Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 11, November 2024

 

IMPLEMENTASI KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER PEDULI DAN TANGGUNG JAWAB PADA SISWA SEKOLAH DASAR  

 

Slamet Sugiarto1, Maria Ulpah2, Siti Aisyah3

Universitas Terbuka, Tangerang, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3

 

Abstrak

Kegiatan pramuka merupakan salah satu pendidikan tambahan dalam ekstrakurikuler yang wajib diadakan di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kegiatan pramuka terhadap pembentukan karakter peduli dan tanggung jawab pada siswa di SD Negeri 1 Toyareka, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Partisipan dalam penelitian ini meliputi kepala sekolah, guru, siswa, dan komite sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pramuka di SD Negeri 1 Toyareka berhasil menumbuhkan karakter peduli dan tanggung jawab siswa. Karakter peduli terlihat dalam perilaku siswa yang peduli terhadap lingkungan dan sesama, sedangkan karakter tanggung jawab terlihat dari kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Penanaman karakter ini penting untuk membentuk generasi yang memiliki jiwa peduli dan bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan global di masa depan.

Kata kunci: Pramuka, karakter peduli, tanggung jawab, pendidikan dasar, ekstrakurikuler

 

Abstract

Scouting activities are one of the additional extracurricular education that must be held at school. This study aims to analyze the impact of scout activities on the formation of caring and responsible characters in students at SD Negeri 1 Toyareka, Kemangkon District, Purbalingga Regency. This research uses descriptive qualitative methods, with data obtained through observation, interviews, and documentation. Participants in this study included principals, teachers, students, and school committees. The results showed that scouting activities at SD Negeri 1 Toyareka succeeded in fostering students' caring and responsible characters. Caring character is seen in the behavior of students who care about the environment and others, while the character of responsibility is seen in the ability of students to complete tasks on time. This character cultivation is important to form a generation that has a caring and responsible spirit in facing global challenges in the future.

Keywords: Scouting, caring character, responsibility, basic education, extracurricular

 

Pendahuluan

Pembentukan karakter merupakan salah satu isu global yang terus menjadi perhatian di berbagai sektor pendidikan di seluruh dunia. Dalam konteks pendidikan dasar, banyak negara telah menyadari pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya untuk mempersiapkan generasi yang mampu menghadapi tantangan abad ke-21 (Santika, 2021). Karakter seperti peduli terhadap sesama dan tanggung jawab sosial semakin penting di tengah globalisasi yang menuntut kerja sama, toleransi, dan keterlibatan sosial yang tinggi. Di banyak negara maju, pendidikan karakter telah diintegrasikan ke dalam kurikulum sebagai salah satu pilar utama Pendidikan (Durlak et al., 2011). Misalnya, negara-negara seperti Finlandia dan Singapura telah berhasil menunjukkan bagaimana pendidikan karakter yang kuat dapat mendukung prestasi akademik dan sosial siswa, menjadikan siswa tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga matang secara emosional dan sosial (Angga et al., 2022; Gibbs et al., 2007).

Di Indonesia, pendidikan karakter telah menjadi isu penting sejak diperkenalkannya Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai karakter dalam setiap aspek pembelajaran. Namun, dalam praktiknya, penerapan pendidikan karakter masih menghadapi banyak tantangan, terutama dalam memastikan bahwa siswa benar-benar menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pendekatan yang diharapkan dapat mengatasi tantangan ini adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti pramuka, yang secara spesifik dirancang untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan dalam pembentukan karakter peduli dan tanggung jawab pada siswa. Pertama, perubahan pola pendidikan dari tatap muka ke pembelajaran daring akibat pandemi COVID-19. Selama periode pembelajaran daring, siswa kehilangan interaksi sosial yang seharusnya membantu mereka membentuk keterampilan sosial dan karakter. Isolasi sosial yang dialami siswa selama masa pandemi menjadi salah satu penyebab utama hilangnya kesempatan untuk mengembangkan karakter peduli dan tanggung jawab secara langsung dalam interaksi sehari-hari.

Kedua, peran keluarga dan lingkungan sekitar. Dalam banyak kasus, siswa yang berasal dari lingkungan keluarga dengan perhatian yang rendah terhadap pembentukan karakter cenderung mengalami kesulitan dalam mengembangkan sikap peduli dan tanggung jawab. Kurangnya teladan dari orang tua atau anggota keluarga lain dalam menunjukkan nilai-nilai peduli dan tanggung jawab turut memperburuk kondisi ini. Selain itu, lingkungan sosial yang kurang mendukung, seperti sekolah yang tidak memberikan perhatian cukup terhadap pendidikan karakter, dapat mempengaruhi perkembangan karakter siswa.

Ketiga, kurangnya bimbingan dan pendekatan dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Meskipun kegiatan pramuka diakui sebagai salah satu kegiatan yang efektif untuk membentuk karakter siswa, masih banyak sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan ini secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya guru yang memiliki kompetensi untuk membimbing siswa dalam kegiatan pramuka, serta minimnya sumber daya dan waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ekstrakurikuler ini.

Faktor-faktor di atas memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan karakter siswa. Isolasi sosial yang disebabkan oleh pembelajaran daring mengakibatkan siswa kurang memahami pentingnya interaksi sosial yang sehat. Siswa cenderung menjadi lebih individualistis dan kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini juga berdampak pada menurunnya rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugas sekolah dan kegiatan sehari-hari, termasuk keterlibatan mereka dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar menyebabkan siswa sulit menginternalisasi nilai-nilai peduli dan tanggung jawab (Hasibuddin, 2024). Mereka cenderung hanya berfokus pada pencapaian akademik tanpa memperhatikan pengembangan karakter yang seimbang. Selain itu, minimnya bimbingan dalam kegiatan ekstrakurikuler, khususnya pramuka, membuat siswa kehilangan kesempatan untuk belajar dan mempraktikkan nilai-nilai seperti peduli dan tanggung jawab dalam kehidupan nyata.

Penelitian ini berfokus pada dua variabel utama, yaitu karakter peduli dan karakter tanggung jawab. Karakter peduli merujuk pada sikap seseorang yang menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya. Dalam konteks pendidikan dasar, karakter peduli diwujudkan melalui tindakan nyata seperti membantu teman yang kesulitan, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan memperhatikan kebutuhan orang lain.

Karakter tanggung jawab, di sisi lain, merujuk pada kemampuan seseorang untuk menanggung konsekuensi dari tindakannya dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik. Dalam dunia pendidikan, karakter tanggung jawab dapat dilihat dari kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas sekolah tepat waktu, mematuhi peraturan sekolah, dan menjaga amanah yang diberikan oleh guru atau teman sekelas (Sobri, 2020).

Melalui kegiatan pramuka, siswa diajarkan untuk mengembangkan kedua karakter ini melalui berbagai kegiatan yang bersifat kolaboratif dan bertanggung jawab, seperti mendirikan tenda, mengikuti upacara, dan menjalankan misi sosial. Kegiatan pramuka menekankan pentingnya kerja sama tim, disiplin, serta pengabdian kepada masyarakat yang selaras dengan upaya penanaman karakter peduli dan tanggung jawab.

Penelitian ini memiliki unsur kebaruan dalam beberapa aspek. Pertama, penelitian ini dilakukan pada masa pasca-pandemi, di mana kondisi pendidikan dan karakter siswa mengalami perubahan signifikan akibat pembelajaran daring yang berkepanjangan. Kedua, fokus pada implementasi kegiatan pramuka sebagai sarana utama pembentukan karakter peduli dan tanggung jawab pada siswa SD di Indonesia masih jarang dilakukan, terutama dalam konteks penelitian kualitatif yang mendalam. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai bagaimana kegiatan pramuka dapat dijadikan sebagai solusi dalam mengatasi masalah pembentukan karakter siswa di era modern.

Urgensi dari penelitian ini didasarkan pada pentingnya pembentukan karakter pada siswa, terutama di tingkat sekolah dasar, sebagai fondasi utama bagi perkembangan mereka di masa depan. Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, siswa tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan akademik yang baik, tetapi juga harus memiliki karakter yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan sosial dan moral. Pendidikan karakter, khususnya karakter peduli dan tanggung jawab, menjadi sangat penting dalam membentuk generasi yang mampu berkontribusi secara positif di masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi praktis bagi sekolah-sekolah dasar dalam mengembangkan karakter siswa melalui kegiatan pramuka.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kegiatan pramuka di SD Negeri 1 Toyareka dapat menumbuhkan karakter peduli dan tanggung jawab pada siswa. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kegiatan pramuka dalam pembentukan karakter siswa. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai peran kegiatan pramuka dalam membentuk karakter siswa di tingkat sekolah dasar.

Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua aspek, yaitu manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam bidang pendidikan karakter di Indonesia. Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya literatur tentang implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membentuk karakter siswa.

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi panduan bagi guru, kepala sekolah, dan pengelola pendidikan dalam merancang dan mengelola kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang efektif untuk membentuk karakter siswa. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari melalui pendekatan yang menyenangkan dan mendidik seperti pramuka.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk memahami dan menganalisis pengaruh kegiatan pramuka terhadap pembentukan karakter peduli dan tanggung jawab pada siswa di tingkat sekolah dasar. Penelitian ini berfokus pada pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk menggali pemahaman mendalam mengenai fenomena ini melalui observasi langsung (Ghozali, 2016).

Pendekatan penelitian ini didasarkan pada paradigma kualitatif yang memungkinkan fleksibilitas dalam pengumpulan data, sehingga peneliti dapat menangkap dinamika dan proses yang terjadi di lapangan secara detail. Pendekatan kualitatif dipilih karena tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengungkapkan secara mendalam bagaimana kegiatan pramuka dapat membentuk karakter siswa, khususnya dalam aspek peduli dan tanggung jawab. Dengan demikian, penelitian ini berfokus pada deskripsi yang mendalam tentang fenomena yang diamati (Sugiyono, 2021).

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Toyareka, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain keterlibatan aktif sekolah dalam kegiatan pramuka dan dukungan dari para guru serta kepala sekolah untuk melaksanakan program pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler. Lingkungan sekolah ini memberikan konteks yang relevan untuk mengamati bagaimana karakter siswa dapat dibentuk melalui aktivitas yang beragam dalam kegiatan pramuka.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu enam bulan, mulai dari pengumpulan data hingga analisis. Waktu penelitian dipilih dengan mempertimbangkan jadwal kegiatan pramuka di sekolah, yang umumnya dilaksanakan pada hari Sabtu di luar jam pelajaran formal. Peneliti melakukan observasi langsung pada saat kegiatan pramuka berlangsung, serta melakukan wawancara dengan berbagai pihak terkait, termasuk siswa, guru pembimbing, dan kepala sekolah. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pandangan yang beragam tentang efektivitas kegiatan pramuka dalam membentuk karakter siswa.

Penelitian ini mencakup beberapa aspek utama yang relevan dengan pembentukan karakter siswa. Pertama, aspek kegiatan pramuka itu sendiri yang meliputi jenis-jenis kegiatan yang dilakukan, metode pengajaran yang digunakan oleh pembimbing, serta interaksi antar siswa selama kegiatan berlangsung. Kegiatan-kegiatan ini melibatkan berbagai latihan fisik dan mental yang dirancang untuk membangun kerjasama, disiplin, dan tanggung jawab.

Kedua, penelitian ini meninjau persepsi dan sikap siswa terhadap kegiatan pramuka. Hal ini penting untuk dipahami karena persepsi siswa dapat mempengaruhi partisipasi mereka dalam kegiatan dan bagaimana mereka menerapkan nilai-nilai yang dipelajari dari kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti mempelajari bagaimana siswa merespons latihan-latihan yang diberikan, serta apakah mereka merasakan adanya perubahan dalam diri mereka, khususnya terkait dengan kepedulian sosial dan tanggung jawab.

Ketiga, penelitian ini mencakup peran guru dan pembimbing dalam kegiatan pramuka. Guru dan pembimbing memainkan peran penting dalam membimbing siswa selama kegiatan pramuka, baik dalam hal teknis maupun dalam membentuk sikap siswa. Dengan demikian, penelitian ini mengamati bagaimana pendekatan yang dilakukan oleh guru dapat mempengaruhi keberhasilan pembentukan karakter siswa.

Aspek terakhir yang diteliti adalah lingkungan sekolah secara keseluruhan. Penelitian ini mempertimbangkan bagaimana lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan pramuka dapat mempengaruhi hasil yang dicapai. Faktor-faktor seperti dukungan dari kepala sekolah, fasilitas yang disediakan, dan keterlibatan orang tua siswa juga menjadi bagian dari analisis yang dilakukan.

Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas 3 hingga kelas 6 SD Negeri 1 Toyareka yang terlibat aktif dalam kegiatan pramuka. Sebanyak 150 siswa menjadi populasi awal dalam penelitian ini, dengan sampel yang dipilih secara purposif untuk memastikan representasi dari berbagai tingkat kelas dan karakteristik siswa yang berbeda. Sampel ini diambil dengan mempertimbangkan keterlibatan aktif mereka dalam kegiatan pramuka selama periode penelitian, serta keterbukaan mereka dalam memberikan informasi selama wawancara dan observasi.

Selain siswa, sampel penelitian ini juga mencakup guru pembimbing pramuka yang memiliki peran kunci dalam mengelola kegiatan pramuka di sekolah. Para guru ini dipilih karena pengalaman dan keterlibatan mereka dalam program pramuka, serta kontribusi mereka dalam membentuk karakter siswa. Kepala sekolah dan beberapa orang tua siswa juga diikutsertakan sebagai responden untuk memberikan pandangan yang lebih luas tentang kegiatan pramuka dan dampaknya terhadap siswa.

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri yang bertindak sebagai instrumen kunci dalam pengumpulan data. Sebagai instrumen kualitatif, peneliti melakukan observasi langsung terhadap aktivitas pramuka, melakukan wawancara mendalam, dan mencatat interaksi antara siswa dan guru selama kegiatan berlangsung. Observasi dilakukan secara partisipatif, di mana peneliti terlibat langsung dalam beberapa kegiatan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses pembentukan karakter siswa.

Selain itu, wawancara terstruktur dan semi-terstruktur digunakan untuk menggali informasi dari responden utama, yaitu siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. Instrumen wawancara ini dirancang untuk memperoleh pandangan yang lebih personal dan mendalam mengenai pengalaman siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka, serta bagaimana mereka merasakan perubahan dalam diri mereka setelah terlibat dalam kegiatan tersebut.

Dokumentasi berupa catatan lapangan, foto kegiatan, serta dokumen resmi dari sekolah terkait program pramuka juga digunakan sebagai sumber data tambahan. Data ini memberikan konteks yang lebih luas mengenai bagaimana kegiatan pramuka diorganisir dan dikelola di sekolah, serta sejauh mana program ini didukung oleh pihak sekolah.

Untuk memastikan validitas dan reliabilitas data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan beberapa strategi triangulasi. Pertama, triangulasi data dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, yaitu siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua. Dengan membandingkan data dari berbagai perspektif ini, peneliti dapat memastikan bahwa informasi yang diperoleh akurat dan mewakili kondisi yang sebenarnya.

Kedua, triangulasi metode digunakan dengan menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penggunaan metode yang beragam ini membantu peneliti untuk melihat fenomena dari berbagai sudut pandang dan memastikan bahwa temuan yang diperoleh tidak bias.

Selain itu, peneliti melakukan pengecekan keabsahan data dengan melibatkan peserta penelitian dalam proses verifikasi data. Misalnya, hasil wawancara dikonfirmasi kembali kepada responden untuk memastikan bahwa interpretasi peneliti sesuai dengan maksud yang diinginkan oleh responden. Langkah ini membantu meningkatkan kredibilitas temuan yang diperoleh.

Setelah data terkumpul, peneliti menggunakan model analisis interaktif untuk menganalisis data. Proses ini dimulai dengan pengumpulan data yang dilakukan secara terus-menerus selama penelitian, kemudian diikuti dengan proses reduksi data, di mana data yang relevan dipilih dan dikelompokkan sesuai dengan tema yang muncul dari hasil penelitian.

Setelah itu, peneliti melakukan penyajian data dalam bentuk deskripsi naratif yang menggambarkan temuan penelitian secara detail. Penyajian data ini diikuti dengan proses penarikan kesimpulan, di mana peneliti menghubungkan temuan dengan teori-teori yang relevan, serta dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.

 

Hasil Pembahasan.

Menjawab Permasalahan Penelitian dan Urgensi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan utama yang diajukan, yaitu bagaimana kegiatan pramuka berperan dalam membentuk karakter peduli dan tanggung jawab pada siswa sekolah dasar. Urgensi penelitian ini terletak pada kebutuhan mendesak untuk membentuk karakter siswa sejak dini, terutama di era globalisasi yang semakin menuntut kolaborasi dan tanggung jawab sosial. Seperti yang telah diungkapkan dalam bagian latar belakang, pendidikan karakter menjadi fokus utama di banyak negara maju (Loloagin et al., 2023), dan Indonesia juga telah menempatkan pendidikan karakter sebagai salah satu pilar dalam Kurikulum 2013.

Dalam konteks sekolah dasar di Indonesia, kegiatan pramuka telah lama diakui sebagai salah satu sarana pendidikan karakter. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas kegiatan pramuka tidak hanya tergantung pada program itu sendiri, tetapi juga pada dukungan dari sekolah, guru, dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, urgensi dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi yang dapat meningkatkan efektivitas kegiatan pramuka dalam membentuk karakter siswa, terutama dalam aspek kepedulian dan tanggung jawab.

 

Penyebab Permasalahan dalam Pembentukan Karakter Siswa

Dari temuan penelitian, terdapat beberapa penyebab utama mengapa pembentukan karakter siswa, khususnya karakter peduli dan tanggung jawab, masih menghadapi tantangan (Putri & Arifin, 2022). Salah satu penyebab utamanya adalah perubahan drastis dalam metode pendidikan selama pandemi COVID-19, di mana siswa kehilangan banyak interaksi sosial yang seharusnya membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan karakter. Isolasi sosial selama pembelajaran daring membuat siswa lebih terfokus pada pencapaian akademik, tetapi mengabaikan nilai-nilai sosial seperti kerjasama, kepedulian, dan tanggung jawab.

Selain itu, kurangnya keterlibatan orang tua dalam kegiatan pendidikan karakter menjadi salah satu penyebab lainnya. Meskipun sekolah telah berupaya mengadakan kegiatan pramuka secara rutin, peran orang tua sebagai pendukung utama di rumah sangat penting dalam memperkuat nilai-nilai karakter yang diajarkan di sekolah (Rianti & Mustika, 2023). Dalam banyak kasus, siswa yang tidak mendapatkan dukungan dari orang tua cenderung tidak dapat menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, kendala yang terkait dengan keterbatasan waktu dan sumber daya yang dialokasikan untuk kegiatan pramuka juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter siswa. Meskipun kegiatan pramuka diakui sebagai metode yang efektif, waktu yang terbatas untuk kegiatan ini membuat banyak siswa tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk mendalami nilai-nilai yang diajarkan.

 

Solusi yang Ditawarkan untuk Mengatasi Permasalahan

Berdasarkan temuan penelitian, solusi utama yang ditawarkan adalah meningkatkan dukungan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan karakter, yaitu sekolah, guru, dan orang tua. Pertama, sekolah perlu mengalokasikan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk kegiatan pramuka (Kristjánsson, 2013; Park & Peterson, 2006). Penambahan waktu untuk kegiatan ini akan memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi siswa untuk berlatih dan mempraktikkan nilai-nilai kepedulian dan tanggung jawab dalam konteks yang lebih nyata.

Kedua, guru pembimbing pramuka perlu dilatih lebih lanjut untuk mengadopsi pendekatan yang lebih holistik dalam membentuk karakter siswa. Guru tidak hanya bertindak sebagai instruktur teknis, tetapi juga sebagai model peran dalam menanamkan nilai-nilai karakter (Juhji, 2016). Pelatihan guru dalam pendidikan karakter dapat membantu mereka mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam setiap aspek kegiatan pramuka.

Ketiga, orang tua perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembentukan karakter siswa. Membangun komunikasi yang lebih baik antara sekolah dan orang tua dapat membantu memperkuat nilai-nilai yang diajarkan di sekolah dan memastikan bahwa siswa mendapatkan dukungan yang konsisten di rumah. Orang tua juga perlu diberi pemahaman tentang pentingnya keterlibatan mereka dalam mendukung kegiatan pramuka dan pendidikan karakter secara keseluruhan.

 

Impact dari Penerapan Solusi yang Ditawarkan

Jika solusi yang ditawarkan dapat diterapkan dengan baik, dampaknya terhadap pembentukan karakter siswa akan sangat signifikan (Humairoh, 2024). Pertama, dengan dukungan waktu dan sumber daya yang lebih baik, siswa akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menginternalisasi nilai-nilai kepedulian dan tanggung jawab. Mereka akan belajar untuk berkolaborasi secara lebih efektif dengan teman-teman mereka, serta memahami pentingnya menjaga lingkungan dan mendukung sesama.

Kedua, dengan pelatihan yang lebih baik untuk guru pembimbing pramuka, siswa akan mendapatkan bimbingan yang lebih terarah dan mendalam dalam membentuk karakter mereka. Guru yang terlatih dalam pendidikan karakter dapat membantu siswa untuk tidak hanya memahami nilai-nilai karakter, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan berdampak positif pada perkembangan sosial dan emosional siswa, yang pada akhirnya akan mendukung pencapaian akademik mereka.

Ketiga, keterlibatan orang tua yang lebih aktif dalam proses pendidikan karakter akan memperkuat nilai-nilai yang diajarkan di sekolah. Siswa yang mendapatkan dukungan dari orang tua di rumah akan lebih mudah untuk menginternalisasi nilai-nilai kepedulian dan tanggung jawab, serta menerapkannya dalam berbagai konteks kehidupan. Dengan demikian, siswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan di masa depan, baik dalam konteks sosial maupun akademik.

 

 

Komparasi dengan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap literatur pendidikan karakter di Indonesia. Dalam latar belakang, disebutkan bahwa beberapa penelitian terdahulu telah membahas pentingnya kegiatan pramuka dalam membentuk karakter siswa. Misalnya, penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kegiatan pramuka dapat membentuk sikap disiplin, kerjasama, dan rasa tanggung jawab pada siswa. Namun, penelitian ini menawarkan beberapa temuan baru yang belum dibahas secara mendalam dalam penelitian sebelumnya (Narvaez & Lapsley, 2009).

Pertama, penelitian ini dilakukan pada masa pasca-pandemi, yang memberikan perspektif baru mengenai bagaimana pembelajaran daring telah mempengaruhi karakter siswa. Meskipun banyak penelitian sebelumnya yang membahas pendidikan karakter dalam konteks normal, penelitian ini menunjukkan bagaimana kegiatan pramuka dapat menjadi sarana untuk memulihkan karakter siswa yang terdampak oleh isolasi sosial selama pandemi. Hal ini memberikan novelty dalam konteks waktu dan tantangan yang dihadapi oleh siswa di era digital.

Kedua, penelitian ini juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam pembentukan karakter siswa, yang sering kali diabaikan dalam penelitian-penelitian sebelumnya (Kamaruddin, 2012). Meskipun banyak penelitian yang berfokus pada peran guru dan sekolah, penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan dari orang tua merupakan faktor kunci yang dapat meningkatkan efektivitas program pramuka dalam membentuk karakter siswa. Dengan melibatkan orang tua secara aktif, siswa akan mendapatkan lingkungan yang konsisten dalam pengembangan karakter mereka, baik di sekolah maupun di rumah.

Ketiga, penelitian ini menawarkan solusi yang lebih komprehensif dalam membentuk karakter peduli dan tanggung jawab pada siswa. Banyak penelitian terdahulu yang hanya berfokus pada satu aspek pembentukan karakter, seperti kedisiplinan atau tanggung jawab. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa karakter peduli dan tanggung jawab saling terkait dan perlu dibentuk secara bersamaan melalui kegiatan pramuka. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang bagaimana pendidikan karakter dapat diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

 

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kegiatan pramuka berkontribusi dalam membentuk karakter peduli dan tanggung jawab pada siswa sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pramuka mampu meningkatkan kepedulian sosial siswa melalui aktivitas gotong royong dan tindakan sosial, serta meningkatkan tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas dan bekerja sama dalam kelompok. Dukungan dari guru pembimbing dan keterlibatan aktif sekolah menjadi faktor penting yang mendukung pembentukan karakter siswa, meskipun keterlibatan orang tua dan keterbatasan waktu kegiatan pramuka masih menjadi tantangan. Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan terhadap literatur pendidikan karakter di Indonesia, khususnya mengenai peran kegiatan ekstrakurikuler dalam membentuk karakter siswa di era pasca-pandemi. Studi ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara sekolah dan orang tua untuk memperkuat pendidikan karakter siswa, suatu aspek yang sering diabaikan dalam penelitian terdahulu.

Keterbatasan penelitian ini terletak pada cakupan populasi yang terbatas pada satu sekolah dan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi pendekatan kuantitatif untuk mengukur dampak kegiatan pramuka secara lebih objektif dan membandingkan dengan program ekstrakurikuler lainnya. Penelitian lanjutan juga dapat meneliti lebih dalam peran orang tua dalam mendukung pendidikan karakter siswa, serta faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pembentukan karakter dalam konteks pendidikan dasar.

 

BIBLIOGRAFI

 

Angga, A., Abidin, Y., & Iskandar, S. (2022). Penerapan pendidikan karakter dengan model pembelajaran berbasis keterampilan abad 21. Jurnal Basicedu, 6(1), 1046–1054.

Durlak, J. A., Weissberg, R. P., Dymnicki, A. B., Taylor, R. D., & Schellinger, K. B. (2011). The impact of enhancing students’ social and emotional learning: A meta‐analysis of school‐based universal interventions. Child Development, 82(1), 405–432.

Ghozali, I. (2016). Desain penelitian kuantitatif dan kualitatif: untuk akuntansi, bisnis, dan ilmu sosial lainnya.

Gibbs, J. C., Basinger, K. S., Grime, R. L., & Snarey, J. R. (2007). Moral judgment development across cultures: Revisiting Kohlberg’s universality claims. Developmental Review, 27(4), 443–500.

Hasibuddin, M. (2024). Peran Guru Dalam Menginternalisasikan Nilai-Nilai Karakter Pada Siswa. Education and Learning Journal, 5(1), 33–47.

Humairoh, S. (2024). Menjadi Teladan; Guru Agama Islam sebagai Inspirasi Moral bagi Siswa. Bunayya: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 4(2), 8–21.

Juhji, J. (2016). Peran urgen guru dalam pendidikan. Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, 10(01), 51–62.

Kamaruddin, S. A. (2012). Character education and students social behavior. Journal of Education and Learning (EduLearn), 6(4), 223–230.

Kristjánsson, K. (2013). Ten myths about character, virtue and virtue education–plus three well-founded misgivings. British Journal of Educational Studies, 61(3), 269–287.

Loloagin, G., Rantung, D. A., & Naibaho, L. (2023). Implementasi pendidikan karakter Menurut Perspektif Thomas Lickona ditinjau dari peran pendidik PAK. Journal on Education, 5(3), 6012–6022.

Narvaez, D., & Lapsley, D. K. (2009). Moral identity, moral functioning, and the development of moral character. Psychology of Learning and Motivation, 50, 237–274.

Park, N., & Peterson, C. (2006). Moral competence and character strengths among adolescents: The development and validation of the Values in Action Inventory of Strengths for Youth. Journal of Adolescence, 29(6), 891–909.

Putri, D. N. P., & Arifin, M. B. U. B. (2022). Peran Kinerja Guru Dalam Membentuk Karakter Kerjasama Pada Siswa Kelas IV. Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 5(2), 176–189.

Rianti, E., & Mustika, D. (2023). Peran Guru dalam Pembinaan Karakter Disiplin Peserta Didik. Murhum: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 360–373.

Santika, I. G. N. (2021). Grand desain kebijakan strategis pemerintah dalam bidang pendidikan untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Jurnal Education and Development, 9(2), 369–377.

Sobri, M. (2020). Kontribusi kemandirian dan kedisiplinan terhadap hasil belajar. Guepedia.

Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, R&D. Alfabeta.

 

 

Copyright holder:

Slamet Sugiarto, Maria Ulpah, Siti Aisyah (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: