Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9,
No. 12, Desember 2024
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENGELOLA
PROGRAM COMMA STUDI PADA MAJELIS PEMBINAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PP MUHAMMADIYAH
Novia Widiarti1, Abdul Khohar2,
Farida Hariyati3
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka,
Jakarta, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
Abstrak
Pola
komunikasi organisasi merupakan hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses mengirim dan menerima pesan secara
tepat, agar maksud dari pesan tersebut dapat
dipahami dengan baik. Kenyataannya, di MPKS, terdapat perbedaan kualitas
sumber daya manusia, seperti
kurangnya responsivitas dan alur komunikasi yang kurang efektif.
Oleh karena itu, pola komunikasi organisasi sangat
dibutuhkan untuk mengoordinasikan manajemen agar tercipta proses komunikasi yang baik sehingga
tujuan MPKS dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan
untuk memahami pola komunikasi yang digunakan serta faktor- faktor
pendukung dan penghambat dalam proses komunikasi di MPKS. Penelitian ini menerapkan metode
kualitatif. Subjek penelitian mencakup Ketua MPKS, Staff MPKS, dan Tim kitabisa.com, yang dipilih melalui
teknik purposive. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi organisasi dalam meningkatkan
kualitas pelayanan di MPKS meliputi pola roda, dan pola bintang.
Kata Kunci : Pola Komunikasi, Organisasi, Program
COMMA, MPKS
Abstract
Organizational communication patterns refer to the
relationship between two or more individuals
in the process of sending and receiving messages accurately, ensuring that the intended
message is well understood. In reality, at MPKS there are differences in the quality
of human resources, such as a lack of responsiveness and inffective
communication flows. Therefore,
organizational communication patterns are essential to coordinate management, enabling
effective communication
processes to achieve the goals
of the MPKS. This study aims to understand the communication patterns
used and the supporting and inhibiting factors
in the communication process at MPKS. This research employs
a qualitative method. The subjects of the study include
the Chairperson of MPKS, MPKS staff, and the
kitabisa.com team, selected using a purposive sampling technique. Data
collection techniques consist of
the study show that the organizational communication patterns used to mprove service
quality at MPKS include
the wheel pattern, star pattern.
Keywords: Communication Patterns,
Organization, COMMA Program,
MPKS.
Pendahuluan
Majelis Pembinaan
Kesejahteraan Sosial (MPKS) merupakan bagian dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berfokus pada pemberdayaan
terhadap kaum marjinal seperti merawat lansia,
anak-anak yatim, dan anak-anak disabilitas. Melalui rencana aksi yang komprehensif, MPKS diharapkan mampu menghasilkan kegiatan
konkret bagi Muhammadiyah. Khususnya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Program yang terdapat
pada MPKS tidak lagi fokus
hanya di kesejahteraan sosial saja tetapi telah berkembang di ancaman
krisis ekonomi global serta isu kemanusiaan lainnya.
Program-program tersebut adalah Program AUMSos, Program Gerkin, Program COMMA, dan Program Circle-M
Gerakan COMMA
diinisiasi oleh Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Muhammadiyah, sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan
sosial masyarakat menuju kehidupan yang lebih bermartabat. Pengembangan COMMA (Collaborative Muhammadiyah) sebagai
fundraising berbasis PUB (Pengumpulan
Uang dan Barang). COMMA merupakan salah satu bentuk inovasi
yang diinisiasi untuk membangun kepedulian dan keterlibatan masyarakat secara umum dalam mendukung peningkatan pelayanan
kesejahteraan sosial di lingkungan Muhammadiyah/Aisyiyah
Komunikasi adalah
alat penting yang memungkinkan seseorang berinteraksi dan menjalin hubungan
dengan orang-orang di sekitarnya. Komunikasi yang berhasil tercipta ketika
individu mampu mencapai kesepahaman, medorong pihak lain untuk bertindak, serta
menginspirasi orang lain untuk melihat sesuatu dengan perspektif yang berbeda.
Kemampuan komunikasi secara efektif dapat meningkatkan produktivitas, baik bagi
individu maupun organisasi yang terlibat. Hal ini memungkinkan antisipasi
terhadap masalah, pengambilan keputusan yang lebih baik, pengaturan alur kerja
yang efisien, serta pembentukan hubungan yang lebih baik
Komunikasi merupakan
sarana utama dalam organisasi untuk menjaga keterhubungan, sehingga ide, informasi,
gagasan, dan pemikiran antar anggota dapat dikelola dengan baik. Oleh sebab
itu, komunikasi dalam organisasi menjadi hal yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh setiap individu yang terlibat. Komunikasi yang efektif
berperan dalam memastikan tercapainya tujuan organisasi, sementara ketiadaan
komunikasi dapat menghambat kelancaran operasionalnya. Selain itu, komunikasi
juga menjadi faktor kunci dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi
Dalam komunikasi
organisasi, pola yang diterapkan oleh ketua atau pimpinan saat menyampaikan
informasi kepada anggotanya memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan
penyampaian tujuan informasi tersebut. Pola komunikasi organisasi menjadi
elemen penting dalam upaya pemimpin mengendalikan anggotanya, termasuk dalam
mengarahkan, memotivasi, memonitor, serta mengevaluasi pelaksanaan tugas
organisasi. Pola komunikasi yang dipilih akan menentukan efektivitas manajemen
organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin perlu mempertimbangkan pola
komunikasi yang paling sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi
1)
Pola
komunikasi berbentuk roda memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan
dengan pola rantai, karena pola ini mengurangi tingkatan hierarki dalam
organisasi. Dalam pola ini, organisasi besar biasnya membentuk sebuah bagian
tertentu yang berperan sebagai pusat komunikasi untuk mengontrol dan mengelola
jaringan komunikasi.
2)
Pola
Bintang adalah struktur komunikasi dimana setiap anggota dalam kelompok dapat
saling berinteraksi secara langsung dengan semua anggota lainnya tanpa melalui
perantara.
Hal tersebut juga terjadi
di MPKS, yakni pola komunikasi yang diterapkan oleh pimpinan kepada anggotanya
memiliki peran penting dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pola ini
juga terlihat dalam tim dari MPKS. Pernyataan tersebut menjadi landasan bagi
peneliti untuk memahami: pola komunikasi seperti apa yang diterapkan oleh ketua
atau pimpinan MPKS dalam mengoordinasikan anggotanya dengan efektif. Selain
itu, peneliti juga ingin mengetahui apa saja hambatan yang muncul dalam
pelaksanaan pola komunikasi organisasi yang dilakukan oleh ketua terhadap
anggota MPKS. Hal ini dijadikan acuan untuk menilai keberhasilan suatu
organisasi, termasuk di MPKS.
Pola komunikasi
organisasi terjadi pada pelaksanaan program COMMA di lapangan. Pola komunikasi organisasi yang terjadi yaitu
antara pihak MPKS dengan masyarakat (penerima
manfaat program santunan anak yatim) dengan pihak tim kitabisa.com.
Berdasarkan hasil kajian terhadap
penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian perihal
pola komunikasi organisasi di program COMMA pada MPKS dipandang perlu dilakukan
untuk melihat pola komunikasi organisasi mulai dari arah komunikasi, isi/pesan komunikasi serta frekuensi komunikasi.
Penelitian pola komunikasi organisasi di program COMMA menarik untuk dilakukan sebab hingga saat ini penelitian
atau kajian yang secara spesifik
membahas perihal pola komunikasi organisasi di program COMMA belum pernah dilakukan khususnya pada MPKS. Penelitian
bertujuan menggambarkan pola komunikasi. Penelitian
dilakukan dengan maksud untuk prospek pengembangan program COMMA yang lebih baik
dimasa yang akan datang terutama di MPKS.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang muncul dari berbagai persoalan sosial
maupun kemanusiaan
Analisis data secara
induktif adalah metode yang dilakukan dengan memulai dari fakta-fakta yang ada
untuk kemudian merumuskan teori. Tujuan penerapan analisis induktif ini adalah
untuk menghindari adanya manipulasi data penelitian, sehingga prosesnya diawali
dengan data yang kemudian disesuaikan dengan teori yang relevan
Peneliti yang
kompoten akan merumuskan kesimpulan dengan fleksibiltas, tetap bersikap terbuka
dan kritis. Pada awalnya, kesimpulan mungkin masih bersifat umum, namun seiring
waktu menjadi lebih jelas, terperinci, dan kokoh. Kesimpulan “akhir” seringkali
baru muncul setelah seluruh data selesai dikumpulkan. Hal ini bergantung pada
jumlah catatan lapangan, proses pengkodean, sistem penyimpanan, metode
penelusuran data, keahlian peneliti, serta tuntutan dari pihak pendukung dana.
Namun, dalam banyak kasus, kesimpulan sudah mulai dirancang sejak awal
penelitian, meskipun peneliti menyatakan bahwa proses tersebut dilakukan secara
induktif.
Menarik kesimpulan
sebenarnya hanya merupakan bagian dari keseluruhan proses analisis yang lebih
besar. Kesimpulan juga diuji dan diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Proses verifikasi ini bisa dilakukan secara sederhana, seperti merenungkan
kembali temuan saat menulis, meninjau ulang catatan lapangan, hingga proses
yang lebih mendalam, seperti diskusi bersama rekan sejawat untuk mencapai
“kesepakatan intersubjektif”. Bahkan, verifikasi bisa melibatkan
langkah-langkah lebih rumit, seperti membandingkan temuan dengan kumpulan data
lain. Intinya, makna yang dihasilkan dari data perlu diuji keakuratan,
ketahanan, dan relevansinya yang menentukan validitasnya. Jika tidak, hanya
akan ada gambaran menarik tentang suatu fenomena yang belum tentu benar dan berguna
Hasil dan Pembahasan
Tim MPKS memiliki
berbagai jadwal kegiatan rutin, seperti rapat berkala dan penyelenggaraan acara
atau penggalangan dana. Sebagai contoh, mereka pernah mengadakan acara dan
penggalangan dana di seluruh Indonesia, dengan tujuan untuk menarik donatur
yang kemudian dapat diarahkan untuk menggunakan aplikasi dalam melakukan
donasi. Dalam menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut, penting untuk memastikan
adanya komunikasi yang baik, baik di dalam tim (komunikasi internal) maupun
dengan pihak luar (komunikasi eksternal).
Komunikasi berasal
dari kata Communicare dalam bahasa latin, yang berarti berbagi, memberi
informasi, atau menyampaikan pesan, gagasan, dan pendapat dari satu orang ke
orang lain dengan harapan mendapatkan umpan balik
a)
Komunikasi
Intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri seseorang. Ini
mencakup proses pemberian makna oleh individu terhadap hal-hal seperti sensasi,
asosiasi, persepsi, ingatan, dan pemikiran.
b)
Komunikasi
Interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih
secara langsung, dimana pesan disampaikan secara langsung dan penerima dapat
segera merespons pesan tersebut.
c)
Komunikasi
Kelompok (Group Communication) adalah komunikasi yang terjadi dalam
sebuah kelompok kecil, seperti dalam rapat, pertemuan, atau konferensi.
Komunikasi ini seringkali bersifat tatap muka, dimana komunikator dan komunikan
saling melihat satu sama lain.
d)
Komunikasi
Massa (Mass Communication), menurut
MPKS dan Pemerintah
memiliki tanggung jawab besar dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya.
Kementerian sosial (Kemensos) bertanggung jawab atas berbagai program
kesejahteraan sosial, termasuk perlindungan serta bantuan bagi anak yatim,
piatu, dan anak terlantar. Salah satu programnya adalah Panti Sosial Asuhan
Anak (PSAA), yang bertujuan memberikan perlindungan dan pemenuhan kebutuhan
pokok bagi anak-anak yatim. Pola komunikasi berkaitan erat dengan proses
komunikasi, karena pola komunikasi merupakan serangkaian kegiatan dalam
pembuatan dan penyampaian pesan yang menghasilkan interaksi timbal balik dari
penerima pesan. Proses komunikasi yang dilakukan oleh MPKS merupakan bentuk
kolaborasi antara Tim kitabisa.com dengan yayasan-yayasan yatim piatu di seluruh
Indonesia untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan efektivitas dan
efisiensi. Dalam sebuah orgnaisasi, tentu diperlukan proses komunikasi yang
efektif dan efisien meskipun terdapat hambatan. Namun, penyampaian informasi
dalam organisasi tetap perlu dilaksanakan sebaik mungkin. Pola komunikasi dalam
organisasi bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai proses
komunikasi yang sebenarnya dilakukan oleh MPKS dalam mengelola program COMMA
melalui aplikasi kitabisa.com.
Untuk mencapai tujuan
organisasi, komunikasi yang efektif sangat diperlukan. Komunikasi yang baik
dalam suatu organsasi sangat krusial karena dapat mencegah terjadinya konflik
internal maupun eksternal di antara anggotanya. Pemimpin dalam organisasi juga
memerlukan pola komunikasi yang tepat. Dengan menggunakan pola komunikasi yang
jelas, pemimpin dapat mengarahkan anggotanya dengan baik, memastikan bahwa
instruksi atau koordinasi diterima dengan jelas, serta menghindari potensi
miskomunikasi antara pemimpin dan anggota. Pola komunikasi organisasi merujuk
pada cara interaksi antara pemimpin dan anggota, maupun antar anggota itu
sendiri dalam menyampaikan informasi. Informasi yang disampaikan ini mengalir
dari pemimpin kepada anggota organisasi. Dalam praktiknya, penerapan pola
komunikasi yang efektif sangat penting, terutama yang dilakukan oleh pemimpin
MPKS kepada anggotanya. Hal ini bertujuan agar hubungan antara pemimpin dan
anggota terjalin dengan baik, sehingga pesan yang disampaikan oleh pemimpin
dapat diterima dengan jelas oleh anggota dan menghindari terjadinya
miskomunikasi atau kesalahpahaman terkait informasi yang diberikan.
Menurut
Pola Komunikasi Roda
Gambar 1. Pola Komunikasi Roda
Sumber 1. Jurnal Penelitian
Universitas Paramadina Indonesia
Pola komunikasi roda menggambarkan
alur informasi yang berpusat pada satu sumber utama, yaitu pemimpin yang berada
di posisi pusat. Dalam sebuah organisasi, pola komunikasi ini sangat penting
diterapkan. Pesan atau informasi yang berasal dari pemimpin akan mengalir
langsung kepada anggota, menjadikannya sebagai pusat kendali komunikasi. Pola
ini cocok digunakan dalam kelompok, komunitas, atau organisasi, dimana pemimpin
memiliki peran utama dalam menyampaikan pesan yang diperlukan untuk menjalankan
berbagai aktivitas atau tugas bersama.
Berdasarkan hasil
penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa MPKS menerapkan pola komunikasi roda.
Pola ini dianggap paling sesuai untuk organsasi tersebut karena berpusat pada
satu titik utama, dimana pesan yang disampaikan oleh ketua MPKS dapat langsung
diterima oleh para anggotanya. Pola ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
miskomunikasi atau kesalahpahaman dalam penyampaian informasi dari ketua kepada
anggota.
Dalam praktiknya,
pola komunikasi roda pada MPKS diterapkan dengan pemimpin menyampaikan
informasi melalui aktivitas organisasi sehari-hari, baik melalui grup WhatsApp
maupun secara langsung setelah pelaksanaan rapat rutin. Cara ini dianggap
sangat efisien bagi ketua MPKS dalam menyampaikan informasi kepada anggotanya.
Pola Komunikasi Bintang
Gambar 2. Pola Komunikasi Bintang
Sumber 2. Jurnal Penelitian
Universitas Pancasila
Pola komunikasi
Bintang adalah jenis komunikasi dimana semua anggota organisasi saling
berinteraksi secara aktif. Pola ini dikenal sebagai pola menyeluruh (All
Channel), dimana setiap anggota, termasuk pemimpin, memiliki kesempatan
yang setara untuk menyampaikan pesan atau informasi. Pola semacam ini biasanya
diterapkan dalam situasi seperti rapat, diskusi, atau kelompok yang
mengutamakan partisipasi.
Berdasarkan hasil
penelitian, ditemukan bahwa MPKS sering menggunakan pola komunikasi bintang,
terutama dalam kegiatan rapat atau diskusi bersama. Dalam situasi ini, pemimpin
menyampaikan informasi terkait kegiatan rutin, dan anggota yang hadir dapat
langsung memberikan tanggapan atau menyampaikan informasi yang relevan dengan
kegiatan tersebut. Anggota juga diberi kesempatan untuk memberikan masukan
kepada pemimpin. Namun, pola ini jarang diterapkan karena MPKS lebih jarang
mengadakan rapat, dengan penyebaran informasi lebih sering dilakukan melalui
media sosial seperti WhatsApp. Namun, terdapat beberapa faktor yang menghambat
proses komunikasi di MPKS terkait dengan tim kitabisa.com, di antaranya adalah
keterlambatan anggota tim dalam merespons informasi yang diberikan, serta rasa
canggung yang dirasakan saat memberikan masukan atau kritik kepada pimpinan.
Hal ini menyebabkan informasi yang disampaikan kepada atasan tidak diterima
secara optimal. Berdasarkan penjelasan ini, serta konsisten dengan hasil penelitian
sejenis yang telah dilakukan sebelumnya.
Kesimpulan
Berdasarkan berbagai
jenis pola komunikasi yang telah dijelaskan sebelumnya serta hasil penelitian
yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi yang diterapkan oleh
pemimpin MPKS hanya berfokus pada dua jenis pola, yaitu pola komunikasi roda dan
pola komunikasi bintang.
Pola komunikasi
tersebut kerfap digunakan oleh pemimpin MPKS dan dianggap paling efektif untuk
mendukung perkembangan organisasi. MPKS tidak terfokus pada satu jenis pola
komunikasi tertentu, tetapi pola-pola yang disebutkan sebelumnya menjadi yang
paling sering diterapkan. Seiring berjalannya waktu, pola-pola ini tetap
dinilai relevan dan efektif dalam pelaksanaannya di MPKS.
BIBLIOGRAFI
Agustian, N., &
Salsabila, U. H. (2021). Peran Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran. Islamika,
03(1), 123–133.
Ali, M., & Asrori, M.
(2015). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. . Bumi Kasara.
Asmaningsih, Y. (2020).
Pola Komunikasi Organisasi Di Kantor Camat Tamalate Kota Makassar. Journal
Sciencedirect, 8(75).
Creswell, J. W. (2010). Research
design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. PT Pustaka Pelajar.
Darmawan, I. P. A., Sandi
Untara, I. M. G., & Artiningsih, N. W. J. (2021). Pola Komunikasi
Organisasi Dalam Pengembangan Program Studi Filsafat Hindu STAH Negeri Mpu
Kuturan Singaraja. Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 4(2),
504–519.
Gori, F., & Simamora,
P. R. (2020). Pola Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Public
Sphere Review - VOL. 2 NO. 1 (2023) 22-31 31 Kepala Desa Marao Kecamatan
Ulunoyo Kabupaten Nias Selatan. Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 5(2),
115–122.
Haruddin. (2018). Metode
Analisis Dan Penafsiran Data.
Littlejohn. (2014). Teori
Komunikasi: Theories of Human Communciation. Salemba Humanika.
Mahmud, D., &
Swarnawati, A. (2020). Pola Jaringan Komunikasi Organisasi Pada Havara
Organizer Pt. Havara Ruhama Ramadhani Di Tangerang Selatan. J IKPKB,
4(1), 1–11.
Majelis Pembinaan
Kesejahteraan Sosial. (2023). Tanfidz Keputusan Hasil Rapat Kerja Nasional
Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial.
Mendrofa, A. J., &
Syafii, M. (2019). Pola Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Eksistensi
Komunitas Marga Parna Di Kota Batam (Studi Kasus Komunitas Marga Parna Di Batu
Aji Kota Batam). SCIENTIA JOURNAL: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 1(1).
Nugrahani, F. (2014).
Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. Journal
Index, 1(1).
Rijali, A. (2018).
Analisis Data Kualitatif. Alhadharah, 17(33), 81–95.
Tamimi, M., Budi, E. S.,,
Sopiah, S., & Kurniawan, D. T. (2022). Budaya Organisasi Dan Kinerja
Karyawan: : A Systematic Literature Review. Husnayain Business Review, 2(2),
11–21.
Ujang, H. K, Nur, K.,
& Atik, R. (2022). Pola Komunikasi Interpersonal Antara Kepala Sekolah Dan
Guru Di Smp Negeri 6 Bandar Lampung Kota Bandarlampung. Unisan Jurnal, 1(3),
158–165.
Widiarto. (2018). The
Impact Of Consumer Trust, Perceived Risk, Perceived Benefit On Purchase
intention and Purchase Decision. Universitas Pancasila International
Journal Of Advanced Research (IJAR), 6.
Copyright
holder: Novia Widiarti, Abdul Khohar, Farida Hariyati (2024) |
First
publication right: Syntax
Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |