Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, Special Issue No. 2, Februari 2022
ANALISIS DAN EXPERIMEN PERKUATAN PLAT LANTAI DENGAN
MENGGUNAKAN FRP
Liberti Silitonga1, Johannes Tarigan1, A. Perwira Mulia Tarigan1,
Andar Sitohang2
1Universitas Sumatera Utara (USU), Medan,
Indonesia
2Akademi Teknik Deli Serdang, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Pelat adalah salah satu elemen yang sangat penting dalam suatu
bangunan. Pada beberapan bangunan pasti ditemukan pelat, baik pelat lantai
maupun pelat atap yang mengalami keretakan. Keretakan ini dapat
disebabkan oleh bebrapa faktor, baik dari
kualitas materialnya maupun teknik dalam
pengerjaannya serta akibat bencana alam. Metode pengujian dilakukan terhadap 4 (empat) buah benda
uji pelat beton bertulang ukuran 2250 x 100 x 150
cm dalam memikul beban yang menghasilkan lentur murni dan ke 4 (empat) kelompok
benda uji yaitu pelat beton bertulang
normal dan balok beton bertulang dengan perkuatan CFRP dengan metode dilapisi Plat dengan 1 Lapis CFRP satu arah (Unidirectional), Plat dengan
1 Lapis CFRPdua arah (Bidirectional)
dan Plat dengan 1 Lapis CFRP tiga
arah (Pseudoisotropic)
Selanjutnya benda uji diberikan beban terpusat sampai pelat beton bertulang
runtuh sehingga diketahui beban maxsimum dan lendutannya. Hasil experimen menunjukkan bahwa penambahan dilapisi Plat dengan 1 Lapis CFRP
satu arah (Unidirectional)
mampu meningkatkan kuat lentur sebesar
72,22 % dari kekuatan awalnya dan Plat dengan 1 Lapis CFRPdua arah (Bidirectional)
mampu meningkatkan kuat lentur sebesar
77,78 % dari kekuatan awalnya serta Plat dengan 1 Lapis CFRP tiga arah (Pseudoisotropic)mampu meningkatkan kuat lentur sebesar
94,44 %. Dari kekuatan awalnya.
Kata Kunci: pelat bertulang; kuat lentur; CFRP
Abstract
Plates are one of the most important elements in a building. In some
buildings, there must be plates, both floor plates and roof plates that are
cracked. These cracks can be caused by several factors, both from the quality
of the material and the technique in the process as well as due to natural
disasters. The test method was carried out on 4 (four) reinforced concrete
slabs measuring 2250 x 100 x 150 cm in carrying a load that resulted in pure
bending and 4 (four) groups of test objects, namely normal reinforced concrete
slabs and reinforced concrete beams with CFRP reinforcement with method coated
Plate with 1 Layer of CFRP one way (Unidirectional), Plate with 1 Layer of CFRP
two-way (Bidirectional) and Plate with 1 Layer of three-way CFRP (Pseudoisotropic) Furthermore, the test object is given a concentrated load until the
reinforced concrete slab collapses so that the maximum load and deflection are
known. The experimental results showed that the addition of a plate with 1
layer of CFRP in one direction (Unidirectional) was able to increase the
flexural strength by 72.22% of its initial strength and a plate with one layer
of CFRP in two directions (Bidirectional) was able to increase the flexural
strength by 77.78% of its initial strength. and Plate with 1 layer of three-way
CFRP (Pseudoisotropic) able to increase the flexural
strength by 94.44%. From its initial strength.
Keywords: reinforced plate; flexural
strength; CFRP
Pendahuluan
Pelat lantai adalah salah satu elemen yang sangat penting dalam suatu
bangunan. Pada beberapan bangunan gedung bertingkat pasti ditemukan pelat, baik pelat lantai
maupun pelat atap yang mengalami keretakan. Keretakan ini dapat
disebabkan oleh bebrapa faktor, baik dari
kualitas materialnya maupun teknik dalam
pengerjaannya serta akibat bencana alam dan kelebihan beban.
Kondisi retak pada pelat lantai jika tidak
ditangani dengan tepat dapat menyebabkan
bangunan menjadi runtuh. Maka dengan
berkembangnya teknologi saat ini terutama
dibidang kontruksi, telah ditemukan beberapa alternative yang menjadi
pilihan untuk menghadapi bangunan yang mengalami keretakan pada pelatnya. Termasuk perkuatan struktur kini menjadi pilihan
tanpa harus membongkar bangunan tersebut.
Penelitian-penelitian sebelumnya
yang berhubungan dengan perbaikan struktur dengan menambahkan perkuatan sudah banyak dilakukan oleh banyak peneliti diantaranya, Juandra Hartono, Dkk �(2010), �Perkuatan Lentur
Pelat Lantai Tampang Persegi Dengan Penambahan Tulangan Tarik Dan Komposit
Mortar�, Patricia Kembuan
Steenie E. Wallah, Servie O. (2018), �Desain Praktis
Pelat Konvensional Dua Arah Beton
Bertulang�. Indriyani Puluhulawa. (2015). �Kapasitas
Lentur Perkuatan Pelat Beton Bertulang
Menggunakan Kabel Baja Dan Mortar�. Indriyani Puluhulawa, Alamsyah, (2019), �Perkuatan Pelat Lantai Beton
Bertulang Menggunakan Baja Ringan Dan Sikadur Cf-31�, I Nyoman Ardika, Dkk (2019), �Studi Eksperimen Pelat Beton Bertulang Pracetak Satu Arah Berpenampang �U� Sebagai Alternatif Struktur Lantai�. Widya Desni Sitorus, Sutrisno, (2016). �Analisa Dimensi
Dan Tulangan Pelat Lantai Pada Ruko R1- Gabung No.
18, 20, 26, 28, 30, 32 Dan 36 Bangunan Citraland Bagya City Medan�, Heri Purnomo, Dian Sestining Ayu,. (2019), �Analisis Struktur Perkuatan Jembatan Beton Menggunakan Steel Plate Bonding Dan Fiber Reinforced
Polymer (Frp) Untuk Mendukung Efisiensi Biaya Pekerjaan�, Samuel Agustinus, Cindrawaty Lesmana. (2019). �Perbandingan Analisis Perkuatan Struktur Pelat Dengan Metode
Elemen Hingga�. Endah Kanti Pangestuti, (2009) �Penggunaan
CFRP sebagai bahan komposit eksenternal pada struktur balok beton bertulang�, Ireneus Petrico G,(2013)
�Perbandingan kekuatan
lentur balok beton bertulang dengan menggunakan perkuatan CFRP dan GFR� Simbolon, Albert., dan
Johannes Tarigan*2018).�The Experience of
Retrofit Design in Using CFRP of Building Case Study of tha
Ramp Structure of Palm Oil Mill in South Sumatera� Tarigan, Johannes., Nursyamsi, dan Randi Meka.(2018). �The
usage of carbon fiber reinforcement polymer and glass fiber reinforcement
polymer for retrofit technology building�.
Dalam penelitian
ini digunakan CFRP untuk perkuatan struktur pelat satu arah� dengan
lapisan 1 lapis yang berguna
mengetahui perilaku lentur dan pola retak pelat dibandingkan
dengan pelat tanpa menggunakan perkuatan CFRP serta variasi jenis pelapisan
CFRP pada plat sehingga dapat
disimpulkan mana yang paling efektif
digunakan.
Metode Penelitian
Pendekatan
yang dipilih penulis dalam penelitian ini yaitu dengan
pengujian benda uji yang dibuat sendiri di laboratorium Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara. Penelitian menggunakan alat uji Static
Loading Frame dengan dua titik pembebanan. Proses pembebanan sendiri dilakukan secara berkala untuk mengamati
proses terbentuknya retakan
dan runtuh dari benda yang diuji. Tahapan pelaksanaan
penelitian sebagai berikut:
1. Persiapan
alat dan bahan penelitian
Persiapan
alat meliputi cetakan benda uji plat, alat pengaduk,
vibrator, kerucut abrahams untuk
pengujian slump dan alat pendukung lainnya.
2. Pengujian
sifat fisis material untuk agregat kasar, agregat halus, fly ash
Sebelum mixing dilakukan, masing-masing material
diuji karakteristiknya agar didapat data yang berguna untuk perencanaan di mix design.
3. Perencanaan
komposisi campuran
Perencanaan
campuran atau mix design dilakukan
berdasarkan
data�data karakteristik masing�masing material yang telah diuji untuk
mendapatkan komposisi masing�masing variasi campuran.
4. Pembuatan
campuran beton (Mixing)
Pembuatan
benda uji berdasarkan komposisi dari mix
design yang telah dibuat.
5. Pemeriksaan
slump
Pemeriksaan
slump dilakukan untuk mengetahui
tingkat workability dari campuran beton segar. Semakin banyak air yang
digunakan semakin mudah workability nya dan semakin besar juga nilai slumpnya,
tetapi berpengaruh terhadap nilai pengujian yang akan dilakukan.
6. Pencetakan
(Moulding)
Benda
uji yang digunakan adalah pelat beton dengan dimensi 2100 mm x 1000 mm x 100 mm. Saat
pencetakan dilakukan juga pemadatan baik dengan cara merojok maupun dengan
menggunakan alat seperti vibrator
agar tidak terdapat udara dalam campuran beton segar sehingga tidak menimbulkan
rongga (voids) yang berpengaruh terhadap nilai pada saat pengujian.
7. Pengujian plat kontrol (PK) dengan alat Jack Hidraulic di Static
Loading Frame sampai runtuh.
8. Setelah
didapat beban maksimum dari plat control (PK),
6 benda uji plat lainnya diberi 70% dari beban runtuh plat kontrol (PK) lalu dilapisi dengan perkuatan GFRP dan diuji kembali sampai runtuh.
9. Menganalisa
data hasil pengujian yang telah dilakukan.
10. Dibuat
kesimpulan terhadap hasil penelitian.
Gambar 1
Skema Pengujian Lentur Pelat Beton
Rencana campuran
beton (mix design) dihitung
berdasarkan data-data yang diperoleh
dari uji bahan dasar dengan kekuatan
tekan (f�c) 25 MPa dan
slump sedang. Sampel-sampel
uji selanjutnya dirawat
(curing) dalam ruangan dan lembab sampai umur
pengujian yaitu 28 hari. Jumlah benda
uji yang digunakan seperti tabel dibawah ini :
Tabel 1
Variasi Benda Uji
Jenis Pengujian |
Jenis Benda Uji |
Kode |
Jumlah |
Uji Kuat Lentur |
Plat Kontrol |
PK |
1 |
Plat dengan
1 Lapis CFRP satu arah (Unidirectional) |
P1 |
1 |
|
Plat dengan
1 Lapis CFRP dua arah (Bidirectional) |
P2 |
1 |
|
Plat dengan
1 Lapis CFRP tiga arah (Pseudoisotropic) |
P3 |
1 |
Gambar0 2
Pelat dengan 1 Lapis CFRP satu
arah (Unidirectional)
Gambar 3
Pelat dengan 1 Lapis CFRP
dua arah (Bidirectional)
Gambar 04
Pelat dengan 1 Lapis CFRP tiga arah
(Pseudoisotropic)
Gambar 5
Diagram Alir Penelitian
Hasil dan Pembahasan
1.
Analisis Lendutan
pada pelat Beton Kontrol
Pada bagian
ini akan dibahas perhitungan lendutan� secara analitis yang akan terjadi jika pelat
beton bertulang (balok kontrol) diberi Pterpusat yang
telah dihitung sebelumnya.� Perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Perhitungan Lendutan Yang Terjadi
Gambar 6
Grafik Hubungan Beban-Lendutan pada Pelat
2.
Pengujian Pelat Beton
Tanpa Perkuatan
Pada pelat
beton bertulang tanpa perkuatan/pelat Kontrol (PK), pengujian yang dilakukan meliputi, pengujian lenturan di tiga titik (yakni 1/4L, 1/2L, dan
3/4L), serta daya dukung maksimun sampai balok terjadi
retakan dan pembacaan dial konstan dengan kenaikan sebesar 0,5 ton, dapat dilihat pada grafik Gambar 12 di bawah ini.
Gambar 7
Grafik Hubungan Beban-Lendutan Pada
Pelat Tanpa Perkuatan (PK)
Pada Gambar� 12�
terlihat bahwa� retak pertama terjadi pada saat beban 1,02 ton dengan lendutan 5,20 mm. Pada praretak, kurva dari beban defleksi
masih merupakan garis lurus yang� memperlihatkan perilaku elastis penuh. kemudian pada kondisi daerah 1/4L,
3.
Pengujian Pelat Beton
dengan Perkuatan CRFP
a. Perkuatan Pelat
(P1) dengan 1 Lapis CFRP satu
arah (Unidirectional)
Hasil Pengujian
penurunan pelat beton bertulang dengan Perkuatan Pelat (P1) dengan 1 Lapis CFRP satu arah (Unidirectional) dengan
perekat sikadur dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini:
Gambar 8
Grafik Hubungan Beban-Lendutan pada
Pelat dengan 1 Lapis CFRP satu arah (Unidirectional)
Pada Gambar� 13�
terlihat bahwa� retak pertama terjadi pada saat beban 2,04 ton. Pada praretak, kurva dari beban defleksi
masih merupakan garis lurus yang memperlihatkan perilaku elastis penuh. Kemudian pada kondisi daerah 1/4L,
b. Perkuatan Pelat
(P2) dengan 1 Lapis CFRP dua
arah (Bidirectional)
Hasil Pengujian
penurunan pelat beton bertulang dengan Perkuatan Pelat (P2) dengan 1 Lapis CFRP dua arah (Bidirectional) dengan
perekat sikadur dapat dilihat pada Gambar 14 di bawah ini.
Gambar 9
Grafik Hubungan Beban-Lendutan dengan
Pelat dengan 1 Lapis CFRP dua arah (Bidirectional)
Pada Gambar 14 terlihat bahwa� retak
pertama terjadi pada saat beban 2,04 ton dengan lendutan 11,61 mm. Pada praretak, kurva dari beban defleksi
masih merupakan garis lurus yang memperlihatkan perilaku elastis penuh.� Akhirnya� pada suatu� titik� tertentu� beton desak� mengalami rusak (pecah atau spalling) sehingga jika beban
ditambah sedikit saja maka balok
tidak dapat lagi menahan beban
dan akhirnya runtuh. Beban batas/maskimum dapat dipikul oleh pelat balok ditunjukkan
pada beban 8,15 ton.
c. Perkuatan Pelat
(P3) dengan 1 Lapis CFRP tiga
arah (Pseudoisotropic)
Hasil Pengujian
penurunan pelat beton bertulang dengan Pelat dengan
1 Lapis CFRP tiga arah (Pseudoisotropic) dengan perekat sikadur dapat dilihat pada Gambar 15 di bawah ini.
Gambar 10
Grafik Hubungan Beban-Lendutan dengan Pelat
dengan 1 Lapis CFRP tiga arah (Pseudoisotropic)
Pada Gambar 15 terlihat bahwa� retak
pertama terjadi pada saat beban 3,05 ton dengan lendutan 15,95 mm. Pada praretak, kurva dari beban defleksi
masih merupakan garis lurus yang memperlihatkan perilaku elastis penuh. Akhirnya� pada suatu� titik� tertentu� beton desak� mengalami rusak (pecah atau
spalling) sehingga jika beban ditambah sedikit saja maka
balok tidak dapat lagi menahan
beban dan akhirnya runtuh. Beban batas/maskimum dapat dipikul oleh pelat balok ditunjukkan pada beban 8,91 ton.
4.
Pola Retak
yang Terjadi pada Balok Beton
Ada tiga
jenis pola retak yang terjadi pada balok yaitu:
a. �Retak lentur
b. Retak geser
c. Retak kombinasi
antara lentur dan geser
Pada pengujian,
pola retak yang terjadi dapat ditampilkan
sebagai berikut:
5.
Retak Pelat Beton
Tanpa Perkuatan
Retak lentur
yang memiliki pola vertical
terhadap sumbu Y, seperti yang terlihat dalam Gambar 16. Retak lentur biasanya terjadi disebabkan oleh beban yang melebihi kemampuan balok. Di mana retakan pertama yang terjadi yaitu pada saat beban 2,04 ton, kemudian disusul dengan retakan berikutnya dengan mencapai beban ultimate yaitu 4,58 ton. Gambar di atas menunjukkan bahwa retakan yang terjadi adalah vertical, sehingga dapat disimpulkan retak yang terjadi adalah retak lentur.
Gambar 11
Pola Retak Lentur pada Pelat
beton Tanpa Perkuatan (PK)
6.
Retak Pelat Beton
dengan Perkuatan CRFP
a. Perkuatan Pelat
(P1) dengan 1 Lapis CFRP satu
arah (Unidirectional)
Retak geser
yang memiliki pola sejajar, seperti yang terlihat dalam Gambar 17.� Retak lentur terjadi setelah adanya retak lentur yang memiliki pola vertikal.
Retak geser terjadi pada balok yang menggunakan perkuatan Pelat (P1) dengan 1 Lapis CFRP satu arah (Unidirectional) dengan perekat sicadur. Pada Gambar 4.6 terlihat
bahwa balok betonnya lemah dalam gaya tarik
dari pada gaya tekan. Di mana retak pertama yang terjadi saat dibebani 2,05 ton, kemudian retak ini perlahan bertambah
besar. Hingga beban ultimate pola retak yang terjadi adalah retak vertikal
yaitu pada saat pembebanan 7,89 ton.
Gambar 12
Pola Retak� Lentur di Sekitar (1/4L-R) pada
Pelat dengan 1 Lapis CFRP satu arah (Unidirectional)
b. Perkuatan Pelat
(P2) dengan 1 Lapis CFRP dua
arah (Bidirectional)
Retak geser
yang memiliki pola vertical
pada posisi 1/4L dan � R, seperti
yang terlihat dalam Gambar
18 Retak geser terjadi setelah adanya retak lentur
yang memiliki pola vertikal. Retak geser terjadi pada balok yang menggunakan Perkuatan Pelat (P2) dengan 1 Lapis CFRP dua arah (Bidirectional).
Pada gambar 4.7 terlihat bahwa balok betonnya
lemah dalam gaya tarik dari
pada gaya tekan. Di mana retak pertama yang terjadi saat dibebani
2,05 ton, kemudian retak ini perlahan berubah
menjadi retak diagonal. Hingga beban ultimate pola retak yang terjadi adalah retak lentur yaitu
pada saat pembebanan 8,15
ton.
Gambar 13
Pola Retak� Lentur di Sekitar (1/4L-R)
pada Perkuatan Pelat (P2) dengan 1 Lapis
CFRP dua arah (Bidirectional)
c. Perkuatan Pelat
(P3) dengan 1 Lapis CFRP tiga
arah (Pseudoisotropic)
Retak geser
yang memiliki pola vertical
pada posisi 1/4L dan � R, seperti
yang terlihat dalam Gambar
19 Retak geser terjadi setelah adanya retak lentur
yang memiliki pola vertikal. Retak geser terjadi pada balok yang menggunakan perkuatan Pelat dengan 1 Lapis CFRP tiga arah (Pseudoisotropic).
Pada gambar 4.7 terlihat bahwa balok betonnya
lemah dalam gaya tarik dari
pada gaya tekan. Di mana retak pertama yang terjadi saat dibebani
3,05 ton, kemudian retak ini perlahan berubah
menjadi retak diagonal.. Hingga beban ultimate pola retak yang terjadi adalah retak lentur
yaitu pada saat pembebanan 8,91 ton.
Gambar 14
Pola Retak� Lentur di Sekitar (1/4L-R) pada Pelat
dengan 1 Lapis CFRP tiga arah (Pseudoisotropic)
7.
Hasil Pengujian
Berdasarkan hasil
secara analitis dan
experiment pelat beton bertulang ukuran 225 x 100 x 10
cm yang telah maka didapat grafik perbandingan hubungan beban � lendutan setiap sampel pelat
dapat dilihat Gambar 20.
Gambar 15
Grafik Perbandingan Hubungan Beban-Lendutan
Setiap Sampel Berdasarkan Pengujian
Dari grafik
diatas dapat dilihat bahwa secara
experimen pelat perkuatan dengan 1 Lapis CFRP tiga arah (Pseudoisotropic)
mampu menahan beban paling besar (baik) sebesar 8,91 ton dengan lendutan 58,45 mm� diikuti Perkuatan Pelat (P2) dengan 1 Lapis CFRP dua arah (Bidirectional) sebesar
8,15 ton dengan lendutan
55,20 mm serta Pelat dengan 1 Lapis CFRP satu arah (Unidirectional) sebesar
5,15 ton dan lendutan 55,40 mm sedangkan
balok tanpa perkuatan sebesar 4,58 Ton dengan lendutan 14, 40 mm. Jadi secara penelitian pelat perkuatan dengan 1 Lapis CFRP tiga arah (Pseudoisotropic) mampu menahan lendutan
paling besar dibanding lainnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisis teori dan eksperimen yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan eksperimen
pada pelat kontrol (tanpa perkuatan) didapat beban ultimit
sebesar 4,58 ton dan� Pelat dengan 1 Lapis CFRP satu arah (Unidirectional) sebesar
8,15 Ton, Perkuatan Pelat (P2) dengan
1 Lapis CFRP dua arah (Bidirectional)
sebesar 8,15 ton sedangan pelat perkuatan dengan 1 Lapis CFRP tiga arah (Pseudoisotropic)� sebesar 8,91 ton.
2. Berdasarkan hasil
eksperimen peningkatan daya dukung Pelat
dengan 1 Lapis CFRP satu arah (Unidirectional) memiliki
efisiensi sebesar 72,22 %, Perkuatan Pelat (P2) dengan 1 Lapis CFRP dua arah (Bidirectional) memiliki efisiensi sebesar 77,78 % sedangan pelat perkuatan dengan 1 Lapis CFRP tiga arah (Pseudoisotropic) memiliki efisiensi tertinggi sebesar 94,44 %.
3. Pola retak
pada eksperimen tanpa perkuatan terjadi retak pada pembeban PK = 2,05
ton, P1 = 2,05, P2 = 3,05� ton dan P3 = 4,05 ton.
4. Berdasarkan analisis
maupun hasil eksperimen terbukti bahwa penambahan perkuatan lapisan CRFP mampu meningkatkan kemampuan pelat beton dalam memikul
lentur jauh lebih baik dari
kondisi normalnya (tanpa perkuatan).
Alami, F. 2010. �Perkuatan Lentur Balok Beton Bertulang dengan Glass Fiber
Reinforced Polymer (GFRP)�. Seminar dan pameran
HAKI.
American Concrete Institute, 2008, Guide for the Design and Construction of Externally Bonded FRP Systems
for Strengthening Concrete Structures (ACI 440.2R-02): Reported by ACI
Committee 440, ACI Committee 440
Anonimous. 2007. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung. Surabaya: ITS Press.
Asroni, A., 2010, Balok
dan Pelat Beton Bertulang, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Chang Kugkwan dan Daewon
Seo.2012. Behavior of One
way Slab Reinforced with GFRP Bars. ISSN 1346-7581.
Dipohusodo, I. 1993. Struktur
Beton Bertulang,
Jakarta: Penerbit Gramedia.
Imran, S., dkk., 2014, Perencanaan Dasar Struktur
Beton Bertulang, Bandung:
Penerbit ITB
Istimawan Dipohusodo. 1999. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sivagamsundari R dan Kumaran.2011. Experimental Study On The Behavior Of Concrete
One Way Slab Reinforced With GFRP. ISSN 0976-4399.
Soenaryo,
Taufik, Siswanto. Perbaikan Kolom Beton
Bertulangdengan Menggunkan
Concrete Jacketing. Rekayasa
Sipil. Volume-3, No.2. ISSN
1978-5658
Suharjo, Ray Richard. 2016. Kekuatan Lentur Balok Dengan Perkuatan GFRP Akibat Rendaman Air Laut Selama 2 Tahun
(Tugas Akhir). Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin. Gowa.
Triwiyono,mA., 2004, Perbaikan
dan Perkuatan Struktur Beton, Topik Spesial, Teknik Struktur, Program
Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
Triwiyono,A., 2006. Perbaikan danPerkuatan Struktur Beton PascaGempa dengan FRP, Makalah Seminar Perkembangan Standarddan Methodologi Konstruksi TahanGempa Himpunan Ahli KonstruksiIndonesia, Medan.
Turnip, S Martua.2019. Evaluasi Dan Perkuatan Struktur Pelat, Dan Dinding Geser Dengan
Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP).Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
Tarigan, Johannes., Nursyamsi,
dan Randi Meka.(2018). The usage of carbon fiber reinforcement polymer and glass
fiber reinforcement polymer for retrofit technology building. IOP Conference Series : Earth and Environmental Science,126 012024.
Pakpahan, Andrew., Johannes Tarigan, dan Medis Surbakti. Analysis and Experimental Usage of
CFRP Wrap Type on Flexural Strength of Concrete Beam. MATEC Web of Conferences 258, 03001 (2019) SCESCM 2018.
Patra,
Fadel Muhammad., Johannes Tarigan dan Torang Sitorus. Flexural strength using Steel Plate, Carbon Fiber Reinforced Polymer
(CFRP) and Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) on Reinforced Concrete Beam in
Building Technology. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 126 (2018) 012025.
Simbolon,
Albert., dan Johannes Tarigan. The Experience of
Retrofit Design in Using CFRP of Building Case Study of tha
Ramp Structure of Palm Oil Mill in South Sumatera.IOP Conf. Series: Materials
Science and Engineering 420 (2018)
012001.
Juandra Hartono, Dkk., �Jurnal Ilmiah Semesta Teknika�� Vol. 13, No.1, 1-11, Mei 2010, �Perkuatan Lentur Pelat Lantai Tampang Persegi Dengan Penambahan Tulangan Tarik Dan Komposit Mortar�,
Patricia Kembuan Steenie E. Wallah, Servie O., Jurnal Sipil Statik� Vol.6� No.9� September 2018 (705-714) ISSN: 2337-6732, �Desain Praktis Pelat Konvensional Dua Arah Beton Bertulang�.
Indriyani Puluhulawa., Inovtek, Volume 5, Nomor 1, April 2015. �Kapasitas Lentur Perkuatan Pelat Beton Bertulang Menggunakan Kabel Baja Dan Mortar�.
Indriyani Puluhulawa, Alamsyah., Seminar Nasional Industri dan Teknologi (SNIT), Politeknik Negeri Bengkalis, �Perkuatan Pelat Lantai Beton Bertulang Menggunakan Baja Ringan Dan Sikadur Cf-31�,
I Nyoman Ardika, Dkk; Jurnal Spektran Vol. 7, No. 2, Juli 2019, Hal. 280 - 285 e-ISSN: 2302-2590), �Studi Eksperimen Pelat Beton Bertulang Pracetak Satu Arah Berpenampang �U� Sebagai Alternatif Struktur Lantai�.
Widya Desni Sitorus, Sutrisno., Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Indonesia Vol 2, No 2 Desember (2016). �Analisa Dimensi Dan Tulangan Pelat Lantai Pada Ruko R1- Gabung No. 18, 20, 26, 28, 30, 32 Dan 36 Bangunan Citraland Bagya City Medan�,
Heri Purnomo, Dian Sestining Ayu,. (2019), �Analisis Struktur Perkuatan Jembatan Beton Menggunakan Steel Plate Bonding Dan Fiber Reinforced Polymer (Frp) Untuk Mendukung Efisiensi Biaya Pekerjaan�,
Samuel Agustinus, Cindrawaty Lesmana., Jurnal Teknik Sipil� Volume 15 Nomor 1, April 2019 : 1-85). �Perbandingan Analisis Perkuatan Struktur Pelat Dengan Metode Elemen Hingga�.
Endah Kanti
Pangestuti, (2009) �Penggunaan CFRP sebagai bahan komposit
eksenternal pada struktur balok beton bertulang�,
Ireneus Petrico G,(2013) �Perbandingan kekuatan lentur
balok beton bertulang dengan menggunakan perkuatan CFRP
dan GFRP�
Copyright holder: Liberti Silitonga, Johannes Tarigan, A.
Perwira Mulia Tarigan, Andar Sitohang (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |