Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 11, November 2024

 

PENGARUH VIDEO SWAMEDIKASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAGUSIBU OBAT PADA MASYARAKAT DI DESA PABEAN UDIK INDRAMAYU

 

Ris Ayu Nuari1, Ahmad Azrul Zuniarto2, Mega Suryani3

Universitas YPIB, Majalengka, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1

 

Abstrak

DAGUSIBU merupakan program yang dibuat oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) untuk memberikan edukasi kesehatan dengan tujuan mewujudkan Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) merupkana langkah konkrit dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang tinggi. Tujuan penelitian ini Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang DAGUSIBU (Dapatkan Gunakan, Simpan, Buang) obat melalui video swamedikasi. Dengan metode penelitian pra-eksperimen dengan desain one group pre test-/post test sampel 100 orang penduduk desa. Data dikumpulkan dengan kuesioner.Analisis pengujian menggunakan uji validasi, uji realibitas, dan uji t berpasangan. Adapun hasil penelitian ini pengetahuan DAGUSIBU sebelum video 63,55% cukup. Pengetahuan DAGUSIBU setelah video 75,50% baik. Terdapat pengaruh video swamedikasi terhadap pengetahuan DAGUSIBU (p<0,001), faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan pengetahuan pendidikan (p<0,030) dan faktor sosiodemografi yang tidak berhubungan dengan pengetahuan usia (p<0,270) jenis kelamin (p<0,156) pekerjaan (0<2,14), riwayat penyakit (p<0,660). Kesimpulan penelitian ini Video swamedikasi efektif meningkatkan pengetahuan DAGUSIBU pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi.

Kata kunci: Dagusibu, Swamedikasi, Pengetahuan obat, Desa, Indonesia

 

Abstract

DAGUSIBU is a program created by IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) to provide health education with the aim of realizing the Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) which is a concrete in improving the quality of life of the community to achieve a high level of health. The objective of this research is to increase public knowledge about DAGUSIBU (Obtain, Use, Store, Dispose) of drugs through self-medication videos. The research method used is a pre-experimental study with a one-group pre-test/post-test design with a sample of 100 villagers. Data was collected using questionnaires. Data analysis was carried out using validity tests, reliability tests, and paired t-tests. The results of this study showed that the knowledge of DAGUSIBU before the video was 63.55% sufficient. Knowledge of DAGUSIBU after the video was 75.50% good. There was an effect of self- medication videos on DAGUSIBU knowledge (p<0.001), sociodemographic factors related to education knowledge (p<0.030) and sociodemographic factors not related to age knowledge (p<0.270) gender (p<0.156) occupation (0<2,14), history of illness (p<0.660). The conclusion of this study is that self-medication videos are effective in increasing DAGUSIBU knowledge in the community with high levels of education.

Keywords: Dagusibu, self-medication, drug knowledge, village, Indonesia

 

 

 

Pendahuluan

DAGUSIBU adalah singkatan dari pengumpulan, penggunaan, penyimpanan, dan pembuangan obat. DAGUSIBU bermitra dengan IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) melaksanakan gerakan keluarga sadar obat (GKSO) sebagai langkah nyata untuk memenuhi kewajiban kami dalam tugas Undang-Undang Nomor 36 pada tahun 2009 tentang Kesehatan (Hamzah & Rafsanjani, 2022). Menggunakan obat dengan tepat adalah langkah menuju pengobatan yang efektif  dan hemat biaya.

Dampak dari penanganan yang tidak tepat menimbulkan berbagai permasalahan pada umumnya. Secara umum, pengobatan yang tidak tepat tentu saja dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian penyakit tersebut. Pada saat yang sama, jika dipertimbangkan dengan cermat, sifat obat yang tidak masuk akal akan menimbulkan banyak efek samping dan biaya pengobatan yang tinggi (Agustikawati et al., 2021; Hamdan, 2021). Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan informasi masyarakat mengenai penggunaan obat supaya pengobatan dilakukan dengan tepat. Pemanfaatan obat secara tepat dapat dilakukan melalui pemahaman masyarakat tentang cara pengelolaan obat, termasuk cara memperoleh, menggunakan, menyimpan, dan membuangnya. Program ini biasa dikenal dengan nama DAGUSIBU (Lestari et al., 2022; Melyza & Aguss, 2021; Y. Pratiwi et al., 2020).

