Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
9, No. 12, Desember 2024
STRATEGI KETAHANAN KELUARGA DI
INDONESIA DALAM MENGHADAPI ANCAMAN KRISIS EKONOMI GLOBAL PASCA PANDEMI
COVID-19: STUDI PUSTAKA
Deni Septiyanto1, Margaretha Hanita2, Renny Nurhasana3
Universitas Indonesia, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
Abstrak
Pandemi COVID-19 telah membawa dampak
besar terhadap tatanan ekonomi dunia, termasuk Indonesia, dengan memperburuk krisis ekonomi yang dihadapi banyak keluarga. Kondisi ini menjadi
tantangan bagi keluarga di Indonesia, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pasca pandemi. Penelitian ini bertujuan mengkaji berbagai strategi ketahanan keluarga dalam menghadapi krisis ekonomi global pasca pandemi COVID-19 di Indonesia dengan
menggunakan metode studi pustaka. Strategi ketahanan keluarga yang diidentifikasi mencakup dimensi sistem kepercayaan, pola organisasi keluarga dan pola komunikasi keluarga. Ketiga dimensi tersebut diejawantahkan melalui beberapa strategi lebih lanjut yaitu diversifikasi
pendapatan keluarga, pengelolaan keuangan keluarga yang bijak, dukungan sosial serta adaptasi gaya hidup terhadap
perubahan ekonomi global dapat memperkuat ketahanan keluarga dan mendukung ketahanan nasional.
Kata Kunci: ketahanan
nasional, ketahanan keluarga, krisis ekonomi, pandemi COVID-19.
Abstract
The COVID-19 pandemic
has significantly impacted the global economic order, including Indonesia,
exacerbating the economic crises faced by many families. This situation poses a
challenge for Indonesian families, particularly in dealing with economic
uncertainty in the post-pandemic era. This study aims to examine various family
resilience strategies in addressing the global economic crisis following the
COVID-19 pandemic in Indonesia using a literature review method. Identified
family resilience strategies encompass dimensions of belief systems, family
organizational patterns, and family communication patterns. These dimensions
are further implemented through specific strategies such as income
diversification, prudent family financial management, social support, and
lifestyle adaptations to global economic changes, which can strengthen family
resilience and support national resilience.
Keywords: national resilience, family
resilience, economic crisis, COVID-19 pandemic.
Pendahuluan
Pandemi
COVID-19 yang melanda dunia sejak
akhir 2019 telah memberikan dampak mendalam terhadap hampir semua aspek
kehidupan manusia, mulai dari kesehatan,
pendidikan, hingga ekonomi. Di Indonesia, pandemi ini menyebabkan perubahan besar yang memengaruhi berbagai sektor, termasuk keluarga sebagai unit sosial terkecil yang menjadi fondasi utama masyarakat. Tidak hanya berhadapan
dengan masalah kesehatan, keluarga-keluarga di
Indonesia juga menghadapi tantangan
ekonomi yang signifikan. Berbagai kebijakan pembatasan mobilitas manusia yang diterapkan di berbagai wilayah mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan, penutupan usaha, serta penurunan
pendapatan. Dampak tersebut secara langsung mempengaruhi kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar, mengatur keuangan, dan menjaga kesejahteraan mereka
Krisis yang dihadapi tidak hanya terbatas pada dampak langsung pandemi, tetapi diperparah oleh ketidakstabilan ekonomi global yang terus berlanjut. Ketidakpastian ekonomi internasional, yang disebabkan oleh gangguan rantai pasok, fluktuasi
harga energi, serta perubahan kebijakan perdagangan internasional, berdampak langsung pada perekonomian
Indonesia. Pemulihan ekonomi
global yang lambat memengaruhi
Indonesia terutama dalam hal perdagangan, investasi, dan arus modal, yang semuanya memainkan peran penting dalam
pertumbuhan ekonomi nasional. Dampak krisis global ini dirasakan oleh masyarakat dalam bentuk ketidakpastian
pasar kerja, dan tingginya angka pengangguran. Dalam situasi seperti
ini, banyak keluarga berada dalam posisi rentan
dan harus menghadapi tekanan ekonomi yang semakin besar
Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki peran yang sangat krusial dalam mempertahankan
stabilitas sosial dan ekonomi negara. Keluarga tidak hanya berfungsi
sebagai pelindung dan penyedia kebutuhan dasar bagi anggotanya,
tetapi juga sebagai penggerak perekonomian melalui konsumsi dan partisipasi dalam tenaga kerja. Ketahanan
keluarga, yang dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk beradaptasi, bertahan, dan berkembang meskipun dihadapkan pada berbagai tekanan atau krisis
Tekanan ekonomi global pasca pandemi juga menyebabkan perubahan dalam dinamika sosial-ekonomi keluarga di Indonesia. Tantangan
yang dihadapi tidak hanya berasal dari
faktor eksternal, seperti inflasi dan pengangguran, tetapi juga dari perubahan pola konsumsi dan pengelolaan keuangan rumah tangga. Pandemi
telah mengubah cara keluarga merencanakan
keuangan mereka, dengan semakin banyaknya kebutuhan untuk alokasi anggaran
yang lebih ketat, investasi dalam pendidikan anak yang lebih efisien, serta pengelolaan utang yang lebih bijaksana
Berdasarkan latar belakang tersebut, artikel ini bertujuan untuk
mengkaji strategi ketahanan
keluarga di Indonesia dalam
menghadapi ancaman krisis ekonomi global pasca pandemi COVID-19. Pembahasan akan difokuskan pada langkah-langkah strategis yang dapat diambil oleh keluarga untuk meningkatkan ketahanan keluarga. Dengan demikian, diharapkan artikel ini dapat memberikan
wawasan mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk memperkuat ketahanan keluarga dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut, serta mengidentifikasi kebijakan yang dapat diterapkan untuk mendukung keluarga dalam menghadapi tantangan ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
metode studi pustaka. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jurnal ilmiah, buku akademik,
laporan pemerintah, dan
data statistik resmi. Penelitian ini menggunakan pendekatan teoritis untuk mengintegrasikan konsep ketahanan keluarga dengan realitas ekonomi global pasca pandemi.
Penelitian ini dilakukan dengan
cara mencari dan mengumpulkan literatur yang relevan melalui Google Scholar
yang diakses melalui
https://scholar.google.com. Waktu pencarian literatur dalam Google Scholar dibatasi dari tahun
2020 sampai tahun 2024 dengan pertimbangan relevansi literatur dengan perkembangan terkini pasca pandemi
covid-19. Kata kunci yang digunakan
dalam pencarian di Google
Scholar adalah “ketahanan keluarga”, “strategi ketahanan ekonomi keluarga”, “ancaman krisis global”, dan “pandemi Covid-19”. Setelah penelitian-penelitian tersebut terkumpul kemudian dilakukan analisis menggunakan teori ketahanan keluarga.
Penelitian ini menggunakan kerangka kerja dari teori ketahanan
keluarga yang dikemukakan
oleh Myers‐Walls
Hasil dan Pembahasan
Ketahanan Keluarga sebagai Salah Satu Pilar
Ketahanan Nasional
Dalam menghadapi ancaman krisis ekonomi global pasca pandemi COVID-19, keluarga sebagai unit sosial terkecil memiliki peran penting dalam mempertahankan
ketahanan nasional. Ketahanan keluarga menjadi salah satu komponen esensial dalam ketahanan nasional
Ketahanan keluarga mempunyai tradisi intelektual yang cukup panjang. Berawal dari Norman Garmezy yang meneliti ketahanan individu anak yang dibesarkan oleh ibu yang mengidap skizofrenia. Tradisi intelektual diteruskan oleh banyak ilmuan seperti
McCubbin dan McCubbin pada tahun 1988 yang melihat ketahanan keluarga mengacu pada karakteristik dan kemampuan keluarga sehingga dapat bertahan di masa-masa sulit dan dapat menyesuaikan dengan kondisi yang penuh tantangan. Selanjutnya, American
Psychological Association (APA) mempertegas bahwa ketahanan keluarga adalah proses adaptasi keluarga dengan hal-hal baik dalam menghadapi
kesulitan, trauma, tragedi,
ancaman dan sumber stres yang signifikan.
Ketahanan keluarga dapat didefinisikan sebagai kemampuan keluarga untuk mengatasi tantangan, tekanan, atau krisis, serta
untuk tetap mempertahankan fungsionalitas dan
kesejahteraan di tengah perubahan dan ketidakpastian
Di Indonesia, konsep ketahanan keluarga mendapat perhatian serius mengingat besarnya peran keluarga dalam menjaga stabilitas
sosial dan ekonomi masyarakat. Keluarga yang memiliki ketahanan kuat mampu melindungi
anggotanya dari dampak negatif krisis ekonomi dan tetap menjalankan fungsi sosialnya, seperti mendidik anak, menyediakan dukungan emosional, dan mengelola kebutuhan ekonomi. Oleh karena itu, ketahanan keluarga menjadi salah satu komponen penting
dalam upaya meningkatkan ketahanan nasional, terutama dalam menghadapi krisis ekonomi global.
Ketahanan keluarga sangat berkaitan dengan kemampuan keluarga untuk bertahan menghadapi perubahan eksternal yang tidak terduga, seperti krisis ekonomi global yang terjadi pasca pandemi COVID-19. Dalam bagian ini
diuraikan berbagai strategi
ketahanan keluarga yang dapat membantu keluarga di Indonesia menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Berdasarkan teori ketahanan keluarga yang dikemukakan oleh Myers‐Walls
Sistem Keyakinan Keluarga
Dalam situasi krisis, keluarga yang memiliki pandangan optimis dan keyakinan bahwa setiap masalah dapat diatasi cenderung
lebih mampu bertahan menghadapi krisis.
Adapun untuk memaksimalkan dimensi sistem keyakinan keluarga dapat didukung dengan peningkatan literasi keuangan keluarga. Melalui literasi keuangan yang baik memungkinkan keluarga untuk mengelola kauangan lebih bijak dari
mulai membuat anggaran, mengurangi utang dan menabung untuk masa depan.
Pola Organisasi
Keluarga
Keluarga yang fleksibel dalam mengatur struktur organisasi, misalnya dengan mengalokasikan peran dan tanggung jawab ekonomi di antara anggota keluarga, dapat memperkuat ketahanan mereka. Diversifikasi pendapatan dan pelatihan keterampilan baru mencerminkan kemampuan adaptasi dalam pola organisasi keluarga.
Proses Komunikasi
Keluarga
Komunikasi yang baik antara anggota
keluarga dalam menyusun strategi keuangan dan rencana kerja membantu
dalam membuat keputusan yang tepat. Diskusi mengenai peluang usaha baru,
pelatihan dan dukungan pemerintah dapat meningkatkan kesiapan keluarga menghadapi krisis.
Strategi Ketahanan
Keluarga dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Global
Peningkatan Literasi Keuangan
Salah satu faktor kunci
dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga adalah literasi keuangan. Literasi keuangan mengacu pada kemampuan untuk memahami konsep-konsep dasar ekonomi, seperti tabungan, utang, penganggaran, investasi, dan pengelolaan risiko. Literasi keuangan yang baik tidak hanya membantu
keluarga dalam pengambilan keputusan keuangan sehari-hari, tetapi juga dalam merencanakan masa depan, memitigasi risiko keuangan, dan mengantisipasi krisis.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan di Indonesia pada tahun
2019 masih rendah, yaitu sekitar 38,03% (Otoritas Jasa Keuangan, 2019). Artinya, hanya sekitar sepertiga dari populasi Indonesia yang memiliki pemahaman yang memadai tentang pengelolaan keuangan. Ini menjadi tantangan
besar ketika keluarga harus menghadapi krisis ekonomi global yang semakin kompleks.
Sebagai contoh, selama pandemi COVID-19, banyak keluarga tidak memiliki dana darurat yang cukup untuk menghadapi
penurunan pendapatan. Mereka cenderung mengandalkan utang konsumtif atau menggunakan aset likuid mereka
untuk memenuhi kebutuhan dasar. Ini menunjukkan bahwa ketidakmampuan mengelola keuangan dan memahami pentingnya diversifikasi aset dapat membuat keluarga
rentan terhadap guncangan ekonomi.
Peningkatan literasi keuangan dapat dilakukan melalui berbagai inisiatif, seperti program edukasi keuangan yang diselenggarakan oleh pemerintah, lembaga keuangan, dan organisasi non-pemerintah. Misalnya, pelatihan pengelolaan keuangan keluarga yang mencakup cara membuat anggaran,
mengelola utang, dan menabung
untuk masa depan dapat membantu keluarga memperkuat ketahanan ekonomi mereka. Selain itu, dengan literasi
keuangan yang lebih baik, keluarga akan lebih mampu
mengambil keputusan keuangan yang tepat, seperti memanfaatkan investasi yang tepat dan tidak berisiko tinggi, yang penting dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Namun, peningkatan literasi keuangan di Indonesia menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah rendahnya akses terhadap informasi keuangan di daerah-daerah terpencil. Selain itu, masih banyak
stigma atau ketidakpercayaan
terhadap produk-produk keuangan formal, terutama di kalangan masyarakat pedesaan yang lebih terbiasa dengan ekonomi informal. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis komunitas dalam meningkatkan literasi keuangan.
Diversifikasi Sumber Pendapatan
Diversifikasi pendapatan adalah strategi penting untuk meningkatkan
ketahanan keluarga dalam menghadapi krisis ekonomi. Keluarga yang hanya mengandalkan satu sumber pendapatan lebih rentan terhadap
risiko kehilangan pekerjaan atau penurunan pendapatan ketika terjadi krisis ekonomi. Sebaliknya, keluarga yang memiliki beberapa sumber pendapatan, baik dari pekerjaan
utama maupun dari usaha sampingan,
lebih mampu bertahan menghadapi guncangan ekonomi.
Diversifikasi pendapatan di Indonesia semakin penting seiring dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. Sebuah studi oleh Asian
Development Bank
Selama pandemi, banyak keluarga yang memanfaatkan teknologi digital untuk berjualan secara online, menyediakan layanan freelance,
atau terlibat dalam pekerjaan gig economy.
Teknologi digital telah menjadi salah satu sarana penting untuk mendiversifikasi sumber pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada pekerjaan formal yang lebih rentan terhadap krisis ekonomi.
Meskipun demikian, diversifikasi pendapatan juga menghadapi beberapa tantangan. Pertama, tidak semua keluarga memiliki akses atau keterampilan yang dibutuhkan untuk memulai usaha sampingan
atau memanfaatkan peluang di sektor digital. Kedua, sektor informal yang banyak dimanfaatkan oleh keluarga sebagai sumber pendapatan tambahan sering kali tidak dilindungi oleh jaminan sosial atau perlindungan kerja yang memadai, sehingga masih rentan terhadap guncangan ekonomi.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah perlu meningkatkan akses terhadap pelatihan keterampilan, terutama keterampilan digital dan
wirausaha, serta memperluas jangkauan program perlindungan sosial bagi pekerja di sektor informal.
Peran Dukungan
Sosial dan Kebijakan Pemerintah
Dukungan sosial dan kebijakan pemerintah memainkan peran yang sangat penting dalam memperkuat ketahanan keluarga. Selama krisis, dukungan dari keluarga
besar, komunitas, dan lembaga sosial dapat membantu mengurangi beban yang dihadapi oleh keluarga. Selain itu, intervensi
kebijakan pemerintah, seperti bantuan langsung tunai, subsidi, dan program jaminan sosial, sangat penting untuk mendukung keluarga yang paling rentan agar dapat bertahan menghadapi krisis.
Di Indonesia, selama pandemi COVID-19, pemerintah meluncurkan berbagai program bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan Kartu Prakerja. Program-program ini bertujuan untuk membantu keluarga yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi. Misalnya, PKH telah memberikan bantuan kepada lebih dari 10 juta
keluarga miskin untuk meningkatkan akses mereka terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar lainnya
Namun, meskipun program-program ini
sangat membantu, masih ada tantangan dalam
pelaksanaannya. Salah satunya
adalah ketidakmerataan distribusi bantuan sosial, di mana masih ada keluarga yang tidak menerima bantuan meskipun mereka memenuhi syarat. Selain itu, beberapa program bantuan sosial bersifat sementara, sementara dampak ekonomi pandemi mungkin berlangsung lebih lama.
Oleh karena itu, diperlukan
kebijakan yang lebih berkelanjutan dan inklusif untuk memperkuat ketahanan keluarga di masa mendatang. Pemerintah perlu memperluas cakupan program perlindungan sosial, memperbaiki mekanisme distribusi bantuan, dan mengintegrasikan kebijakan-kebijakan yang mendukung
pengembangan keterampilan serta pemberdayaan ekonomi keluarga.
Pengembangan Keterampilan dan Pelatihan Kerja
Pengembangan keterampilan baru, khususnya yang berkaitan dengan teknologi dan kewirausahaan, menjadi strategi penting untuk membantu
keluarga menghadapi krisis ekonomi global. Keterampilan yang relevan dengan pasar kerja di masa depan, seperti keterampilan digital dan wirausaha,
dapat membantu anggota keluarga meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja yang semakin kompetitif.
Selama pandemi, banyak keluarga yang harus beradaptasi dengan kondisi ekonomi yang berubah drastis. Pelatihan keterampilan digital, seperti kursus online, menjadi penting karena banyak pekerjaan
yang beralih ke platform
digital. Program pemerintah seperti
Kartu Prakerja memberikan pelatihan dan bantuan bagi mereka yang kehilangan pekerjaan atau ingin meningkatkan
keterampilan mereka. Namun, masih ada
kesenjangan akses terhadap program-program ini, terutama bagi keluarga
di daerah terpencil.
Selain keterampilan digital, pelatihan kewirausahaan juga penting untuk mendorong keluarga membuka usaha sendiri. Hal ini akan memperkuat
ketahanan ekonomi mereka dengan memberikan
sumber pendapatan alternatif. Namun, pelatihan ini harus
disertai dengan dukungan akses modal dan infrastruktur agar keluarga dapat benar-benar memanfaatkan peluang ekonomi.
Kesimpulan
Ketahanan keluarga di Indonesia dihadapkan
pada tantangan serius di tengah ancaman krisis ekonomi global setelah pandemi COVID-19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk memperkuat ketahanan keluarga, diperlukan strategi yang meliputi
peningkatan literasi keuangan, diversifikasi sumber pendapatan, serta dukungan sosial yang memadai dan kebijakan pemerintah yang tepat sasaran. Selain itu, pengembangan
keterampilan dan pelatihan kerja juga krusial agar keluarga memiliki kapasitas yang memadai untuk bertahan dalam situasi ekonomi
global yang tidak menentu. Dengan penerapan strategi yang efektif, diharapkan keluarga-keluarga di Indonesia dapat
menjadi lebih tangguh dalam menghadapi
krisis ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan.
BIBLIOGRAFI
Asian Development Bank.
(2020). 2020 Asian Development Bank Annual Report. Paper Knowledge
. Toward a Media History of Documents, 5(2).
Azhari, S. C., Mulyanie, E., & Saputri, S.
I. (2022). Kegiatan Verifikasi
Dan Validasi Data Program Keluarga
Harapan (Pkh) Dan Bpnt Melalui Program Pejuang Muda Di Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Ilmu Keguruan
Dan Pendidikan (JPM-IKP), 5(1).
Darmayanti, N., Anggraini,
A., Utami, D. T., Batubara, D. F., Ritonga, J. U.
W., & ... (2023). Peningkatan Ketahanan Keluarga di Masa Pandemi Melalui Kegiatan Home Visit. In Al Iman: Jurnal
Keislaman dan Kemasyarakatan.
7(1).
Hanita, M. (2020). Paradoks Ketahanan Nasional Di
Masa Pandemi: Merekonstruksi
Strategi Ketahanan Nasional Melawan
Covid 19. Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, 8(3).
Hidayat, N., Suryanto,
S., & Hidayat, R. (2023). Ketahanan
Keluarga dalam Menghadapi Keguncangan Ekonomi selama Pandemi. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 16(2).
https://doi.org/10.24156/jikk.2023.16.2.120
Lemhannas. (2010). Ketahanan nasional: Pandangan holistik. Lembaga Ketahanan
Nasional.
Lusardi, A., &
Mitchell, O. S. (2014). The economic importance of financial literacy: Theory
and evidence. Journal of Economic Literature, 52(1).
https://doi.org/10.1257/jel.52.1.5
Lutfi, M., & Safitri. (2020). Strategi Ekonomi Islam Dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Keluarga
Muslim. Syar’ie: Jurnal
Pemikiran Ekonomi Islam, 3(2).
Myers‐Walls, J. A. (2017).
Strengthening Family Resilience (3rd ed.) . Journal
of Family Theory & Review, 9(4). https://doi.org/10.1111/jftr.12233
Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2019.
Panggabean, N. H. (2023). Perubahan Kebijakan Perdagangan Internasional di Era
Pasca-Pandemi: Dampak Terhadap Ekonomi Global. Circle Archive.
Permatasari, A., Septi
Winarsih, A., & Gusti Walinegoro, B. (2022). Pendampingan Peningkatan Ketahanan Keluarga pada Masa Pandemi di Kapanewon Berbah. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 6(3).
https://doi.org/10.31004/jptam.v6i3.3568
Pertiwi, I. P., Fedinandus, F., & Limantara,
A. D. (2019). Sistem Pendukung
Keputusan Penerima Program Keluarga
Harapan (PKH) Menggunakan Metode
Simple Additive Weighting. CAHAYAtech, 8(2).
https://doi.org/10.47047/ct.v8i2.46
Rahma, P. A., Argenti, G.,
& Atthahara, H. (2023). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Program Motivator Ketahanan Keluarga
(Motekar) Dalam Masa Pandemi Covid-19 Di Kabupaten
Karawang. Jurnal Ilmiah
Wahana Pendidikan, 9(4).
Ranto, D. W. P. (2021). Peluang Bisnis Rumahan untuk Ketahanan Ekonomi Keluarga di
Masa Pandemi Covid-19. Journal of Community
Service and Empowerment Vol., 2(1).
Shahreza, D., & Lindiawatie, L. (2021). Ketahanan
Ekonomi Keluarga Di Depok Pada Masa Pandemi COVID-19. JABE (Journal of Applied Business and
Economic), 7(2). https://doi.org/10.30998/jabe.v7i2.7487
Sholiha, I. (2023). Perkembangan Pasar Modal Syariah Dalam
Menghadapi Ancaman Resesi Ekonomi Global Pasca Pandemi Covid 19. Al-Tsaman : Jurnal Ekonomi Dan Keuangan
Islam, 4(02). https://doi.org/10.62097/al-tsaman.v4i02.1141
Ulfiah, U. (2021). Konseling Keluarga untuk Meningkatkan Ketahanan Keluarga. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 8(1).
https://doi.org/10.15575/psy.v8i1.12839
Wahyudi, A. A. (2023). Pemulihan Pasca-Pandemi: Bagaimana Ekonomi Global Menyusun Strategi Kembali ke Jalur Pertumbuhan. Circle
Archive, 1(2).
Copyright holder: Deni Septiyanto,
Margaretha Hanita, Renny Nurhasana
(2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |