Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
ANALISIS REPRESENTASI PESAN KESETARAAN GENDER
DALAM FILM MULAN VERSI LIVE ACTION
Christa Aurora Myliniani1, Sabrina Lie2,
Elissa Christine3
Institut Bisnis dan
Komunikasi LSPR Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Kesetaraan gender di tengah
masyarakat seringkali masih kurang diperhatikan
dan diterapkan. Perempuan dan laki-laki
seringkali mendapat perlakuan serta peraturan yang berbeda, film
Mulan versi Live action dibuat
dengan inti pesan beragam yang dapat diambil salah satunya mengenai kesetaraan gender. Representasi pesan kesetaraan gender itulah yang menjadi fokus pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui dan memahami pesan kesetaraan gender yang direpresentasikan
dalam film Mulan versi live
action. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan Teori Semiotika
Charles Sanders Peirce sebagai teknik
analisis data. Pengumpulan
data diperoleh dengan teknik pengumpulan data primer yaitu dokumentasi dan observasi, serta pengumpulan data sekunder yaitu studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pesan mengenai kesetaraan gender dalam film Mulan ada walaupun tidak ditunjukkan secara langsung, dalam film ditunjukkan proses bagaimana kesetaraan gender dapat terjadi dan bagaimana perempuan serta laki-laki tidak seharusnya diperlakukan dengan cara yang berbeda. Dalam film ini pemeran utama
yaitu Mulan merepresentasikan
kesetaraan gender dengan berani menunjukkan bahwa perempuan dapat membawa kehormatan
bagi keluarganya sama dengan cara
seorang laki-laki membawa kehormatan bagi keluarganya.
Kata kunci: Kesetaraan Gender; Disney, Semiotika; Charles Sanders Peirce; Mulan
Abstract
Gender equality is often dismissed and rarely applied in society. Women
and men tend to receive different treatments and regulations. Mulan live action
is made with a variety of messages that can be taken, one of them being gender
equality. The representation of the messages of gender equality is the focus of
this research. The purpose of this research is to determine and understanding
the message of gender equality represented in Mulan live action. This research
is conducted with a qualitative approach with Charles Sanders Peirce�s semiotic
theory as data analysis technique. The data is obtained by primary data
collection which is documentation and observation, also the secondary data
collection which is literature study. The result of the research shows that the
message about gender equality in Mulan live action exists Implicitly. The movie
shows the process of how gender equality can occur and how women and men should
not be treated differently. In this movie the main character, Mulan, represents
gender equality by boldly showing that women can bring honour
to their family the same way men do.
Keywords: Gender Equality; Disney;
Semiotic; Charles Sanders Peirce; Mulan
Pendahuluan
Film merupakan salah satu media dalam komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada para penontonnya. Pesan tersebut bisa disampaikan melalui simbol atau tanda yang ada dalam film, bisa juga melalui percakapan dan adegan yang terjadi dalam film tersebut.
The Walt Disney Company adalah perusahaan yang bekerja dalam bidang hiburan
dan media dengan tujuan untuk menghibur, mengedukasi dan menginspirasi semua orang di seluruh dunia dengan kekuatan dongeng yang tidak tertandingi (The Walt Disney Company,
n.d.).
Pada Tahun 2020 ini,
Disney merilis film Mulan dengan
versi live action yang disutradarai
oleh Niki Caro. Film ini dibintangi
oleh Liu Yi Fei sebagai Hua Mulan, Jet Li sebagai Emperor of China, Donnie Yen sebagai
Komandan Tung, Jason Scott Lee sebagai
Bori Khan (pemimpin prajurit Hun), Tzi Ma sebagai Hua Zhou (Ayah Mulan), Rosalind Chao sebagai Hua li (Ibu Mulan), dan Xana
Tang sebagai Hua Xiu (saudara perempuan Mulan) (Film Music Reporter, 2018).
Pada awal film Mulan diceritakan bagaimana kehidupan di sebuah desa di Negara Cina yang begitu ketat dengan
tradisi dan peran gender
yang sudah ada dari tahun ke
tahun sebagaimana seorang perempuan haruslah bersikap manis, lembut, anggun, dan sopan agar ada pria yang mau
memperistrikannya. Tradisi
yang sudah sangat melekat
di benak dan pikiran semua orang ini membuat keluarga Mulan banyak menjadi perbincangan karena sifat Mulan yang sangat berbeda dengan perempuan-perempuan lainnya. Mulan adalah anak yang sangat aktif dan lincah, Mulan memiliki energi yang sangat besar dan menyukai hal-hal yang pada saat itu kebanyakkan
dilakukan oleh para pria.
Sifat Mulan inilah yang membuat
keluarga kurang dipandang, selain itu keluarga Mulan diceritakan tidak memiliki anak laki-laki
sama sekali sehingga keluarga tersebut dianggap gagal. Adanya seorang
anak laki-laki dalam keluarga dianggap sebagai sebuah kehormatan dan keberuntungan karena akan ada yang meneruskan
nama keluarganya, hal ini membuat
ayah Mulan banyak diperbincangkan
oleh warga desa dan kurang dihormati. Cerita Mulan sendiri berangkat dari legenda yang berasal dari Tiongkok
pada periode Dinasti Wei
Utara, antara 386 hingga
534 M. Pada 429, kaisar (khan) Wei Utara memimpin pasukan untuk melawan Rouran
yang menurut Ballad of Mulan berlangsung
selama 12 tahun.
Pada cerita Mulan di bagian awal sangat jelas penggambaran mengenai perbedaan gender beserta dengan tugasnya, hal ini
membuat peneliti tertarik untuk meneliti apakah dengan hal yang tergambar ini dapat
membuat para penonton menangkap maksud pesan tertentu yang tersembunyi dibalik itu. Selain itu,
isu perbedaan gender atau kesetaraan gender diperdebatkan kembali, bukan hanya di Indonesia saja namun hampir
di seluruh dunia.
Peneliti memilih
film Mulan versi live action karena
pada saat penelitian ini dimulai menjadi
salah satu film yang paling ditunggu-tunggu
oleh banyak orang, bukan hanya karena banyaknya
penggemar Disney namun juga
karena film Mulan versi animasi ini merupakan
salah satu film yang terkenal
dan memiliki rating 7.6 pada IMDb (IMDb, n.d.).
Pada saat pertama
kali Mulan tayang dengan versi animasinya pada tahun 1998 kesetaraan gender yang
ada di Indonesia masih
sangat diperjuangkan, bukan
hanya di Indonesia saja namun di negara-negara lain juga namun
Disney dengan berani mengeluarkan film dengan pesan kesetaraan gender yang diterima oleh banyak orang dan hal ini dapat
dilihat dari hasil rating yang diterima pada
IMDb.
Di Indonesia sendiri kesetaraan gender yang sudah diperjuangkan semenjak satu abad yang lalu oleh Raden Ajeng Kartini dan memberikan perubahan sehingga kini perempuan pun dapat melakukan hal yang sama dengan
pria kembali diperdebatkan dengan alasan agar perempuan kembali dengan tugas lamanya seperti
saat kesetaraan gender belum dimerdekakan yaitu rumah, dapur,
kasur.
Indonesia menjadi salah satu negara yang masih menggunakan sistem patriarki. Menurut Pinem (2009) dalam artikel yang ditulis oleh Israpil (2017), Patriarki sendiri memiliki arti sebagai �sebuah sistem sosial
yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas
utama yang sentral dalam organisasi sosial. Posisi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dalam segala aspek kehidupan
sosial, budaya dan ekonomi�.
Di Indonesia sistem patriarki sudah ada sejak jaman
penjajahan Belanda dan Jepang
dimana perempuan tidak dibolehkan untuk menuntut ilmu kecuali keturunan
bangsawan atau piayi dan dijadikan budak seks bagi
tentara-tentara asing yang sedang bertugas di Indonesia, hingga saat ini
sistem patriarki masih terlihat dalam bentuk yang berbeda seperti KDRT dan pelecehan seksual (Sakina dan Siti A, 2017), selain itu juga sistem ini juga terjadi di dunia politik, pekerjaan bahkan kehidupan sehari-hari (Nagara, 2020).
Sistem ini terus ada karena
tanpa kita sadari sistem ini
diterapkan secara turun temurun oleh kakek nenek kepada
orangtua kita dan orangtua kita kepada
kita (Revitasari, 2019).
Dengan adanya pernyataan dari beberapa artikel dan juga isu kesetaraan gender yang sedang beredar saat ini, maka
peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai
bagaimana film ini dapat menyampaikan pesan mengenai kesetaraan gender melalui teknik semiotika yang digagaskan oleh Charles Sanders Peirce.
Seperti yang sudah
diulas oleh sebuah penelitian berjudul �Analisis Semiotika Citra Polisi Dalam Film Pendek �Joni Sok Jagoan� Di Youtube� ditulis oleh Anisa Diniati dan
Soraya Ratna Pratiwi yang dipublikasikan pada Jurnal Wacana, Volume 17 No. 1 yang diterbitkan
pada Juni 2018, dimana ia menggunakan pendekatan kualitatif dengan semiotika dari Charles Sanders Peirce untuk
menggambarkan citra polisi dari film JONI SOK JAGOAN dari sudut pandang
berbeda.
Adapun dari penelitian
berjudul �Representasi Maskulinitas Dalam Film Disney
Moana (Analisis Semiotika
Charles Sanders Peirce)� ditulis oleh Sasmita (2017) yang dipublikasikan pada Jurnal Online
Kinesik, Volume 4 No. 2 yang diterbitkan
pada tahun 2017 yang mengulas
tentang representasi maskulinitas terhadap pemeran utama putri
Moana dengan model semiotika
Charles Sanders Peirce melalui representament,
object, dan interpretant.
Menurut Peirce (1839-1914) dalam Pambayun (2013), tanda dapat berfungsi dengan baik apabila
unsur-unsur saling berhubungan. Unsur-unsur tersebut berasal dari tanda, objek,
dan interpretant. Selain itu,
tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu di dalam beberapa hal atau
kapasitas tertentu (Fiske, 2012),
�segala sesuatu � warna, isyarat, kedipan mata, objek,
dan lain-lain yang merepresentasikan sesuatu yang lain selain dirinya� (Danesi, 2011).
Berdasarkan latar
belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul �Analisis Representasi Pesan Kesetaraan Gender Dalam Film
Mulan versi Live Action�.
Metode Penelitian
Metode penelitian
yang digunakan oleh peneliti
adalah metode penelitian kualitatif dengan paradigma interpretif karena penelitian ini berdasarkan pandangan dan pemaknaan peneliti seorang mengenai film Mulan, selain itu peneliti
menggunakan paradigma interpretif karena peneliti menganggap bahwa kesetaraan gender merupakan suatu ilmu sosial yang seharusnya sudah dipahami dan dimengerti oleh banyak orang.
Penelitian ini
menganalisis isi pesan kesetaraan gender yang dalam hal ini
berupa video dan teks dengan menggunakan analisis Semiotika model Charles
Sanders Peirce yang terdiri atas;
tanda, objek, dan
interpretant. Peneliti memilih
film Mulan versi live action untuk
diteliti, diamati dan diinterpretasikan pesannya.
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah scene dan percakapan dari film Mulan. Setiap scene dan
percakapan yang akan dianalisis dari film Mulan dijelaskan secara deskriptif dan scene dan percakapan
yang dianalisis dan diteliti
hanya yang mengandung sisi kesetaraan gender.
Penelitian ini
juga berfokus pada tanda-tanda
yang menunjukkan kesetaraan
gender baik secara verbal
dan nonverbal dalam layar
pada scene tertentu dalam
film Mulan. Secara verbal dapat
dilihat seperti dalam percakapan dan secara non-verbal dapat dilihat seperti dalam gambar, gerak
tubuh, ekspresi, dan unsur-unsur pendukung lainnya.
Tabel 1
Fokus Penelitian
Objek |
Elemen |
Evidensi |
Film Mulan versi live action |
Sign |
Segala sesuatu yang ditangkap oleh panca indera manusia |
Object |
Konteks sosial yang menjadi referensi tanda |
|
Interpretant |
Konsep pemikiran orang yang menggunakan tanda |
Sumber:
Data Olahan Peneliti, 2022
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah studi pustaka
dan dokumentasi langsung dari link resmi film Mulan versi live action. Pengumpulan
data dilakukan dengan dua acara yaitu primer dan sekunder. Dalam penelitian ini cara yang digunakan dalam pencarian data primer adalah melalui observasi dan dokumentasi. Sementara data sekunder didapatkan dengan cara kepustakaan dan penelusuran data daring. Pada penelitian
ini, akan digunakan film, buku, jurnal penelitian terdahulu, serta laporan-laporan yang relevan dengan penelitian ini.
Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik analisis data metode kualitatif yang meliputi menganalisis percakapan dan video
berdasarkan analisis semiotika Charles Sanders Peirce yang meliputi
sign, object, dan interpretant. Kemudian, menjelaskan segi representasi kesetaraan gender dalam percakapan dan video film
Mulan versi live action, menonton
dan mengamati setiap adegan dan percakapan yang terdapat dalam video film Mulan,
dan reduksi data dengan cara mengumpulkan dan membuang data yang tidak sesuai dan tidak diperlukan dalam fokus penelitian.
Sementara untuk
menguji keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi teknik yaitu teknik pengumpulan
data yang berbeda-beda namun
dari sumber yang sama (Sugiyono, 2015). pada penelitian
ini, peneliti menggunakan dokumentasi, observasi dan kepustakaan untuk sumber data yang sama secara serempak.
Hasil dan Pembahasan
Identifikasi Makna Kesetaraan
Gender Dalam Percakapan
Film Mulan Versi Live action
Tabel 2
Analisis Percakapan Film Mulan Versi Live action
Percakapan |
Sign |
Object |
Hua Zhou: If you had such a daughter, her chi, the
boundless energy of life itself speaking through her every motion, could you
tell her that only a son could wield the chi? That a daughter would risk
shame, dishonour, exile. Ancestors, I could not. |
Seorang anak perempuan memiliki chi yang besar, namun hanya anak laki-laki yang dapat menggunakan chi tersebut. |
Perbedaan anak perempuan dan laki-laki saat mendapat karunia yang sama. |
Sumber: Caro, 2018, 00:01:00 � 00:01:25
Interpretant:
Pada monolog yang diucapkan oleh Hua
Zhou ayah dari Mulan memberitahu kita kebimbangan sang ayah untuk memberi tahu
anak perempuannya yang dikaruniakan chi yang biasanya terdapat pada seorang
anak laki-laki dan hanya boleh digunakan oleh anak laki-laki.� Dalam monolog ini juga kita bisa melihat
adanya perbedaan yang dialami oleh seorang anak perempuan dan laki-laki saat
dikaruniakan sesuatu yang berharga.
Tabel 3
Analisis Percakapan
Film Mulan Versi
Live action
Percakapan |
Sign |
Object |
Commander
Tung: Only a foolish man listens to
someone whose very existence is a lie! Hong
Hui: You would believe Hua Jun.
Why do you not believe Hua Mulan? She risked everything by revealing her true
identity. She's braver than any man here and she�s the best warrior amongst
us. Cricket: I believe Hua Mulan Yao: I believe Hua Mulan Po: I believe Hua Mulan Warriors
1:
I believe Hua Mulan Warriors
2:
I believe Hua Mulan Warriors
3:
I believe Hua Mulan Commander Tung: Hua Mulan, your action has brought
disgrace and dishonour to this regiment, to this
kingdom, and to your own family, but your loyalty and bravery are without
question. You will lead us as we ride to the imperial city. Ready the horses! |
Komandan tidak
mau mempercayai Mulan namun salah satu teman yang berlatihan bersama Mulan mempercayainya
dan meyakinkan komandan bahwa Mulan adalah seorang prajurit sejati meskipun dia seorang wanita.
Prajurit lain yang berada
disitu pun mempercayai
Mulan dan membuat komandan
mengakui bahwa Mulan adalah prajurit sejati meskipun dia seorang wanita
dan meminta Mulan memimpin
pasukan untuk kembali ke kota
kekaisaran. |
Komandan tidak
mau mempercayai Mulan hingga teman-teman yang berlatihan bersama Mulan meyakinkan bahwa Mulan pantas untuk dipercayai barulah komandan mengakui Mulan sebagai seorang prajurit sejati meskipun dia seorang wanita. |
Sumber: Caro, 2018, 1:17:55 �
1:19:07
Interpretant:
Pada percakapan ini Hong Hui yang
menjadi salah satu prajurit yang berlatih bersama dengan Mulan bertanya-tanya
mengapa komandannya tidak bisa mempercayai Mulan saat dia seorang perempuan
namun akan percaya pada Mulan saat dirinya seorang pria. Peneliti melihat bahwa
zaman sekarang masih banyak orang yang membedakan kepercayaan tergantung dengan
gendernya. Dengan pernyataan � pernyataan tersebut seringkali perempuan dan
laki-laki diperlakukan berbeda dan memberikan dampak pada orang yang
mengalaminya, perempuan dan laki-laki seharusnya diperlakukan sama dan sederajat
tanpa adanya pembanding.
Tabel 4
Analisis Percakapan Film Mulan Versi Live action
Percakapan |
Sign |
Object |
Emperor:
Hua Mulan, the people owe
you a debt of thanks, I owe you, my life. Ingratitude for your service and
dedication I invite you to take your place with our greatest decorated
warriors as an officer in the Emperor�s Guard. |
Warga dan kaisar berhutang pada Mulan karena telah berhasil mengalahkan musuh dan kaisar memberikan penghargaan dengan menjadi petugas di pengawal kaisar. |
Semua orang berhutang budi pada Mulan karena berhasil mengalahkan musuh dan kaisar memberikan penghargaan dengan memberikan posisi sebagai petugas di pengawal kaisar. |
Sumber: Caro, 2018,
1:35:42 � 1:36:03
Interpretant:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) penghargaan adalah menghargai sebuah perbuatan, peneliti melihat dalam
percakapan ini bahwa kaisar ingin memberikan penghargaan kepada Mulan yang
telah berhasil mengalahkan musuh dan posisi yang dihadiahkan kepada Mulan yang
pada umumnya akan ditempati oleh seorang prajurit pria yang paling hebat, namun
kali ini kaisar meminta Mulan menempati posisi itu karena dia adalah prajurit
yang terhebat. Kaisar menawarkan posisi tersebut kepada Mulan tanpa ragu
sekalipun karena Mulan sudah menunjukkan kepada kaisar bahwa seorang perempuan
dapat melakukan hal yang sama dengan laki-laki.
Identifikasi Makna
Kesetaraan Gender Dalam
Video Mulan Versi Live Action
Scene 1
Gambar 1
Mulan Menggunakan Seragam Militer Ayahnya
Sumber: Caro, 2018
Tabel 5
Identifikasi Representasi
Kesetaraan Gender Scene
2
Sign |
Object |
Interpretant |
Mulan berpakaian militer
lengkap dan siap pergi. |
Mulan berjalan keluar
dari kuil dengan pakaian militer lengkap pada malam hari. |
Mulan menyamar menjadi
seorang laki-laki lengkap dengan pakaian militer milik ayahnya dan pergi ke kemping
pelatihan untuk menggantikan ayahnya karena hanya dengan cara ini
dia dapat melindungi ayahnya. |
Sumber: Data Olahan
Peneliti, 2022
Mulan yang sebelumnya menemani ayahnya
menyiapkan barang militernya dan mengetahui bahwa ayahnya akan pergi pada pagi
harinya berandai andai apabila dia seorang laki-laki makan ayahnya tidak perlu
pergi untuk berperang karena dia dapat menggantikannya. Dari situ Mulan dengan
berani untuk mengambil semua peralatan militer milik ayahnya dan pergi pada
malam itu juga ke kemping pelatihan menyamar menjadi seorang laki-laki. Dalam
adegan ini Mulan harus menyamar menjadi seorang laki-laki karena dirinya yang
asli sebagai seorang perempuan tidak dapat menggantikan ayahnya.
Scene 2
Gambar 2
Mulan Berlatih Bersama Dengan Prajurit Lainnya Sebagai Seorang Pria
Sumber: Caro, 2018
Tabel 6
Identifikasi Representasi
Kesetaraan Gender Scene
3
Sign |
Object |
Interpretant |
Mulan berlatih bersama dengan prajurit lainnya. |
Mulan yang menyamar menjadi seorang laki-laki berlatih dengan para prajurit lain setiap hari. |
Mulan yang menyamar menjadi seorang laki-laki melakukan pelatihan yang sama setiap harinya dengan para prajurit lainnya dan mendapat perlakuan yang sama juga. |
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2022
Mulan yang berhasil masuk ke dalam kemah pelatihan sebagai seorang laki-laki dengan nama Hua Jun melakukan pelatihan, aturan dan hukum yang sama juga bagi setiap prajurit di dalam sana. Setiap hari Hua Jun berlatih bersama dengan prajurit lainnya dari dasar hingga mereka bisa melakukannya dengan baik. Mulan yang menyamar pun harus bisa membiasakan diri dengan keadaan sekitarnya dan bersikap layaknya laki-laki pada umumnya. Dalam KBBI menyamar memiliki arti mengubah rupa dan tidak memperlihatkan yang sebenarnya, pengertian ini dapat diartikan bahwa Mulan tidak memperlihatkan dirinya yang sebenarnya yaitu seorang perempuan bukan seorang laki-laki.
Scene 3
Gambar 3
Mulan Berperang Sebagai Seorang Wanita
Sumber: Caro, 2018
Tabel 7
�Identifikasi Representasi Kesetaraan Gender Scene
5
Sign |
Object |
Interpretant |
Terdengar suara teriakan dan keributan serta gesekan antara dua buah besi. |
Mulan dan prajurit lainnya sedang dalam peperangan dengan kelompok Rouran. |
Mulan sebagai seorang perempuan juga memiliki keberanian dan kemampuan yang sama dengan semua laki-laki di sana sehingga dia tidak kesusahan selama berperang. |
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2022
Dalam adegan ini, peneliti menilai bahwa suara teriakan dan keributan yang disertakan dengan bunyi gesekan antara dua buah besi melambangkan sedang adanya peperangan antar dua kelompok yang menggunakan pedang sebagai senjatanya. Dr. Riant Nugroho melakukan penelitian mengenai gender yang dijadikan sebuah buku pada tahun 2020 dan melihat bahwa pria dianggap lebih kuat, lebih potensial dan lebih produktif dibandingkan dengan wanita, maka semua yang berada di medan peperangan adalah pria, sedangkan Mulan berada di tengah peperangan sebagai seorang wanita ingin menunjukkan bahwa bukan hanya pria saja yang kuat dan dapat berperang namun wanita juga sanggup untuk berperang.
Scene 4
Gambar 4
Mulan Melawan Ketua Kelompok Rouran Bori Khan
Sumber: Caro, 2018
Tabel 8
�Identifikasi Representasi Kesetaraan Gender Scene
6
Sign |
Object |
Interpretant |
Pedang yang terulur menghadap Bori Khan dan Bori Khan meremehkan Mulan dengan berkata �The girl
who has come to save the dynasty.�. |
Mulan mengarahkan
pedangnya kepada Bori Khan dan berperang dengannya tanpa mempedulikan remehannya |
Bori Khan yang masih memandang rendah derajat seorang wanita meremehkan Mulan yang datang untuk menyelamatkan kaisar. |
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2022
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) meremehkan dapat diartikan dengan memandang rendah orang lain. Pada adegan ini terlihat bahwa Bori Khan sebagai ketua kelompok dari Rouran meremehkan Mulan sebagai seorang wanita yang datang untuk menyelamatkan kaisar. Bori Khan berperang satu lawan satu dengan Mulan, Bori Khan merasa bisa mengalahkan seorang perempuan dengan mudah namun dia salah karena harus kalah dari Mulan
Pembahasan
Film Mulan menggambarkan dengan jelas perbedaan perlakuan yang diterima wanita dan pria atas perilaku yang sama, bagaimana wanita yang mendapatkan tatapan aneh dan diasingkan sedangkan pria mendapat pujian dan bebas melakukan apapun. Seperti halnya pada sistem patriarki yang dimana laki-laki berada di posisi yang lebih tinggi dari pada perempuan.
Tabel 9
�Kesetaraan Gender Dalam Film Mulan
No |
Scene dan Tabel
Percakapan |
Keterangan |
1 |
Percakapan Tabel 2 |
Kesetaraan gender belum terjadi. |
2 |
Scene 1 |
Kesetaraan gender belum terjadi. |
3 |
Scene 2 |
Kesetaraan gender belum terjadi. |
4 |
Scene 3 |
Kesetaraan gender belum terjadi, namun sudah mulai diperjuangkan. |
5 |
Percakapan Tabel 3 |
Kesetaraan gender mulai terjadi. |
6 |
Scene 4 |
Kesetaraan gender mulai terjadi. |
7 |
Percakapan Tabel 4 |
Kesetaraan gender sudah terjadi. |
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2022
Dalam film Mulan terdapat adegan dimana Mulan sebagai seorang wanita diremehkan dan tidak diakui. Diremehkan dan tidak diakui bisa meninggalkan berbagai kesan bagi yang menerimanya, peneliti melihat bahwa Mulan sebagai seorang wanita menerima itu sebagai tantangan dalam dirinya untuk menunjukkan bahwa seorang wanita tidak sepatutnya diremehkan dan tidak diakui karena wanita memiliki derajat yang sama dengan pria.
Dalam film juga ada adegan dimana Mulan yang seorang wanita diakui dan dihormati oleh banyak orang, hal ini menunjukkan keberhasilan yang dicapai oleh Mulan dalam menyetarakan gender dan tugas seorang wanita dan pria, Mulan juga ingin menunjukkan kepada kita bahwa apabila kita mau berusaha maka hasilnya tidak akan mengecewakan kita.
Secara
keseluruhan film Mulan menunjukkan
perkembangan kesetaraan gender dari kepercayaan bahwa pria dan wanita memiliki tugas yang berbeda dan tidak dapat disamakan derajatnya menjadi sederajat dan semua tugas yang dilakukan oleh pria dapat dilakukan
oleh wanita begitu juga sebaliknya. Seperti halnya yang dikatakan oleh Dr.Riant Nugroho, kesetaraan gender
adalah kondisi dimana perempuan dan laki-laki mempunyai kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia dengan sama dan adil, hal ini dapat
terwujud apabila diskriminasi perempuan dan laki-laki tidak ada.
Kesimpulan
Film Mulan versi live action memberikan pesan mengenai kesetaraan gender secara kasat mata atau tersembunyi sehingga penikmat film yang hanya menonton bisa aja terlewatkan akan pesan ini. Film Mulan menunjukkan bagaimana usaha seorang wanita untuk diakui dan dihormati layaknya pria dan menunjukkan bahwa wanita dan pria dapat melakukan hal yang sama tanpa perlu dibeda-bedakan. Pesan-pesan mengenai kesetaraan gender ini disampaikan melalui percakapan yang dilakukan oleh Mulan dan komandan di tengah film saat Mulan sebagai seorang wanita dianggap aib yang memalukan dan di akhir film saat komandan memuji Mulan yang seorang wanita sebagai prajurit sejati sama seperti prajurit lainnya dan bukan sebuah aib yang memalukan. Sedangkan dalam video adegan film Mulan, memperlihatkan perkembangan kesetaraan gender yang diusahakan oleh Mulan sebagai seorang wanita yang ternyata didukung juga oleh masyarakat sehingga memberikan hasil yang memuaskan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis semiotika Charles
Sanders Peirce, untuk menghasilkan
makna lebih mendalam, lebih kuat, dan dapat diandalkan. Dalam penelitian ini hanya mengidentifikasi adegan dan percakapan yang merepresentasikan pesan kesetaraan gender. Peneliti berharap adanya penelitian lebih lanjut yang melakukan penelitian terkait film Mulan dengan menggunakan paradigma lainnya selain paradigma interpretif. Peneliti juga berharap kedepannya banyak teori dan konsep lain yang dapat digunakan untuk melakukan analisis semiotika seperti analisis editing,
pengambilan gambar, CGI,
dan sebagainya.
Danesi,
Marcel. (2011). Pesan, Tanda dan Makna Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan
Teori Komunikasi. terj. Evi Setyarini Dan Lusi Lian Piantari. Yogyakarta:
Jalasutra. Faqih, Masour, 294. Google Scholar
Film Music Reporter. (2018). from Daily Film Music
News.
Fiske, John. (2012). Pengantar ilmu komunikasi.
Google Scholar
IMDb.
(n.d.). Retrieved 24 Juli 2021 from imdb.com:
https://www.imdb.com/title/tt0120762/
Israpil. (2017). Budaya Patriarki dan Kekerasan Terhadap Perempuan (Sejarah dan Perkembangannya).
Jurnal Pustaka, 5(2), 141-150. DOI: 10.31969/pusaka.v5i2.176. Google Scholar
Nagara,
G. (2020, November 30). kumparan.
Retrieved 30 Juli 2021 from kumparan.com:
https://kumparan.com/grady-nagara/seberapa-patriarki-masyarakat-indonesia-1ugnD8Eb3tq/full
Pambayun, E. L. (2013). One
Stop Qualitative Research Methodology in Communication: Konsep,
Panduan, dan Aplikasi. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia.
Google Scholar
Revitasari, F. (2019, April 29). women. Retrieved 30 Juli 2021 from
idntimes.com:
https://www.idntimes.com/life/women/vita/alasan-budaya-patriarki-masih-ada-di-indonesia/5
Sakina,
A. I., & Siti A, D. H. (2017). Menyoroti Budaya Patriarki Di Indonesia. Social Work Journal, 7(1), 71-80. ISSN:
2528-1577. Google Scholar
Sasmita, U. (2017). Representasi Maskulinitas Dalam Film Disney
Moana (Analisis Semiotika
Charles Sanders Peirce). Jurnal Online Kinesik,
4(2), 127-144. ISSN: 2302-2035. Google Scholar
Sugiyono, P. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatid dan
R&D, Cet 22. Bandung: Alfabeta.
Google Scholar
The
Walt Disney Company. (n.d.). About us:
The Walt Disney Company. Retrieved 18 September 2020 from The Walt Disney
Company Web Site: https://thewaltdisneycompany.com/about/
�
Copyright holder: Christa Aurora Myliniani,
Sabrina Lie, Elissa Christine (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |