Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
PERAN HARDINESS DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP STRES
ISTRI TNI YANG DITINGGAL KE WILAYAH RAWAN KONFLIK
Meilina Wirohati, Muhana
Sofiati Utami
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Tugas prajurit TNI ke
wilayah rawan konflik memberikan pengaruh terhadap kehidupan keluarga terutama
pada istri. Selama ditinggal bertugas , istri mengurus keluarga sendirian
sehingga rentan mengalami stres. Hardiness dan dukungan sosial berperan
sebagai pelindung individu dari bahaya dampak negatif stres. Hipotesis
penelitian ini adalah hardiness dan dukungan sosial anggota Persit
Kartika Chandra Kirana berperan terhadap tingkat stres istri TNI yang ditinggal
tugas ke wilayah rawan konflik. Penelitian menggunakan metode kuantitatif
dengan teknik purposive sampling. Subjek melibatkan 160 orang istri prajurit
yang sedang ditinggal tugas ke wilayah rawan konflik. Pengumpulan data
menggunakan Skala Stres, Hardiness, dan Dukungan Sosial. Hasil analisis
dengan regresi ganda menunjuk kan bahwa hardiness dan dukungan sosial
organisasi istri TNI secara bersama - sama berperan terhadap stres istri (F=
34,446, R Square = 0,305, p<0,01). Hardiness dan dukungan sosial
memberikan sumbangan efektif terhadap stres sebesar 30,5%. Hardiness
ditemu kan memiliki peran yang lebih besar dalam menurunkan tingkat stres pada
istri prajurit .
Kata kunci: stres
istri TNI; hardiness; dukungan sosial
Abstract
The duties of TNI soldiers to conflict-prone areas
impact family life, especially for their wives. While left on duty, the wife
takes care of the family alone, so she is prone to stress. Hardiness and social
support act as individual protectors from the adverse effects of stress. This
research hypothesizes that the hardiness and social support of Persit Kartika
Chandra Kirana members play a role in the stress level of TNI wives who are
left on duty to conflict-prone areas. This research uses a quantitative method
with a purposive sampling technique. The subjects involved 160 wives of
soldiers stranded on duty to conflict-prone regions. They collected data using
the Stress, Hardiness, and Social Support Scale. The results of the multiple
regression analysis showed that the hardiness and social support of the TNI
wife's organization together played a role in the wife's stress (F= 34,446, R
Square = 0,305, p<0,01). Hardiness and social support provide an effective
contribution to stress by 30.5%. Hardiness was found to have a more significant
role in reducing stress levels in soldiers' wives.
Keywords: TNI wife stress; hardiness; social support
Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki komitmen untuk ikut berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia
seperti yang tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke empat yakni ikut
serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
keadilan sosial, serta menerapkan prinsip politik luar negeri yang bebas dan
aktif. Kontribusi negara Indonesia diwujudkan dengan pengiriman pasukan Tentara
Nasional Indonesia (TNI) ke berbagai negara rawan konflik serta menjadi bagian
dari tim pasukan perdamaian di bawah organisasi Persatuan Bangsa - Bangsa
(PBB). Selain itu tugas utama dari prajurit TNI menurut Undang - Undang Nomor 3
Tahun 2002 adalah menjaga pertahanan dan keamanan di dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berkaitan dengan tugas tersebut, prajurit
TNI harus selalu siap ditugaskan untuk menjaga keamanan negara dari segala
bentuk ancaman yang ada.
Prajurit TNI Angkatan Darat (AD)
memiliki jumlah pasukan terbesar untuk ditempatkan ke berbagai wilayah rawan
konflik. Tuntutan tugas menjaga perdamaian di wilayah rawan konflik, membuat
prajurit yang telah berkeluarga tentunya harus meninggalkan istri, anak, dan
keluarga. Kondisi tersebut membawa efek terhadap kehidupan keluarga prajurit,
terutama bagi istri yang ditinggalkan harus mengemban tanggung jawab yang
semakin berat dalam mengurus keluarga dan menghadapi berbagai persoalan rumah
tangga sendirian.
Istri TNI AD tergabung di dalam
organisasi Persit Kartika Chandra Kirana. Pada tahun 2015 slogan organisasi
Persit menyebutkan bahwa setiap anggota persit harus bertransformasi
mencerminkan karakter �Wanita Tangguh, Cerdas dan Kreatif�. Persepsi masyarakat
tentang istri TNI adalah wanita yang tangguh karena seringkali ditinggal dan
siap menanggung resiko atas tugas suami. Namun studi pendahuluan yang dilakukan
oleh peneliti melalui angket online kepada 25 orang istri prajurit yang sedang
ditinggal tugas ke wilayah rawan konflik, beberapa responden mengaku pernah
mengalami kondisi tekanan terutama saat awal penugasan suami, seperti: merasa
kelelahan, rasa kecemasan sewaktu anak sakit, kekhawatiran tentang keselamatan
suami, penurunan kesehatan fisik, prasangka terhadap kesetiaan suami, sulit
mengambil keputusan, tuntutan harus menjalani peran ganda, perasaan ter tekan
ditinggal sewaktu hamil, dan sendirian mengasuh anak - anak yang masih kecil.
Beberapa hasil penelitian menemukan
bahwa stres istri menjadi salah satu persoalan gangguan kesehatan psikologis
yang banyak terjadi di dalam kehidupan keluarga sehingga turut mempengaruhi
kesejahteraan dan kebahagiaan anggota keluarga. Berdasarkan hasil survey oleh
Gallup Healthways Well Being Index tahun 2012 di Amerika menemukan bahwa istri
yang hanya tinggal di rumah bersama anak - anak lebih banyak mengalami stres,
kesedihan, dan emosi yang tidak terkontrol. Sebanyak 43% dari 60.000 istri
mengaku dirinya harus berjuang sendirian, dan 3% istri merasakan penderitaan selama
ditinggal sendiri bersama anak - anak. Hasil penelitian Eo dan Kim (2018)
terhadap istri
di beberapa negara Asia yakni di Filipina, Vietnam, dan Korea juga menemukan
bahwa istri rentan mengalami stres pengasuhan selama ditinggal sen dirian. Galbally dan Lewis (2017) mengemukakan
bahwa stres pada istri menjadi persoalan serius karena mempengaruhi
kesejahteraan kehidupan anggota keluarga termasuk mempengaruhi perkembangan
emosi anak - anak. Penelitian di Indonesia menemukan stres pada istri dapat
menjadi penyebab munculnya perilaku agresivitas pada istri yang menjalani
pernikahan jarak jauh (Margiani, 2013).
Stres pada istri prajurit memiliki
tantangan dan karakteristik khusus seperti yang dijelaskan dalam Handbook of
Military Psychology (Bowles & Bartone, 2017). Stres yang terjadi karena istri prajurit menghadapi
banyak tantangan yang pada akhirnya menguji ketahanan istri untuk tetap
bertahan menikah dengan prajurit. Tantangan istri prajurit seperti:
perpanjangan lama waktu penugasan, kesulitan mengatasi masalah, dan kebutuhan
akan dukungan emosi positif yang tinggi selama mendampingi dinas militer (Bergman, Burdett, & Greenberg, 2014).
Permasalahan lain yang dihadapi istri diungkapkan oleh Dandeker, French, Birtles, dan Wessely (2006) bahwa pada istri prajurit di Inggris
melakukan usaha yang besar untuk dapat beradaptasi dalam mengambil ali h
seluruh tanggung jawab keluarga selama ditinggal bertugas sehingga rentan
mengalami stres. Penelitian dengan pendekatan studi longitudinal (Martin, J. A., Ickovics, 2015) menemukan istri
prajurit berada dalam kondisi tekanan selama menjalani perkawinan dan berada
dalam lingkungan kehidupan militer sehingga turut mempengaruhi kesejahteraan
psikologis istri prajurit. Penelitian stres istri prajurit di Indonesia oleh (Damayanti, Ratnawati, & Fevriasanty,
2016)
menemukan bahwa sesama rekan istri prajurit memiliki banyak perbedaan baik dari
p angkat suami, karakter, dan latar belakang budaya yang berbeda - beda
sehingga menuntut kemampuan penyesuaian diri istri. Kegagalan menyesuaikan diri
dapat menjadi salah satu penyebab stresor.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat dua variabel yang mempengaruhi kondisi stres pada individu,
yakni hardiness dan dukungan sosial (Maddi, 2013);
(Taheri, Ahadi, Kashani, & Kermani, 2014); (Segun-Martins & Dennis, 2017). Memiliki daya tahan diri atau hardiness dapat membuat seorang individu
terlindungi dari berbagai efek negatif stres yang dihadapi (Albery & Munaf�, 2008). Hardiness juga sebagai
faktor pelindung bagi prajurit dan anggota keluarga dalam menghadapi stresor,
simptom stres, dan berbagai peristiwa traumatis yang terjadi di kehidupan
militer (Escolas, Pitts, Safer, & Bartone,
2013). Penelitian (Orme & Kehoe, 2014)
menemukan hardiness sebagai variabel
yang berperan terhadap penurunan tingkat stres istri prajurit militer Australia
selama penempatan suami di wilayah rawan konflik.
Pasangan dan keluarga militer mengalami
tekanan selama terpisah dengan suami , sehingga membutuhkan layanan berupa
bantuan dari organisasi dan dukungan sesama anggota di lingkungan militer (Link & Palinkas, 2013). Hasil
penelitian Van Winkle dan Lipari (2015) menunjukkan
bahwa penurunan stres terjadi setelah istri prajurit mulai menunjukkan
ketahanan setelah melakukan penyesuaian diri dengan adanya bantuan dari teman
di lingkungan militer. Dandeker et al. (2006) menemukan
dukungan kelompok berfungsi sebagai 'buffering stress'. Istri
prajurit banyak mengalami penurunan kesehatan sehingga meminta bantuan dari
resimen dalam mencari dukungan secara informal. Istri mengakui bahwa resimen
adalah sumber dukungan utama selama penugasan suami yang membuat istri menjadi
lebih toleran dan kuat terhadap tekanan. Dukungan dari sesama istri prajurit
banyak membantu karena memiliki rasa kesamaan nasib (Padden & Posey, 2013).
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah hardiness dan
dukungan sosial anggota Persit Kartika Chandra Kirana berperan terhadap stres
istri Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang ditinggal tugas
ke wilayah rawan konflik. Hipotesa mayor penelitian ini adalah hardiness dan dukungan sosial Persit
Kartika Chandra Kirana secara bersama - sama berperan terhadap s tres istri TNI
yang ditinggal bertugas ke wilayah rawan konflik. Hipotesa minor pertama dalam
penelitian ini adalah semakin tinggi hardiness
maka stres istri TNI semakin rendah, dan semakin rendah hardiness maka stres istri TNI semakin tinggi. Hipotesa minor kedua
adalah semakin tinggi dukungan sosial Persit Kartika Chandra Kirana maka stres
istri TNI semakin rendah, dan semakin rendah dukungan sosial maka stres istri
TNI semakin tinggi.
Metode Penelitian
Variabel penelitian ini dibedakan
menjadi dua, yakni variabel dependen (stres istri TNI AD) dan variabel
independen (hardiness dan dukungan
sosial Persit Kartika Chandra Kirana). Subjek penelitian ini terdiri dari 160
orang istri TNI AD yang sedang ditinggal tugas ke wilayah rawan konflik.
Kriteria subjek penelitian yaitu istri TNI AD yang sedang ditinggal tugas ke
wilayah rawan konflik , dan bertempat tinggal di dalam asrama militer.
Metode pengumpulan data menggunakan tiga
skala (Skala Stres, Skala Hardiness, dan Skala Dukungan Sosial) yang disusun
sendiri oleh peneliti berdasarkan konsep teori dan hasil informasi dari Focus
Group Discussion (FGD) bersama istri prajurit TNI. Skala Stres memiliki 21
aitem berdasarkan aspek - aspek stres (Sarafino & Smith, 2014) yakni respon fisik dan psikologis
(kognitif, afektif, dan psikososial). Skala Hardiness memiliki 16 aitem
berdasarkan aspek - aspek hardiness (Maddi, 2013)
yakni commitment, control dan
challenge. Skala Dukungan Sosial memiliki 19 aitem berdasarkan aspek - aspek
dukungan sosial (Lakey & Cronin, 2008) yakni dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informati f.
Terdapat tiga pilihan alternatif jawaban
untuk Skala Stres yakni terdiri dari SS (Sangat Sering), KD (Kadang - K adang),
dan TP (Tidak Pernah). Pemberian skor bergerak dari 2 hingga 0. Sedangkan untuk
Skala Hardiness dan Skala Dukungan Sosial menggunakan model Likert dengan 5
pilihan jawaban yakni SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), N (Netral), TS (Tidak
Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Pemberian skor tiap aitem bergerak dari
4 hingga 0. Reabilitas Skala Stres sewaktu uji coba ( α = 0,903 , N= 112 ) dan
penelitian ( α = 0,935 , N=160 ), Skala Hardiness sewaktu uji coba ( α = 0,909
, N=112 ) , dan penelitian ( α = 0,933 , N=160 ), Skala Dukungan Sosial sewaktu
uji coba ( α = 0,905, N=112) dan penelitian ( α = 0,931 , N=160 ). Reabilitas
skala disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1
Reabilitas
Skala
Skala
|
Uji
Coba |
Penelitian
|
Stres
Hardiness
Dukungan
Sosial |
0,903
0,909
0,905
|
0,935
0,933
0,931
|
Berdasarkan
Tabel 1 menunjukkan bahwa reabilitas ketiga skala tergolong baik (α>0,9).
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Berdasarkan
hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa hardiness dan dukungan
sosial Persit Kartika Chandra Kirana berperan terhadap stres istri TNI
(Fregresi = 34,446, p<0,01) dan nilai R Square (R2) = 0,305 . Variabel hardiness
dan dukungan sosial secara bersama - sama memberikan sumbangan efektif
terhadap stres istri TNI sebesar 30,5% (hardiness = 19,22% , dukungan
sosial Persit = 11,28% ), sementara sisanya 69,5% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak teridentifikasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian
mendukung hipotesis mayor dalam penelitian ini.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel hardiness teruji dapat memprediksi
terjadinya stres pada istri TNI , artinya semakin tinggi hardiness maka
stres istri semakin rendah, semakin rendah hardiness maka stres istri
TNI semakin tinggi . Hasil ini mendukung hipotesa minor pertama (r = - 0,510,
p<0,01) . Selanjutnya dukungan sosial Persit dapat memprediksi tingkat stres
pada istri TNI, artinya semakin tinggi dukungan sosial anggota Persit maka
stres istri semakin rendah, semakin rendah dukungan sosial anggota Persit maka
stres istri TNI semakin tinggi. Hasil ini mendukung hipotesa minor kedua (r = -
0,451 , p<0,01).
Hasil analisis
dengan anova satu jalur menunjukkan terdapat perbedaan stres istri
ditinjau dari golongan pangkat suami (F= 93,838, p<0,01). Selanjutnya uji
beda stres dilakukan secara berpasangan antara masing - masing kelompok
istri berdasarkan
golongan pangkat suami dengan menggunakan analisis t test . Berdasarkan
hasil analisis t test diketahui bahwa stres istri perwira lebih tinggi
daripada stres istri bintara (mean istri perwira= 38,48, mean istri
bintara= 30,50, t = 18,556, p<0,01). Selanjutnya stres istri perwira lebih
tinggi daripada stres istri tamtama (mean istri perwira= 38,48, mean istri
tamtama= 21,75, t= 56,834, p<0,01). Selain itu, stres pada istri bintara
lebih tinggi daripada stres istri tamtama (mean istri bintara= 30,50, mean
istri tamtama= 21,75, t= 28,029, p< 0,01).
Pembahasan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hardiness dan dukungan sosial anggota
Persit Kartika Chandra Kirana berperan terhadap stres istri TNI. Hasil ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Segun-Martins dan Dennis (2017) terhadap para
tenaga pengajar dan (Taheri et al., 2014) pada pasien
penderita kanker .
Hal menarik
yang menjadi temuan dalam penelitian ini hardiness memiliki sumbangan
terbesar terhadap stres yakni sebesar 19,22%. Hasil ini mendukung penelitian (Bakhshizadeh, Shiroudi, & Khalatbari,
2013) yang
menemukan bahwa hardiness terbukti mempengaruhi penurunan stres pada
individu yang mengalami depresi. Sadaghiani (2011) menemukan
adanya kepribadian tahan banting dapat menurunkan stres, memberikan efek
positif ter hadap kondisi biologis, reaksi kognitif, dan mental individu. Delahaij, Gaillard, dan van Dam (2010)
menemukan bahwa individu yang memiliki daya tahan atau hardiness akan
mempengaruhi bagaimana cara individu mengatasi situasi stresor yang menekan,
mempengaruhi perilaku saat mengatasi permasalahan, menjadikan individu lebih
tahan dan kuat sehingga terhindar dari berbagai dampak negatif stres. Tingkat
ketangguhan yang tinggi pada individu juga dapat mempengaruhi perkembangan diri
dan kesejahteraan psikologis individu (Nayyeri & Aubi, 2011). Selanjutnya
Park, Lee, Kong, dan Jang (2017) menyatakan bahwa hardiness memiliki
pengaruh yang kuat terhadap kondisi stres terutama bagi individu yang memiliki
stresor akibat perubahan - perubahan yang terjadi dalam kehidupan.
Maddi (2013)
menyatakan seseorang dengan hardiness yang tinggi tidak mudah menyerah,
penuh keyakinan d alam menghadapi berbagai tantangan kesulitan, memberikan
makna positif dalam setiap peristiwa, mampu mengontrol berbagai sumber stresor,
mengubah stresor negatif menjadi stresor positif, menjadikan setiap tantangan
sebagai kesempatan untuk mengembangkan perilaku positif, dan cepat melakukan
penyesuaian diri dibandingkan dengan individu dengan hardiness yang rendah. Maddi
(2013) menekankan bahwa ketangguhan seorang individu membuat dirinya
pantang menyerah, dan terlibat aktif melakukan berbagai usaha untuk mengubah
kondisi tidak menyenangkan menjadi kesempatan untuk tumbuh lebih baik. Sejalan
dengan hal tersebut, Kobasa (dalam Maddi, 2013) juga menegaskan bahwa
persepsi terhadap kemampuan diri menghadapi stresor akan menentukan ketahanan
dan strategi penanganan terhadap masalah. Daya tahan banting individu tampak
dari besarnya usaha yang dilakukan dalam mengatasi persoalan dan sikap positif
saat berhadapan dengan berbagai stresor. Individu mampu terhindar dari rasa
takut atau kecemasan meski terjadi perubahan dalam hidup, perubahan dimaknai
dengan positif sebagai kesempatan untuk terus berkembang.
Berdasarkan
hasil Focus Group Discussion (FGD), p ada istri TNI hardiness ditunjukkan
dengan adanya rasa keyakinan istri terhadap kemampuan diri dalam menjaga
keluarga sendirian, memberikan kepercayaan terhadap kesetiaan suami selama
ditinggal bertugas, dan memiliki semangat terlibat aktif dalam berkegiatan
sebagai istri prajurit. Hardiness pada istri juga membuat istri mampu
mengendalikan segala peristiwa maupun stres atau selama
ditinggal bertugas oleh suami. Istri memiliki kesiapan mental atas kemungkinan
resiko yang bisa saja terjadi selama penugasan suami , dan siap setiap saat
ditinggal bertugas. Kontrol istri ditandai dengan adanya kesabaran istri selama
mendampingi tugas, serta yakin dapat mengatasi stresor - stresor yang hadir
selama menjadi bagian dari kehidupan militer. Hardiness pada istri
prajurit juga ditandai dengan keberanian istri menghadapi stresor yang hadir
dengan menemukan cara mengatasi stresor lewat mengembangkan sikap dan perilaku
positif selama ditinggal bertugas, seperti menjadi lebih inisiatif saat
menemukan strategi mengatasi permasalahan dan membuat istri menjadi mandiri
selama ditinggal bertugas.
Selain hardiness
, dukungan sosial anggota Persit Kartika Chandra Kirana juga berperan
terhadap stres istri dengan sumbangan efektif sebesar 11,28%. Woodworth
(2013)
dalam penelitiannya terhadap istri prajurit menunjukkan bahwa adanya kehadiran
dukungan sosial merupakan prediktor terhadap penurunan stres sekaligus
mempengaruhi peningkatan kesejahteraan para istri prajurit yang ditinggal tugas
ke wilayah konflik. Peran dukungan sosial terhadap stres berkesesuaian dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Lakey dan Cronin (2008)
bahwa melalui dukungan sosial, individu merasakan adanya kedekatan, merasa
dihargai, perasaan memiliki, dan jalinan hubungan yang dapat dipercaya oleh
individu karena bantuan yang diperoleh saat dalam keadaan membutuhkan bantuan
baik dari orang lain maupun yang berasal dari kelompok dukungan sosial
disekitar individu. Keberadaan dukungan sosial membuat individu merasa nyaman
dan memudahkan diri individu dalam melakukan penyesuaian diri ketika berhadapan
dengan berbagai situasi yang tidak terduga terjadi. Secara khusus Skomorovsky (2014)
menemukan dukungan sosial mempengaruhi kesejahteraan pada pasangan militer,
salah satunya adalah dukungan yang diperoleh dari sesama istri prajurit karena
dukungan dari sesama istri dirasakan membantu istri dalam melakukan penyesuaian
diri selama ditinggal bertugas. Intensitas interaksi dengan sesama komunitas
istri membantu istri dalam mengatasi kesepian (Biedermann, 2017). Selain itu dalam temuan Green, Nurius, dan Lester (2013)
menjelaskan
bahwa peran dukungan sosial dari sesama istri prajurit berperan membantu istri
dalam menurunkan kecemasan dan simptom gangguan kesehatan fisik selama
ditinggal bertugas.
Berdasarkan
hasil penelitian ini peran dukungan sosial (11,28%) tidak sebesar hardiness (19,22%).
Hal ini dimungkinkan karena dukungan sosial merupakan faktor eksternal
sedangkan hardiness merupakan faktor internal individu yang memiliki
pengaruh lebih besar. Hasil ini mendukung penelitian Weiss, Robinson, Fung, Tint, dan ALunsky (2013) hardiness memiliki peran lebih besar
terhadap penurunan tingkat stres dibandingkan dengan dukungan sosial dan
efikasi diri pada ibu yang memiliki anak autis.
Hasil analisis tambahan dengan
menggunakan uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkatan stres pada
istri prajurit TNI jika ditinjau berdasarkan golongan pangkat suami. Tingkatan
stres tertinggi berdasarkan nilai mean dimiliki oleh istri perwira (mean =
38,48), stres istri bintara (mean =30,50) , dan stres terendah pada
istri tamtama (mean = 21,75 ). Menurut Gallagher (2013) status individu
didalam kelompok turut mempengaruhi tingkatan stres yang dialami. Sumber
stresor pada istri perwira berdasarkan hasil temuan dalam Focus Group
Discussion (FGD) karena tuntutan pelaksanaan tanggung jawab istri terhadap
organisasi, seringnya berpindah tugas, dan tuntutan melakukan penyesuaian diri
atas perubahan - perubahan yang terjadi selama mendampingi tugas suami.
Sebaliknya stres yang rendah pada istri tamtama berdasarkan hasil FGD bahwa
istri tamtama tidak mengemban tanggung jawab di organisasi, cenderung menetap
di wilayah dinas dalam jangka waktu lama, sudah beradaptasi, dan seringnya
ditinggal tugas ke wilayah rawan konflik.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hardiness dan
dukungan sosial anggota Persit Kartika Chandra Kirana terbukti berperan
terhadap penurunan tingkat stres istri TNI yang sedang ditinggal tugas ke
wilayah rawan konflik. Hardiness sebagai faktor internal dari dalam diri
individu ditemukan memiliki peran lebih besar dalam menurunkan tingkat stres
istri prajurit dibandingkan dengan dukungan sosial.
Hardiness
dapat
menurunkan stres istri selama ditinggal tugas ke wilayah rawan konflik. Oleh
karena itu bagi istri prajurit yang sedang ditinggal suami bertugas disarankan
dapat meningkatkan hardiness dengan cara memunculkan rasa percaya diri
dalam menjaga keluarga sendirian, berfikir positif dengan memberikan
kepercayaan kepada suami selama bertugas, mendampingi suami dengan keikhlasan,
menyadari tuntutan tugas suami juga kemungkinan resiko yang dapat terjadi, dan
semangat melibatkan diri dalam aktifitas positif di organisasi.
Kehadiran
dukungan sosial ditemukan berperan dalam menurunkan tingkat stres istri yang
sedang ditinggal tugas ke wilayah rawan konflik. Oleh karena itu bagi teman
persit disarankan dapat memberikan dukungan kepada istri yang sedang ditinggal
suami bertugas dengan cara memberikan bantuan untuk mengatasi persoalan yang
sulit diatasi istri selama ditinggal bertugas.
Penelitian
ini tidak ter lepas dari keterbatasan karena ketersediaan subjek yang terbatas
pada istri prajurit yang sedang ditinggal tugas ke wilayah rawan konflik,
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menjangkau subjek penelitian lebih luas
agar dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih cermat untuk meningkat kan
kualitas hasil penelitian. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan informasi
tentang berapa kali pengalaman istri ditinggal bertugas yang dapat digunakan
sebagai analisis tambahan terkait variabel stres dan hardiness pada
istri prajurit.
Albery, Ian, & Munaf�, Marcus. (2008). Key concepts in
health psychology. Sage. Google Scholar
Bakhshizadeh, Adeleh, Shiroudi, Shohreh Ghorban, & Khalatbari,
Javad. (2013). Effect of hardiness training on stress and post partum
depression. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 84,
1790�1794. Google Scholar
Bergman, Beverly P., Burdett, Howard J., & Greenberg,
Neil. (2014). Service life and beyond�institution or culture? The RUSI
Journal, 159(5), 60�68. Google Scholar
Biedermann, Narelle. (2017). The experiences of Australian
military spouses on overseas postings: A qualitative study. Australian
Defence Force Journal, (202), 53�62. Google Scholar
Bowles, Stephen V, & Bartone, Paul T. (2017). Handbook
of military psychology: Clinical and organizational practice. Springer. Google Scholar
Damayanti, Fransiska Erna, Ratnawati, Retty, &
Fevriasanty, Fransiska Imavike. (2016). Pengalaman istri tentara (tni-ad) yang
tinggal di batalyon saat suami bertugas di daerah rawan konflik. Jurnal Ilmu
Keperawatan: Journal of Nursing Science, 4(2), 127�144. Google Scholar
Dandeker, Christopher, French, Claire, Birtles, Catherine,
& Wessely, Simon. (2006). Deployment experiences of British Army wives
before, during and after deployment: satisfaction with military life and use of
support networks. KING�S COLLEGE LONDON (UNITED KINGDOM) DEPT OF WAR
STUDIES. Google Scholar
Delahaij, Roos, Gaillard, Anthony W. K., & van Dam,
Karen. (2010). Hardiness and the response to stressful situations:
Investigating mediating processes. Personality and Individual Differences,
49(5), 386�390. Google Scholar
Eo, Yong Sook, & Kim, Ji Soo. (2018). Parenting stress
and maternal�child interactions among preschool mothers from the Philippines,
Korea, and Vietnam: A cross-sectional, comparative study. Journal of
Transcultural Nursing, 29(5), 449�456. Google Scholar
Escolas, Sandra M., Pitts, Barbara L., Safer, Martin A.,
& Bartone, Paul T. (2013). The protective value of hardiness on military
posttraumatic stress symptoms. Military Psychology, 25(2),
116�123. Google Scholar
Galbally, Megan, & Lewis, Andrew J. (2017). Depression
and parenting: the need for improved intervention models. Current Opinion in
Psychology, 15, 61�65. Google Scholar
Green, Sara, Nurius, Paula S., & Lester, Patricia.
(2013). Spouse psychological well-being: A keystone to military family health. Journal
of Human Behavior in the Social Environment, 23(6), 753�768. Google Scholar
Lakey, Brian, & Cronin, Arika. (2008). Low social support
and major depression: Research, theory and methodological issues. Risk
Factors in Depression, 385�408. Google Scholar
Link, Patrick E., & Palinkas, Lawrence A. (2013).
Long-term trajectories and service needs for military families. Clinical
Child and Family Psychology Review, 16(4), 376�393. Google Scholar
Maddi, Salvatore R. (2013). Turning stressful
circumstances into resilient growth. Springer. Google Scholar
Margiani, Kristin. (2013). Stres, dukungan keluarga dan
agresivitas pada istri yang menjalani pernikahan jarak jauh. Persona: Jurnal
Psikologi Indonesia, 2(3). Google Scholar
Martin, J. A., Ickovics, J. R. (2015). Well Being O f Army
Wives: Initial Findings From A Longitudinal Study. Journal Of Human Stress,
13(3), 108�115. Google Scholar
Nayyeri, Mehdi, & Aubi, Somaye. (2011). Prediction
well-being on basic components of hardiness. Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 30, 1571�1575. Google Scholar
Orme, Geoffrey J., & Kehoe, E. James. (2014). Hardiness
as a predictor of mental health and well-being of Australian army reservists on
and after stability operations. Military Medicine, 179(4),
404�412. Google Scholar
Padden, Diane, & Posey, Sheena M. (2013). Caring for
military spouses in primary care. Journal of the American Academy of Nurse
Practitioners, 25(3), 141�146. Google Scholar
Park, Jin Hee, Lee, Eun Nam, Kong, Kyung Ran, & Jang,
Moon Jung. (2017). Hardiness mediates stress and impact level in ED nurses who
experienced a violent event. Journal of Emergency Nursing, 43(6),
539�544. Google Scholar
Sadaghiani, Nazila Seyyed Khorasani. (2011). The role of
hardiness in decreasing the stressors and biological, cognitive and mental
reactions. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 30,
2427�2430. Google Scholar
Sarafino, Edward P., & Smith, Timothy W. (2014). Health
psychology: Biopsychosocial interactions. John Wiley & Sons.
Segun-Martins, Ibironke Opeyemi, & Dennis, Uba Donald.
(2017). Hardiness, sensation seeking, optimism and social support as predictors
of stress tolerance among private secondary schools teachers in Lagos State. IFE
PsychologIA: An International Journal, 25(2), 366�382. Google Scholar
Skomorovsky, Alla. (2014). Deployment stress and well-being
among military spouses: The role of social support. Military Psychology,
26(1), 44�54. Google Scholar
Taheri, Afsaneh, Ahadi, Hasan, Kashani, Farah Lotfi, &
Kermani, Rohollah Ahmadzade. (2014). Mental hardiness and social support in
life satisfaction of breast cancer patients. Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 159, 406�409. Google Scholar
Van Winkle, Elizabeth P., & Lipari, Rachel N. (2015). The
impact of multiple deployments and social support on stress levels of women
married to active duty servicemen. Armed Forces & Society, 41(3),
395�412. Google Scholar
Weiss, Jonathan A., Robinson, Suzanne, Fung, Stephanie, Tint,
Ami, & ALunsky, Yona. (2013). Family hardiness, social support, and self-efficacy
in mothers of individuals with autism spectrum disorders. Research in Autism
Spectrum Disorders, 7(11), 1310�1317. Google Scholar
Woodworth, Jennifer. (2013). Relationship Between Marine
Corps Wives� Stress and Perceived Social Support. The Chicago School of
Professional Psychology. Google Scholar
Copyright holder: Meilina Wirohati, Muhana Sofiati Utami (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |