Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
11, November 2024
LAPORAN KEGIATAN DIAGNOSIS KOMUNITAS DALAM UPAYA
PENURUNAN ANGKA KEJADIAN KASUS BARU DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CIKUPA, PERIODE: 6 MEI – 14 JUNI 2024
Hendry Purnomo
Sunardi1*, Vira Geraldine Arliska2, Alyn
Kristiani3, Bryan Anggareti Mahandra4, Zita Atzmardina5
Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia1,2,3,4,5
Email: [email protected]1*
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi
oleh tingginya insiden Tuberkulosis (TB) paru di wilayah
kerja Puskesmas Cikupa, yang memerlukan intervensi edukatif untuk menekan angka
kasus baru. Tujuan penelitian adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan dan penanganan TB paru melalui penyuluhan dan pelatihan. Metode penelitian ini meliputi survei
mini, analisis komunitas menggunakan paradigma BLUM, dan penentuan prioritas masalah dengan metode Delphi. Akar masalah diidentifikasi menggunakan diagram fishbone, dengan intervensi yang terdiri dari pre-test, post-test, penyuluhan, dan pelatihan etika
batuk serta penggunaan masker. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta, dimana 83,4%
dari mereka mencapai skor ≥70 pada post-test, dibandingkan dengan 23,4% pada pre-test. Seluruh peserta berhasil memperagakan etika batuk dan penggunaan masker dengan benar. Temuan
ini menunjukkan bahwa edukasi berbasis
komunitas dapat secara signifikan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap TB paru. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada penurunan kasus TB paru baru
di wilayah penelitian melalui
kampanye edukasi kesehatan berkelanjutan.
Kata Kunci:
Diagnosis Komunitas, Paradigma BLUM, Diagram
Fishbone, PDCA, Tuberkulosis
Abstract
This research is
motivated by the high incidence of pulmonary tuberculosis (TB) in the work area
of the Cikupa Health Center, which requires educational intervention to reduce
the number of new cases. The purpose of the research is to increase public
understanding of the prevention and treatment of pulmonary TB through
counseling and training. This research method includes a mini-survey, community
analysis using the BLUM paradigm, and problem prioritization using the Delphi
method. The root of the problem was identified using a fishbone diagram, with
interventions consisting of pre-test, post-test, counseling, and training on
cough ethics and mask use. The results showed an increase in participants'
knowledge, with 83.4% of them achieving a score of ≥70 on the post-test,
compared to 23.4% on the pre-test. All participants successfully demonstrated
cough etiquette and the correct use of masks. These findings suggest that
community-based education can significantly increase public awareness of
pulmonary TB. The implications of this study are expected to contribute to the
reduction of new pulmonary TB cases in the research area through a continuous
health education campaign.
Keywords: Community Diagnosis, BLUM paradigm, Fishbone Diagram, PDCA, Tuberculosis
Pendahuluan
Diagnosis komunitas
bertujuan untuk menentukan ada tidaknya suatu masalah dalam komunitas
dengan melakukan pengumpulan data masyarakat secara sistematis. Kegiatan ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah di suatu komunitas, kemudian melakukan intervensi perbaikan untuk membuat rencana
kerja, dan akhirnya menilai keberhasilan komunitas (Herqutanto,
2014; Prastiwi et al., 2023).
Indonesia merupakan negara luas dengan jumlah penduduk
mencapai 270,20 juta jiwa. Dengan luas daratan sebesar 1.9 juta km2,
maka kepadatan penduduk Indonesia sebanyak 141 jiwa per km (Badan Pusat Statistik, 2020). Hal ini menyebabkan banyaknya pemukiman padat penduduk yang akhirnya mempengaruhi beberapa masalah kesehatan, salah satunya adalah
penyebaran penyakit menular (Massuanna et al., 2024; Widiyanto et al.,
2015). Berdasarkan
cara penularannya, penyakit
menular dibagi menjadi penularan secara langsung dan melalui
vektor atau binatang pembawa penyakit. Penyakit menular langsung salah satunya ialah
Tuberkulosis (TB paru) (Masriadi & Km, 2017; RI, 2016; Setyani, 2022).
Berdasarkan data dari Global Tuberculosis
Report tahun 2022, beban
TB di dunia mencapai 10.556.328 kasus baru di tahun 2021, dengan insiden tertinggi di Asia Tenggara (Kemenkes, 2023). Jumlah kematian akibat TB paru mencapai 1,3 juta jiwa di tahun 2022. (WHO, 2024) Berdasarkan estimasi
WHO, Indonesia menduduki peringkat
ke-2 negara dengan beban TB
paru tertinggi. Pemerintah Indonesia mencatat kasus TB paru tertinggi sepanjang sejarah terjadi pada 2022 dan 2023. Lebih
dari 724.000 kasus TBC baru ditemukan pada 2022, dan jumlahnya meningkat menjadi 809.000 kasus pada
2023. Pada bulan
Februari tahun 2024 ini Kementerian Kesehatan mencatat
kasus TB di Indonesia mencapai
1.060.000 kasus. Jumlah ini disebut tertinggi
dari yang pernah ada sebelumnya. Penelitian sebelumya telah dilakukan oleh Meyrisca et al., (2022) yang mengatakan
bahwa Hubungan skor kepatuhan yang dihitung menggunakan Medication
Possession Ratio (MPR) dengan keberhasilan
pengobatan dilihat menggunakan analisis uji
Chi-square. Hasil analisis kepatuhan
pasien didapatkan 86,7% patuh dan 13,3% tidak patuh. Keberhasilan terapi pasien didapatkan
83,3% terapi berhasil dan
16,7% terapi tidak berhasil. Terdapat hubungan antara kepatuhan penggunaan obat pasien dengan
keberhasilan pengobatan
pada pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Sungai Betung Bengkayang dengan p value 0,000.
. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Labkesmas Batam, 2024) Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Tangerang pada tahun 2021, jumlah kasus baru
TB paru di wilayah ini mencapai 4.414 kasus dengan 35 kematian (Setyaningrum et al.,
2024). Pada
tahun 2024, Puskesmas
Cikupa mendapati 62 kasus baru TB paru sepanjang bulan Januari hingga
April, dimana didapatkan 15
kasus baru pada bulan Januari, 18 kasus baru pada
bulan Februari, 10 kasus baru pada bulan
Maret dan 19 kasus baru pada bulan April.
Jumlah kasus, peluang kontak, tingkat daya tular,
intensitas batuk, kedekatan kontak, dan lama waktu kontak dengan
sumber penularan sangat mempengaruhi peluang seseorang tertular bakteri Tuberkulosis. Sumber penularan adalah pasien Tuberkulosis
(TB paru) dengan Basil
Tahan Asam (BTA) positif,
yang dimana pada saat batuk atau bersin
pasien menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei), sekali
batuk dapat menghasilkan sekitar 300 percikan dahak (Maulidia,
2014).
Pengobatan tuberkulosis
merupakan bagian penting dari kesembuhan
pasien. Dibutuhkan intervensi berupa edukasi, kebersihan lingkungan, perubahan gaya hidup, kepatuhan
minum obat, dan pencegahan penularan penyakit ke lingkungan
sekitar (TB,
n.d.; Thomas, 2017; Torok et al., 2009). Ini karena kepatuhan pasien dalam pengobatan
sangat mempengaruhi keberhasilan
terapi yang diberikan. Hal hal ini diupayakan
untuk mencegah berbagai komplikasi yang dapat muncul akibat
penyakit tersebut, dan diharapkan dapat menurunkan angka kejadian di daerah Cikupa,
Tangerang.
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait Tuberkulosis paru, khususnya dalam hal penularan, faktor risiko, gejala, dan metode pencegahan yang efektif. Selain itu, penelitian
ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor
yang menyebabkan tingginya angka kasus baru
TB paru di wilayah kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan
Cikupa, Kabupaten Tangerang. Dengan
memahami akar permasalahan ini, penelitian ini berupaya mengevaluasi efektivitas program edukasi yang telah dilaksanakan melalui penyuluhan dan pelatihan mengenai etika batuk serta
penggunaan masker dalam menurunkan risiko penularan TB paru di kalangan masyarakat.
Manfaat penelitian ini dirasakan di berbagai tingkat. Bagi masyarakat, penelitian ini membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya tindakan pencegahan dan penanganan TB paru, dengan harapan
mampu menurunkan jumlah kasus baru
serta memperbaiki perilaku kesehatan, seperti praktik etika batuk dan penggunaan masker yang baik dan benar. Bagi institusi
kesehatan, hasil penelitian ini menawarkan panduan untuk merancang program intervensi yang berbasis komunitas dan efektif, khususnya untuk penyakit menular seperti TB paru. Selain itu, penelitian
ini juga memiliki manfaat bagi akademisi
dan peneliti dengan memberikan wawasan terkait penggunaan metode BLUM, Delphi, dan fishbone dalam
analisis masalah kesehatan komunitas, yang dapat dijadikan dasar untuk penelitian
selanjutnya.
Pada tingkat
kebijakan, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan
bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan kesehatan yang lebih terarah dan berdampak, terutama dalam upaya penurunan
kasus TB paru di daerah berpenduduk padat. Diharapkan penelitian ini akan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara berkelanjutan serta membantu menurunkan angka kejadian TB paru, sehingga mendukung pencapaian tujuan kesehatan nasional dalam pengurangan beban penyakit menular
Metode Penelitian
Mini survey dilakukan untuk pengumpulan data, kemudian dilakukan analisis masalah di komunitas menggunakan paradigma BLUM, lalu prioritas masalah ditentukan dengan metode Delphi (Adam, 2022).
Akar penyebab masalah dicari dengan diagram fishbone.
Prioritas masalah dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode antara lain metode kuantitatif
dan kualitatif yang sesuai (Herqutanto, 2014). Metode Delphi : mengambil keputusan dengan melibatkan beberapa pakar secara tatap muka, bertujuan
untuk menghindari adanya dominasi pakar lain dan
dapat meminalkan bias. Metode Delbecq : metoda kualitatif
dimana prioritas masalah penyakit ditentukan secara kualitatif oleh beberapa orang yang pakar dalam suatu
hal. Metode Hanlon : Memprioritaskan permasalahan dengan memberikan skor (1-10) pada masing-masing kategori berikut: besaran (ukuran), kepentingan (urgensi, tingkat keparahan, konsekuensi), dan potensi keberhasilan intervensi. Metode PAHO: skoring penentuan
prioritas masalah kesehatan yang dilakukan oleh pakar pada kriteria magnitude,
severity, vulnerability, community and political concern, dan
affordability. Metode CARL : memprioritaskan masalah dengan menilai 4 komponen yaitu :
1.
C - Capability (ketersediaan
sumber daya)
2.
A - Accessibility (kemudahan)
3. R - Readiness (kesiapan dari tenaga
pelaksana maupun kesiapan sasaran)
4. L - Leverage (seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah).
Hasil
dan Pembahasan
Pembagian kuesioner post-test Mendapatkan izin dari Kepala Puskesmas dan Dokter Umum Puskesmas Cikupa Peserta penyuluhan berkumpul di Balai Desa Cibadak hari Jumat, 7 Juni 2024
Mendata peserta penyuluhan Pembukaan dan perkenalan diri oleh 4 dokter muda Pembagian Kuesioner Pre-test Menampilkan leaflet dan PPT powerpoint Penyuluhan mengenai penyakit Tuberkulosis dan upaya pencegahan penularan TB PARU. Sesi tanya jawab Penutupan
Gambar 1. Flow Chart Intervensi 1
Kegiatan penyuluhan penyakit Tuberkulosis dilaksanakan dan upaya pencegahan
penularan TB paru pada Jumat,
7 Juni 2024 pukul 08.00 – 09.00 WIB di Balai Desa Cibadak
kepada seluruh pengunjung yang hadir di Puskesmas Cikupa yang
dilaksanakan oleh 4 orang dokter muda Universitas Tarumanagara.
Kegiatan
penyuluhan diawali dengan mendata peserta penyuluhan lalu dilanjutkan pembukaan
salam dan perkenalan diri oleh 4 orang dokter muda. Kemudian dilakukan
pelaksanaan pre-test mengenai Tuberkulosis. Pelaksanaan pre-test bertujuan untuk mengetahui seberapa
jauh pengetahuan peserta yang hadir di Puskesmas Cikupa mengenai TB paru.
Setelah pelaksanaan pre-test,
dokter muda menampilkan powerpoint tentang TB
paru kepada peserta dan memberikan materi penyuluhan TB paru yang meliputi pengertian,
penularan faktor risiko, gejala, pemeriksaan, dan pencegahan penularan penyakit
TB paru. Setelah penyampaikan materi penyuluhan
selesai, dibuka sesi tanya jawab dan dilanjutkan dengan post-test untuk mengetahui seberapa jauh peserta mengerti dan memahami
materi yang disampaikan oleh dokter muda dan sejauh mana peningkatkan
pengetahuan pengunjung setelah dilakukan penyuluhan. Lalu, dokter muda
mengakhiri acara dengan penutupan.
Pengolahan dan Penyajian Data
Data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test diolah secara manual untuk selanjutnya dimasukan ke dalam program komputer Microsoft Excel. Intervensi I diikuti oleh 30 orang peserta dengan
rentang usia 21-52 tahun dan tingkat Pendidikan SD – SMA. Hasil dari nilai pre-test didapatkan sebanyak 23 (76,6%) peserta mendapat nilai < 70 dan sebanyak 7 (23,4%)
peserta mendapat nilai ≥
70. Hasil dari
post-test di dapatkan sebanyak
5 (16,6%) peserta mendapat nilai < 70 dan 25 (83,4%) peserta
mendapat nilai ≥ 70.
Tabel 1. Karakteristik Peserta
Karakteristik Peserta |
Jumlah (%) |
Jenis Kelamin -
Laki-laki -
Perempuan |
15 (50%) 15 (50%) |
Tingkat Pendidikan -
SD -
SMP -
SMA |
13 (43,3%) 11 (36,6%) 6 (20,1%) |
Jumlah rata-rata penghuni rumah |
4 (3-7) |
Gambar 2. Perbandingan
Nilai Pre-test dan Post-test
· Penyuluhan mengenai
Tuberkulosis dapat dilakukan secara rutin · Perlu disediakan sarana
prasarana penyuluhan yang lebih baik agar para peserta dapat mengikuti
kegiatan dengan lebih nyaman Kegiatan Penyuluhan Tuberkulosis ·
Tempat : Balai Desa
Cibadak ·
Waktu : Jumat, 7 Juni 2024, 08.00-09.00 WIB ·
Pelaksana: 4 orang dokter muda ·
Sasaran: 30 orang warga Desa Cibadak ·
Sarana dan prasarana: powerpoint, soundsystem, lembar pre
test dan post test ·
Indikator Penilaian: Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai
pencegahan Tuberkulosis yang dapat
diketahui dengan 80% peserta mendapat nilai post
test ≥70 Acara dimulai pukul 08.00 di Balai Desa Cibadak.
Sebanyak 30 peserta, yang merupakan warga Desa Cibadak, hadir tepat
waktu. Acara dilakukan sesuai alur yang sudah ditentukan sebelumnya,
dimulai dengan pembukaan dan perkenalan, pelaksanaan pre-test, penyuluhan,
pelaksanaan post-test dan penutupan. Acara dilakukan dengan
tertib. · Terlaksananya penyuluhan mengenai Tuberkulosis dan
pencegahannya · Peserta yang mengikuti
penyuluhan sebanyak 30 (sesuai target) · Hasil post-test sebanyak 25 (83,4%) orang peserta mendapatkan nilai ≥ 70
· 5 (16,7%) peserta mendapatkan
nilai < 70
Gambar 3. PDCA Cycle
Intervensi I
Mendapatkan izin Peserta workshop berkumpul di Balai Desa
Cikupa Pembukaan dan perkenalan diri dari
seluruh dokter muda sebelum melakukan peragaan Penjelasan
mengenai etika batuk dan cara penggunaan masker Edukasi dan
mengarahkan peserta untuk mengikuti penyuluhan Memperagakan cara
etika batuk dan memakai masker Pembagian masker dan penutupan Meminta peserta untuk mengulang etika batuk
dan cara memakai masker
Gambar 4. Flow Chart Intervensi
II
Workshop tentang
etika batuk dan penggunaan masker dilakukan pada Jumat,
7 Juni 2024 pukul 09.00-09.30 WIB.
Kegiatan ini dilakukan oleh 4 orang dokter muda kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Tarumanagara. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengedukasi masyarakat Desa Cibadak,
dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai etika batuk dan menggunakan
masker dengan benar untuk pencegahan penularan Tuberkulosis.
Kegiatan dimulai
dengan penjelasan tentang etika batuk dan memakai masker dengan benar, kemudian
semua dokter muda akan memperagakan kepada peserta mengenai etika batuk dan
cara memakai masker dengan benar. Setelahnya, peserta akan diminta untuk
melakukan ulang cara etika batuk dan memakai masker dengan benar. Setelah itu
peserta diberikan edukasi untuk selalu melakukan etika batuk dan memakai masker
dengan benar, terutama bagi yang menderita TB paru disarankan untuk
memeriksakan diri ke Puskesmas Cikupa. Pembagian masker dilakukan
setelahnya dan kegiatan diakhiri dengan penutupan.
Kegiatan ini
dilakukan setelah melakukan penyuluhan mengenai penyakit TB paru kepada 30 orang peserta di Balai Desa Cibadak. Hasil yang didapatkan adalah seluruh peserta dapat
memperagakan dengan baik cara etika batuk dan memakai masker dengan benar. Peserta
yang dicurigai mengidap penyakit TB paru maupun jika ada kerabatnya yang
dicurigai diberikan edukasi agar segera memeriksakan dirinya ke Puskesmas
Cikupa.
PDCA Cycle
· Penyuluhan mengenai etika batuk
dapat dilakukan secara rutin bersamaan dengan penyuluhan TB PARU · Perlu disediakan sarana
prasarana penyuluhan yang lebih baik agar para peserta dapat mengikuti
kegiatan dengan lebih nyaman Kegiatan Penyuluhan Tuberkulosis ·
Tempat : Balai Desa
Cibadak ·
Waktu : Jumat, 7 Juni 2024, pukul 09.00-09.30
WIB ·
Pelaksana: 4 orang dokter muda ·
Sasaran: 30 orang warga Desa Cibadak ·
Sarana dan prasarana: soundsystem,
masker ·
Indikator Penilaian: Seluruh peserta yang hadir dapat memperagakan
cara melakukan etika batuk dan menggunakan masker dengan benar Acara dimulai pukul 09.00 di Balai Desa Cibadak, setelah pelaksanaan
penyuluhan TB. Sebanyak 30 peserta, yang merupakan warga Desa Cibadak,
hadir tepat waktu. Acara dilakukan sesuai alur yang sudah ditentukan
sebelumnya, dimulai dengan pembukaan, penyuluhan tentang etika batuk dan
penggunaan masker serta peragaannya, pembagian masker, dan penutupan. Acara
dilakukan dengan tertib. · Terlaksananya peragaaan cara etika
batuk dan menggunakan masker
dengan benar ·
Hasil peragaan ulang yang benar
oleh semua peserta
Metode yang digunakan dalam evaluasi
program ini adalah pendekatan sistem.
Gambar 6.
Metode Evaluasi
Tabel
2. Hasil Evaluasi Intervensi
I
No. |
Variabel |
Tolok Ukur |
Pencapaian |
Kesenjangan |
1. |
Masukan |
|||
|
Man Dokter muda |
4 orang |
4 orang |
- |
|
Money |
Rp. 400.000,- Sumber dana bersama |
Rp.400.000,- Sumber dana bersama |
- |
|
Material ·
Ballpoint ·
Kertas pre-test ·
Kertas post-test · Sound system · Microphone ·
Speaker ·
Proyektor |
30 buah 30 buah 30 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah |
30 buah 30 buah 30 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah |
- |
|
Method Tatacara Penyuluhan |
Sesuai tata cara |
Sesuai tata cara |
- |
2. |
Proses |
|||
|
Planning |
|
|
|
|
Merencanakan target, lokasi, dan waktu intervensi |
Balai Desa Cibadak, tanggal
7 Juni 2024 |
Balai Desa Cibadak, tanggal 7 Juni 2024 |
Tidak ada |
|
Menyusun susunan acara intervensi |
Ditentukan susunan acara intervensi |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Merencanakan jumlah anggaran
yang dibutuhkan |
Ditentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Mempersiapkan bahan penyuluhan
dan lembar pre-test dan post-test |
Dipersiapkan bahan penyuluhan
dan lembar pre-test dan post-test |
Dilakukan pada 30 peserta |
Tidak ada |
|
Organizing |
|
|
|
|
Mengurus permohonan izin dengan instansi terkait dalam
pelaksanaan kegiatan |
Diberikannya izin dari instansi terkait dalam
pelaksanaan kegiatan |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Actualizing |
|
|
|
|
Melakukan penyuluhan |
Dilakukannya penyuluhan |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Controlling |
|
|
|
|
Menilai ketertiban pelaksanaan penyuluhan dan
memastikan seluruh peserta mengisi pre-test
dan post-test |
Dilakukan dengan seksama oleh dokter muda |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
3. |
Keluaran |
|||
|
Pengetahuan
warga tentang TB paru dan upaya pencegahannya |
Terdapatnya
peningkatan pengetahuan >80% peserta dari hasil post-test ≥70 |
Didapatkan
peningkatan pengetahuan peserta dimana 83,3%
peserta mendapatkan nilai post-test ≥70 |
Tidak ada |
4. |
Lingkungan |
|
|
|
|
Fisik : Bangunan tempat
penyuluhan |
Balai Desa Cibadak menampung seluruh warga yang hadir |
Balai
Desa Cibadak dapat menampung
seluruh warga yang hadir |
Tidak ada |
|
Non fisik: Dukungan atau peran
serta masyarakat |
Didapatkan dukungan
dari kepala desa dan masyarakat Desa Cibadak |
Didapatkan
dukungan dari kepala desa dan masyarakat Desa Cibadak |
Tidak ada |
5. |
Umpan Balik |
|
|
|
|
Dilakukannya pencatatan dan pelaporan |
Sistem pencatatan dan
pelaporan dilakukan |
Didapatkan hasil intervensi untuk dasar pelaksanaan
kegiatan selanjutnya |
Tidak ada |
Tabel 3. Hasil Evaluasi Intervensi II
No. |
Variabel |
Tolok Ukur |
Pencapaian |
Kesenjangan |
1. |
Masukan |
|||
|
Man Dokter muda |
4 orang |
4 orang |
- |
|
Money Masker, microphone,
sound system |
Rp. 100.000,- Sumber dana bersama |
Rp. 100.000,- Sumber dana bersama |
- |
|
Material ·
Masker · Sound system · Microphone |
30 buah 1 buah 1 buah |
30 buah 1 buah 1 buah |
- |
|
Method Penyuluhan |
Sesuai SOP |
Sesuai SOP |
- |
2. |
Proses |
|||
|
Planning |
|
|
|
|
Merencanakan target, lokasi, dan waktu intervensi |
Balai Desa Cibadak, tanggal 7 Juni 2024 |
Balai Desa Cibadak, tanggal 7 Juni 2024 |
Tidak ada |
|
Menyusun susunan acara intervensi |
Ditentukan susunan acara intervensi |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Merencanakan jumlah anggaran yang dibutuhkan |
Ditentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Mempersiapkan masker sebanyak 30 buah |
Dipersiapkan masker sebanyak 30 buah |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Organizing |
|
|
|
|
Mengurus permohonan izin dengan
instansi terkait dalam pelaksanaan Kegiatan |
Diberikannya izin dari instansi
terkait dalam pelaksanaan pelatihan |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Mencari materi penyuluhan dan
membuat dalam bentuk workshop |
Adanya materi penyuluhan yang
tertuang dalam bentuk workshop |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Actualizing |
|
|
|
|
Melakukan penyuluhan materi tentang cara penggunaan masker yang
baik dan benar |
Dilakukannya penyuluhan yang
tertuang dalam bentuk workshop |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Membagikan masker kepada setiap peserta |
Semua peserta mendapatkan masker |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Meminta semua peserta untuk mendemonstrasikan cara menggunakan masker dengan baik dan benar |
Dilakukannya demonstrasi oleh semua peserta |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
|
Controlling |
|
|
|
|
Menilai cara penggunaan masker
yang baik dan benar |
Dilakukan penilaian cara
menggunakan masker |
Dilakukan dan sesuai |
Tidak ada |
3. |
Keluaran |
|||
|
Pengetahuan
warga tentang pencegahan TB paru dan etika batuk |
Seluruh
peserta dapat memperagakan etika batuk dengan baik dan menggunakan masker |
Seluruh
peserta dapat memperagakan etika batuk dengan baik dan menggunakan masker |
Tidak ada |
4. |
Lingkungan |
|
|
|
|
Fisik : Bangunan tempat
penyuluhan |
Balai Desa Cibadak menampung seluruh warga yang hadir |
Balai
Desa Cibadak dapat menampung
seluruh warga yang hadir |
Tidak ada |
|
Non fisik: Dukungan atau peran
serta masyarakat |
Didapatkan dukungan
dari kepala desa dan masyarakat Desa Cibadak |
Didapatkan
dukungan dari kepala desa dan masyarakat Desa Cibadak |
Tidak ada |
5. |
Umpan Balik |
|
|
|
|
Dilakukannya pencatatan dan pelaporan |
Sistem pencatatan dan
pelaporan dilakukan |
Didapatkan hasil intervensi untuk dasar pelaksanaan
kegiatan selanjutnya |
Tidak ada |
Berdasarkan hasil
analisis diperoleh kesimpulan bahwa Lokasi yang mengalami peningkatan jumlah kasus baru TB paru yang
harus segera diselesaikan di wilayah kerja Puskesmas Cikupa
adalah Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten. Masalah yang menyebabkan
meningkatnya jumlah kasus baru TB paru di Desa Cibadak
adalah lifestyle, yaitu Pengetahuan meliputi,
masih ada responden yang tidak mengetahui cara penularan TB paru. Masih ada
responden yang tidak mengetahui cara pencegahan TB paru. Masih ada responden
yang tidak mengetahui kapan harus menggunakan masker. Masih ada responden yang
tidak mengetahui tentang etika batuk Masih ada responden yang tidak mengetahui
cara mencuci tangan yang baik. Selanjutnya Perilaku yang meliputi masih ada
responden yang tidak menggunakan masker jika sedang sakit, masih ada responden
yang tidak menggunakan
masker ketika pergi
ke kerumunan atau tempat umum masih ada responden yang tidak menutup mulut dan hidung
ketika batuk menggunakan tisu atau lipat siku, masih ada
responden yang tidak menjaga jarak saat sakit.
Intervensi dari
berbagai alternatif pemecahan masalah jangka pendek yang dapat dilakukan untuk
menurunkan angka kasus baru TB paru di Desa Cibadak
dan menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang adalah melakukan
penyuluhan mengenai upaya pencegahan TB paru. Melakukan workshop
dan edukasi cara etika batuk dan penggunaan masker dengan baik dan
benar. Hasil intervensi dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan untuk menurunkan angka kejadian TB paru di Desa Cibadak
dan berdampak untuk jangka pendek, menengah, dan panjang adalah Melakukan penyuluhan mengenai penyakit TB paru dan upaya
pencegahan TB paru. Hasil kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan warga
Desa Cibadak yang mengikuti kegiatan penyuluhan, yang
dinilai berhasil bila didapatkan perolehan nilai post-test
≥70 pada >80% peserta. Hasil dari
nilai pre-test didapatkan sebanyak 23 (76,6%)
peserta mendapat nilai < 70 dan sebanyak 7 (23,4%) peserta mendapat nilai ≥
70. Hasil dari post-test
di dapatkan sebanyak 5 (16,6%) peserta mendapat nilai < 70 dan 25
(83,4%) peserta mendapat nilai ≥ 70. Hasil Kegiatan dinyatakan berhasil
karena sebanyak > 80% peserta memperoleh nilai ≥70.
Melakukan workshop dan edukasi tentang cara etika batuk dan
penggunaan masker dengan baik dan benar. Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya
pengetahuan warga Desa Cibadak yang mengikuti
kegiatan penyuluhan mengenai cara etika batuk dan penggunaan masker dengan baik
dan benar, dan dibagikannya masker ke seluruh peserta untuk mendemonstrasikan
cara etika batuk dan penggunaan masker dengan baik dan benar.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, Desa Cibadak di Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten, merupakan lokasi dengan peningkatan jumlah kasus baru
TB paru yang signifikan, disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan perilaku pencegahan masyarakat terhadap penularan TB paru, seperti penggunaan
masker, etika batuk, dan kebersihan tangan. Intervensi berupa penyuluhan, workshop, dan edukasi
berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan TB paru, etika batuk,
dan penggunaan masker secara
baik dan benar. Hasil intervensi menunjukkan peningkatan signifikan pada nilai post-test ≥70 dari 23,4% menjadi 83,4% peserta, melampaui target >80%. Keberhasilan
kegiatan ini tidak hanya menurunkan
angka kasus baru TB paru dalam
jangka pendek, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan jangka menengah dan panjang melalui peningkatan kesadaran dan perilaku pencegahan di masyarakat.
BIBLIOGRAFI
Adam, A. (2022). Delphi method.
Badan Pusat Statistik DKI
Jakarta. (2022). Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia
pada Hotel Bintang Menurut Kabupaten/Kota 2020-2022.
Herqutanto, W. R. A.
(2014). Buku keterampilan klinis ilmu kedokteran komunitas. Jakarta:
Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, Hh, 7–13.
Kemenkes, R. I. (2023).
Laporan Program Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2022. Jakarta, Indonesia.
Masriadi, H., & Km, S.
(2017). Epidemiologi penyakit menular. PT. RajaGrafindo Persada-Rajawali
Pers.
Massuanna, M. W., Malinda,
F., Syafaririn, R. A., & Alam, W. M. (2024). Kepadatan Penduduk Di
Perkotaan: Dampak Terhadap Kualitas Lingkungan Masyarakat. Jurnal Ilmiah
Multidisiplin Terpadu, 8(5).
Maulidia, D. F. (2014). Hubungan
antara dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat Pada penderita Tuberkulosis
Di wilayah Ciputat Tahun 2014.
Meyrisca, M., Susanti, R.,
& Nurmainah, N. (2022). Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat Anti
Tuberkulosis Dengan Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas
Sungai Betung Bengkayang. Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian, 3(2),
277–282.
Prastiwi, D., Sholihat, S.,
Wulan, I. G. A. P., Astuti, N. M., Anies, N. F., Antari, G. A. A., Suryati, S.,
Zendrato, M. L. V., Febrianti, T., & Djuwitaningsih, S. (2023). Metodologi
Keperawatan: Teori Dan Panduan Komprehensif. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia.
RI, K. (2016). Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta
(ID): Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Setyani, D. A. (2022). Community
Diagnosis Permasalahan Kesehatan Lingkungan Pada Warga Di Kelurahan Way Dadi
Kota Bandar Lampung. Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 6(3),
548–556.
Setyaningrum, O., Vici, B.
A., Amin, M. S., & Surjadi, T. (2024). Pendekatan Kedokteran Keluarga Pada
Kasus Tuberkulosis Paru Dengan Underweight Di Wilayah Kerja Puskesmas Gembong,
Kabupaten Tangerang. Prepotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2),
4549–4557.
TB, T. (n.d.). World TB
Day 2024.
Thomas, T. A. (2017).
Tuberculosis in children. Pediatric Clinics, 64(4), 893–909.
Torok, E., Moran, E., &
Cooke, F. (2009). Oxford handbook of infectious diseases and microbiology.
OUP Oxford.
Widiyanto, A. F., Yuniarno,
S., & Kuswanto, K. (2015). Polusi air tanah akibat limbah industri dan
limbah rumah tangga. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 246–254.
Copyright holder: Hendry Purnomo Sunardi, Vira Geraldine Arliska, Alyn Kristiani, Bryan Anggareti Mahandra, Zita Atzmardina (2024) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |