Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
12, Desember 2024
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PERSEPSI
DAN SIKAP TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN TERHADAP PERATURAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI
RUMAH SAKIT KOTA CIREBON
Dedy Setriyadi1, Ahmad Azrul Zuniarto2,
Siti Pandanwangi3
Universitas
YPIB, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1
Abstrak
Kata kunci: Tingkat
Pengetahuan, presepsi, sikap, peraturan pelayanan
Abstract
The level of concern of pharmaceutical personnel towards the
Pharmaceutical Service Regulation is influenced by knowledge, attitude, and
perception. Knowledge is the result of knowing and this occurs after someone
senses an object. Attitude is the readiness or willingness to act. While
perception is the process by which someone can organize and interpret the
sensations felt with the aim of giving meaning to an environment. To find out
the relationship between the level of knowledge, perception and attitude of
Pharmaceutical Technical Personnel towards Pharmaceutical Service Regulations
at Cirebon City Hospital. The population in this study were pharmacy
technicians at the Cirebon City Hospital totaling 162 respondents. The sampling
technique in this study used a purposive sampling method with a sample of 62
samples. Pretest posttest questionnaires validated by experts and SPSS. Result: Of the 62 pharmacy technicians,
those with sufficient knowledge level were the most, 29 (46.8%), followed by
respondents with less knowledge 17 (27.4%) and good knowledge about pharmacy
service regulations 16 (25.8%). The significance value or sig. (2-tailed) is
0.000 because the sig value (2-tailed) <0.05 means that there is a
significant relationship between perception and attitude. The correlation
coefficient value is 0.467, so it can be said that the relationship between
perception and attitude towards pharmacy services is very strong.
Keywords: Level of knowledge, perception, attitude,
service regulations Intisari.
Pendahuluan
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah
Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik
Tinggi rendahnya kepedulian tenaga
kefarmasian terhadap Peraturan Pelayanan Kefarmasian dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap, dan persepsi
Berdasarkan Profil Kesehatan di Kota
Cirebon pada tahun 2021 terdapat 10 fasilitas kesehatan Rumah Sakit. dalam
penelitian Winda (2022) tentang Pelaksanaan pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan BMHP berdasarkan PMK No. 72 tahun 2016 di RS Kota Semarang
tergolong kategori baik (95,45%).
Penelitian oleh Pitaloka (2023) terkait Pelaksanaan pelayanan farmasi
klinik berdasarkan PMK No. 72 tahun 2016 di rumah sakit wilayah kota Semarang
tergolong kategori baik (83,55%).
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis
tertarik untuk mengkaji dan menganalisa tentang pengetahuan, Persepsi dan sikap
terhadap Peraturan Pelayanan Kefarmasian pada tenaga teknis kefarmasian di
Rumah Sakit Kota Cirebon. Penelitian ini berjudul, “Hubungan Tingkat
Pengetahuan, Persepsi dan Sikap Tenaga Teknis Kefarmasian terhadap Peraturan
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Kota Cirebon”.
Metode Penelitian
Populasi pada peneilitian ini
adalah tenaga teknis kefarmasian di Rumah Sakit Kota Cireibon. Teknik penarikan
sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Cara
perhitungan sampel dalam peneilitian ini meinggunakan rumus solvin. Jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 62 responden.
Variabel dalam penelitian kali
ini Variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol (jika dipeirlukan).
Variabel bebas dalam peneilitian ini adalah Tingkat pengeitahuan persepsi dan
sikap berdasarkan karakteristik responden, sedangkan variable terikat dalam
peneilitian ini adalah Peraturan Pelayanan Kefarmasian .
Jeinis peneilitian yang digunakan
bersifat deskriptif dengan studi obseirvasional, digunakan untuk menggambarkan
fenomena yang akan diteliti. Peneilitian deskriptif yang dimaksud dalam
peneilitian ini yaitu deskriptif kuantitatif karena hasil yang didapat
menggunakan ukuran, jumlah, atau frekueinsi. Objek peneilitian diukur pada
waktu yang bersamaan sehingga penelitian ini menggunakan pendekatan cross
sectional.
Pada Metode Penelitian, Alat-alat
kecil dan bukan utama (sudah umum berada di lab, seperti: gunting, gelas ukur,
pensil) tidak perlu dituliskan, tetapi cukup tuliskan rangkaian peralatan utama
saja, atau alat-alat utama yang digunakan untuk analisis dan/atau
karakterisasi, bahkan perlu sampai ke tipe dan akurasi; Tuliskan secara lengkap
lokasi penelitian, jumlah responden, cara mengolah hasil pengamatan atau
wawancara atau kuesioner, cara mengukur tolok ukur kinerja; metode yang sudah
umum tidak perlu dituliskan secara detail, tetapi cukup merujuk ke buku acuan.
Prosedur percobaan harus dituliskan dalam bentuk kalimat berita, bukan kalimat
perintah.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Cronbach’s Alpha kuesioner
Variabel |
Cronbach’s Alpha |
Keterangan |
Pengetahuan |
0,675 |
Reliabel |
Persepsi |
0,632 |
Reliabel |
Sikap |
0,783 |
Reliabel |
Berdasarkan tabel
diatas diperoleh nilai Cronbach’s Alpha kuesioner pengetahuan sebesar 0,675
yang lebih besar dari 0,60. Diperoleh nilai Cronbach’s Alpha kuesioner persepsi
sebesar 0,636 dan diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sikap sebesar 0,783 sehingga
dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini sudah reliabel dan andal
karena nilai Cronbach’s Alpha leibih besar dari 0,60.
Tabel 2. Responden
Variabel |
Skor |
Frekueinsi (f) |
Persentasi (%) |
Kriteria |
Pengetahuan |
75 – 100% |
16 |
25,8 |
Baik |
56 – 76 % |
29 |
46,8 |
Cukup |
|
≤ 55 |
17 |
27,4 |
Kurang |
|
Persepsi |
0%-25% |
25 |
40,3 |
Sangat Tidak Baik |
26%-50% |
15 |
24,2 |
Tidak Baik |
|
51%-75% |
15 |
24,2 |
Baik |
|
76%-100% |
7 |
11,3 |
Sangat Baik |
|
Sikap |
0%-25% |
20 |
32,3 |
Sangat Tidak Baik |
26%-50% |
23 |
37,1 |
Tidak Baik |
|
51%-75% |
14 |
22,6 |
Baik |
|
76%-100% |
5 |
8,1 |
Sangat Baik |
Dari 62 tenaga
teknis kefarmasian memiliki tingkat pengetahuan cukup menjadi yang paling
banyak 29 (46,8%), diikuti responden yang memiliki pengetahuan kurang 17
(27,4%) dan berpengetahuan baik tentang peraturan pelayanan kefarmasian 16
(25,8%). Perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang peraturan pelayanan
kefarmasian secara terus menerus baik dari kalangan akademisi maupun penjelasan
dari instansi tempat bekerja. Responden yang memiliki persepsi terhadap
peraturan pelayanan kefarmasian sangat tidak baik mendominasi 25 (40,3%), dan
responden dengan presepsi sangat baik menjadi yang paling sedikit jumlahnya 7
(11,3%) dari seluruh responden. Sikap responden yang diukur menunjukan hanya 5
(8,1%) responden yang memiliki sikap sangat baik terhadap peraturan pelayanan
kefarmasian.
Tabel 3. Hasil uji Spearman
Domain |
Domain |
P valuei |
Korelasi |
Pengetahuan |
Presepsi |
0,223 |
0,157 |
Pengetahuan |
Sikap |
0,324 |
0,127 |
Presepsi |
Sikap |
0,000 |
0,467 |
Hasil uji
Spearman menunjukkan nilai signifikansi
atau sig.(2-taileid) sebesar 0,223 karena nilai sig (2-taileid) >0,05 maka
artinya tidak ada hubungan signifikan Pengetahuan dengan
presepsi dan memikiki nilai dari korelasi confiden dari kedua tabel tersebut
0,157 sehingga hubungan variabel tersebut besar pengaruhnya terhadap diantara
variabel lainnya. Analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan presepsi terhadap
teknis kefarmasian serta peraturan pelayanan kefarmasian di rumah sakit
melibatkan beberapa aspek, seperti pemahaman, sikap, dan implementasi.
Tabel 4. Hasil uji Chi-square
Domain |
Karakteristik |
P value |
Keterangan |
Pengetahuan |
Umur |
0,017 |
Ada Hubungan |
Jenis Kelamin |
0,000 |
Ada Hubungan |
|
Pendidikan |
0,000 |
Ada Hubungan |
|
Tipe Rumah Sakit |
0,000 |
Ada Hubungan |
|
Lama Bekerja |
0,000 |
Ada Hubungan |
|
Persepsi |
Umur |
0,005 |
Ada Hubungan |
Jenis Kelamin |
0,000 |
Ada Hubungan |
|
Pendidikan |
0,000 |
Ada Hubungan |
|
Tipe Rumah Sakit |
0,000 |
Ada Hubungan |
|
Lama Bekerja |
0,000 |
Ada Hubungan |
|
Sikap |
Umur |
0,001 |
Ada Hubungan |
Jenis Kelamin |
0,001 |
Ada Hubungan |
|
Pendidikan |
0,000 |
Ada Hubungan |
|
Tipe Rumah Sakit |
0,000 |
Ada Hubungan |
|
Lama Bekerja |
0,000 |
Ada Hubungan |
Hasil uji
Chi-square menunjukkan umur, jenis kelamin, pendidikan, tipe rumah sakit dan
lama bekerja berkorelasi dengan pengetahuan, persepsi, dan sikap tenaga teknis
kefarmasian tentang peraturan pelayanan kefarmasian didasari hasil uji
statistik chi square yang menunjukan bahwa semua memiliki p-value lebih kecil
dari 0,005 sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan, persepsi dan sikap dengan sosiodemografi responden. Untuk
meningkatkan penerapan peraturan pelayanan kefarmasian di rumah sakit, penting
untuk memahami dan mengakomodasi sikap yang berbeda berdasarkan masa kerja
Kesimpulan
Belrdasarkan data yang dilpelrolelh daril pelnelliltilan ilnil dapat dilsilmpulkan bahwa: Tingkat peingeitahuan teinaga teiknis keifarmasian teirhadap Peiraturan Peilayanan Keifarmasian yang meimiliki rata-rata nilai cukup 67,13% ,
peirseipsi sangat kurang baik (21,87%) dan
sikap sangat tidak baik seibeisar 25%. Teirdapat hubungan tingkat peingeitahuan, peirseipsi dan sikap Teinaga Teiknis Keifarmasian teirhadap Peiraturan Peilayanan Keifarmasian di Rumah Sakit Kota Cireibon. Teirdapat hubungan antara peingeitahuan, peirseipsi dan sikap teirhadap sosiodeimografi reispondein (umur, jeinis keilamin, Peindidikan, tipei rumah sakit dan lama beikeirja)
BIBLIOGRAFI
Anandani, G.
I., Fauziah, R., & Rusmana, W. E. (2022). Evaluasi Sistem Penyimpanan Obat
Antibiotik dengan Menggunakan Metode Fifo dan Fefo di Gudang Farmasi Rumah
Sakit X. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(3).
https://doi.org/10.36418/cerdika.v2i3.355
Andi, P. M.
(2022). Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di
RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Journal of Islamic Pharmacy,
7(2), 104–111.
Arifin, Y.,
Rizky, G., Adhicandra, I., Riadi, H. F., & Siswanto, A. (2024). Manajemen
Sumber Daya Manusia: Dasar-Dasar MSDM. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Aryani, R.
(2022). Persepsi Pasien tentang Peran Apoteker pada Layanan Kefarmasian di
Pusat Kesehatan Masyarakat. Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA
FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice"), 13(1),
92–97.
Jaelani, J.,
& Lakoan, M. R. (2023). Determinan Penerapan Permenkes Nomor 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit X Di Kota Depok. Indonesian Journal of Health Science,
3(1), 33–39.
Klasikal, A.
D. M. P., terhadap Kompetensi, P., & Kita, H. (2019). Jurnal Ilmiah
Administrasi Publik (JIAP).
Nerdy, N.,
Siagian, N. A., Batubara, S., & Hayati, S. (2021). Penyuluhan Tentang
Kualitas Layanan Farmasi Di Rumah Sakit Granmed Lubuk Pakam. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Putri Hijau, 1(3), 56–59.
Notoatmodjo,
S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. In Journal of Chemical
Information and Modeling. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Pitaloka, G. S.
(2023). Implementasi Standar Pelayanan Farmasi Klinik Berdasarkan Pmk
No 72 Tahun 2016 Di Rumah Sakit Kota Semarang (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Sultan Agung Semarang).
Rusman, A. D.
P., & Suwardoyo, U. (2022). Penerapan Sistem Informasi Berbasis IT
Pengolahan Data Rekam Medis untuk Peningkatan Pelayanan di Rumah Sakit.
Penerbit Nem.
Safitri, C. I.
N. H., Arif, M. R., Priyoherianto, A., Hildiana, L. R., & Hartono, H.
(2024). Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien BPJS Rawat Jalan di RSUD
Bangil. Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan, 4(1), 286–294.
Septiani, R.,
Sunaryanti, E., & Rusdiana, N. (2017). Peran Tenaga Teknis Kefarmasian
Dalam Pelayanan Kefarmasian Di RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung Periode Juli
2015. Jurnal Perkolasi, 1(1).
Siswidiasari,
A. (2022). Analisa Pengelolaan Sedian Farmasi, Alat Kesehatan Dan Bahan Medis
Habis Pakai Di Rs X Kota Kediri. Java Health Jounal, 9(2),
116–125.
Syahmardi
Yacob, M. B. A., Niza Febrida, M. M., Lubis, H. T. A., SE, M. M., Sabrina, H.
L., & SE, M. S. M. (2024). Perilaku Wisata Medis: Konsep dan
Implementasi. Wida Publishing.
Wuisan, A. K.,
Lolo, W. A., & Rundengan, G. E. (2024). Analisis Tenaga Kefarmasian
Berdasarkan Metode Workload Indicators Staffing Need (Wisn) Di Instalasi
Farmasi Rsud Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Kesehatan
Tambusai, 5(3), 6691–6700.
Winda, A. (2022): Impleimeintasi Standar Peilayanan Keifarmasian Peingeilolaan Seidiaan Farmasi,
Alat Keiseihatan Dan Bahan
Meidis
Habis Pakai Beirdasarkan
Peiraturan
Meinteiri Keiseihatan Nomor 72
Tahun 2016 Di Rumah Sakit Kota Seimarang, Skripsi, Univeirsitas Sultan
Agung, 51.
Copyright holder: Dedy
Setriyadi, Ahmad Azrul Zuniarto, Siti Pandanwangi (2024) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |