Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
11, November 2024
Billy G Anthonius1, Herman
Siruru2, Jimmy Titarsole3, Lydia R Parera4*
Universitas Pattimura, Indonesia1,2,3,4
Email: [email protected]*
Abstrak
Nira aren adalah salah satu bahan baku dalam pembuatan bioetanol sebagai sumber energi alternatif. Bioetanol merupakan etanol yang dapat dihasilkan melalui
proses fermentasi, destilasi dan pemurnian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh lama penyimpanan nira aren terhadap kualitas bahan baku bioetanol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap dengan lama penyimpanan sebagai perlakuan dan tiga pengulangan untuk
tiap perlakuan. Parameter yang diamati adalah rendemen, kadar etanol, densitas,
specific gravity dan nilai
kalor. Hasil penelitian menunjukan lama penyimpanan
berpengaruh terhadap kualitas bioetanol seperti
rendemen berkisar antara 9,73% - 12,93%, kadar etanol berkisar antara 21,57%
- 28,47%, densitas berkisar antara 0,91 g/ml - 0,92 g/ml, specific gravity berkisar antara
-7,19 - 32,53 dan nilai kalor berkisar antara 9981,42 kkal/g
- 10864,30 kkal/g. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
faktor lama penyimpanan nira aren berpengaruh terhadap kualitas bahan baku bioetanol, maka lama penyimpanan nira tidak lebih dari 6
hari karena dapat mempengaruhi kualitas dari bioetanol.
Kata kunci: Bioetanol, lama penyimpanan, nira aren, bahan
bakar alternatif
Abstract
Palm sap is one of the raw materials for making bioethanol
as an alternative energy source. Bioethanol is ethanol that can be produced
through fermentation, distillation and purification processes. This research
aims to determine the effect of storage time for palm sap on the quality of
bioethanol raw materials. This research used a completely randomized design
with storage time as treatment and three repetitions for each treatment. The
parameters observed were yield, ethanol content, density, specific gravity and
heating value. The research results show that storage time has an effect on the
quality of bioethanol, such as yield ranging from 9.73% - 12.93%, ethanol
content ranging from 21.57% - 28.47%, density ranging from 0.91 g/ml - 0.92
g/ml, specific gravity ranges from -7.19 - 32.53 and calorific value ranges
from 9981.42 kcal/g - 10864.30 kcal/g. Based on the research results, the
storage time for palm sap affects the quality of the bioethanol raw material,
so the storage time for palm sap is no more than 6 days because it can affect
the quality of the bioethanol.
Keywords: Bioethanol,
storage time, palm sap, alternative fuel
Pendahuluan
Nira dapat diperoleh dari jenis palem seperti aren
dan kelapa (Anonim, 2006). Produksi perhektar dapat
mencapai 360.000 – 720.000 liter/tahun. Sifat nira yang cepat terfermentasi
merupakan potensi pemanfaatan nira sebagai bahan baku bioetanol
dibandingkan sebagai bahan baku gula merah. Kondisi ini menambah besarnya
kesempatan pemanfaatan nira untuk keperluan lain yaitu sebagai sumber BBN
(Bahan Bakar Nabati). Kelebihan bahan baku cairan (nira) adalah karena nira
merupakan larutan gula yang dapat langsung memulai proses fermentasi sehingga
dapat mempersingkat tahapan produksi etanol. Hal ini berbeda jika bahan baku
berasal dari pati dan selulosa, dimana pati harus
melalui proses hidrolisis untuk masuk ke tahapan fermentasi gula sedangkan
selulosa harus dikonversi terlabih dahulu untuk
mendapatkan gula dengan bantuan mineral asam.
Nira dalam keadaan segar memiliki rasa
yang manis dengan berbau khas. Menurut Heryani (2016), rasa manis pada nira
disebabkan karena adanya kandungan utama zat gula yaitu sukrosa. Nira segar
memiliki pH sekitar 5-6, kadar gula >12%dan
alkohol >5%. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Mardiyah (2018), nira
yang mengandung zat gula dapat mengalami proses fermentasi alkohol pada suhu
ruangan 26ᵒC dengan hasil pada waktu 28 jam terbentuk kandungan alkohol sebesar
4,3586%. Apabila tidak ada penambahan bahan pengawet yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba, maka kandungan alkohol dapat terbentuk dengan cepat hingga
mencapai 7% hanya dalam waktu 15-20 jam (Surroya,
2016).
Kandungan etanol dalam bioetanol nira bergantung pada proses produksi bioetanol. Fermentasi merupakan salah satu faktor dalam
rangkaian proses produksi bioetanol yang dapat
meningkatkan konsentrasi etanol
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA,
Universitas Pattimura Ambon.
a. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian
ini dilakukan dalam 3 (tiga) tahap. Tahap pertama adalah proses penyimpanan selama 3, 6, 9 dan 12 hari
agar nira mengalami fermentasi secara natural. Tahap kedua adalah proses destilasi yang dilakukan pada suhu 85 0C
(sesuai titik didih/uap bioetanol) dengan pengulangan
sebanyak 3 kali. Tahap ketiga adalah penentuan kualitas
bahan baku setengah jadi bioetanol yang dihasilkan.
Parameter kualitas bahan baku setengah jadi bioetanol
yang diamati meliputi kadar etanol, densitas, specific
gravity dan API Gravity
serta nilai kalor.
b. Variabel yang diamati
Rendemen Bioetanol
:
-
Rendemen % =
Pengujian Kualitas Bioetanol :
ü Kadar Etanol : Berat jenis =
ü Densitas : ρ =
ü Specific
Gravity dan API Gravity:
- Hubungan antara specific gravity (sg) dan API gravity (G)
Specific Gravity : G =
- Hubungan antar densitas dengan specific gravity
sg =
ü Nilai
Kalor (heating Value)
- NK =
Penelitian
ini dilakukan dengan cara eksperimen dengan menggunakan faktor tunggal yaitu faktor lama penyimpanan. Model rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisa data
yang digunakan secara statistik dengan menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA).
Bioetanol adalah
bahan bakar berbasis biomassa yang dapat diperoleh dengan metode multi tahap. Tahap fermentasi dan destilasi merupakan
metode yang dilakukan terhadap bahan baku berbasis gula seperti nira aren. Pada
tahap fermentasi dan destilasi nira aren dikonversi menjadi bahan setengah jadi
bioetanol. Pemurnian merupakan tahap akhir proses
pembuatan bioetanol yang siap dipakai sebagai bahan
bakar.
Rendemen
Bioetanol
Rendemen bioetanol adalah hasil destilasi yang diperoleh setelah
nira aren mengalami fermentasi. Hasil pengujian rendemen dari lama penyimpanan
nira aren berkisar antara 9,73% - 12,93%.
Gambar
1. menunjukan
bahwa rendemen bioetanol nira aren pada fermentasi
hari 3 dengan persentase 9,73% mengalami peningkatan menjadi 12,93% pada fermenasi hari 6. Setelah fermentasi 6 hari, rendemen
cenderung konstan pada fermentasi hari 9 dan 12. Hal ini disebabkan saat nira
diambil dari pohon masih terdapat kadar gula yang sangat tinggi sehingga nira
memerlukan waktu untuk fermentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap rendemen nira aren, dimana
semakin lama fermentasi akan memberikan waktu bagi peningkatan
jumlah mikroba sehingga gula yang dipecah semakin banyak, hal
ini sesuai dengan pernyataan Muchtadi et al., (2010) bahwa, lama
waktu fermenasi meningkatkan aktifitas
mikroba sehingga jumlah senyawa gula yang dikonversi menjadi kadar alkohol
kemudian lama-kelamaan berubah menjadi asam.
Kadar Etanol
Kadar
etanol adalah senyawa alkohol yang diperoleh melalui proses fermentasi dengan
bantuan mikroorganisme. Hasil pengujian kadar etanol dari lama penyimpanan niara aren berkisar antara
21,57% - 28,47%.
Gambar 2. Grafik Kadar
Etanol dari Lama Penyimpanan Nira Aren
Gambar
2. menunjukan
bahwa kadar etanol nira aren cenderung menurun dari fermentasi hari 3 dengan
persentase 28,47% mengalami penurunan menjadi 21,57% pada fermentasi 6 hari,
kemudian mengalami peningkatan 23,50% pada fermentasi hari 9 dan kembali
mengalami penurunan 22,73% pada fermentasi 12 hari.
Hasil penelitian menunjukan bahwa lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kadar etanol nira aren
dimana dengan semakin tingginya enzim yang dihasilkan maka proses konversi gula oleh enzim menjadi alkohol
akan semakin cepat berlangsung. Selain itu, semakin
lama wakytu fermentasi, konsentrasi glukosa semakin menurun sedangkan alkohol semakin meningkat (Khoirul,
2015).
Densitas
Densitas
atau massa jenis dari bioetanol ditentukan dengan
menimbang sampel larutan dengan volume tertentu. Hasil pengujian densitas dari
lama penyimpanan nira aren berkisar antara 0,91 g/ml – 0,92 g/ml. Densitas
terendah pada fermentasi 3 dan 6 hari sedangkan tertinggi pada fermentasi 9 dan
12 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kadar etanol nira aren
dimana etanol yang dihasilkan masih belum murni karena
bercampur dengan air, yang dipengaruhi faktor alat serta kurang
teliti dalam menjaga kestabila temperatur destilasi. Semakin
rendah nilai densitas menunjukan semakin tinggi kadar
etanol (Abtokhi et al., 2015).
Gambar
3. berikut ini menunjukan bahwa densitas cenderung meningkat
seiring dengan lama penyimpanan. Densitas pada fermentasi 3 dan 6 cenderung
konstan tetapi mengalami peningkatan pada fermentasi 9 dan 12 hari. Densitas
dipengaruhi oleh temperatur, makin tinggi temperaturnya maka densitas akan
lebih rendah sebaliknya semakin rendah temperaturnya maka densitasnya akan
semakin naik sehingga kualitasnya semakin jelek.
Gambar 3. Grafik Densitas dari Lama Penyimpanan Nira Aren
Specific Gravity (SG)
Specific gravity
adalah perbandingan densitas suatu zat dengan densitas air pada temperaur yang sama. Hasil pengujian specific gravity dari lama penyimpanan nira aren
berkisar antara -7,19 – 32,53.
|
Gambar 4. Grafik Specific gravity dari Lama
Penyimpanan Nira Aren |
Gambar 4. menunjukan bahwa specific gravity cenderung
meningkat dari fermentasi 3 hari yaitu
-7,19 mengalami peningkatan menjadi 32,53 pada fermentasi 6 hari, kemudian
mengalami penurunan 14,93 pada fermentasi 9 hari dan kembali mengalami peningkatan 24,16 pada fermentasi 12 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap specific gravity nira aren dimana
specific yang lebih tinggi akan menyebabkan bahan
bakar sulit menyala, sehingga kualitas dari bahan bakar tersebut rendah.
Nilai Kalor
Nilai kalor
adalah besarnya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu jumlah terentu bahan bakar. Hasil pengujian nilai kalor dari lama
penyimpanan nira aren berkisar antara 9981,42 – 10864,30 kkal/g.
Gambar 5. berikut ini menunjukan
bahwa nilai kalor yang dihasilkan 9981,42 kkal/g pada
fermentasi 3 hari mengalami peningkatan 10864,30 kkal/g
pada fermentasi 6 hari kemudian mengalami penurunan 10473,24 kkal/g pada fermnertasi 9 hari
dan kembali peningkatan 10678,40 kkal/g pada
fermentasi 12 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap nilai kalor nira aren
dimana nilai kalor yang lebih besar menyebabkan lebih mudah terbakar
sehingga kualitasnya juga lebih baik. Kandungan air pada suatu bahan bakar
akan menurunkan nilai kalornya. Nilai kalor juga berkaitan erat dengan
penggunaan bahan bakar, dengan semakin besar nilai kalor maka semakin rendah
penggunaan bahan bakar tersebut.
Gambar 5. Grafik Nilai Kalor dari Lama Penyimpanan Nira
Aren
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, kesimpulan yang dapat ditarik adalah; (1) faktor lama
penyimpanan nira aren sangat berpengaruh terhadap kualitas bahan baku bioetanol, (2) dari variabel yang diamati menghasilkan
rendemen berkisar antara 9,73% - 12,93%, kadar etanol berkisar antara 21,57% - 28,47%, densitas 0,91 g/ml - 0,92 g/ml, specific
gravity berkisar antara -7,19 - 32,53 dan nilai kalor
berkisar antara 9981,42 kkal/g - 10864,30 kkal/g. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa faktor lama penyimpanan nira aren berpengaruh terhadap kualitas bahan baku bioetanol,
maka lama penyimpanan nira tidak lebih
dari 6 hari karena dapat mempengaruhi
kualitas dari bioetanol.
BIBLIOGRAFI
Abtokhi, K. S. (2015). Analisis pengaruh variasi presentase ragi (Sacccharomyces cerevisiae) dan waktu
pada proses fermentasi dalam
pemanfaatan Duckweed (Lemna
minor) sebagai bioetanol. Jurnal Neutrino, 7(2), 27–31.
Afriyanti, Y., Sasana, H., & Jalunggono,
G. (2020). Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumsi
energi terbarukan di
Indonesia. DINAMIC: Directory Journal of Economic, 2(3),
865–884.
Anonim. (2006). Potensi nira kelapa.
Retrieved February 19, 2023, from http://www.ditjenbun.com.
Balat, M., Balat,
H., & Oz, C. (2008). Progress in bioethanol processing. Progress in
Energy and Combustion Science, 34(5), 551–573.
Eni, R., Sari, W., & Moeksin, R. (2015). Pembuatan bioetanol dari air limbah cucian beras menggunakan
metode hidrolisis enzimatik dan fermentasi. Jurnal Teknik Kimia, 21(1), 14–22.
Heryani, H. (2016). Keutamaan gula aren &
strategi pengembangan produk.
Khoirul, A., & Maria, P.
(2015). Pengaruh jenis pengaduk dan waktu fermentasi terhadap fermentasi nira nipah menjadi bioetanol menggunakan yeast
Saccharomyces cereviceae. Universitas Riau, 2(1).
Korbitz, W. (2001). New trends in
developing biodiesel worldwide. In Enhancing Biodiesel Development and Use:
Proceedings of the International Biodiesel Workshop (pp. XX–XX). Medan
Tiara Convention Center.
Mardiyah, S. (2018). Pengaruh lama pemanasan terhadap kadar alkohol pada nira siwalan (Borassus
flabellifer). The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist,
1(1), 9.
Muchtadi, T. R., Sugiyono, & Ayustaningwarno,
F. (2010). Ilmu pengetahuan
bahan pangan. Bogor: Alfabeta.
Nurohmah, P. A., Alya, N. M., Hidayati, N., & Rahayu, S. (2024). Pembuatan Bioetanol Tongkol Jagung (Zea mays) dan Batang Pisang (Musa paradisiaca) sebagai
Bahan Bakar Alternatif. Jurnal
Integrasi Sains Dan Qur’an (JISQu), 3(02),
282–286.
Papilo, P. (2012). Briket pelepah kelapa sawit sebagai
sumber energi alternatif yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan. Jurnal
Sains, Teknologi Dan Industri, 9(2).
Saxena, R. C., Adhikari, D. K., & Goyal, H. B. (2009).
Biomass-based energy fuel through biochemical routes: A review. Renewable
and Sustainable Energy Reviews, 13(1), 167–178.
Surroya, M. (2016). Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kualitas nira siwalan (Borassus flabellifer L.) dengan
penambahan ekstrak biji kelengkeng (Euphoria longan
L.) [Bachelor's thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim].
Wulandari, R., & Priyono, C. (2014). Pengaruh Ukuran Partikel Zeolit Terhadap Peningkatan Kadar Bioetanol. Indonesian Journal on Medical Science, 1(2).
Copyright
holder: Billy G Anthonius,
Herman Siruru, Jimmy Titarsole,
Lydia R Parera (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is
licensed under: |