Pengetahuan adalah salah satu pemicu prasyarat yang memegang peranan sangat penting dalam mempengaruhi terbentuknya perilaku manusia (P. N. Pratiwi et al., 2014). Ketepatan penggunaan obat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tingkat pengetahuan seseorang yang mempengaruhi pola pengobatan yang diberikan Semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pengobatan (Purwidyaningrum et al., 2019; Suci R. Mar’ih, 2017; Waluyo et al., 2019; Waniza, 2021).

Swamedikasi biasanya diberikan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak diderita orang, seperti demam, nyeri, pusing, batuk, flu, sakit maag, diare, dan lain-lain (Depkes, 2020). Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Video Swamedikasi Terhadap Tingkat Pengetahuan DAGUSIBU Obat Pada Masyarakat Di Desa Pabean Udik Indramayu”, sebagai komitmen untuk memenuhi amanat Undang-undang nomer 36 tahun 2009 tentang kesehatan dengan meningkatkan dan mencapai derajat kesehatan yang sesuai. Tujuan penelitian ini Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang DAGUSIBU (Dapatkan Gunakan, Simpan, Buang) obat melalui video swamedikasi.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara untuk meneliti dan memehami objek dengan prosedur yang logis dan masuk akal serta memperoleh data yang valid (Sugiyono, 2015). Metode penelitian pra-eksperimen dengan desain one group pre test-/post test sampel 100 orang penduduk desa. Data dikumpulkan dengan kuesioner.Analisis pengujian menggunakan uji validasi, uji realibitas, dan uji t berpasangan.

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil Uji Validitas Pakar

Uji validitas menilai kelayakan sesuatu. Alat penelitian yang di nyatakan valid memiliki arti bahwa alat tersebut memiliki kemampuan untuk mengukur variabel yang akan di ukur. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji validitas, ini dapat menjadi pendekatan kualitatif, kuantitatif, atau penggabungan kualitatif dan kuantitatif tergantung pada metode penelitian yang digunakan endekatan kuantitatif dapat digunakan untuk menguji validitas isi dengan menggunakan teknik statistik CVI (Puspitasari & Febrinita, 2021).

 

Tabel 1. Data Hasil Validasi Pakar

 

Butir

Pertanyaan

Proporsi Relevan

i-CVI

Kategori

V1

V2

 

 

Item 1

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 2

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 3

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 4

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 5

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 6

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 7

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 8

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 9

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 10

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 11

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 12

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 13

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 14

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 15

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 16

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 17

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 18

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 19

1,00

1,00

1,00

Relevant

Item 20

1,00

1,00

1,00

Relevant

 

 

 

s-CVI

1,00

Berdasarkan hasil tabel 1. perhitungan i-CVI maka untuk butir no 1 sampai 20 dapat disimpulkan bahwa butir angket tersebut layak atau relevan karena memenuhi yaitu 1,00. Selain itu, 20 butir. Berdasarkan hasil uji validitas, menunjukkan bahwa dari 20 item pengetahuan yang diujicobakan, diperoleh masing-masing nilai Corrected Item-Total Correlation > r tabel (0,444), nilai Corrected Item-Total Correlation memiliki nilai paling rendah 0,503 sedangkan nilai paling tinggi 0.882 maka semua item dapat dinyatakan valid. soal pada angket memiliki nilai i-CVI yang masuk pada rentang 0,80 <Mean 1- CVI < 1,00 yang artinya butir soal dinyatakan memiliki validitas sangat tinggi atau sangat baik.

  

Hasi Uji Validitas Isi dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji validitas, menunjukkan bahwa dari 20 item pengetahuan yang diujicobakan, diperoleh masing-masing nilai Corrected Item-Total Correlation > r tabel (0,444), nilai Corrected Item-Total Correlation memiliki nilai paling rendah 0,503 sedangkan nilai paling tinggi 0.882 maka semua item dapat dinyatakan valid.

Berdasarkan penelitian tersebut populasi penelitian ini memiliki jumlah penduduk di Desa Pabean Udik Indramayu dengan jumlah 18.346 orang, dengan pengambilan sampel yang telah di hitung menggunakan rumus slovin menghasilkan 100 responden, yang di kriteriakan berusia 20-60 tahun responden bisa melihat, membaca dan menulis. Berikut ini adalah data sosiodemografi dari responden:

Tabel 2.  Karakteristik Sosiodemografi

Sosio Demografi

Klasifikasi

Jumlah Responden

Persentase

Usia

Dewasa awal (20-40 tahun)

68

68.0

Dewasa madya (40-

60 tahun)

32

32.0

Dewasa akhir (> 60

tahun)

0

0

Jenis Kelamin

Perempuan

61

61.0

Laki-laki

39

39.0

Pendidikan

Rendah (SD-SMP)

48

48.0

Menengah (SMA)

35

35.0

Tinggi (PT)

17

17.0

Pekerjaan

Bekerja

76

76.0

Tidak bekerja

24

24.0

Riwayat Penyakit

Ada

31

31.0

Tidak ada

69

69.0

 

Hasil Penyebaran Kuesioner

Instrumen yang sudah disusun dan diuji validasi akan disebar ke responden yang berjumlah 100 orang, dengan menerapkan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil Kuesioner Pengetahuan tentang Dagusibu Obat (Pretest & Postest). Dari 100 responden didapatkan hasil sebagai berikut:

 

Tabel 3. Distribusi Pengetahuan tentang Dagusibu Obat

 

 

Pretest

Postest

No

Pertanyaan

% Jawaban

% Jawaban

Benar

Salah

Benar

Salah

1.

DAGUSIBU merupakan singkatan dari Dapatkan,

Gunakan, Simpan dan Buang

79

21

100

0

2.

Obat golongan bebas dan bebas terbatas yang berlogo

Description: ImageDescription: Imagedapat dibeli tanpa

resep dokter di apotek

90

10

97

3

3.

Obat keras, narkotik dan psikotropik yang berlogo

Description: ImageDescription: Imagedapat di beli tanpa

resep dari dokter di apotek

40

60

40

60

4.

Pembelian obat antibiotik dapat dibeli diapotek

menggunakan resep dari dokter

69

31

71

29

5.

Penggunaan obat antibiotik diminum sampai habis

75

25

96

4

6.

Menghentikan penggunaan obat jika terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan

76

24

95

5

7.

Menanyakan apoteker/tenaga tekhnis kefarmasian/ asisten apoteker di apotek jika

informasi yang diberikan kurang jelas

74

26

94

6

8.

Cara minum obat sesuai anjuran yang tertera pada etiket atau brosur penggunaan obat tanpa petunjuk langsung dari

Dokter

54

46

67

33

9.

Obat kumur dapat diberikan untuk anak dibawah 5 tahun

32

68

34

66

10.

Sedian obat tablet dapat diberikan untuk anak dibawah 5 tahun

38

62

36

64

11.

Obat sirup dapat digunakan setelah disimpan selama (jumlah waktu tertentu) dalam kondisi penyimpanan yang tepat.

77

23

79

21

12.

Saat demam saya

89

11

99

1

13.

Sediaan ovula dan suppositoria disimpan dalam lemari pendingin

69

31

81

19

14.

Menyimpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari

sinar matahari

73

27

70

30

15.

Sediaan aerosol/spray jangan disimpan di tempat yang mempunyai suhu tinggi

karna dapat menyebabkan ledakan

43

57

71

29

16.

Suhu dingin dalam penyimpanan yang baik

berkisar 2-8°c

41

59

79

21

17

Membuang langsung obat tanpa dirusak terlebih dahulu antara obat dan kemasan

43

57

45

55

18.

Tablet kapsul, dan suppositoria dibuang dengan

cara dihancurkan dan ditimbun kedalam tanah.

65

35

73

27

19.

Kemasan berupa box/dus harus dipotong dahulu sebelum dibuang.

58

42

70

30

20.

Semua obat kadaluwarsa harus segara dibuang ke

tempat sampah.

86

14

93

7

 

Hasil dari kuesioner pengetahuan tentang Dagusibu Obat sebelum dan sesudah edukasi (Pretest & Postest). Pretest yang paling banyak menjawab pertanyaan dengan benar yaitu pertanyaan nomor soal 2 yaitu mengenai obat golongan bebas dan bebas terbatas yang berlogo Description: Image  Description: Image  dapat dibeli tanpa resep dokter di apotek sebanyak 90% jawaban benar, dikarenakan masyarakat sudah banyak yang mengetahui tentang logo obat bebas dan bebas terbatas biasanya masyarakat melihat di apotik dan warung-warung. Yang paling banyak menjawab salah terdapat pada nomor soal 9 yaitu tentang obat kumur dapat diberikan untuk anak dibawah 5 tahun sebanyak 68%, dikarenakan masyarakat kurang mengetahui tentang cara penggunaan obat kumur sehingga banyak masyarakat yang asing tentang memberikan obat kumur pada anak usia dibawah 5 tahun. Postest yang paling banyak menjawab pertanyaan dengan benar yaitu pertanyaan nomor soal 1 yaitu mengenai DAGUSIBU adalah singkatan dari dapatkan, gunakan, simpan dan buang sebanyak 100% jawaban benar, dikarenakan masyarakat menyimak dan memahami video DAGUSIBU dengan baik saat ditayangkan. Yang paling banyak menjawab salah terdapat pada nomor soal 9 yaitu tentang obat kumur dapat diberikan untuk anak dibawah 5 tahun sebanyak 66%, dikarenakan setelah penayangan video masyarakat masih belum memahami tantang cara penggunaan obat kumur.

Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berikut ini adalah distribusi pengetahuan Dagusibu Obat responden sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan video swamedikasi yang dilihat nilai rata-ratanya. Menurut Sari (2014), bahwa pengetahuan dibagi 3 kategori, yaitu: pengetahuan baik : 75% - 100%, Pengetahuan cukup : 56% - 75.Pengetahuan kurang : <=56%, hasil perhitungan tingkat pengetahuan ada pada tabel berikut:

 

Tabel 4. Distribusi Pengetahuan tentang Dagusibu Obat Sebelum Dn Sesudah Video Swamedikasi

Pengetahuan

tentang Dagusibu Obat

Rata- rata

 

Median

Standar Deviasi

 

Min-Max

 

Katagori

Sebelum Video Swamedikasi

63.55

65.00

13.545

35 – 95

Cukup

Sesudah Video Swamedikasi

75.50

76.00

13.867

45- 100

Baik

 

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang Dagusibu Obat sebelum pemberian video Swamedikasi sebesar 63,55% dengan nilai mediannya 65.00 dan standar deviasinya 13,545.

Sedangkan rata-rata pengetahuan responden tentang Dagusibu Obat sesudah pemberian video Swamedikasi sebesar 75,50% dengan nilai mediannya 76.00 dan standar deviasinya 13,867. Terdapat selisih atau kenaikan rata-rata pengetahuan setelah pemberian video Swamedikasi sebesar 11,95%.

 

Tabel 5. Distribusi Pengetahuan tentang Dagusibu Obat Sebelum Dn Sesudah Video Swamedikasi

Pengetahuan

Sebelum

Sesudah

tentang Dagusibu Obat Sebelum

Video Swamedikasi

 

Frekuensi (F)

 

Persen (%)

 

Frekuensi (F)

 

Persen (%)

Kurang

35

35.0

12

12.0

Cukup

49

49.0

45

45.0

Baik

16

16.0

43

43.0

Total

100

100.0

100

100.0

 

Berdasarkan hasil di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan tentang Dagusibu Obat sebelum video swamedikasi adalah cukup baik sebanyak 49 orang (49%), sedangkan yang sesudah sebanyak 45 orang (45%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 35 orang (35%), sedangkan yang sesudah sebanyak 12 orang (12%), dan yang baik sebanyak 16 orang (16%), sedangkan yang sesudah sebanyak 43 orang (43%). Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa sebagian besar pengetahuan tentan.

 

Hasil Analisis Data

Uji Validasi

Tabel 6. Hasil Uji Validasi

Item

Corrected Item-Total

Correlation

r tabel

Keterangan

p1

.882

0.444

Valid

p2

.562

0.444

Valid

p3

.503

0.444

Valid

p4

.616

0.444

Valid

p5

.562

0.444

Valid

p6

.691

0.444

Valid

p7

.523

0.444

Valid

p8

.642

0.444

Valid

p9

.608

0.444

Valid

p10

.503

0.444

Valid

p11

.786

0.444

Valid

p12

.882

0.444

Valid

p13

.586

0.444

Valid

p14

.882

0.444

Valid

p15

.562

0.444

Valid

p16

.735

0.444

Valid

p17

.882

0.444

Valid

p18

.735

0.444

Valid

p19

.752

0.444

Valid

p20

.842

0.444

Valid

 

Uji Reliablitas

Tabel 7. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.948

20

 

Uji reabilitas dilakukan dengan menghitung nilai Cronboch Alpha. Jika nilai Cronboch Alpha lebih besar dari 0,006 maka kuesioner dapat dianggap reliabel (Solichah & Mariana, 2018). Metode alpha cronbach (a) diukur berdasarkan skala alpha cronch dari 0,00 sampai 1,00. Hasil uji reliabilitas dari 2 item yang telah valid.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, menunjukkan bahwa dari 20 item yang telah valid didapatkan niai Cronbach's Alpha sebesar 0,948 artinya lebih besar dari 0,006 sehingga data tersebut dinyatakan kuesioner ini adalah reliabel dan layak untuk digunakan pengumpulan data.

 

Hasil Uji Normalitas

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

Pengetahuan Sebelum

.086

100

.065

.978

100

.088

Pengetahuan Sesudah

.084

100

.077

.976

100

.065

 

Berdasarkan hasil uji normalitas, menunjukkan bahwa nilai hasil uji Kolmogorov- Smirnov untuk data pengetahuan sebelum video Swamedikasi didapatkan nilai siginifikansinya adalah 0,086 dan data pengetahuan sesudah video Swamedikasi didapatkan nilai siginifikansinya adalah 0,084 artinya kedua nilai ini > 0,05 dengan dinyatakan data berdistribusi normal.

 

Uji T Berpasangan

Tabel 9. Hasil Uji T

Mean

N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1

Pengetahuan Sebelum

63.5500

100

13.54556

1.35456

Pengetahuan Sesudah

75.5000

100

13.86780

1.386768

 

N

Correlation

Sig.

Pair 1

Pengetahuan Sebelum & Pengetahuan Sesudah

100

.631

.000

 

Paired Differences

 

 

 

t

 

 

 

df

 

 

Sig. (2-

tailed)

 

 

Mean

 

Std.

Deviation

 

Std. Error Mean

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower

Upper

Pair 1

Pengetahuan

-

11.77858

1.17786

-13.28712

-8.61288

-9.297

99

.000

 

Sebelum -

10.950

 

Pengetahuan

00

 

Sesudah

 

 

Berdasarkan hasil uji t berpasangan didapatkan bahwa nilai sig atau nilai sebesar 0,000 yang artinya < nilai α (0,05) artinya hipotesis nol ditolak dengan demikian maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh video swamedikasi terhadap tingkat pengetahuan DAGUSIBU obat pada masyarakat di Desa Pabean Udik Indramayu.

 

Uji Chi Square

 

Tabel 10. Hasil Uji Chi Square

 

 

Variabel

Tingkat Pengetahuan DAGUSIBU Obat Pada Masyarakat

 

value

 

Katagori

Kurang

Cukup

Baik

N

%

n

%

n

%

Usia

 

 

 

 

 

 

 

 

Dewasa awal

10

14,7

32

471

26

382

 

0,270

Tidak terdapat hubungan

Dewasa madya

2

6,3

13

406

17

531

Jenis Kelamin

 

 

 

 

 

 

 

 

Perempuan

7

11,5

32

52,5

22

36,1

 

0,156

Tidak terdapat hubungan

Laki-laki

5

12,8

13

33,3

21

53,8

 

 

Pendidikan

 

 

 

 

 

 

 

 

Rendah

9

18,0

26

52,0

13

27,1

 

0,030

Terdapat hubungan

Menengah

2

6,1

13

39,4

20

57,1

 

 

Tinggi

1

5,9

6

45,0

10

58,8

 

 

Pekerjaan

 

 

 

 

 

 

 

 

Bekerja

11

14,5

31

40,8

34

44,7

 

0,214

Tidak terdapat hubungan

Tidak bekerja

1

4,2

14

58,3

9

37,5

 

 

Riwayat Penyak

 

 

 

 

 

 

 

 

Ada

5

16,1

14

45,2

12

38,7

 

0,660

Tidak terdapat hubungan

Tidak ada

7

10,1

31

44,9

31

44,9

 

 

TOTAL

12

12,0

45

45,0

43

43,0

 

 

 

 

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa proporsi responden yang berusia dewasa awal dan berpengetahuan kurang sebesar 14,7% lebih tinggi dibanding dengan proporsi responden yang berusia akhir madya dan berpengetahuan kurang sebesar 6,3%, serta hasil uji chi square memperoleh sebesar 0,270 > α (0,05) artinya tidak terdapat hubungan atau pengaruh usia responden terhadap tingkat pengetahuan DAGUSIBU obat.

 

Uji T Berpasangan

Tabel 10. Uji T

 

Value

 

df

Asymptotic Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square

2.619a

2

.270

Likelihood Ratio

2.744

2

.254

Linear-by-Linear Association

2.587

1

.108

N of Valid Cases

100

 

 

 

 

Value

 

df

Asymptotic

Significance (2- sided)

Pearson Chi-Square

3.719a

2

.156

Likelihood Ratio

3.758

2

.153

Linear-by-Linear Association

1.402

1

.236

N of Valid Cases

100

 

 

 

 

Pendidikan * Pengetahuan

Pendidikan * Pengetahuan Crosstabulation

Postest

 

Total

Kurang

Cukup

Baik

Pendidikan

Rendah

Count

9

26

13

48

% within Pendidikan

18.8%

54.2%

27.1%

100.0%

Menengah

Count

2

13

20

35

% within Pendidikan

5.7%

37.1%

57.1%

100.0%

Tinggi

Count

1

6

10

17

% within Pendidikan

5.9%

35.3%

58.8%

100.0%

Total

Count

12

45

43

100

% within Pendidikan

12.0%

45.0%

43.0%

100.0%

 

 

Value

 

df

Asymptotic Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square

10.683a

4

.030

Likelihood Ratio

10.998

4

.027

Linear-by-Linear Association

8.405

1

.004

N of Valid Cases

100

 

 

 

Pekerjaan * Pengetahuan

Crosstab

Postest

 

Total

Kurang

Cukup

Baik

Pekerjaan

Bekerja

Count

11

31

34

76

% within Pekerjaan

14.5%

40.8%

44.7%

100.0%

Tidak bekerja

Count

1

14

9

24

% within Pekerjaan

4.2%

58.3%

37.5%

100.0%

Total

Count

12

45

43

100

% within Pekerjaan

12.0%

45.0%

43.0%

100.0%

 

 

Value

 

df

Asymptotic Significance (2- sided)

Pearson Chi-Square

3.084a

2

.214

Likelihood Ratio

3.412

2

.182

Linear-by-Linear Association

.037

1

.846

N of Valid Cases

100

 

 

 

Riwayat Penyakit * Pengetahuan

Riwayat penyakit * Pengetahuan Crosstabulation

Postest

 

Total

Kurang

Cukup

Baik

Riwayat penyakit

Ada

Count

5

14

12

31

% within Riwayat penyakit

16.1%

45.2%

38.7%

100.0%

Tidak ada

Count

7

31

31

69

% within Riwayat penyakit

10.1%

44.9%

44.9%

100.0%

Total

Count

12

45

43

100

% within Riwayat penyakit

12.0%

45.0%

43.0%

100.0%

 

Chi-Square Tests

 

Value

 

df

Asymptotic Significance (2-sided)

Pearson Chi-Square

.831a

2

.660

Likelihood Ratio

.802

2

.670

Linear-by-Linear Association

.695

1

.405

N of Valid Cases

100

 

 

 

Kesimpulan

Penelitian mengenaiPengaruh Video Swamedikasi Terhadap Tingkat Pengetahuan DAGUSIBU Obat Pada Masyarakat di Desa Pabean Udik Indramayu”, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Tingkat pengetahuan Dagusibu Obat sebelum video swamedikasi di Desa Pabean Udik Indramayu 63,55% katagori cukup. (2) Tingkat pengetahuan Dagusibu Obat sesudah video swamedikasi di Desa Pabean Udik Indramayu 75,50% katagori baik. (3) Terdapat pengaruh video swamedikasi terhadap tingkat pengetahuan DAGUSIBU obat pada masyarakat di Desa Pabean Udik Indramayu ( = 0,000). (4) Pengetahuan sosiodemografi masyarakat terdapat variabel yang berpengaruh atau berhubungan dengan tingkat pengetahuan DAGUSIBU Obat yaitu variabel pendidikan ( = 0,030) 

 

BIBLIOGRAFI

 

Agustikawati, N., Efendy, R., & Sulistyawati. (2021). Peningkatan Pengetahuan Swamedikasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pengelolaan Obat Di Rumah Melalui Edukasi Dagusibu. Journal of Innovation Research and Knowledge, 1(3).

Solichah, A. L., & Mariana, N. (2018). Pengaruh Media Pop Up Book Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Datar Kelas Iv Sdn Wonoplintahan Ii Kecamatan Prambon. JPGSD, 6(9).

Hamdan, D. F. (2021). A Studi Tentang Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penerapan Dagusibu Pada Pasien Di Pkm Padang Lambe Kota Palopo: Application Of DAGUSIBU. Jurnal Kesehatan Luwu Raya, 7(2).

Lestari, A. L., Ririen Hardani, & Andi Atirah Masyita. (2022). Analisis Tingkat Pengetahuan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kontrasepsi di Kecamatan Tikke Raya Kabupaten Pasangkayu. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 5(7). https://doi.org/10.56338/mppki.v5i7.2383

Melyza, A., & Aguss, R. M. (2021). Persepsi Siswa Terhadap Proses Penerapan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Pada Pandemi Covid-19. Journal Of Physical Education, 2(1). https://doi.org/10.33365/joupe.v2i1.950

Pratiwi, P. N., Pristianty, L., Noorrizka, G., & Impian, A. (2014). Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Swamedikasi Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid Oral Pada Etnis Thionghoa Di Surabaya. In Jurnal Farmasi Komunitas (1)2.

Pratiwi, Y., Rahmawaty, A., & Islamiyati, R. (2020). Peranan Apoteker Dalam Pemberian Swamedikasi Pada Pasien BPJS. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 3(1). https://doi.org/10.31596/jpk.v3i1.69

Purwidyaningrum, I., Peranginangin, J. M., Mardiyono, M., & Sarimanah, J. (2019). Dagusibu, P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) di Rumah dan Penggunaan Antibiotik yang Rasional di Kelurahan Nusukan. Journal of Dedicators Community, 3(1). https://doi.org/10.34001/jdc.v3i1.782

Puspitasari, W. D., & Febrinita, F. (2021). Pengujian Validasi Isi (Content Validity) Angket Persepsi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Daring Matakuliah Matematika Komputasi. Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M), 4(1). https://doi.org/10.30762/factor_m.v4i1.3254

Sari, I. P. T. P. (2014). Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya Mengkonsumsi Air Mineral Pada Siswa Kelas IV Di Sd Negeri Keputran a Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 10(2).

Suci R. Mar’ih. (2017). Pengaruh Beban Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt Honda Daya Anugrah Mandiri Cabang Sukabumi Malik. Jurnal Mahasiswa Manajemen, Volume 2 No.1 (April 2021) E-ISSN 2798-1851 PENGARUH, 2(1).

Sugiyono, P. (2015). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta, 28(1), 12.

Waluyo, Y. W., Athiyah, U., & Rochmah, T. N. (2019). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Obat Publik di Instalasi Farmasi Kabupaten (Studi di Papua Wilayah Selatan). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 13(1).

Waniza, E. (2021). Gambaran Pengetahuan Tentang Dagusibu Pada Ibu Rumah Tangga Di Desa Pengarasan Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal. KTI, Politeknik Harapan Bersama.

 

Copyright holder:

Ris Ayu Nuari, Ahmad Azrul Zuniarto, Mega Suryani (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: