Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
11, November 2024
IMPLEMENTASI KEGIATAN
PRAMUKA DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER PEDULI DAN TANGGUNG JAWAB PADA SISWA SEKOLAH
DASAR
Slamet Sugiarto1,
Maria Ulpah2, Siti Aisyah3
Universitas Terbuka, Tangerang,
Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1,
[email protected]2, [email protected]3
Abstrak
Kegiatan pramuka merupakan salah satu pendidikan
tambahan dalam ekstrakurikuler yang wajib diadakan di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kegiatan pramuka terhadap pembentukan karakter peduli dan tanggung jawab
pada siswa di SD Negeri 1 Toyareka, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Partisipan dalam penelitian ini meliputi kepala
sekolah, guru, siswa, dan komite sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pramuka di SD Negeri 1 Toyareka berhasil menumbuhkan karakter peduli dan tanggung
jawab siswa. Karakter peduli terlihat dalam perilaku siswa yang peduli terhadap lingkungan dan sesama, sedangkan karakter tanggung jawab terlihat dari kemampuan siswa untuk menyelesaikan
tugas tepat waktu. Penanaman karakter ini penting
untuk membentuk generasi yang memiliki jiwa peduli dan
bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan global di masa depan.
Kata kunci: Pramuka, karakter peduli, tanggung jawab, pendidikan dasar, ekstrakurikuler
Abstract
Scouting activities are one of the additional
extracurricular education that must be held at school. This study aims to
analyze the impact of scout activities on the formation of caring and
responsible characters in students at SD Negeri 1 Toyareka,
Kemangkon District, Purbalingga
Regency. This research uses descriptive qualitative methods, with data obtained
through observation, interviews, and documentation. Participants in this study
included principals, teachers, students, and school committees. The results
showed that scouting activities at SD Negeri 1 Toyareka
succeeded in fostering students' caring and responsible characters. Caring
character is seen in the behavior of students who care about the environment
and others, while the character of responsibility is seen in the ability of
students to complete tasks on time. This character cultivation is important to
form a generation that has a caring and responsible spirit in facing global
challenges in the future.
Keywords: Scouting, caring character, responsibility,
basic education, extracurricular
Pendahuluan
Pembentukan karakter merupakan
salah satu isu global yang terus menjadi perhatian
di berbagai sektor pendidikan di seluruh dunia. Dalam konteks pendidikan
dasar, banyak negara telah menyadari pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya untuk mempersiapkan
generasi yang mampu menghadapi tantangan abad ke-21
Di Indonesia, pendidikan karakter telah menjadi isu penting sejak diperkenalkannya Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai karakter dalam setiap aspek pembelajaran. Namun, dalam praktiknya, penerapan pendidikan karakter masih menghadapi banyak tantangan, terutama dalam memastikan bahwa siswa benar-benar menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pendekatan yang diharapkan dapat mengatasi tantangan ini adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti pramuka, yang secara spesifik dirancang untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan dalam pembentukan karakter peduli dan tanggung jawab pada siswa. Pertama, perubahan pola pendidikan dari tatap muka ke pembelajaran daring akibat pandemi COVID-19. Selama periode pembelajaran daring, siswa kehilangan interaksi sosial yang seharusnya membantu mereka membentuk keterampilan sosial dan karakter. Isolasi sosial yang dialami siswa selama masa pandemi menjadi salah satu penyebab utama hilangnya kesempatan untuk mengembangkan karakter peduli dan tanggung jawab secara langsung dalam interaksi sehari-hari.
Kedua, peran keluarga dan lingkungan sekitar. Dalam banyak kasus, siswa yang berasal dari lingkungan keluarga dengan perhatian yang rendah terhadap pembentukan karakter cenderung mengalami kesulitan dalam mengembangkan sikap peduli dan tanggung jawab. Kurangnya teladan dari orang tua atau anggota keluarga lain dalam menunjukkan nilai-nilai peduli dan tanggung jawab turut memperburuk kondisi ini. Selain itu, lingkungan sosial yang kurang mendukung, seperti sekolah yang tidak memberikan perhatian cukup terhadap pendidikan karakter, dapat mempengaruhi perkembangan karakter siswa.
Ketiga, kurangnya bimbingan dan pendekatan dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Meskipun kegiatan pramuka diakui sebagai salah satu kegiatan yang efektif untuk membentuk karakter siswa, masih banyak sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan ini secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya guru yang memiliki kompetensi untuk membimbing siswa dalam kegiatan pramuka, serta minimnya sumber daya dan waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ekstrakurikuler ini.
Faktor-faktor di atas memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan karakter siswa. Isolasi sosial yang disebabkan oleh pembelajaran daring mengakibatkan siswa kurang memahami pentingnya interaksi sosial yang sehat. Siswa cenderung menjadi lebih individualistis dan kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini juga berdampak pada menurunnya rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugas sekolah dan kegiatan sehari-hari, termasuk keterlibatan mereka dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar menyebabkan siswa sulit menginternalisasi
nilai-nilai peduli dan tanggung jawab
Penelitian ini berfokus pada dua variabel utama, yaitu karakter peduli dan karakter tanggung jawab. Karakter peduli merujuk pada sikap seseorang yang menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya. Dalam konteks pendidikan dasar, karakter peduli diwujudkan melalui tindakan nyata seperti membantu teman yang kesulitan, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan memperhatikan kebutuhan orang lain.
Karakter tanggung jawab,
di sisi lain, merujuk pada kemampuan seseorang untuk menanggung konsekuensi dari tindakannya dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik. Dalam
dunia pendidikan, karakter tanggung jawab dapat dilihat dari
kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas sekolah tepat
waktu, mematuhi peraturan sekolah, dan menjaga amanah yang diberikan oleh guru atau teman sekelas
Melalui kegiatan pramuka, siswa diajarkan untuk mengembangkan kedua karakter ini melalui berbagai kegiatan yang bersifat kolaboratif dan bertanggung jawab, seperti mendirikan tenda, mengikuti upacara, dan menjalankan misi sosial. Kegiatan pramuka menekankan pentingnya kerja sama tim, disiplin, serta pengabdian kepada masyarakat yang selaras dengan upaya penanaman karakter peduli dan tanggung jawab.
Penelitian ini memiliki unsur kebaruan dalam beberapa aspek. Pertama, penelitian ini dilakukan pada masa pasca-pandemi, di mana kondisi pendidikan dan karakter siswa mengalami perubahan signifikan akibat pembelajaran daring yang berkepanjangan. Kedua, fokus pada implementasi kegiatan pramuka sebagai sarana utama pembentukan karakter peduli dan tanggung jawab
pada siswa SD di Indonesia masih jarang dilakukan, terutama dalam konteks penelitian kualitatif yang mendalam. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai bagaimana kegiatan pramuka dapat dijadikan sebagai solusi dalam mengatasi masalah pembentukan karakter siswa di era modern.
Urgensi dari penelitian ini didasarkan pada pentingnya pembentukan karakter pada siswa, terutama di tingkat sekolah
dasar, sebagai fondasi utama bagi
perkembangan mereka di masa depan.
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi
yang pesat, siswa tidak hanya dituntut
untuk memiliki kemampuan akademik yang baik, tetapi juga harus memiliki karakter yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan sosial dan moral. Pendidikan karakter, khususnya karakter peduli dan tanggung
jawab, menjadi sangat penting dalam membentuk generasi yang mampu berkontribusi secara positif di masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi praktis bagi sekolah-sekolah
dasar dalam mengembangkan karakter siswa melalui kegiatan
pramuka.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kegiatan pramuka di SD Negeri 1 Toyareka dapat menumbuhkan karakter peduli dan tanggung
jawab pada siswa. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kegiatan pramuka dalam pembentukan karakter siswa. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai peran kegiatan pramuka dalam membentuk
karakter siswa di tingkat sekolah
dasar.
Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua aspek, yaitu
manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam bidang pendidikan karakter di Indonesia.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya literatur tentang implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membentuk
karakter siswa.
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi panduan
bagi guru, kepala sekolah, dan pengelola
pendidikan dalam merancang dan mengelola
kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang efektif untuk membentuk karakter siswa. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari melalui pendekatan yang menyenangkan dan mendidik seperti
pramuka.
Metode Penelitian
Penelitian ini dirancang untuk memahami dan menganalisis
pengaruh kegiatan pramuka terhadap pembentukan karakter peduli dan tanggung
jawab pada siswa di tingkat sekolah
dasar. Penelitian ini berfokus pada pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk
menggali pemahaman mendalam mengenai fenomena ini melalui
observasi langsung
Pendekatan penelitian
ini didasarkan pada
paradigma kualitatif yang memungkinkan
fleksibilitas dalam pengumpulan data, sehingga peneliti dapat menangkap dinamika dan proses yang terjadi di lapangan secara detail. Pendekatan kualitatif dipilih karena tujuan utama
penelitian ini adalah untuk mengungkapkan
secara mendalam bagaimana kegiatan pramuka dapat membentuk karakter siswa, khususnya dalam aspek peduli dan
tanggung jawab. Dengan demikian, penelitian ini berfokus pada deskripsi yang mendalam tentang fenomena yang diamati
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Toyareka, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan
beberapa pertimbangan,
antara lain keterlibatan aktif sekolah dalam
kegiatan pramuka dan dukungan dari
para guru serta kepala sekolah untuk melaksanakan
program pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler. Lingkungan sekolah ini memberikan konteks yang relevan untuk mengamati bagaimana karakter siswa dapat dibentuk
melalui aktivitas yang beragam dalam kegiatan
pramuka.
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu enam
bulan, mulai dari pengumpulan data hingga analisis. Waktu penelitian dipilih dengan mempertimbangkan jadwal kegiatan pramuka di sekolah, yang umumnya dilaksanakan pada hari Sabtu di luar
jam pelajaran formal. Peneliti
melakukan observasi langsung pada saat kegiatan pramuka berlangsung, serta melakukan wawancara dengan berbagai pihak terkait, termasuk siswa, guru pembimbing, dan kepala sekolah. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pandangan yang beragam tentang efektivitas kegiatan pramuka dalam membentuk
karakter siswa.
Penelitian ini mencakup beberapa aspek utama yang relevan dengan pembentukan karakter siswa. Pertama, aspek kegiatan pramuka itu sendiri
yang meliputi jenis-jenis kegiatan yang dilakukan, metode pengajaran yang digunakan oleh pembimbing, serta interaksi antar siswa selama
kegiatan berlangsung. Kegiatan-kegiatan ini melibatkan berbagai latihan fisik dan mental yang dirancang untuk membangun kerjasama, disiplin, dan tanggung jawab.
Kedua, penelitian ini meninjau persepsi
dan sikap siswa terhadap kegiatan pramuka. Hal ini penting untuk dipahami
karena persepsi siswa dapat mempengaruhi
partisipasi mereka dalam kegiatan dan bagaimana mereka menerapkan nilai-nilai yang dipelajari dari kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti mempelajari bagaimana siswa merespons latihan-latihan yang diberikan, serta apakah mereka
merasakan adanya perubahan dalam diri mereka, khususnya
terkait dengan kepedulian sosial dan tanggung jawab.
Ketiga, penelitian ini mencakup peran
guru dan pembimbing dalam kegiatan pramuka. Guru dan pembimbing memainkan peran penting dalam
membimbing siswa selama kegiatan pramuka, baik dalam
hal teknis maupun dalam membentuk
sikap siswa. Dengan demikian, penelitian ini mengamati bagaimana pendekatan yang dilakukan oleh
guru dapat mempengaruhi keberhasilan pembentukan karakter siswa.
Aspek terakhir yang diteliti adalah lingkungan sekolah secara keseluruhan. Penelitian ini mempertimbangkan bagaimana lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan pramuka dapat mempengaruhi
hasil yang dicapai. Faktor-faktor seperti dukungan dari kepala
sekolah, fasilitas yang disediakan, dan keterlibatan
orang tua siswa juga menjadi bagian dari analisis yang dilakukan.
Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas 3 hingga
kelas 6 SD Negeri 1 Toyareka
yang terlibat aktif dalam kegiatan pramuka. Sebanyak 150 siswa menjadi populasi
awal dalam penelitian ini, dengan sampel yang dipilih secara purposif untuk memastikan representasi dari berbagai tingkat
kelas dan karakteristik siswa yang berbeda. Sampel ini diambil
dengan mempertimbangkan keterlibatan aktif mereka dalam kegiatan
pramuka selama periode penelitian, serta keterbukaan mereka dalam memberikan
informasi selama wawancara dan observasi.
Selain siswa, sampel penelitian ini juga mencakup guru pembimbing pramuka yang memiliki peran kunci dalam mengelola
kegiatan pramuka di sekolah. Para guru ini dipilih
karena pengalaman dan keterlibatan mereka dalam program
pramuka, serta kontribusi mereka dalam membentuk karakter siswa. Kepala sekolah dan beberapa orang
tua siswa juga diikutsertakan
sebagai responden untuk memberikan pandangan yang lebih luas tentang kegiatan pramuka dan dampaknya
terhadap siswa.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti
itu sendiri yang bertindak sebagai instrumen kunci dalam pengumpulan
data. Sebagai instrumen kualitatif, peneliti melakukan observasi langsung terhadap aktivitas pramuka, melakukan wawancara mendalam, dan mencatat
interaksi antara siswa dan guru selama kegiatan berlangsung. Observasi dilakukan secara partisipatif, di mana peneliti terlibat langsung dalam beberapa kegiatan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses pembentukan karakter siswa.
Selain itu, wawancara
terstruktur dan semi-terstruktur digunakan untuk menggali informasi dari responden utama, yaitu siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa.
Instrumen wawancara ini dirancang untuk
memperoleh pandangan yang lebih personal dan mendalam mengenai pengalaman siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka, serta bagaimana mereka merasakan perubahan dalam diri mereka setelah
terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dokumentasi berupa catatan lapangan, foto kegiatan, serta dokumen resmi dari
sekolah terkait program pramuka juga digunakan sebagai sumber data tambahan. Data ini memberikan konteks yang lebih luas mengenai bagaimana kegiatan pramuka diorganisir dan dikelola di sekolah,
serta sejauh mana program ini didukung
oleh pihak sekolah.
Untuk memastikan
validitas dan reliabilitas data yang diperoleh,
penelitian ini menggunakan beberapa strategi triangulasi. Pertama, triangulasi data dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, yaitu siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua. Dengan membandingkan data dari berbagai perspektif
ini, peneliti dapat memastikan bahwa informasi yang diperoleh akurat dan mewakili kondisi
yang sebenarnya.
Kedua, triangulasi
metode digunakan dengan menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penggunaan metode yang beragam ini membantu
peneliti untuk melihat fenomena dari berbagai sudut
pandang dan memastikan bahwa temuan yang diperoleh tidak bias.
Selain itu, peneliti melakukan pengecekan keabsahan data dengan melibatkan peserta penelitian dalam proses verifikasi data. Misalnya, hasil wawancara dikonfirmasi kembali kepada responden untuk memastikan bahwa interpretasi peneliti sesuai dengan maksud
yang diinginkan oleh responden.
Langkah ini membantu meningkatkan kredibilitas temuan yang diperoleh.
Setelah data terkumpul, peneliti menggunakan model analisis interaktif untuk menganalisis data. Proses ini dimulai dengan
pengumpulan data yang dilakukan
secara terus-menerus selama penelitian, kemudian diikuti dengan proses reduksi data, di
mana data yang relevan dipilih
dan dikelompokkan sesuai dengan tema yang muncul dari hasil
penelitian.
Setelah itu, peneliti melakukan penyajian data dalam bentuk deskripsi naratif yang menggambarkan temuan penelitian secara detail. Penyajian data ini diikuti dengan
proses penarikan kesimpulan,
di mana peneliti menghubungkan
temuan dengan teori-teori yang relevan, serta dengan tujuan
penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hasil Pembahasan.
Menjawab Permasalahan Penelitian dan Urgensi
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk menjawab permasalahan utama yang diajukan, yaitu bagaimana
kegiatan pramuka berperan dalam membentuk karakter peduli dan tanggung jawab
pada siswa sekolah dasar. Urgensi penelitian ini terletak pada kebutuhan
mendesak untuk membentuk karakter siswa sejak dini, terutama di era globalisasi
yang semakin menuntut kolaborasi dan tanggung jawab sosial. Seperti yang telah
diungkapkan dalam bagian latar belakang, pendidikan karakter menjadi fokus
utama di banyak negara maju
Dalam
konteks sekolah dasar di Indonesia, kegiatan pramuka telah lama diakui sebagai
salah satu sarana pendidikan karakter. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa
efektivitas kegiatan pramuka tidak hanya tergantung pada program itu sendiri,
tetapi juga pada dukungan dari sekolah, guru, dan lingkungan sekitar. Oleh
karena itu, urgensi dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi
yang dapat meningkatkan efektivitas kegiatan pramuka dalam membentuk karakter
siswa, terutama dalam aspek kepedulian dan tanggung jawab.
Penyebab Permasalahan dalam Pembentukan Karakter Siswa
Dari
temuan penelitian, terdapat beberapa penyebab utama mengapa pembentukan
karakter siswa, khususnya karakter peduli dan tanggung jawab, masih menghadapi
tantangan
Selain
itu, kurangnya keterlibatan orang tua dalam kegiatan pendidikan karakter
menjadi salah satu penyebab lainnya. Meskipun sekolah telah berupaya mengadakan
kegiatan pramuka secara rutin, peran orang tua sebagai pendukung utama di rumah
sangat penting dalam memperkuat nilai-nilai karakter yang diajarkan di sekolah
Ketiga,
kendala yang terkait dengan keterbatasan waktu dan sumber daya yang
dialokasikan untuk kegiatan pramuka juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi pembentukan karakter siswa. Meskipun kegiatan pramuka diakui
sebagai metode yang efektif, waktu yang terbatas untuk kegiatan ini membuat
banyak siswa tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk mendalami nilai-nilai
yang diajarkan.
Solusi yang Ditawarkan untuk Mengatasi Permasalahan
Berdasarkan
temuan penelitian, solusi utama yang ditawarkan adalah meningkatkan dukungan
dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan karakter, yaitu sekolah,
guru, dan orang tua. Pertama, sekolah perlu mengalokasikan lebih banyak waktu
dan sumber daya untuk kegiatan pramuka
Kedua,
guru pembimbing pramuka perlu dilatih lebih lanjut untuk mengadopsi pendekatan
yang lebih holistik dalam membentuk karakter siswa. Guru tidak hanya bertindak
sebagai instruktur teknis, tetapi juga sebagai model peran dalam menanamkan
nilai-nilai karakter
Ketiga,
orang tua perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembentukan karakter
siswa. Membangun komunikasi yang lebih baik antara sekolah dan orang tua dapat
membantu memperkuat nilai-nilai yang diajarkan di sekolah dan memastikan bahwa
siswa mendapatkan dukungan yang konsisten di rumah. Orang tua juga perlu diberi
pemahaman tentang pentingnya keterlibatan mereka dalam mendukung kegiatan
pramuka dan pendidikan karakter secara keseluruhan.
Impact dari Penerapan Solusi yang Ditawarkan
Jika
solusi yang ditawarkan dapat diterapkan dengan baik, dampaknya terhadap
pembentukan karakter siswa akan sangat signifikan
Kedua,
dengan pelatihan yang lebih baik untuk guru pembimbing pramuka, siswa akan
mendapatkan bimbingan yang lebih terarah dan mendalam dalam membentuk karakter
mereka. Guru yang terlatih dalam pendidikan karakter dapat membantu siswa untuk
tidak hanya memahami nilai-nilai karakter, tetapi juga mempraktikkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini akan berdampak positif pada perkembangan sosial
dan emosional siswa, yang pada akhirnya akan mendukung pencapaian akademik
mereka.
Ketiga,
keterlibatan orang tua yang lebih aktif dalam proses pendidikan karakter akan
memperkuat nilai-nilai yang diajarkan di sekolah. Siswa yang mendapatkan
dukungan dari orang tua di rumah akan lebih mudah untuk menginternalisasi
nilai-nilai kepedulian dan tanggung jawab, serta menerapkannya dalam berbagai
konteks kehidupan. Dengan demikian, siswa akan lebih siap untuk menghadapi
tantangan di masa depan, baik dalam konteks sosial maupun akademik.
Komparasi dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian
ini juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap literatur pendidikan
karakter di Indonesia. Dalam latar belakang, disebutkan bahwa beberapa
penelitian terdahulu telah membahas pentingnya kegiatan pramuka dalam membentuk
karakter siswa. Misalnya, penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
kegiatan pramuka dapat membentuk sikap disiplin, kerjasama,
dan rasa tanggung jawab pada siswa. Namun, penelitian ini menawarkan beberapa
temuan baru yang belum dibahas secara mendalam dalam penelitian sebelumnya
Pertama,
penelitian ini dilakukan pada masa pasca-pandemi, yang memberikan perspektif
baru mengenai bagaimana pembelajaran daring telah mempengaruhi karakter siswa.
Meskipun banyak penelitian sebelumnya yang membahas pendidikan karakter dalam
konteks normal, penelitian ini menunjukkan bagaimana kegiatan pramuka dapat
menjadi sarana untuk memulihkan karakter siswa yang terdampak oleh isolasi
sosial selama pandemi. Hal ini memberikan novelty
dalam konteks waktu dan tantangan yang dihadapi oleh siswa di era digital.
Kedua,
penelitian ini juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam pembentukan
karakter siswa, yang sering kali diabaikan dalam penelitian-penelitian
sebelumnya
Ketiga,
penelitian ini menawarkan solusi yang lebih komprehensif dalam membentuk
karakter peduli dan tanggung jawab pada siswa. Banyak penelitian terdahulu yang
hanya berfokus pada satu aspek pembentukan karakter, seperti kedisiplinan atau
tanggung jawab. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa karakter peduli dan
tanggung jawab saling terkait dan perlu dibentuk secara bersamaan melalui
kegiatan pramuka. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang
bagaimana pendidikan karakter dapat diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bagaimana kegiatan pramuka berkontribusi dalam membentuk karakter
peduli dan tanggung jawab pada siswa sekolah dasar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kegiatan pramuka mampu meningkatkan kepedulian sosial siswa
melalui aktivitas gotong royong dan tindakan sosial, serta meningkatkan
tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas dan bekerja sama dalam kelompok.
Dukungan dari guru pembimbing dan keterlibatan aktif sekolah menjadi faktor
penting yang mendukung pembentukan karakter siswa, meskipun keterlibatan orang
tua dan keterbatasan waktu kegiatan pramuka masih menjadi tantangan. Penelitian
ini memberikan kontribusi signifikan terhadap literatur pendidikan karakter di
Indonesia, khususnya mengenai peran kegiatan ekstrakurikuler dalam membentuk
karakter siswa di era pasca-pandemi. Studi ini juga menyoroti pentingnya
kolaborasi antara sekolah dan orang tua untuk memperkuat pendidikan karakter
siswa, suatu aspek yang sering diabaikan dalam penelitian terdahulu.
Keterbatasan penelitian ini terletak
pada cakupan populasi yang terbatas pada satu sekolah dan pendekatan kualitatif
yang bersifat deskriptif. Penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi
pendekatan kuantitatif untuk mengukur dampak kegiatan pramuka secara lebih
objektif dan membandingkan dengan program ekstrakurikuler lainnya. Penelitian
lanjutan juga dapat meneliti lebih dalam peran orang tua dalam mendukung
pendidikan karakter siswa, serta faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
pembentukan karakter dalam konteks pendidikan dasar.
BIBLIOGRAFI
Angga,
A., Abidin, Y., & Iskandar, S. (2022). Penerapan
pendidikan karakter dengan model pembelajaran berbasis keterampilan abad 21. Jurnal Basicedu, 6(1), 1046–1054.
Durlak, J. A., Weissberg, R. P., Dymnicki, A. B., Taylor, R. D., & Schellinger, K. B. (2011). The impact of enhancing students’ social and emotional learning: A meta‐analysis of school‐based universal interventions. Child Development, 82(1), 405–432.
Ghozali, I. (2016). Desain penelitian kuantitatif dan kualitatif: untuk akuntansi, bisnis, dan ilmu sosial lainnya.
Gibbs, J. C., Basinger, K. S., Grime, R. L., & Snarey, J. R. (2007). Moral judgment development across cultures: Revisiting Kohlberg’s universality claims. Developmental Review, 27(4), 443–500.
Hasibuddin, M. (2024). Peran Guru Dalam Menginternalisasikan Nilai-Nilai Karakter Pada Siswa. Education and Learning Journal, 5(1), 33–47.
Humairoh, S. (2024). Menjadi Teladan; Guru Agama Islam sebagai Inspirasi Moral bagi Siswa. Bunayya: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 4(2), 8–21.
Juhji, J. (2016). Peran urgen guru dalam pendidikan. Studia Didaktika: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, 10(01), 51–62.
Kamaruddin, S. A. (2012). Character education and students social behavior. Journal of Education and Learning (EduLearn), 6(4), 223–230.
Kristjánsson, K. (2013). Ten myths about character, virtue and virtue education–plus three well-founded misgivings. British Journal of Educational Studies, 61(3), 269–287.
Loloagin, G., Rantung, D. A., & Naibaho, L. (2023). Implementasi pendidikan karakter Menurut Perspektif Thomas Lickona ditinjau dari peran pendidik PAK. Journal on Education, 5(3), 6012–6022.
Narvaez, D., & Lapsley, D. K. (2009). Moral identity, moral functioning, and the development of moral character. Psychology of Learning and Motivation, 50, 237–274.
Park, N., & Peterson, C. (2006). Moral competence and character strengths among adolescents: The development and validation of the Values in Action Inventory of Strengths for Youth. Journal of Adolescence, 29(6), 891–909.
Putri, D. N. P., & Arifin, M. B. U. B. (2022). Peran Kinerja Guru Dalam Membentuk Karakter Kerjasama Pada Siswa Kelas IV. Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya, 5(2), 176–189.
Rianti, E., & Mustika, D. (2023). Peran Guru dalam Pembinaan Karakter Disiplin Peserta Didik. Murhum: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 360–373.
Santika, I. G. N. (2021). Grand desain kebijakan strategis pemerintah dalam bidang pendidikan untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Jurnal Education and Development, 9(2), 369–377.
Sobri, M. (2020). Kontribusi kemandirian dan kedisiplinan terhadap hasil belajar. Guepedia.
Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, R&D. Alfabeta.
Copyright holder: Slamet Sugiarto,
Maria Ulpah, Siti Aisyah (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |