pemeriksaan ANC karena belum
memiliki pengalaman kehamilan dan ibu hamil dengan paritas tinggi cenderung
kurang rajin melakukan pemeriksaan ANC karena sudah lebih berpengalaman
mengatasi kehamilan (Rizkianti et al., 2023; Tunny & Astuti, 2022).
Ada
berbagai faktor lain yang menyebabkan ibu hamil tidak melakukan kunjungan ANC
secara rutin, selain dari usia dan paritas. Penelitian oleh Sulastri, et al.
(2024) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan dan jarak puskesmas
dengan kunjungan ANC pada ibu hamil trimester ketiga. Ibu hamil yang bekerja
dan jarak puskesmas yang jauh menyebabkan tingginya kunjungan ANC yang tidak
teratur pada penelitian tersebut.
Kesimpulan
Penelitian ini
menemukan bahwa ada hubungan antara status gizi ibu hamil terhadap kejadian kehamilan
risiko tinggi dan tidak ada hubungan antara kunjungan antenatal care terhadap
kejadian kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Simomulyo tahun 2023. Tenaga
medis perlu meningkatkan upaya pencegahan kehamilan risiko tinggi dan promosi
mengenai faktor-faktor yang menimbulkan kehamilan risiko tinggi, khususnya
mengenai pentingnya gizi ibu hamil sehingga dapat menurunkan AKI.
BIBLIOGRAFI
Iskandar, I., Rachmawati,
R., Ichsan, I., & Khazanah, W. (2022). Perbaikan gizi pada ibu hamil
kekurangan energi kronis (KEK) melalui pendampingan pemberian makanan tambahan
di wilayah kerja Puskesmas Lampisang Aceh Besar. Jurnal PADE: Pengabdian
& Edukasi, 4(1), 34–39.
Kemenkes, R. I. (2023). Petunjuk Teknis Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil. Kemenkes [Internet], 78–81.
McAuliffe, F. M., Killeen, S. L., Jacob, C. M.,
Hanson, M. A., Hadar, E., McIntyre, H. D., Kapur, A., Kihara, A. B., Ma, R. C.,
& Divakar, H. (2020). Management of prepregnancy, pregnancy, and postpartum
obesity from the FIGO Pregnancy and Non‐Communicable Diseases Committee: A FIGO
(International Federation of Gynecology and Obstetrics) guideline. International
Journal of Gynaecology and Obstetrics, 151(Suppl 1), 16.
Miele, M. J., Souza, R. T.,
Calderon, I. M., Feitosa, F. E., Leite, D. F., Rocha Filho, E. A., Vettorazzi,
J., Mayrink, J., Fernandes, K. G., & Vieira, M. C. (2021). Maternal nutrition status associated with
pregnancy-related adverse outcomes. Nutrients, 13(7), 2398.
Octavia, H., & Siahaan, S.
C. P. T. (2023). Hubungan riwayat hipertensi, indeks massa tubuh dan usia ibu
pada wanita hamil dengan kejadian preeklampsia di Rumah Sakit Kristen
Mojowarno. Jurnal
Kedokteran Universitas Palangka Raya, 11(2).
Ratnaningtyas, M. A., & Indrawati, F. (2023).
Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Kehamilan Risiko Tinggi. HIGEIA
(Journal of Public Health Research and Development), 7(3), 334–344.
Rizkianti, N., Wahyuni, E., & Yulyana, N. (2023).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care Pada Ibu Hamil:
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care Pada Ibu Hamil. Jurnal
Besurek JIDAN, 2(1), 1–13.
Rohati, E., & Siregar, R. (2023). Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Kejadian Kematian Ibu pada Masa Kehamilan, Persalinan
dan Nifas di Kota Depok Tahun 2021. Jenggala: Jurnal Riset Pengembangan Dan
Pelayanan Kesehatan, 2(01).
Shalzabila, T. C. N., Wartiningsih, M., &
Sekarputri, C. H. (2024). Kepuasan Antenatal Care terhadap Kunjungan Ulang Ibu
Hamil Puskesmas Simomulyo. CoMPHI Journal: Community Medicine and Public
Health of Indonesia Journal, 4(3).
Siahaan, S. C., & Henderi, H. (2021). Intervensi Ibu
Hamil dengan Kurang Energi Kalori pada Trimester Ketiga Melalui Suplementasi
Mikronutrien di Surabaya Tahun 2019. Majalah Kedokteran Andalas, 44(1),
17–27.
Souza, J. P., Day, L. T.,
Rezende-Gomes, A. C., Zhang, J., Mori, R., Baguiya, A., Jayaratne, K., Osoti,
A., Vogel, J. P., & Campbell, O. (2024). A global analysis of the determinants of maternal
health and transitions in maternal mortality. The Lancet Global Health, 12(2),
e306–e316.
SPSS, M. O. D. (2015). SPSS (Statistical Package
for the Social Sciens).
Sugiyono, S., & Lestari,
P. (2021). Metode penelitian komunikasi (Kuantitatif, kualitatif, dan cara
mudah menulis artikel pada jurnal internasional). Alvabeta Bandung, CV.
Tunny, R., & Astuti, A. D.
(2022). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care (Anc) Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Rijali Kota Ambon. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia, 2(1), 153–162.
Ujung, R. M., & Nainggolan, D. R. (2022). Hubungan
Karakteristik Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Siatas Barita. Jurnal Maternitas Kebidanan, 7(1),
20–30.
Copyright holder: Ony Intan Tsalsa Cahyaning Endik, Hanna Tabita Hasianna Silitonga, Hendera Henderi, Imelda Ritunga (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |