Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol.
6, Special Issue No. 2, Desember 2021
ESENSIAL
LAGU ANAK-ANAK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER: SUATU KAJIAN ANALISIS
Tengku
Ritawati
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau (UIR), Pekanbaru, Riau, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini berangkat atas keprihatinan peneliti melihat fenomena, dimana anak- anak berada pada kondisi krisis musik ramah anak. Lagu anak-anak yang banyak mengandung nilai pendidikan dan pesan moral seyogyanya harus tetap hidup dan berkembang dalam lingkungan budaya musikal anak yang tanpa disadari turut berperan dalam pembentukan karakternya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan esensial lagu anak-anak dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai pendidikan karakter pada lagu anak-anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Megawangi (2007) yang merepresentasikan� karakter terbentuk diantaranya� dari faktor lingkungan yakni pendidikan dan sosial. �Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Data yang diperoleh diolah dengan �teknik analisis data melalui prosedur mencari dan menyusun data hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan diskografi yang dilakukan secara sistematis. Hasil penelitian membuktikan lagu anak-anak merupakan hal yang esensial dalam pembentukan karakter anak. Nilai-nilai pendidikan dan pesan moral yang dikandung diantaranya seperti: religius, disiplin, sopan santun, hormat kepada orang tua, toleransi, saling menghargai telah menjawab permasalahan yang ada. Upaya revitalisasi yang menjadi tanggung jawab bersama memerlukan peran serta dari berbagai pihak agar pelestarian genre ini dapat terus terpelihara dan berkembang di masa yang akan datang.
Kata Kunci: esensial, lagu anak-anak, pemebntukan karakter, revitalisasi.
Abstract
�������� This research departs from the concerns of researchers looking at the phenomenon, where children are in a crisis condition of child-friendly music. Children's songs that contain a lot of educational value and moral messages should be kept alive and growing in the musical cultural environment of children who unconsciously play a role in the formation of their character. This study aims to describe the essentials of children's songs in character building and character education values in children's songs. This study uses the Megawangi theory approach (2007) which represents the character formed, including environmental factors, namely education and social. The research method used is descriptive qualitative with the type of phenomenology. The data obtained were processed by data analysis techniques through procedures for finding and compiling data from observations, interviews, documentation and discography which were carried out systematically. The results of the study prove that children's songs are essential in the formation of children's character. The educational values and moral messages contained include: religious, discipline, courtesy, respect for parents, tolerance, mutual respect have answered the existing problems. The revitalization effort which is a shared responsibility requires the participation of various parties so that the preservation of this genre can be maintained and developed in the future.
Keywords: essential, nursery rhymes, character building, revitalization.
�������� Jika kita menoleh kemasa yang lalu, masa kanak-kanak adalah masa yang paling menyenangkan dan penuh dengan nostalgia yang indah. Salah satu kegiatan yang tidak akan pernah terlupakan ialah disaat guru serta orang tua mengajarkan kita �menyanyi dengan lagu-lagu yang sampai saat ini masih selalu dikenang. Lagu anak-anak adalah lagu yang memang diciptakan untuk anak-anak yang berirama gembira dan mengandung etika luhur. Lagu anak lazim dinyanyikan oleh anak-anak,� liriknya bersifat sederhana yang menggambarkan tingkah laku keseharian anak (Endraswara, 2009). Tapi sayangnya saat ini kondisinya sudah jauh berubah. Lagu anak-anak bukan lagi menjadi konsumsi musikal bagi anak�� �dan sudah sangat jarang diperdengarkan atau dinyanyikan.
Kita sangat merindukan pada era 70-90 an, dimana lagu anak-anak masih selalu ditayangkan dalam program acara anak-anak, bahkan drama-drama musikal yang menampilkan talenta anak selalu menghiasi layar televisi sehingga anak-anak mendapatkan tontonan yang sesuai dengan usianya. Mirisnya, seiring lajunya perkembangan zaman dan teknologi yang cukup canggih saat ini, industri musik di tanah air tidak lagi berpihak pada kebutuhan anak. Anak-anak dipertontonkan dengan���� lagu-lagu orang dewasa yang liriknya kebanyakan mempunyai tema �cinta� yang sangat tidak cocok untuk perkembangan kepribadian anak. Dengan minimnya produksi lagu anak-anak, secara otomatis berdampak terhadap upaya pelestariannya �(revitalisasi).
Berdasarkan hasil observasi, tak dapat dipungkiri saat ini kita sedang mengalami krisis musik ramah anak. Lagu anak-anak yang identik dengan nuansa gembira, ceria, sederhana, serta mengenalkan pendengarnya kepada alam dan lingkungan sekitar, seolah menghilang dan telah tergantikan perannya. Akibatnya, lagu-lagu dewasa kini mendominasi kancah musik Tanah Air dan kerap dinyanyikan �oleh anak-anak. Bahkan, jika dilihat pada acara musik anak seperti �Idola Cilik�, bukanlah lagu anak-anak yang dinyanyikan oleh para peserta, melainkan lagu orang dewasa� dengan tema percintaan, kekecewaan dan lainnya.
Satu hal yang dapat diamati, lambatnya regenerasi penyanyi anak-anak saat ini memperburuk kondisi yang ada. Penyanyi anak-anak yang cukup dikenal dahulunya sebut saja: Tasya Kamila, Tina Toon, Enno Lerian, Joshua, Agnes Monica �dan nama lainnya yang cukup populer pada panggung musik anak tanah air, saat ini���� �minim sekali penggantinya.�� Hal ini tentunya membuat lagu anak-anak menjadi cukup�������� langka di dunia musik anak Indonesia. Penyebab lainnya, dapat disinyalir lagu anak-anak dianggap kurang menghasilkan keuntungan dibandingkan lagu orang dewasa yang bersifat komersial. Karena faktor �profit� inilah, para produser musik Indonesia sepertinya �lebih memilih �lagu dewasa daripada lagu anak-anak sebagai pilihan produksinya
Beberapa fenomena diatas, tentunya tidak dapat dianggap sepi. Apa yang akan terjadi jika lagu anak-anak terancam punah dan menjadi langka? pertama, anak- anak tentunya akan cenderung mendengar dan menyanyikan lagu orang dewasa yang tidak sesuai dengan usianya. Hal ini berakibat anak-anak menjadi dewasa sebelum waktunya, mengingat apa yang didengar dan dilihat �tentunya sangat berpengaruh pada prilaku kesehariannya. Oleh karena itu, �tidaklah mengherankan jika saat ini anak-anak seolah-olah dapat merasakan apa yang� dirasakan orang dewasa seperti, perasaan jatuh cinta, patah hati, perasaan galau dan sebagainya. Kedua, anak-anak tidak lagi mengenal lagu-lagunya. Lagu anak-anak yang sulit ditemukan baik pada acara di televisi maupun dalam seni pertunjukkan lainnya membuat anak-anak mencari alternatif pilihan lain, seperti mendengar, menonton dan menyanyikan lagu orang dewasa yang cukup populer dalam dunia hiburan saat ini. Lagu anak-anak seperti ciptaan Ibu Sud, Pak Kasur, A.T Mahmud dan Bu Kasur yang kaya dengan nilai pendidikan nyaris tidak dikenal oleh �generasinya dan kalah saing dengan lagu percintaan yang lebih mendominasi. Untuk itu sudah semestinya lagu anak-anak harus tetap dijaga keberadaannya dan terpelihara dengan baik agar anak-anak dapat beraktivitas seni dengan baik sesuai dengan usianya.
��Dusamping itu, lagu anak-anak juga mempunyai peranan penting terhadap perkembangan kepribadian anak. Genre ini memiliki nilai-nilai pendidikan� �dan simbol-simbol kehidupan yang dapat dijadikan panutan bagi anak. Nilai-nilai positif ini tercermin dari lirik lagu yang terkandung didalamnya seperti; pesan moral rasa cinta tanah air, nilai agama, etika, rasa menghormati dan sebagainya. Lagu anak� yang melekat dalam kehidupan keseharian anak-anak tentunya secara tak langsung tertanam dalam benaknya hingga mereka dewasa. Anak-anak dengan riang gembira �beraktivitas sambil bernyanyi sehingga tanpa disadari pesan moral yang terkandung �dari lagu yang dinyanyikan dengan serta merta telah berperan dalam pembentukan karakternya.
�������� Pentingnya pendidikan karakter kepada anak saat ini telah menjadi perhatian dikalangan dunia pendidikan, orang tua dan masyarakat pada umumnya.� Pendidikan karakter diharapkan dapat menjadi prioritas yang dapat disandingkan dengan pendidikan akademik agar dapat meminimalisir berbagai kenakalan, kejahatan, pergaulan bebas yang banyak melanda generasi muda saat ini. Untuk itu sudah sepantasnyalah gagasan dalam memperkasakan kembali (revitalisasi) lagu anak-anak dalam bernyanyi yang memang sudah menjadi hak anak-anak dalam kesehariannya menjadi salah satu alternatif dalam membentuk karakter anak.
��������� Lagu anak-anak yang kaya akan nilai-nilai moral menjadi nutrisi penting dalam mengekspresikan seni secara kreatif dan tentunya secara tak langsung ikut andil dalam mendidik perkembangan psikologi anak. Dengan bernyanyi dan mendengarkan nyanyian bukan hanya menghadirkan perasaan yang indah bagi anak- anak tapi juga menjadi media bermain, ekspresi, komunikasi dalam menyalurkan minat dan bakat serta pemaknaan terhadap kehidupan yang berkarakter.
Hal tersebut diatas, juga diperkuat dari beberapa penelitian yang telah dikembangkan diantaranya yaitu penelitian; (Desyandri, 2016), (Hasnata, 2016), (Arostiyani, 2013) dan lainnya yang menyimpulkan bahwa, suatu cara yang sangat efektif dalam mendidik seorang anak adalah dengan memperkenalkan musik atau nyanyian dalam kesehariannya. Dengan nilai-nilai positif yang terkandung pada lagu anak saat bernyanyi akan mudah diinterpretasi oleh fikiran dan dapat bertahan untuk waktu yang lama dalam ingatannya dan secara tak langsung dapat membentuk �karakternya.
������ Berpijak dari fenomena diatas, lagu anak-anak adalah merupakan bahagian esensial yang tidak terpisahkan dari proses pembentukan karakter anak, oleh karena �itu maka penulis tertarik untuk mengupas persoalannya sebagai rumusan diskusi yang pada akhirnya tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan Esensial Lagu Anak-anak dalam Pembentukan Karakter dan Revitalisasinya.
1. Faktor Lingkungan Pendidikan
������� �Hal yang patut dipahami
lagu anak-anak bukanlah hanya sebagai aktivitas berkesenian anak saja, lebih jauh genre
ini pada hakekatnya mempunyai peran dalam pembentukan karakter anak. Seperti yang dinyatakan Tyasrinestu (2014) bahwa fungsi lagu anak selain untuk belajar bahasa juga mengandung nilai pendidikan dan karakter positif untuk anak
dengan kata-kata bermakna positif pada lirik-liriknya. Hal ini menunjukkan betapa lagu anak-anak
memiliki nilai pendidikan yang nyata sehingga dapat dijadikan alternatif penting dalam membentuk
karakter anak yang baik sedini mungkin.
����� ��Untuk memperkasakan kembali lagu anak-anak yang nyaris terpinggirkan� faktor
lingkungan sekolah/pendidikan turut menentukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah tempat terbaik dalam mengajarkan keilmuan bagi anak-anak
termasuk bidang seni musik. Guru sebagai pendidik seni harus lebih
aktif mengajak anak-anak untuk bernyanyi dan mendengarkan lagu anak-anak dalam setiap aktivitas
kegiatan musikal anak di sekolah. Jangan biarkan anak untuk mengambil
alternatif pilihan dengan bernyanyi menonton dan mendengarkan lagu yang dapat merusak moral dan karakternya.
��������� Begitu juga
dengan kebijakan-kebijakan� sekolah dalam hal ini,
kebijakan-kebijakan yang diambil
oleh sekolah hendaknya sudah harus mengagendakan
program-program aktivitas seni
bagi siswa yang dapat menunjang pembentukan karakter peserta didik. Mengingat, pendidikan karakter sudah menjadi visi bersama
yang diarahkan untuk pencapaian tujuan Pendidikan
Nasional (Pasal 3 Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional), yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
�������� Atas kepentingan
diatas tersebut, salah satu cara adalah
membiasakan anak- nak untuk menyanyikan
dan berkreativitas seni diantaranya dengan membuat lomba nyanyi
antar kelas dan mendukung sepenuhnya kegiatan-kegiatan seni anak yang dilakukan diluar sekolah (misalnya, lomba nyanyi anak antar
sekolah) sehingga dengan pembiasaan ini anak-anak merasa
terpacu untuk lebih mencintai lagu-lagunya yang notabene kaya akan nilai-nilai pendidikan dan pesan moral didalamnya. Hal ini selari dengan peraturan
pemerintah� tentang penumbuhan budi pekerti yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 jelas disampaikan bahwa, pembiasaan adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, guru, dan tenaga kependidikan yang bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan yang baik dan membentuk generasi yang berkarakter positif. Oleh karena itu, dengan melakukan
upaya nyata dalam mendorong pencapaian tujuan tersebut, adalah merupakan perlakuan positif yang dilakukan phak sekolah dalam
mewujudkan peserta didik yang berkarakter, mengingat esensial lagu anak-anak dalam pembentukan karakter tidak dapat diabaikan begitu saja.
������� Dengan alasan diatas, sinergitas dari berbagai pihak yang terlibat langsung dalam proses pendidikan� sudah
semestinya menciptakan ruang gerak dalam
aktivitas seni musik ramah anak.
Apalagi sekolah salah satu wadah untuk
mendidik moral dan akhlak dalam menyempurnakan anak didik kearah
yang lebih baik. Lingkungan pendidikan� sebagai
salah satu penentu dalam pembentukan karakter anak. Untuk itu
sudah semestinya guru berperan serta untuk menggiatkan kembali lagu anak-anak
yang kaya akan niilai pendidikan dalam materi pembelajaran seni budaya (seni
musik) di sekolah.
������� Kita menyadari
lagu anak-anak yang hampir punah tetapi
kaya akan nilai-nilai pendidikan tidak dapat dipandang sebelah mata. Kepentingan
ini menjelaskan bahwa usaha ini
harus dilakukan secara perlahan-lahan hingga anak betul-betul
dapat meresapi bahwa lagu anak
ini memang diciptakan untuk anak yang disesuaikan dengan perkembangan psikologi anak dan sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagai contoh lagu anak-anak diantaranya seperti: bintang kejora, bangun tidur, ambilkan
bulan bu, terima kasihku (guruku) adalah lagu yang kaya akan nilai-nilai karakter seperti: nilai religius, disiplin, mandiri, bertanggung jawab dsb., sehingga
dapat menjadi panutan dalam membentuk
karakter anak� untuk
bersikap baik kepada guru, teman, orang tua serta orang-orang disekitanya.
�������� Upaya mengenalkan lagu anak-anak di sekolah merupakan salah satu cara yang sangat efektif. Sekolah berperan aktif dalam menghidupkan
kembali lagu anak-anak dalam kegiatan seni di sekolah adalah altermatif terpenting. Sambil bernyanyi anak-anak dapat meresapi lirik-lirik lagu yang indah dan sangat sesuai dengan kebutuhan
anak. Bernyanyi adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi anak dan tidak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Melalui lagu anak
dapat dimanfaatkan untuk menjembatani dalam pembentukan karakter bagi anak
terutama dalam pencapaian nilai-nilai karakter yang terkandung didalamnya.
������ Berdasarkan ulasan diatas, dapat diambil pesan.
bahwa melalui lagu anak-anak yang diterapkan dalam ranah pendidikan merupakan alternatif penting yang dapat dipakai sebagai upaya pembentukan karakter bagi anak-anak
sebagai upaya revitalisasi. Anak-anak dapat menerapkan pesan-pesan moral dari lirik-lirik yang didengar dan dinyanyikannya. Untuk itu, peran serta
dan tanggung jawab guru, sekolah dan orang tua sangat penting dalam mewujudkan
lagu-lagu yang ramah anak, agar anak-anak lebih memahami dan tertarik untuk mempelajarinya. Dengan demikian, anak-anak lebih mencintai lagu-lagunya dan mereka mendapatkan aktivitas berkesenian yang baik di sekolah yang akhirnya akan membawa kebaikan
bagi perkembangan psikologinya.
2. Faktor
Lingkungan Sosial
Pembentukan karakter yang dimulai
sejak anak-anak, akan terserap oleh anak sebagai proses dari pola kehidupan
yang dialaminya. Anak akan merespons segala situasi, baik dalam
kondisi yang baik maupun yang buruk sebagai sifat alami
yang dimanifestasikan dalam
prilaku kesehariannya. Oleh
karena itu, penanaman karakter yang baik sangat penting dilakukan sedini mungkin agar anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kepribadian yang baik dan berakhlak mulia kedepannya.
Lingkungan sosial memberikan
stimulus yang dapat mempengaruhi
prilaku anak. Seperti yang dilihat saat ini khususnya
dalam aktivitas seni anak. �Lagu anak-anak sudah jarang dinyanyikan serta ditampilkan dan anak-anak lebih terobsesi untuk menyanyikan lagu orang dewasa seperti yang lazim dilihat dan didengarnya. Mengingat dari segi perkembangan,
usia anak-anak cenderung untuk meniru apa yang dilihat dan didengarnya maka sudah seharusnya
lagu anak-anak menjadi konsumsi aktivitas seni musik anak dalam
kehidupannya sehati-hari.
Hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai
bahagian dari lingkungan sosial untuk memberikan perhatian khususnya dalam �����perkembangan lagu anak-anak saat ini.
Kondisi
yang memprihatinkan dapat kita amati saat
ini, anak-anak lebih mengenal dan menyukai lagu orang dewasa daripada lagu-lagunya. Hal ini tentunya membawa pengaruh yang tidak baik terhadap prilaku
anak kedepannya, terutama terhadap pembentukan karakter anak. Apalagi dengan
maraknya kejahatan-kejahatan
yang dilakukan pada usia anak-anak, tentunya menjadi catatan penting dan perhatian kita bersama dalam
menyikapi situasi yang terjadi saat ini.
Untuk itu memperkasakan kembali lagu anak dengan
memberikan tontonan, hiburan dan aktivitas musik yang baik bagi anak adalah
upaya dini untuk meminimalisir pengaruh lingkungan sosial yang ada, dimana anak-anak hidup dan berinteraksi dalam kesehariannya.
Lagu anak-anak memiliki nilai-nilai adiluhung yang tinggi, mari dikembalikan
kepada hakikatnya agar anak-anak dapat menikmati budaya musikal yang sesuai dengan perkembangan kepribadiannya. Lirik lagu yang mengndung makna pendidikan akan dapat diserap
dalam waktu yang lama dan dapat terwujud dalam prilaku yang baik dan tentunya pembentukan karakter dapat berjalan secara alamiah dalam kehidupan anak. Anak-anak akan berkreativitas dengan riang gembira
dalam menyanyikan lagu-lagunya. Semestinya sudah menjadi tanggung
jawab bersama untuk membimbing dan mendampingi anak-anak dalam melakukan aktivitas seni kearah yang lebih positif agar anak dapat tumbuh dan berkembang serta mempunyai kepribadian yang baik.
Peran serta dari berbagai
pihak sangat ditunggu dalam mewujudkan musik ramah anak.
Ciptakan hiburan yang beredukasi bagi anak dengan memberikan
tontonan yang positif baik yang didengar maupun dilihat� sehingga
anak mendapatkan porsi yang tepat dalam berkreatifitas seni.� Kenalkan kembali lagu anak-anak yang memang telah menjadi
haknya.� Ciptakan ketertarikan anak pada lagu-lagunya. Anak-anak� akan bernyanyi dan menari dengan riang gembira,
syair-syair lagu yang dinyanyikan dan didengar membawa pesan positif
bagi perkembangan kepribadiannya, sehingga anak� tumbuh menjadi anak yang mepunyai karakter yang baik kedepannya.
Upaya revitalisasi ini perlu menjadi perhatian
bersama, baik� bagi
orang tua, pihak sekolah,� masyarakat dan pemerintah. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya diantaranya: 1). kemudahan untuk mengakses lagu anak-anak di internet, 2). tingkatkan pertunjukan lagu anak-anak baik secara live maupun offline, 3) tingkatkan fasilitas secara berkesinambungan agar anak dapat berkreativitas mengekspresikan dirinya dalam aktivitas seni lagu anak-anak,
4).� Perlunya komitmen lingkungan sekolah yang kuat dalam mengenalkan lagu anak-anak pada pembelajaran seni budaya 5) Dampingi anak-anak dalam beraktivitas seni agar lebih mengenal dan menyukai lagu-lagunya. Atas kepentingan ini diharapkan lagu anak-anak dapat kembali menjemput masa kegemilangannya. Anak-anak dapat bernyanyi serta menikmati lagu-lagu yang sesuai dengan usianya sehingga esensial lagu anak-anak dalam pembentukan karakter bukan hanya sekedar harapan
tetapi merupakaan fakta yang nyata.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat faktor
lingkungan sosial cukup berperan dalam proses pembentukan karakter anak. Peran penting dari berbagai
pihak dalam upaya revitalisasi genre ini, merupakan nutrisi penting bagi anak dalam
mewujudkan musik ramah anak. Anak-anak akan berkreativitas
dan terbiasa untuk bernyanyi dan mendengarkan lagu-lagunya dalam setiap aktivitas musikalnya.
KESIMPULAN
Di zaman teknologi
ini, pembentukan karakter menjadi prioritas penting bagi anak, karena
dengan karakter yang baik anak-anak tentunya akan mempunyai
budi pekerti yang baik dan berakhlak mulia. Saat ini
anak-anak sedang mengalami krisis musik ramah anak,
dimana lagu anak-anak sudah jarang ditampilkan baik di tv, radio- radio dan juga pertunjukan-pertunjukan
seni. Anak-anak nyaris tidak mengenal
lagu-lagunya dan lebih tertarik untuk menyanyikan lagu orang dewasa sehingga tidak sesuai dengan
perkembangan kepribadiannya.
Untuk itu, salah satu upaya untuk
membentuk karakter anak adalah dengan
memperkasakan kembali �(revitalisasi)
lagu anak-anak, yang sudah terpinggirkan dihati pendukungnya. Lagu anak-anak yang bersifat sederhana, melodi yang mudah dihafal dan lirik yang mengandung pesan moral serta kaya nilai-nilai pendidikan karakter memang diciptakan sesuai kebutuhan anak. Oleh sebab itu, atas tujuan
ini faktor linkungan pendidikan dan lingkungan sosial tentunya sangat menetukan dimana memerlukan peran serta dan sinergitas dari berbagai pihak yaitu: guru. pihak sekolah, orang tua, anak-anak, masyarakat dan pemerintah agar tujuan ini dapat terlaksana
sesuai dengan yang diharapkan. Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dari lagu anak-anak diantaranya seperti: religius, disiplin, sopan santun, hormat
kepada orang tua, toleransi, saling menghargai telah menjawab permasalahan yang ada yakni esensial
lagu anak-anak dalam pembentukan karakter.
Arostiyani, Devi. (2013). Pemanfaatan
Lagu Anak-anak sebagai Media Pendidikan Karakter di Taman Kanak-kanak Aisyiyah
Desa Linggapura Kecamatan Tonjong, Brebes. Universitas Negeri Semarang. Google Scholar
Desyandri, Desyandri. (2016). Interpretasi
Nilai-nilai Educatif Lagu Kambanglah Bungo untuk Membangun Karakter Peserta
Didik: Suatu Analisis Hermeneutik. Komposisi: Language Production Strategy
Which Potentially Causing Error in Japanese: Modification Error in Students
Doushi in Bunfo Test, 17(1), 37�51. Google Scholar
Endraswara, S. (2009). Metodologi
Penelitian Pendidikan Folklor. Yogyakarta: Medpress. Google
Scholar
Hasnata. (2016). Nilai � Nilai Pendidikan
Karakter Dalam Nyanyian Rakyat Mbue- Bue Pada Masyarakat Muna. Jurnal Bastra,
3(3). Google
Scholar
Tavakoli, Hossein. (2012). A dictionary
of research methodology and statistics in applied linguistics. Rahnama
press. Google
Scholar
Copyright holder: Tengku Ritawati (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |
��������� ������������������������������������������������������