Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
HUBUNGAN
INTENSITAS PEMANFAATAN INTERNET DAN KUANTITAS TIDUR DI MASA PANDEMI COVID-19
PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MAKALE
Atriani Maria Sappa,
Mesta Limbong
Universitas Kristen
Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Internetworking merupakan jaringan
computer yang melingkupi jaringan
computer seluruh dunia, sehingga
dapat menghubungkan semua jaringan computer yang ada.� Saat ini pemanfaatan
internet telah memberikan segalah bentuk kemudahan bagi kehidupan kita mulai dari bangun
tidur sampai dengan tidur kembali.
Dengan demikian seseorang didalam memanfaatkan internet, kuantitas
dan kualitas tidur tidak menjadi lebih
baik dan cukup.Penelitianini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada kaitan antara
intensitas penggunaan
internet dengan kuantitas tidur siswa. penelitian
ini di laksanakan pada bulan oktober sampai
desember� 2021. Desain penelitian
ini yaitu deskriptif analitik melalui pendekatan cros sectional. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel 200 responden.Hasil penelitian ini berdasarkan uji chi � square dengan melihat nilai fisher�s exact test diperoleh
nilai p = 0,012 ( a < 0, 005 ) yang menunjukan bahwaada hubunganintensitas penggunaan
internet dengan kuantitas tidur.Berdasarkan hasil peneltian ini dapat
di simpulkan bahwa ada hubungan intensitas
penggunaan internet dengan kuantitas tidur di masa pandemi covid-19 pada siswa kelas IX SMPN 2 Makale.Saran dalam penelitian ini adalah peneliti
selanjutnya di harapkan dapat melakukan penelitian pada variabel lain seperti stress, lingkungan, diet obat-obatan dan subtansi lain latihan fisik, penyakit dan gaya hidup.
Kata kunci: Intensitas Penggunaan
Internet; Kuantitas Tidur
Abstract
Internetworking is a computer network that covers computer networks
throughout the world, so that it can connect all existing computer networks.
Currently, the use of the internet has provided all forms of convenience for
our lives from waking up to sleeping again. Thus, when someone uses the
internet, the quantity and quality of sleep does not get better and sufficient.This study aims to
determine whether there is a relationship between the intensity of internet use
and the sleep quantity of students. This research was carried out from October
to December 2021. The design of this study was descriptive analytic through a
cross sectional approach. The sampling technique in this study is total
sampling with a sample of 55 respondentsThe results
of this study were based on the chi-square test by looking at the fisher's
exact test value, the p value = 0.012 (a < 0.005) which showed that there
was a relationship between the intensity of internet use and the quantity of
sleep. Based on the results of this
study, it can be concluded that there is a relationship between the intensity
of internet use and the quantity of sleep during the COVID-19 pandemic in class
IX students of SMPN 2 Makale.Suggestions in this
study are that future researchers are expected to be able to conduct research
on other variables such as stress, environment, diet, drugs and other
substances, physical exercise, disease and lifestyle.
Keywords: Internet Usage Intensity; Sleep Quantity
Pendahuluan
Setiap orang(manusia)
memerlukan tidur karena tidur merupakan
salah satu faktor yang penting bagi kebutuhan
fisiologis dasar manusia, disini terjadi proses pemulihan bagi tubuh dan otak untuk pencapaian
kesehatan yang optimal. Kebutuhan
tidur termasuk dalam kebutuhan fisiologis atau kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar bagi
kelangsungan hidup manusia dan ini bergantung pada kualitas tidurnya. Kualitas tidur akan mepengaruhi
psikologis dan kesehatan fisik seseorang, yang membuat kehidupan sehari-hari terasa lebih tertekan atau menyebabkan seseorang menjadi kurang produktif (Jumiarni, 2018), dalam (Palayukan, 2020).
Javaheri dan Cleveland (2008) dalam (Mustakim, 2020)
salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tidur dan kuatitas tidur adalah penggunaan
internet yang tanpa batas
dan berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan karena pola tidurnya tidak
teratur. Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang dicirikan dengan gangguan dalam jumlah, kualitas,
atau waktu tidur pada seseorang individu. Gangguan tidur pada remaja di pengaruhi berbagai faktor, baik medis
maupun non-medis sehingga dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Menurut data We Are Social
pada� tahun
2021 total populasi penduduk
dunia sebanyak 7.676 milyar
jiwa dimana yg menggunakan internet sebanyak 4.388 milyar jiwa (57%) dan pengguna aktif media social.sebanyak 3.484
milyar jiwa (45%) serta pengguna aktif media sosial mobile sebanyak 3.256 milyar jiwa (42%) (Hidayat, 2017).
Berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik (SUSENAS), bahwa
proporsi individu yang menggunakan internet di provinsi
Sulawesi Selatan selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun,
sejak tahun 2017 berkisar (30,35%), kemudian tahun 2018 berkisar (37,09%) dan tahun 2019 berkisar (43,91%) sedangkan tahun 2020 berkisar (57,50%) (Indonesia, 2019).
Adapun dari APJII menyatakan bahwa pengguna internet paling banyak jatuh pada usia 15 hingga 19 tahun. Kemudian pengguna paling banyak kedua yaitu
pada umur 20 sampai 24 tahun. Sehingga dapat diartikan bahwa Siswa kelas
IX termasuk pengguna
internet terbanyak pertama
di Indonesia. Hal ini dilihat
dari rata-rata usia pelajar/Siswa dan di buktikan pada survei dari APJII, karena biasanya usia seorang
pelajar(kelas IX) yaitu diatas 14 tahun. Pengguna internet dari kalangan Siswa cenderung melakukan aktivitas online seperti bermain media sosial (Instagram,game online, facebook, whatsapp, twiter, mengerjakan tugas online dan
lain-lain), Siswa terkadang
tidakk bisa mengontrol diri dallam mengatur waktu penggunaan internet, sehingga aktivitas-aktivitas lain
di kehidupan sehari-hari menjadi di kesampingkan dan terlebih kualitas tidur menjadi berantakan
(Nursilvi, 2021).
Berdasarkan pengamatan
di SMPN 2 Tana Toraja bahwa
semua Siswa menggunakan internet untuk mencari informasi seperti kebutuhan sekolah, bermain game online,
online shop menonton film dan jejaringan
media sosial, walaupun banyak dampak positif
yang dapat diperoleh bagi Siswa dari
internet. Namun ada pula dampak negatif� bagi
penggunaan internet yang makin
hari semakin terasa memprihatinkan terutama pornografi, perjudian, boros, kurangnya sosialisasi dengan lingkungan, menggangu kesehatan, waktu belajar kurang
dan infomation anxienty.
(Data primer 2021).
(Dewi, 2015)
kebutuhan akan dasar tidur akan
dilihat dari sisi kuantitas (lama) tidur rata-rata waktu lamanya tidur yang dibutuhkan oleh manusia perhari menurut kelompok usia 6-12 tahun berkisar 9 -11 jam,12-18 tahun berkisar 7 jam,dan 40 ->60 berkisar 6 jam. Sedangkan kualitas tidur di nilai dari kecukupan
waktu tidur serta pengaruh kondisi fisik maupun
mental. Kondisi fisik dan
mental yang mengalami gangguan
akan dapat menurunkan kualitas tidur seseorang,dalam
(karim, 2015).
Intensitas penggunaan
internet dipengaruhi oleh durasi
kegiatan dan frekuensi.Yang
menggolongkan pengguna
internet menjadi tiga kategori dengan berdasarkan intensitas internet
yang digunakan yaitu, pengguna berat, pengguna internet menghabiskan waktu lebih dari
40 jam kerja per bulan. Jenis pengguna internet ini adalah salah satu ciri-ciri pengguna internet yang addicted pengguna
sedang pengguna internet
yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan, pengguna ringan, pengguna internet yang menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan. (Saiful haq, 2016).
Pengguna internet yang seringkali rela tidur larut malam,
kualitas dan waktu tidurnya menjadi berkurang. Jika dibiarkan berkelanjutan, hal ini dapat mengakibatkan
gangguan pada tidur. Gangguan dalam tidur atau permasalahan
lainnya kualitas tidur yang berkurang bisa terjadi pada semua kalangan. Kurangnya tidur pada individu yang terlalu sering dapat menyebabkan
rusaknya sel-sel pada otak sehingga dapat
memicu ganguan pada kepala, seperti pening ataupun sakit kepala. Hal ini disebabkan otak kurang mendapatkan
waktu tidur atau istirahat yang cukup. Selain itu
kurangnya kualitas tidur juga dapat mengakibatkan individu kurang fit dan mudah terserang virus atau mudah sakit seperti
terkena flu,dan demam. (Nursilvi, 2021).
Kondisi pandemi
covid-19 cenderung memberi dampak negatif dalam beberapa faktor yang memengaruhi kualitas tidur seseorang karena banyak perubahan yang terjadi dalam rutinitas
sehari-hari, hidup dalam ketidakpastian, rasa takut akan kesehatan,
rasa khawatir akan situasi dan durasi pandemi yang berkepanjangan, kehilangan pekerjaan, isolasi mandiri di rumah, hilangnya tempat hiburan dan berkurangnya interaksi sosial antar individu
(Altena et al., 2020). Kualitas
tidur yang buruk dapat berdampak pada kesehatan dan kehidupan pribadi. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya kinerja dalam kegiatan sehari-hari seperti sekolah dan bekerja, meningkatkan risiko kecelakaan dalam berkendara, memperburuk kondisi medis dan kejiwaan serta menurunkan kualitas hidup (Mollayeva et al., 2016).
Menurut penelitian
yang di lakukan oleh (Mustakim, 2020)
tentang, hubungan antara intensitas penggunaan internet dengan kualitas tidur pada remaja SMPN 8 pekanbaru, dari 236 siswa yang menjadi responden dalam data penelitian ini di peroleh dengan menggunakan skala intensitas penggunaan internet yang dimodifikasi
dari penelitan Dani (2015)
yang disusun berdasarkan teori Nuraini (2011) dengan koefesian dengan reliabelitas 0,801 dan uji
daya beda aitem berkisar antara 0,339 sampai 0,526. Hasil analisis di dapatkan menggunakan analisi product
moment di peroleh korelasi
koefisien R (-262) dan signifikan
0,000. Adanya hubungan yang
berarti signifikan antara intensitas penggunaan internet dengan kualitas tidur pada remaja SMPN 8 Pekanbaru dalam arti kata semakin tinggi intensitas pengguna internet maka semakin buruk (rendah kualitas tidur siswa). Sebaliknya
semakin rendah intensitas pengguna internet semakin baik kualitas
tidur remaja SMPN 8 Pekanbaru. Hal ini berarti hipotesis yang di ajukan peneliti diterima.
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh (Fenny & Supriatmo, 2016)
tentang, hubungan kualitas dan kuantitas tidur dengan prestasi
belajar pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Dalam penelitian
ini, didapatkan 594 orang sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, yang kemudian dipilih 150 orang untuk kelompok kasus dan 150 orang untuk kelompok kontrol dengan teknik simple random
sampling. Adapun pengumpulan data penelitian
dilakukan dengan menggunakan kuesioner PSQI dan
STQ, yang kemudian dianalisis
dengan program komputer
SPSS. Dari hasil distribusi
frekuensi kualitas tidur buruk dan kuantitas tidur kurang adalah yang terbanyak pada Siswa kedokteran USU dengan jumlah yang berurutan
masing-masing sebanyak 185 orang (61,7%) dan 163
orang (54,3%). Hasil analisis Chi Square juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p<0,0001 (p≤0,05). Di samping
itu, dari hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik, didapatkan persamaan model akhirnya berupa log p (prestasi belajar buruk) = -1,068 +0,570 (kualitas tidur)+1,303
(kuantitas tidur).
Dari hasil uraian
latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul � Hubungan intensitas
pengguna internet dengan kuantitas tidur di masa pandemi covid-19 pada Siswa kelas IX SMPN 2 Tana Toraja tahun 2021�
Metode Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian
rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
penelitian� (Setiadi, 2013). Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian� Deskriptif Analitik dengan pendekatan
Cross-Sectional yaitu memaparkan peristiwa-peristiwa yang menekankan waktu
pengukuran data variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada satu
saat. Dengan studi ini diperoleh gambaran dan informasi tentang faktor-faktor
yang berkonstribusi terhadap kualitas tidur siswa di masa pandemi covid-19
yang� intensitas menggunaakan internet
siswa kelas IX SMPN 2 tana toraja tahun 2021.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.
Gambaran
Umum Lokasi Penelitian
SMP
Negeri 2� terletak di kilometer 7 dari
kota Makale dan terakreditasi A dan merupakan satu-satunya sekolah menengah
pertama yang terletak di jalan poros di kecamatan Makale Utara, Kabupaten Tana
Toraja. SMPN 2 memiliki gedung yang bertingkat dengan luas tanah milik sekolah
3000m2 dan dapat dikatakan sebagai sekolah yang telah memiliki fasilitas yang
memadai seperti lab komputer, perpustakaan, lab IPA, pegawai dan guru yang
kompeten , semua guru sudah memiliki sertifikat pendidik.
2.
Analisa
Variabel Univariat
Analisa
ini digunakan terhadap tiap variabel penelitian dimana terdapat data variabel
independen (Intensitas Pengguaan Internet) dengan variabel dependen (Kuantitas
Tidur).
a. Variabel
Independen
Distribusi
hasil data responden berdasarkan pernyataan tentang intensitas penggunaan
internet siswa kelas IX di SMPN 2 Makale di Makale Utara kabupaten Tana Toraja
dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Intensitas Penggunaan Internet
Siswa kelas IX SMPN 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
Tahun
2021
Penggunaan Internet |
Frekuensi |
(%) |
Tinggi |
179 |
89.5 % |
Rendah |
21 |
10.5% |
|
|
|
(Sumber: Data Primer, 2021)
b. Variabel Dependen
Distribusi hasil data responden
berdasarkan kuantitas tidur siswa kelas IX SMPN 2 Makale Kabupaten Tana Toraja.
Tabel 2
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Kuantitas Tidur
Siswa kelas
IX SMPN 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
Tahun 2021
Kuantitas Tidur |
Frekuensi |
(%) |
Kurang |
151 |
75.5 % |
Baik |
49 |
24.5% |
(Sumber: Data Primer, 2021)
Tabel 2 menunjukkan bahwa
responden yang memiliki kuantitas kurang sebanyak 151 orang (75.5%), dan 49
responden (24.5%)� memiliki kuantitas
tidur baik.
3.
Analisa
Variabel Bivariat
Hubungan
Intensitas Penggunaan Internet dengan kuantitas Tidur siswa kelas IX SMPN 2
Makale tahun 2021.
Tabel 3
Hubungan
Intensitas Penggunaan Internet Dengan Kuantitas Tidur
�Siswa kelas IX SMPN 2 Makale Kabupaten Tana
Toraja
Tahun 2021
Insentitas penggunaan internet |
Kuantitas Tidur |
Jumlah |
p value |
||||
Kurang |
Baik |
||||||
n |
(%) |
n |
(%) |
Total |
(%) |
||
Tinggi |
145 |
72.5 |
34 |
17.0 |
�
179 |
89.5 |
�0012 |
Rendah |
5 |
�2.5 |
16 |
��
8.0 |
21 |
10.5 |
|
Total |
150 |
75 |
50 |
25.0 |
200 |
100,0 |
|
(Sumber: Data Primer, 2021.)
Tabel 3 menunjukakan bahwa mahasiswa yang intensitas penggunaan internet yang tinggi sebanyak 179 responden (89,5%),
di antaranya kuantitas tidur yang kurang sebanyak 145 responden (72,5%),
dan kuantitas tidur yang baik sebanyak 34 responden (17,0%). Sedangkan responden yang intensiitas yang rendah sebanyak 21 responden (10,6%), diantaranya kuantitas tidur yang kurrang sebanyak 5 responden (2,5%), dan kuantitas tidur yang baik sebanyak 16 responden (8.0%).
Berdasarkan hasil analisa data
dan uji chi- square test dengan melihat
nilai fisher�s Exact test di peroleh
nilai p=0,012 (a<0,005) yang menunjukkan
Ha di terima yang arti ada hubungan intensitas penggunaan internet dengan kuantitas tidur.
Dari analisa yang di peroleh Odds Ratio 17.000 dengan tinggat kepercayaan 95% yang berarti siswa dengan intensitas penggunaan internet yang tinggi memilki peluang 17.000 kali lipat yang mempengaruhi kuantitas tidur yang baik.
A.
Pembahasan
Variabel Univariat� dan Bivariat
1.
Intensitas
Penggunaan Internet
Intensitas
menggunakan internet berdasarkan kualitas merupakan bentuk perhatian dan
keterkaitan yang dilakukan seseorang dalam menggunakan internet serta perasaan
emosional dimana didalamnya terlibat minat dan penghayatan yang timbul ketika
mengakses internet. Sedangkan berdasarkan kuantitas banyaknya kegiatan yang
dilakukan seseorang berdasarkan frekuensinya.
Bersadarkan tabel
5.1 menunjukkan bahwa responden yang intensitas penggunaan internet tinggi yaitu 179 orang (89.5%). Hal ini dikarenakan responden menyatakan bahwa internet merupakan hal penting.
Internet dapat mempermudah siswa dalam memperoleh
informasi, mendownload
game, bermain game online dan berkomunikasi
dengan orang lain. Mereka bermain game tanpa batasan sampai larut malam, sehingga
responden keasyikan online sampai lupa waktu.
Hal ini sesuai dengan teori menurut
(Mustakim, 2020),
pengguna berat, pengguna internet menghabiskan waktu lebih dari
40 jam kerja per bulan. Jenis pengguna internet ini adalah salah satu ciri-ciri pengguna internet yang addicted, pengguna
sedang, pengguna internet
yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan (Saiful haq, 2016).
Menurut Buhdi, (2016),
Frekuensi berarti keseringan, jadi frekuensi disini adalah sebarapa sering
seseorang melakukan aktifitas menggunakan internet (dalam bentuk frekuensi
seperti sekali, dua kali, tiga kali dan seterusnya dalam rentang waktu yang
ditentukan). Selain itu lama waktu yang digunakan tiap kali mengakses internet,
semakin banyak waktu yang digunakan dalam menggunakan internet maka akan
menunjukkan lama seseorang beraktifitas online.
Dan hanya sebagian kecil� yang intensitas penggunaan internet rendah� 21 orang
(10.5%). Beadasarkan hasil wawancara rensponden yang intensitas penggunaan rendah mengatakan bahwa hanya mengakses
internet ketika ada perlu seperti mengerjakan
tugas sekolah serta sekedar hanya
ingin memastikan informasi atau berita dari media sosial dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 jam perbulan.
Menurut� Saiful Haq, (2016) pengguna ringan, pengguna
internet yang menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan. Pengguna dapat mengakses dan mendapatkan
berbagai informasi terkait dengan modul, artikel, jurnal, pengetahuan umum, dan
lain sebagainya. Sehingga, setiap individu dapat menemukan berbagai hal melalui
mesin pencari yang terhubung dengan jaringan internet yang stabil dan baik.
2.
Kuantitas
Tidur
Kuantitas
tidur merupakan jumlah faktor jam tidur yang dibutuhkan untuk kecukupan
kebutuhan tidur. Sebagian orang merupakan penidur panjang (long sleeper) yaitu
orang yang tidur lebih dari 9 jam setiap malam sehingga dapat berfungsi dengan
adekuat.
Berdasarkan tabel 5.2
menunjukkan bahwa responden yang memiliki kuantitas kurang sebanyak 151 orang
(75.5%), Hal ini karenakan responden hanya tidur kurang dari 7-8 jam, di
antaranya perubahan gaya hidup dan aktivitas sehari - hari yang cukup padat,
perubahan kebiasaan responden menggunakan internet pada malam hari untuk, chatting, dan bermain game online
inilah yang bisa mengurangi waktu tidur sehingga menyebabkan kelelahan dan
gangguan pola tidur.
Dan 49 responden (24.5%)� memiliki
kuantitas tidur cukup. Hal ini di buktikan� dengan kuantitas tidur responden tidur lebih dari 7-8 jam. Berdasarkan hasil wawancara responden yang kuantitas tidur cukup, mengatakan bahwa dikarenakan pola istrihat yang teratur, Aktivitas yang teratur, gaya hidup
yang baik, merupakan faktor penting untuk dapat meningkatkan
pola tidur yang cukup dan faktor lingkungan yang baik.
Menurut Potter dan Perry
(dalam Fandiani, Wantiyah, & Juliningrum, 2017), tidur merupakan salah satu
kebutuhan fisiologis yang berpengaruh dalam kualitas dan keseimbangan hidup.
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan
kelelahan mental, dimana semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali
mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
3.
Hubungan
Intensitas Penggunaan Internet dengan Kuantitas Tidur
Berdasarkan
tabel 5.3 menunjukakan bahwa siswa yang intensitas penggunaan internet yang
tinggi sebanyak 179 responden (89,5%), di antaranya kuantitas tidur yang kurang
sebanyak 145 responden (72,5%). Menurut asumsi peneliti bahwa hal ini di
sebabkan karena secara tidak sadar sebagian siswa menganggap bahwa internet
sebagai kebutuhan primer bagi hidupnya, sehingga lebih memilih untuk
menghabiskan waktu di internet untuk mencari kesenangan seperti menonton video
dan bermain game online pada malam hari, para siswa yang intensitas penggunaannya
internet tinggi mengalami gangguan tidur karena terlalu banyak menghabiskan
waktu online di dunia internet pada malam hari, sehingga mengalami pengurangan
jam tidur, dan menggangu proses tidur.
Kekurangan tidur
dapat menimbulkan sindrom yang mencakup penampilan lemah, meningkatnya asupan makanan, turunnya suhu tubuh, berat
badan turun, lesi kulit, meningkatnya pemakaian energi, dan kematian. Terjadi perubahan terhadap neuroendokrin berupa penurunan terhadap kadar tiroksin plasma dan peningkatan terhadap norepinefrin plasma. (Gaultney, 2015).
Sedangkan responden
yang memiliki kuatitas tidur yang baik sebanyak 34 orang (17.0%). Hal ini
menyebabkan responden yang menggunakan intensitas penggunan internet yang tinggi
dan memiliki kuantitas tidur yang baik dikarenakan mahasiswa telah mampu memanfaatkan
waktu dengan baik, mereka menyadari
bahwa mereka juga butuh istirahat secara normal setiap hari sehingga tidak
menggangu aktivitas dan sebagai siswa memiliki
tanggung jawab untuk belajar.
Bedasarkan tabel
5.3 menunjukkan bahwa dari 21 orang (10.5%) dengan intensitas internet yang rendah,
di mana 5 orang (2.5%) yang memiliki kuantitas tidur yang kurang. Menurut asumsi peneliti responden yang memiliki intensitas penggunaan internet
yang rendah dimana 5 orang
yang memiliki kuantitas tidur yang baik hal tersebut dikarenakan
responden mampu mengontrol dan mengatur waktu untuk kapan
menggunakan internet, tetapi
memiliki kuantitas tidur yang� rendah kondisi ini sebabkan
adanya faktor-faktor lain bahwa faktor lingkungan
dapat mempengaruhi pola tidur. Lingkungan
dengan iklim yang berbeda-beda pada setiap daerah dapat menjadikan
individu merasa tidak nyaman, terutama
pada iklim panas ke iklim dingin.
Individu yang kedinginan akan sering terbangun
sehingga merasakan tidurnya terganggu. Selain itu, kondisi
lingkungan yang bising akan mengganggu tidur seseorang seperti ingin tidur
tapi tidak bisa memejamkan mata.
Lingkungan fisik
tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran kekerasan posisi tempat tidur mempengaruhi
kualitas tidur dan suara juga mempengaruhi tidur. Suara yang rendah lebih sering
membangunkan seseorang dari tidur tahap
1, sementara suara yang keras membangunkan orang pada tahap tidur 3 atau
4 (Potter & Perry, 2005).
Kebisingan merupakan
suara atau bunyi yang mengganggu tidur. Bising dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fiologis dan gangguan psikologis. Pada umumnya bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau datangnya tiba-tiba. Bising dengan intensitas yang tinggi dapat menyebabkan
pusing sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga yang akan menimbulkan efek pusing/vertigo, perasaan mual, susah tidur, dan sesak nafas. Hal ini karena adanya
rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit (Frizzy,
2009).
Sedangkan responden
yang memiliki kuantitas tidur yang baik sebanyak 16 orang (8.0%). Menurut
asumsi peneliti, responden dengan intentitas penggunaan internet
yang rendah tetapi memiliki kuantitas tidur yang baik hal tersebut karenakan
mereka menggunakan internet
dengan bijak jika mereka mendapatkan
tugas dari dosen atau jika
memiliki waktu luang untuk menggunakan
internet. Dengan begitu mereka tidak akan
mengalami gangguan tidur dan akan memiliki kondisi tubuh yang sehat.
Menurut Septiawan
Santana Kurnia internet adalah
sebuah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik media dari bentuk-bentuk yang terdahulu. Apa yang membuat bentuk-bentuk komunikasi berbeda satu sama
lain bukanlah penerapan aktualnya, namun perubahan dalam proses komunikasi seperti kecepatan komunikasi, harga komunikasi, persepsi pihak-pihak yang berkomunikasi, kapasitas storage
dan fasilitas mengakses informasi, densitas (kepekatan atau kepadatan) dan kekayaan arus- arus informasi,
jumlah fungsionalitas atau intelijen yang dapat ditransfer. Jadi menurut Santana, titik esensinya adalah bahwa keunikan internet terletak pada esensinya sebagai sebuah medium (Suparno, 2012).
Perkembangan internet dapat kita lihat
dengan bertambahnya pengguna yang semakin hari semakin bertambah
banyak. Dunia maya ini memang sangat menarik untuk dipelajari karena menyediakan berbagai kemudahan. Salah satu contoh dalam
mendapatkan berbagai informasi dengan panduan mesin google dengan situs hasil pencarian yang berisi informasi tersebut. Dibandingkan buku dan perpustakaan, internet melambangkan
penyebaran pengetahuan informasi dan data secara cepat. Perkembangan internet terus meningkat secara merata disegala
bidang yang didukung dengan ditemukan teknologi-teknologi baru seperti internet yang semakin canggih (Sherlyanita, 2016).
Berdasarkan hasil
analisa data dan uji chi- square test dengan melihat nilai fisher�s Exact test di peroleh
nilai p=0,012 (a≤0,05) yang menunjukkan
Ha di terima yang arti ada hubungan intensitas penggunaan internet dengan kuantitas tidur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh� (Wahyuningsi, 2016). Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang melibatkan
84 orang siswa SMK bintang persada. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner kemudian data di analisis secara deskriptif dengan bantua Program SPSS for windows 17,0 version
. Dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pennguna internet memiliki hubungan yang bermakna terhadap gangguan pola tidur dengan
nilai p<0,001. Kesimpulan pengguna
internet yang sangat significant terhadap gangguan pola tidur.
Dari analisa yang di peroleh Odds Ratio 17.000 dengan tingkat kepercayaan 95% yang berarti siswa dengan
intensitas penggunaan
internet yang tinggi memilki
peluang 17.000 kali yang mempengaruhi
kuantitas tidur yang baik.
Internet menawarkan akses yang mudah untuk mendapatkan informasi dan mekanisme kemudahan untuk berkomunikasi, hal ini yang bisa menyebabkan
mengapa orang-orang di seluruh
dunia bisa menjadi kecanduan internet. Manfaat yang diberikan oleh penggunaan
Internet dalam kehidupan sehari-hari tidak perlu diragukan lagi. Namun, ada
kekhawatiran tentang efek negatif yang berkembang seiring dengan pertumbuhan internet, seperti kurangnya kontrol atas sumber
informasi, kebocoran keamanan dan privasi penggunanya, sampai menjadi kecanduan akan internet. Efek negatif dari penggunaan
Internet saat ini menjadi perhatian banyak pihak dan bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat, terlebih pengaruhnya bagi anak-anak remaja. Berikut ini beberapa efek
negatif dari penggunaan internet yang harus kamu ketahui berikut
ini. (Adiel, 2020).
4.
Keterbatasan� Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian
banyak keterbatasan peneliti yaitu:
1. Dalam
penelitian ini hanya menggunakan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dan
pengambilan data hanya satu hari saja, peneliti menyadari bahwa
dalam
penelitian ini waktu untuk meneliti sangat singkat sehingga data yang diperoleh
tidak begitu akurat.
2.
Keterbatasan dana,
sarana, serta kemampuan peneliti sehingga mempengaruhi perumusan, penyusunan
dan pengolahan data.
Instrumen dalam penelitian
berupa kuesioner, sehingga terdapat kemungkinan responden akan menjawab tidak
berdasarkan apa yang terjadi sesungguhnya, karena responden akan merasa takut
dengan apa yang mereka isi di ketahui
oleh pihak lain. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti
sudah melakukan antisipasi dengan cara dalam setiap
kuesioner peneliti melampirkan permohonan kesediaan menjadi responden, dengan pernyataan bahwa peneliti memberikan jaminan kerahasiaan atas data yang diberikan oleh responden.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan
yang dilakukan di SMPN 2 Makale
Tana Toraja Kabupaten Tana Toraja tahun 2021, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Mayoritas intensitas
penggunaan internet di masa pandemi
sebanyak 179 responden
(89.5 %).
2. Mayoritas kuantitas
tidur� kurang di
masa pandemi sebanyak 151 responden (75,5%).
3. Ada hubumgan
antara intensitas penggunaan internet dengan kuantitas tidur di masa pandemi covid-19 pada siswa kelas IX SMPN 2 Makale dengan menggunakan uji chi square dan melihat
nilai p value= .012 < a = 0.05.
Adiel, N. (2020). 10 Dampak Negatif Internet yang
Biasanya Gak Kamu Sadari. Retrieved from
https://www.idntimes.com/tech/trend/nathan-adiel/10-dampak-negatif-internet-yang-biasanya-gak-kamu-sadari-c1c2/10.
Google
Scholar
Adani, M. R. (2020). Pengertian Internet, Sejarah, Perkembangan,
dan Manfaatnya. https://www.sekawanmedia.co.id/pengertian-internet/.
Asmadi. (2012). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Keburuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Salemba Medika.
Badan Pusat Statistik
Indonesia . (2021). Proposi individu yang manggunakn internet
menurut provinsi 2017-2019.
jakarta: BPS, survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS).
Budhi, F. H. (2016). hubungan antara kontrol diri dengan
intensitas bermain game
online pada pemain game online di game center x semarang. Semarang: Jurnal Empati.
Charles A. Czeisler,
PhD, MD. (2015). Durasi, waktu,
dan kualitas tidur
masing-masing penting untuk
kesehatan, . Jurnal National Sleep Foundation.
Chrisnatalia, S. G. (2020). Komunikasi Digital Pada Pembelajaran
Secara Daring Di masa Pandemi
Covid-19. Jababeka: Jurnal
Bonanza: Manajemen dan Bisnis.
Dr. Dedy Nur Hidayat.
(2015). �Pengantar Komunikasi
Massa�,. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Dewi, Ari Pristiana. (2015). Hubungan antara
kualitas tidur dan kuantitas tidur dengan prestasi belajar mahasiswa. Riau
University. Google Scholar
Fenny, Fenny, & Supriatmo, Supriatmo. (2016).
Hubungan kualitas dan kuantitas tidur dengan prestasi belajar pada mahasiswa
fakultas kedokteran. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian
Journal of Medical Education, 5(3), 140�147. Google Scholar
Gaultney, J. F. (2015). Prevalensi Gangguan Tidur pada
Mahasiswa. Jurnal Kesehatan Perguruan Tinggi Amerika. Google
Scholar
Ganong, W. (2015). Buku
ajar fisiologi kedokteran. Edisi 24. Jakarta.
Guyton. (2013). Textbook of
medical physiology. Buku ajar fisiologi
kedokteran.
Hasibuan, E. (2019). hubungan
antara intensitas pengguna media sosis dengan interaksi sosial pada mahasiswa psikologi universitas medan area stambuk. Medan: Skripsi.
Iin, K. I., & MKM. (2017). Buku Ajar Dasar-Dasar Riset Keperawatan dan Pengolahan Data Statistik. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Kadir, A. (2014). pengenalan Sistem Infornasi,.
Yogyakarta .
Kathryn Lovell, P. (2019). Ringkasan: Pola Tidur Normal dan Gangguan Tidur.
Kemenkes. (2018). Gambaran Kebutuhan Tidur sesuai Usia. Kementerian Kesehata Republik Indonesia.
Lemma, S. (2012). Epidemiologi Kualitas Tidur, Pola Tidur, Konsumsi. Volume 2012, ID Artikel 583510, 11 halaman.
Lowry, M. (2010). Kaitan Antara Kuantitas Tidur dan Kinerja . Departemen Psikologi, Universitas
Minnesota, Minneapolis, Minnesota.
Mappaware, N. A. (2016). Etika Penelitian. Bandung: Jurnal,fk,umi.
Marlina, N. (2011). faktor
� faktor yang mempengaruhi tidur pada lanjut usia di desa meunasah
balek. Semarang: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
Mascoms, A. d. (2010). Mengenggam Dunia dengan Internet.
Bandung.
Morissan. (2013). �Teori
Kelompok(Individu Hingga Massa)�. Jakarta : Kharisma Putra Utama.
Muna, Khoirul.
(2016). Pengaruh interaksi teman sebaya terhadap
perilaku penggunaan
internet pada siswa kelas
XI DI SMKN 2 di. Yogyakarta.
Notoatmodjo. (2018). Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka
Cipta.
Nursalam. (2015). Metodologi
Penenlitin Ilmu Keperawatan.
Hidayat, Wicak. (2017). Kementrian Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia.
Indonesia, Badan Pusat Statistik. (2019). Badan
pusat statistik Indonesia. Google Scholar
Mustakim, Adang. (2020). Hubungan Antara Intensitas
Penggunaan Internet Dengan Kualitas Tidur Pada Remaja SMPN 8 Pekanbaru. UIN
SULTAN SYARIF KASIM RIAU. Google Scholar
Nursilvi, O. (2021). Hubungan Antara Intesitas
Pengguna Internet Dengan Kualitas Tidur Di Masa Pandemi Covid 19 pada Mahasiswa
Falkutas Dakwah IAIN Purwokerto. Purwokerto. Google Scholar
Copyright holder: Atriani Maria Sappa,
Mesta Limbong (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |