Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, Special Issue No. 2, Februari 2022

 

KOMUNIKASI POLITIK INTERNASIONAL PRESIDEN RUMANIA KLAUS W.IOHANNIS DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK ANTARA KELOMPOK EUROSCEPTICSM DENGAN KELOMPOK EURO-INTEGRATION

 

Bambang Prihartadi, Jamalullail

Universitas Sahid Jakarta, Indonesia

Email[email protected], [email protected]

 

Abstrak

Pada tanggal 1 Januari 2019 s/d 31 Juni 2019, Rumania menjadi Presidensi� Uni Eropa (UE). Selama pada periode tersebut, dari 27 anggota UE terdapat� kelompok Euroscepticism dan kelompok Euro-integration. Tujuan UE adalah mempromosikan perdamaian, nilai-nilai UE, dan kesejahteraan bagi masyarakat di negara-negara UE. Prinsip terbentuknya UE adalah memberikan kebebasan pergerakan barang, jasa, kapital� dan orang masyarakat di wilayah negara-negara UE. Sebuah jajag-pendapat yang dilakukan oleh Lembaga Riset Kantar TNS pada bulan November 2015, menyebutkan bahwa di citra UE di negara-negara UE mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar 52 persen menjadi 37 persen pada tahun 2015 . Penelitian ini� adalah menganalisa Bab 6 dengan judul �Europe Over Time: Problems Confronting the EU� dari buku Presiden Rumania Klaus Werner Iohannis (KWI) yang berjudul EU.RO: Europe, an Open Dialogue yang intinya terdapat beberapa permasalahan di UE yang perlu diselesaikan antara lain munculnya Euroscepticism. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analisis dengan menggunakan Teori Konflik, Teori Pesan, dan Teori Komunikasi-Politik-Internasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa upaya Presiden Rumania KWI menyampaikan pandangan kepada kelompok Euroscepticism di negara-negara� UE sehingga pandangan mereka akan beralih mendukung menjadi kelompok Euro-Integration. Pesan tersebut disampaikan secara verbal pidato, tulisan dan buku. Pesan tersebut disampaikan melalui media masa cetak dan media baru. Tradisi dalam penelitian ini adalah menggunakan tradisi kritis yaitu tokoh-tokoh populis tersebut hanya menggunakan isu nasional untuk mendapatkan dukungan masyarakat.

 

Kata Kunci: komunikasi politik internasional; euroscepticism; teori konflik; teori komunikasi organisasi

 

Abstract

On 1 January 2019 to 31 June 2019, Romania was the Presidency of the European Union. During its presidency, the 27 EU has two groups those are EU-integration and Euroscepticism. EU is a kind of regional organization that the member is from European countries. The aims of EU are to promote peace, European values, and prosperity the EU member. The principle EU are free movement of men, goods, services and capital for the EU member states. On November 2015, Kantar TNS Research Agency said� that the image. of EU decreased from 52 percent in 2007 to 37 percent in 2015. This research is to analize� chapter 6 ��Europe over Time: Problems Confronting the EU�� from� the book of Romanian President Klaus Werner Iohannis� entitled ��EU.RO: Europe, an Open Dialogue�. That chapter said that EU has to solve the issue of Euroscepticism. This research is done by the descriptive method with the implementation of theories of conflict, communication-organization theory and theory of international political communication. The research purpose is to analize the effort of President Romania Klaus W. Iohannis to solve the problem arising in the European Union.� There is a group of the right and left populist that champaign Euroscepticism in the EU. President Iohannis delivered the message to the populist in order that the change from the group of Eurosceptics to EU-integrationist. The message was deliver via printed and� electronic media as well as social media. Researcher implements the critical approach due to populists use national issue.

 

Keywords: �international political communication; euroscepticism; conflict theory; level of organization theory

 

 

Pendahuluan

Menurut Walter Lipgens (1985), munculnya keinginan negara-negara Eropa sepakat mendirikan Uni Eropa (UE) salah satunya adalah karena adanya dampak perang dan kekerasan yang berlangsung di Eropa antara lain Perang Dunia I, PD II, peristiwa Holocoust dan pelanggaran HAM pada tahun 1935-1945 (Watt, 1990).

Selanjutnya, pada tanggal 7 Februari� 1992, UE� dibentuk melalui Perjanjian Maastricht yang ditandatangani oleh 12 negara yaitu Belgia, Denmark, Perancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Luxemburg, Portugal, Spanyol, Belanda dan Inggris. Inti dari Perjanjian Maastricht adalah kebebasan perpindahan atau pergerakan barang, kapital, jasa, dan orang di negara-negara UE.� Saat ini, UE beranggotakan 27 negara dengan penduduk sebesar 447,2 juta orang (5,8 persen penduduk dunia), yang merupakan pasar tunggal terbesar di Kawasan Eropa dengan DGP sekitar USD17,1 trilyun.

Pada perkembangannya, �sebuah jajag-pendapat yang dilakukan oleh Lembaga Riset Kantar TNS pada bulan November 2015, menyebutkan bahwa citra UE di negara-negara UE mengalami penurunan dari 52 persen menjadi 37 persen pada tahun 2007. Munculnya kelompok Euroscepticism disebarkan oleh politisi yang populis baik politisi berideologi kanan maupun berideologi kiri. Politisi yang menganut faham Euroscepticism tersebut menggunakan isu Euroscepticism untuk mendapatkan dukungan di negaranya masing-masing. Pada akhirnya politisi tersebut memenangkan Pemilu dan menjadi kepala pemerintahan dan ada juga menjadi oposisi utama. Hal tersebut terjadi di beberapa negara-negara UE. Penganut dan simpatisan Euroscepticism tersebut menggunakan media cetak ataupun elektronik bahkan sosial media untuk menggalang dukungan Euroscepticism.

Pada puncaknya tanggal 23 Juni 2016, Inggris menyelenggarakan referendum dengan pilihan Brexit dan non-Brexit, yang hasilnya adalah masyarakat Inggris memilih Brexit. �Akhirnya pada tanggal 31 Januari 2020, Inggris resmi keluar dari UE.� Pemberitaan mundurnya Inggris dari UE mendapatkan simpatisan dari politisi di negara-negara UE. Untuk itu, saat Rumania menjadi Presidensi UE salah satu programnya adalah menyatukan UE atau memperkuat integrasi UE.

UE Pada tanggal 1 Januari 2019 s/d 31 Juni 2019, Rumania menjadi Presiden di Dewan Uni Eropa (UE). Dalam kepemimpinan Rumania (Presidensi Rumania), Presiden Rumania Klaus W. Iohannis menyatakan negara-negara anggota UE memerlukan dialog terbuka.

Pada usulan dialog tersebut antara lain perlunya membicarakan bersama-sama permasalahan dan cara-cara penyelesaian yang ada di UE sehingga integrasi EU cepat terlaksana. Disamping itu, Iohannis juga mengupayakan untuk menggalang yang akhirnya kelompok-kelompok Euroscepticism agar merubah sikap menjadi mendukung proses integrasi UE.

Pengertian Euroscepticism adalah �Euroscepticism, also spelled as Euroscepticism or EU-scepticism, means criticism of the European Union (EU) and European integration.� Euroscepticism is found in groups across the political spectrum, both left-wing and right-wing, and is often found in populist parties� (Ultan & Ornek, 2015) yaitu ide atau pandangan dari kelompok politisi kiri (sosialis) dan politisi kanan (nasionalis) yang menentang kebijakan UE. Tujuan untuk menentang kebijakan UE tersebut hanyalah semata-mata untuk memenangkan pemilu di negara dimana kelompok politisi populis tersebut berasal.

1.   Deskripsi Kasus

Bab 6� Europe Over Time: Problems Confronting the EU dalam buku �EURO: Europe, an Open Dialogue (January 2019)� menjelaskan bahwa selama tujuh dekade, Eropa selalu mendapatkan ancaman ekspansi dan adanya perubahan dan transformasi. Ancaman-ancaman tersebut mayoritas berasal dari dalam wilayah Eropa itu sendiri. Saat ini, narasi-narasi kelompok populis dan kelompok Euroscepticism telah mendapatkan dukungan dan simpati di beberapa negara di UE. Situasi tersebut cukup mengganggu integrasi UE. Disamping itu, dampak Brexit,� krisis migrasi, ancaman terorisme dan keamanan perbatasan�� merupakan tantangan dan ancaman yang harus dihadapi UE.

Permasalahan tersebut adalah kompleks dan perlu pendekatan tersendiri. Saat ini, UE menghadapi era teknologi canggih, bentuk komunikasi yang baru, jejaring sosial yang pesat dan teknologi informasi atau internet yang berdampak pada kehidupan sehari-hari. Tantangan-tantangan tersebut dapat diselesaikan melalui pertemuan untuk saling tukar pengalaman. Untuk membangun dan�� mempertahankan kesejahteraan UE,� menegakkan HAM, mempertahankan kebebasan di UE serta menjaga keamanan masyarakat,� UE perlu menyelesaikan permasalahan UE tersebut. Rumania sebagai Presidensi UE memahami bahwa keterkaitan permasalahan pada tingkat sosial, budaya, dan ekonomi menjadi sumber atau isu yang diangkat oleh kelompok populis yang ingin menghambat integrasi UE.

Isu-isu yang diangkat kelompok populis tersebut menjadi isu politik untuk memenangkan pemilu di setiap negara anggota UE. Isu politik tersebut dapat membuat masyarakat khawatir sehingga akan mengikuti propaganda kelompok populis tersebut. Dengan kata lain, kelompok non-liberal (populis) tersebut akhirnya mendapatkan simpatisan di dalam UE. Dikhawatirkan� kelompok populis dapat menguasai beberapa institusi antara lain institusi hukum, media, dan informasi publik yang mana akan terjadi pembatasan terhadap media. Situasi pengekangan media tersebut sebelumnya telah dialami oleh negara-negara di Kawasan Eropa Timur saat dikuasai oleh komunisme (pada jaman perang dingin). Sebagai contoh, pemerintah Hungaria telah dikuasai kelompok populis. Situasi tersebut perlu diperhatiakn dan dipelajari karena dapat mengancam integrasi UE.

Faktanya kelompok non-liberal (populis) tersebut telah menikmati kemudahan-kemudahan setelah menjadi anggota UE antara lain kemudahan pergerakan orang, barang, kapital dan jasa di dalam negara-negara anggota UE. Isu yang juga menonjol di UE adalah Euroscepticism yang pada intinya berasal dari realitas global. Krisis ekonomi di UE telah usai. Krisis yang ada adalah adanya krisis global dimana semua negara telah menghadapi krisis tersebut. Keadaan tersebut memunculkan kekhawatiran pada masyarakat yang tinggal di Kawasan UE. Keadaan tersebut memunculkan Euroscepticism.

Munculnya Euroscepticism disebabkan kurangnya informasi dan disinformasi yang diterima oleh masyarakat di negara-negara UE. Masyarakat di negara-negara UE tidak mengetahui proses yang terjadi di markas Besar UE di Brussels. Disamping itu, pihak UE kurang melakukan sosialisasi mengenai proses pembuatan kebijakan dan hasil-hasil proyek dari UE yang dapat dinikmati oleh masyarakat di negara-negara UE (Klaus W Iohannis 2019:253-292).

2.   Jurnal Sebelumnya

a)  Jurnal yang� berjudul �Social Media: A New Way of Public and Political Communication in Digital Media� yang ditulis oleh Patr�cia. M. F. Coelho, Universitas Santo Brasil; Pedro A. P. Correia, Universitas Madeira dan Irene Garcia Medina, Universitas Glasgow Caledonia, Glasgow Scotland menjelaskan mengenai peran media sosial sebagai salah satu cara untuk komunikasi politik/publik dalam melakukan� pemasaran produk dari suatu perusahaan. Dalam menerapkan Komunikasi politik dan publik, perusahaan diharapkan melakukan antara lain: menggunakan aplikasi media sosial yang friendly-user; mendekatkan pada konsumen; membuat konten yang lebih menarik; menggunakan data dan konten yang mencerminkan suatu perusahaan; mengupdate data yang mudah diakses di desktop atau smartphone; dan menyesuaikan kecenderungan on-line audio dan konten.

b)  Jurnal yang berjudul ��Cebong dan Kampret dalam Perspektif Komunikasi Politik Indonesia�� yang ditulis oleh (Tazri, 2019) menyebutkan bahwa adanya pemberian label sebagai cebong dan kampret terhadap kelompok masyarakat yang mendukung salah satu calon presiden. M. Tazri menyebutkan bahwa analisa cebong dan kempret� muncul dalam perspektif komunikasi politik. Hasil penelitian M. Tazri menunjukkan bahwa munculnya istilah cebong dan kampret merupakan ekspresi sinisme politik dan� merupakan bentuk representasi kelompok masyarakat saat pemilihan presiden pada tahun 2019 dalam� sistem komunikasi politik di Indonesia.

c)  Jurnal yang berjudul �Kredibilitas Komunikator Politik Muhammad Sinen, Wakil Walikota Tidore Kepulauan Periode 2015-2020� yang ditulis oleh Burhanudin A.Muhamad dan Nani Nurani Muksin menjelaskan bahwa kredibilitas komunikator politik dari calon wakil walikota Muhammad Sinen dapat memenangkan pemilu kepala daerah. Calon Walikota Sinen yang memiliki kredibilitas tinggi di masyarakat dalam melakukan komunikasi politik kepada masyarakat Tidore. Kredibilitas terbentuk melalui akumulasi pengalaman komunikator politik sehingga masyarakat percaya akan kemampuan Komunikator Politik tersebut yaitu Muhammad Sinen (Muhamad & Muksin, 2019).

d)  Jurnal yang berjudul �Dinamika Komunikasi Politik dalam Pemilihan Umum� yang ditulis oleh Eko Harry Susanto menyebutkan bahwa ��keberadaan komunikator politik yang terdiri dari elite parpol dan calon anggota legislatif, partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak suara, dan kualitas anggota legislatif hasil pemilihan umum adalah merupakan faktor mendasar pendukung keberhasilan pelaksanaan pemilihan umum yang menghasilkan anggota legislatif berkualitas (Muhamad & Muksin, 2019), Susanto mengatakan bahwa komunikasi politik dikaitkan dengan pembicaraan atau pesan politik verbal maupun non verbal yang dapat mempengaruhi rakyat maupun pemerintah dalam sistem politik. Sedangkan Komunikator politik adalah orang yang mempunyai kemampuan dalam menjalankan komunikasi politik.

e)  Jurnal yang berjudul �Peran Penting Komunikasi Internasional Dalam Hubungan Masyarakat� yang ditulis oleh Lintang Wahyu Charisa Raharjo dan Chontina Siahaan menyebutkan bahwa �Komunikasi internasional memiliki fokus dalam studi hubungan internasional, yang berinteraksi antara negara dan antar pemerintahanya yang dilakukan secara diplomasi. Dalam hubungan masyarat internasional, ilmu komunikasi yang berdasarkan HI yang menjadi landasan��(Raharjo & Siahaan, 2021). Terdapat irisan antara studi komunikasi internasional dengan studi hubungan internasional yang dilakukan dengan cara diplomasi. Dengan kata lain, penerapan ilmu komunikasi internasional berguna pada hubungan masyarakat antar negara dengan cara komunikasi internasional. Divya McMillin dalam �Peran Penting Komunikasi Internasional Dalam Hubungan Masyarakat� menyatakan �Pada abad ke 20, komunikasi internasional lahir di Amerika, Inggris dan hampir seluruh wilayah Eropa yang pada saat tersebut terjadinya konteks propaganda, ekspansi nasional dan penaklukan. Amerika memiliki maksud dengan kepentingan propaganda pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II, yang membuatnya membentuk program komunikasi intenasional dijadikan untuk program studi wajib di seluruh universitas di Amerika Utara�. Dengan kata lain bahwa komunikasi internasional pada awalnya digunakan oleh Amerika Serikat untuk propaganda saat menghadai Perang Dunia I dan Perang II. Berdasarkan riset, penulis belum menemukan judul jurnal mengenai komunikasi politik internasional. Dari lima jurnal yang dianalisis di atas adalah empat jurnal membahas komunikasi politik dalam suatu negara dan komunikasi internasioanal yang dilakukan oleh masyarakat dari suatu negara ke negara lainnya. Sementara permasalahan yang diangkat penulis adalah komunikasi politik internasional dari Rumania ke negara-negara anggota UE sebagai individu negara dan dalam kerangka organisasi regional Uni Eropa.

 

Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah merupakan analisa teoretis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh serta menguji data yang sedang diteliti dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sebanyakbanyaknya. Penelitian tersebut merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakikat penelitian dapat dipahami dengan cara mempelajari berbagai aspek yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian.

Sementara itu, Suriasumantri dalam �Metodologi Penelitian Kuantitatif; Untuk Bidang Ilmu Administrasi, Kebijakan Public, Ekonomi, Sosiologi, Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya� oleh Sinambela menyatakan bahwa Metodologi adalah pengetahuan tentang metodemetode, jadi metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam suatu penelian. Senada dengan Suriasumantri, Sugiyono dalam bukunya ��Metoode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D��menyatakan bahwa Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuandan kegunaan (Sinambela, 2014).

Dalam paper ini, metode penelitian yang dilakukan adalah historisis, perkembangan dan relasional terhadap� studi kasus Komunikasi Presiden Rumania� dalam menyelesaikan monflik mntara melompok Euroscepticsm mengan melompok Euro-Integration.

1)  Pollugri Rumania Di Uni Eropa

Politik luar negeri (Pollugri) adalah suatu tindakan atau kebijakan dari suatu negara yang ditujukan pada negara lain atau suatu organisasi internasional. Dengan kata lain politik luar negeri adalah memrupakan nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, memajukan dan mencapai kepentingan nasional suatu negara di fora internasional, dengan negara laina tau dalam suatu organisasi internasional (Negeri, 2007).

Dalam situs Presiden Rumania disebutkan bahwa kebijakan luar negeri Rumania adalah �Increasing Romania�s role and profile within the European Union (EU) and NATO, and strengthening and expanding the Strategic Partnership with the USA remain the basic pillars of our international action, constituting the �strategic conceptual triad� of our country�s foreign policy. Romania wants to strengthen its foreign policy profile by adapting to new challenges, remaining a strong, coherent and consistent voice within the EU and the North Atlantic Alliance, as well as a reliable Strategic Partner for the US� (Commitments & Policy, 2018).

Kebijakan luar negeri Rumania dapat dikategorika� menjadi empat pilar yaitu pertama Rumania perlu meningkatkan kerja sama yang sudah terjalin yaitu pada tingkat strategic partnership antara Rumania dengan Amerika Serikat; kedua kerja sama Rumania dengan NATO (North Atlantic Treaty Organization), kerja sama Rumania sebagai anggota UE dan kerja sama bilateral, regional dan multi lateral Rumania dengan lainnya di dunia. Dalam paper ini akan difokuskan kerja sama Rumania dengan UE saat Rumania menjadia Presidensi Uni Eropa pada pepriode 1 Januari 2019 s/d 30 Juni 2019.

Kebijakan Rumania tersebut dijadikan landasan dan sumber kebijakan Presiden Klaus Werner Iohannis saat Rumania menjadi Presidensi UE pada periode 1 Januari 2019 s/d 31 Juni 2019. Kebijakan tersebut juga dituangkan secara pribadi oleh Presiden Klaus W. Iohannis dalam bukunya Euro: Europe, an Open Dialogues. Dalam pidato di Bucharest pada tanggal 10 Januari 2019 saat Rumania menjadi Presidensi UE, Presiden Kluaus Werner Iohannis menyatakan antara lain:

�  Setelah 12 tahun bergabung dengan UE, Rumania berperan penting dalam mempersatukan UE dengan cara membangun perdamaian dan kesejahteraan.

�  Tujuan utama dalam periode Presidensi Rumania adalah memperkuat kohesi dan meningkatkan kesatuan dan kekuatan UE.

�  Tantangan UN saat ini adalah tidak hanya di dalam negeri anggota-anggota UE tetapi di luar negeri (di luar negara-negara anggota UE) misalnya proses keluar Inggris dari UE, permasalahan migrasi dan keamanan, serta permasalahan di luar Kawasan benua Eropa.

�  Lebih dari 60 tahun sejak tahun 1960 (960-2019), terjadi situasi damai di kawasan� Eropa. Hal tersebut membuktikan adanya kekuatan dan kepercayaan masyarakat UE untuk bekerja Bersama-sama. Masa 60 tahun tersebut disebut sebagai masa ataun periode �United in Diversity��.

�  Pelaksanaan sebagai Presidensi UE memerlukan komitmen dan prakmatisme untuk memberikan tanggapan yang konkriit dan relalistik dalam menghadapi tantangan-tantangan baik di dalam dan di luar Kawasan UE (Iohannis, 2019).

 

 

 

 

 

 

 

2)  Kebijakan Luar Negeri Rumania

 

����������������������� Sumber: Situs Presiden Rumania

 

3)  Keuntungan Romania Menjadi Anggota UE

 

Dari Berbagai Sumber

 

 

4)  Pihak Yang Terlibat

Presiden Klaus Iohannis menyatakan bahwa kelopok illiberalism (non-liberal), Euroscepticism dan populism merupakan ancaman bagi keutuhan Uni Eropa (UE). Hal ini disampaikan Presiden Iohannis dalam Euro: Europe, an Open Dialogue yaitu �We have reviewed some of the �critical� threats our union faces day by day, and they are neither small nor simple. Illiberalism, Euroscepticism and populism�� both are insidious currents that risk eroding trust in the European construction, both from Europe�s base and from its interior�. Presiden Iohannis menyatakan bahwa ancaman yang nyata bagi keksatuan UE adalah kelompok yang tidak dempkratis, kelompok yang raguterhadap kesatuan UE (Euroscepticism) dan kelompok populis. Ketiga kelompok tersebut mengancam dari dalam kesatuan UE.

Data yang ada menunjukkan bahwa profil ekonomi dari negara-negara UE� adalah tidak sama.� Perbedaan GDP tersebut juga mencerminkan perbedan kualitas hidup negara-negara anggota UE. Situasi tersebut digunakan oleh kelompok populis kanan untuk mendapatkan suara dan dukungan dari masyarakat. Dengan kata lain politisi kelompok kanan akan menggulirkan isu ketenaga kerjaan yang dencerung dikuasai oleh kaum pendatang. Misalnya, Kelompok kanan yang nasionalis akan menggulirkan UU Imigrasi yang intinya memberikan pembatasan atau melarang imigran masuk ke suatu negara.

Politisi kiri akan menggunakan kemiskinan di suatu negara di UE akan menggulirkan isu kemiskinan di suatu negara anggota UE agar mendapatkan dukungan dari mamsyarakat. Isu ketenagakerjaan dan kemiskinan tersebut akan mendapatkan sambutan positif dari masyarakat suatu negara di wilayah UE tetapi juga mendapatkan simpatisan dari politisi popullis dari negara-negara anggota UE lainnya. Pada akhirnya kelompok populis kiri dan populis kanan di suatu negara mendapatkan dukungan dari negara-negara UE lainnya, sehingga masyatakat di wilayah UE akan terpengaruh dengan kampanye politisi populis tersebut.� Selanjtunya muncul isu Euroscepticism di wilayah UE.

Infografis dari LSE (London Scholl of Econoics) dibawah menyebutkan bahwa pada tahun 2015 DGP per kapita negara-negara anggota UE berbeda terutama dari negara-negara UE dari kawasan Eropa Timur dan negara-negara UE dari Eropa Barat. MIsalnya Rumania pada tahun 2015 memiliki DGP sebesar sekitar 14.000 Euro sebaliknya GDP per kapita Luxemburgh 69.000 Euro.

 

https://blogs.lse.ac.uk/europpblog/2015/01/06/austrias-economy-

weathered-the-crisis-well- but-now-risks-falling-behind/.

 

Sementara itu, isu yang digulirkan kelompok populis ditanggapi oleh kelompok populis dan masyarakat dari negara-negara anggota UE yaitu Perancis, Jerman, negara-negara Skandinavia, Austria, Polandia, Ceko, Italia dan Hungaria. Hal ini tercermin dalam pemberitaan di Inggris pada tanggal 23 Oktober 2015, yaitu media Express di Inggis memberitakan kelompok Euroscepticism.

 

https://www.express.co.uk/news/world/870029/eu-news-brexit-

eurosceptic-europe-map-vote-election-germany-czech-republic-austria-latest, Oct 23, 2017

Hasil dan Pembahasan

Dalam mencegah dan menangangi konflik yang dipicu oleh kelompok anti-UE, Presiden Rumania menyampaikan informasi positif mengenai UE dengan cara keuntungan dan kemudahaan negara negara UE saat menjadi anggota UE. Keuntungan tersebut dialami oleh Rumania. DIsamping itu, Presiden Iohannis juga menjelaskan perlunya deseminasi informasi kepada masyarakat UE sehingga lebih memahami manfaat anggota UE.

Saat Rumania menjadi Presidensi UE, dalam meredakan konlfik yang dimunculkan oleh� negara-negara anggota UE yang dipimpin oleh kelompok populis Dengan menyampaikan pesan melalui berbagai memdia tersebut, pesan Iohannis dapat diterima koleh berbagai kalangan yaitu para akademisi, jurnalis, tokoh-tokoh masyarakat, mahasiswa, maupun pejabat baik di dalam negeri Rumania maupun di negara-negara anggota UE, bahkan negara-negara di kawaksan Eropa yang bukan menjadi

1.   Alokasi Bantuan UE Ke Anggota Negara-Megara UE

Data dari Lembaga Penelitian Statistika menyebutkan bahwa sumbangan iuran negara-negara anggota UE (10-UE) jumlahnya mayoritas diberikan kepada negara-negara anggota UE (18-UE) yaitu sebanyak 32.082 juta Euro negara penerima bantuan. Sedangkan iuran dari 10-UE sebesar 35.907 juta Euro. kiri atau kanan, Presiden Rumsnis Iohannis menyampaikan pesanya secara langsung pada berbagai kesempatan melalui pertemuan� organisasi regional Uni Eropa pada kesepatan formal (pertemuan negara-negara UE di Brussels) maupun� dalam kesempatan pertemuan bilateral. Pesan dan informasi manfaat menjadi anggota UE tersebut, selain disampaikan secara formal dan langsung melalui pertemuan bilateral Rumania dengan negara-negara anggota UE dan pertemuan regional, pesan tersebut disampaikan melalui buku yang ditulis oleh Presiden Iohannis, melalui media social yaitu situs Presiden Rumania, Facebook, Twitter, dan Instagram.

a)  anggota UE

Pokok-pokok yang disampaikan oleh Iohannis adalah dengan menjadi anggota UE terdapat kemudahan perpindahan barang, orang, kapital, dan jasa di dalam UE. Iohannis menyatakan bahwa manfaatat langsung antara lain adalah negara-negara anggota UE mendapatkan bantuan untuk pembangunan.

 

 

Setelah menjadi anggota UE, jumlah pengangguran di Rumania berkurang dan� terdapat peningkatan pendapatan masyarakat Rumania.

b)  Negara-negara yang mendukung keberadaan UE

 

 

Data Pew Research Center di atas,� dalam penelitiahn yang diterbitkan pada tanggal 14 Oktober 2019 menyatakan bahwa 13 anggota 13-UE (13 negara anggota UE) dari 27-UE berpandangan bahwa 67 persen mendukung kenaggotaan UE. Sedangkan 31 persen dari jajak pendapat tersebut� tidak suka terhadap keanggotaan dengan UE. Ditambahkan bahwa hasil jajak pendapat Ukraina dan Inggris yang telah keluar dari keanggotaan UE mendukung terhadap keberadaan UE, yaitu Inggris 54 persen mendukung dan Ukraina 79 persen mendukung. Sebaliknya RUsia yang bukan anggota UE menujjukan bahwa 37 persen mendukung keberadaan UE dan 44 persen menolak keberadaan UE.

c)  Keuntungan Rumania setelah menjadi anggota UE

Media online Rumania-Innsider.Com pada tanggal 27 November 2017� menyebutkan bahwa setelah 10 tahun Rumania menjadi anggota UE, 57 persen masyarakat Rumania percaya terhadap keberadaan dan manfaan keanggotaan Rumania di UE dan 54 persen masyarakat Rumania percaya bahwa aspirasi mermeka diperhatikan di UE. Data dari Romania-Insider menyebutkan bahwa�� masyarakat Rumania menyatakan 35 persen mendapatkan pekerjaan, 33 persen� mendapatkan kemudahan pekerjaan, kemudahan bebergian di negara-negara UE ebanyak 29 persen,� 30 persen� mendapatkan bantuan dana UE dan penenrapan autran UE bermanfaat bagi masyarakat Rumania sebanyak 28 persen. Disamping itu, disebutkan juga� bahwa� Rumania� merasa lebih aman mencapai 26 persen, mendapatkan kesempatan belajar negara-negara UE, meningkatkanya kepercayaan masyarakat Rumania 23 persen, dan perbaikan infrastruktur sebanyak 21 persen.

2.   Hasil Penelitian/ Hasil dari Upaya Presiden Klaus W. Iohannis dalam Menyelesaikan Konflik antara Euroscepticim dngan EU-Integrasion

Survei yang dilakukan oleh Eurobarometer yang dilakukan pada bulan September s/d October 2021 di 27 negara-negara anggota UE menyebutkan bahwa:

�     Sebanyak 91 persen pemuda yang berumur 15-24 tahun di 27-UE (27 negara anggota UE) setuju tehadap cara-cara UE dalam menangani perubahan iklim dapat membantu Kesehatan mereka. Senada dengan kelompok sebelumnya sebanyak� 87 persen responden yang disurvei (tanpa dikecualikan umurnya) setuju terhadap penanganan perubahan iklim.

�     Sebanyak 81 persen responden menyatakan mereka senang dan Bahagia tinggal di UE.

�     Sebanyak �68 responden setuju bahwa UE adalah tempat yang aman di dunia yang cenderung tidak aman.

�     Sebanyak �67 persen setuju proyek-proyek UE bermanfaat bagi pemuda di negara-negara. Survei dari Eurobarometer tersebut merupakan hasil kerja sama antara Komisi Eropa dan Parlemen Eropa yang dilakukan pada tanggal �16 September s/d �October 2021 di negara-negara anggota UE� yang terdiri dari 27 negara.

Seperti pada paparan di bagian sebelumnya bahwa isu Euroscpeticism tersebut diusung oleh politisi populis kiri dan kanan dari negara-negara anggota UE agar dapat memenangkan pemilu di negara meraka.

 

 

 

 

 

Kesimpulan

a)   Dalam analisis kasus Presidensi Rumania dalam UE di atas, dijelaskan bahwa Uni Eropa sebagai organisasi regional yang anggotanya saat ini 27 negara. Untuk itu, komunikasi politik internasional yang dilakukan Klaus W.

b)  Presiden Rumania Klaus Iohannis menyampaikan manfaat menjadi anggota UE yaitu stabilitas keamanan nasional dan Kawasan, kesejahteraan yang ditandaidengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, penambahan lowongan pekerjaan, peningkatan

c)   Munculnya Euroscepticism pada dasarnya dimunculkan politis nasional di setiap negara anggota UE untuk memenangkan pemilu. Isu

d)  Peran media massa di tingkat nasional maupun di tingkat kawasan UE juga mempengaruhi opini publik meningkatnya isu Euroscepticism.

e)   Dalam memahami isu di tingkat nasional di Rumania maupun regional (kawasan Uni Eropa) yang lebih objektif, perlu mempertimbangkan peran media yang cendnerung menggiring masyarakat sesuai dengan

f)    Pemberitaan di dalam negeri Rumania sendiri terdiri dari masyarakat yang masuk dala Euroscepticism dan pro-EU. Kelompok masyarakat tersebut terkait dengan peran media nasional Rumania yang berhubungan sesuai dengan kepentingannya, kepentingan Iohannis adalah mewakili Rumania dalam organisasi UE. Rumania sebagai Presidensi UE selama enam bulan memimpin negara-negara anggota UE. upah dan dana pensiun, peningkatan pasar. Disamping itu, terdapat kemudahan akses atau perpindahan orang, kapital, barang, dan jasa di negara-negara UE yang berpenduduk 450 juta orang. Euroscepticism akhirnya menjadi isu di parlemen Eropa. Politisi Populis yang memenangkan pemilu dan menjadi kepala Pemerintahan mengusung isu Euroscepticism di pertemuan UE. Terdapat kecenderungan/tendensi� bahwa tidak sepenuhnya isu Euroscepticism disebabkan oleh keanggotaan pada UE. keinginan para politisi. Terdapat kecenderungan bahwa media cenderung tidak memberikan informamsi yang objektif kepada masyarakat. kelompok populis dan kepentingan kelompok pro-UE. Media nasioanl Rumaia tersebut juga berhubungan atau bekerja sama dengan media yang berpandangan yang sama yaitu kelompok Euroscepticism dan pro-UE.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Iohannis, Klaus Werner.2019. EURO: ��Euro, Open Dialogue��. Bucharest: Curtea Veche Publishing.

 

Gilbert. Mark (Ed.) dan Pasquinucci, Danielle.2020. ��Euroscepticism: The historical Root of Political Challenge��. Leiden: Koninklijke Brill NV.

 

Littlejohn, W. Stephen W dan Foss A. Karen. 2009. ��Teori Komunikasi Edisi 9��. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

 

Ronda, Andi Mirza.2018. ��Tafsir Kontemporer Ilmu Komunikasi, Tijauan Teoritis Epistimologi Aksiologi��. Jakarta: IndigoMedia.

 

Romanian Journal of Communication and Public Relations, vol 21, no1 (46)/April, 2019, 31-46.

 

Raharjo, Lintang Wahyu Charisa dan Siahaan, Chontina.2021. �Peran Penting Komunikasi Internasional Dalam Hubungan Masyarakat��. Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial. Vol. 1 No.2, November 2021.

 

Trenggono, Nanang. 2004. �Konstruksi Komunikasi Internasional�.MediaTor Vol 5, No.1.�

 

Malik, DeddyJamaluddin. Desember 2017.�Pendekatan Komunikasi Internasional��.Jurnal Common, Vol 1 No. 2.�

 

Nimmo, D. (2007). �Komunikasi politik: komunikator, pesan, media (edisi terjemahan)�. Bandung: Remaja Rosada

 

Lileker, Darren, (2006). �Key Concepts In Political Communication�, Sage Publications, London.

 

Grube, D. (2013). �Prime ministers and rhetorical governance��. London: Palgrave Macmillan.

 

Walter Lipgens dan Walter de Gruyter (ed.).1985. ��Documents on the History of European Integration Volume 1 Continental Plans for European Union 1939-1945�� (including 250 Documents in their Original Language on 6 Microfiches).Berlin. W DE G.

 

Bijsmans, Patrick.2020. �The Eurozone crisis and Euroscepticism in the European press in Journal of European Integration��. the European press, To link to this article: https://doi.org/10.1080/07036337.2020.1740698.

 

Ultan, Mehlika Ozlem dan Ornek, Serdar. 2015.��Euroscepticism in The European Union��. International Journal of Social Sciences Vol. IV, No. 2. DOI: 10.20472/SS.2015.4.2.006.

 

Jakubowski, Jakub.2016. �Euroscepticism in a Pro-European State on the Basis of Media Content Analysis� in Baltic Journal of European Studies�. Tallinn University of Technology. Vol. 9, No. 4 (29) doi: 10.1515/bjes-2019-0044.

 

Fomina, Joanna.2017.�Polish Academy of Science The Unlikely Eurosceptics: the Undercurrent Anti-European Attitudes among the Young Poles and the Role of the Domestic Context. Polish Sociological Review. ISSN 1231 � 1413.

 

McMillin, Divya C. 2007. �International Media Studies�. Main Street Malden: Blackwell Publishing.

 

Coelho, Patr�cia. M. F., Correia, �Pedro A. P. dan Medina, Irene Garcia.2017. �Social Media: A New Way of Public and Political Communication in Digital Media�� Vienna: The iJIM journal. https://doi.org/10.3991/ijim.v11i6.6876.

 

Klaus Weyerstrass. 2015. Austria�s economy weathered the crisis well, but now risks falling behind. Vienna: Institute for Advanced Studies in ViennaAdvanced Studies in Vienna. https://blogs.lse.ac.uk/europpblog/2015/01/06/austrias-economy-weathered-the-crisis-well-but-now-risks-falling-behind/

 

Copyright holder:

Bambang Prihartadi, Jamalullail (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: