Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
PERAN DUKUNGAN SOSIAL REKAN
KERJA DALAM MENJELASKAN KECEMASAN SAAT KEMBALI WORK FROM OFFICE PADA KARYAWAN
Ester
Pascalia Puspita Wibawa
Universitas Gunadarma, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Setelah dimulainya
vaksinasi masal di
Indonesia, sebagian besar karyawan sudah mulai bekerja di kantor (Work From Office) dengan
menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan akan terpapar virus Covid-19 bagi
karyawan yang mulai melaksanakan Work From
Office. Salah satu faktor yang mampu menjelaskan terjadinya kecemasan adalah
hadirnya dukungan sosial.
Penelitian
ini bertujuan menguji secara empiris Peran dukungan sosial
rekan kerja dalam menjelaskan kecemasan saat kembali Work From Office pada karyawan.
Data
diperoleh melalui skala dukungan sosial rekan kerja
dan kecemasan. Responden penelitian ini berjumlah 100 responden
terdiri
dari 20 laki-laki dan
80 perempuan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peran dukungan sosial rekan kerja
sangat signifikan terhadap kecemasan pada karyawan saat kembali Work From Office,
yang ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 8.552 dengan tingkat signifikansi p = 0.004
(p<0,05) dan dukungan sosial
rekan kerja memiliki peran sebesar 8% terhadap kecemasan pada karyawan saat melaksanakan Work From
Office dan 92% di pengaruhi oleh faktor lainnya seperti stress, depresi tekanan psikologis, dan gejala kompulsif seksual. Hal ini dikarenakan adanya bantuan
secara langsung dalam mengerjakan pekerjaan yang berat, serta lebih memudahkan
koordinasi secara langsung ketika Work From Office sehingga dapat
mengurangi kecemasan terapar covid-19 saat Work
From Office.
Kata Kunci: dukungan sosial; kecemasan; karyawan; work from
office
Abstract
Mass vaccination in Indonesia is already, most employees have started
working in the office (Work From Office) by
implementing strict health protocols. This can cause anxiety about being
exposed to the Covid-19 virus for employees who start to carry out Work From Office. One of the factors that can explain the
occurrence of anxiety is the presence of social support. This study aims to
empirically examine the role of coworkers' social support in explaining
employee anxiety when returning to work from office. Data obtained through the
scale of coworkers' social support and anxiety. Respondents in this study
amounted to 100 respondents consisting of 20 men and 80 women. The analysis
technique used is regression analysis. The results showed that the role of
co-workers' social support was very significant on employee anxiety when
returning to Work From Office, which was indicated by
the calculated F value of 8,552 with a significance level of p = 0.004
(p<0.05) and co-workers' social support had a role of 8% of employees'
anxiety when carrying out Work From Office and 92% influenced by other factors
such as stress, depression, psychological pressure, and symptoms of sexual
compulsiveness. This is because there is direct assistance in doing heavy work,
as well as making it easier for direct coordination when working from office so
as to reduce the anxiety of being exposed to covid-19 when working from office.
Keywords: social support; anxiety; work from office; employee
Pendahuluan
Pandemi virus Covid-19 yang sedang terjadi membuat masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan baru termasuk dengan
perubahan pada sistem bekerja yang biasanya Work From Office menjadi Work From
Home, hal ini membuat karyawan harus bisa beradaptasi
dengan kebiasaan/ cara kerja yang baru. Pemerintah mengupayakan berbagai hal untuk mengurangi
kenaikan kasus positif covid-19 di Indonesia, salah satunya
dengan program vaksinasi masal. Data Vaksinasi COVID-19
(Update per 5 November 2021) terdapat 123.824.199 masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi ke-1,
77.687.838 masyarakat yang sudah
melakukan vaksinasi ke-2,
dan 1.156.371 masyarakat yang sudah
melakukan vaksinasi ke-3.
Setelah dimulainya vaksinasi
masal di Indonesia angka positif Covid-19 pun menurun berdasarkan update data kemenkes
per tanggal 9 November 2021 penambahan
kasus positif Covid -19 sebanyak 434 kasus. Angka ini sudah cukup
menurun dari sebelumnya. Berdasarkan data vaksinasi dan kenaikan kasus positif covid-19 maka pemerintah mengizinkan sebagian besar karyawan sudah dapat kembali
Work From Office dengan menerapkan protokol kesehatan.
Website kementrian
Mendagri (2021) menunjukkan
bahwa adanya penurunan level PPKM mebuat perubahan dalam peraturan mengenai pelaksanaan kegiatan para pegawai. Kapasitas kantor sektor non-esensial di daerah PPKM level 1 Jawa-Bali 75 persen bagi pegawai yang sudah divaksinasi. Pelaksanaan kegiatan pada sektor non esensial diberalakukan 75% Work From Office
(WFO) bagi pegawai yang sudah divaksin dan wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi pada pintu akses masuk dan keluar tempat kerja,
namun tidak semua karyawan benar-benar mematuhi protokol kesehatan hal ini dapat
menimbulkan kecemasan akan terpapar virus Covid-19 bagi karyawan yang mulai melaksanakan Work From
Office. Kecemasan akan terpapar virus Covid-19 juga bisa
dipicu dengan seringnya menggunakan kendaraan umum yang menyebabkan seringnya bertemu dengan orang lain).
Kecemasan timbul
karena adanya sesuatu yang tidak jelas atau tidak
diketahui sehingga muncul perasaan yang tidak tenang, rasa khawatir, atau ketakutan (Rachmat, 2009).
Menurut (Stuart et al., 1998)
kecemasan adalah keadaan emosi tanpa
objek tertentu. Kecemasan dipicu oleh hal yang tidak diketahui dan menyertai semua pengalaman baru, seperti masuk
sekolah, memulai pekerjaan baru atau melahirkan anak. Karakteristik kecemasan ini yang membedakan dari rasa takut. Kecemasan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya; faktor genetis kurangnya dukungan sosial, peristiwa traumatis, atau konflik psikologis
yang tidak terselesaikan (Nevid, Rathus, & Greene, 2005).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah dukungan sosial. (Fauziyah & Ariati, 2015)
menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial teman sebaya dengan
kecemasan, hal ini berarti semakin
tinggi dukungan sosial teman sebaya
maka akan semakin rendah tingkat kecemasannya, begitupun sebalinya. Maka dapat dikatakan
dukungan sosial dari teman sebaya
akan memantu mengurangi kecemasan individu. Menurut (Kloos et al., 2012)
dukungan sosial adalah suatu kumpulan
proses sosial, emosional, kognitif, dan perilaku yang berlangsung dalam sebuah hubungan pribadi dimana individu memperoleh bantuan untuk melakukan
penyesuaian adaptif atas masalah yang dihadapinya. Dukungan sosial dapat berasal
dari beberapa sumber, yaitu keluarga,
temanteman, dokter, organisasi komunitas ataupun rekan kerja
(Sarafino & Smith, 2014).
Berdasarkan pendapat
Lane
(2004) konsep dukungan
sosial rekan kerja yaitu ketersediaan
dukungan dari rekan kerja yang dirasakan individu saat membutuhkan. Dukungan sosial rekan kerja merupakan
salah satu jenis dukungan sosial yang bersumber dari internal dunia kerja, sedangkan menurut Beehr and McGrath (Ibrahim, 2014)
dukungan sosial rekan kerja adalah
kesediaan rekan kerja untuk membantu
satu sama lain dalam melaksanakan tugas. Santoso (2021) juga berpendapat
bahwa Dukungan sosial berkorelasi positif dengan efikasi diri, kualitas
tidur dan kesehatan jiwa, sedangkan berkorelasi negatif dengan kecemasan, stres, depresi, tekanan psikologis dan gejala kompulsif seksual. Dukungan sosial sangat penting dalam dimensi psikologis
untuk memberikan keyakinan diri, meningkatkan mekanisme koping dan kualitas hidup.
Metode Penelitian
Subjek dalam
penelitian ini adalah karyawan yang sudah mulai ataupun
baru akan melaksanakan Work From Office sebanyak 100 orang (80% perempuan
dan 20% laki-laki) yang berusia
20-36 tahun dan berdomisili
di Jabodetabek. Berdasarkan
hasil isian identitas diketahui bahwa 51% responden merupakan pengguna tranportasi umum dan sisanya 49% merupakan pengguna transportasi pribadi (baik motor maupun mobil) dalam
menuju ke kantor. Subjek diperoleh melalui teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan ataupun karakteristik tertentu (Sugiyono, 2016).
Karakteristik sample pada penelitian
ini adalah karyawan yang akan kembali melaksanakan Work From Office di jabodetabek.
Data penelitian
ini didapatkan dengan menggunakan metode Skala. Menurut Sudaryono (2016) skala adalah alat yang disusundan digunakan oleh peneliti untuk mengubah respons tentang suatu variabel
menjadi data kuantitatif.� Instrumen penelitian ini menggunakan model skala Likert
yang terdiri dari 6 respon jawaban mulai dari Sangat Tidak Sesuai sampai
dengan Sangat Sesuai. (1)
Skala dukungan sosial rekan kerja terdiri
dari 14 item yang di adaptasi
melalui (Sarafino & Smith, 2014)
memiliki reliabilitas sebesar 0.923. Salah satu item
pada skala dukungan sosial rekan kerja
adalah �Rekan kerja membantu saat saya memiliki
beban kerja yang berat�, (2) Skala kecemasan terdiri dari 20 item dengan 5 item unfavorable yang di adaptasi
melalui Zung (1971) dimana setiap item pada skala dimodifikasi dengan menambahkan konteks dalam kembali
WFO memiliki daya reliabilitas sebesar 0.912 Salah satu item pada skala kecemasan adalah �Saya merasa lebih gugup
dan cemas dari biasanya� jika harus kembali
Work From Office�.
Analisis yang dilakukan
pada penilitian ini adalah menguji pengaruh dari variabel
Dukungan Sosial Rekan Kerja terhadap
Kecemasan maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesisi
adalah analisis regresi (Regression).
Hasil dan Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari analisi data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peran dukungan sosial rekan kerja
sangat signifikan terhadap kecemasan pada karyawan saat kembali Work From Office, yang ditunjukkan
dengan nilai F hitung sebesar 8.552 dengan tingkat signifikansi p = 0.004 (p<0,05). Penelitian
ini juga menunjukkan bahwa dukungan sosial rekan kerja
memiliki peran sebesar 8% terhadap kecemasan pada karyawan saat melaksanakan Work From Office
dan 92% di pengaruhi oleh faktor
lainnya seperti stress, depresi tekanan psikologis, dan gejala kompulsif seksual.� Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti yaitu terdapat pengaruh dukungan sosial rekan kerja terhadap
kecemasan pada karyawan
yang mulai melaksanakan Work From Office
dapat diterima.
Tabel 1
Peran Dukungan Sosial Rekan Kerja
Dalam Menjelaskan Kecemasan
R |
R Square |
Adjusted R Square |
.283a |
.080 |
.071 |
Berdasarkan
hasil penelitian terlihat bahwa dukungan sosial rekan kerja memiliki peran yang
sedikit dalam menjelaskan kecemasan karyawan saat kembali Work From Office. Bantuan secara langsung dari rekan kerja saat
mengerjakan tugas merupakan salah satu hal yang berperan dalam menurunkan
kecemasan karyawan saat Work From Office,
karyawan lebih cemas tidak dapat menyelesaikan tugas daripada tertular
Covid-19. Penelitian ini menunjukkan bahwa hadir atau tidaknya dukungan sosial
rekan kerja hanya memberikan peran kecil dalam kecemasan karyawan.
Hasil penelitian
ini diperkuat dengan Santo dan Alfian (2021)
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir yang artinya apabila dukungan sosial yang diterima oleh individu tinggi maka kecemasan
dalam menghadapi dunia kerja akan turun,
begitu juga sebaliknya. Hal
itu sejalan dengan penelitian (Utomo & Sudjiwanati, 2018)
yang menyatakan bahwa dukungan sosial yang diberikan kepada ibu hamil akan
membuat tingkat kecemasan yang dialami ibu hamil rendah,
begitupun sebaliknya.
Penelitian (Ikawati & Gutomo, 2014),
menyatakan bahwa dukungan sosial memberikan pengaruh 72% terhadap kondisi kecemasaan dalam mengadapi pensiun (Post Power Syndrom).� Seorang yang memasuki pensiun perlu melakukan penyesuaian - penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi sebagai akibat pension, hal ini juga sejalan dengan penelitian (Ikawati & Gutomo, 2014)
yang menyatakan bahwa dukungan sosial memberikan sumbangan yang efektif sebesar 57% terhadap kecemasan karir siswa.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan, maka dibuat kesimpulan bahwa peran dukungan sosial rekan kerja
sangat signifikan terhadap kecemasan pada karyawan saat kembali Work From Office. Peran dari dukungan sosial
rekan kerja sebesar 8% terhadap kecemasan pada karyawan saat melaksanakan Work From Office
dan 92% di pengaruhi oleh faktor
lainnya seperti stress, depresi tekanan psikologis, dan gejala kompulsif seksual. Adanya bantuan
secara langsung dari rekan kerja
dalam mengerjakan pekerjaan yang berat, serta lebih memudahkan
dalam hal koordinasi secara langsung ketika Work From Office sehingga dapat mengurangi
kecemasan terapar covid-19 saat Work From Office. Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima.
Berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut; bagi perusahaan,
sesuai dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan perusahaan diharapkan dapat memiliki� program khusus dalam hal� memperhatikan kecemasan yang timbul dari karyawannya saat memulai Work From Office. Bagi karyawan yang bekerja Work From Office,
diharapkan dapat meningkatkan dukungan social terhadap sesama rekan kerja, untuk
menurunkan tingkat kecemasan.
Fauziyah, Faradina Khoirunnisa, & Ariati, Jati.
(2015). Dukungan Sosial Teman Sebaya Dan Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja
Pada Mahasiswa S1 Tingkat Akhir. Jurnal Empati, 4(4), 255�261. Google Scholar
Ibrahim, A. (2014). Pengelolaan
Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: PT. Leautika Nouvalitera. Google Scholar
Ikawati, Ikawati, & Gutomo, Tri.
(2014). Pengaruh dukungan sosial terhadap kondisi kecemasan dalam menghadapi
pensiun (Post Power Syndrom). Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 13(1),
83�98. Google Scholar
Kloos, Bret, Hill, Jean, Thomas, Elizabeth,
Wandersman, Abraham, Elias, Maurice J., & Dalton, James H. (2012).
Community psychology. Belmont, CA: Cengage Learning. Google Scholar
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A.,
& Greene, Beverly. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga,
96�101. Google Scholar
Rachmat, Harto Widiyas. (2009). Kecemasan
Pada Mahasiswa Saat Menghadapi Ujian Skripsi ditinjau dari Kepercayaan Diri.
PRODI PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA. Google Scholar
Sarafino, Edward P., & Smith, Timothy
W. (2014). Health psychology: Biopsychosocial interactions. John Wiley
& Sons. Google Scholar
Stuart, Gail Wiscarz, Sundeen, Sandra Joan,
Laraia, Michele T., Porter-Mahoney, Deenie, Patrick, Graham J., & Wilson,
Janet Sullivan. (1998). Principles and Practice of Psychiatric Nursing:
Instructor�s Resource Manual and Test Bank. Mosby. Google Scholar
Utomo, Yohanes Didhi Christianto, &
Sudjiwanati, Sudjiwanati. (2018). Pengaruh dukungan sosial terhadap tingkat
kecemasan ibu hamil di rumah sakit bersalin pemerintah kota malang. PSIKOVIDYA,
22(2), 197�223. Google Scholar
Copyright holder: Ester Pascalia Puspita
Wibawa (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |