Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 11, November 2024
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN KARYAWAN
TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
I Wayan Sandi
Saputra1, Reniza Helena Putri2
Universitas
Teknokrat Indonesia, Bandar
Lampung, Indonesia1,2
Email: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Penelitian ini mengkaji pengaruh
kesejahteraan karyawan, baik finansial maupun non-finansial, terhadap loyalitas
karyawan di PT Perkebunan Nusantara VIl. Sumber daya manusia merupakan aset krusial
bagi perusahaan, namun dorongan intrinsik untuk berkontribusi sering kali berujung
pada keletihan kerja yang berdampak negatif pada produktivitas dan hubungan kerja.
Kesejahteraan mencakup aspek finansial seperti gaji dan insentif serta aspek nonfinansial
seperti lingkungan kerja dan pekerjaan, menjadi faktor penting dalam membangun loyalitas
karyawan. Penelitian ini bertujuan menganalisis
hubungan signifikan antara kesejahteraan fianansial, non finansial dan loyalitas
karyawan serta membandingkan kekuatan pengaruh masing-masing. Penelitian im menggunakan
jenis penelitian kuantitatif deskriptif, dengan responden berjumlah 150 pegawai
yang dijadikan sampel penelitian. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini yaitu melalui penyebaran kuisioner. Hasil regresi menunjukkan bahwa
Kesejahteraan karyawan, baik dari perspektif finansial maupun non-finansial, menunjukkan
pengaruh yang signifikan dan positif terhadap loyalitas karyawan. Kondisi finansial
yang baik terbuktl berkontribusi pada peningkatan loyalitas, demikian pula dengan
aspek non-finansial. Secara keseluruhan, kedua faktor ini secara efektif menjelaskan
71% dari tingkat loyalitas karyawan, sementara 29% sisanya dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dan hasil dari korelasi menunjukkan
kesejahteraan non-finansial memberikan pengaruh yang lebih kuat dibandingkan kesejahteraan
finansial.
Kata kunci :
Kesejahteraan Finansial, Kesejahteraan Non-finansial, loyalitas karyawan
This study examines the influence of employee welfare,
both financial and non-financial, on employee loyalty at PT Perkebunan Nusantara
V11. Human resources are crucial assets for companies, but the intrinsic drive to
contribute often leads to job burnout that negatively impacts productivity and working
relationships. Welfare, which includes financial aspects such as salary and incentives
as well as non-financial aspects such as work environment and work, is an important
factor in building employee loyalty. This study aims to analyze the significant
relationship between financial, non-financial well-being and employee loyalty and
compare the strength of the influence of each. This research uses descriptive quantitative
research, with respondents totaling 150 employees who are used as research samples.
The method used in collecting data in this study is through distributing questionnaires.
The regression results show that employee welfare, both from a financial and non-financial
perspective, shows a significant and positive influence on employee loyalty. Goodfinancial
conditions are proven to contribute to increased loyalty, as well as non-financial
aspects. Overall, these two factors effectively explain 71% of the employee loyalty
level, while the remaining 29% is influenced by other variables not examined in
this study. And the results of the correlation show that non-financial welfare has
a stronger influence than financial welfare.
Keywords:
Financial Welfare, Non-financial Welfare, employee loyalty
Pendahuluan
Sumber daya manusia merupakan aset krusial bagi
perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Setiap individu yang terlibat
dalam perusahaan memiliki dorongan intrinsik untuk bekerja dengan baik dan memberikan
kontribusi maksimal bagi organisasi (Krekel et
al., 2019). Namun, sering kali dorongan ini justru menyebabkan
keletihan kerja ketika batas kemampuan normal terlampaui. Keletihan kerja ini bisa
memicu ketegangan di tempatkerja, yang pada akhirnya memengaruhi produktivitas dan
hubungan kerja, baik di kalangan staf maupun pimpinan perusahaan (Citra, 2019).
Kesejahteraan adalah aspek penting dalam kehidupan
setiap orang, baik secara sadar maupun tidak. Hampir semua kegiatan dalam gaya hidup
bertujuan untuk mencapai kesejahteraan, yang bersifat dinamis dan berubah seiring
waktu sesuai dengan perubahan lingkungan. Semua aktivitas manusia pada akhirnya
mengarah pada pencapaian kesejahteraan, khususnya dalam bentuk gaya hidup yang sejahtera
(Pratama et
al., 2023).
Salah satu faktor penting yang memengaruhi kesejahteraan
karyawan adalah keseimbangan antara kesejahteraan finansial dan non-finansial. Kesejahteraan
finansial, seperti gaji, tunjangan, dan bonus, memainkan peran besar dalam menciptakan
loyalitas karyawan. Namun, aspek non-finansial, seperti kondisi kerja yang nyaman,
keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta hubungan yang harmonis
antar rekan kerja, juga memiliki pengaruh besar dalam menciptakan loyalitas (Hartono,
2023).
Dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan telah
memberikan bukti empiris yang kuat mengenai Koefisien regresi yang menunjukkan besarnya
pengaruh masing-masing variabel bebas (upah/gaji, insentif dan tunjangan) terhadap
variabel terikat yang terpresentasikan lewat besarnya koefisien regresi masing-masing
variabel bebas. Berdasarkan perbandingan nilai koefisien regresi masing-masing variabel
bebas maka variabel tunjangan sebesar 0,376 memiliki nilai koefisien korelasi terbesar
dibandingkan dengan kedua variabel bebas yang lain (Ariska, 2017). Dalam jurnal tersebut, belum ditemukan terkait
komponen kesejahteraan non-finansial yang paling penting. Oleh karena itu, penelitian
ini ingin menyelidiki komponen kesejahteraan mana yang palingberpengaruh terhadap
loyalitas mereka. Diharapkan penelitian ini bisa memberikan pemahaman yang lebih
dalam tentang apa yang diinginkan karyawan terkait kesejahteraan, baik dalam aspek
finansial maupun non-finansial.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan
signifikan antara kesejahteraan karyawan dan loyalitas karyawan di PT Perkebunan
Nusantara VII, baik dari aspek finansial maupun non-finansial. Selain itu, penelitian
ini juga bertujuan untuk membandingkan kekuatan hubungan antara kesejahteraan finansial
dan non-finansial terhadap loyalitas karyawan. Dengan demikian, hasil penelitian
diharapkan dapatmemberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai pengaruh kesejahteraan
terhadap upaya perusahaan dalam mempertahankan karyawan yang loyal.
Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat
bagi PT Perkebunan Nusantara VII karena dapat memberikan wawasan kepada manajemen
perusahaan tentang aspek kesejahteraan yang paling berpengaruh terhadap loyalitas
karyawan, sehingga membantu dalam penyusunan kebijakan kesejahteraan yang lebih
efektif. Bagi karyawan, penelitian ini dapat mendorong perusahaan untuk memperbaiki
kesejahteraan, baik finansial maupun nonfinansial, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
loyalitas mereka. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pengambil
kebijakan di perusahaan dalam merumuskan program kesejahteraan yang lebih seimbang
dan menyeluruh, mencakup keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi serta hubungan
sosial di tempat kerja.
Pengembangan hipotesis
Kesejahteraan adalah imbalan (langsung maupun tidak langsung) yang diterima oleh setiap karyawan atau pegawai setelah mereka bekerja bagi suatu organisasi / lembaga melalui keterampilan, pengetahuan dan waktu mereka (Indriyani et al., 2020). Kesejahteraan karyawan adalah kompensasi yang diberikan kepada karyawan di luar gaji atau upah, yang tidak berkaitan langsung dengan kinerja kerja. Pemberian kesejahteraan ini sebaiknya membawa manfaat dan mendorong tercapainya tujuan organisasi serta karyawan, tanpa melanggar peraturan pemerintah (Purba, 2018).
Menurut Mulyadi (2016), kompensasi finansial sendiri terdiri atas dua yaitu kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Kompensasi finansial langsung adalah kompensasi yang langsung bisa diterima seorang karyawan seperti, terdiri atas pembayaran pokok (gaji, upah), pembayaran insentif, pembayaran prestasi, komisi, bonus, dan tunjangan THR. Kompensasi finansial tidak langsung adalah kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan tehadap semua karyawan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para karyawan, contohnya adalah terdiri atas proteksi yang meliputi asuransi, pensiun, kompensasi luar jam kerja meliputi lembur, hari besar, cuti sakit, cuti hamil. Sedangkan berdasarkan fasilitas meliputi rumah, biaya pindah, dan kendaraan.
Kompensasi non finansial merupakan imbalan dalam bentuk kepuasan seseorang yang diperoleh dari pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan baik secara fisik ataupun psikologis dimana orang tersebut bekerja (Rizal & Handayani, 2021).
Loyalitas
adalah keterikatan psikologis yang dirasakan karyawan terhadap perusahaannya.
Keterikatan ini bisa terlihat melalui kesetiaan fisik, seperti berapa lama
karyawan bekerja di perusahaan tersebut. Namun, loyalitas tidak hanya diukur
dari durasi kerja, tetapi juga mencakup aspek mental dan emosional, seperti
pikiran, perasaan, perhatian, gagasan, serta dedikasi yang diberikan karyawan
secara penuh untuk kemajuan perusahaan (Selvia & Karneli, 2023).
Gambar 1.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan tujuan tersebut, hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Hl: Diduga kesejahteraan karyawan dari segi finansial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas karyawan di PT Perkebunan
Nusantara VII. H2. Diduga kesejahteraan karyawan dari segi non-finansial berpengaruh
positif dansignifikan terhadap loyalitas karyawan di PT Perkebunan Nusantara VII.
H3. Diduga kesejahteraan karyawan dari segi finansial
dan non-finansial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas karyawan
di PT Perkebunan Nusantara VII. H4 Diduga Kesejahteraan finansial memiliki pengaruh
yang lebih kuat dibandingkan kesejahteraan non-finansial terhadap loyalitas karyawan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif
deskriptif, di mana penelitian ini menekankan pada pengujian teori-teori melalui
pengukuran variabel penelitian dengan angka yang bertujuan menguji hipotesis. Dengan
menggunakan data primer yang diperoleh peneliti melalui sumber utama, seperti pengamatan
langsung, wawancara dan pengisian angket.
Populasi merupakan
semua Sübjek yang ada di dalam penelitian (Andriani et al., 2020). Orang-orang yang bekerja di PT Perkebunan Nusantara
VII merupakan Sübjek penelitian ini. Dan beberapa populasi yang digunakan dalam
penelitian dianggap sebagai sampel (Sugiyono,
2019). Dengan menggunakan teknik sampel jenuh, di mana semua populasi yang ada
digunakan sebagai sampel di dalam penelitian.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini yaitu melalui penyebaran kuisioner. Survei adalah proses pengumpulan
data atau informasi dari sekelompok orang untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
Sübjek atau masalah tertentu (Maharani et
al., 2024). Dalam penelitian ini, skala Likert digunakan untuk
mengevaluasi tanggapan yang diberikan kepada setiap pertanyaan dalam instrument,
yang terdiri dari lima tingkat jawaban, yaitu sangat setuju (5), setuju (4), netral
(3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (l). Dalam penelitian ini menggunakan
program Statistical Program and Service Solutions (SPSS), dengan menggunakan regresi
linier berganda dan uji korelasi sebagai alat analisis di dalam pengujian data.
Uji ini menunjukkan
hasil positif memberikan jaminan terhadap keakuratan data yang dikumpulkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Dalam proses
pengujian ini, uji reliabilitas memiliki peran penting untuk mengevaluasi konsistensi
instrumen pengukuran dalam menilai variable yang digunakan dengan melihat nilai
korelasi yang diperoleh ( r hitung) dengan nilai yang telah ditentukan (r tabel)
guna memastikan kestabilan dan keandalan alat ukur dalam kontkes penelitian.
Analisis regresi
linier berganda menganalisis pengaruh dua atau lebih variable prediktor (X l, X2,
. . Xn) terhadap satu variabel hasil (Y) (Sinaga, 2024). Nilai variabel bebas
(X l, X2, Xn) dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel terikat(Y). Berikut adalah persamaan model regresi linier
berganda yang digunakan:
Y=a+ß1X1
+ß2X2+e
Keterangan
Variabel tidak bebasa
Konstanta
[3 • Nilai koefisien regresi
Finansial
X2 Non-finansial
• Error term
Analisis statistik menggunakan uji t bertujuan
mengevaluasi hubungan antara variabel independen dan dependen (Ghozali,
2016). Ketika nilai t hitung melampaui t tabel atau tingkat signifikasi tidak
lebih dari 0,05, maka hal ini menunjukkan kemungkinan adanya pengaruh substansial
variabel independen terhadap dependen. Interprestasi ini menyiratkan bahwa perubahan
pada variabel independen dapat mengakibatkan perubahan signifikan pada variabel
dependen secara individual. Selain itu, Uji F yang dikenal juga dengan uji simultan,
berfungsi untuk mengkaji dampak kolektif variabel-variabel independen terhadap dependen.
Pada proses pengujian ini, validitas model yang didapat diuji dengan mengunakan
ambang batas signifikasi (u) sebesar 5%, guna memastikan keakuratan hasil analisis
secara menyeluruh.
Koefisien Determinasi
(R2), yang nilainya berada pada rentang 0 hingga l, berfungsi sebagai
indikator kekuatan model regresi dalam menjelaskan variasi pada variabel dependen
(Ghozali, 2016). Ketika R2 mendekati
0, hal ini mengisyaratkan bahwa variabel-variabel independen memiliki pengaruh terbatas
untuk memprediksi fluktuasi variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai R2 mendekati
l, menandakan bahwa variabel-variabel independen mempu memberikan hamper seluruh
Informasi yang diperlukan untuk memahami perubahan yang terjadi dalam variabel dependen,
dan menunjukkan kesesuaian model yang tinggi dengan data yang diamati.
Uji Korelasi
koefisien korelasi adalah angka yang mencerminkan hubungan kuat antara dua atau
lebih variable, koefisien korelasi merupakan metode korelasi yang digunakan untuk
menemukan serta membuktikan hubungan antara dua variabel ketika data dari kedua
variabel tersebut adalah homogen (Sugiyono, 2019). Koefisien korelasi (r)
memiliki rentang nilai antara -l hingga l, di mana nilai I menunjukkan hubungan
positif yang sempurna, nilai -l menunjukkan hubungan negatif yang sempurna, dan
nilai 0 menunjukkan tidak adanya hubungan linear antara dua variable Sinaga, (2024) pelitian ini menggunakan
uji korelasi pearson karena ingin melihat hipotesis 4 yaitu melihat praduga Kesejahteraan
finansial memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan kesejahteraan non-finansial
terhadap loyalitas karyawan.
Hasil dan Pembahasan
Tabel l . Uji Validitas
Variabel |
Indikator |
Item |
Hitung |
Tabel |
Sig |
Hasil |
Kesejahteraan
Finansial |
Gaji Insentif |
XLI XI.2 XI.3 |
0,638 0,810 0,893 0,566 |
0,159 0,159 0,159 0,159 |
0,000 0,000 0,000 0,000 |
Valid Valid Valid Valid |
Kesejahteraan Non Finansial |
Pekerjaan Lingkungan Kerja |
X2.5 X2. 6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 |
0,915 0,786 0,871 0,521 0,866 0,753 |
0,159 0,159 0,159 0,159 0,159 0,159 |
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 |
Valid Valid Valid Valid Valid Valid |
Loyalitas (Y) |
Menaati Peraturan Mampu Bekerja dengan Baik Tepat Waktu Berani Mengambil Risiko, Memiliki Ide Kreatif Tanpa Paksaan Melaksanakan Tugas Tanpa Paksaan Tidak Menyalahgunakan Wewenang Melaporkan Hasil Kerja Kepada Atasan |
Y.2 |
0,412 0,593 0,638 0,683 0,349 0,349 0,593 0,683 |
0,159 0,159 0,159 0,159 0,159 0,159 0,159 0,159 |
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 |
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid |
Sumber:
SPSS26
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan,
seluruh item pada variabel kesejahteraan finansial (XI), kesejahteraan non-finansial
(X2), dan loyalitas (Y) menunJukkan hasil yang valid. Setiap item memiliki nilai
R hitung yang lebih besar dari nilai R tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
item mampu mengukur variabel-variabel tersebut dengan baik. Item-item yang mewakili
indikator seperti gaji, Insentif, lingkungan kerja, hingga aspek loyalitas seperti
menaati peraturan dan mampu bekerja dengan baik, semuanya dapat diandalkan dalam
penelitian mi (Rostanawa,
2019). Hasil ini menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian
telah memenuhi syarat validitas, sehmgga dapat digunakan untuk melanjutkan analisis
lebih lanjut.
Tabel 2. Uji Reliabilitas
Variabel |
Nilai
Cronbach Alpha |
Hasil |
Kesejahteraan
Finaansial Kesejahteraan
Non Finaansial Loyaitas |
0,713 0,880 0,667 |
Reliabie Reliabie Reliabie |
Sumber: SPSS26
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, variabel Kesejahteraan
Finansial memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,713, yang menunjukkan bahwa
instrumen pengukuran untuk variabel mi konsisten dan reliabel, karena nilai ini
berada di atas 0,6. Variabel Kesejahteraan Non Finansial memiliki nilai yang lebih
tinggi, yaitu 0,880, yang menunjukkan tingkat konsistensi yang sangat baik dan dapat
diandalkan. Sementara itu, variabel Loyalitas memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar
0,667, yang meskipun lebih rendah, masih dikategorikan reliabel karena nilainya
lebih dari 0,6. Secara keseluruhan, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki konsistensi yang baik, dengan semua variabel mencapai nilai reliabilitas
yang memadai untuk penelitian.
Hasil Regresi
Linier Berganda
Tabel 3. Rregresi Linier Berganda
|
Unstandardized
Coemcients |
|
Standardized
Coemcients |
|
|
Model |
|
Std.Error |
Beta |
|
Sig. |
(constant) Finansial non-finansial |
7,148 0,798 0,531 |
1,456 0,063 0,038 |
0,563 0,621 |
4,911 12,713 14,024 |
0,000 0,000 0,000 |
Dependent variabel: loyalitas
Sumber: SPSS26
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda
yang dilakukan, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 7,148 + 0,798X1 + 0,531X2 + e
1.
Y adalah
Loyalitas (variabel dependen), XI adalah Kesejahteraan Finansial, X2 adalah Kesejahteraan
Non Finansial, 7,148 adalah konstanta (a), yang berarti ketika variabel kesejahteraan
finansial dan non finansial bernilai nol, loyalitas akan tetap berada pada nilai
7,148.
2.
Nilai koefisien
regresi untuk Kesejahteraan Finansial (XI) sebesar 0,798 menunjukkan nilai yang
positif, artinya setiap peningkatan kesejahteraan finansial akan meningkatkan loyalitas
sebesar 0,798 satuan, dengan asumsi faktor Iainnya tetap. Nilai ini signifikan karena
nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000 < 0,05. Ini menunjukkan bahwa kesejahteraan
finansial secara statistik berpengaruh signifikan terhadap loyalitas.
3.
Selanjutnya,
koefisien regresi untuk Kesejahteraan Non Finansial (X2) sebesar 0,531 juga memiliki
pengaruh positif terhadap loyalitas. Setiap peningkatan kesejahteraan non finansial
akan meningkatkan loyalitas sebesar 0,531 satuan, dengan nilai signifikansi (Sig.)
sebesar 0,000, yangjuga menunjukkan pengaruh signifikan terhadap loyalitas.
Hasil Uji t dan Uji F
Tabel 4. Uji t (Uii Parsial)
|
Unstandardized
Coefflcients |
|
Standardized
Coemcients |
|
|
Model |
|
Std.Error |
Beta |
|
Sig. |
(constant) Finansial
non-finansial |
7,148 0,798 0,531 |
1,456 0,063 0,038 |
0,563 0,621 |
4,911 12,713 14,024 |
0,000 0,000 0,000 |
Dependent variabel: loyalitas
Sumber: SPSS26
Berdasarkan hasil uji t yang diperoleh, terdapat
dua variabel yang dianalisis, yaitu kesejahteraan finansial dan kesejahteraan non-finansial,
dengan masing-masing nilai koefisien beta dan signifikansi yang menunjukkan hasil
yang signifikan.
Hl : kesejahteraan karyawan dari segi finansial
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas karyawan di PT Perkebunan
Nusantara VII. Untuk hipotesisi ini didapatkan hasil thitung > Gabel (12,713
> 1,655), dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,000 < 0,05. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan karyawan dari segi finansial memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas karyawan di PT Perkebunan Nusantara
VII.
H2 : kesejahteraan karyawan dari segi non-finansial
juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas karyawan di PT Perkebunan
Nusantara VII. Untuk hipotesisi Ini didapatkan hasil thitung > Gabel (14,024
> 1,655) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 mengindikasikan bahwa
kita juga dapat menolak hipotesis nol (HO), sehingga hipotesis alternatif (H2) dapat
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan karyawan dari segi non-finansial
juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas karyawan di PT Perkebunan
Nusantara VII.
Tabel 5. Hasil Perhitungan
Uji F (Uji Simultan)
Model |
Sum of
squares |
|
Mean Square |
Sig. |
Regression Residual Total |
767,174 311,200 1078,373 |
2 147 149 |
383,587
181.193 2,117 |
0,000 |
Sumber:
SPSS26
Berdasarkan Tabel 5, diperoleh nilai Fhitung >
(181,193 > 3,06) untuk nilai signifikansi output tercatat sebesar 0,000 <
0,05. Kedua hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan karyawan dari aspek finansial
dan non-finansial secara bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas karyawan, sehingga
H3 diterima.
Tabel 6. Koefisien Determinasi
(R2)
|
|
Model Summ |
|
|
Model 1 |
0,843 |
R Square 0,711 |
Adjusted R Square 0,707 |
Std. Errror of thr Estimate 1 ,45499 |
Predictors: (constant), Non-finansial
2, Finansial I
Sumber: SPSS26
Berdasarkan Tabel 6 yang menunjukkan hasil koefisien
determinasi (R2), kita dapat melihat bahwa nilai R2 sebesar
0,711 menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel independen (kesejahteraan
finansial dan non-finansial) dan variabel dependen (loyalitas karyawan). Ini menunjukkan
bahwa 71,1 % perubahan pada variabel dependen yaitu loyalitas karyawan, dapat dijelaskan
oleh perubahan pada variabel independen yaitu kesejahteraan finansial dan non-finansial
(Rizal &
Handayani, 2021). Dengan kata lain, variabel kesejahteraan dari
sisi finansial dan nonfinansial secara keseluruhan dapat bertanggung jawab atas
71,1 % perubahan pada loyalitas karyawan dan 28,9% dipengaruhi oleh variabel lain
di luar variabel yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 7. Uji Korelasi
|
|
Finansial |
Non-finansial |
Spearman's rho |
Correlation Coefficient |
0,555 |
0,637 |
|
Sig. (l -tailed) |
0,000 |
0,000 |
|
|
150 |
150 |
Sebelum melakukan analisis korelasi, telah dilakukan
uji normalitas terhadap data yang digunakan. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa
data tidak terdistribusi normal, sehingga analisis korelasi dilakukan menggunakan
metode Spearman. Hipotesis yang diajukan adalaah kesejahteraan finansial memiliki
pengaruh yang lebih kuat dibandingkan kesejahteraan nonfinansial terhadap loyalitas
karyawan (Purba, 2018). Hasil uji korelasi memberikan informasi yang
signifikan mengenai hubungan antara variabel-variabel tersebut. Berikut penjelasannya:
1. Kesejahteraan Finansial dan Loyalitas Karyawan
Koefisien korelasi sebesar
0,555 menunjukkan adanya hubungan positif yang sedang antara kesejahteraan finansial
dan loyalitas karyawan. Nilai im mengindikasikan bahwa semakin tinggi kesejahteraan
finansial, semakin tinggi pula tingkat loyalitas karyawan. Selain itu, nilai signifikansi
yang sebesar 0,000 menunjukkan bahwa hubungan ini sangat signifikan secara statistik,
dengan p-value < 0,05.
2. Kesejahteraan Non-Finansial dan Loyalitas Karyawan
Untuk kesejahteraan
non-finansial, koefisien korelasinya sebesar 0,637 menunjukkan adanya hubungan positif
yang lebih kuat dibandingkan dengan kesejahteraan finansial. Ini menunjukkan bahwa
peningkatan dalam kesejahteraan non-finansial berhubungan erat dengan peningkatan
loyalitas karyawan. Seperti pada hubungan sebelumnya, nilai signifikansi 0,000 juga
menegaskan bahwa hubungan ini sangat signifikan
Berdasarkan hasil analisis di atas, kedua jenis
kesejahteraan yaitu finansial dan non-finansial memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas karyawan. Namun, dari hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai
koefisien kesejahteraan non-finansial (0,637) memberikan pengaruh yang lebih kuat
dibandingkan kesejahteraan finansial (0,555). Sehingga H4 ditolak dan HO diterima,
karena nilai koefisien variabel non-finansial lebih kuat dibandingkan dengan nilai
koefisien variable fianansial.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Haider et al., (2015) yang menunjukan bahwa di samping pentingnya imbalan
keuangan yaltu gaji, tunjangan, bonus dan asuransi jiwa karyawan juga mengantisipasi
berbagai 16 imbalan non finansial seperti pengakuan pekerjaan, pengambilan keputusan
dan penghargaan dari organisasi. Benturan penghargaan non-finansial berperan penting
dalam mencerahkan karyawan moral dan meningkatkan tingkat kepuasan mereka.
Kesimpulan
Kesejahteraan karyawan, baik dari segi finansial
maupun non-finansial, berpengaruh signifikan dan positif terhadap loyalitas karyawan
di PT Perkebunan Nusantara VII. Kesejahteraan finansial yang baik terbukti meningkatkan
loyalitas karyawan, begitu juga dengan kesejahteraan non-finansial. Secara bersama-sama,
kedua faktor ini berkontribusi secara kuat dalam menjelaskan tingkat loyalitas karyawan,
dengan 71,1% dari variabel loyalitas dipengaruhi oleh kesejahteraan finansial dan
non-finansial. Sedangkan sisanya 28,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Kesejahteraan memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas
karyawan. Namun, kesejahteraan non-finansial memberikan pengaruh yang lebih kuat
dibandingkan kesejahteraan finansial. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan
bahwa kesejahteraan finansial memiliki pengaruh lebih kuat ditolak, dan hipotesis
nol diterima.
Andriani,
H., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Istiqomah, R. R., Fardani, R. A., Sukmana, D.
J., & Auliya, N. H. (2020). Metode penelitian kualitatif &
kuantitatif.
Ariska,
F. (2017). Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Loyalitas Kerja Karyawan. JMK
(Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan), 2(3), 116–123.
Citra,
L. M. (2019). Pengaruh Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap
Loyalitas Karyawan. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(2),
214–225.
Ghozali,
I. (2016). Aplikasi analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23.
Haider,
M., Aamir, A., Hamid, A. A., & Hashim, M. (2015). A literature analysis on
the importance of non-financial rewards for employees’ job satisfaction. Abasyn
Journal of Social Sciences, 8(2), 341–354.
Hartono,
E. (2023). The influence of job satisfaction and work motivation on
organizational commitment in lecturers of the Faculty of Economics and Business
at Swadaya Gunung Jati University. JENIUS (Jurnal Ilmiah Manajemen Sumber
Daya Manusia), 6(2), 362–370.
Indriyani, A. , Saefulloh, M. , & Rłono,
S. B. (2020). Pengaruh diklat kependidikan dan kesejahteraan guru terhadap
kualitas guru di sekolah dasar negeri di kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon. Syntax
Idea, 2(7).
Krekel,
C., Ward, G., & De Neve, J.-E. (2019). Employee well-being, productivity,
and firm performance: Evidence and case studies. Global Happiness and
Wellbeing.
Maharani,
A. I., Winarno, N., Eliyawati, E., & Ahmad, N. J. (2024). STEM career
interest of junior high school students in Indonesia: A survey research. Journal
of Research in Instructional, 4(1), 121–140.
Mulyadi. (2016). Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM). Bogor: In Media
Pratama,
M. T., Intani, L. L., & Larassaty, A. L. (2023). Pengaruh Kesejahteraan
Terhadap Produktivitas kerja Dan Loyalitas Karyawan (Studi kasus CV. Rojokoyo
Farm). Jurnal Manajemen Dan Bisnis Ekonomi, 1(3), 296–311.
Purba,
B. (2018). Analisis pengaruh kesejahteraan karyawan terhadap semangat kerja
karyawan pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Medan. Jurnal Manajemen Dan
Bisnis, 150–162.
Rizal,
M., & Handayani, F. (2021). Pengaruh Kompensasi Finansial Dan Non Finansial
Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Sahabat Prima Sukses. Jurnal Ekobis: Ekonomi
Bisnis & Manajemen, 11(1), 55–66.
Rostanawa,
G. (2019). Hirarki Kebutuhan Tokoh Utama dalam Novel Pulang dan Laut Bercerita
Karya Leila S. Chudori (Kajian Psikologi Humanistik Abraham Maslow). ELite
Journal: International Journal of Education, Language, and Literature, 1(2).
Selvia, S., & Karneli, O. (2023).
Pengaruh Kompensasi Terhadap Loyalitas Karyawan Melalui Kepuasan Kerja. Jurnal
Studi Manayemen dan Bisnis, 10(2), 103-113.
Sinaga,
A. (2024). Pengaruh Curah Hujan terhadap Perkembangan Penyakit Busuk Pangkal
Batang (Ganoderma Boninense) dan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis
Jacq.) di PT. Socfindo Kebun Bangun Bandar.
Sugiyono.
(2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Copyright holder: I Wayan Sandi Saputra, Reniza Helena Putri (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |