Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 11, November 2024

 

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KALIJAGA PERMAI

 

Dwi Meiria Andriswana1, Ahmad Azrul Zuniarto2, Siti Pandanwangi3

Universitas YPIB, Majalengka, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1

 

Abstrak

Gangguan pada sistem peredaran darah yang disebut hipertensi bisa membuat tekanan darah mengalami kenaikan di atas normal. Tingkat kesadaran dan pemahaman pasien hipertensi pada kondisinya bisa meningkatkan kepatuhan pengobatan dan hasil pengobatan, sehingga menghasilkan kontrol tekanan darah yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, kepatuhan, dan hubungan antara kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi dan tingkat pengetahuan tentang hipertensi. Penelitian ini memakai desain penelitian cross-sectional yang dipadukan dengan metode penelitian kuantitatif.Tempat penelitian di Puskesmas Kalijaga Permai dengan waktu penelitian Februari 2024. Populasi pasien hipertensi yang menjalani pengobatan. Sampel dengan metode purposive sampling didapat 100 orang. Analisa data memuat analisis Univariat dan Bivariat dengan uji chi-square. Kuesioner pengetahuan memakai Hypertension Fact Quisionnare dan kepatuhan memakai Modified Morisky’s Medication Adherence Scale-8. Hasil penelitian pasien hipertensi tingkat pengetahuan rendah 36 responden dan cukup 64 responden dengan rata-rata berpengetahuan cukup. Tingkat kepatuhan minum obat tidak patuh 49 responden dan patuh 51 responden dengan rata-rata kepatuhannya tidak patuh. Hasil uji chi square didapatkan nilai p-value 0,000 <0,05 dengan nilai r 0,428 yang maknanya tingkat pengetahuan tentang hipertensi dan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi memperlihatkan adanya suatu hubungan dengan kekuatan sedang. Dan hasil uji hubungan karakteristik responden dengan tinkat pengetahuan dan kepatuhan minum obat didapatkan hasil p-value >0,05 yang maknanya tidak terdapat hubungan yang signifikan.

Kata kunci: Hipertensi, Kepatuhan minum obat, Pengetahuan, Puskesmas Kalijaga Permai

 

Abstract

A disorder of the circulatory system called hypertension can cause blood pressure to rise above normal. The level of awareness and understanding of hypertensive patients on their condition can improve treatment compliance and treatment outcomes, resulting in better blood pressure control. The purpose of this study was to determine the level of knowledge, adherence, and the relationship between medication adherence in hypertensive patients and the level of knowledge about hypertension. This study used a cross-sectional research design combined with quantitative research methods. The research site was Kalijaga Permai Health Center with research time February 2024. Population of hypertension patients undergoing treatment. The sample using purposive sampling method obtained 100 people. Data analysis contains Univariate and Bivariate analysis with chi-square test. Knowledge questionnaire using Hypertension Fact Quisionnare and compliance using Modified Morisky's Medication Adherence Scale-8. The results of the study of hypertensive patients with a low level of knowledge 36 respondents and 64 respondents with an average knowledgeable enough. The level of adherence to taking medication was non-compliant 49 respondents and compliant 51 respondents with an average of non-compliant compliance. The results of the chi square test obtained a p-value of 0.000 <0.05 with an r value of 0.428 which means that the level of knowledge about hypertension and compliance with taking medication in hypertensive patients shows a relationship with moderate strength. And the results of the test of the relationship between the characteristics of respondents with the level of knowledge and compliance with taking medication obtained p- value> 0.05, which means there is no significant relationship.

Keywords: Hypertension, medication adherence, Knowledge, Kalijaga Permai Health Center

 

Pendahuluan

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai angka 6,7% dari populasi kematian pada semua kalangan di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal (Kemenkes, 2019).

Prevalensi hipertensi di Indonesia ditentukan berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk usia 18 tahun ke atas sebesar 8,4%. Berdasarkan riwayat penggunaan obat dan tidak menggunakan obat, proporsi penderita hipertensi yang rutin minum obat pada tahun 2018 sebesar 54,4%, 32,3% tidak rutin minum obat, dan 13,3% tidak minum obat antihipertensi

Tingkat pengetahuan dan pemahaman pasien hipertensi terhadap penyakitnya dapat meningkatkan keberhasilan terapi sehingga tekanan darah pasien dapat terkontrol dengan baik (Pasmawati & Hatma, 2019). Semakin pasien memahami penyakitnya, semakin mereka sadar akan menjaga pola hidup sehat dan minum obat secara teratur, dan tingkat kepatuhan mereka juga akan meningkat (Sinuraya et al., 2017). Keberhasilan terapi pengobatan dipengaruhi oleh kepatuhan pasien dalam meminum obat. Jika pasien hipertensi tidak patuh dalam minum obat dapat memberikan efek negative yang sangat besar, seperti terjadinya komplikasi (Sinuraya et al., 2017).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat adalah pengetahuan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harahap et al., (2018), Ketika pasien mampu mengonsumsi obat antihipertensi dengan patuh, mereka dapat mengurangi risiko terjadinya kerusakan organ seperti jantung, ginjal, dan otak. Obat antihipertensi saat ini dapat mengurangi risiko komplikasi kardiovaskuler. Selain itu, patuh dalam mengkonsumsi obat antihipertensi dapat mengontrol tekanan darah dalam jangka panjang. Dalam penelitian Smantummkul (2014) dengan judul “Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit X“ terdapat tiga tingkat kepatuhan penggunaan obat: rendah (32,58%), sedang (50,56%), dan tinggi (16,85%). Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa mendapatkan informasi tentang penyakit dan pengobatannya dapat meningkatkan kemungkinan seseorang berhasil mengontrol penyakitnya (Isnaini & Lestari, 2018).

 Berdasarkan hasil laporan kegiatan puskesmas di Kota Cirebon tahun 2015, jumlah pengukuran tekanan darah pada usia >18 tahun adalah 21.944 orang terdiri dari laki-laki 10.549 orang dan perempuan 11.395 orang dengan presentase tertinggi 90,63% adalah Puskesmas Kalijaga Permai (Dinkes Kota Cirebon, 2021).

Belum ada penelitian serupa terhadap tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Kalijaga Permai, oleh karena itu peneliti ingin melakukan studi dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskemas Kalijaga Permai.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder jumlah pasien hipertensi diperoleh dari data populasi pasien hipertensi di Puskesmas Kalijaga Permai, sedangkan data primer mengenai tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi menggunakan instrument kuesioner.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, kepatuhan, dan hubungan antara kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi dan tingkat pengetahuan tentang hipertensi.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penlitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dengan membuat ethical clearance, mengurus perizinan dan menggunakan instrumen kuesioner Hypertension Fact Quisionnare (HFQ) untuk tingkat pengetahuan hipertensi dan kepatuhan memakai Modified Morisky’s Medication Adherence Scale-8 (MMAS- 8).

Analisa Data

Analisis Univariat

Menurut Notoatmodjo (2018), analisis univariat mencakup analisis setiap variabel dari hasil penelitian. Secara umum, analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel (Ariyani et al., 2018). Tujuannya adalah untuk menjelaskan atau membandingkan karakteristik dari masing-masing variabel yang diteliti berdasarkan angka, jumlah, dan distribusi frekuensi masing-masing kelompok tanpa bermaksud untuk mengetahui pengaruh atau hubungan dari karateristik (responden) yang ingin diketahui.

Analisis Bivariat Buruh

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang diduga saling berhubungan atau berkorelasi (Ariyani et al., 2018). Analisis bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel     terikat, yaitu karakteristik responden           dengan hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi yang menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan p < 0,05 yang berarti ada hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Tetapi jika tingkat kemaknaan p > 0,05 maka tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi yang signifikan. Analisis bivariat dilakukan juga untuk mengetahui hubungan karakteristik demografi terhadap pengetahuan dan terhadap kepatuhan.

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan diskusi bisa dibahas bersamaan atau Dari 100 responden didapatkan hasil karakteristik berlandaskan jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, dan riwayat keluarga hipertensi seperti tabel berikut:

 

Tabel 1. Karakteristik Sosiodemografi

No.

Karakteristik

Kelompok

Frekuensi (%)

1.

Jenis Kelamin

Laki-laki

30

 

 

Perempuan

70

2.

Umur

20-44

51

 

 

45-59

32

 

 

60-65

17

3.

Pendidikan

SD

29

 

 

SMP

5

 

 

SMA

52

 

 

 

Diploma

1

 

 

 

Sarjana

13

 

 

 

Magister

0

 

4.

Pekerjaan

PNS

3

 

 

Berdasarkan tabel diatas mayoritas karakteristik berdasarkan jenis kelamin adalah Perempuan sebab perempuan akan mengalami menopause. Perempuan sesudah menopause biasanya rentan pada stress sehingga berisiko terkena hipertensii, serta resiko cardiovascular yang lain, sebab efek menopause yaitu menurunnya hormone esterogen serta meningkatnya hormone cortisol (Sagalulu et al., 2023). umur berada pada rentang 20-44 tahun hal ini terjadi akibat hipertensi pada usia dini sebab factor genetik yang memiliki riwayat hipertensii, pemakaian kontrasepsi hormonal serta minim beraktivitas (Maring et al., 2022). Pendidikan terakhir pasien mayoritas SMA, karena pendidikan individu akan mempengaruhi pada pengetahuan sehingga orang yang berpendidikan rendah dalam upaya pencegahan penyakit hipertensi akan sulit sebab kurangnya pengetahuan pada penyakitnya (Kurniasih & Widianingsih, 2013). Mayoritas pasien tidak bekerja atau ibu rumah tangga, sebab aktivitas fisiknya lebih sedikit badan serta management stress yang kurang baik (Indriana & Swandari, 2021). Pasien dengan riwayat keluarga hipertensi sering terjadi secara turun temurun pada generasi berikutnya.

 

Tingkat Pengetahuan Responden

Berikut   akan diuraikan data mengenai pengetahuan pasien hipertensi tentang hipertensi di Puskesmas Kalijaga Permai dalam bentuk tabel sebagai berikut:

 

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Hipertensi

No.

Pengetahuan

Frekuensi (%)

1

2

Rendah Cukup

36

64

Jumlah (orang)

100

Rata-rata skor

60% (Cukup)

 

Berdasarkan tabel diatas pengetahuan pasien hipertensi rata rata berpengetahuan cukup dengan presentase berpengetahuan rendah 36 responden dan pengetahuan cukup 64 responden dengan rata-rata berpengetahuan cukup. Hal ini kerena mayoritas pasien hipertensi berpendidikan menengah. Pendiidikan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi tingkat pengetahuan sesorang, sebab semakin tinggi pendidikan individu semakin baik pengetahuannya (Harahap, 2018).

               

Tingkat Kepatuhan Responden

Berikut akan diuraikan data mengenai kepatuhan minum obat pasien hipertensi di

Puskesmas Kalijaga Permai dalam bentuk tabel sebagai berikut:

 

 

 

Tabel 3. Tingkat Kepatuhan Minum Obat

No.

Kepatuhan

Frekuensi (%)

1

2

Tidak Patuh Patuh

49

51

Jumlah (orang)

100

Rata-rata skor

5 (Tidak Patuh)

 

Berdasarkan tabel diatas kepatuhan minum obat pasien hipertensi rata rata kepatuhannya tidak patuh dengan presentase kepatuhan tidak patuh 49 responden dan kepatuhan patuh 51 responden dengan rata-rata kepatuhannya tidak patuh. Hal ini dapat dipengaruhi sejumlah aspek seperti usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pemahan pasien pada penyakitnya, dan ketersediaan pelayanan kesehatan yang bisa membuat kepatuhan minum obat pasien tidak patuh.

 

Tabel 4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kalijaga Permai

 

Kepatuhan

Nilai

Odd

Asymp.Sig. (2- side)

Pengetahuan

Tidak Patuh

Patuh

Korelasi

Ratio CI 95%

Rendah

29

7

0,428

9,1

(3,4-24)

0,000

Cukup

20

44

 

 

                          

Berlandaskan uji spss 22 memakai uji chi square didapatkan hasil nilai r 0,428 (p-value 0,000) memperlihatkan bahwa hipotesis dalam studi ini diterima dengan kekuatan hubungan sedang sebab nilai interval koefisien berada pada interval 0,40 – 0,599 dan nilai p-value <0,05. Hipotesis dalam studi ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang hipertensi pada kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Kalijaga Permai. Dan hasil nilai odd ratio orang yang berpengetahuan rendah 9,1 kali beresiko kepatuhan minum obatnya tidak patuh. Penelitian ini selaras dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Harahap et al. (2018) dan Indiriana et al. (2020) dengan didapatkan hasil nilai p-value 0,014 dan 0,005 yang maknanya terdapat  hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pasien.

Salah satu hal yang bisa mengakibatkan patuhnya miinum obat adalah pengetahuan. Tingkat pengetahuan atau pemahaman pasien hipertensi perihal penyakit yang dideritanya bisa meningkatkan berhasilnya pengobatan sampai sirkulasi darah pasien bisa dikontrol. Saat penderita semakin paham akan kondisinya, maka penderita akan lebih waspada dalam memelihara gaya hidup sehat dan meminum obat secara teratur, sehingga kepatuhan penderita juga bertambah (Sinuraya et al., 2017). Suksesnya terapi bisa mendapat pengaruh dari patuhnya penderitaa saat mengkonsumsi obat. Jika penderita hiipertensi kurang patuh saat mengonsumsi obat, maka bisa menimbulkan risiko komplikasi.

 

Hubungan Karakteristik Responden Dengan Pengetahuan

Hasil setiap karakteristik terhadap pengetahuan didapatkan nilai p-value >0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan. Dan nilai odd ratio tertinggi ada pada karakteristik jenis kelamin dengan nilai ratio 1,2 kali beresiko berpengaruh terhadap pengetahuan. Hal ini disebabkan Perempuan lebih rajin, tekun dan teliti jika diberi tugas atau mengerjakan sesuartu (Suwaryo & Yuwono, 2017).

 

Hubungan Karakteristik Responden Dengan Kepatuhan

Hasil setiap karakteristik terhadap kepatuhan didapatkan nilai p-value >0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan. Dan nilai odd ratio tertinggi ada pada riwayat keluarga hipertensi dengan nilai ratio 1,4 kali beresiko berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat. Aspek riwayat keluarga memiliki peran penting dalam pemahaman terhadap penyakitnya namun belum pasti berpengaruh dengan patuhnya pasien dalam terapi pengobatan, disebabkan memerlukan pemahaman lebih dulu hingga bisa patuh.

 

Kesimpulan

Tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang hipertensi rata-rata berpengetahuan cukup, tingkat kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi rata-rata kepatuhannya tidak patuh, hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dan kepatuhan minum obat terdapat hubungan yang signifikan dengan kekuatan hubungan sedang dengan nilar r 0.428 (P-value = 0.000 <0.05). Dan hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan dan kepatuhan tidak terdapat hubungan yang signifikan karena nilai p- value >0,05.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ariyani, H., Hartanto, D., & Lestari, A. (2018). Kepatuhan Pasien Hipertensi Setelah Pemberian Pill Card Di RS X Banjarmasin (Adherence Of Hypertensive Patients After Giving Pill Card In Hospital X Banjarmasin). JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences), 1(2).

Dinkes Kota Cirebon. (2021). Profil Kesehatan Kota Cirebon Tahun 2021. Dinas Kesehatan Kota Cirebon.

Harahap, D. A. (2018). Hubungan Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampa Tahun 2019. Jurnal Ners, 3(2).

Indriana, N., & Swandari, M. T. K. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit X Cilacap. Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS, 2(01). https://doi.org/10.46772/jophus.v2i01.266

Isnaini, N., & Lestari, I. G. (2018). Pengaruh Self Management Terhadap Tekanan Darah Lansia Yang Mengalami Hipertensi. Indonesian Journal for Health Sciences, 2(1). https://doi.org/10.24269/ijhs.v2i1.725

Kemenkes, R. I. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018 Kemenkes RI. Health Statistics, 207, 8.

Kurniasih, D. N., & Widianingsih, C. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tb Pada Penderita Tb Paru Di Poli Paru Rumah Sakit Prof. Dr. Sulianti Saroso. The Indonesian Journal of Infectious Diseases, 1(2), 28–31.

Maring, F. N. A., Purnawan, S., & Ndun, H. J. N. (2022). Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskemas Naibonat. Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kesehatan, 1(1). Https://Doi.Org/10.55606/Jurrikes.V1i1.187

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi penelitian kesehatan.

Pasmawati, P., & Hatma, R. D. (2019). Determinan Anemia Ibu Hamil Trimester II dan III di Indonesia (Analisis Data Riset Kesehatan Dasar). Jurnal Kesehatan, 10(1), 127–133.

Sagalulu, R. S., Febriyona, R., & Sudirman, A. N. (2023). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo. Journal of Educational Innovation and Public Health, 1(2).

Sinuraya, R. K., Siagian, B. J., Taufik, A., Destiani, D. P., Puspitasari, I. M., Lestari, K., & Diantini, A. (2017). Assessment of Knowledge on Hypertension among Hypertensive Patients in Bandung City: A Preliminary Study. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 6(4), 290–297.

Smantummkul, C. (2014). Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit X Pada Tahun 2014. Naskah Publikasi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Suwaryo, P. A. W., & Yuwono, P. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat dalam mitigasi bencana alam tanah longsor. Urecol 6th.

 

Copyright holder:

Dwi Meiria Andriswana, Ahmad Azrul Zuniarto, Siti Pandanwangi (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: