Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
9, No. 11, November 2024
RUAM DEMAM DENGUE PADA TELAPAK
TANGAN DAN TELAPAK KAKI YANG JARANG DITEMUKAN
Jessica
Rumah Sakit Efarina Pangkalan Kerinci, Indonesia
Email: [email protected]
Demam dengue adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes dan merupakan salah satu penyebab utama demam akut di Indonesia. Ruam merupakan tanda klinis khas
demam dengue, umumnya berupa eritema makulopapular yang melibatkan seluruh tubuh namun
jarang mengenai telapak tangan dan kaki. Laporan ini membahas
kasus seorang wanita dengan demam
dengue tanpa komplikasi,
yang didiagnosis melalui pemeriksaan serologi, menunjukkan predileksi ruam hanya di telapak
tangan dan kaki pada hari
ke-6 demam. Pasien mengeluhkan bengkak, kemerahan, dan rasa gatal hebat pada kedua telapak tangan dan kaki tanpa ruam di bagian
tubuh lainnya. Keluhan berkurang setelah pemberian antihistamin oral dan hilang sepenuhnya pada hari ke-9 demam. Temuan ini
tergolong jarang pada kasus demam dengue di Indonesia. Kasus ini memberikan
wawasan penting terkait variasi klinis ruam pada demam dengue, yang dapat membantu memperluas pemahaman dokter dalam mendiagnosis dan menangani pasien dengan manifestasi atipikal.
Kata kunci: Dengue, ruam,
telapak, tangan, kaki
Dengue fever is a viral
infection transmitted by Aedes
mosquitoes and is one of the leading causes of acute fever in Indonesia. Rash
is a characteristic clinical sign of dengue fever, typically presenting as
maculopapular erythema involving the entire body but rarely affecting the palms
and soles. This report discusses a case of an uncomplicated dengue fever in a
woman, diagnosed through serological testing, presenting with a rash
exclusively on the palms and soles on the sixth day of fever. The patient reported
swelling, redness, and severe itching on both palms and soles without any rash
elsewhere on the body. The symptoms subsided after oral antihistamine treatment
and resolved completely by the ninth day of fever. This finding is rare in
dengue fever cases in Indonesia. This case highlights an important insight into
the atypical clinical presentation of rashes in dengue fever, which can enhance
physicians’ understanding in diagnosing and managing patients with unusual
manifestations.
Keywords: Dengue,
rash, palms, soles
Pendahuluan
Demam dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
Secara klinis, demam
dengue memiliki berbagai manifestasi mulai dari demam tinggi
akut hingga bentuk yang lebih parah, seperti dengue berat dengan komplikasi
perdarahan atau kebocoran plasma
Laporan kasus ini
bertujuan untuk menyoroti temuan klinis langka pada seorang pasien wanita berusia 22 tahun dengan ruam
yang terbatas pada kedua telapak tangan dan kaki. Dengan menyajikan laporan ini, diharapkan
dapat menambah pemahaman terkait variasi klinis demam dengue, terutama dalam pengenalan pola ruam yang tidak biasa, sehingga
dapat meningkatkan
diagnosis dini dan tatalaksana
yang lebih optimal.
Metode Penelitian
Deskripsi Kasus
Pasien merupakan seorang wanita keturunan China berusia 22 tahun. Pasien merupakan seorang mahasiswa profesi dokter semester 4 dan tinggal di lingkungan yang dimana salah seorang tetangga pasien baru pulang rawat
inap karena penyakit demam berdarah dengue dan COVID-19.
Pasien datang dengan keluhan utama demam
sejak 5 hari sebelum masuk rumah
sakit yang tidak berkurang dengan obat-obatan per oral yang telah dikonsumsi 3 hari terakhir. Pasien juga mengeluhkan seluruh badan pegal, nafsu makan
menurun, mual, dan nyeri kepala. Pasien
juga ada mengeluhkan batuk kering selama
3 hari. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dan alergi, serta tidak
ada perjalanan keluar daerah.
Saat tiba di instalasi gawat darurat, pasien datang dalam
demam dengan suhu aksila 38,9 derajat Celcius. Tanda-tanda vital lain dalam batas
normal. Tidak ada ditemukan ascites, pembesaran hati, dan auskultasi paru baik. Pada pasien tidak ditemukan
adanya ruam, dan hasil torniquet test negatif.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan
kondisi trombositopenia dan
leukositopenia, dengan jumlah trombosit 30.103/mL dan jumlah
leukosit 1,34.103/mL. Hasil pemeriksaan
hemoglobin normal (13,1 g/dL) dan hematokrit baik (35,5%). Hasil pemeriksaan imunoglobulin (Ig)M dan IgG dengue positif
dan hasil laboratorium fungsi hati menunjukkan
kenaikan nilai aspartase transaminase (111 U/L) dan alanine
transaminase (48 U/L). Pemeriksaan Chest X-Ray
menunjukkan tidak ada kelainan pada paru dan jantung dalam batas normal, selain itu hasil pemeriksaan
Reverse
transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) COVID-19 dengan sampel
swab nasofaring/swab orofaring
menunjukkan hasil negatif. Pasien dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kasus COVID-19 karena memiliki faktor risiko berupa ada
tetangga yang terinfeksi
COVID-19.
Pasien dievaluasi
di ruang rawat inap dalam keadaan
tirah baring dan telah diedukasi untuk risiko perdarahan akibat trombositopenia. Pemeriksaan darah lengkap dilakukan setiap hari untuk
menilai kelayakan pasien untuk pulang.
Nilai trombosit pasien selama rawat inap
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah trombosit.
Pasien masuk rumah sakit pada hari kelima demam.
Ruam muncul pada hari keenam
Hari demam dengue |
Jumlah trombosit (.103/mL) |
5 |
30 |
6 (muncul ruam) |
15 |
7 |
52 |
Pada hari ke-6 penyakit, pasien mengeluhkan rasa gatal pada kedua telapak tangan dan kaki yang disertai bengkak dan kemerahan. Rasa gatal terasa sangat mengganggu bagi pasien. Tidak
ditemukan adanya ruam termasuk ptekie
di bagian tubuh lain. Pasien tidak ada
riwayat konsumsi obat-obatan baru dan suplemen, kecuali infus intravena ringer laktat, injeksi intravena pantoprazole, injeksi intravena ondansetron, acetilsistein
per oral, parasetamol per oral. pasien
sudah pernah mendapatkan terapi serupa 1 tahun lalu, tanpa adanya
alergi.
|
|
|
Gambar 1. Ruam
pada telapak tangan dan telapak kaki
Rasa gatal, bengkak, dan kemerahan pada ruam di kedua telapak kaki dan telapak tangan ada berkurang dengan
pemberian antihistamin berupa cetirizin per oral dan metilprednisolon per oral. Keluhan
ada berkurang dan hilang dalam 2 hari sejak dikeluhkan
oleh pasien. Pasien tidak memiliki gejala atau tanda
demem berdarah dengue ataupun dengue shock syndrome. Pasien
diperbolehkan pulang 3 hari kemudian dan dengan jumlah trombosit
52.103/mL.
|
|
|
|
Gambar 2. Perkembangan
ruam pada telapak tangan dan telapak kaki (a) dan
(c) saat pasien pulang, dan (b) dan (d) satu
minggu setelah pasien pulang.
Hasil dan Pembahasan
Pada laporan kasus ini, perempuan usia 22 tahun
datang dengan keluhan demam 5 hari, mialgia,
dispepsia, nyeri kepala, dan batuk. Tidak ada keluhan ruam saat awal masuk
rumah sakit. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya demam (suhu aksila 38,9
derajat Celcius). Pemeriksaan lab menunjukkan leukositopenia, trombositopenia,
peningkatan fungsi hati, dan hasil serologi IgM dan IgG Dengue positif. Pemeriksaan serologi IgM dan IgG Dengue dipilih untuk
mengkonfirmasi diagnosis karena pasien sudah datang pada hari kelima demam.
Imunoglobulin M adalah imunoglobulin pertama yang muncul pada demam hari ketiga
sampai hari kelima diikuti IgG. Imunoglobulin M
meningkat hingga 80% pada demam dengue hari kelima.
Pasien mengeluhkan ruam kulit berupa bengkak,
gatal, kemerahan pada hari kedua rawat inap atau pada hari keenam demam. Ruam
kulit muncul pada 50-82% pasien demam dengue. Ruam kulit pada demam dengue
dapat muncul pada awal demam (hari pertama hingga kedua) atau hari kelima demam.
Pada pasien ditemukan ruam pada kedua telapak
tangan dan telapak kaki. Predileksi ruam pada pasien
di laporan kasus ini jarang ditemukan pada pasien demam dengue. Ruam demam
dengue biasanya tidak ditemukan pada bagian telapak tangan dan telapak kaki.
Manifestasi ruam di kulit pada pasien demam
dengue dapat memberikan petunjuk mengenai prognosis pasien
Kesimpulan
Demam dengue merupakan salah satu
penyakit endemik di
Indonesia yang memiliki gambaran
klinis berupa ruam kulit. Ruam
kulit ini dapat menjadi petunjuk
dalam diagnosis demam
dengue di Indonesia. Sebagai kesimpulan,
saya melaporkan manifestasi ruam kulit berupa bengkak,
gatal, dan kemerahan di telapak tangan dan telapak kaki yang jarang ditemukan pada penyakit demam dengue. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat membandingkan prognosis pasien demam dengue dengan dan tanpa ruam di Indonesia.
BIBLIOGRAFI
Anggraini, A. (2016). Pengaruh kondisi sanitasi lingkungan dan perilaku 3M plus terhadap kejadian demam berdarah dengue di Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi. Jurnal
Pendidikan Geografi, 3(3), 321–328.
Anggraini, D. R., Huda, S., & Agushybana,
F. (2021). Faktor Perilaku
Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di
Daerah Endemis Kota Semarang. Jurnal
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 12(2), 344–349.
Aurpibul, L., Khumlue, P., Issaranggoon Na Ayuthaya, S.,
& Oberdorfer, P. (2014). Dengue shock syndrome in an infant. BMJ Case
Reports, 2014. https://doi.org/10.1136/BCR-2014-205621
Huang, H. W., Tseng, H. C., Lee, C. H., Chuang, H. Y.,
& Lin, S. H. (2016). Clinical significance of skin rash in dengue fever: A
focus on discomfort, complications, and disease outcome. Asian Pacific
Journal of Tropical Medicine, 9(7), 713–718.
https://doi.org/10.1016/J.APJTM.2016.05.013
Husna, I., Putri, D. F., Triwahyuni,
T., & Kencana, G. B. (2020). Analisis
faktor yang mempengaruhi kejadian demam berdarah dengue di wilayah kerja
puskesmas way kandis
bandar lampung tahun 2020.
Jurnal Analis
Kesehatan, 9(1), 2020.
Iskandar, I. (2022). Demam Berdarah Dengue pada Kehamilan. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, 5(2),
17–24.
Made Susila Utama, I., Lukman, N., Sukmawati,
D. D., Alisjahbana, B., Alam, A., Murniati, D., Made Gede Dwi Lingga Utama, I., Puspitasari,
D., Kosasih, H., Laksono,
I., Karyana, M., Karyanti,
M. R., Hapsari, M. M. D. E. A. H., Meutia, N., Jason Liang, C., Wulan,
W. N., Lau, C. Y., & Parwati, K. T. M. (2019).
Dengue viral infection in Indonesia: Epidemiology, diagnostic challenges, and
mutations from an observational cohort study. PLoS
Neglected Tropical Diseases, 13(10).
https://doi.org/10.1371/JOURNAL.PNTD.0007785
Mishra, A., George, A., & Abhilash, K. P. P. (2018a).
The relationship between skin rash and outcome in dengue. Journal of Vector
Borne Diseases, 55(4), 310–314.
https://doi.org/10.4103/0972-9062.256567
Mishra, A., George, A., & Abhilash, K. P. P. (2018b).
The relationship between skin rash and outcome in dengue. Journal of Vector
Borne Diseases, 55(4), 310–314.
https://doi.org/10.4103/0972-9062.256567
Ningsih, I., & Wahid, M. H. (2022). Leptospirosis ditinjau dari aspek mikrobiologi. Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi Dan Mikrobiologi, 7(1), 31–43.
Ong, E. P., & Ho, F. V. (2023). Convalescent Rash of
Dengue. New England Journal of Medicine, 389(14), e28.
https://doi.org/10.1056/NEJMICM2305074/ASSET/745C0EA7-3D82-44C5-8BD1-328111987438/ASSETS/IMAGES/LARGE/NEJMICM2305074_F1.JPG
Tan, B. H., & Stacey, S. (2021). Case report: An
atypical dengue rash involving the soles. Proceedings of Singapore
Healthcare, 30(1), 51–55. https://doi.org/10.1177/2010105820941876
Thomas, E., John, M., & Kanish, B. (2010).
Mucocutaneous manifestations of Dengue fever. Indian Journal of Dermatology,
55(1), 79–85. https://doi.org/10.4103/0019-5154.60359
World Health Organization. (n.d.). Dengue: Guidelines
for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control - PubMed. Retrieved April
13, 2024, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23762963/
Yana, Y., & Rahayu, S. R.
(2017). Analisis spasial faktor lingkungan dan distribusi kasus Demam Berdarah Dengue. HIGEIA
(Journal of Public Health Research and Development), 1(3), 106–116.
Copyright
holder: Jessica (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |