Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 12, Desember 2024

 

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI DETEKSI DINI KANKER SERVIKS METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA WANITA USIA SUBUR TAHUN 2023

 

Jonathan Christopher Wewengkang1, Fadiah Ashrianti2, Muhammad Arsy Reza Suyudi3, Maher Syahbani Putra Perwira4, Ninik Sriwijayati5, Atika6

Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia1,2,3,4,5

UPT Latkesmas Murnajati, Malang, Indonesia6

Email: [email protected]1

 

Abstrak

Kanker serviks merupakan kanker paling umum keempat pada wanita di seluruh dunia. Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa hanya 8,3% perempuan Indonesia usia 30-50 tahun yang menjalani skrining dini kanker serviks melalui tes skrining asam asetat (IVA), sehingga masih tergolong rendah dibandingkan angka wanita usia subur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi wanita usia subur dalam melakukan deteksi dini kanker serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional yang melibatkan wanita usia subur (15-49 tahun) di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai data primer. Data yang diperoleh dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan aplikasi pengolahan statistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan teman (p=0,045) dan dukungan tenaga kesehatan (p=0,037) terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks metode IVA. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p=0,586), sikap (p=0,197), dukungan keluarga (p=0,092), akses informasi (p=0,282), akses ke pelayanan kesehatan (p=0,150) terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks metode IVA. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap deteksi dini kanker serviks metode IVA (p=1,000). Dukungan teman dan dukungan tenaga kesehatan menjadi faktor yang memiliki hubungan dengan motivasi wanita usia subur untuk melakukan pemeriksaan kanker serviks metode IVA di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

Kata kunci: Wanita, Motivasi, Deteksi Dini Kanker Serviks

 

Abstract

Cervical cancer is the fourth most common cancer in women worldwide. This is also supported by the fact that only 8.3% of Indonesian women aged 30-50 years undergo early screening for cervical cancer through an visual inspection of asetic acid (VIA), so it is still relatively low compared to early rates in Indonesian women childbearing age. This study aims to analyze the factors that influence women of childbearing age in receiving early detection of cervical cancer using the Visual Inspection of Acetic Acid (VIA) method in Turirejo Village, Lawang District, Malang Regency. This study was a cross-sectional study involving women of childbearing age (15-49 years) in Turirejo Village, Lawang Subdistrict, Malang District. This study was conducted using questionnaires as primary data. The data obtained were subjected to bivariate analysis using the . The results showed a significant relationship between friend support (p=0,045) and health worker support (p=0,037) on the motivation for early detection of cervical cancer by VIA method. There is no significant relationship between knowledge (p=0,586), attitude (p=0,197), family support (p=0,092), access to information (p=0,282), access to health services (p=0,150) on motivation for early detection of cervical cancer by VIA method. There was no significant relationship between motivation and early detection of cervical cancer by VIA method (p=1,000). Friend support and health worker support are factors that have an association with the motivation of women of childbearing age to perform cervical cancer screening using the VIA method in Turirejo Village, Lawang Sub-District, Malang District.

Keywords: Women, Motivation, Cervical Cancer Screening

 

Pendahuluan

            Kanker serviks merupakan penyakit keganasan pada serviks (leher rahim) yang umumnya ditransmisikan oleh infeksi human papillomavirus (HPV) melalui kontak langsung antar individu termasuk hubungan seksual. Infeksi oleh HPV yang yang terjadi terus menerus pada serviks (bagian bawah dari rahim) yang tidak diterapi secara optimal dapat memperbesar risiko menjadi kanker serviks sebesar 99% (Fowler et al., 2022). Umumnya membutuhkan waktu 15-20  tahun untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker (WHO, 2023).

            Kanker serviks menduduki urutan keempat sebagai kanker yang umum diderita oleh wanita di dunia dengan 604.000 kasus baru di tahun 2020, dan 90% dari 342.000 kasus kematian kanker serviks terjadi pada negara dengan pendapatan menengah ke bawah termasuk Asia Tenggara (WHO, 2023). Berdasarkan laporan dari The Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) (2020), terdapat sebanyak 36.663 kasus baru di Indonesia yang membuat kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Pada penelitian yang dilakukan oleh Jaspers et al. (2011) sebanyak 41,6% perempuan di 5 provinsi di Indonesia termasuk Jawa timur memiliki pengetahuan yang kurang baik mengenai kanker serviks. Hal ini juga didukung dengan wanita usia 30-50 tahun di Indonesia yang melakukan pemeriksaan dini kanker serviks melalui Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) hanya ada 8,3% sehingga angka pemeriksaan deteksi dini pada wanita di Indonesia masih cukup rendah (Khairunnisa, Ronoatmodjo, & Prasetyo, 2022).

            Fase pra-kanker dari kanker serviks yang cukup panjang hingga bisa mencapai 20 tahun dari infeksi awal menjadikan kanker serviks termasuk ke dalam penyakit yang dapat dicegah. Pencegahan dari kanker serviks dapat dilakukan melalui pemeriksaan sitologi yang dikenal dengan metode pap smear yang dapat mendeteksi stadium awal kanker serviks, serta dapat mendeteksi lesi pra kanker. Selain itu deteksi dini dapat dilakukan dengan inspeksi visual keadaan mulut rahim dengan pengaplikasian asam asetat 5% yang biasa dikenal dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Astetat (IVA). Metode IVA memiliki keuntungan lebih sederhana, mudah, dan lebih murah sehingga sering dijadikan program untuk deteksi dini kanker serviks pada masyarakat marginal, daerah terpencil, dan dapat dilakukan pada pelayanan kesehatan primer (Mastutik et al., 2015). Masalah yang timbul jika wanita tidak melakukan deteksi dini kanker serviks biasanya adalah kanker serviks terdeteksi sudah berada di stadium lanjut (Suprapti, 2017).

Penelitian yang dilakukan di Desa Jubelan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, sebagian besar wanita usia subur yang melakukan kunjungan pemeriksaan IVA, yaitu sejumlah 47 responden (53,4%), namun ada juga beberapa wanita yang mengatakan bahwa mereka tidak mengikuti pemeriksaan IVA karena terkendala oleh pekerjaan mereka. Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan bahwa faktor seperti pekerjaan dan keterjangkauan biaya mempengaruhi perilaku wanita dalam melakukan pemeriksaan IVA. Selain itu, faktor seperti sikap, pengetahuan, dan usia ibu juga mempengaruhi perilaku pemeriksaan IVA (Rizani, 2021).

            Berdasarkan profil kesehatan di Desa Turirejo tahun 2022 didapatkan data jumlah penduduk Desa Turirejo sebanyak 9069 orang dengan proporsi penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 4508 orang yang dapat didistribusi berdasarkan kelompok usia. Penduduk yang termasuk Wanita Usia Subur (WUS), yaitu memasuki usia 15-49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya (Indah, 2020) , sebanyak 2.164 orang atau mencakup 48% dari total populasi wanita di Desa Turirejo. Namun demikian, cakupan dari deteksi dini kanker serviks pada perempuan usia 30 hingga 50 tahun masih rendah yaitu sebesar 14% dari target yang seharusnya yaitu sebesar 80%, sehingga terjadi kesenjangan sebesar 66%. Hal ini juga sejalan dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 28 warga Desa Turirejo pada 11 Desember 2023. Didapatkan sebanyak 25 wanita usia subur atau 89,3% dari responden belum pernah melakukan deteksi dini kanker serviks. Didapatkan 12 orang atau 43% dari total responden belum pernah mendengar atau mengetahui mengenai deteksi dini kanker serviks. Enam belas orang atau 57% dari total responden mengetahui deteksi dini kanker serviks, dengan rincian 10 orang mengetahui melalui media cetak dan 6 orang melalui media elektronik. Hanya 3 orang atau 10,7% dari total responden yang pernah melakukan deteksi dini kanker serviks.

            Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang tahun 2023.

 

Metode Penelitian

            Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah wanita yang bertempat tinggal di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang pada periode 13-14 Desember 2023. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dengan nomor surat No.51/EC/KEPK/FKUA/2023.

            Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu wanita kelompok usia 15-49 tahun, wanita yang sudah menikah, bersedia menjadi responden, dan responden dapat membaca dan menulis. Sebaliknya kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah responden dengan data tidak lengkap dan responden dengan kontraindikasi pemeriksaan IVA berupa infeksi aktif pada area pemeriksaan.

            Besar sampel pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus besar sampel pada komparasi dua proporsi dengan menggunakan rasio antara kelompok 1 dan 2 sebesar 1, maka besar sampel minimal yang diperlukan dikalikan 2 menjadi minimal 44 sampel. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan consecutive sampling, di mana setiap subjek yang memenuhi kriteria inklusi dipilih hingga ukuran sampel yang dibutuhkan tercapai.

            Data primer diperoleh melalui wawancara bebas terarah sesuai kuesioner yang dilakukan langsung oleh peneliti. Kuesioner yang dibagikan meliputi kuesioner pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan teman, dukungan tenaga kesehatan, akses informasi mengenai deteksi dini kanker serviks metode IVA, serta akses dari tempat tinggal menuju ke tempat pemeriksaan IVA. Data akan dianalisis jika item pertanyaan telah lulus uji validitas dan reliabilitas.

            Data kemudian dikelola melalui SPSS versi 26 dan disajikan dalam data deskriptif dan analitik. Penyajian data deskriptif bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase. Selanjutnya, penyajian data analitik menggunakan nilai signifikansi (p-value) untuk mencari tahu ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat, digunakan uji Chi-Square. Sementara itu, untuk mengetahui kekuatan hubungan antara pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan, dukungan teman, akses informasi serta akses dari tempat tinggal menuju tempat pemeriksaan dengan deteksi dini kanker serviks digunakan uji koefisien kontingensi.

           

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik Responden

            Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel dari wanita kelompok usia subur 15-49 tahun yang bertempat tinggal di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang pada periode 13-14 Desember 2023. Setelah melalui proses penyaringan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan sampel sejumlah 50 responden. Tabel 1 merupakan tabel distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan, usia, pekerjaan responden dan suami, serta alat transportasi.

Tabel 1. Karakteristik responden

Karakteristik

n (%)

Dusun

 

Krajan

5(10%)

Krajan Timur

3(6%)

Turi

32(64%)

Simping

10(20%)

Tingkat Pendidikan

 

SD

4(8%)

SMP

8(16%)

SMA/K

29(58%)

Sarjana/Diploma

9(18%)

Usia

 

15 - 19 tahun

1(2%)

20 - 24 tahun

8(16%)

25 - 29 tahun

8(16%)

30 - 34 tahun

6(12%)

35 - 39 tahun

10(20%)

40 - 44 tahun

13(26%)

45 - 49 tahun

3(6%)

Pekerjaan Responden

 

Bekerja

12(24%)

Tidak Bekerja

38(76%)

Pekerjaan Suami

 

Bekerja

46(92%)

Tidak Bekerja

4(8%)

Alat Transportasi

 

Motor

44(88%)

Mobil

1(2%)

Sepeda

1(2%)

Angkutan Umum

1(2%)

Jalan Kaki

3(6%)

           

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan hasil sebaran dusun responden paling banyak didominasi oleh Dusun Turi sebesar 32 orang atau 64% dari total responden. Pada sebaran tingkat pendidikan responden paling banyak didominasi oleh SMA sebesar 29 orang atau 58% dari total responden. Pada sebaran kelompok usia, didapatkan sebagian besar responden berada pada kelompok usia 40-44 tahun dengan frekuensi 13 orang atau 26% dari total responden. Pada pekerjaan didapatkan hasil 38 orang atau 76% dari total responden tidak bekerja. Selain itu didapatkan hasil 4 orang atau 8% dari total suami responden yang tidak bekerja. Pada wanita usia subur yang dijadikan sebagai responden, didapatkan hasil sebagian besar responden yaitu sebanyak 44 orang atau 88% dari total responden yang memiliki transportasi berupa motor.

 

Analisis Hubungan Pengetahuan WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

 

Tabel 2. Hubungan pengetahuan WUS terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks metode IVA

Pengetahuan

Motivasi

Total (%)

Fisher's Exact Test*

Buruk

Baik

Buruk

2(33,3%)

4(66,7%)

6(12%)

0,586

Baik

8(18,2%)

36(81,8%)

44(88%)

Total (%)

10(20%)

40(80%)

50(100%)

Expected count <5 terdapat pada 2 sel (50,0%)

 

            Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,586 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA. Terdapat kecenderungan pengetahuan baik yang akan meningkatkan motivasi, hal ini dilihat dari persentase pengetahuan buruk  dengan motivasi baik sejumlah 4 (66,7%), dan pengetahuan baik dengan motivasi baik sejumlah 36 (81,8%).

 

Analisis Hubungan Sikap WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

 

Tabel 3. Hubungan sikap WUS terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks metode IVA

Sikap

Motivasi

Total (%)

Fisher's Exact Test*

Buruk

Baik

Kurang mendukung

4(36,4%)

7(63,6%)

11(22%)

0,197

Mendukung

6(15,4%)

33(84,6%)

39(78%)

Total (%)

10(20%)

40(80%)

50(100%)

Expected count <5 terdapat pada 1 sel (25,0%)

 

            Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,197 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Sikap WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA. Berdasarkan Tabel 3 didapatkan hasil pada responden yang memiliki motivasi baik cenderung memiliki sikap yang mendukung dengan frekuensi 33 orang dari 66% dari total responden.

 

 

 

 

 

Analisis Hubungan Dukungan Keluarga WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

 

Tabel 4. Hubungan dukungan keluarga WUS terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks metode IVA

Dukungan Keluarga

Motivasi

Total (%)

Fisher's Exact Test*

Buruk

Baik

Kurang mendukung

10(26,3%)

28(73,7%)

38(76%)

0,0,92

Mendukung

0(0%)

12(100%)

12(24%)

Total (%)

10(20%)

40(80%)

50(100%)

Expected count <5 terdapat pada 1 sel (25,0%)

            Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,092 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Dukungan Keluarga WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

 

Analisis Hubungan Dukungan Teman WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

 

Tabel 5. Hubungan dukungan teman WUS terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks metode IVA

Dukungan Teman

Motivasi

Total (%)

Fisher's Exact Test*

Buruk

Baik

Kurang mendukung

10(27,8%)

26(72,2%)

36(72%)

0,045

Mendukung

0(0%)

14(100%)

14(28%)

Total (%)

10(20%)

40(80%)

50(100%)

Expected count <5 terdapat pada 1 sel (25,0%)

            Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,045 artinya ada hubungan yang signifikan antara Dukungan Teman WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA. Diperoleh nilai koefisien kontingensi artinya hubungan antara 0,298 Dukungan Teman WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA bersifat lemah.

 

Analisis Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

 

Tabel 6. Hubungan dukungan tenaga kesehatan terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks metode IVA

Dukungan Tenaga Kesehatan

Motivasi

Total (%)

Fisher's Exact Test*

Buruk

Baik

Kurang mendukung

9(30%)

21(70%)

30(60%)

0,037

Mendukung

1(5%)

19(95%)

20(40%)

Total (%)

10(20%)

40(80%)

50(100%)

Expected count <5 terdapat pada 1 sel (25,0%)

            Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,037 artinya ada hubungan yang signifikan antara Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA. Diperoleh nilai koefisien kontingensi artinya hubungan antara 0,293 Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA bersifat lemah.

 

Analisis Hubungan Akses Informasi Mengenai Pemeriksaan Kanker Serviks terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

            Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,282 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Akses Informasi Mengenai Pemeriksaan Kanker Serviks terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA.

 

Tabel 7. Hubungan akses informasi mengenai pemeriksaan kanker serviks terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks metode IVA

Akses Informasi Mengenai Pemeriksaan Serviks

Motivasi

Total (%)

Fisher's Exact Test*

Buruk

Baik

Kurang mendukung

8(25,8%)

23(74,2%)

31(62%)

0,282

Mendukung

2(10,5%)

17(89,5%)

19(38%)

Total (%)

10(20%)

40(80%)

50(100%)

Expected count <5 terdapat pada 1 sel (25,0%)

 

            Terdapat kecenderungan akses informasi mengenai pemeriksaan serviks baik yang akan meningkatkan motivasi, hal ini dilihat dari persentase akses informasi mengenai pemeriksaan serviks buruk dengan motivasi baik sejumlah 23 (74,2%), dan akses informasi mengenai pemeriksaan serviks baik dengan motivasi baik sejumlah 17 (89,5%).

 

Analisis Hubungan Akses dari Tempat Tinggal Menuju ke Tempat Pemeriksaan IVA terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

 

Tabel 8. Hubungan akses dari tempat tinggal menuju ke tempat pemeriksaan IVA terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks metode IVA

Akses dari Tempat Tinggal Menuju ke Pelayanan Kesehatan

Motivasi

Total (%)

Fisher's Exact Test*

Buruk

Baik

Kurang mendukung

6(31,6%)

13(68,4%)

19(38%)

0,150

Mendukung

4(12,9%)

27(87,1%)

31(62%)

Total (%)

10(20%)

40(80%)

50(100%)

Expected count <5 terdapat pada 1 sel (25,0%)

 

            Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 0,150 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Akses dari Tempat Tinggal Menuju ke Tempat Pemeriksaan IVA terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA. Terdapat kecenderungan akses tempat tinggal menuju ke pelayanan kesehatan baik yang akan meningkatkan motivasi, hal ini dilihat dari persentase akses tempat tinggal menuju ke pelayanan kesehatan buruk dengan motivasi baik sejumlah 13 (68,4%), dan akses tempat tinggal menuju ke pelayanan kesehatan baik dengan motivasi baik sejumlah 27 (87,1%).

 

 

 

Analisis Hubungan Motivasi terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

Tabel 9. Hubungan motivasi terhadap deteksi dini kanker serviks metode IVA

Sikap

Motivasi

Total (%)

Fisher's Exact Test*

Buruk

Baik

Kurang mendukung

10(20,8%)

38(79,2%)

48(22%)

1,000

Mendukung

0(0%)

2(100%)

2(78%)

Total (%)

10(20%)

40(80%)

50(100%)

Expected count <5 terdapat pada 2 sel (50,0%)

            Hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 1,000 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Motivasi terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA.

 

Pembahasan

Karakteristik Subjek Penelitian di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang

            Pada penelitian ini, didapatkan responden berjumlah 50 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 50 responden, Dusun Turi merupakan dusun asal responden yang terbanyak dan Dusun Krajan Timur merupakan dusun asal responden yang paling sedikit. Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur didominasi oleh kelompok usia 40-44 tahun dan kelompok usia paling rendah yaitu 15-19 tahun. Berdasarkan tingkat ebagiann terakhir yang ditempuh oleh responden, didapatkan mayoritas responden menempuh ebagiann teraskhir pada jenjang SMA. Hal ini tidak serupa dengan penelitian oleh  (Masturoh, 2016) berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) Dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) yang menunjukkan mayoritas responden memiliki ebagiann rendah atau menempuh ebagiann terakhir pada jenjang SD dan SMP. Pada karakteristik pekerjaan, didapatkan lebih banyak reponden yang tidak bekerja, hal ini serupa dengan penelitian (Masruroh & Cahyaningrum, 2019) berjudul Hubungan Pekerjaan dengan Pengetahuan WUS tentang Dengan Dini Kanker Serviks Melalui IVA di Wilayah Puskesmas Bergas yang menunjukkan ebagian besar responden adalah tidak bekerja. Pada karakteristik pekerjaan suami, didapatkan lebih banyak suami responden yang bekerja. Alat transportasi yang digunakan oleh responden didominasi oleh motor dan alat transportasi yang paling sedikit digunakan responden yaitu mobil, sepeda, dan angkutan umum.

 

Hubungan Pengetahuan WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

            Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi deteksi dini kanker serviks metode IVA (p=0,586). Pada penelitian ini, menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang buruk tidak selalu memiliki motivasi yang buruk untuk melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA. Kemudian, responden dengan tingkat pengetahuan yang baik tidak selalu memiliki motivasi yang baik untuk melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA. Namun, semakin baik pengetahuan responden, semakin tinggi juga kecenderungan responden untuk memiliki motivasi yang baik, hal ini ditunjukkan oleh responden yang memiliki pengetahuan baik dan memiliki motivasi yang baik berjumlah meningkat daripada responden yang memiliki pengetahuan buruk, walaupun perbedaan persentase antara 2 hasil tersebut tidak signifikan. Peneliti berasumsi bahwa tingkat pengetahuan saja tidak cukup untuk meningkatkan motivasi wanita usia subur untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Susanti et al., 2017) yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA (p=0,983).

            Dibutuhkan faktor pendukung lain yang sehingga motivasi untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dapat tumbuh dalam diri wanita usia subur. Alasan seperti rasa takut, tidak ada teman untuk periksa bersama, ketidaktahuan atas informasi mengenai biaya yang diperlukan, dan ketidaktahuan atas alur pendaftaran dan fasilitas kesehatan tempat pemeriksaan deteksi dini kanker serviks, menurunkan motivasi responden pada penelitian ini untuk melakukan deteksi dini kanker serviks, walaupun beberapa dari mereka memiliki pengetahuan yang baik. Selain meningkatkan tingkat pengetahuan wanita usia subur, faktor lain yang mendukung motivasi untuk melakukan deteksi kanker serviks perlu diinisiasikan, ditingkatkan apabila kurang, dan dibenahi apabila buruk, agar terciptanya sebuah motivasi. Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sartika & Usnawati, 2020) yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA (p=0,031). Perbedaan dalam hasil penelitian bisa disebabkan karena perbedaan populasi sampel, perbedaan karakteristik populasi, perbedaan ukuran sampel, perbedaan instrumen, maupun perbedaan setting penelitian.

 

Hubungan Sikap WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

            Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan motivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA pada WUS di desa Turirejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang Tahun 2023 diperoleh nilai ρ=0,197. Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan beberapa penelitian yang dilakukan mengenai hubungan antara sikap dan motivasi deteksi dini kanker serviks. Penelitian yang dilakukan di Denpasar menunjukan hubungan yang signifikan antara sikap dan deteksi dini kanker serviks, namun pada penelitian ini menggunakan sampel dari mahasiswa jurusan kebidanan dimana terdapat kesenjangan pengetahuan dengan masyarakat awam (Winata et al., 2023). Selain itu juga terdapat di penelitian di Bangka menunjukan wanita yang tidak memiliki sikap yang baik terhadap pemeriksaan kanker serviks memiliki risiko 3,8 kali tidak melakukan pemeriksaan kanker serviks (Monica & Ulfa, 2020). Umumnya sikap dari seseorang juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan jumlah informasi yang didapatkan dikarenakan seseorang akan menunjukkan sikap yang baik jika menyadari manfaat dan kerugian yang akan didapatkan jika menjalankan suatu pemeriksaan (Nurramadhani et al., 2022).

            Penelitian yang dilakukan oleh Malawi jika anita di sana memiliki motivasi untuk menjalankan deteksi dini kanker serviks, namun banyaknya kesalahan persepsi dan mitos yang ada di masyarakat yang menjadikan angka deteksi dini di masyarakat masih rendah (Bula et al., 2022).  Perbedaan persepsi atau sikap dari masing masing individu juga menjadikan perbedaan dari capaian deteksi dini dari kanker serviks pada penelitian yang dilakukan di Botswana (Tapera et al., 2017). Umumnya anita sudah sadar akan bahaya dari kanker serviks namun masih adanya keraguan untuk memeriksakan dirinya seperti penelitian yang dilakukan di India, 86,3% dari responden tidak percaya jika anita yang sudah memenuhi syarat pemeriksaan kanker serviks tetap harus menjalani deteksi dini dan 63,3% dari responden mengatakan jika mereka akan melakukan deteksi dini jika diberikan kesempatan (Sakrawal et al., 2023).

 

Hubungan Dukungan Keluarga WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

   Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA pada WUS di desa Turirejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang tahun 2023 (p=0,092). Hasil ini sesuai dengan penelitian Masturoh (2016), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku WUS dalam pemeriksaan IVA di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang (p=0,222). Namun, penelitian yang dilakukan oleh Juwitasari et al. (2021) menyatakan bahwa dukungan suami berkorelasi secara positifterhadap pemeriksaan IVA pada WUS di daerah pedesaan di 3 Puskesmas, Jawa Timur, Indonesia (p=0,001). Hal yang tidak sejalan juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Supatmi et al. (2020) di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia bahwa didapatkan hubungan antara dukungan keluarga dan intensi WUS terhadap pemreriksaan IVA (p=0,000; r=0,482).

Berdasarkan dukungan keluarga diketahui bahwa beberapa responden tidak menerima dukungan dari keluarga untuk melakukan VIA. Dalam keluarga, suami memiliki peran penting dalam mendorong istri untuk mencegah penyakit. Kurangnya promosi kesehatan pada pencegahan kanker serviks pada keluarga menyebabkan tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah membuat sulit untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilakan yang sehat di masyarakat. Namun, beberapa wanita cenderung menghindari tes meskipun didukung oleh keluarga mereka. Selain itu, menurut budaya Indonesia, wanita sangat bergantung pada suami, istri harus taat kepada suami, dan istri mengikuti apa yang dikatakan suami. Ini berarti bahwa pendidikan suami tentang kesehatan harus diperkuat sehingga suami dapat belajar tentang kanker serviks dan memungkinkan istri mereka untuk melakukan tes VIA secara teratur setiap tahun. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai ketergantungan budaya pada dorongan suami untuk perilaku pemeriksaan kanker yang berbeda (Harini & Rosyad, 2021).

Dalam semua kasus yang tercantum, ditunjukkan bahwa, jika individu memiliki kepercayaan pada kemampuan mereka, mereka mungkin memiliki hasil yang lebih memadai untuk mempertahankan anitaan mereka, termasuk upaya untuk melakukan VIA atau pemeriksaan kanker serviks lainnya. Namun, beberapa anita cenderung menghindari tes meskipun didukung oleh keluarga mereka. Hal ini dapat diartikan bahwa belum tentu WUS dengan dukungan keluarga termotivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA.

 

Hubungan Dukungan Teman WUS terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

            Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai ρ=0,045 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Dukungan Teman wanita usia subur terhadap motivasi deteksi dini kanker serviks. Hasil penelitian di Desa Turirejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang menunjukkan bahwa wanita usia subur yang mendapat dukungan teman dan termotivasi baik untuk melakukan pemeriksaan IVA memiliki prevalensi lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi wanita usia subur yang tidak mendapat dukungan teman dan motivasi baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh (Robbers et al., 2021) yang mengatakan bahwa dukungan dari sosial termasuk dari teman dapat memengaruhi motivasi pada wanita usia subur untuk melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA.

Menurut peneliti, wanita usia subur yang menerima dukungan baik dari temannya memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjalani pemeriksaan IVA. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa pengaruh yang kuat dari orang terdekat biasanya membuat responden lebih termotivasi untuk memperbaiki kesehatan mereka. Sedangkan responden yang tidak memiliki dukungan teman akan lebih sedikit kemungkinan untuk menjalani pemeriksaan IVA. 

            (Parapat et al., 2016) menyatakan bahwa anita seseorang anita tidak memiliki orang atau kelompok terdekat yang memiliki pemahaman yang baik tentang anitaan, secara tidak langsung akan memengaruhi perilakunya. Sehingga dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa terdapat adanya hubungan antara dukungan teman dengan motivasi anita usia subur untuk melalukan pemeriksaan dini kanker serviks metode IVA.

 

Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

            Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan tenaga kesehatan dengan motivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA diperoleh nilai ρ=0,037(p<0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh (Pratiwi et al., 2023) di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur, diperoleh p-value (<0,001) dengan 89 responden ibu yang memiliki dukungan tenaga kesehatan baik dengan motivasi tinggi sebanyak 58 orang (65%) dan yang memiliki motivasi rendah sebanyak 2 orang (2%).

            Menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertenu memerlukan kewenangan untuk melakuka kesehatan. Tenaga kesehatan dianggap sebagai salah satu faktor yang paling berpengaruh dan penting oleh masyarakat, maka tenaga kesehatan dikatakan sangat berpengaruh pada perilaku kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan disini bertanggung jawab untuk memberi tahu orang tentang kanker serviks dan pentingnya deteksi dini. Tenaga kesehatan juga harus memotivasi wanita yang sudah menikah untuk melakukan deteksi dini kanker serviks.

            Menurut undang-undang RI nomor 36 tahun 2014 bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai inverstasi bagi oembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu kesejahteraan umum.

            Menurut (Priyoto, 2014)  eseha dari tenaga esehatan tersebut adalah sebagai motivasi dari individu untuk berperilaku. Hal ini disebabkan tenaga esehatan tersebut ahli di bidangnya sehingga dapat dijadikan tempat untuk bertanya dan pemberi input atau masukan untuk pelayanan esehatan di masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa eseha usia subur yang mendapatkan dukungan dari tenaga esehatan memotivasi responden untuk mengikuti pemeriksaan IVA memiliki prevalensi lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi eseha usia subur yang kurang mendapatkan dukungan dari tenaga esehatan.

 

 

Hubungan Akses Informasi Mengenai Pemeriksaan Kanker Serviks terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA                           

            Akses informasi mengenai pemeriksaan kanker serviks tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA (p= 0,2820). Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Susanti, Setyowati, & Afiyanti (2017), yang menunjukan hasil analisis antara hubungan antara akses media informasi dengan motivasi untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks, di mana terdapat 14 wanita (18,7%) yang terekspos media informasi cenderung memiliki motivasi yang rendah, sedangkan pada wanita yang tidak terekspos media informasi terdapat 9 wanita (22,0%) memiliki motivasi yang rendah untuk melakukan skrining. Kemudian terdapat 61 wanita (81,3%) yang terekspos media informasi cenderung memiliki motivasi yang tinggi, sedangkan pada wanita yang tidak terekspos media informasi terdapat 32 wanita (78,0%) memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan skrining kanker serviks. Penelitian oleh Susanti, Setyowati, & Afiyanti (2017), menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan pendekatan cross-sectional serta menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,672, α = 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara akses media informasi dengan motivasi. Hasil analisis correlation values (OR) sebesar 0,816 dengan 95% CI 0,319-2,090, artinya wanita yang terekspos berpeluang 0,816 kali bermotivasi tinggi untuk melakukan skrining kanker serviks dibandingkan wanita yang berusia tidak terekspos media informasi, dengan interval 95% CI antara 0,319-2,090.

            Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan (Fauza, Aprianti, & Azrimaidalisa, 2018) yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara akses informasi dengan keikutsertaan wanita usia dalam deteksi dini kanker serviks metode IVA dengan nilai p value 0,000. Pada penelitian tersebut terdapat setengah responden tidak memperoleh informasi mengenai deteksi dini kanker serviks metode IVA (50%). Menurut penelitian tersebut, hal ini terjadi karena belum semua masyarakat terutama wanita usia subur mendapatkan informasi tentang bahaya kanker leher rahim/serviks, deteksi dini kanker serviks serta pentingnya pencegahan. Minimnya informasi ini dari puskesmas atau layanan kesehatan membuat masyarakat kurang memahami dan kurang peduli terhadap bahaya kanker serviks yang sebenarnya dapat dicegah sejak dini. Selain itu masyarakat yang tidak faham menjadi mudah takut akan pemeriksaan  dan cenderung menghindar untuk mengikuti deteksi dini. Akses yang lebih mudah ke informasi akan memungkinkan perubahan dalam perilaku kesehatan, terutama mengenai deteksi dini kanker serviks. Akses ke informasi dapat dicapai melalui berbagai cara, seperti media elektronik, media cetak, dan internet. Penyuluhan, siaran kelompok, dan media massa juga merupakan cara lain untuk mendapatkan informasi.

            Menurut (Wahyuni, 2013) Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh kemudahan atau kesulitan mendapatkan informasi anitaan. Selain media cetak dan elektronik, penyuluhan formal dalam bentuk seperti sosialisasi dan informal seperti arisan dan kelompok pengajian dapat meningkatkan akses informasi yang diterima anita usia subur. Untuk meningkatkan akses informasi masyarakat, intensitas sosialisasi kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA harus ditingkatkan oleh stakeholder.

 

 

 

Hubungan Akses dari Tempat Tinggal Menuju ke Tempat Pemeriksaan IVA terhadap Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

            Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara akses tempat tinggal menuju ke tempat pemeriksaan IVA dengan motivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA, yaitu diperoleh nilai p=0,150 (p>0,05). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh (Kholifah et al., 2019) di Solo dan Karanganyar, diperoleh p=0,001 (p<0,05). Pada penelitian tersebut jarak dekat didefinisikan jarak rumah ke fasilitas kesehatan <8km. Dari 150 responden dengan jarak rumah dekat, 76 (50,7%) responden melakukan pemeriksaan IVA. Sedangkan dari 75 responden berjarak rumah jauh, 21 (28%) responden melakukan pemeriksaan IVA.

            Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Alfaro et al., 2015) di El Salvador. Pada penelitian tersebut, populasi dilakukan edukasi secara door-to-door mengenai skrining kanker serviks, lalu responden mendapat jadwal skrining gratis yang telah disepakati. Dari semua responden yang hadir diskrining, 410 responden (21,6%) diambil secara random sampling untuk mengikuti studi dan diberikan kuesioner, diantaranya jarak rumah ke tempat pemeriksaan, transportasi yang digunakan, dan waktu tempuh menuju klinik. Pada penelitian tersebut didapatkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara jarak rumah (p=0,180), transportasi yang digunakan (p=0,560), dan waktu tempuh menuju klinik (p=0,230) terhadap kepatuhan menghadiri skrining IVA. Pada penelitian tersebut, kehadiran mengikuti skrining kanker serviks yang telah dijadwalkan berhubungan dengan jumlah pasangan seksual selama hidup dan waktu terakhir kali melakukan skrining. Meskipun pada penelitian kami tidak terdapat hubungan yang signifikan antara akses tempat tinggal ke tempat pemeriksaan, namun terdapat kecenderungan bahwa responden dengan akses yang baik ke tempat pemeriksaan memiliki motivasi yang baik. Selain itu terdapat eseha bahwa pada penelitian kami hanya terdapat 2 responden dari total 50 responden yang melakukan pemeriksaan IVA. Hal ini menunjukkan ada eseha lain yang memengaruhi motivasi yang lebih berhubungan dibandingkan akses dari tempat tinggal ke tempat pelayanan esehatan.

 

Hubungan Motivasi terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

            Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA dengan deteksi dini kanker serviks metode IVA, dengan hasil uji fisher’s exact diperoleh nilai p value 1,000. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian (Arini & Mariyam, 2022), yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan deteksi dini kanker serviks pada pemeriksaan IVA dengan nilai p = 0,001 (< 0,05). Hal ini dapat disebabkan oleh karena motivasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti rasa takut mendapatkan diagnosis kanker serviks (Bukirwa et al., 2015), yang diukur pada item pengetahuan 14 yang dihapus oleh karena tidak valid yang mayoritas memiliki jawabanBenar’, masalah pembiayaan (Susanti et al., 2017), yang harusnya dapat diukur dengan faktor penghasilan namn tidak diteliti pada penelitian ini, serta kurangnya informasi mengenai pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA yang diukur pada item akses informasi 1 dan 2 yang mayoritas memiliki jawabanTidak(Maryati et al., 2023; Umami et al., 2021)

 

Kesimpulan

            Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dukungan teman WUS dan tenaga kesehatan berhubungan dengan motivasi deteksi dini kanker serviks metode IVA pada subjek penelitian di Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Sebagai saran kedepannya, diharapkan para pemangku kepentingan untuk melaksanakan penyuluhan mengenai pemeriksaan IVA pada seluruh Desa Turirejo, melaksanakan program pemeriksaan IVA secara massal pada balai desa Turirejo, memberikan informasi mengenai alur pendaftaran pemeriksaan IVA pada Puskesmas Lawang melalui fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan pembantu yang ada di desa Turirejo, sehingga masyarakat paham dan termotivasi untuk melaksanakan pemeriksaan kanker serviks dengan metode IVA agar dapat dilakukan pencegahan sejak dini.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Alfaro, K. M., Gage, J. C., Rosenbaum, A. J., Ditzian, L. R., Maza, M., Scarinci, I. C., Miranda, E., Villalta, S., Felix, J. C., & Castle, P. E. (2015). Factors affecting attendance to cervical cancer screening among women in the Paracentral Region of El Salvador: a nested study within the CAPE HPV screening program. BMC Public Health, 15, 1–8.

Arini, D. M., & Mariyam, N. (2022). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Pada Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Jurnal Kesehatan Dan Pembangunan, 12(24), 132–139.

Bukirwa, A., Mutyoba, J. N., N. Mukasa, B., Karamagi, Y., Odiit, M., Kawuma, E., & Wanyenze, R. K. (2015). Motivations and barriers to cervical cancer screening among HIV infected women in HIV care: a qualitative study. BMC Women’s Health, 15, 1–11.

Bula, A. K., Lee, F., Chapola, J., Mapanje, C., Tsidya, M., Thom, A., Tang, J. H., & Chinula, L. (2022). Perceptions of cervical cancer and motivation for screening among women in Rural Lilongwe, Malawi: A qualitative study. PLoS One, 17(2), e0262590.

Fauza, M., Aprianti, A., & Azrimaidalisa, A. (2018). Factors associated with the early detection of cervical cancer by the IVA method at Padang Primary Health Care. Indonesian Promot Health J, 14, 68–80.

Harini, R., & Rosyad, A. A. (2021). Husband support mediates the association between self-efficacy and cervical cancer screening among women in the rural area of Indonesia. Asia-Pacific Journal of Oncology Nursing, 8(5), 560–564.

Indah, R. (2020). Pola Asuh dan Persepsi Ibu di Pedesaan terhadap Kejadian Stunting pada Balita. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(Special 3), 671–681.

Kholifah, S., Budihastuti, U. R., & Murti, B. (2019). Factors affecting the use of visual inspection acetic acid test: multilevel analysis on the contextual effect of health center. Journal of Health Promotion and Behavior, 4(1), 1–11.

Maryati, I., Pratiwi, S. H., & Estiqomah, Y. (2023). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Skrining Kanker Serviks Di Indonesia: Scoping Review. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI), 8(1), 12–31.

Masruroh, M., & Cahyaningrum, C. (2019). Hubungan Pekerjaan Dengan Pengetahuan WUS Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui IVA Di Wilayah Puskesmas Bergas. Prosiding Seminar Nasional Widya Husada.

Masturoh, E. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Universitas Negeri Semarang.

Monica, L. P., & Ulfa, M. (2020). The Correlation of the perception of early detection cervical cancer with attitude to do visual inspection with acetic acid. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 7(1), 44–49.

Nurramadhani, E., Novani, D., Amelia, F. N., & Nisa, H. (2022). Intention towards the Early Detection of Cervical Cancer Uptake among University Students. Al-Sihah: The Public Health Science Journal, 25–37.

Parapat, F. T., Susanto, H. S., & Saraswati, L. D. (2016). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode Inspeksi Visual Asam Asetat Di Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(4), 363–370.

Pratiwi, D. I., Kusumastuti, I., & Munawaroh, M. (2023). Hubungan pengetahuan, persepsi, dukungan suami, dukungan tenaga kesehatan dengan motivasi wanita usia subur dalam melaksanakan deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur tahun 2022. Sentri: Jurnal Riset Ilmiah, 2(1), 277–291.

Priyoto, T. S. (2014). Perilaku dalam kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Robbers, G. M. L., Bennett, L. R., Spagnoletti, B. R. M., & Wilopo, S. A. (2021). Facilitators and barriers for the delivery and uptake of cervical cancer screening in Indonesia: a scoping review. Global Health Action, 14(1), 1979280.

Sakrawal, K., Meena, G., Gupta, A., Malav, K., & Grover, S. (2023). Knowledge, attitude, and practice about cervical cancer among adult women in rural Jaipur: An observational analysis. Journal of Family Medicine and Primary Care, 12(10), 2379–2384.

Sartika, A., & Usnawati, T. (2020). Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Dengan Motivasi Ibu Untuk Pemeriksaan Iva Di Puskesmas Denggen. ProHealth Journal, 17(1).

Susanti, H. D., Setyowati, S., & Afiyanti, Y. (2017). Factors Affecting Women’s Motivation to Perform a Cervical Cancer Screening Test. Health Science International Conference (HSIC 2017), 62–72.

Tapera, R., Manyala, E., Erick, P., Maswabi, T. M., Tumoyagae, T., Letsholo, B., & Mbongwe, B. (2017). Knowledge and attitudes towards cervical cancer screening amongst University of Botswana female students. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention: APJCP, 18(9), 2445.

Umami, S. F., Zubaidah, R., Idayanti, T., & Anggraeni, W. (2021). Deteksi Dini Pencegahan CA Servik dengan Pemeriksaan IVA Pap Smear di Rumah Cantik Almira Beauty Desa Tunggalpager Kec. Pungging Kab. Mojokerto Bekerja Sama dengan PKBI Kabupaten Mojokerto. Journal of Community Engagement in Health, 4(2), 378–382.

Wahyuni, S. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker serviks di kecamatan ngampel Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Maternitas, 1(1).

Winata, I. G. S., Yusrika, M. U., & Paramitha, P. P. (2023). Midwives as the Primary Care Providers: Knowledge, Attitude, Practice, and Skill of Early Detection of Cervical Cancer Using Visual Inspection with Acetic Acid. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention: APJCP, 24(10), 3549.

 

 

 

Copyright holder:

Jonathan Christopher Wewengkang, Fadiah Ashrianti, Muhammad Arsy Reza Suyudi, Maher Syahbani Putra Perwira, Ninik Sriwijayati, Atika (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: