Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
ANALISIS STRATEGI
DIGITALISASI MEDIA DI ERA DIGITAL PT. MEDIA NUSANTARA CITRA TBK (MNCN)
Fabiana Alam Andarini
Universitas Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini guna mengamati
bagaimana bentuk strategi digitalisasi yang dilakukan oleh
PT. Media Nusantara Citra Tbk atau
terkenal dengan nama MNCN, dalam mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan media televisi swasta terbesar di Indonesia di
era digital terlebih perkembangan
teknologi dan adanya revolusi industri 4.0, membuat masyarakat beralih ke segala
sesuatu yang berbau
digital. Dalam penelitian ini berusaha menampilkan
gambaran-gambaran mengenai
strategi dan produk digital terobosan
MNCN agar tetap mempertahankan
posisinya sebagai perusahaan media nomor 1 di
Indonesia. Membahas masalah
strategi digital maka tidak
akan lepas dari performa perusahaan
(performance), bagaimana para pelaku
perusahaan bermain
(conduct), dan struktur perusahaan
(structure). Distribusi dan sumber
daya yang dimiliki oleh
MNCN yang nantinya akan menjadi objek dalam
penelitian ini.
Kata Kunci: MNCN;
pemasaran digital; strategi digital; ekonomi media
Abstract
This study is to observe the form of the digitization strategy carried
out by PT. Media Nusantara Citra Tbk or known as
MNCN, in maintaining its position as one of the largest private television
media companies in Indonesia in the digital era especially technological
developments and the industrial revolution 4.0, has made people turn to
everything digital. In this study, we try to present pictures of MNCN's
breakthrough digital strategies and products in order to maintain its position
as the number 1 media company in Indonesia. Discussing digital strategy issues
cannot be separated from the company's performance (performance), how the
company's actors play (conduct), and the company's structure (structure).
Distribution and resources owned by MNCN which will later become the object of
this research.
Keywords: MNCN; digital
marketing; digital strategy; media economy
Pendahuluan
Aktivitas bisnis
media penyiaran seperti kegiatan pemasaran produk, operasional perusahaan, proses produksi, hingga persaingan media penyiaran dipenuhi dengan berbagai strategi yang dibuat untuk mewujudkan
kegiatan ekonomi yang akan menciptakan efisiensi dan kemampuan berkompetisi dalam perkembangan perusahaan. Besarnya peluang pasar media penyiaran mendorong pengusaha dan pemilik media itu melebarkan sayapnya dengan memperbanyak eksistensi jenis media serupa atau lainnya. Isu
utama dalam dunia komunikasi modern saat ini adalah pola
kepemilikan serta praktik produksi dan distribusi produk media penyiaran yang terkonsentrasi
pada kelompok-kelompok bisnis
besar (Susanto, 2017). Kelompok
bisnis tersebut kemudian melahirkan kompetisi pada pasar media penyiaran
yang biasanya ditentukan
oleh skala ekonomi.
Perkembangan teknologi
dan internet yang terjadi di Indonesia merupakan suatu kejadian yang benar-benar sedang terjadi dan menjadi perhatian oleh setiap orang. Pengaruh pada kompleksnya industri media massa mengakibatkan adanya kecenderungan perubahan pola konsumsi pada masyarakat
Indonesia, dari konvensional
menjadi lebih ke arah digital. Ini merupakan suatu
proses yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap pelaku industri media massa, khususnya penyiaran. Di era milenial ini televisi menjadi
media komunikasi yang sangat bermanfaat
bagi masyarakat. Penyajian informasi dari televisi disampaikan
secara efektif dan cepat sehingga menjadi andalan dalam menerima informasi. Namun di Indonesia sendiri, teknologi yang diterapkan dalam penyiaran televisi berupa sinyal analog dinilai masih tertinggal.
Seiring berjalannya waktu dengan teknologi
yang berkembang pesat, televisi analog mulai ditinggalkan oleh masyarakat dan beralih ke televisi
digital. Televisi digital memiliki
keunggulan yang dapat menarik minat masyarakat.
Digitalisasi dan internet dalam pengaruhnya terhadap industri media menciptakan media baru yang merupakan transformasi budaya penyebaran informasi dengan menggunakan teknologi dan
internet. Dalam penyebarannya,
digunakan teknologi komputer dan melalui data digital
yang dikendalikan oleh aplikasi
tertentu. Dengan kata lain,
media baru adalah pembaruan pada model penyebaran informasi dengan memanfaatkan teknologi seperti perangkat lunak (Lev Manovich, 2003). Salah satu
perusahaan media besar yang
saat ini menjadi perhatian akan hal tersebut
adalah MNCN. Hal ini benar-benar memperlihatkan bahwa MNCN tidak main-main dalam menanggapi perkembangan teknologi dan digitalisasi ini, salah satu produk digital yang diluncurkan MNC Group adalah aplikasi OTT (over the top) RCTI+ di tahun
2019. RCTI+ yang merupakan bentuk
digital dari media televisi
besar RCTI milik MNCN, menggabungkan lima segmen, yakni video streaming, news aggregator, audio aggregator,
talent search yakni Home of Talent (HOT) dan games
aggregator.
MNCN atau lebih
khususnya PT Media Nusantara Citra, Tbk saat ini
merupakan salah satu kerajaan media terbesar di
Indonesia. Banyak unit media yang berada dibawah naungan MNCN diantaranya adalah RCTI, MNCTV , Global TV , INEWS, RDI Radio, Koran Seputar Indonesia, Okezone.com dan Indovision.
Selain itu, MNCN juga memiliki basis media dan usaha lainnya yang bertujuan untuk mendukung kegiatan utamanya. Bisnis pendukung tersebut terdiri dari radio (Sindo Trijaya, Global Radio Jakarta, RD Jakarta, V Radio), media cetak (Koran Sindo, Sindo Weekly, Genie, Mom & Kiddle,
Just for Kids, HighEnd dan het), talent management
(Star Media Nusantara) dan rumah produksi
(MNC Pictures, MNC Animation, MNC Contents dan MNC Innoform).
Kepemimpinan media terbesar
ini berada di bawah kekuasaan pengusaha besar Hary Tanoesoedibjo (HT). Dengan jelas MNCN mencoba menciptakan positioning dirinya sendiri dengan slogan �Southeast Asia's Largest and Most Integrated
Media Group� yang merepresentasikan bahwa saat ini
bisnis roda perusahaan MNCN tidak hanya bergerak pada media, namun juga lini non media antara lain bisnis properti, dan berupa produk jasa keuangan
terpadu seperti sekuritas, asuransi jiwa, asuransi kerugian, pembiayaan serta asset management yang juga ikut
membantu operasional media penyiaran MNCN itu sendiri. Memasuki Lewat beragam jaringan
media sebagai sumber organik utama, MNCN mampu menjangkau puluhan juta orang Indonesia. Bahkan, tidak hanya
di negeri ini, MNCN Media mengklaim
dirinya sebagai kelompok media terbesar dan terintegrasi di Asia Tenggara.
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana performa perusahaan di era digital, dan apa
saja strategi yang dilakukan
oleh MNCN dalam memperluas ranah bisnis media mereka ke bidang
digital dan teknologi
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Creswell (2012) mengemukakan
bahwa pengertian metode penelitian kualitatif dibagi menjadi lima macam, yaitu phenomenological research, grounded theory,
ethnography, case study dan narrative research. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan case study untuk memahami secara mendalam strategi digitalisasi yang dilakukan oleh
MNCN. Case study, merupakan penelitian
kualitatif dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses aktivitas, terhadap atau atau
lebih orang. Suatu kasus terikat oleh waktu dan aktivitas, peneliti melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan.
Secara umum penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana mengelola sebuah perusahaan media di era digital sekarang
ini, secara khusus melihat strategi digitalisasi dan adaptasi media
MNCN dalam meningkatkan efisiensi dan kompetisi di pasar industri media penyiaran. Penelitian kualitatif digolongkan dalam paradigma subjektif, reflektif atau interpretif yang berbeda dalam penelitian kuantitatif yang objektif.
Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Structure-Conduct-Performance
(SCP) MNCN
Bila menganalisis struktur pasar (market structure) pertelevisian
Indonesia, dapat dikatakan kepemilikan media televisi sudah mulai menjadi
oligopoli. Oligopoli menggambarkan sebuah situasi ekonomi yang di sana ada beberapa
pelaku usaha/penjual/produsen yang menguasai sebuah komoditas tertentu. Indonesia dikatakan oligopoli melihat perkembangan stasiun televisi Indonesia yang membentuk sebuah grup dengan cara
mengakuisisi atau bekerja sama di dalam satu wadah.
MNCN memfokuskan bisnisnya
pada industri televisi
Indonesia, khususnya televisi
free-to-air. Jika membahas struktur
pasar MNCN dalam industri pertelevisian melalui kajian ekonomi prime time RCTI tetap kuat didukung
oleh produksi drama in-house dan susunan
program khusus. Per 30 Juli
2021, Perseroan telah berhasil
membukukan pangsa pemirsa secara keseluruhan sebesar 53,4% pada
jam tayang utama dan pangsa pemirsa non jam tayang utama mencapai
40,8%, di mana RCTI mendominasi pangsa
yang signifikan dengan pangsa pemirsa masing-masing
37,5% dan 18,6%.
Dalam
hal program, MNCN juga telah
memproduksi dan menayangkan
program unggulan dalam
program keluarga. Pada Juli
2021, 24 dari 30 program teratas
dari semua genre disiarkan di televisi free-to-air
MNCN.
Sepanjang tahun, MNC Pictures (MNCP) kembali
membuktikan kredibilitas
dan reputasinya sebagai rumah produksi drama terkemuka dan terbesar di tanah air, dari segi kualitas dan kuantitas produksinya. Per Juli 2021, 5 serial drama yang paling banyak
ditonton semuanya.
diproduksi oleh MNCP
dan disiarkan di televisi
free-to-air MNCN. Selain itu,
output produksi dari MNCP
juga memimpin industri dengan lebih dari
2.000 jam konten yang diproduksi
pada H1-2021, yang mewakili 40% pangsa
pasar produksi.
MNC
Pictures berada pada posisi
tinggi. 40% dari seluruh share per Juli 2021 yang merupakan milik MNCN. Diasumsikan bahwa apa yang disiarkan oleh kelompok media MNCN dilihat oleh puluhan juta penonton
di seluruh Indonesia. Angka yang menunjukkan
posisi MNCN dalam industri media televisi tersebut akan berakibat
pada market conduct MNCN, bagaimana strategi dan rencana perusahaan dalam menghadapi industri pasar terutama di era digitalisasi.
Pada prinsipnya, MNCN adalah industri penyiaran penyediaan konten, berupa paket informasi
yang memperkaya intelektual,
emosional, dan spiritual konsumen.
Tujuan dari produksi konten media adalah menarik perhatian konsumen untuk memaksimalkan pendapatan media. Penciptaan konten media dilakukan oleh pembuat film, penulis, jurnalis, musisi, para produser televisi dan radio. Untuk menciptakan konten media, diperlukan faktor dan rantai nilai media yang membentuk keputusan terkait penentuan harga, periklanan, investasi dalam aktivitas penelitian dan pengembangan, maupun sejumlah keputusan lainnya.
Bisnis
media TV di MNCN dapat dikategorikan
menjadi bisnis kreatif. Isi (content) media pada umumnya
adalah informasi yang dikemas dalam bentuk
berita (news) hiburan
(entertainment), maupun pendidikan
(education), yang bermanfaat atau
bernilai lebih dimata konsumen. Untuk dapat menciptakan
informasi dengan kriteria tersebut, dibutuhkan kreativitas
(creativity) dari pengelola
media. Dalam menghadapi struktur pasar di Jakarta, MNCN memiliki
rate iklan yang cukup tinggi dan variatif dibandingkan stasiun � stasiun penyiaran lainnya. MNCN mampu memberikan program � program siaran
yang unik sehingga bisa dengan tepat
menjangkau target penonton
yang dituju yaitu kelas SES ABC dengan varian karakter televisi yang ada.
Dalam perilakunya, MNCN memperkenalkan diferensiasi produk untuk menggambarkan variasi produk yang dihasilkan media yang dimilikinya.
Setiap unit media pada umumnya,
televisi khususnya berusaha memiliki tingkat derajat diferensiasi yang tinggi atas produk dan jasa yang mereka hasilkan agar mereka dapat mengundang pengiklan sebanyak-banyaknya. Hal
ini bukan hanya menimbang kompetisi yang terjadi dengan grup media lain, namun juga terciptanya pilihan bagi pengiklan
sebagai omset utama untuk beriklan
dalam pilihan yang variatif. Perkembangan MNCN memiliki keragaman format
program, format musik, gaya
siaran, berita, pencitraan, marketing, dan fasilitas
teknis yang dibuat berbeda segmen dan kelas antara TV satu dan lainnya. Keragaman atau variasi ini terjadi
untuk menghindari persaingan secara langsung atau head
to head yang dihadapi oleh pengelola
media dalam situasi pasar
yang homogen terutama dalam satu grup.
Adanya variasi ini merupakan strategi pasar oligopolistik untuk bersaing dalam memenuhi selera konsumen yang heterogen. Dengan kata lain, keberagaman muncul akibat beragamnya
perusahaan yang ada.
sumber: MNCN Annual Report 2016-2020
sumber: https://www.idnfinancials.com/id/mncn/pt-media-nusantara-citra-tbk
MNCN membukukan kenaikan laba bersih sebesar
25% year-on-year (YoY) atau sebesar Rp. 843,2 miliar pada Q2- 2021 dibandingkan
Rp. 674,9 miliar di tahun sebelumnya. Dengan mengecualikan nilai penyesuaian forex, laba bersih dibukukan sebesar Rp. 745,8 miliar dibandingkan Rp. 466,2 miliar
pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang mewakili peningkatan sebesar 60% YoY dengan marjin laba bersih
sebesar 27%. Untuk H1-2021,
laba bersih mengalami peningkatan sebesar 26% YoY menjadi Rp. 1.264
miliar dari Rp. 1.008 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
MNCN telah menorehkan hasil yang baik dengan membukukan
peningkatan yang signifikan
dalam pendapatan konsolidasi sebesar 40% YoY di
Q2-2021 menjadi Rp. 2.722 miliar
dari Rp. 1.951 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara
total pendapatan yang dicapai
pada H1-2021 tercatat sebesar
Rp. 4.863 miliar, mengalami
peningkatan sebesar 23% YoY
dari Rp. 3.967 miliar pada
H1-2020.
sumber: Laporan Keuangan Investor Release MNCN Agustus
2021
Pendapatan MNCN dalam
bidang digital sendiri mengalami pertumbuhan sebesar 171% YoY dari Rp. 209,8 miliar menjadi Rp. 568,2 miliar pada Q2-2021. Hal ini disebabkan oleh kinerja baik RCTI+ secara berkelanjutan, serta sumber pendapatan digital MNCN lainnya yaitu monetisasi
media sosial di Facebook, YouTube, & TikTok dan portal online milik
MNCN, yang terus menunjukkan
pencapaian positif di tahun 2021. Sementara itu, pada H1-2021, pendapatan iklan mengalami kenaikan sebesar 27% YoY menjadi Rp. 4.595 miliar dari Rp. 3.615 miliar pada periode yang sama di tahun lalu, dengan
rincian: (i) iklan
non-digital mengalami peningkatan
sebesar 16% YoY menjadi Rp.
3.706 miliar dari Rp. 3.207
miliar pada H1-2020, dan (ii) iklan
digital mengalami peningkatan
yang signifikan sebesar
117% menjadi Rp. 889,2 miliar
pada H1-2021 dari Rp. 409 miliar
pada periode yang sama di tahun lalu.
Melihat performa
MNCN dari berbagai sektor menunjukkan bahwa MNCN memiliki bekal yang sangat cukup untuk mengembangkan produk mereka ke
arah digital khususnya dalam menghadapi masuknya era digitalisasi dalam industri media.
2. Analisis Strategi Digitalisasi
MNCN
Diawali tahun 2019 MNCN sudah
mulai meluncurkan RCTI+ sebagai aplikasi OTT (over the
top), aplikasi tersebut menggabungkan lima segmen, yakni video streaming, news aggregator, audio aggregator,
talent search yakni Home of Talent (HOT) dan games
aggregator. Aplikasi yang diluncurkan
pada Agustus 2019 lalu tersebut dinilai memiliki potensi yang besar untuk berkontribusi
terhadap segmen pendapatan digital. Perusahaan memperkirakan
RCTI+ dapat mendulang pendapatan
Pertumbuhan pesat
RCTI+ di tahun 2021 dikontribusikan
oleh 5 kategori konten utama, yaitu Video, Audio, News, UGC
Competition, dan Games. Super-app tersebut, hingga saat ini,
memiliki lebih dari 39 juta pengguna
aktif bulanan (MAU), dimana 1 juta lagi
dapat melampaui target MNCN
yang ditetapkan pada akhir tahun 2020. Selain itu, sejalan dengan
kinerja program MNCN yang kuat,
daya tarik untuk konten video RCTI+ tahun ini mengalami
peningkatan yang luar biasa dan konten ini tersedia secara
eksklusif. MNCN mencatat pendapatan digital meningkat 117%
YoY di H1-2021 menjadi Rp. 889 miliar,
hal ini terutama
didorong oleh kinerja
RCTI+.
Selain itu
MNCN telah mengantongi 6
portal berita online di bawah
pengelolaannya yang berfokus
pada segmen audiens yang berbeda sebagai berikut: spesialisasi konten berita di okezone.com (umum dan berita), sindonews.com (berita mendalam), inews.id (berita nasional dan regional),
celebrity.id (hiburan), sportsstars.id (olahraga), dan idxchannel.com (pasar modal, keuangan, bisnis, dan ekonomi). Secara kolektif, traffic portal online tersebut
telah berhasil mencapai lebih dari 75 juta pengguna
aktif bulanan pada Q1-2021
dan menurun menjadi 57 juta MAU pada bulan Juli. Dilansir dalam laporan keuangan
MNCN pada Agustus 2021, bisnis
portal online akan terus meningkatkan kualitas konten, kecepatan dalam pemberitaan, eksklusivitas, dan sekaligus menawarkan keragaman melalui sinergi dan integrasi portal yang tepat di bawah satu manajemen.
Mengembangkan produk
ke ranah digital tidak lepas dari
pemanfaatan sosial media. Menurut laporan perusahaan media asal Inggris, We Are Social, bekerjasama
dengan Hootsuite, pengguna aktif sosial media di Indonesia mencapai 170 juta pengguna per Januari 2021. MNCN mampu memanfaatkan fenomena ini dengan
sangat baik, dengan memanfaatkan aset sosial media yang mereka miliki, khususnya YouTube,
Facebook, dan sosial media yang sedang
banyak digandrungi generasi milenial yaitu TikTok.
Kinerja YouTube MNCN tetap kokoh
di Indonesia, dengan memperoleh
jumlah subscribers dan views terbesar.
Hingga Juni 2021, YouTube
channels MNCN telah mengumpulkan
lebih dari 139 juta subscribers dan 44,1 miliar
views. Selain itu, unit
multi-channel network (MCN) MNCN juga mencatat hasil yang positif dan luar biasa sepanjang
tahun, yang memperoleh 70,3
juta subscribers dan 8,1 miliar
views. Dengan penambahan berbagai content creator ternama ke dalam talent pool MCN untuk tahun ini,
kedepannya MNCN optimis dapat mencapai kontribusi yang signifikan dari operasi MCN terhadap pendapatan digitalnya. Pada tahun 2021, monetisasi media sosial MNCN melalui Facebook (pendirian: Juli 2020) dan TikTok (pendirian: September 2020), keduanya
memiliki basis followers
yang besar, dimana
masing-masing mencapai 53 juta
dan 74 juta followers.
Melihat aset
digital yang dimiliki MNCN dan telah
disiapkan dari peluncuran OTT RCTI+, MNCN dapat dinilai memberikan inovasi terobosan terbaru dalam sejarah
perkembangan industri televisi dan internet di Indonesia. Tanpa
mengurangi performanya dalam industri media konvensional, MNCN terus memberikan diferensiasi pada konten yang mereka sajikan yang mana hanya dapat diakses melalui
produk digital mereka. Dilansir dari artikel
media bisnis.com, MNCN berencana menerapkan
kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di seluruh
produk digitalnya. Penerapan AI ini diyakini bakal mendorong MNCN melaju kencang, meninggalkan jauh kompetitornya, dan menjadikan MNC Group raksasa ekonomi digital berskala global. Dalam laporan keuangan
MNCN Agustus 2021 pun mengatakan
bahwa MNCN telah menyelesaikan pembangunan pusat pengembangan AI di New
Delhi, India untuk mendukung
inovasi produk berbasis digital, khususnya untuk mendukung pengembangan RCTI+ dan mewujudkan
rencana MNCN untuk membangun personalized news berbasis
AI, yang diharapkan dapat menjadi game changer di industri
portal online.
Selain itu
MNCN telah menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure sekitar
US$ 45 juta di tahun ini. Belanja modal tersebut utamanya akan digunakan untuk pembangunan Movieland yang ditargetkan bakal rampung dan mulai beroperasi pada tahun 2022 mendatang. Dalam Rapat Umum Pemegang
Saham MNCN bulan Agustus
2021 lalu, direktur utama MNCN, menjelaskan bahwa Movieland ini dibangun untuk memperkuat infrastruktur perseroan dalam segi produksi konten
outdoor atau luar ruangan. Sehingga nantinya akan membantu
memudahkan para content creator digital dalam memproduksi konten mereka dengan
segala jenis studio yang dimiliki Movieland.
Kesimpulan
Perkembangan teknologi yang pesat dan dengan lahirnya industri 4.0, industri pertelevisian dipengaruhi oleh hadirnya televisi digital dan konvergensi
media. Lembaga Penyiaran Publik
yang bergerak di bidang pertelevisian perlu mempersiapkan diri dengan baik agar tetap kompetitif dan menunjukkan kualitasnya. Persaingan yang ada saat ini bukan
berdasarkan harga tetapi pada produk atau konten produk
yang mereka tawarkan kepada penonton. Siapa yang paling kreatif membuat suatu konsep
acara dan konten yang unik,
maka penonton pun mungkin akan banyak
yang menonton. Maka keberlangsungan suatu perusahaan/stasiun televisi tergantung pada banyaknya penonton yang mengkonsumsi acara-acara yang ditawarkannya.
Setiap perusahaan harus punya strategi masing-masing untuk
menekan perusahaan baru masuk. Selain
itu persaingan non harga bisa dilihat
dari banyaknya pengiklan yang memasang di stasiun televisi tersebut (di mata acaranya).
Posisi MNCN sebagai Media massa
konvensional di Indonesia, khususnya
di bidang penyiaran, sangatlah tinggi. Melalui data Nielsen, RCTI bahkan
menjadi market leader pada TV FTA Indonesia. Namun itu tidak
menutup mata mereka untuk melihat
perkembangan zaman di masa depan,
terutama melihat teknologi dan internet yang perkembangannya
semakin pesat dan cepat. Dari sebelum maraknya penggunaan internet seperti di jaman sekarang, MNC Group sudah meluncurkan televisi berlangganan yang dinamai MNC
Play, hal ini diadaptasi oleh MNCN dan mulai diterapkannya pada salah satu TV
FTA mereka yaitu RCTI dengan meluncurkan aplikasi OTT RCTI+ di tahun 2019.
Dilengkapi dengan diferensiasi konten yang eksklusif dan hanya dapat diakses di aplikasi tersebut, MNCN mampu mengembangkan aplikasi OTT RCTI+ dengan meraih 39 juta pengguna aktif bulanan hanya dalam
kurun waktu kurang dari 2 tahun.
Ditambah dengan rencana penerapan artificial
intelligence (AI) dalam semua
produk digital MNCN, menunjukkan
bahwa MNCN tidak hanya siap dalam
menyambut era digitalisasi
media, namun juga digadang-gadang
menjadi pelopor inovasi media digital di Indonesia.
PT. Media Nusantara Citra Tbk, MNC Annual
Report 2016, 2017, 2018, 2019, dan 2020. (diakses di https://www.mnc.co.id/en/investor-relations/annualr)
Puspa, A. D. (2014). PT Media Nusantara Citra Tbk Sebuah Analisis
Perusahaan Media Raksasa. Universitas Indonesia.
Julijanti, D. M. (2012). Dinamika
Digitalisasi dan Konvergensi
Media Televisi di Indonesia. Balai Pengkajian Dan Pengembangan
Komunikasi Dan Informatika
Bandung (BPPKI).
Jean, N., & Ispandriarno, L. S. (2020). Strategi Digitalisasi
dan Konvergensi Adaptasi
Media di Era Digital (studi kasus
di TVRI Yogyakarta). Jurnal Fisika: Seri Konferensi.
Rekarti, E., & Nurhayati,
M. (2016). Analisis Structure Conduct Performance (Scp) Jika Terjadi Merger Bank
Pembangunan Daerah Dan Bank Bumn Persero Berdasarkan Nilai Aset Dan Nilai
Dana. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 2(1).
Ahmadi, Rulam.
2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
Fu Wayne. 2003. Applying the Structure-Conduct-Performance framework
in Media Industry Analysis, IMM- The International Journal on Media
Management vol. 5 no. IV Nanyang Technological University, Singapore
Mayasari, S. (2021). Implementasi
Corporate Social Responsibility Pt Mnc Group Melalui Program Desa Binaan. Jurnal Akrab Juara, 6, 29�39.
�
Idnfinancials.com. PT. Media
Nusantara Citra Tbk. Diakses
pada 28 Desember 2021, dari
https://www.idnfinancials.com/id/mncn/pt-media-nusantara-citra-tbk
Industri.kontan.co.id. (2021, 7
September). Bangun Movieland, Media Nusantara Citra
(MNCN) Siapkan Capex US$ 45 Juta Tahun
Ini. Diakses pada 28 Desember 2021, dari https://industri.kontan.co.id/news/bangun-movieland-media-nusantara-citra-mncn-siapkan-capex-us-45-juta-tahun-ini
Market.bisnis.com. (2021, 26
Mei). Pacu Sektor Digital, Hary Tanoe: MNC Media Terapkan Kecerdasan Buatan di Seluruh Platform. Diakses pada 28 Desember 2021, dari https://market.bisnis.com/read/20210526/192/1398168/pacu-sektor-digital-hary-tanoe-mnc-media-terapkan-kecerdasan-buatan-di-seluruh-platform
Dailysocial.id.
(2021, 2 Februari). Strategi MNC Group Perkuat Lini Bisnis
Fintech. Diakses pada 28 Desember
2021, dari https://dailysocial.id/post/strategi-mnc-group-perkuat-lini-bisnis-fintech
Copyright holder: Fabiana Alam Andarini (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |