Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 12, Desember 2024
UJI EFEKTIVITAS ANTI JAMUR SABUN CAIR KEWANITAAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT
Nina
Pratiwi1, Rahmah Nafi’ah2, Eti
Haryati3, Aniar Fardah
Khairunnisa4
Universitas YPIB, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1
Abstrak
Kunyit (Curcuma Domestica VAL) mengandung kurkumin dan minyak atsiri yang memiliki khasiat sebagai antioksidan, anti kanker bahkan anti jamur. Secara tradisional
kunyit (Curcuma Domestica VAL) digunakan untuk mengatasi penyakit mikroba, gangguan pencernaan, sakit perut dan gangguan hati. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui efektivitas anti jamur sediaan sabun
cair kewanitaan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) terhadap
Candida albicans. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan metode cakram untuk mengukur
zona bening pada efektivitas
anti jamur sabun cair kewanitaan ekstrak rimpang kunyit terhadap Candida albicans dengan menggunakan sampel ekstrak rimpang kunyit (Curcuma
Domestica VAL) pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15%
yang dibuat sabun cair daerah khusus
kewanitaan dengan melakukan pengujian parameter persyaratan evaluasi sediaan sabun cair
kewanitaan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Pengujian anti jamur menghasilkan zona bening dengan rata-rata yaitu pada konsentrasi 5% sebesar 15.29 mm, konsentrasi 10%
sebesar 15.29 mm, dan konsentrasi
15% sebesar 15.09 mm. Berdasarkan
uji statistik dengan menggunakan one-way ANOVA dapat disimpulkan bahwa sediaan sabun cair
kewanitaan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma
Domestica VAL) memiliki aktivitas
anti jamur pada konsentrasi
mulai dari 5 %, dan memiliki efektivitas dengan nilai (sig) 0,027 < 0,05 yang artinya
sabun cair ekstrak rimpang kunyit (Curcuma
Domestica VAL) mempunyai efektivitas
anti jamur terhadap Candida
albicans dan Hasil uji evaluasi fisik
sediaan sabun cair kewanitaan meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas,
uji tinggi dan stabilitas busa memenuhi syarat
yang telah ditetapkan oleh
SNI 06-4085-1996
Kata kunci: anti jamur, sabun cair kewanitaan,
kunyit (Curcuma Domestica VAL), Jamur
patogen
Abstract
Turmeric (Curcuma
Domestica VAL) contains curcumin and essential oils which have
antioxidant, anti-cancer and even anti-fungal properties. Traditionally
turmeric (Curcuma Domestica VAL) is
used to treat microbial diseases, digestive disorders, stomach aches and liver
disorders. The aim of this study was to determine the anti-fungal effectiveness
of a feminine liquid soap preparation of turmeric rhizome extract (Curcuma Domestica VAL) against
Candida albicans. This research used an experimental method using the disc
method to measure the clear zone on the anti-fungal effectiveness of feminine
liquid soap with turmeric rhizome extract against Candida albicans using
samples of turmeric rhizome extract (Curcuma
Domestica VAL) at concentrations of 5%, 10% and 15% which were made
liquid soap for special areas for women by testing the parameters of the
evaluation requirements for feminine liquid soap preparations. The results of
this research show that the anti-fungal test produces a clear zone with an
average of 15.29 mm at a 5% concentration, 15.29 mm at a 10% concentration, and
15.09 mm at a 15% concentration. Based on statistical tests using one-way
ANOVA, it can be concluded that the feminine liquid soap preparation of
turmeric rhizome extract (Curcuma
Domestica VAL) has anti-fungal activity at concentrations starting from
5%, and has an effectiveness value (sig) of 0.027 < 0.05, which means
Turmeric rhizome extract liquid soap (Curcuma
Domestica VAL) has anti-fungal effectiveness against Candida albicans
and the results of physical evaluation tests for feminine liquid soap
preparations include organoleptic tests, homogeneity tests, pH tests, viscosity
tests, height and foam stability tests that meet the requirements set by SNI
06-4085-1996
Keywords: anti-fungal, feminine liquid
soap, turmeric (Curcuma Domestica VAL), Pathogenic fungi
Pendahuluan
Penyakit infeksi adalah yang disebabkan oleh adanya infeksi dari mikoorganisme sehingga menimbulkan kesakitan dan bahkan kematian, contohnya diare, disentri, tipus dan penyakit infeksi, yang mana setelah diinfeksi oleh mikroorganisme patogen akan menyebabkan
gangguan kesehatan atau penyakit terutama
pada manusia. Mikroorganisme
patogen diantaranya dari kelompok bakteri,
fungi, protozoa dan virus
Mikosis, atau disebut juga penyakit mikotik atau penyakit
cendawan, merupakan infeksi akibat invasi aktif cendawan
patogenik pada hewan mulai dari permukaan,
sampai ke dalam tubuh. Pada permukaan tubuh atau di dalam tubuh
inang itu cendawan patogenik tumbuh dan berkembang biak dengan jalan
mengambil zat-zat makanan yang seharusnya digunakan untuk tubuh inang sehingga
tubuh inang menjadi sakit. Berikut ini di sajikan sejumlah mikosis yang terjadi pada manusia: Mikosis terdiri dari tiga
jenis yaitu, mikosis superfisial, mikosis subkutan, dan mikosis sistemik
Penyakit infeksi jamur pada vagina perlu diobati dengan obat-obatan kimia yang tentunya memiliki efek samping. Selain
menggunakan obat-obatan biasanya masyarakat pada umumnya menggunakan sabun cair sebagai
pembersih. Sabun cair saat ini
banyak diproduksi karena penggunaannya yang lebih praktis dan bentuk yang menarik dibanding bentuk sabun lain
Kunyit (Curcuma Domestica VAL) merupakan salah satu tanaman rempah-rempah dan tanaman obat yang banyak memiliki manfaat. Kunyit merupakan jenis rumput-rumputan, tingginya sekitar 1 meter dan bunganya muncul dari pucuk batang
semu dengan Panjang sekitar 10-15 cm dan berwarna putih. Umbi akarnya berwarna kuning tua, berbau wangi
aromatis dan rasanya sedikit manis.bagian
utamanya dari tanaman kunyit ialah rimpangnya yang berada didalam tanah
Rimpang kunyit (Curcuma
Domestica VAL) mempunyai khasiat
sebagai jamu dan obat tradisional untuk berbagai jenis penyakit. Senyawa yang terkandung dalam rimpang kunyit (Curcuma
Domestica VAL) yaitu kurkumin,
flavonoid, alkaloid, saponin, tannin dan terpenoid yang mempunyai
peranan sebagai antioksidan, antitumor, antikanker,
anti jamur, antimikroba,
dan antiracun
Penelitian yang dilakukan oleh
Metode Penelitian
Metode penelitian dalam uji efektivitas anti jamur sabun cair
kewanitaan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma
Domestica VAL) terhadap Candida albicans menggunakan penelitian eksperimen. Metode yang digunakan untuk menguji aktifitas Candida
albicans dengan menggunakan
metode cakram untuk melihat zona bening dan dengan menggunakan sampel ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15% akan
dibuat sediaan sabun cair daerah
khusus kewanitaan yang tujuannya untuk menguji efektifitas pada sabun Cair kewanitaan
dengan menggunakan uji statistik yaitu uji normalitas, uji homogenitas dilanjut dengan uji Annova. Uji Annova dilakukan untuk melihat ada atau
tidaknya efektifitas sabun cair kewanitaan
anti jamur ekstrak rimpang kunyit terhadap Candida albicans
Hasil dan Pembahasan
Determinasi Tanaman
Tahap pertama penelitian ini
yaitu determinasi tanaman yang bertujuan untuk menetapkan kebenaran sampel
tanaman rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL).
Yang dilakukan di Laboratorium Botani Fakultas Farmasi Universitas YPIB
Majalengka di jalan Perjuangan Majasem Kota Cirebon
dengan menggunakan literature buku flora.
Menyiapkan rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) yang
segar, tidak kering, tidak berjamur, tidak terlalu muda dan tua. Dibersihkan
dan ditimbang 1.5 kg kemudian dicuci dengan air mengalir lalu dirajang dan
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan setelah kering bahan simplisia disortasi kering dan dihaluskan hingga menjadi serbuk.
Persyaratan kadar air pada simplisia yaitu kurang kurang
dari 5%
Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma
Domestica VAL)
1)
Menimbang 300 gram serbuk
simplisia rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) masukan kedalam
maserator.
2)
Menambahkan etanol 70%
sebanyak 2250 ml kedalam simplisia sampai terendam.
Dimaserasi dengan ditutup plastik hitam dan diletakan pada tempat yang
terlindungi dari cahaya sambil dilakukan pengadukan sesering mungkin selama 2
hari.
3)
Setelah 2 hari maserat dikeluarkan dari maserator
kemudian diserkai menggunakan kain flanel dan filtrat ditampung
4)
Kemudian menambahkan dengan penyari atau etanol 70% sebanyak 750 ml sampai terendam.
5)
Mengaduk sesering mungkin dan
simpan selama 24 jam untuk tahap yang kedua
6)
Menyerkai kembali dengan kain
flanel dan tampung filtrat yang kedua, setelah itu jadikan satu dengan filtrat
yang pertama.
7)
7 Memfiltrat
yang telah terkumpul kemudian diukur dan dievaporator
kemudian diuapkan dengan menggunakan cawan penguap diatas
Waterbath sampai diperoleh ekstrak kental
kemudian timbang dan hitung rendemennya.
1) Pemeriksaan flavonoid
Ekstrak
rimpang kunyit (Curcuma Domestica
VAL) sebanyak 1 ml dimasukan kedalam
tabung reaksi ditambahkan 1 gram serbuk Mg dan 1 ml HCl pekat apabila terbentuk warna orange,
merah, atau kuning maka positif mengandung flavonoid
2) Pemeriksaan Tanin
Ekstrak
rimpang kunyit (Curcuma Domestica
VAL) sebanyak 1 gram dimasukan kedalam tabung reaksi ditambahkan 10 ml aquades
panas dan dipanaskan kurang lebih 1 jam. Larutan kemudian didinginkan laru disaring dari
filtratnya ditambah dengan FeCl3 1%. Bila sampel mengandung tanin maka akan berbentuk
warna biru atau hitam kehijauan
3) Saponin
Sebanyak 500 mg ekstrak rimpang kunyit,
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan air panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika terbentuk buih yang menetap setinggi 1 hingga 10 cm, tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan
asam klorida maka positif mengandung
saponin
Formulasi Sabun Cair
Formulasi
Sabun Cair Pembersih Kewanitaan Anti Jamur Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Dapat
Dilihat Pada Tabel 1.
Tabel 1. Formula Sabun Cair Pembersih Kewanitaan Anti
Jamur Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Dalam %
Formula |
||||
Bahan (%
b/v) |
K- |
F1 |
F2 |
F3 |
Ekstrak Rimpang Kunyit |
- |
5% |
10% |
15% |
Carbopol |
0,01 % |
0,01 % |
0,01 % |
0,01 % |
TEA |
0,1 % |
0,1 % |
0,1 % |
0,1 % |
Propilenglikol |
5 % |
5 % |
5 % |
5 % |
SLS |
1,5 % |
1,5 % |
1,5 % |
1,5 % |
Nipagin |
0,18 % |
0,18 % |
0,18 % |
0,18 % |
Nipasol |
0,02 % |
0,02 % |
0,02 % |
0,02 % |
Oleum rosae |
qs |
Qs |
qs |
Qs |
Asam sitrat |
0,6 % |
0,6 % |
0,6 % |
0,6 % |
Aquadest |
Ad 100 ml |
Ad 100 ml |
Ad 100 ml |
Ad 100 ml |
Keterangan
tabel :
X1 = Sabun Cair Kewanitaan
Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Dengan
Konsentrasi 5 %
X2 = Sabun Cair Kewanitaan
Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Dengan
Konsentrasi 10 %
X3 = Sabun Cair Kewanitaan
Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Dengan
Konsentrasi 15 %
K- = Kontrol Negatif Adalah Basis Sabun
Cair
Tabel 2. Penimbangan Formula Sabun Cair Pembersih Kewanitaan Anti Jamur Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Dalam
ml
Bahan |
Formula |
|||
K- |
F1 |
F2 |
F3 |
|
Ekstrak rimpang Kunyit |
- |
5% 10 gr |
10% 20 gr |
15% 30 gr |
Carbopol |
0,01 gr |
0,01 gr |
0,01 gr |
0,01 gr |
TEA |
0,1 gr |
0,1 gr |
0,1 gr |
0,1 gr |
Propilenglikol |
5 gr |
5 gr |
5 gr |
5 gr |
SLS |
1,5 gr |
1,5 gr |
1,5 gr |
1,5 gr |
Nipagin |
0,18 gr |
0,18 gr |
0,18 gr |
0,18 gr |
Nipasol |
0,02 gr |
0,02 gr |
0,02 gr |
0,02 gr |
Oleum rosae |
Qs |
Qs |
qs |
Qs |
Asam sitrat |
0,6 gr |
0,6 gr |
0,6 gr |
0,6 gr |
Aquadest |
Ad 50 ml |
Ad 50 ml |
Ad 50 ml |
Ad 50 ml |
Keterangan
tabel :
X1 = Sabun Cair Kewanitaan
Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Dengan
Konsentrasi 5 %
X2 = Sabun Cair Kewanitaan
Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Dengan
Konsentrasi 10 %
X3 = Sabun Cair Kewanitaan
Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Dengan
Konsentrasi 15%
K-
= Kontrol Negatif Adalah Basis Sabun Cair
Pembuatan Sabun Cair
1)
Menyiapkan alat dan bahan, timbang bahan yang akan digunakan sesuai dengan
formula. Masukkan Carbopol ke dalam beaker glass ukuran 100 ml di
tambahkan air panas sebanyak 10 ml.
2)
Menambahkan SLS (Sodium Lauril Sulfat), Nipagin, Nipasol, diaduk hingga
homogen menggunakan mortir da alu, Setelah itu di
tambahkan Propilengglikol, TEA, dan Asam Sitrat di
aduk hingga homogen dan tercampur merata menggunakan alat mortir dan alu.
3)
Setelah itu di masukkan aquades hingga 100 ml.
4)
Setelah itu masukan oleum rosae secukupnya
Uji Evaluasi Sabun Cair Kewanitaan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL)
1) Organoleptis
Uji organoleptis dimaksudkan untuk
melihat tampilan fisik suatu sediaan meliputi bentuk, warna dan bau. Menurut SNI (1996) standar yang ditetapkan untuk sabun cair
adalah teksturnya cair dan memiliki bau serta warna yang khas.
2) Homogenitas.
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sediaan tercampur
merata antara bahan aktif dan bahan tambahan. Pengujian dilakukan dengan cara:
a) Menimbang
tiap formula sabun cair ditimbang sebanyak 0,1 gram.
b) Meletakan
pada object glass, kemudian
diamati.
c) Sediaan
uji harus menunjukan susunan yang homogen (Mutmainah &
Franyoto, 2014).
3) pH
Pengujian
yang dilakukan yaitu :
a)
Menimbang 1 gram sabun cair larutkan dengan aquades
hingga 10 ml kemudian ukur pH dengan mencelupkan
kertas pH kedalam larutan.Liat hasilnya, ummnya pH sabun mandi berkisar 8 – 11 (Mutmainah & Franyoto, 2014).
b)
Melihat hasilnya, ummnya pH
sabun mandi berkisar 8 – 11 (Mutmainah
& Franyoto, 2014).
4) Bobot
jenis
Pengujian
bobot jenis menggunakan piknometer dengan cara :
a) Membersihkan piknometer dengan
cara membilas dengan aseton.
b) Piknometer dikeringkan dan
ditimbang.
c) Memasukan sediaan kedalam
piknometer, kemudian masukan piknometer kedalam
rendaman air es biarkan sampai suhu 250
d) Mengangkat piknometer dari
dalam rendaman air es, diamkan pada suhu kamar dan ditimbang.
e) Mengulangi pekerjaan tersebut
dengan memakai aquadest.
5) Viskositas
Pengujian dilakukan dengan cara viskometer Brookfield
:
a) Menyiapkan viskometer Brookfield.
b) Masukan sabun cair ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) kedalam wadah gelas.
c) Menurukan spindel yang telah dipasang hingga batas spindel tercelup kedalam sabun
cair.
d) Mengatur kecepatan alat, kecepatan yang
digunakan 12 rpm.
e)
Ketika jarum merah yang bergerak stabil, kemudian membaca dan mencatat
hasilnya.
6).
Stabilitas busa
Pengujian
yang dilakukan yaitu :
a) Menimbang 1
gram sabun cair, masukan kedalam gelas ukur tambahkan
aquadest ad 10 ml.
b) Mengkocok dengan membolak-balikan gelas ukur
selama 1 menit lalu segera amati dan catat tinggi busa yang dihasilkan, diamkan
5 menit kemudian amati dan catat kembali tinggi busa yang dihasilkan.
c) Kriteria
stabilitas busa yang baik yaitu, apabila dalam waktu 5 menit diperoleh kisaran
stabilitas busa 60-90%.
Sterilisasi Alat dan Bahan
Alat-alat yang akan digunakan distrelisasi terlebih dahulu. Alat-alat yang distrelisasi adalah cawan petri, erlenmeyer, tabung reaksi, mortir dan alu, beaker glass 100 ml, beaker glass 250 ml, gelas ukur 100 ml, gelas ukur 10 ml, pipet tetes, spatel,
Bunsen, spirtus, dan kassa.
Sedangkan bahan yang akan distrelisasi adalah media untuk pertumbuhan jamur yaitu media Potato
Dextrose Agar (PDA). Sterlisasi media dan alat dilakukan diautoklaf pada suhu 1210
C dengan tekanan 1 atm selama 15 menit.
Ada pula alat yang perlu distrerilkan dengan pembakaran bunsen dengan cara diflambir
Pembuatan Media
Media
yang digunakan adalah Potato Dextrose Agar (PDA) miring untuk peremajaan jamur Candida
albicans dan media cawan petri untuk uji efektivitas sabun cair kewanitaan
ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) terhadap
Candida albicans
Alat
Media Pembuatan Agar
Tabung reaksi, 5 Cawan petri Bahan Pembuatan Agar Potato Dextrose Agar (PDA) 5 Gram, Aquadest media agar miring 17 ml, Aquadest
media agar cawan petri 85 ml
2.
Cara pembuatan media agar miring
a)
Menimbang Potato Dextrose Agar (PDA)
sebanyak 1 gram dan masukan kedalam erlenmeyer tambahkan aquadest ad 17 ml.
b)
Menuangkan kedalam 3 tabung reaksi masing-masing
5 ml.
c)
Lalu sumbat mulut tabung reaksi dengan kasa steril.
d)
Mensterlikan dengan menggunakan autoklaf
pada suhu 1210 C selama 15 menit.
e)
Diangkat dari autoklaf, miringkan tabung reaksi biarkan hingga memadat,
pembuatan media agar dilakukan secara aseptis. (Hasanah, 2019).
3. Cara pembuatan media agar
untuk cawan petri
f) Menimbang Potato Dextrose Agar (PDA) sebanyak 5 gram,
masukan kedalam erlenmeyer
tambahkan aquadest ad 85
ml.
g) Memanaskan Potato Dextrose Agar (PDA) larut sempurna dan
homogen sambil diaduk.
h) Menyumbat mulut erlenmeyer
dengan kasa streil.
i) Mensterilkan dengan autoklaf
pada suhu 1210 C selama 15 menit.
j) Setelah dilakukan sterilisasi,
tuang larutan Potato Dextrose Agar (PDA)
kedalam 5 cawan petri
steril dan tunggu hingga agar memadat
Peremajaan Dan Pembuatan
Suspensi Jamur
Peremajaan
jamur Candida albicans
Untuk peremajaan jamur dilakukan inokulasi jamur dibiakan murni jamur Candida albicans ke media Potato Dextrose Agar (PDA) ditabung reaksi. Jamur diinokulasikan dengan cara diambil
menggunakan jamur ose pada biakan murni jamur kemudian
digoreskan ke media agar
miring bentuk zigzag dengan
cara aseptis. Setelah itu diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 370 C
Pembuatan suspensi
biakan
Biakan Candida albicans yang telah diinkubasi, diambil 1 ose koloni tersebut
dan disuspensikan dengan 10 ml larutan NaCl 0,9 % kedalam tabung reaksi, kemudian digoyang-goyangkan tabung reaksi tersebut
beberapa saat hingga tersuspensi secara sempurna
Kesetaraan Mc Farland
Standar
Mc Farland berupa larutan
yang dibuat dari suspensi barium sulfat
Tabel 3. Mc Farland
Standar No |
BaCl2 1 % |
H2SO4 1 % |
Approximate Bacterial Suspension/ ml |
0,5 |
0,05 |
9,95 |
1,5 X 108 |
1 |
0,1 |
9,9 |
3,0 X 108 |
2 |
0,2 |
9,8 |
6,0 X 108 |
3 |
0,3 |
9,7 |
9,0 X 108 |
4 |
0,4 |
9,6 |
1,2 X 109 |
5 |
0,5 |
9,5 |
1,5 X 109 |
6 |
0,6 |
9,4 |
1,8 X 109 |
7 |
0,7 |
9,3 |
2,1 X 109 |
8 |
0,8 |
9,2 |
2,4 X 109 |
9 |
0,9 |
9,1 |
2,9 X 109 |
10 |
1 |
9 |
3,0 X 109 |
Uji Efektivitas
Anti Jamur Candida albicans
1.
Menandai bagian bawah cawan petri sesuai dengan susbtansi yang digunakan.
2.
Kemudian tuangkan larutan Potato Dextrose Agar (PDA) yang sudah disterilkan kedalam 5 cawan petri, diamkan
sebentar hingga larutan potato dextrose agar (PDA)
tidak terlalu panas.
3.
Memaasukan suspensi jamur Candida albicans sebanyak 1 ml kedalam masing – masing cawan petri.
4.
Menggoyang – goyangkan media Potato Dextrose Agar (PDA). Supaya suspensi jamur dapat
menyebar dan homogen, tunggu hingga memadat.
5.
Selanjutnya media potato dextrose agar (PDA)
dengan menggunakan kertas cakram dengan diameter 6 mm sejumlah 5 buah secara aseptis dan jarak diatur sedemikian rupa hingga satu cakram
kertas cakram yang lainnya berjauhan.
6.
Kemudian dalam cawan petri dengan sabun cair
kewanitaan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) metode
cakram bertanda:
X1
: Untuk Sabun Cair Kewanitaan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma
Domestica VAL) Dengan Konsentrasi 5 %, Metode
Cakram.
X2
: Sabun Cair Kewanitaan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma
Domestica VAL) Dengan Konsentrasi 10 %, Metode
Cakram.
X3
: Sabun Cair Kewanitaan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma
Domestica VAL) Dengan Konsentrasi 15 %, Metode
Cakram Bertanda K- untuk basis sabun cair, dan metode cakram
7.
Mengukur zona bening yang dihasilkan setiap sumuran menggunakan jangka
sorong, dan catat hasilnya
Hasil
dan Pembahasan
Determinasi Tanaman Rimpang
Kunyit (Curcuma Domestica
VAL)
Determinasi tanaman dilakukan untuk mencocokan ciri morfologi yang ada pada tanaman rimpang kunyit, dan benar bahwa
sampel yang digunakan adalah tanaman rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL).
Hasil Pembuatan
Simplisia
Tanaman rimpang
kunyit (Curcuma Domestica VAL) yang segar tidak berjamur, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda
dikumpulkan kemudian ditimbang sebanyak 1,5 kg. Kemudian dikeringkan selama 3 hari dan diperoleh 300 gram serbuk simplisia.
Susut pengeringan
:
= X100
%
= X100 %
= 80 %
Kadar air = 100
– 80 = 20 %
(Menurut Farmakope Edisi 1 Tahun 2008, yaitu > 11,5 %)
Hasil Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL)
Hasil Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL)
Dapat Dilihat Pada Tabel 4 Berikut :
Tabel 4. Hasil Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL)
No |
Bahan |
Proses |
Hasil |
1 |
· 300 gr serbuk
simplisia ekstrak rimpang kunyit
(Curcuma
Domestica VAL) · 1600 ml etanol 70% |
Maserasi selama 2 hari |
1500 ml filtrate |
2 |
· Ampas maserasi pertama · 3000 ml etanol 70% |
Maserasi selama 1 hari |
400 ml filtrate |
3 |
· Filtrat 1 1500 ml · Filtrat 2 400 ml |
Dijumlahkan |
1900 ml filtrate |
4 |
· 1900 ml filtrate |
Diuapkan di water bath |
78 gram ekstrak kental rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) |
Hal ini menunjukkan bahwa proses maserasi efektif karena hasil rendemen ekstrak >10% dari jumlah serbuk simplisia
yang dimaserasi. (Sunnah dkk., 2021).
Skrining Fitokimia
Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Dapat Dilihat Pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL)
Uji |
Hasil |
Kesimpulan |
flavonoid |
Serbuk Mg + HCL P |
(+) |
tanin |
Ekstrak+ aquades +FeCl3
1% |
(+) |
Saponin |
Ekstrak + air + kocok dan diamkan |
(+) |
Uji Evaluasi Sabun Cair Kewanitaan Ekstrak Rimpang
Kunyit (Curcuma Domestica VAL)
Hasil Evaluasi Sabun Cair Kewanitaan Ektrak Rimpang (Curcuma Domestica VAL) Dapat Dilihat Pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Hasil
Evaluasi Sabun Cair Kewanitaan Ektrak Rimpang Kunyit (Curcuma
Domestica VAL)
Formula |
Evaluasi |
||||||
Bentuk |
Warna |
Bau |
Homogenitas |
P PH |
Viskositas |
Tinggi Busa |
|
F1 |
Cairan |
Kuning kunyit
pucat |
Khas |
Homogen |
8 |
6500 cP |
84% |
X2 |
Cairan |
Kuning |
Khas |
Homogen |
8 |
6000 cP |
75% |
X3 |
Cairan |
Kuning |
Khas |
Homogen |
8 |
4700 cP |
86% |
K+ |
Cairan |
Orange |
Khas |
Homogen |
8 |
6250 cP |
68% |
K- |
Cairan |
Putih |
Khas |
Homogen |
8 |
6500 cP |
64% |
Syarat Mutu Sabun
Cair Menurut SNI
06-4085-1996
· Bentuk : Cairan
· Bau :
Khas
· Warna : Khas
· Homogenitas : Homogen
· pH : 4-8
· Viskositas : 400-4000 cP
· Stabilitas Busa : 60-90
%
Uji Efektivitas Anti Jamur Sabun Cair Kewanitaan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Terhadap
Candida albicans
Tabel 7. Hasil Uji Efektivitas Anti Jamur Sabun Cair Kewanitaan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Terhadap Candida
albicans (Hari ke-1)
Formula |
Cawan Petri |
Zona Bening (mm) |
Rata-Rata |
||
X1 |
1 |
14,33 |
2 |
17,33 |
|
3 |
14,33 |
|
4 |
11,66 |
|
5 |
12,66 |
|
Rata-Rata |
14,06 |
|
X2 |
1 |
13,66 |
2 |
18 |
|
3 |
14 |
|
4 |
12,66 |
|
5 |
12 |
|
Rata-Rata |
14,06 |
|
X3 |
1 |
15 |
2 |
16 |
|
3 |
14,66 |
|
4 |
12 |
|
5 |
13 |
|
Rata-Rata |
14,13 |
|
K+ |
1 |
14,66 |
2 |
22 |
|
3 |
18,33 |
|
4 |
16 |
|
5 |
14,66 |
|
Rata-Rata |
17,13 |
|
K- |
1 |
0 |
2 |
0 |
|
3 |
0 |
|
4 |
0 |
|
5 |
0 |
|
Rata-Rata |
0 |
Keterangan Tabel:
X1 = Formulasi
Sabun Cair Kewanitaan Anti Jamur Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Konsentrasi
5 %
X2 = Formulasi
Sabun Cair Kewanitaan Anti Jamur Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Konsentrasi
10 %
X3 = Formulasi
Sabun Cair Kewanitaan Anti Jamur Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Konsentrasi
15 %
K+ = Kontrol Positif Jf Sulfur
K- = Basis Sabun Cair
Gambar
1. Zona Bening 1
Tabel 8. Hasil Uji Efektivitas
Anti Jamur Sabun Cair Kewanitaan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Terhadap
Candida albicans (Hari Ke-2)
Formula |
Cawan Petri |
Zona Bening (mm) |
Rata-Rata |
||
X1 |
1 |
14,66 |
2 |
15,33 |
|
3 |
18,33 |
|
4 |
18 |
|
5 |
16,33 |
|
Rata-Rata |
16,53 |
|
X2 |
1 |
14,66 |
2 |
19 |
|
3 |
19 |
|
4 |
16,33 |
|
5 |
13,66 |
|
Rata-Rata |
16,53 |
|
X3 |
1 |
18 |
2 |
14,33 |
|
3 |
16 |
|
4 |
18 |
|
5 |
14 |
|
Rata-Rata |
16,06 |
|
K+ |
1 |
24,66 |
2 |
26 |
|
3 |
20,66 |
|
4 |
19 |
|
5 |
18 |
|
Rata-Rata |
21,66 |
|
K- |
1 |
0 |
2 |
0 |
|
3 |
0 |
|
4 |
0 |
|
5 |
0 |
|
Rata-Rata |
0 |
Keterangan Tabel:
X1 = Formulasi Sabun Cair Kewanitaan Anti Jamur Ekstrak Rimpang
Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Konsentrasi 5 %
X2= Formulasi Sabun Cair Kewanitaan Anti Jamur Ekstrak Rimpang
Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Konsentrasi 10 %
X3= Formulasi Sabun
Cair Kewanitaan Anti Jamur Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL)
Konsentrasi 15 %
K+= Kontrol Positif Jf Sulfur
K-= Basis Sabun Cair
Gambar
2. Zona Bening 2
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Zona Bening Uji Efektivitas
Anti Jamur Sabun Cair Kewanitaan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Terhadap
Candida albicans Hari Ke-1 dan 2 Dalam Mm.
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Zona Bening Uji Efektivitas
|
Diameter (mm) pada zona bening |
||
Formulasi |
Hari ke-1 |
Hari ke-2 |
Rata-rata |
X1 |
14,06 |
16,53 |
15,29 |
X2 |
14,06 |
16,53 |
15,29 |
X3 |
14,13 |
16,06 |
15,09 |
K+ |
17,13 |
21,66 |
19,39 |
K- |
0 |
0 |
0 |
Keterangan Tabel:
X1 = Formulasi
Sabun Cair Kewanitaan Anti Jamur Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Konsentrasi
5 %
X2 = Formulasi
Sabun Cair Kewanitaan Anti Jamur Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Konsentrasi
10 %
X3 = Formulasi
Sabun Cair Kewanitaan Anti Jamur Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Konsentrasi
15 %
K+ = Kontrol Positif Jf Sulfur
K- = Basis Sabun Cair
Gambar
3. Hasil Rekapitulasi Anti Jamur
Sabun Cair Kewanitaan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica
VAL) Terhadap Candida albicans
Penelitian ini diawali dengan melakukan determinasi tanaman terlebih dahulu dengan tujuan
untuk memastikan kebenaran tanaman kunyit (Curcuma
Domestica VAL). Hasil determinasi menunjukan bahwa tanaman yang digunakan untuk penelitian adalah benar tanaman
kunyit (Curcuma Domestica VAL).
Setelah dilakukan determinasi, rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) kemudian
dibuat simplisia. Dari 1.5
kg rimpang kunyit (Curcuma
Domestica VAL) diperoleh serbuk
simplisia sebanyak 300
gram. Persyaratan kadar air pada simplisia yaitu kurang dari 10 %
Pembuatan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL)
dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70 %. Tujuan dari proses ekstraksi dengan mengguanakan metode maserasi yaitu untuk mencegah terurainya zat aktif dalam tanaman
yang bersifat termolabil. Selain itu, maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dari segi peralatan maupun dalam tahap
pengerjaan
Etanol merupakan pelarut
yang paling maksimal menarik senyawa flavonoid dan tanin
dibandingkan dengan pelarut air atau
campuran etanol dengan air, dimana senyawa flavonoid dan tanin
merupakan senyawa antimikroba
Hasil skrining fitokimia bahwa rimpang kunyit
(Curcuma Domestica VAL) positif mengandung flavonoid dan tanin.
Dimana flavonoid dan tanin merupakan
senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans
Pada penelitian ini ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) dibuat
dalam bentuk sediaan sabun cair
untuk mengatasi jamur yang dapat menyebabkan infeksi diarea kewanitaan yang biasa disebut dengan
jamur Candida albicans karena
jamur Candida
albicans tidak hanya menyerang rongga mulut, saluran pencernaan, kulit tetapi juga menyerang area kewanitaan. Infeksi ini bisa terjadi Ketika keseimbangan antara jamur dan bakteri
di vagina terganggu. Beberapa factor yang dapat menyebabkan keseimbangan ini terganggu dikarenakan kurang menjaga kebersihan area intim dan sering
membiarkan bagian intim dalam kondisi
lembab. Oleh karena itu, area intim seperti vagina memerlukan perawatan khusus karena letaknya
yang tertutup. Dalam penelitian Ini, peneliti ingin mencoba membuat sabun cair, perlu dilakukan dengan metode panas dengan suhu 500 C agar reaksi penyabunan dapat berjalan dengan baik, karena
jika pengadukan dilakukan diatas suhu 500C maka dapat menyebabkan sediaan menjadi berbusa dan meluap
dan apabila dilakukan dibawah suhu 500C maka akan menyebabkan sediaan menjadi tidak homogen.
Bedasarkan pengujian organoleptis, sabun cair kewanitaan dengan konsentrasi 5%, 10%
dan 15% berbentuk
cairan berwarna kuning kunyit dan
memiliki bau khas. Dari semua
konsentarsi sesuai dengan standar SNI dimana persyaratan mutu sabun cair menurut SNI yaitu berbentuk cairan dengan bau
dan warna yang khas. Untuk pengujian
homogenitas pada sabun cair
kewanitaan terlihat homogen karena terlihat pencampuran antara zat aktif dan
zat tambahan merata, tidak adanya
partikel (endapan) dan bahan kasar
pada setiap kombinasi sabun cair.
Uji pH merupakan
salah satu syarat mutu fisik
pada sabun cair, uji pH
yang akan menentukan mutu
pada sabun cair yang peneliti
buat. Berdasarkan SNI pH sabun pembersih kewanitaan berkisar antar
5,5-8,5. Sabun yang memiliki
pH terlalu rendah dapat menyebabkan peningkatan daya absorbsi sabun pada area kewanitaan sehingga
dapat menyebabkan iritasi pada vagina, sedangkan nilai pH yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan iritasi pada vagina. Berdasarkan hasil pengamatan pada Sabun cair kewanitaan dengan konsentrasi 5%, 10% dan
15% memiliki pH sebesar 8 ini menunjukan bahwa Nilai pH sabun cair kewanitaan pembersih kewanitaan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan SNI hasil tersebut menunjukan bahwa sabun cair yang dibuat aman digunakan karena tidak menyebabkan
kerusakan pada lapisan atau bagian dalam.
Uji Viskositas
berdasarkan uji statistika dilakukan bertujuan untuk melihat kekentalan dari sediaan, yang berpengaruh dengan kemudahan tuang saat penggunaan. Relate viskositas sabun cair sebesar 400-4000 cP dari hasil viskositas
sabun cair ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) konsentrasi
5% didapatkan
hasil 6500 cP, konsentrasi 10% didapatkan hasil 6000 cP, konsentrasi 15% didapatkan hasil 4700 cP dan
kontrol negatif didapatkan hasil 6250 cP. Dengan hasil
tersebut sabun cair kewanitaan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) tidak memenuhi syarat mutu. (Menurut SNI 06-4085-1996).
Uji tinggi
busa dan stabilitas busa dilakukan untuk melihat daya busa
yang dihasilkan sabun cair
yang dibuat sesuai dengan standar tinggi busa yang ditetapkan oleh SNI yaitu 13-220 mm dan stabilitas busa 60-90 %. Berdasarkan hasil pengamatan sabun cair dengan konsentrasi X1, X2,
X3 dan basis sabun cair telah memenuhi persyaratan stabilitas busa. Busa yang stabil dalam waktu yang lama lebih diinginkan karena busa dapat
membantu membersihkan tubuh
Untuk mengetahui
populasi jamur yang dibuat maka dilakukan
kesetaraan Mc Farland. Suspensi jamur yang telah dibuat kemudian
disamakan dengan larutan Mc Farland, perlakukan ini didesain untuk mengenstimasi konsentrasi mikroba. Macfarland dibuat sebagai standar uji untuk membandingkan
kepadatan bakteri atau jamur secara visual. Dari hasil zona bening pada sabun cair kewanitaan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica
VAL) terhadap Candida albicans hari ke-1 dan hari ke-2 pada konsentrasi 5% didapatkan zona hambat sebesar 15,29 mm, 10%
15,29 mm dan 15% 15,09 mm, sedangkan K+ 19,39 dan
K-. tidak memiliki zona bening. Berdasarkan dari ketiga konsentrasi dikatagorikan kuat karena lebih dari
10 mm (>10 -20 mm Kuat)
Sabun cair kewanitaan dari ketiga konsentrasi memiliki efektivitas anti jamur terhadap
Candida albicans dikarenakan zat aktif yang terkandung didalam sabun cair kewanitaan yaitu ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL)
positif mengandung senyawa flavonid, tanin dan saponin
yang mempunyai efektivitas dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa
fenol yang efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur. Mekanisme kerja flavonid dalam menghambat jamur yaitu dengan
cara denaturasi protein sel
dan mengerutkan dinding sel sehingga
dapat meliliskan dinding sel jamur
karna flavonoid akan membentuk senyawa kompleks dengan protein membran sel. Pembentukan kompleks protein menyebabkan rusaknya membran sel karena terjadi
perubahan permeabilitas sel dan hilangnya
kandungan isi sel didalam sitoplasma
yang mengakibatkan terhambatnya
metabolisme jamur sehingga mengganggu pertumbuhan sel dan menyebabkan kematian sel jamur
Tanin yang terkandung sebagai anti jamur yaitu
kemampuannya menghambat sintesis kitin yang digunakan untuk pembentukan dinding sel sehingga pertumbuhan
jamur menjadi terhambat
Saponin yang terkandung
merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis pada sel. Apabila saponin berinteraksi dengan sel bakteri,
bakteri tersebut akan pecah atau
lisis
Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian “Uji Efektivitas Anti Jamur Sabun Cair
Kewanitaan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma
Domestica VAL) Terhadap Candida albicans.” maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: Sabun cair kewanitaan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) memiliki
efektivitas anti jamur terhadap Candida albicans. Sabun cair kewanitaan ekstrak rimpang kunyit dengan X3 konsentrasi 15 % memiliki efektivitas anti jamur paling efektif terhadap Candida albicans
setara dengan kontrol positif dengan nilai signifikan
0,642. Sabun cair kewanitaan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma
Domestica VAL) memenuhi syarat
uji evaluasi sediaan sabun cair kewanitaan
yang baik, dan tidak stabil dalam suhu
penyimpanan.
BIBLIOGRAFI
Aini, R., & Mardiyaningsih,
A. (2009). Pandan leaves extract (Pandanus amaryllifolius
Roxb) as a food preservative. Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia, 7(4).
https://doi.org/10.20885/jkki.vol7.iss4.art8
Assidqi, K., Tjahjaningsih, W., & Sigit, S. (2012). the potentials of leaves extracts of patikan kebo (Euphorbia hirta) as antibacterial against Aeromonas hydrophila in vitro. J Marine Coastal Sci, 1(2), 113–124.
Chismirina, S., & Magistra, R. Y. (2016). Konsentrasi hambat dan bunuh minimum ekstrak daun jeruk nipis (citrus aurantifolia) terhadap aggregatibacter actinomycetemcomitans secara in vitro. Cakradonya Dental Journal, 8(1), 68–76.
Handoyo, D. L. Y. (2020). Pengaruh Lama Waktu Maserasi (Perendaman) Terhadap Kekentalan Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle). Jurnal Farmasi Tinctura, 2(1).
Hartati, S. Y. (2013). Khasiat kunyit sebagai obat tradisional dan manfaat lainnya. Warta Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Industri, 19(2), 5–9.
Hasanah, N., & Dori, R. S. (2019). Daya hambat ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae metode cakram. Edu Masda Journal, 3(2), 115–122.
Jacobsen, I. D., Wilson, D., Wächtler, B., Brunke, S., Naglik, J. R., & Hube, B. (2012). Candida albicans dimorphism as a therapeutic target. Expert Review of Anti-Infective Therapy, 10(1), 85–93.
Kusharyati, I. P., Prastiyanto, M. E., Wilson, W., & Ulya, N. F. (2020). The Activity of ethanol extract and aquadest of Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk) leaves against candida albicans. Medical Laboratory Analysis and Sciences Journal, 2(2), 59–65.
Musiam, S., Ulfah, F., Faisal, I. A., Kumalasari, E., & Alfian, R. (2020). Aktivitas Antifungi Flavonoid dari Ekstrak Daun Citrus aurantifolia Kalimantan Selatan terhadap Pertumbuhan Candida albicans. Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS, 1(1).
Mutmainah, M., & Franyoto, Y. D. (2015). Formulasi Dan Evaluasi Sabun Cair Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) Serta Uji Aktivitasnya Sebagai Antikeputihan. Jurnal Ilmu Farmasi Dan Farmasi Klinik, 12(1), 26–32.
Ngajow, M., Abidjulu, J., & Kamu, V. S. (2013). Pengaruh Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Matoa (Pometia pinnata) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus secara In vitro. Jurnal MIPA, 2(2). https://doi.org/10.35799/jm.2.2.2013.3121
Ningsih, W., Agustin, D., & Sefrianti, P. (2019). Formulasi Sabun Pembersih Kewanitaan (Feminime Hygiene) Dari Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Putih (Alpinia galanga L) Dan Uji Aktifitas Antiseptik Terhadap Candida albicans. Jurnal Ilmu Farmasi Dan Farmasi Klinik, 16(01), 51–58.
Putriani, K., & Sugara, B. (2024). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Terhadap Staphylococcus aureus. Innovative: Journal of Social Science Research, 4(1), 4178–4187.
Ratnasari, E. (2018). Bakteriologi: Mikroorganisme Penyebab Infeksi. Deepublish.
Rosida, F., & Ervianti, E. (2017). Penelitian retrospektif: Mikosis superfisialis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin €“Periodical of Dermatology and Venereology, 29.
Sakka, L. (2018). Identifikasi senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin pada jeruk nipis (Citrus aurantifolia) di Kabupaten Bone Kecamatan Lamuru Menggunakan Metode Infusa. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 12(6), 670–674.
Silvia, A. F., Haritman, E., & Mulyadi, Y. (2014). Rancang bangun akses kontrol pintu gerbang berbasis arduino dan android. Electrans, 13(1), 1–10.
Sunnah, I., Dianingati, R. S., & Wulandari, A. R. (2021). Optimasi Pelarut Terhadap Parameter Spesifik Ekstrak Kitolod ( Isotoma longiflora). Generics: Journal of Research in Pharmacy, 1(1). https://doi.org/10.14710/genres.v1i1.9847
Widyasanti, A., Farddani, C. L., & Rohdiana, D. (2017). Pembuatan sabun padat transparan menggunakan minyak kelapa sawit (palm oil) dengan penambahan bahan aktif ekstrak teh putih (camellia sinensis). Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering), 5(3).
Wilson, D. (2019). Candida albicans. Trends in Microbiology, 27(2), 188–189.
Wilson, M. E., & Chen, L. H. (2008). Travel. In The social ecology of infectious diseases (pp. 17–49). Elsevier.
Zahro, K., Aulia, S. S., Azahra, R. S., Zaevany, T. A., Margaretha, C., & Naila, J. (2023). Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Sabun Cair Berbasis Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Penambahan Oleum Citri Sebagai Essential Oil. Indonesian Journal of Health Science, 3(2a). https://doi.org/10.54957/ijhs.v3i2a.457
Copyright holder: Nina Pratiwi, Rahmah Nafi’ah, Eti Haryati, Aniar Fardah Khairunnisa (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |