Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
12, Desember 2024
ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI DETEKSI DINI
KANKER SERVIKS METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA WANITA USIA SUBUR TAHUN
2023
Jonathan Christopher Wewengkang1, Fadiah
Ashrianti2, Muhammad Arsy Reza Suyudi3,
Maher Syahbani Putra Perwira4, Ninik Sriwijayati5, Atika6
Universitas Airlangga,
Surabaya, Indonesia1,2,3,4,5
UPT Latkesmas
Murnajati, Malang, Indonesia6
Email: [email protected]1
Abstrak
Kanker serviks merupakan
kanker paling umum keempat pada wanita di seluruh dunia. Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa hanya 8,3% perempuan Indonesia usia 30-50 tahun yang menjalani skrining dini kanker
serviks melalui tes skrining asam
asetat (IVA), sehingga masih tergolong rendah dibandingkan angka wanita usia
subur di Indonesia. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi wanita usia subur
dalam melakukan deteksi dini kanker
serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional
yang melibatkan wanita usia subur (15-49 tahun) di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai data primer. Data yang diperoleh
dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan aplikasi pengolahan statistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan teman (p=0,045) dan dukungan tenaga kesehatan (p=0,037) terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks
metode IVA. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p=0,586), sikap
(p=0,197), dukungan keluarga
(p=0,092), akses informasi
(p=0,282), akses ke pelayanan kesehatan (p=0,150) terhadap motivasi deteksi dini kanker
serviks metode IVA. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap deteksi dini kanker serviks
metode IVA (p=1,000). Dukungan
teman dan dukungan tenaga kesehatan menjadi faktor yang memiliki hubungan dengan motivasi wanita usia subur untuk
melakukan pemeriksaan kanker serviks metode IVA di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Kata kunci: Wanita, Motivasi, Deteksi Dini Kanker Serviks
Abstract
Cervical cancer
is the fourth most common cancer in women worldwide. This is also supported by
the fact that only 8.3% of Indonesian women aged 30-50 years undergo early
screening for cervical cancer through an visual
inspection of asetic acid (VIA), so it is still
relatively low compared to early rates in Indonesian women childbearing age.
This study aims to analyze the factors that influence women of childbearing age
in receiving early detection of cervical cancer using the Visual Inspection of
Acetic Acid (VIA) method in Turirejo Village, Lawang District, Malang Regency. This study was a
cross-sectional study involving women of childbearing age (15-49 years) in Turirejo Village, Lawang
Subdistrict, Malang District. This study was conducted using questionnaires as
primary data. The data obtained were subjected to bivariate analysis using the . The results showed a significant relationship between
friend support (p=0,045) and health worker support (p=0,037) on the motivation
for early detection of cervical cancer by VIA method. There is no significant
relationship between knowledge (p=0,586), attitude (p=0,197), family support
(p=0,092), access to information (p=0,282), access to health services (p=0,150)
on motivation for early detection of cervical cancer by VIA method. There was
no significant relationship between motivation and early detection of cervical
cancer by VIA method (p=1,000). Friend support and health worker support are
factors that have an association with the motivation of women of childbearing
age to perform cervical cancer screening using the VIA method in Turirejo Village, Lawang
Sub-District, Malang District.
Keywords: Women, Motivation, Cervical Cancer Screening
Pendahuluan
Kanker serviks merupakan penyakit keganasan pada serviks (leher rahim) yang umumnya ditransmisikan oleh infeksi human
papillomavirus (HPV) melalui kontak
langsung antar individu termasuk hubungan seksual. Infeksi oleh HPV yang yang terjadi terus menerus
pada serviks (bagian bawah dari rahim)
yang tidak diterapi secara optimal dapat memperbesar risiko menjadi kanker serviks sebesar 99% (Fowler et
al., 2022). Umumnya membutuhkan
waktu 15-20 tahun untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker (WHO, 2023).
Kanker serviks menduduki urutan keempat sebagai kanker yang umum diderita oleh wanita di dunia dengan 604.000 kasus baru di tahun
2020, dan 90% dari 342.000 kasus
kematian kanker serviks terjadi pada negara dengan pendapatan menengah ke bawah
termasuk Asia Tenggara (WHO, 2023). Berdasarkan laporan dari The Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) (2020), terdapat sebanyak 36.663 kasus baru di Indonesia yang membuat kanker serviks menempati urutan kedua setelah
kanker payudara. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Jaspers et al. (2011) sebanyak 41,6% perempuan di 5 provinsi di
Indonesia termasuk Jawa timur
memiliki pengetahuan yang kurang baik mengenai
kanker serviks. Hal ini juga didukung dengan wanita usia
30-50 tahun di Indonesia yang melakukan
pemeriksaan dini kanker serviks melalui Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) hanya ada 8,3% sehingga angka pemeriksaan deteksi dini pada wanita di Indonesia masih cukup rendah
(Khairunnisa, Ronoatmodjo,
& Prasetyo, 2022).
Fase pra-kanker
dari kanker serviks yang cukup panjang hingga bisa mencapai 20 tahun dari infeksi
awal menjadikan kanker serviks termasuk ke dalam
penyakit yang dapat dicegah. Pencegahan dari kanker serviks
dapat dilakukan melalui pemeriksaan sitologi yang dikenal dengan metode pap smear yang dapat mendeteksi stadium awal kanker serviks,
serta dapat mendeteksi lesi pra kanker. Selain
itu deteksi dini dapat dilakukan
dengan inspeksi visual keadaan mulut rahim
dengan pengaplikasian asam asetat 5% yang biasa dikenal dengan
pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam Astetat (IVA). Metode IVA memiliki keuntungan lebih sederhana, mudah, dan lebih murah sehingga
sering dijadikan program untuk deteksi dini
kanker serviks pada masyarakat marginal, daerah terpencil, dan dapat dilakukan pada pelayanan kesehatan primer (Mastutik et
al., 2015). Masalah yang timbul
jika wanita tidak melakukan deteksi dini kanker
serviks biasanya adalah kanker serviks
terdeteksi sudah berada di stadium lanjut
(Suprapti, 2017).
Penelitian yang dilakukan di Desa Jubelan, Kecamatan
Sumowono, Kabupaten
Semarang, sebagian besar wanita usia subur
yang melakukan kunjungan pemeriksaan IVA, yaitu sejumlah 47 responden (53,4%), namun ada juga beberapa wanita yang mengatakan bahwa mereka tidak mengikuti
pemeriksaan IVA karena terkendala oleh pekerjaan mereka. Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan bahwa faktor seperti pekerjaan dan keterjangkauan biaya mempengaruhi perilaku wanita dalam melakukan pemeriksaan IVA. Selain itu, faktor seperti
sikap, pengetahuan, dan usia ibu juga mempengaruhi
perilaku pemeriksaan IVA (Rizani, 2021).
Berdasarkan
profil kesehatan di Desa Turirejo tahun
2022 didapatkan data jumlah
penduduk Desa Turirejo sebanyak 9069 orang dengan proporsi penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 4508 orang yang dapat didistribusi berdasarkan kelompok usia. Penduduk yang termasuk Wanita Usia Subur (WUS), yaitu memasuki usia 15-49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya
Berdasarkan
data yang ada, maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi deteksi dini kanker
serviks pada wanita usia subur di Desa
Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang tahun 2023.
Metode Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah wanita yang bertempat tinggal di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang pada periode
13-14 Desember 2023. Penelitian
ini telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik
Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga
dengan nomor surat No.51/EC/KEPK/FKUA/2023.
Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu wanita
kelompok usia 15-49 tahun, wanita yang sudah menikah, bersedia menjadi responden, dan responden dapat membaca dan menulis. Sebaliknya kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah responden dengan data tidak lengkap dan responden dengan kontraindikasi pemeriksaan IVA berupa infeksi aktif pada area pemeriksaan.
Besar sampel pada penelitian ini dihitung menggunakan
rumus besar sampel pada komparasi dua proporsi dengan menggunakan rasio antara kelompok 1 dan 2 sebesar 1, maka besar sampel minimal yang diperlukan dikalikan 2 menjadi minimal 44 sampel. Teknik
pengambilan sampel penelitian ini menggunakan consecutive sampling, di mana setiap subjek yang memenuhi kriteria inklusi dipilih hingga ukuran sampel
yang dibutuhkan tercapai.
Data primer diperoleh
melalui wawancara bebas terarah sesuai
kuesioner yang dilakukan langsung oleh peneliti. Kuesioner yang dibagikan meliputi kuesioner pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan teman, dukungan tenaga kesehatan, akses informasi mengenai deteksi dini kanker
serviks metode IVA, serta akses dari
tempat tinggal menuju ke tempat
pemeriksaan IVA. Data akan dianalisis jika item pertanyaan telah lulus uji validitas dan reliabilitas.
Data kemudian
dikelola melalui SPSS versi 26 dan disajikan dalam data deskriptif dan analitik. Penyajian data deskriptif bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase. Selanjutnya, penyajian data analitik menggunakan nilai signifikansi (p-value) untuk mencari tahu ada
tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat, digunakan uji Chi-Square. Sementara
itu, untuk mengetahui kekuatan hubungan antara pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan, dukungan teman, akses informasi
serta akses dari tempat tinggal
menuju tempat pemeriksaan dengan deteksi dini kanker
serviks digunakan uji koefisien kontingensi.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Responden
Pada penelitian
ini dilakukan pengambilan sampel dari wanita kelompok
usia subur 15-49 tahun yang bertempat tinggal di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang pada periode 13-14 Desember 2023. Setelah melalui proses penyaringan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan sampel sejumlah 50 responden. Tabel 1 merupakan tabel distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan, usia, pekerjaan responden dan suami, serta alat
transportasi.
Tabel 1. Karakteristik
responden
Karakteristik |
n
(%) |
Dusun |
|
Krajan |
5(10%) |
Krajan Timur |
3(6%) |
Turi |
32(64%) |
Simping |
10(20%) |
Tingkat Pendidikan |
|
SD |
4(8%) |
SMP |
8(16%) |
SMA/K |
29(58%) |
Sarjana/Diploma |
9(18%) |
Usia
|
|
15 - 19 tahun |
1(2%) |
20 - 24 tahun |
8(16%) |
25 - 29 tahun |
8(16%) |
30 - 34 tahun |
6(12%) |
35 - 39 tahun |
10(20%) |
40 - 44 tahun |
13(26%) |
45 - 49 tahun |
3(6%) |
Pekerjaan
Responden |
|
Bekerja |
12(24%) |
Tidak Bekerja |
38(76%) |
Pekerjaan
Suami |
|
Bekerja |
46(92%) |
Tidak Bekerja |
4(8%) |
Alat Transportasi |
|
Motor |
44(88%) |
Mobil |
1(2%) |
Sepeda |
1(2%) |
Angkutan Umum |
1(2%) |
Jalan
Kaki |
3(6%) |
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan hasil sebaran dusun responden
paling banyak didominasi
oleh Dusun Turi sebesar 32 orang atau
64% dari total responden.
Pada sebaran tingkat pendidikan responden paling banyak didominasi oleh SMA sebesar 29 orang atau 58% dari total responden. Pada sebaran kelompok usia, didapatkan sebagian besar responden berada pada kelompok usia 40-44 tahun dengan frekuensi
13 orang atau 26% dari
total responden. Pada pekerjaan
didapatkan hasil 38 orang atau 76% dari total responden tidak bekerja. Selain itu didapatkan hasil 4 orang atau 8% dari total suami responden yang tidak bekerja. Pada wanita usia subur yang dijadikan sebagai responden, didapatkan hasil sebagian besar responden yaitu sebanyak 44 orang atau 88% dari total responden yang memiliki transportasi berupa motor.
Analisis Hubungan
Pengetahuan WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Tabel 2. Hubungan pengetahuan WUS terhadap motivasi deteksi dini kanker
serviks metode IVA
Motivasi |
Total (%) |
Fisher's Exact Test* |
||
Buruk |
Baik |
|||
Buruk |
2(33,3%) |
4(66,7%) |
6(12%) |
0,586 |
Baik |
8(18,2%) |
36(81,8%) |
44(88%) |
|
Total (%) |
10(20%) |
40(80%) |
50(100%) |
Expected
count <5 terdapat pada 2 sel
(50,0%)
Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,586 artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara Pengetahuan WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA. Terdapat kecenderungan pengetahuan baik yang akan meningkatkan motivasi, hal ini
dilihat dari persentase pengetahuan buruk dengan motivasi baik sejumlah
4 (66,7%), dan pengetahuan baik
dengan motivasi baik sejumlah 36 (81,8%).
Analisis Hubungan
Sikap WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Tabel 3. Hubungan sikap WUS terhadap motivasi deteksi dini kanker
serviks metode IVA
Motivasi |
Total (%) |
Fisher's
Exact Test* |
||
Buruk |
Baik |
|||
Kurang mendukung |
4(36,4%) |
7(63,6%) |
11(22%) |
0,197 |
Mendukung |
6(15,4%) |
33(84,6%) |
39(78%) |
|
Total (%) |
10(20%) |
40(80%) |
50(100%) |
Expected
count <5 terdapat pada 1 sel
(25,0%)
Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,197 artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara Sikap WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA. Berdasarkan Tabel 3 didapatkan hasil pada responden yang memiliki motivasi baik cenderung
memiliki sikap yang mendukung dengan frekuensi 33 orang dari 66% dari total responden.
Analisis Hubungan Dukungan Keluarga WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Tabel 4. Hubungan dukungan keluarga WUS terhadap motivasi deteksi dini kanker
serviks metode IVA
Dukungan Keluarga |
Motivasi |
Total
(%) |
Fisher's Exact Test* |
|
Buruk |
Baik |
|||
Kurang
mendukung |
10(26,3%) |
28(73,7%) |
38(76%) |
0,0,92 |
Mendukung |
0(0%) |
12(100%) |
12(24%) |
|
Total
(%) |
10(20%) |
40(80%) |
50(100%) |
Expected
count <5 terdapat pada 1 sel
(25,0%)
Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,092 artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara Dukungan Keluarga WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Analisis Hubungan Dukungan Teman WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Tabel 5. Hubungan dukungan teman WUS terhadap motivasi deteksi dini kanker
serviks metode IVA
Dukungan Teman |
Motivasi |
Total
(%) |
Fisher's Exact Test* |
|
Buruk |
Baik |
|||
Kurang
mendukung |
10(27,8%) |
26(72,2%) |
36(72%) |
0,045 |
Mendukung |
0(0%) |
14(100%) |
14(28%) |
|
Total
(%) |
10(20%) |
40(80%) |
50(100%) |
Expected
count <5 terdapat pada 1 sel
(25,0%)
Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,045 artinya ada hubungan
yang signifikan antara Dukungan Teman WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA. Diperoleh nilai koefisien kontingensi artinya hubungan antara 0,298 Dukungan Teman WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA bersifat lemah.
Analisis Hubungan Dukungan Tenaga
Kesehatan terhadap Motivasi
Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Tabel 6. Hubungan dukungan tenaga kesehatan terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks
metode IVA
Dukungan Tenaga Kesehatan |
Motivasi |
Total
(%) |
Fisher's Exact Test* |
|
Buruk |
Baik |
|||
Kurang
mendukung |
9(30%) |
21(70%) |
30(60%) |
0,037 |
Mendukung |
1(5%) |
19(95%) |
20(40%) |
|
Total
(%) |
10(20%) |
40(80%) |
50(100%) |
Expected
count <5 terdapat pada 1 sel
(25,0%)
Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,037 artinya ada hubungan
yang signifikan antara Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap
Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA. Diperoleh nilai koefisien kontingensi artinya hubungan antara 0,293 Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap
Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA bersifat lemah.
Analisis Hubungan
Akses Informasi Mengenai Pemeriksaan Kanker Serviks terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Hasil
uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,282 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Akses Informasi Mengenai Pemeriksaan Kanker Serviks terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA.
Tabel 7. Hubungan akses informasi mengenai pemeriksaan kanker serviks terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks
metode IVA
Akses Informasi Mengenai Pemeriksaan Serviks |
Motivasi |
Total
(%) |
Fisher's Exact Test* |
|
Buruk |
Baik |
|||
Kurang
mendukung |
8(25,8%) |
23(74,2%) |
31(62%) |
0,282 |
Mendukung |
2(10,5%) |
17(89,5%) |
19(38%) |
|
Total
(%) |
10(20%) |
40(80%) |
50(100%) |
Expected
count <5 terdapat pada 1 sel
(25,0%)
Terdapat kecenderungan akses informasi mengenai pemeriksaan serviks baik yang akan meningkatkan motivasi, hal ini
dilihat dari persentase akses informasi mengenai pemeriksaan serviks buruk dengan motivasi
baik sejumlah 23 (74,2%),
dan akses informasi mengenai pemeriksaan serviks baik dengan
motivasi baik sejumlah 17 (89,5%).
Analisis Hubungan Akses dari Tempat Tinggal
Menuju ke Tempat Pemeriksaan IVA terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Tabel 8. Hubungan akses dari tempat
tinggal menuju ke tempat pemeriksaan
IVA terhadap motivasi deteksi dini kanker
serviks metode IVA
Akses dari Tempat
Tinggal Menuju ke Pelayanan Kesehatan |
Motivasi |
Total
(%) |
Fisher's Exact Test* |
|
Buruk |
Baik |
|||
Kurang
mendukung |
6(31,6%) |
13(68,4%) |
19(38%) |
0,150 |
Mendukung |
4(12,9%) |
27(87,1%) |
31(62%) |
|
Total
(%) |
10(20%) |
40(80%) |
50(100%) |
Expected
count <5 terdapat pada 1 sel
(25,0%)
Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,150 artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara Akses dari
Tempat Tinggal Menuju ke Tempat
Pemeriksaan IVA terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA. Terdapat kecenderungan akses tempat tinggal menuju ke pelayanan
kesehatan baik yang akan meningkatkan motivasi, hal ini
dilihat dari persentase akses tempat tinggal menuju ke pelayanan
kesehatan buruk dengan motivasi baik sejumlah 13 (68,4%), dan akses tempat tinggal
menuju ke pelayanan kesehatan baik dengan motivasi
baik sejumlah 27 (87,1%).
Analisis Hubungan
Motivasi terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Tabel 9. Hubungan motivasi terhadap deteksi dini kanker serviks
metode IVA
Sikap |
Motivasi |
Total
(%) |
Fisher's Exact Test* |
|
Buruk |
Baik |
|||
Kurang
mendukung |
10(20,8%) |
38(79,2%) |
48(22%) |
1,000 |
Mendukung |
0(0%) |
2(100%) |
2(78%) |
|
Total
(%) |
10(20%) |
40(80%) |
50(100%) |
Expected
count <5 terdapat pada 2 sel
(50,0%)
Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 1,000 artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara Motivasi terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA.
Pembahasan
Karakteristik Subjek Penelitian
di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang
Pada penelitian
ini, didapatkan responden berjumlah 50 orang yang
telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 50 responden,
Dusun Turi merupakan dusun asal responden yang terbanyak dan Dusun Krajan Timur merupakan dusun asal responden yang paling sedikit. Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur didominasi
oleh kelompok usia 40-44 tahun dan kelompok usia paling rendah yaitu 15-19 tahun. Berdasarkan tingkat ebagiann terakhir yang ditempuh oleh responden, didapatkan mayoritas responden menempuh ebagiann teraskhir pada jenjang SMA. Hal ini tidak serupa dengan
penelitian oleh
Hubungan Pengetahuan
WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi deteksi dini kanker
serviks metode IVA
(p=0,586). Pada penelitian ini,
menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang buruk tidak selalu
memiliki motivasi yang buruk untuk melakukan
deteksi dini kanker serviks metode IVA. Kemudian, responden dengan tingkat pengetahuan yang baik tidak selalu
memiliki motivasi yang baik untuk melakukan
deteksi dini kanker serviks metode IVA. Namun, semakin baik pengetahuan
responden, semakin tinggi juga kecenderungan responden untuk memiliki motivasi yang baik, hal ini
ditunjukkan oleh responden yang memiliki pengetahuan baik dan memiliki motivasi
yang baik berjumlah meningkat daripada responden yang memiliki pengetahuan buruk, walaupun perbedaan persentase antara 2 hasil tersebut tidak signifikan. Peneliti berasumsi bahwa tingkat pengetahuan saja tidak cukup
untuk meningkatkan motivasi wanita usia subur untuk
melakukan deteksi dini kanker serviks.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Dibutuhkan
faktor pendukung lain yang sehingga motivasi untuk melakukan deteksi dini kanker serviks
dapat tumbuh dalam diri wanita
usia subur. Alasan seperti rasa takut, tidak ada teman untuk periksa
bersama, ketidaktahuan atas
informasi mengenai biaya yang diperlukan, dan ketidaktahuan atas alur pendaftaran dan fasilitas kesehatan
tempat pemeriksaan deteksi dini kanker
serviks, menurunkan motivasi responden pada penelitian ini untuk melakukan deteksi dini kanker
serviks, walaupun beberapa dari mereka
memiliki pengetahuan yang baik. Selain meningkatkan
tingkat pengetahuan wanita usia subur,
faktor lain yang mendukung motivasi untuk melakukan deteksi kanker serviks perlu diinisiasikan,
ditingkatkan apabila kurang, dan dibenahi
apabila buruk, agar terciptanya sebuah motivasi. Namun, penelitian ini tidak sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hubungan Sikap
WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Berdasarkan
hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan motivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA pada WUS di desa Turirejo Kecamatan
Lawang Kabupaten Malang Tahun 2023 diperoleh nilai ρ=0,197. Hasil dari penelitian
ini tidak sejalan dengan beberapa penelitian yang dilakukan mengenai hubungan antara sikap dan motivasi deteksi
dini kanker serviks. Penelitian yang dilakukan di Denpasar menunjukan hubungan yang signifikan antara sikap dan deteksi dini
kanker serviks, namun pada penelitian ini menggunakan sampel dari mahasiswa
jurusan kebidanan dimana terdapat kesenjangan pengetahuan dengan masyarakat awam
Penelitian
yang dilakukan oleh Malawi jika anita di
sana memiliki motivasi untuk menjalankan deteksi dini kanker
serviks, namun banyaknya kesalahan persepsi dan mitos yang ada di masyarakat yang menjadikan angka deteksi dini di
masyarakat masih rendah
Hubungan Dukungan
Keluarga WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tidak terdapat
hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA pada
WUS di desa Turirejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang tahun 2023 (p=0,092). Hasil ini sesuai dengan
penelitian Masturoh (2016),
yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku WUS dalam pemeriksaan IVA di Puskesmas Bangetayu
Kota Semarang (p=0,222). Namun,
penelitian yang dilakukan oleh Juwitasari et al. (2021) menyatakan bahwa dukungan suami berkorelasi secara positifterhadap
pemeriksaan IVA pada WUS di
daerah pedesaan di 3 Puskesmas, Jawa Timur, Indonesia
(p=0,001). Hal yang tidak sejalan juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Supatmi et al.
(2020) di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia bahwa didapatkan hubungan antara dukungan keluarga dan intensi WUS terhadap pemreriksaan IVA
(p=0,000; r=0,482).
Berdasarkan dukungan keluarga
diketahui bahwa beberapa responden tidak menerima dukungan dari keluarga
untuk melakukan VIA. Dalam keluarga, suami memiliki peran penting dalam
mendorong istri untuk mencegah penyakit. Kurangnya promosi kesehatan pada pencegahan kanker serviks pada keluarga menyebabkan tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah membuat sulit untuk mengubah
perilaku yang tidak sehat menjadi perilakan
yang sehat di masyarakat. Namun, beberapa wanita cenderung menghindari tes meskipun didukung oleh keluarga mereka. Selain itu, menurut
budaya Indonesia, wanita
sangat bergantung pada suami,
istri harus taat kepada suami,
dan istri mengikuti apa yang dikatakan suami. Ini berarti
bahwa pendidikan suami tentang kesehatan
harus diperkuat sehingga suami dapat belajar tentang
kanker serviks dan memungkinkan istri mereka untuk melakukan
tes VIA secara teratur setiap tahun. Penelitian lebih lanjut perlu
dilakukan mengenai ketergantungan budaya pada dorongan suami untuk perilaku pemeriksaan kanker yang berbeda
Dalam semua kasus
yang tercantum, ditunjukkan
bahwa, jika individu memiliki kepercayaan pada kemampuan mereka, mereka mungkin memiliki hasil yang lebih memadai untuk mempertahankan
anitaan mereka, termasuk upaya untuk melakukan VIA atau pemeriksaan kanker serviks lainnya. Namun, beberapa
anita cenderung menghindari
tes meskipun didukung oleh keluarga
mereka. Hal ini dapat diartikan bahwa belum tentu
WUS dengan dukungan keluarga termotivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA.
Hubungan Dukungan
Teman WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai ρ=0,045 (p<0,05) yang artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara Dukungan Teman wanita usia
subur terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks.
Hasil penelitian di Desa Turirejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang menunjukkan bahwa wanita usia
subur yang mendapat dukungan teman dan termotivasi baik untuk melakukan
pemeriksaan IVA memiliki prevalensi lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi wanita usia subur
yang tidak mendapat dukungan teman dan motivasi baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian lain yang dilakukan oleh
Menurut peneliti, wanita
usia subur yang menerima dukungan baik dari temannya
memiliki kemungkinan lebih besar untuk
menjalani pemeriksaan IVA.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa pengaruh
yang kuat dari orang terdekat biasanya membuat responden lebih termotivasi untuk memperbaiki kesehatan mereka. Sedangkan responden yang tidak memiliki dukungan teman akan lebih sedikit
kemungkinan untuk menjalani pemeriksaan IVA.
Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Berdasarkan
hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan tenaga kesehatan dengan motivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA diperoleh nilai
ρ=0,037(p<0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian lain yang dilakukan
oleh
Menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertenu
memerlukan kewenangan untuk melakuka kesehatan. Tenaga kesehatan dianggap sebagai salah satu faktor yang paling berpengaruh dan penting oleh masyarakat, maka tenaga kesehatan dikatakan sangat berpengaruh pada
perilaku kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan disini bertanggung jawab untuk memberi
tahu orang tentang kanker serviks dan pentingnya deteksi dini. Tenaga kesehatan juga harus memotivasi wanita yang sudah menikah untuk melakukan
deteksi dini kanker serviks.
Menurut undang-undang RI nomor 36 tahun 2014 bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya
sebagai inverstasi bagi oembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu kesejahteraan umum.
Menurut
Hubungan Akses
Informasi Mengenai Pemeriksaan Kanker Serviks terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Akses
informasi mengenai pemeriksaan kanker serviks tidak memiliki
hubungan yang signifikan terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA (p= 0,2820).
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Susanti, Setyowati,
& Afiyanti (2017), yang menunjukan
hasil analisis antara hubungan antara akses media informasi dengan motivasi untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker
serviks, di mana terdapat 14 wanita (18,7%) yang terekspos media informasi cenderung memiliki motivasi yang rendah, sedangkan pada wanita yang tidak terekspos media informasi terdapat 9 wanita (22,0%) memiliki motivasi yang rendah untuk melakukan skrining. Kemudian terdapat 61 wanita (81,3%) yang terekspos media informasi cenderung memiliki motivasi yang tinggi, sedangkan pada wanita yang tidak terekspos media informasi terdapat 32 wanita (78,0%) memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan skrining kanker serviks. Penelitian
oleh Susanti, Setyowati, & Afiyanti
(2017), menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan pendekatan
cross-sectional serta menggunakan
kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,672, α = 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara akses media informasi dengan motivasi. Hasil analisis correlation values (OR) sebesar
0,816 dengan 95% CI 0,319-2,090, artinya
wanita yang terekspos berpeluang 0,816 kali bermotivasi
tinggi untuk melakukan skrining kanker serviks dibandingkan wanita yang berusia tidak terekspos
media informasi, dengan
interval 95% CI antara 0,319-2,090.
Namun hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan
Menurut
Hubungan Akses
dari Tempat Tinggal Menuju ke Tempat Pemeriksaan
IVA terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Berdasarkan
hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara akses tempat tinggal menuju ke tempat
pemeriksaan IVA dengan motivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA, yaitu diperoleh nilai p=0,150 (p>0,05). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian lain yang dilakukan oleh
Penelitian
ini sejalan dengan penelitian oleh
Hubungan Motivasi
terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA
Berdasarkan
hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA dengan deteksi dini kanker
serviks metode IVA, dengan hasil uji
fisher’s exact diperoleh nilai p value 1,000. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa dukungan teman WUS dan tenaga
kesehatan berhubungan dengan motivasi deteksi dini kanker
serviks metode IVA pada subjek penelitian di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Sebagai saran kedepannya, diharapkan para pemangku kepentingan untuk melaksanakan penyuluhan mengenai pemeriksaan IVA pada seluruh Desa Turirejo, melaksanakan program pemeriksaan IVA secara massal
pada balai desa Turirejo, memberikan informasi mengenai alur pendaftaran
pemeriksaan IVA pada Puskesmas
Lawang melalui fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan pembantu yang ada di desa Turirejo,
sehingga masyarakat paham dan termotivasi
untuk melaksanakan pemeriksaan kanker serviks dengan metode IVA agar dapat dilakukan pencegahan sejak dini.
BIBLIOGRAFI
Alfaro, K. M., Gage, J. C., Rosenbaum, A. J., Ditzian, L. R., Maza, M., Scarinci,
I. C., Miranda, E., Villalta, S., Felix, J. C., & Castle, P. E. (2015).
Factors affecting attendance to cervical cancer screening among women in the
Paracentral Region of El Salvador: a nested study within the CAPE HPV
screening program. BMC Public Health, 15, 1–8.
Arini, D. M., & Mariyam, N. (2022). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Pada Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Jurnal Kesehatan Dan Pembangunan, 12(24), 132–139.
Bukirwa, A., Mutyoba, J. N., N. Mukasa, B., Karamagi, Y., Odiit, M., Kawuma, E., & Wanyenze, R. K. (2015). Motivations and barriers to cervical cancer screening among HIV infected women in HIV care: a qualitative study. BMC Women’s Health, 15, 1–11.
Bula, A. K., Lee, F., Chapola, J., Mapanje, C., Tsidya, M., Thom, A., Tang, J. H., & Chinula, L. (2022). Perceptions of cervical cancer and motivation for screening among women in Rural Lilongwe, Malawi: A qualitative study. PLoS One, 17(2), e0262590.
Fauza, M., Aprianti, A., & Azrimaidalisa, A. (2018). Factors associated with the early detection of cervical cancer by the IVA method at Padang Primary Health Care. Indonesian Promot Health J, 14, 68–80.
Harini, R., & Rosyad, A. A. (2021). Husband support mediates the association between self-efficacy and cervical cancer screening among women in the rural area of Indonesia. Asia-Pacific Journal of Oncology Nursing, 8(5), 560–564.
Indah, R. (2020). Pola Asuh dan Persepsi Ibu di Pedesaan terhadap Kejadian Stunting pada Balita. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(Special 3), 671–681.
Kholifah, S., Budihastuti, U. R., & Murti, B. (2019). Factors affecting the use of visual inspection acetic acid test: multilevel analysis on the contextual effect of health center. Journal of Health Promotion and Behavior, 4(1), 1–11.
Maryati, I., Pratiwi, S. H., & Estiqomah, Y. (2023). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Skrining Kanker Serviks Di Indonesia: Scoping Review. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI), 8(1), 12–31.
Masruroh, M., & Cahyaningrum, C. (2019). Hubungan Pekerjaan Dengan Pengetahuan WUS Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui IVA Di Wilayah Puskesmas Bergas. Prosiding Seminar Nasional Widya Husada.
Masturoh, E. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Universitas Negeri Semarang.
Monica, L. P., & Ulfa, M. (2020). The Correlation of the perception of early detection cervical cancer with attitude to do visual inspection with acetic acid. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 7(1), 44–49.
Nurramadhani, E., Novani, D., Amelia, F. N., & Nisa, H. (2022). Intention towards the Early Detection of Cervical Cancer Uptake among University Students. Al-Sihah: The Public Health Science Journal, 25–37.
Parapat, F. T., Susanto, H. S., & Saraswati, L. D. (2016). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode Inspeksi Visual Asam Asetat Di Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(4), 363–370.
Pratiwi, D. I., Kusumastuti, I., & Munawaroh, M. (2023). Hubungan pengetahuan, persepsi, dukungan suami, dukungan tenaga kesehatan dengan motivasi wanita usia subur dalam melaksanakan deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur tahun 2022. Sentri: Jurnal Riset Ilmiah, 2(1), 277–291.
Priyoto, T. S. (2014). Perilaku dalam kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Robbers, G. M. L., Bennett, L. R., Spagnoletti, B. R. M., & Wilopo, S. A. (2021). Facilitators and barriers for the delivery and uptake of cervical cancer screening in Indonesia: a scoping review. Global Health Action, 14(1), 1979280.
Sakrawal, K., Meena, G., Gupta, A., Malav, K., & Grover, S. (2023). Knowledge, attitude, and practice about cervical cancer among adult women in rural Jaipur: An observational analysis. Journal of Family Medicine and Primary Care, 12(10), 2379–2384.
Sartika, A., & Usnawati, T. (2020). Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Dengan Motivasi Ibu Untuk Pemeriksaan Iva Di Puskesmas Denggen. ProHealth Journal, 17(1).
Susanti, H. D., Setyowati, S., & Afiyanti, Y. (2017). Factors Affecting Women’s Motivation to Perform a Cervical Cancer Screening Test. Health Science International Conference (HSIC 2017), 62–72.
Tapera, R., Manyala, E., Erick, P., Maswabi, T. M., Tumoyagae, T., Letsholo, B., & Mbongwe, B. (2017). Knowledge and attitudes towards cervical cancer screening amongst University of Botswana female students. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention: APJCP, 18(9), 2445.
Umami, S. F., Zubaidah, R., Idayanti, T., & Anggraeni, W. (2021). Deteksi Dini Pencegahan CA Servik dengan Pemeriksaan IVA Pap Smear di Rumah Cantik Almira Beauty Desa Tunggalpager Kec. Pungging Kab. Mojokerto Bekerja Sama dengan PKBI Kabupaten Mojokerto. Journal of Community Engagement in Health, 4(2), 378–382.
Wahyuni, S. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker serviks di kecamatan ngampel Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Maternitas, 1(1).
Winata, I. G. S., Yusrika, M. U., & Paramitha, P. P. (2023). Midwives as the Primary Care Providers: Knowledge, Attitude, Practice, and Skill of Early Detection of Cervical Cancer Using Visual Inspection with Acetic Acid. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention: APJCP, 24(10), 3549.
Copyright holder: Jonathan Christopher Wewengkang,
Fadiah Ashrianti,
Muhammad Arsy Reza Suyudi,
Maher Syahbani Putra Perwira, Ninik Sriwijayati, Atika (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |