Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 10, Oktober 2024

 

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN RISIKO TINGGI DI PUSKESMAS SIMOMULYO TAHUN 2023 

 

Ony Intan Tsalsa Cahyaning Endik1, Hanna Tabita Hasianna Silitonga2, Hendera Henderi3, Imelda Ritunga4

Universitas Ciputra Surabaya, Indonesia1,2,3,4

Email: [email protected]2

 

Abstrak

Penyebab penting dari tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) adalah kehamilan risiko tinggi. Tinggi rendahnya risiko kehamilan salah satunya dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil. Risiko kehamilan dan status gizi ibu hamil diketahui melalui antenatal care yang dilakukan sebanyak enam kali selama kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara status gizi ibu hamil dan kunjungan ANC terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Simomulyo tahun 2023. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan case control menggunakan data sekunder yaitu rekam medis ibu hamil tahun 2023. Populasi penelitian meliputi ibu hamil di Puskesmas Simomulyo tahun 2023 dengan jumlah sampel sebesar 45 ibu hamil risiko tinggi dan 45 ibu hamil bukan risiko tinggi. Analisis data yang digunakan adalah uji chi-square untuk melihat hubungan dan uji odds ratio untuk melihat peluang faktor risiko menyebabkan kehamilan risiko tinggi. Dari hasil analisis didapatkan frekuensi terbanyak adalah ibu hamil berusia 26-35 tahun (47,8%) dan ibu hamil multipara (56,7%). Dari uji statistik didapatkan ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kehamilan risiko tinggi dengan hasil p-value<0,05, dan tidak ada hubungan antara kunjungan ANC dengan kehamilan risiko tinggi dengan hasil p-value>0,05. Berdasarkan hasil analisis odds ratio (OR) mengenai status gizi, risiko terjadinya kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tidak normal meningkat 4,462 kali dibandingkan dengan ibu hamil dengan IMT yang normal. Diperlukan peningkatan upaya pencegahan kejadian ibu hamil risiko tinggi dan promosi mengenai faktor-faktor yang menimbulkan kehamilan risiko tinggi, khususnya mengenai gizi ibu hamil sehingga dapat menurunkan AKI.

Kata kunci: kehamilan risiko tinggi, status gizi, antenatal care

 

Abstract

An important cause of the high Maternal Mortality Rate (MMR) is high-risk pregnancies. The high and low risk of pregnancy is one of them influenced by the nutritional status of pregnant women. The risk of pregnancy and the nutritional status of pregnant women are known through antenatal care which is carried out six times during pregnancy. This study aims to analyze whether there is a relationship between the nutritional status of pregnant women and ANC visits to the incidence of high-risk pregnancies at the Simomulyo Health Center in 2023. This type of research is observational analysis with a case control approach using secondary data, namely medical records of pregnant women in 2023. The study population includes pregnant women at the Simomulyo Health Center in 2023 with a sample size of 45 high-risk pregnant women and 45 non-high-risk pregnant women. The data analysis used was the chi-square test to see the relationship and the odds ratio test to see the chance of risk factors causing high-risk pregnancies. From the results of the analysis, the most frequent are pregnant women aged 26-35 years (47.8%) and multi-para pregnant women (56.7%). From the statistical test, it was found that there was a relationship between the nutritional status of pregnant women and high-risk pregnancies with a p-value of <0.05, and there was no relationship between ANC visits and high-risk pregnancies with a p-value of >0.05. Based on the results of the odds ratio (OR) analysis regarding nutritional status, the risk of high-risk pregnancy in pregnant women with an abnormal Body Mass Index (BMI) increased by 4.462 times compared to pregnant women with a normal BMI. It is necessary to increase efforts to prevent the occurrence of high-risk pregnant women and promote the factors that cause high-risk pregnancies, especially regarding the nutrition of pregnant women so that they can reduce AKI

Keywords: kehamilan risiko tinggi, status gizi, antenatal care

 

Pendahuluan

Angka kematian ibu (AKI) merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia maupun global. Dalam skala global pada tahun 2020 memiliki jumlah AKI sebesar 223 per 100.000 kelahiran hidup (Souza et al., 2024). Di Indonesia sendiri memiliki jumlah AKI yang mencapai 189 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2020. Tingginya AKI tersebut diharapkan dapat berkurang hingga 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 yang sesuai dengan target SDG’s atauSsustainable Development Goals (Kemenkes, 2023).

Peningkatan AKI pada tahun 2022 didominasi oleh karena preeklampsia dan jantung (Kemenkes, 2023). Terjadinya penyakit-penyakit tersebut selama kehamilan merupakan suatu kehamilan risiko tinggi. Kehamilan risiko tinggi sendiri merupakan kehamilan yang berisiko lebih besar menyebabkan morbiditas ataupun mortalitas untuk ibu maupun janinnya, baik saat antepartum maupun postpartum (Ratnaningtyas & Indrawati, 2023)

Ada dua penyebab terjadinya kehamilan risiko tinggi, yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung yang sering terjadi meliputi preeklampsia, perdarahan, infeksi, distonia, hingga abortus. Salah satu penyebab timbulnya faktor-faktor tersebut adalah karena ketidak seimbangan nutrisi. Ibu hamil membutuhkan makronutrien dan mikronutrien  yang cukup selama masa kehamilan. Sehingga apabila tidak seimbang maka menyebabkan gangguan pertumbuhan janin (Siahaan & Henderi, 2021). Contoh dari penyebab tidak langsung faktor 4 Terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jarak kehamilan, dan terlalu banyak anak), riwayat antenatal care (ANC), dan riwayat penyakit ibu (Rohati & Siregar, 2023).

Deteksi dini risiko kehamilan penting untuk dilakukan. Skrining risiko kehamilan pada fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas dapat dilakukan dengan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) pada saat kunjungan ANC. Skoring dari KSPR dapat mengklasifikasikan risiko kehamilan menjadi kehamilan risiko rendah, risiko tinggi, dan risiko sangat tinggi. Pelayanan di Puskesmas juga meliputi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit untuk memastikan kondisi alat reproduksi ibu kembali sehat setelah persalinan (Shalzabila et al., 2024).

Pelayanan ANC merupakan suatu upaya peningkatan kesehatan yang diberikan mulai saat konsepsi hingga sebelum persalinan. Kunjungan ANC dilakukan satu kali pada trimester pertama, dua kali pada trimester kedua, dan tiga kali pada trimester ketiga. Pada pelayanan antenatal terpadu, dilakukan deteksi masalah gizi, faktor risiko dan komplikasi, gangguan jiwa, penyakit menular, dan penyakit tidak menular. Pelayanan antenatal terpadu juga harus memenuhi standar 10T, salah satunya adalah penilaian status gizi yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan atas (Kemenkes RI, 2023). Pada penelitian ini status gizi diukur berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Hasil IMT dapat menentukan apakah ibu hamil tersebut status gizinya normal, kelebihan berat badan, atau obesitas, tetapi pada penelitian ini diklasifikasikan menjadi normal (18,5-24,9) dan tidak normal (<18,5 atau >24,9).

Puskesmas Simomulyo merupakan salah satu puskesmas yang memiliki pelayanan obstetri yang lengkap. Fasilitas bagi ibu hamil meliputi poli KIA-KB (kesehatan ibu dan anak - keluarga berencana), poli gizi, poli psikologi, laboratorium, hingga pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED). Maka dari itu, populasi penelitian ini adalah ibu hamil di Puskesmas Simomulyo tahun 2023.

Sangat penting untuk menganalisis faktor dari timbulnya kejadian risiko tinggi karena dampaknya sangat berbahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada hubungan antara status gizi ibu hamil dan kunjungan antenatal care terhadap terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Simomulyo tahun 2023. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan akan meningkatkan informasi dan kesadaran akan pentingnya menghindari faktor risiko kehamilan risiko tinggi sehingga membantu dalam menurunkan AKI di masa mendatang.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara status gizi ibu hamil dan kunjungan ANC terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Simomulyo tahun 2023.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian case control dengan menggunakan data sekunder (Sugiyono & Lestari, 2021). Sampel penelitian ini adalah ibu hamil risiko tinggi dan ibu hamil bukan risiko tinggi di Puskesmas Simomulyo tahun 2023 dengan total sampel sebesar 90 ibu hamil yang dibagi menjadi 45 ibu hamil risiko tinggi dan 45 ibu hamil bukan risiko tinggi

Variabel independen pada penelitian ini adalah kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Simomulyo tahun 2023. Variabel dependen penelitian ini adalah status gizi ibu hamil (pengukuran IMT) dan kunjungan ANC. IMT dikatakan normal apabila nilainya 18,5 hingga 24,9 dan tidak normal apabila <18,5 atau >24,9. Kunjungan ANC dikatakan lengkap apabila melakukan minimal 6 kali dan jika tidak lengkap maka <6 kali.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2024 hingga September 2024. Analisis data menggunakan analisis chi-square untuk melihat ada atau tidaknya hubungan. Analisis odds ratio juga digunakan dalam penelitian ini untuk melihat peluang dari status gizi ibu hamil dan kunjungan antenatal care terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi. Keseluruhan data yang didapatkan akan dianalisis menggunakan SPSS versi 20.0.2.0 (20) (SPSS, 2015).

 

Hasil dan Pembahasan

Berikut adalah data karakteristik responden penelitian pada tabel 1 yang meliputi usia ibu saat hamil, paritas, dan jenis risiko kehamilan ibu hamil di Puskesmas Simomulyo tahun 2023.

 

Tabel 1. Karakteristik responden penelitian

No.

Karakteristik Responden

Frekuensi

Persentase (%)

1

Usia Saat Hamil

16-25 tahun

35

38,9

26-35 tahun

43

47,8

36-45 tahun

12

13,3

2

Paritas

Primipara

35

38,9

Multipara

51

56,7

Grandemultipara

4

4,4

3

Risiko Kehamilan

Bukan Risiko Tinggi

45

50

Risiko Tinggi

45

50

 

Dari hasil analisis distribusi frekuensi sampel pada tabel 1, terlihat 90 sampel ibu hamil dibagi menjadi tiga kelompok usia, 3 kelompok paritas, dan 2 kelompok risiko kehamilan. Frekuensi ibu hamil tertinggi berada pada kelompok usia 26-35 tahun sebanyak 43 ibu hamil (47,8%). Berdasarkan paritas, kelompok dengan frekuensi tertinggi merupakan ibu hamil multipara yang sudah melahirkan lebih dari 1 kali, yaitu sebanyak 51 ibu hamil (56,7%). Masing-masing kelompok risiko kehamilan diambil 45 ibu hamil risiko tinggi (50%) dan 45 bukan risiko tinggi (50%).

 

Tabel 2. Analisis hubungan status gizi ibu hamil terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi.

Status Gizi (IMT)

Kehamilan Risiko Tinggi

Total

p

OR

Tidak

Ya

N

%

N

%

N

%

Normal

32

66,7

16

33,3

48

100

0,001

4,462

Tidak Normal

13

31

29

69

42

100

Total

45

50

45

50

90

100

 

Berdasarkan uji statistik pada tabel 2 didapatkan bahwa pada kelompok ibu hamil bukan risiko tinggi mayoritas memiliki IMT yang normal dibandingkan dengan IMT yang tidak normal. Dan pada kelompok kehamilan bukan risiko tinggi masih terdapat 13 ibu hamil yang memiliki IMT tidak normal sehingga perlu menjadi perhatian agar tidak menjadi masalah kesehatan pasca persalinan. Pada kelompok kehamilan risiko tinggi mayoritas memiliki IMT yang tidak normal, yaitu sebanyak 29 dari 45 ibu hamil.

Dari hasil analisis uji chi-square pada tabel 2 didapatkan p = 0,001 dimana lebih kecil dari a = 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara status gizi ibu hamil (IMT) dengan kejadian kehamilan risiko tinggi. Pada uji odds ratio didapatkan bahwa risiko terjadinya kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil dengan IMT yang tidak normal meningkat 4,462 kali dibandingkan dengan ibu hamil dengan IMT yang normal.

 

Tabel 3. Analisis hubungan kunjungan antenatal care ibu hamil terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi

Jumlah Kunjungan ANC

Kehamilan Risiko Tinggi

Total

p

OR

Tidak

Ya

N

%

N

%

N

%

Lengkap

27

51,9

25

48,1

52

100

0,670

1,200

Tidak Lengkap

18

47,4

20

52,6

38

100

Total

45

50

45

50

90

100

 

Pada tabel 3 terlihat bahwa pada kelompok kehamilan bukan risiko tinggi maupun kehamilan risiko tinggi memiliki riwayat kunjungan ANC yang lengkap dibandingkan yang tidak lengkap. Didapatkan juga 38 dari 90 ibu hamil memiliki riwayat kunjungan ANC yang tidak lengkap sehingga perlu mencari faktor yang menyebabkan ibu hamil tersebut tidak melakukan kunjungan ANC yang lengkap.

Dari hasil analisis uji chi-square pada tabel 3 didapatkan p = 0,670 dimana lebih besar dari a = 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara kunjungan ANC dengan kehamilan risiko tinggi. Dan pada hasil analisis odds ratio, didapatkan bahwa risiko terjadinya kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil dengan kunjungan ANC yang tidak lengkap meningkat 1,200 kali dibandingkan dengan ibu hamil dengan kunjungan ANC yang lengkap.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, hasil penelitian sesuai dengan penelitian dari Octavia & Siahaan, (2023) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara IMT yang tidak normal terhadap kejadian preeklampsia dan diabetes gestasional pada ibu hamil. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh (Miele et al., 2021) yang menjelaskan bahwa status gizi pada ibu hamil dapat memengaruhi munculnya dampak dari kehamilan risiko tinggi seperti preeklampsia dan diabetes gestasional. Mengonsumsi makronutrien yang berkalori tinggi meningkatkan risiko diabetes gestasional, tetapi apabila terlalu banyak konsumsi mikronutrien juga meningkatkan risiko preeklampsia.

Penting bagi seluruh fasilitas kesehatan yang memiliki pelayanan ANC untuk mengidentifikasi sejak dini mengenai kelebihan atau kekurangan gizi pada ibu hamil. Pemberi layanan ANC harus menyesuaikan dan memantau diet, suplemen nutrisi, manajemen berat badan, dan aktivitas fisik dari ibu hamil yang memiliki gizi yang kurang maupun berlebih (McAuliffe et al., 2020). Suatu penelitian menunjukkan bahwa pendampingan gizi pada ibu hamil kurang energi kronis (KEK) memiliki dampak terhadap peningkatan berat badan ibu hamil (Iskandar et al., 2022).

Pemerintah berupaya untuk menangani masalah gizi ibu hamil dan balita dengan berbagai cara. Upaya tersebut meliputi penatalaksanaan penyakit penyerta dan pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal. Adanya makanan yang berkualitas diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi ibu hamil. Edukasi, konseling, dan pemantauan pola makan penting untuk dilakukan untuk menunjang program yang telah direalisasikan (Kemenkes, 2023). Dengan mengoptimalkan program-program tersebut diharapkan dapat membantu perbaikan gizi ibu hamil di masa mendatang.

Hasil penelitian mengenai kelengkapan ANC yang tertera pada tabel 3 mendukung penelitian dari (Ujung & Nainggolan, 2022) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kunjungan ANC dengan usia ibu hamil dan paritas (multigravida dan grandemultigravida).  Meskipun pada hasil penelitian ini didapatkan tidak adanya hubungan antara kunjungan ANC dengan kehamilan risiko tinggi, mayoritas dari kelompok ibu hamil risiko tinggi maupun bukan risiko tinggi memiliki riwayat kunjungan ANC yang lengkap. Suatu penelitian mengemukakan bahwa alasan ibu hamil primipara rajin melakukan pemeriksaan ANC karena belum memiliki pengalaman kehamilan dan ibu hamil dengan paritas tinggi cenderung kurang rajin melakukan pemeriksaan ANC karena sudah lebih berpengalaman mengatasi kehamilan (Rizkianti et al., 2023; Tunny & Astuti, 2022).

Ada berbagai faktor lain yang menyebabkan ibu hamil tidak melakukan kunjungan ANC secara rutin, selain dari usia dan paritas. Penelitian oleh Sulastri, et al. (2024) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan dan jarak puskesmas dengan kunjungan ANC pada ibu hamil trimester ketiga. Ibu hamil yang bekerja dan jarak puskesmas yang jauh menyebabkan tingginya kunjungan ANC yang tidak teratur pada penelitian tersebut.

 

Kesimpulan

Penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan antara status gizi ibu hamil terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi dan tidak ada hubungan antara kunjungan antenatal care terhadap kejadian kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Simomulyo tahun 2023. Tenaga medis perlu meningkatkan upaya pencegahan kehamilan risiko tinggi dan promosi mengenai faktor-faktor yang menimbulkan kehamilan risiko tinggi, khususnya mengenai pentingnya gizi ibu hamil sehingga dapat menurunkan AKI.

 

BIBLIOGRAFI

 

Iskandar, I., Rachmawati, R., Ichsan, I., & Khazanah, W. (2022). Perbaikan gizi pada ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) melalui pendampingan pemberian makanan tambahan di wilayah kerja Puskesmas Lampisang Aceh Besar. Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi, 4(1), 34–39.

Kemenkes, R. I. (2023). Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil. Kemenkes [Internet], 78–81.

McAuliffe, F. M., Killeen, S. L., Jacob, C. M., Hanson, M. A., Hadar, E., McIntyre, H. D., Kapur, A., Kihara, A. B., Ma, R. C., & Divakar, H. (2020). Management of prepregnancy, pregnancy, and postpartum obesity from the FIGO Pregnancy and Non‐Communicable Diseases Committee: A FIGO (International Federation of Gynecology and Obstetrics) guideline. International Journal of Gynaecology and Obstetrics, 151(Suppl 1), 16.

Miele, M. J., Souza, R. T., Calderon, I. M., Feitosa, F. E., Leite, D. F., Rocha Filho, E. A., Vettorazzi, J., Mayrink, J., Fernandes, K. G., & Vieira, M. C. (2021). Maternal nutrition status associated with pregnancy-related adverse outcomes. Nutrients, 13(7), 2398.

Octavia, H., & Siahaan, S. C. P. T. (2023). Hubungan riwayat hipertensi, indeks massa tubuh dan usia ibu pada wanita hamil dengan kejadian preeklampsia di Rumah Sakit Kristen Mojowarno. Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya, 11(2).

Ratnaningtyas, M. A., & Indrawati, F. (2023). Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Kehamilan Risiko Tinggi. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 7(3), 334–344.

Rizkianti, N., Wahyuni, E., & Yulyana, N. (2023). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care Pada Ibu Hamil: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care Pada Ibu Hamil. Jurnal Besurek JIDAN, 2(1), 1–13.

Rohati, E., & Siregar, R. (2023). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kematian Ibu pada Masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas di Kota Depok Tahun 2021. Jenggala: Jurnal Riset Pengembangan Dan Pelayanan Kesehatan, 2(01).

Shalzabila, T. C. N., Wartiningsih, M., & Sekarputri, C. H. (2024). Kepuasan Antenatal Care terhadap Kunjungan Ulang Ibu Hamil Puskesmas Simomulyo. CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal, 4(3).

Siahaan, S. C., & Henderi, H. (2021). Intervensi Ibu Hamil dengan Kurang Energi Kalori pada Trimester Ketiga Melalui Suplementasi Mikronutrien di Surabaya Tahun 2019. Majalah Kedokteran Andalas, 44(1), 17–27.

Souza, J. P., Day, L. T., Rezende-Gomes, A. C., Zhang, J., Mori, R., Baguiya, A., Jayaratne, K., Osoti, A., Vogel, J. P., & Campbell, O. (2024). A global analysis of the determinants of maternal health and transitions in maternal mortality. The Lancet Global Health, 12(2), e306–e316.

SPSS, M. O. D. (2015). SPSS (Statistical Package for the Social Sciens).

Sugiyono, S., & Lestari, P. (2021). Metode penelitian komunikasi (Kuantitatif, kualitatif, dan cara mudah menulis artikel pada jurnal internasional). Alvabeta Bandung, CV.

Tunny, R., & Astuti, A. D. (2022). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care (Anc) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Rijali Kota Ambon. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia, 2(1), 153–162.

Ujung, R. M., & Nainggolan, D. R. (2022). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Siatas Barita. Jurnal Maternitas Kebidanan, 7(1), 20–30.

 

Copyright holder:

Ony Intan Tsalsa Cahyaning Endik, Hanna Tabita Hasianna Silitonga, Hendera Henderi, Imelda Ritunga (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: