Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
DAMPAK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI TERHADAP INOVASI
PADA UMKM DI SURABAYA
Kristoforus Hendy Oetomo
Universitas Surabaya, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peranan eksploitasi dan eksplorasi sebagai pendekatan dalam terwujudnya inovasi pada UMKM di
Surabaya. Agar dapat berkompetisi
dalam pasar dengan baik maka diperlukan
competitive advantage. Maka dari itu inovasi
menjadi salah satu aspek penting dalam
kesuksesan organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan pendekatan
kuantitatif. Responden yang
digunakan adalah 160 responden dari UMKM di Surabaya.
Data yang digunakan merupakan
data primer berupa kuisioner
dengan 20 pertanyaan mengenai eksplorasi, eksploitasi dan inovasi. Penelitian ini menggunakan analisa SEM dengan program AMOS. Hasil menunjukan
bahwa eksploitasi dan eksplorasi memberikan dampak positif terhadap UMKM di Surabaya.
Kata Kunci: eksplorasi; eksploitasi;
inovasi
Abstract
This study aims to see how the role of exploitation and exploration as an
approach in realizing innovation in SMEs in Surabaya. In order to compete in
the market properly, a competitive advantage is needed. Therefore, innovation
is an important aspect of organizational success. This research is a causal research with a quantitative approach. Respondents
used were 160 respondents from SMEs in Surabaya. The data used is primary data
in the form of a questionnaire with 20 questions regarding exploration,
exploitation and innovation. This study uses SEM analysis with the AMOS
program. The results show that exploitation and exploration have a positive
impact on SMEs in Surabaya.
Keywords: exploitation; exploration; innovation
Pendahuluan
Indonesia termasuk
dalam kategori negara bekembang secara global di dunia.
Hal ini dikarenakan banyak UMKM bermunculan di
Indonesia. Merupakan sebuah
tanda bahwa banyak usaha baru
yang lahir. Ditengah kelahiran usaha baru ini tentunya
akan ada potensi terwujudnya pasar yang padat (red ocean market). Dikarenakan
banyak usaha yang kerap kali mengikuti tingkat tren usaha
yang sudah berhasil. Sehingga Inovasi pun menjadi hal penting
dalam menciptakan pasar baru dan menjadi aspek penting dalam
kemampuan sebuah organisasi mencapai tujuannya.
(Ferreira, Coelho, & Moutinho, 2020)
melakukan sebuah penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 387 sampel yang diambil dari SME�s di
Portugal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari knowledge sharing
dan strategic alliances, terhadap inovasi dan pengembangan produk baru. Penelitiannya menunjukan bahwa knowledge
sharing memiliki peranan
penting dalam mewujudkan inovasi baik dengan pendekatan
eksploratif maupun eksploitatif.
Sedangkan pada penelitian
sebelumnya (Ferreira & Coelho, 2020)
melakukan sebuah penelitian yang dilakukan pada
387 sampel yang didapatkan dari SME�s di
Portugal. Dimana bertujuan
untuk memahami dampak dari dynamic capabilities (DC) dalam cakupan eksplorasi dan eksploitasi, terhadap kemampuan berkompetisi dan performa yang dilihat melalui innovation
capabilities (IC) dan branding
capabilities (BC) dalam UMKM. Selain
itu penelitian ini juga ingin melihat peran� entrepreneurial
orientation (EO). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan inovasi dan branding
sangat terpengaruh oleh eksploitasi
dan eksplorasi.
(Tian, Dogbe, Pomegbe, Sarsah, & Otoo, 2020) melakukan penelitian
kepada 388 unit SME�s di Ghana. Dimana bertujuan untuk
membuktikan bahwa ambidexterity sebagai
strategi yang lebih efektif
dalam mewujudkan inovasi. Hal ini menunjukan bahwa dalam penerapannya, eksplorasi dan eksploitasi dapat dilakukan secara simultan dan memberikan dampak yang signifikan terhadap inovasi.
Dalam
ketiga penelitian itu menunjukan bahwa eksplorasi dan eksploitasi sebagai anteseden dari inovasi memberikan dampak yang signifikan. Namun pendekatan ini belum dilakukan
pada UMKM di Indonesia, terutama di Surabaya. Oleh karena itu tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
melihat bagaimana dampak dari eksplorasi
dan eksploitasi dalam perannya membentuk inovasi di UMKM di Surabaya.
Ada dua
proses yang dapat digunakan
dalam melihat model pembuatan strategi sebuah perusahaan yaitu, exploration dan exploitation. DC dari sebuah
perusahaan terhubung dekat dengan konsep
keseimbangan kedua hal tersebut dan memiliki mereka berakar pada area manajemen
strategi perusahaan tersebut.
Melihat dari tujuan penelitian dan permasalahan yang ada, maka penelitian ini mengadopsi perspektif manajemen stratejik dan berdasarkan hasil penelitian (He & Wong, 2004),
bahwa exploitation
dan exploration sebagai salah satu dari strategi inovasi. Menurut (Schulze et al., 2008),
strategi inovasi terdiri dari dua hal:
(1) sebuah dimensi strategi
inovasi yang eksploitatif untuk menunjukan sebuah aktivitas inovasi berdasarkan pengetahuan yang sudah ada dan (2) sebuah dimensi strategi inovasi yang eksploratif untuk menunjukan aktivitas inovasi dimana memiliki fokus untuk menciptakan sebuah pengetahuan yang baru. Kedua hal
ini yang akan dikategorikan sebagai exploitation dan exploration.
Berdasarkan penelitian
(Schulze et al., 2008)
menunjukan bahwa beberapa penelitian terkait mengandung aspek ketidakkonsistenan dari definisi exploration dan exploitation. Lingkup dari
exploitation dan exploration dalam beberapa
penelitian kurang kontras dalam pandangan
proses inovasi yang ingin diambil. Karena seringkali proses
inovasi yang diambil dalam penelitian yang mengkaitkan exploration
dan exploitation digunakan proses inovasi secara umum dan beragam, dimana tidak dapat menunjukan
perbedaan dari exploitation dan exploration.
(Schulze et al., 2008) melalui perspektif gambar 2.1, menunjukan bahwa strategi inovasi mewakili input
yang penting dalam menentukan bagaimana sebuah perusahaan mencari inovasi dari pengetahuan yang sudah ada maupun
belum ada. Selain strategi inovasi juga terdapat beberapa sumber yang berkontribusi dalam menentukan bagaimana sebuah perusahaan melakukan inovasi. Resources yang terdapat
di dalamnya adalah modal finansial, sumber daya manusia, fasilitas
dan lain sebagainya. Sebagai
hasil dari innovation input terdapat
innovation output dimana
lebih jauhnya inovasi yang dihasilkan pun memiliki beberapa dimensi yang nantinya akan mendeskripsikan aspek yang berbeda � beda menjadi inovasi
yang bisa di klasifikasikan.
Maka dari hal ini dapat
dilihat bahwa incremental innovation dan radical innovation, sebaiknya
tidak digunakan sebagai sinonim untuk exploration dan
exploitation karena
mereka merefleksikan aspek yang berbeda dalam suatu proses inovasi. Dalam penelitian (Gatignon, Tushman, Smith, & Anderson, 2002) menyatakan Locus Innovation adalah
Tempat dilakukanya inovasi tersebut. Apakah Core (inti dari produk yg di inovasi)
atau peripheral (tambahan dari produk yg
di inovasi). Sehingga efeknya adalah pada dampak. Jika Core yang di innovasi
maka akan mempengaruhi banyak hal, dibandingkan Peripheral
yang sedikit mempengaruhi hal lainnya. Sedangkan
type of innovation menunjukan terbagi menjadi dua yaitu architectural
yang merupakan inovasi yang
melibatkan antara subsystem
dan generational yang merupakan inovasi yang menghubungkan subsystem
dengan mekanisme yang sudah ada. Sedangkan
innovation�s characteristics terbagi dua yaitu incremental dan radical.
Hal ini menunjukan bahwa tidak bisa
kita melihat inovasi hanya sebatas
radical dan incremental.
Exploitation
dan explorationi merupakan
strategi inovasi. Dimana exploitation dan exploration
memiliki pendekatan yang berbeda dalam menciptakan
sebuah pengetahuan yang baru. Maka (Schulze et al., 2008)
dalam penelitiannya mengartikan bahwa exploitation berfokus
pada penyempurnaan dari teknologi yang sudah ada, pengetahuan mengenai pelanggan maupun pasar dan kompetensi. Sedangkan di sisi lain exploration berfokus
pada eksperimen dengan
alternative baru yang jauh dari teknologi yang sudah ada, pengetahuan
mengenai pelanggan maupun pasar dan kompetensi.
Exploitation dan exploration sebagai strategi inovasi tentu memiliki
karakteristik dan kebutuhan.
Berdasarkan (Liu, 2006)
exploitation lebih
berfokus pada terciptanya pengetahuan baru yang incremental dengan
kepastian dan return
yang segera dan pasti, karena menarik dari pengetahuan yang sudah ada dan dimiliki
dari sebuah organisasi. Sedangkan, menurut (Tushman, Smith, Wood, Westerman, & O�Reilly, 2010)
menyatakan bahwa exploration melibatkan
pencarian rutinitas baru dalam sebuah
organisasi dan menemukan pendekatan baru terhadap proses, teknologi, bisnis, produk, servis dan pasar dan mengimplikasikan
sebuah aktivitas yang lebih berisiko tinggi, bervariasi, fleksibel dan eksperimental. Oleh
karena (Schulze et al., 2008)
menyatakan exploration
memiliki tingkat inovasi yang lebih berpotensi baik dan memiliki efek positif
terhadap performa radical innovation dibandingkan
exploitation. Membandingkan
kedua hal ini sama halnya
membandingkan penelitian dasar dengan product development yang memiliki kepastian hasil, waktu yang relatif singkat dan hasil yang tidak jauh berbeda
dibandingkan dengan penelitian dasar.
Berdasarkan penelitian
(Cohen & Levinthal, 1990)
exploitation dan exploration memiliki sifat
alami self-reinforcing�
dimana perusahaan atau organisasi akan menjadi semakin exploitative ketika
mereka sebelumnya sudah exploitative
dan akan menjadi semakin explorative
apabila perusahaan atau organisasi sebelumnya sudah explorative. Hal inilah
yang disebut competency
trap dimana akan menjadi bias untuk para perusahaan. Perusahaan yang sudah
exploitative akan
menolak explorative
sehingga mereka tidak mampu beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan.
(Ghemawat & Ricart Costa, 1993)
melakukan penelitian mengenai organizational
trade off antara dua efisiensi organisasi. Static efficiency lebih
berfokus pada tujuan organisasi untuk mengimplementasikan peningkatan dalam kerangka kerja mereka dimana
mereka memiliki keyakinan pasti mengenai bagaimana tingkah laku dan evolusi dari lingkungan
sekitar. Berbeda hal dengan dynamic efficiency dimana mengutamakan pertimbangan dan beradaptasi dengan keyakinan mereka yang pasti ini. Dalam
hal ini exploitation lebih
dekat dengan pengertian dari static efficiency dan exploration lebih
dekat dengan pengertian dari dynamic efficiency. Oleh karena itu hipotesis
yang diajukan adalah:
H1: Eksplorasi berpengaruh positif terhadap terwujudnya inovasi
H2: Eksploitasi berpengaruh positif terhadap terwujudnya inovasi
Metode Penelitian
Penelitian ini
berusaha mengungkap pengaruh exploitation
dan exploration terhadap terwujudnya
inovasi pada UMKM di Surabaya. Penelitian
ini termasuk dalam penelitian basic. Penelitian
merupakan penelitian yang dikerjakan dengan maksud untuk menerapkan,
menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam pemecahan permasalahan. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah termasuk
dalam penelitian kausal, karena penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji kemungkinan
sebab akibat antar variabel yang ada. Berdasarkan pendekatan yang digunakan penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif.
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data tersebut didapatkan secara langsung dari responden melalui media kuesioner. Penelitian ini menggunakan data primer untuk meneliti secara langsung mengenai dampak exploitation,
exploration dan ambidexterity, terhadap inovasi UMKM di
Surabaya. Jenis kuesioner
yang disebarkan merupakan jenis close-ended.
Kuesioner ini memiliki tiga bagian.
Bagian pertama berisi perkenalan diri peneliti dan penjelasan mengenai penelitian ini. Bagian kedua berisi tata cara pengisian kuesioner dan data mengenai unit usaha yang dijalankan. Bagian ketiga berisi pertanyaan terkait penelitian ini.
Jenis skala
pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, dimana skala Likert yaitu skala dimana
calon responden memberikan penilaian terhadap pertanyaan yang disajikan dalam pengukuran skala mulai dari 1 sampai
5, dimana angka 1 menunjukan sangat tidak setuju dan angka 5 menunjukan sangat setuju.
Penelitian ini
menggunakan aras interval, dimana aras interval adalah aras pengukuran
yang memiliki jarak yang sama dengan selisih
yang jelas pada skala, alternatif jawaban pada aras interval ini disusun berdasarkan numerical scale dimana
responden diberikan pilihan atas pertanyaan
� pertanyaan yang diukur dalam skala satu
hingga lima.
Populasi merupakan
kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi dari hasil penelitian. Kota target populasi dalam penelitian ini adalah kota Surabaya. Kota tersebut dipilih karena merupakan kota dengan jumlah
UMKM non-pertanian terbanyak
di daerah Jawa Timur.
Target populasi dari penelitian ini adalah pemilik dan karyawan unit usaha UMKM di
Surabaya. Kriteria target populasi
adalah UMKM sektor perdagangan hotel dan restaurant. Untuk
penelitian ini tidak memperhitungkan lama dari usaha tersebut.
Karena untuk UMKM yang baru
jadi pastinya telah menerapkan strategi dynamic
capabilities dalam menawarkan
produk dan jasanya.
Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah teknik non-probability sampling, definisi dari non-probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana setiap anggota dalam populasi yang dipilih memiliki peluang yang sama dan calon responden yang dipilih memiliki peluang yang sama dan calon responden yang dipilih harus memiliki
kemampuan untuk dapat memahami isi dari kuesioner
yang diberikan. Jenis non-probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah salah satu teknik dimana
peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan
ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
Pada penelitian
ini terdapat 20 pertanyaan, sehingga responden minimal dalam penelitian ini adalah 100 responden. Dalam penelitian ini peneliti berencana
akan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar yaitu
sebanyak 140 sampel.
Uji kecocokan
dalam SEM dilakukan untuk mengevaluasi derajat kecocokan atau Goodness of Fit (GOF)
antara data dan model. Menurut
(Hair, Anderson, Tatham, & William, 1998)
menyatakan bahwa evaluasi terhadap GOF dilakukan melalui beberapa tingkatan, yaitu kecocokan keseluruhan model, kecocokan
model pengukuran, dan kecocokan
model structural.
Hasil dan Pembahasan
Dari tabel
1 dapat diketahui bahwa variable Exploitation mempunyai
nilai rata � rata sebesar
3,64 dan deviasi sebesar
1,26. Hal ini menunjukan bahwa rata � rata responden mengaplikasikan kemampuan
Exploitation dalam memunculkan
innovasi.
Tabel 1
Deskripsi Variabel Exploitation
Notasi |
Dimensi |
Mean |
SD |
Expt1 |
Mengembangkan pengetahuan dari produk yang sudah ada. |
3,81 |
1,28 |
Expt2 |
Berinvestasi pada penggunaan
teknologi yang sudah mapan dan terpercaya untuk meningkatkan produktivitas. |
3,76 |
1,21 |
Expt3 |
Mengembangkan kemampuan dalam mencari solusi terhadap permasalahan customer yang di dasarkan
pada solusi yang sudah ada. |
3,65 |
1,20 |
Expt4 |
Meningkatkan keterampilan dalam proses pengembangan produk, dimana perusahaan anda sudah berpengalaman dalam bidang tersebut. |
3,44 |
1,36 |
Expt5 |
Memperkuat pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan efisiensi dari aktivitas inovasi yang sudah ada. |
3,55 |
1,25 |
Total |
3,64 |
1,26 |
Dari tabel
2 dapat diketahui bahwa variable Exploration mempunyai
nilai rata � rata sebesar
3,66 dan deviasi sebesar
1,29. Hal ini menunjukan bahwa rata � rata responden mengaplikasikan kemampuan Exploration
dalam memunculkan innovasi.
Tabel 2
Deskripsi Variabel Exploration
Notasi |
Dimensi |
Mean |
SD |
Expr1 |
Mendapatkan teknologi dan keterampilan yang benar - benar baru bagi
perusahaan. |
3,80 |
1,27 |
Expr2 |
Mempelajari keterampilan
dan proses pengembangan produk
yang benar - benar baru dalam industri. |
3,69 |
1,34 |
Expr3 |
Menggunakan keterampilan manajemen dan organisasi yang benar - benar baru dan penting untuk inovasi perusahaan. |
3,69 |
1,33 |
Expr4 |
Mempelajari keterampilan
yang benar - benar baru untuk menjadi
modal teknologi baru dan pelatihan karyawan R&D perusahaan. |
3,62 |
1,22 |
Expr5 |
Memperkuat keterampilan inovasi dalam bidang dimana perusahaan anda belum pernah memiliki pengalaman. |
3,50 |
1,27 |
Total |
3,66 |
1,29 |
Dari tabel
3 dapat diketahui bahwa variable Innovation mempunyai
nilai rata � rata sebesar
4,20 dan deviasi sebesar
0,83. Hal ini menunjukan bahwa rata � rata responden mewujudkan inovasi baik inovasi berupa
hal baru maupun inovasi berupa pengembangan produk.
Tabel 3
Deskripsi Variabel Innovation
Notasi |
Dimensi |
Mean |
SD |
Inov1 |
Memperkenalkan produk baru atau kualitas
baru dari produk yang sudah ada. |
4,23 |
0,79 |
Inov2 |
Memperkenalkan metode produksi atau melakukan modifikasi dari metode produksi
yang sudah ada. |
4,24 |
0,82 |
Inov3 |
Menemukan pasar baru atau menggunakan marketing
strategi yang baru dalam
pasar yang sudah. |
4,23 |
0,85 |
Inov4 |
Menemukan sumber daya yang baru. |
4,28 |
0,82 |
Inov5 |
Menemukan cara baru
dalam melakukan manajemen keuangan. |
4,22 |
0,75 |
Inov6 |
Mengembangkan struktur, sistem atau prosedur
yang baru. |
4,18 |
0,88 |
Inov7 |
Memperkenalkan budaya baru terutama melalui pengenalan orang -
orang yang inovatif. |
4,16 |
0,87 |
Inov8 |
Menemukan cara baru
dalam memanajemen dan mengembangkan karyawan. |
4,19 |
0,80 |
Inov9 |
Menggunakan cara baru dalam melakukan
manajemen quality control dan R&D. |
4,17 |
0,91 |
Inov10 |
Menemukan cara baru
dalam mengatasi pengaruh eksternal. |
4,14 |
0,85 |
Total |
4,20 |
0,83 |
Nilai batas
yang digunakan untuk menilai reliabilitas yang dapat diterima adalah ≥ 0,7. Untuk nilai variance extracted direkomendasikan
pada tingkat paling sedikit
0,5. Dimana nilai variance extracted yang tinggi menunjukan bahwa indikator � indikator telah mewakili secara baik konstruk laten yang dikembangkan.
Hasil pengujian
construct reliability dan variance extracted dapat
dilihat pada tabel 4. Dari tabel 4 dapat diketahui
bahwa pengujian construct
reliability menunjukan instrument yang reliabel, dimana setiap variabel memiliki nilai di atas 0,7 sedangkan nilai variance extracted untuk
variabel exploration dan exploitation memiliki nilai kurang dari 0,5. Fornell dan Larcker (1981)
menyatakan dalam penelitiannya jika nilai variance extracted kurang
dari 0,5 tetapi nilai composite reliability lebih
tinggi dari 0,6, maka hasil uji convergent
validity masih memadai.
Tabel 4
Convergent
Validity Result
Gambar 1
Model SEM
Dari tabel 5 di atas menunjukan bahwa nilai chi square sebesar
141,399 lebih kecil dari chi square tabel yaitu 229,215. Untuk indeks probability sebesar
0,925, indeks Cmin/DF
sebesar 0,847, Indeks RMSEA
sebesar 0,0001, indeks GFI sebesar 0,921, indeks AGFI sebesar 0,901, indeks TLI sebesar 1,026 dan indeks CFI sebesar 1,000. Semua nilai berada
di rentang nilai yang diharapkan. Artinya model yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah didukung
oleh fakta.
Tabel 5
Hasil Goodness Of Fit
Kriteria |
Hasil AMOS |
Cut off value |
Evaluasi
Model |
Chi square |
141,399 |
≤
( |
Baik |
Probability |
0,925 |
≥
0,05 |
Baik |
Cmin/DF |
0,847 |
≤
2,00 |
Baik |
RMSEA |
0,0001 |
≤
0,08 |
Baik |
GFI |
0,921 |
≥
0,90 |
Baik |
AGFI |
0,901 |
≥
0,90 |
Baik |
TLI |
1,026 |
≥
0,95 |
Baik |
CFI |
1,000 |
≥
0,95 |
Baik |
Dari tabel 6 dapat diketahui
bahwa hipotesis 1 dan 2 dapat diterima dan menunjukan hubungan positif yang signifikan, dimana dalam UMKM di Surabaya pengaruh exploitation dan exploration terhadap innovation.
Tabel 6
Hasil Goodness
Of Fit
Path |
Estimate |
S.E. |
C.R, |
P |
Exploitation → Innovation |
0,413 |
0,071 |
5,848 |
*** |
Exploration → Innovation |
0,461 |
0,070 |
6,547 |
*** |
�������������
Note: *** sig pada alpha: 1%
Dari hasil uji kausalitas model untuk hipotesis pertama diperoleh nilai P signifikan kurang dari 1% dan nilai estimate sebesar 0,413.
Dimana menunjukan hubungan signifikan positif antara exploitation terhadap
innovation. Hubungan positif
dalam hal ini berarti bahwa
exploitation sebagai sebuah
strategi mempengaruhi munculnya
innovation dalam UMKM di Surabaya.
Dalam
pengaruhnya sebagai salah satu antecedents dari innovation,
exploitation memiliki pengaruh
positif yang cukup besar. Dalam hal
ini merupakan incremental
innovation. Dimana inovasi dilakukan
dengan meningkatkan dan mengembangkan produk maupun jasa yang sudah ada. Exploitation lebih menitikberatkan pada penambahan nilai pada produk dan jasa yang sudah ada, dengan
menggunakan teknologi maupun metode yang sudah teruji dan cukup matang untuk
diaplikasikan.
Dari hasil uji kausalitas model untuk hipotesis pertama diperoleh nilai P signifikan kurang dari 1% dan nilai estimate sebesar
0,461. Dimana menunjukan hubungan
signifikan positif antara exploration terhadap
innovation. Hubungan positif
dalam hal ini berarti bahwa
exploration sebagai sebuah
strategi mempengaruhi munculnya
innovation dalam UMKM di Surabaya.
Hasil ini sesuai dengan
hasil penelitian (Schulze et al., 2008)
yang menyatakan bahwa tingkat inovasi exploration memiliki
potensi yang baik dan memberi efek positif
terhadap radical
innovation yang merupakan inovasi
yang baru dan belum pernah ada. Dalam
hal ini exploration memiliki peran yang signifikan dalam terciptanya inovasi. Exploration
dalam peranannya cenderung mencari metode maupun teknologi
yang benar � benar baru dan belum pernah ada. Sehingga
hasilnya berupa radical
innovation. Dimana inovasi yang terwujud benar baru bagi dunia.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa exploitation dan exploration berpengaruh positif signifikan terhadap terwujudnya innovation pada UMKM di Surabaya. Dalam hal ini
exploration dan exploitation mampu menjadi strategi yang baik bagi para pelaku UMKM di Surabaya
dalam mewujudkan inovasi untuk menjadi
competitive advantage mereka.
Dalam
sebuah inovasi diperlukan strategi untuk dapat mencapai inovasi tersebut. Karena inovasi merupakan hasil dari keberhasilan
dalam melakukan pendekatan yang menggunakan beberapa sumber daya yang berbeda yang akan dikombinasikan sehingga menjadi sebuah produk maupun
jasa yang baru atau meningkatkan nilai dari produk
maupun jasa yang sudah ada.
Mewujudkan
inovasi cenderung bias antara penggunaan strategi exploitation
dan exploration. Banyak perusahaan yang mengaplikasikan strategi exploitation tidak mengaplikasikan strategi exploration
dan sebaliknya. Hal ini dikarenakan kedua strategi ini saling bertolak
belakang. Ketika exploration cenderung melekat pada radical
innovation sedangkan exploitation cenderung melekat pada incremental
innovation.
Penelitian
ini memiliki keterbatasan yang perlu disempurnakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
Beberapa usulan untuk penelitian selanjutnya adalah: (1) Mempertimbangkan faktor � faktor lain yang memungkinkan terwujudnya inovasi selain dengan faktor
exploitation dan exploration (2) Melakukan
penelitian tidak terbatas pada UMKM melainkan pada
kategori perusahaan yang lebih besar. Agar dapat melihat bagaimana
eksekusi perusahaan besar dalam mewujudkan
inovasi produk mereka.
Cohen, M., & Levinthal, D. (1990). Absorptive
Capacity Absorptive Capacity. Administration Science Quarterly; Jg, 35,
128�152. Google Scholar
Ferreira, Jorge, & Coelho, Arnaldo.
(2020). Dynamic capabilities, innovation and branding capabilities and their
impact on competitive advantage and SME�s performance in Portugal: the
moderating effects of entrepreneurial orientation. International Journal of
Innovation Science, 12(3), 255�286.
https://doi.org/10.1108/IJIS-10-2018-0108. Google Scholar
Ferreira, Jorge, Coelho, Arnaldo, &
Moutinho, Luiz. (2020). The influence of strategic alliances on innovation and
new product development through the effects of exploration and exploitation. Management
Decision. https://doi.org/10.1108/MD-09-2019-1239. Google Scholar
Fornell, Claes, & Larcker, David F.
(1981). Evaluating structural equation models with unobservable variables and
measurement error. Journal of Marketing Research, 18(1), 39�50. Google Scholar
Gatignon, Hubert, Tushman, Michael L.,
Smith, Wendy, & Anderson, Philip. (2002). A Structural Approach to
Assessing Innovation: Construct Development of Innovation Locus, Type, and
Characteristics. Management Science, 48(9), 1103�1122.
https://doi.org/10.1287/mnsc.48.9.1103.174. Google Scholar
Ghemawat, Pankaj, & Ricart Costa, Joan
E. I. (1993). The organizational tension between static and dynamic efficiency.
Strategic Management Journal, 14(S2), 59�73.
https://doi.org/https://doi.org/10.1002/smj.4250141007. Google Scholar
Hair, Joseph F., Anderson, Rolph E.,
Tatham, Ronald L., & William, C. (1998). Black (1998), Multivariate data
analysis. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. Google Scholar
He, Zi Lin, & Wong, Poh Kam. (2004).
Exploration vs. Exploitation: An Empirical Test of the Ambidexterity
Hypothesis. Organization Science, 15(4), 481�494.
https://doi.org/10.1287/orsc.1040.0078. Google Scholar
Liu, Weiping. (2006). Knowledge
exploitation, knowledge exploration, and competency trap. Knowledge and
Process Management, 13(3), 144�161.
https://doi.org/https://doi.org/10.1002/kpm.254. Google Scholar
Schulze, Patrick, Heinemann, Florian, &
Abedin, Annas. (2008). Balancing Exploitation And Exploration. Academy of
Management Proceedings, 2008(1), 1�6.
https://doi.org/10.5465/ambpp.2008.33622934. Google Scholar
Tian, Hongyun, Dogbe, Courage Simon Kofi,
Pomegbe, Wisdom Wise Kwabla, Sarsah, Sampson Ato, & Otoo, Charles Oduro
Acheampong. (2020). Organizational learning ambidexterity and openness, as
determinants of SMEs� innovation performance. European Journal of Innovation
Management. https://doi.org/10.1108/EJIM-05-2019-0140. Google Scholar
Tushman, Michael, Smith, Wendy K., Wood,
Robert Chapman, Westerman, George, & O�Reilly, Charles. (2010).
Organizational designs and innovation streams. Industrial and Corporate
Change, 19(5), 1331�1366. https://doi.org/10.1093/icc/dtq040. Google Scholar
Copyright holder: Kristoforus
Hendy Oetomo (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |